PENGARUH SENSASI DAN REPETISI IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN MEDIA TELEVISI Pengaruh Sensasi Dan Repetisi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Media Televisi.

PENGARUH SENSASI DAN REPETISI IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS
IKLAN MEDIA TELEVISI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
ELFINA PUTRI FAJ’RI
B 100 100 272

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1

PENGARUH SENSASI DAN REPETISI IKLAN TERHADAP
EFEKTIVITAS IKLAN MEDIA TELEVISI
Oleh:

Elfina Putri Faj’ri
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sensasi dan
repetisi iklan secara bersama-sama terhadap efektivitas iklan media televisi.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penelitian di
masa mendatang yang meneliti mengenai sensasi iklan dan repetisinya dan
memberikan kontribusi bagi para praktisi iklan di media televisi dan audio
visual lainnya.
Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data pokok. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
masyarakat di Kota Surakarta. Sampel dalam penelitian ini diambil 100
masyarakat Kota Surakarta sebagai sampel penelitian dengan purposive
sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Adapun analisis data dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh sensasi iklan
(X1) terhadap efektivitas iklan media televisi diperoleh nilai thitung sebesar
5,716. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,716 > 1,985) dengan
probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0 ditolak, yang berarti bahwa sensasi
iklan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan media televisi.

Pengaruh repetisi iklan (X2) terhadap efektivitas iklan media televisi
diperoleh nilai thitung sebesar 4,803. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari
ttabel (4,803 > 1,985) dengan probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0 ditolak,
yang berarti bahwa repetisi iklan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
iklan media televisi. Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh nilai Fhitung
sebesar 95,203 > 3,07 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka H0
ditolak, hal ini berarti bahwa sensasi dan repetisi iklan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan media televisi.
Kata kunci: sensasi iklan, repetisi, efektivitas iklan
volume penjualan secara signifikan setelah

PENDAHULUAN
Maraknya iklan dengan media audio
visual

perusahaan

menginformasikan inovasi suatu produk

mempertimbangkan penyusunan strategi


(news advertising) dan iklan-iklan yang

iklan yang efektif. Pertimbangan ini

mereknya baru (small brands) (Riskey,

didasarkan pada efektifitas media audio

1997).

visual

ini

menyebabkan

penayangan iklan, terutama iklan yang

dalam


membangkitkan

emosi

Iklan

yang

ditayangkan

akan

seseorang. Adanya faktor emosi yang

memberikan stimulus pada konsumen.

muncul dibuktikan dengan meningkatnya

Stimulus


yang

diterima

ini

akan

2

mengalami pengolahan informasi dalam

Emosi yang muncul itu disebabkan

diri konsumen. Ada lima tahap pengolahan

karena tanggapan atau persepsi konsumen

informasi, yaitu pemaparan, perhatian,


setelah menyaksikan penayangan iklan.

pemahaman, penerimaan, dan retensi.

Persepsi terhadap tayangan iklan di televisi

Menurut Mowen dan Minor (2002),

didasarkan pada beberapa aspek yakni

tahapan

pemaparan,

pemahaman
persepsi.

perhatian,


dan

sesuai latar belakang budaya, pengalaman

tahapan

dari

masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan

merupakan
Pada

tahap

pemaparan,

berita-berita

yang


berkembang

yang

konsumen menerima stimulus yang berasal

mempengaruhi dalam penerimaan pesan

dari

konsumen

iklan. Ini menjadi berbeda, karena persepsi

merasakan sensasi, yaitu respon langsung

sifatnya subyektif terhadap suatu objek.

dan cepat dari panca indera terhadap


Persepsi

merupakan

stimulus

individu

dalam

produsen,

yang

sehingga

datang,

seperti


iklan,

proses

proses

interna

menyeleksi,

kemasan atau merek (Sumarwan, 2004).

mengevaluasi dan mengatur stimuli yang

Mowen dan Minor (2002) mengemukakan

datang dari luar. Proses persepsi dapat

bahwa persepsi akan memiliki hubungan


diperoleh dari mendengar, melihat dan

timbal

pemrosesan

merasakan, dalam mengikuti tayangan.

informasi. Tingkat keterlibatan, memori,

Dengan demikian persepsi merupakan

dan

proses bagaimana stimuli (rangsangan) itu

balik

terhadap

persepsi

pemrosesan

akan

mempengaruhi

informasi.

Sebaliknya,

diseleksi,

diorganisasi

dan

persepsi pun timbul sebagai hasil dari

diinterpretasikan. Karena setiap stimuli

pemrosesan

melalui

yang menarik perhatian masyarakat baik

interpretasi dan pemaknaan rangsangan.

disadari maupun tidak disadari akan

Pada tahap pemaparan stimulus, konsumen

diinterpretasikan oleh masyarakat dalam

menerima

panca

bentuk sensasi iklan (Triyono, 2012).

perhatian,

Sensasi adalah bagian dari persepsi,

informasi

informasi

inderanya.

