Etos Kerja Masyarakat Tionghoa dalam Berdagang di Pasar Galang Deli Serdang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal abad ke-2 SM, yaitu pada masa Dinasati Han, para pedagang
China sudah menjalin hubungan dagang dengan separuh bagian dunia.Sejak itu,
hingga sekarang awal abad ke-19, tidak dapat disangkal China telah menjadi
negara dagang yang besar (Yuan Wang, dkk. 2000: 10).
Masyarakat China atau Masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia
memang merupakan suku bangsa perantau yang telah berabad-abad lamanya
berinteraksi dengan masyarakat lokal di Nusantara.Masyarakat Tionghoa hidup
membaur baik dalam keseharian maupun dalam menjalankan aktivitas yang
berhubungan

dengan

kebudayaannya.Masyarakat

Tionghoa

selalu


diidentifikasikan sebagai pedagang atau wirausahawan. Masyarakat Tionghoa
yang berada di Indonesia, sebenarnya bukan satu suku yang berasal dari satu
daerah di negara China, tetapi terdiri dari beberapa suku bangsa yang berasal dari
dua provinsi yaitu Fukien dan Kwangtung yang sangat terpencar daerahdaerahnya. Setiap imigran China ke Indonesia membawa kebudayaan suku
bangsanya sendiri-sendiri bersama dengan perbedaan bahasanya, yaitu: Hokkien,
Teo-chiu, Kanton dan Hakka (Dalam Yulianti, 2010:3).
Masyarakat Tionghoa merupakan populasi terbesar di dunia saat ini, dan
secara tradisional merupakan pemilik usaha yang berhasil di belahan bumi
manapun.Banyak sekali kajian yang dilakukan untuk menilai masyarakat
Tionghoa memperoleh kesuksesan.Bisnis usaha Tionghoa di Asia diperkirakan
1
Universitas Sumatera Utara

mencapai 80% perusahaan, baik yang berskala menengah sampai berskala
besar.Hampir setiap bidang usaha yang dimiliki individu dengan masyarakat
Tionghoa berjalan dengan baik dan sukses. Masyarakat Tionghoa memiliki
karakteristik personal, gaya manajerial serta nilai-nilai sosial dan kultural
sehingga di dalam bisnis usahanya berhasil dengan baik.
Pada rezim Orde Baru, ruang gerak masyarakat Tionghoa sangat dibatasi,
mereka dilarang keras untuk berkecimpung di bidang strategis, khususnya

politik.Banyak keturunan Tionghoa memilih terjun dalam dunia bisnis atau jadi
pedagang. Mereka dapat hidup layak di tengah masyarakat yang plural bahkan
banyak di antaranya sukses menjadi orang kaya sehingga masyarakat Tionghoa
mampu menjadi suku yang menguasai perdagangan (Arifin, 2013: 15).
Masyarakat Tionghoa adalah masyarakat pendatang di kota Medan yang
akhirnya mendapat pengakuan sebagai salah satu etnis penduduk Indonesia
setelah memenuhi persyaratan Undang-undang No. 6 Tahun 2000 tentang
persyaratan kewarganegaraan. Masyarakat Tionghoa yang ada di kota Medan
adalah masyarakat yang dominan sebagai pelaku bisnis dan perdagangan.
Kecamatan Galang yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang.Penduduk
kecamatan Galang sebagian kecil dihuni oleh Masyarakat Tionghoa. Pada
umumnya, Masyarakat Tionghoa tinggal di kota Galang. Kecamatan Galang
memiliki beragam etnis, seperti: etnis Karo, etnis Batak Toba, etnis Jawa, etnis
Minang, etnis Tionghoa, etnis Aceh, dan etnis pendatang lainnya.
Etnis utama di kecamatan Galang, Deli Serdang adalah Jawa 926.939 jiwa
(51,77 %), Karo 194.107 jiwa (10,84 %), dan Toba 193.016 jiwa (10,74%) dan

2
Universitas Sumatera Utara


etnis China termasuk golongan minioritas hanya 40.650 jiwa (2,27%),
(www.daftar-daerah.html, 13:28, 13 April 2015). Semua etnis yang ada di
Kecamatan Galang tidak mudah terpecah belah walaupun beragam etnis.Masingmasing memiliki kecenderungan aktivitas, seperti etnis Tionghoa cenderung
beraktivitas pada perekonomian dalam bidang perdagangan. Kecenderungan ini
bukan bermaksud keharusan tetapi sebagian besar dari etnis Tionghoa melakukan
aktivitas yang sama pada dunia perdagangan.
Kecamatan Galang memiliki lahan pertanian yang cukup luas.Mata
pencaharian penduduk yang mendominasi di Kecamatan Galang adalah
pertanian.Mereka bercocok tanam jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, perkebunan,
pembuat tahu tempe, perikanan, dan peternakkan. Namun, masyarakat Tionghoa
tidak bergelut di bidang pertanian justru masyarakat Tionghoa menguasai bidang
sektor perdagangan.
Sektor

perdagangan

di

Kecamatan


Galang

berkembang

dengan

cepat.Kecamatan Galang memiliki satu pasar yang dikuasai oleh masyarakat
Tionghoa.Mereka

berprofesi

sebagai

pedagang

pemilik

toko

counter,


supermarket, tempat makan China, tukang salon, cucian steam, alat elektronik,
alat olahraga (Sport), dan toko baju. Banyak masyarakat Tionghoa di kecamatan
Galang sukses meskipun jumlahnya minioritas.
Pada dasarnya, masyarakat Tionghoa memang selalu beranggapan bahwa
berdagang adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain menguji kemampuan
mental dan fisik, berdagang juga menguji kemampuan berkomunikasi serta
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain itu, dengan berdagang

3
Universitas Sumatera Utara

masyarakat Tionghoa juga dilatih untuk cerdas dalam membaca keinginan pasar.
Masyarakat Tionghoa ikut serta dalam dunia dagang yang memiliki mental,
ketrampilan, dan bakat berbisnis sehingga masyarakat Tionghoa semakin sukses.
Masyarakat Tionghoa ketika dilahirkan tidak menjadi seorang pedagang
yang handal.Masyarakat Tionghoa juga tidak ditakdirkan untuk terjun dalam
profesi tersebut, karena tidak ada hubungannya antara dagang dengan faktor
keturunan (genetik).Namun, situasi dan kondisi serta budayalah yang menuntut
masyarakat Tionghoa harus menjadi pedagang yang handal.

