PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1606K/PDT/2012 TENTANG PENERAPAN KEWENANGAN PERADILAN UMUM DALAM MENANGANI PERKARA WARIS ISLAM.
ABSTRAK
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
NOMOR 1606 K/PDT/2012 TENTANG PENERAPAN KEWENANGAN
PERADILAN UMUM DALAM MENANGANI PERKARA WARIS ISLAM
RIZAL MUTTAQIEN
110110090398
Abdul Muad selaku penggugat/terbanding dan Darpi binti Rasem
alm selaku tergugat/pembanding dalam perkara perdata nomor
1606K/Pdt/2012 Mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung. Dasar
gugatannya adalah pembanding melakukan perbuatan melawan hukum
dan tidak mau membagikan harta warisan. Permasalahan hukum yang
timbul adalah untuk meneliti kewenangan Peradilan Umum dalam
memeriksa perkara Waris Islam menurut putusan Mahkamah Agung
Nomor 1606k/Pdt/2012 berdasarkan Undang-Undang Peradilan Agama
dan Bagaimanakah putusan Mahkamah Agung No.1606 K/Pdt/2012 yang
menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Pengadilan
Tinggi telah salah menerapkan hukum dalam pembagian waris menurut
Hukum Islam.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu
metode penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan
keadaan, dengan cara pemaparan data yang diperoleh sebagaimana
adanya, yang kemudian melalui berbagai analisis disusun beberapa
kesimpulan, sedangkan kajiannya dilakukan dengan pendekatan yuridis
kualitatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum yang terdapat dalam
peraturan-peraturan, literatur dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan
objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
keputusan untuk memperoleh data sekunder.
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan pertama yang dapat diambil
yaitu Menurut ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Peradilan Agama,
bahwa perkara waris antara Abdul Muad dengan Darpi beragama Islam
maka mutlak menjadi Kewenangan Peradilan Agama. Kesimpulan kedua
yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 1606 K/Pdt/2012 dalam
pertimbangannya telah sesuai dengan Hukum Islam, yaitu personalitas
Ke-Islaman, Q.S an-Nisa ayat 14 dan Hadist mengenai kewajiban umat
Islam untuk membagi harta warisan berdasarkan kitab al-Quran maka
Abdul muad denga Darpi seharusnya membawa permasalahan waris
tersebut kepada Peradilan Agama.
iv
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
NOMOR 1606 K/PDT/2012 TENTANG PENERAPAN KEWENANGAN
PERADILAN UMUM DALAM MENANGANI PERKARA WARIS ISLAM
RIZAL MUTTAQIEN
110110090398
Abdul Muad selaku penggugat/terbanding dan Darpi binti Rasem
alm selaku tergugat/pembanding dalam perkara perdata nomor
1606K/Pdt/2012 Mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung. Dasar
gugatannya adalah pembanding melakukan perbuatan melawan hukum
dan tidak mau membagikan harta warisan. Permasalahan hukum yang
timbul adalah untuk meneliti kewenangan Peradilan Umum dalam
memeriksa perkara Waris Islam menurut putusan Mahkamah Agung
Nomor 1606k/Pdt/2012 berdasarkan Undang-Undang Peradilan Agama
dan Bagaimanakah putusan Mahkamah Agung No.1606 K/Pdt/2012 yang
menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Pengadilan
Tinggi telah salah menerapkan hukum dalam pembagian waris menurut
Hukum Islam.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu
metode penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan
keadaan, dengan cara pemaparan data yang diperoleh sebagaimana
adanya, yang kemudian melalui berbagai analisis disusun beberapa
kesimpulan, sedangkan kajiannya dilakukan dengan pendekatan yuridis
kualitatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum yang terdapat dalam
peraturan-peraturan, literatur dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan
objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
keputusan untuk memperoleh data sekunder.
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan pertama yang dapat diambil
yaitu Menurut ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Peradilan Agama,
bahwa perkara waris antara Abdul Muad dengan Darpi beragama Islam
maka mutlak menjadi Kewenangan Peradilan Agama. Kesimpulan kedua
yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 1606 K/Pdt/2012 dalam
pertimbangannya telah sesuai dengan Hukum Islam, yaitu personalitas
Ke-Islaman, Q.S an-Nisa ayat 14 dan Hadist mengenai kewajiban umat
Islam untuk membagi harta warisan berdasarkan kitab al-Quran maka
Abdul muad denga Darpi seharusnya membawa permasalahan waris
tersebut kepada Peradilan Agama.
iv