Analisis Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Petani di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun : Studi Komparatif antara Petani Padi dengan Petani Jagung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki sumber daya alam

yang beraneka ragam, memiliki wilayah yang cukup luas, penduduknya juga
sangat banyak dan masyarakatnya sendiri mayoritas bekerja di sektor pertanian.
Di Indonesia, pertanian sangat berperan penting baik itu di sektor perekonomian
ataupun dalam proses pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan. Diketahui
bahwa dengan adanya penduduk yang terus bertambah, maka konsumsi akan
pangan juga akan meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi para
petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional dikarenakan potensi
sumber daya alam yang besar dan beragam sehingga dapat menambah pendapatan
nasional. Kontribusi di sektor pertanian pada Produk Domestik Bruto (PDB) atas
harga berlaku pada periode 2003-2013 menurun dari 15,19 persen menjadi 14,43
persen. Padahal jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih tinggi
yaitu 38,07 juta orang. Sektor pertanian sendiri masih menyerap tenaga kerja

terbesar dengan persentase 34,6 persen dari jumlah tenaga kerja, sedangkan
kontribusi terhadap PDB itu sendiri sebesar 15 persen. Dan jika dilihat dari
jumlah rumah tangga usaha pertanian saat ini sebanyak 26,14 juta dan boleh
dikatakan menurun sebesar 16,32 persen dibandingkan hasil sensus pertanian
tahun 2003 (ST2003) sebesar 31,23 juta rumah tangga. Menurut BPS sendiri

1
Universitas Sumatera Utara

bahwa

usaha subsektor tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan

palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman
pangan di Indonesia didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi.
Jumlah rumah tangga usaha tanaman padi di Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2013 sebanyak 569.699 rumah tangga. Sedangkan perusahaan pertanian berbadan
hukum di Provinsi Sumatera Utara yang melakukan pengelolaan tanaman padi ada
sebanyak 4 perusahaan dan mengalami kenaikan sebanyak 1 perusahaan (33.33
%) dibanding tahun 2003.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pada periode 2003-2013
diketahui bahwa kontribusi sektor pertanian sendiri pada Produk Domestik Bruto
(PDB) atas harga berlaku menurun dari 15,19% menjadi 14,43%. Adapun
Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) jika dilihat
dalam kurun waktu lima tahun terakhir dalam periode 2010-2014 mencapai
10,26% atau boleh dikatakan 879,23 triliun dari total PDB nasional yang besarnya
8.568,12 triliun rupiah (berdasarkan harga konstan tahun 2010. Sedangkan
pertumbuhan berkisar antara 3,47% dengan rata rata sekitar 3,90%.
Di Indonesia sendiri sektor pertanian sangatlah penting bagi masyarakat
Indonesia dikarenakan sektor pertanian merupakan sumber utama pendapatan bagi
rumah tangga pedesaan. Ternyata jika dilihat dari tingkat kesejahteraan
masyarakat petani itu sendiri dikategorikan
sehari-hari seperti sandang, pangan dan

masih cukup rendah. Kebutuhan

papan masih belum bisa terpenuhi.

Begitu juga dengan kebutuhan lainnya seperti pendidikan, kesehatan masih cukup
rendah. Dikarenakan pendapatan petani di Indonesia dikategorikan masih rendah


2
Universitas Sumatera Utara

sehingga belum bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut. Apalagi diketahui
masih banyak petani Indonesia yang masih buta huruf, sehingga ini juga dapat
mempengaruhi pendapatan dari petani tersebut. Dikarenakan susahnya untuk
mengelola pertanian dan belum bisa menggunakan alat yang canggih sehingga
mengurangi hasil produksi pertanian mereka.
Di Provinsi Sumatera Utara terdapat 1 kabupaten yang mempunyai letak
yang cukup strategis dan berada dalam kawasan wisata yang sangat terkenal yaitu
kawasan Danau Toba-Parapat, kabupaten itu adalah Kabupaten Simalungun.
Kabupaten Simalungun letaknya diapit oleh 8 kabupaten yaitu Serdang Bedagai,
Deli Serdang, Karo, Tobasa, Samosir, Asahan, Batu Bara dan Kota Pematang
Siantar. Kabupaten simalungun adalah kabupaten terluas ke-3 setelah kabupaten
Mandailing Natal dan Kabupaten Langkat di Sumatera Utara. Diketahui dari data
BPS Sumatera Utara

pada tahun 2014, adapun luas wilayah Kabupaten


Simalungun, Mandailing Natal, Langkat antara lain: 4.369,00 km2, 6.134,00 km2,
6.262,00 km2.
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 Kecamatan, diketahui bahwa
Kecamatan Raya adalah Kecamatan yang terluas dan Haranggaol Horison adalah
Kecamatan terkecil di Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun merupakan
penghasil padi, jagung dan ubi kayu terbesar di Sumatera Utara. Di Kabupaten
Simalungun, nama desa disebut sebagai Nagori dan Nagori tersebut dipimpin oleh
seorang Pangulu, dan satuan lingkungan dibawah Nagori adalah Huta setingkat
dusun yang dipimpin oleh Gamot. Di kabupaten simalungun terdapat 1 kecamatan
yaitu kecamatan Panei yang terdiri dari 17 nagori/kelurahan antara lain: Simantin