Pada

yaitu

melalui
tahap

konsumen akan mengalokasikan kapasitas

walaupun

pemrosesan

rangsangan.

informasi indrawi tidak hanya melibatkan

Akhirnya, konsumen akan menyusun dan

sensasi, tetapi juga atesi, ekspektasi,

menterjemahkan

informasi

motivasi dan memori (Jalaludin Rakhmat,

memberikan

terhadap

menjadi

arti

untuk
informasi

begitu,

menafsirkan

makna

2005).

tahap

Repetisi atau pengulangan pesan

pemahaman yang melibatkan panca indera.

suatu iklan dapat menyebabkan perubahan

tersebut

yang

disebut

sebagai

dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku

3

konsumen (Kardes, 2001). Suatu pesan

kebingungan

sama yang senantiasa diulang-ulang pada

penerapan yang cepat berlalu dan audiens

akhirnya akan berakibat diingatnya pesan

kurang mempunyai daya seleksi.

yang

tinggi,

tingkat

tersebut.
Para peneliti berpendapat bahwa
pengulangan itu ada batasnya, dimana

TINJAUAN PUSTAKA
Iklan Televisi

jumlah optimumnya adalah tiga kali, lebih

Salah satu media yang digunakan

dari tiga kali akan membuatnya mubazir.

dalam periklanan adalah televisi. TV

theory

merupakan media yang dipercaya paling

(Schiffman dan Kanuk, 2000), yang

efektif untuk beriklan. Walaupun biaya

mencakup:

membuat

yang harus dikeluarkan jauh lebih mahal

konsumen sadar terhadap produk. Akan

daripada media lain, para pemasar tetap

tetapi

banyak

ingin produknya bisa dipromosikan lewat

pengulangan dapat menimbulkan efek

media televisi. Tidak heran bila saat ini

yang merugikan, yaitu sesudah melalui

iklan

tertentu pengulangan, maka pengulangan

terutama program yang banyak ditonton

tambahan

atau tayang pada prime time.

Ini

yang

three-hit

disebut

sekali

jelas

untuk

bahwa

terlalu

mungkin

mengurangi

keefektifan iklan.

periklanan,

keunikan

yakni

demonstratif,

televisi

sangat

tetapi

dianggap

televisi,

memiliki

sumber

pendapatan.

Semakin

banyak

iklan, pendapatan yang diperoleh juga

personal

dan

semakin besar. Namun, tidak demikian

mahal

dan

dengan penontonnya. Semakin banyak

penyebab

iklan, penonton semakin tidak senang

dalam

karena terganggu. Tidak sedikit yang

juga

sebagai

ketidakteraturan

acara-acara

Bagi stasiun televisi, iklan adalah

Menurut Shimp (2003), sebagai
media

menyesaki

(clutter)

persaingan.

langsung beralih ke channel TV lain begitu

Para konsumen menganggap televisi

jeda iklan muncul di tengah acara yang

sebagai media yang paling kacau (clutter)

sedang dinikmatinya. Berdasarkan hasil

dari semua media iklan. Menurut Setiadi

riset yang dilakukan terhadap pemirsa TV

(2003), keunggulan media televisi adalah

di Amerika (Rizal dan Furinto, 2009),

informasi

dan

sebagian besar responden tidak tertarik

gambar yang bergerak, menarik untuk

melihat iklan dan memilih menghindar

ditonton, perhatian tinggi dan jangkauan

dengan mengganti channel lain. Meskipun

yang luas. Sedang keterbatasan televisi

demikian, ada juga yang menurut pemirsa

sebagai media iklan adalah biaya tinggi,

iklan tersebut menarik. Semua ini tentunya

bisa

dilihat,

didengar

4

merupakan tantangan bagi para marketer,

pemrosesan

bagaimana membuat iklan yang menarik

Akhirnya, konsumen akan menyusun dan

sekaligus diingat terus oleh konsumen.

menterjemahkan

informasi

Sensasi Iklan

memberikan

terhadap

Iklan

yang

ditayangkan

akan

memberikan stimulus pada konsumen.
Stimulus

yang

diterima

arti

yang

disebut

rangsangan.

untuk
informasi

sebagai

tahap

pemahaman yang melibatkan panca indera.

akan

Emosi yang muncul itu disebabkan

mengalami pengolahan informasi dalam

karena tanggapan atau persepsi konsumen

diri konsumen. Ada lima tahap pengolahan

setelah menyaksikan penayangan iklan.

informasi, yaitu pemaparan, perhatian,

Persepsi terhadap tayangan iklan di televisi

pemahaman, penerimaan, dan retensi.

didasarkan pada beberapa aspek yakni

Menurut Mowen dan Minor (2002),

sesuai latar belakang budaya, pengalaman

tahapan

pemaparan,

pemahaman
persepsi.

perhatian,

dan

masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan

tahapan

dari

berita-berita

merupakan
Pada

ini

tersebut

menjadi

tahap

yang

berkembang

yang

pemaparan,

mempengaruhi dalam penerimaan pesan

konsumen menerima stimulus yang berasal

iklan. Ini menjadi berbeda, karena persepsi

dari

sifatnya subyektif terhadap suatu objek.