Sebagai warga Galang Deli Serdang yang tidak memiliki lahan sebagai
lahan pertanian. Hal ini melatar belakangi masyarakat Tionghoa harus aktif dan
dinamis dalam mencari celah usaha di luar pertanian yang tentu telah dikuasai
oleh penduduk asli sehingga menjadikan masyarakat Tionghoa berkecimpung
dalam dunia perdagangan.
Masyarakat Tionghoa di kecamatan Galang dikenal dengan China
perantauan yang suka hidup berkelompok.Kebiasaan hidup berkelompok
membuat komunikasi menjadi mudah dilakukan dimulai dari sembahyang
bersama, berolahraga, dan berurusan berdagang. Demikian juga, Masyarakat
Tionghoa di kota Galang Deli Serdang dapat berbaur dan berinteraksi dengan
masyarakat lainnya. Mereka saling membantu, bergotong royong, tolongmenolong walaupun masyarakat Tionghoa dengan masyarakat lainnya memiliki
perbedaan dalam suku, agama, adat dan budaya tetapi perbedaan itu tidak
menjadikan

suatu

hambatan

sehingga


tercipta

kerukunan

antar

4
Universitas Sumatera Utara

masyarakat.Hubungan sosial dengan masyarakat lainnya dapat berjalan dengan
baik tanpa memandang perbedaan.
Kesuksesan dan keberhasilan masyarakat Tionghoa di kecamatan Galang,
Deli Serdang dalam perdagangan berkembang dengan cepat.Kesuksesan dan
keberhasilan mereka dalam menguasai sektor perdagangan tentu tidak diraih
dengan mudah. Keunggulan mereka dalam perdagangan disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu: lebih giat dalam bekerja, tidak mengenal lelah, tidak mudah menyerah,
tidak mudah putus asa, dan semangat dalam bekerja. Pada saat mengalami
kegagalan dan mengalami kebangkrutan dalam usahanya, mereka tidak berputus
asa tetapi bangkit dan menjadikan sebagai pembelajaran.Sikap-sikap yang
dimiliki oleh masyarakat Tionghoa tersebut menjadikan motivasi etos kerja dalam

berdagang.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti berkeinginan meneliti di pasar
Galang, Deli Serdang. Banyak beragam etnis berprofesi sebagai pedagang,
seperti: pemilik toko Counter, Supermarket, penata rambut, cucian steam, alat
elektronik, olahraga (Sport), dan toko baju namun demikian sebagian besar etnis
Tionghoa yang menguasai perdagangan. Mereka unggul dalam perdagangan
khususnya toko kelontong dan kedai yang menjual jajanan.Keuntungan yang
diperoleh pemilik toko tersebut sangat kecil. Hal itu tidak mempengaruhi pemilik
toko berputus asa dan menyerah, mereka tekun, gigih, dan berusaha keras karena
dalam jangka waktu yang cukup lama dapat meraih keuntungan yang besar.
Pemilik toko tersebut memiliki tingkat etos kerja yang tinggi.Etos kerja mereka

5
Universitas Sumatera Utara

merupakan salah satu alasan yang kuat sehingga mereka dapat menguasai
perdagangan.
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan ataupun pokok
bahasan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi hanya pada Etos Kerja

masyarakat Tionghoa dalam berdagang di pasar Galang Deli Serdang.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Etos Kerja masyarakat Tionghoa dalam berdagang di
pasar Galang Deli Serdang?
2. Mengapa masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang masuk
ke sektor perdagangan?

1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk mendiskripsikan Etos Kerja masyarakat Tionghoa dalam
berdagang di pasar Galang Deli Serdang.

2.


Untuk mendiskripsikanlatar belakang masyarakat Tionghoa di pasar
Galang Deli Serdang masuk ke sektor perdagangan.

6
Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat Teoritis
1.

Bahan acuan yang dapat digunakan sebagai informasi akurat tentang
Etos Kerja masyarakat Tionghoa dalam berdagang.

2.

Memberikan informasi dan panduan yang lebih terperinci mengenai
Etos Kerja masyarakat Tionghoa dalam berdagang.


1.5.2 Manfaat Praktis
1.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi
masyarakat umum dan masyarakat Tionghoa pada Etos Kerja
masyarakat Tionghoa dalam berdagang.

2.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan panduan sebagai
bahan intropeksi diri mau menerima saran, kritikkan, dan evaluasi
untuk membangun sikap yang lebih baik karena, sikap-sikap
masyarakat Tionghoa dapat menjadi teladan bagi semua masyarakat.
Sikap-sikap yang gigih, menggunakan waktu dengan hati-hati,
berusaha dengan konsisten, memiliki komitmen, pantang menyerah,
dan berani menanggung resiko dalam berdagang.

3.

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan panduan yang dapat
digunakanoleh masyarakat Tionghoa dan masyarakat pribumi dalam
memulai usaha dagang.

7
Universitas Sumatera Utara

4.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.

8
Universitas Sumatera Utara