3
Universitas Sumatera Utara

Pane Dame, Bangun Rakyat, Simpang Raya, Siborna, Janggir Leto, Panei Tongah,
Sipoldas, Sigodang, Mekar Sari Raya, Bah Bolon Tongah, Sigodang Barat,
Simpang Raya Dasma, Bangun Das Mariah, Bangun Sitolu Bah, Nauli Baru,
Bahliran Siborna, dan Rawang Pardomuan Nauli.
Kecamatan Panei mempunyai luas wilayah sebesar 74.96 km2 pada tahun
2014 dan jumlah penduduk sebesar 21.984 jiwa yang terdiri dari 5.792 rumah

tangga (kepala keluarga) dan menurut hasil sensus pertanian 2013 diketahui
bahwa jumlah rumah tangga petani sebanyak 4.930. Menurut data BPS tahun
2014, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki yaitu perempuan sebesar 11.229 jiwa dan laki-laki sebesar
10.755 jiwa. Mata pencaharian dari penduduk di Kecamatan Panei mayoritas
sebagai petani. Apalagi dengan didukung oleh jumlah lahan pertanian yang cukup
luas. Adapun lahan di Kecamatan Panei itu sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu lahan
sawah dan lahan kering. Diketahui dari data BPS tahun 2014 bahwa lahan kering
lebih besar dibandingkan lahan sawah yaitu lahan kering sebesar 4,154 km2 dan
lahan sawah sebesar 2,630 km2 .
Petani di daerah tersebut mayoritas berpenghasilan dari bertani padi,
jagung, kopi dan coklat. Adapun Padi dan jangung dengan adanya kemampuan
lahan mereka dikategorikan subur dapat berproduksi atau ditanami 2 kali dalam 1
tahun. Hal ini belum dikatakan sudah menghasilkan produksi yang maksimal,
apalagi dilihat dari susahnya para petani untuk mendapatkan pupuk, bibit,
peptisida. Apalagi sekarang ini beredarnya pupuk yang bersubsidi sudah tidak
berada dalam jalur yang seharusnya atau boleh dikatakan kurang tersalur kepada

4
Universitas Sumatera Utara


para petani yang benar benar membutuhkan pupuk bersubsidi tersebut. Belum lagi
dilihat dari KUD (Koperasi Unit Desa) yang seharusnya bisa membantu para
petani didaerah tersebut untuk lebih maju. Namun kenyataannya banyak KUD
sekarang malah ditempati oleh salah satu warga yang ada didesa tersebut dan
malah digunakan sebagai tempat tinggal mereka. Dan KUD yang fungsi awalnya
untuk membantu para petani sudah disalah fungsikan. Belum lagi dilihat dari
ketika masa panen raya tiba, harga gabah petani yang turun karena tidak adanya
penyanggah harga sehingga para petani kadang mengalami kerugian.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mengangkat judul
Analisis Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Petani di Kecamatan Panei,
Kabupaten Simalungun : Studi Komparatif antara Petani Padi dengan
Petani Jagung.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya

maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan petani padi dengan jagung

di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun?
2. Apakah besaran statistik (β) faktor modal kerja, pupuk, peptisida, dan
luas lahan terhadap produksi padi dengan jagung di Kecamatan Panei,
Kabupaten Simalungun?
3. Bagaimanakah perbandingan tingkat kesejahteraan petani padi dengan
petani jagung di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun?

5
Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1.

Untuk membuktikan mengenai adakah perbedaan tingkat pendapatan
petani padi dengan jagung di Kecamatan Panei, Kabupaten
Simalungun.


2. Untuk membuktikan bagaimana besaran statistik (β) faktor modal
kerja, pupuk, peptisida, dan luas lahan terhadap produksi padi dengan
jagung di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.
3. Untuk membuktikan perbandingan tingkat kesejahteraan petani padi
dengan petani jagung di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.
1.4

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, antara lain:
1.

Bagi Pemerintah Daerah
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pemerintah daerah mengenai kesejahteraan petani khususnya antara
petani padi dengan petani jagung, agar dapat mengetahui kendala
kendala yang dapat menghambat kesejahteraan petani dan mengetahui
cara untuk meningkatkan kesejahteraan petani padi dengan petani
jagung.


2.

Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat
mengenai perbandingan kesejahteraan antara petani padi dengan

6
Universitas Sumatera Utara

petani jagung. Masyarakat juga dapat mengetahui perbandingan
tingkat kesejahteraan petani padi dengan petani jagung di Kecamatan
Panei, Kabupaten Simalungun.
3.

Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan mengetahui fenomena
yang terjadi di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun dan peneliti
dapat mengetahui perbandingan kesejahteraan petani padi dengan
petani jagung.


4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan membantu
peneliti lainnya sebagai informasi, bahan rujukan dan referensi bagi
pengembangan dan pengkajian konsep pada topik-topik penelitian
yang berkaitan, baik yang bersifat lanjutan, melengkapi, maupun
menyempurnakan.

7
Universitas Sumatera Utara