Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Peningkatan produktivitas dapat tercapai dengan dukungan sistem yang

sangat mempengaruhi berhasilnya suatu pekerjaan dengan baik. Cara untuk
meningkatkan produktivitas dengan mengefisiensikan pekerja yang merupakan
aset yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Efisiensi pekerja
berkaitan dengan beban kerja pekerja yang terdiri dari beban kerja fisik dan
beban kerja mental. Beban kerja fisik ditimbulkan oleh pekerjaan yang
didominasi aktivitas fisik. Beban kerja mental merupakan selisih antara tuntutan
kerja dari suatu tugas dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja.
Ciri-ciri beban kerja mental yaitu keharusan dalam kondisi waspada dengan
waktu yang lama, kebutuhan dalam mengambil keputusan, menurunnya
konsentrasi akibat aktivitas monoton dan kurangnya kontak dengan orang lain.
Beban kerja yang tinggi berpengaruh terhadap penurunan kualitas kerja dan
ketahanan tubuh pekerja sehingga berdampak pada produktivitas perusahaan.
(Stanton, 2004).

PT. Florindo Makmur merupakan industri pengolahan singkong menjadi
tepung tapioka di Desa Pergulaan Dusun V, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan memiliki 7 stasiun kerja
pada bagian produksi yaitu stasiun pencucian, parutan, extractor, separator,

Universitas Sumatera Utara

center view, oven, dan pengepakan. Bagian produksi dalam melakukan produksi
tepung melibatkan 20 pekerja yang bekerja selama 7 jam kerja pada shift I.
Pekerja sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan
sehingga mesin terhenti dan bahan baku terlambat untuk diproses di stasiun
berikutnya. Keadaan tersebut terjadi pada beberapa stasiun kerja yaitu stasiun
parutan dan extractor.
Stasiun parutan memiliki 3 orang pekerja yang bertugas menginspeksi
bonggol agar tidak masuk ke mesin root rashper. Bahan baku singkong yang
masuk sebanyak 375 ton/hari sehingga setiap orang harus menginpeksi 125
ton/hari. Sifat pekerjaan yang monoton dan repetitif mengakibatkan turunnya
konsentrasi dan terlewatnya singkong yang masih berbonggol. Keadaan tersebut
dapat membuat mesin root rashper tersumbat dan terhenti.
Stasiun extractor dengan 2 orang pekerja bertugas membersihkan 28 unit

mesin extractor setiap 20 menit. Pekerja membutuhkan konsentrasi tinggi saat
membersihkan mesin extractor untuk menghindari robeknya kain extractor.
Keterbatasan waktu mengakibatkan pekerja sering terlambat sehingga ampas
singkong mengendap dan mesin extractor terhenti.
Hal sebaliknya terjadi pada stasiun center view, dimana pekerja memiliki
banyak waktu luang dengan melakukan kegiatan tidak produktif. Stasiun center
view dengan 6 orang pekerja bertugas membersihkan 6 unit mesin setiap 8
menit. Waktu siklus kegiatan tersebut sebesar 4 menit sehingga pekerja memiliki
waktu sebesar 4 menit yang tidak terpakai. Keadaan tersebut membuat pekerja
menganggur saat pekerja lain sedang mengerjakan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan permasalahaan diatas dapat diindikasikan bahwa beban
kerja pekerja pada beberapa stasiun kerja belum merata sehingga mengakibatkan
adanya kekurangan dan kelebihan pekerja. Kekurangan pekerja mengakibatkan
beban kerja berlebih, sedangkan kelebihan pekerja mengakibatkan penggunaan
waktu kerja tidak produktif. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengaturan
jumlah pekerja di setiap stasiun kerja berdasarkan beban kerja. Salah satunya
dengan cara menganalisis beban kerja mental pekerja agar tidak terjadi

kesenjangan beban kerja.
Pratiwi (2011) melakukan penelitian pada pengemudi bus Damri di
Surakarta dengan metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT).
Penelitian memiliki beberapa hal yang tidak dapat terduga oleh pengemudi yang
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pengemudi dituntut untuk lebih
berkonsentrasi dan pada kondisi yang tak terduga dapat menimbulkan beban
kerja mental yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran
beban kerja mental dengan metode SWAT diperoleh beban kerja mental
responden pada kondisi normal 74.095 termasuk kategori beban kerja tinggi.
Ridha (2013) mengusulkan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada bagian Water
Based berdasarkan Work Load Analysis. Permasalahan yang terjadi banyaknya
tenaga kerja bagian Water Based menganggur yang disebabkan oleh penentuan
tenaga kerja yang tidak tepat. Penelitian menunjukkan bahwa penentuan usulan
jumlah tenaga kerja dapat mengurangi terjadinya waktu menganggur hal tersebut
dilihat dari tingkat utilisasi yang meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Usaha meningkatkan efisiensi pekerja diperlukan pendekatan yang tepat
untuk menganalisis beban kerja pekerja dan dapat menentukan jumlah pekerja

optimal. Penelitian akan membandingkan beban kerja mental dari aktivitas
pekerja dengan pendekatan metode Subjective Workload Assesment Technique
(SWAT) dan Work Load Analysis agar didapatkan jumlah pekerja yang optimal.

1.2.

Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah pekerja sering melakukan

kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga mesin terhenti dan bahan
baku terlambat untuk diproses di stasiun berikutnya. Keadaan tersebut
diakibatkan

pembebanan

kerja

yang

tidak


merata

sehingga

terjadi

ketidaksesuaian jumlah pekerja dan berdampak pada produktivitas perusahaan.
Tindakan perlu dilakukan dengan pengaturan jumlah pekerja berdasarkan beban
kerja.

1.3.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menentukan jumlah pekerja

berdasarkan analisis beban kerja pada bagian produksi di PT. Florindo Makmur.
Tujuan khusus dari penelitian adalah:
1. Mengetahui tingkatan beban kerja mental yang dialami oleh pekerja.
2. Mengetahui persentase waktu produktif pekerja pada setiap stasiun kerja.

3. Mengetahui jumlah pekerja yang optimal pada setiap stasiun kerja.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat dari penelitian adalah:
1. Perusahaan mendapatkan acuan untuk mengelola beban kerja pekerja dan
menentukan jumlah pekerja yang optimal.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas sarjana dan mampu menerapkan
keilmuan teknik industri dalam dunia industri yang sebenarnya.
3. Laporan

hasil

penelitian

dapat

dimanfaatkan

masyarakat


sebagai

penambahan wawasan akan efesiensi dari pekerjaan dalam industri dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.

Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah dari penelitian adalah:

1. Penelitian dilakukan pada pekerja tetap di bagian produksi.
2. Pengamatan jenis idle dilakukan pada shift 1 dari pukul 08.00-12.00 WIB dan
pukul 13.00-16.00 WIB selama 5 hari.
3. Penelitian tidak membahas masalah biaya.
Asumsi yang digunakan dari penelitian adalah:
1. Kondisi kerja pekerja dalam keadaan normal.
2. Allowance pada setiap stasiun kerja adalah sama.
3. Pekerja dianggap sudah mengetahui dan paham bterhadap prosedur kerja
yang dilakukan.


Universitas Sumatera Utara

1.5.

Sistematika Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam

beberapa bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta
sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari
PT. Florindo Makmur, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan,
organisasi dan manajemen, standar bahan, uraian proses produksi dan bahanbahan produksi.
Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan Pustaka yang berisi teori-teori
yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan
berhubungan dengan tenaga kerja, beban kerja dengan SWAT (Subjective
Workload Assessment Technique), Work Sampling, dan Work Load Analysis.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian,
objek penelitian, kerangka konseptual penelitian, metode pengumpulan data,
metode pengolahan data, analisis pemecahan masalah, serta prosedur penelitian.
Bab V Pengumpulan Data dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti dan diolah untuk memperoleh hasil pemecahan
permasalahan tersebut yang mencakup pengumpulan data yang terdapat alokasi
pekerja, data Subjective Workload Assesment Technique (SWAT), rekapitulasi

Universitas Sumatera Utara

penyusunan kartu SWAT, rekapitulasi angket beban kerja, data Work Load
Analysis, defenisi masalah dengan Work Sampling, tingkat kepercayaan dan
tingkat ketelitian, jenis pekerjaan, penentuan waktu pengamatan, kegiatan work
sampling, allowance, dan rating factor, serta pengolahan data yang terdapat
pengolahan data Subjective Workload Assesment Technique (SWAT), tahap
penskalaan (Scale Development), tahap penilaian (event scoring), pengolahan
data Work Load Analysis, perhitungan proporsi aktivitas, uji keseragaman data,
uji kecukupan data, perhitungan tingkat akurasi, perhitungan beban kerja dengan
Work Load Analysis, dan perhitungan jumlah pekerja dengan Work Load

Analysis.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis
terhadap hasil dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan
penelitian yang mencakup analisis Subjective Workload Assesment Technique
(SWAT), analisis Work Load Analysis, perbandingan beban kerja antara
Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) dengan Work Load
Analysis, dan analisis jumlah pekerja pada setiap stasiun kerja di bagian
produksi.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan
dan pengembangan penelitian selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Evaluasi Beban Kerja Mental dengan Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) di PT. Air Mancur

0 4 8

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

6 23 92

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT (Subjective Workload ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) (Studi Kasus pada Express Print, Yogyakarta).

0 4 10

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

1 1 17

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

2 3 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 4

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 1 4

BAB 1 PENDAHULUAN - PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK LOAD ANALYSIS DI UD. BATU BATA PRESS DUA SETANGKE KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu

0 0 9

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA - PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK LOAD ANALYSIS DI UD. BATU BATA PRESS DUA SETANGKE KABUPATEN NAGAN RAYA - Reposito

0 0 15