produsen,

sehingga

konsumen

merasakan sensasi, yaitu respon langsung

Persepsi

merupakan

dan cepat dari panca indera terhadap

individu

dalam

stimulus

iklan,

mengevaluasi dan mengatur stimuli yang

kemasan atau merek (Sumarwan, 2004).

datang dari luar. Proses persepsi dapat

Mowen dan Minor (2002) mengemukakan

diperoleh dari mendengar, melihat dan

bahwa persepsi akan memiliki hubungan

merasakan, dalam mengikuti tayangan.

timbal

pemrosesan

Dengan demikian persepsi merupakan

informasi. Tingkat keterlibatan, memori,

proses bagaimana stimuli (rangsangan) itu

dan

diseleksi,

yang

balik

datang,

terhadap

persepsi

pemrosesan

seperti

akan

mempengaruhi

proses

interna

menyeleksi,

diorganisasi

dan

Sebaliknya,

diinterpretasikan. Karena setiap stimuli

persepsi pun timbul sebagai hasil dari

yang menarik perhatian masyarakat baik

pemrosesan

melalui

disadari maupun tidak disadari akan

interpretasi dan pemaknaan rangsangan.

diinterpretasikan oleh masyarakat dalam

Pada tahap pemaparan stimulus, konsumen

bentuk sensasi iklan (Triyono, 2012).

menerima

Sensasi adalah bagian dari persepsi,

inderanya.

informasi.

proses

informasi

informasi
Pada

yaitu

melalui
tahap

panca

perhatian,

konsumen akan mengalokasikan kapasitas

walaupun

begitu,

menafsirkan

makna

informasi indrawi tidak hanya melibatkan

5

sensasi, tetapi juga atesi, ekspektasi,

pengulangan meningkatkan niat beli dalam

motivasi dan memori (Jalaludin Rakhmat,

iklan low-price convenience goods tetapi

2005).

tidak untuk high-price shopping goods.

Repetisi (Pengulangan Iklan)

Namun studi menggunakan iklan televisi

Repetisi atau pengulangan pesan

memiliki

efek

positif

pengulangan.

suatu iklan dapat menyebabkan perubahan

Dimana pengulangan suatu pesan iklan

dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku

merupakan suatu strategi untuk mendekati

konsumen (Kardes, 2001). Suatu pesan

khalayak sasaran. Karena suatu pesan yang

sama yang senantiasa diulang-ulang pada

sama yang senantiasa diulang-ulang pada

akhirnya akan berakibat diingatnya pesan

akhirnya akan berakibat diingatnya pesan

tersebut.

tersebut.

Para peneliti berpendapat bahwa

Indriyanti

dan

Ilhalauw

pengulangan itu ada batasnya, dimana

menyatakan

jumlah optimumnya adalah tiga kali, lebih

cukup

dari tiga kali akan membuatnya mubazir.

perhatian,

menimbulkan

keinginan

dan

Ini

yang

three-hit

disebut

theory

pengulangan

berpengaruh

(2002)

pesan

dalam

menarik

rasa

mendorong

iklan

tertarik,
konsumen

(Schiffman dan Kanuk, 2000), yang

untuk melakukan tindakan pembelian.

mencakup:

Karena hakikatnya suatu pesan yang sama

sekali

untuk

membuat

konsumen sadar terhadap produk. Akan

yang

tetapi

akhirnya akan berakibat diingatnya iklan

jelas

bahwa

terlalu

banyak

pengulangan dapat menimbulkan efek

senantiasa

diulang-ulang

pada

tersebut

yang merugikan, yaitu sesudah umlali

Fenomena ini disebut kejemuan
wearout)

tertentu pengulangan, maka pengulangan

akan

tambahan

(Schiffman dan Kanuk, 2000). Kejemuan

mungkin

mengurangi

keefektifan iklan.
Teori

iklan

(advertising

dapat terjadai karena dua alasan. Pertama,
advertising

media

konsumen mungkin benar-benar berhenti

menyebutkan, iklan akan memberikan

memperhatikan

suatu

iklan

sesudah

hasil efektif apabila disampaikan pada

beberapa

kali

ditayangkan.

Sebagai

tingkat

altematif,

konsumen

frekuensi

efektif,

kemudian

mungkin

terus

menerpa pemirsa dalam jumlah efektif,

menaruh perhatian, tetapi mereka menjadi

serta seharusnya ditampilkan pada masa

lebih

pembelian

kejemuan melihat iklan yang berulang-

berlangsung

(Sihombing,

2010). Dalam penelitiannya Ray et al
(dalam Indiarto, 2006) menemukan bahwa

argumentatif

sebagai

ulang (Hawkins et.al. 1998).

akibat

6

Tidak hanya pengulangan pesan

ditonton, perhatian tinggi dan jangkauan

sebagai proses pembelajaran, tetapi juga

yang luas. Sedang keterbatasan televisi

model yang digunakan oleh iklan mampu

sebagai media iklan adalah biaya tinggi,

membuat konsumen mengingat pesan yang

kebingungan

disampaikan bahkan mengikuti perilaku

penerapan yang cepat berlalu dan audiens

model tersebut. Dalam ha1 ini, biasanya

kurang mempunyai daya seleksi.

konsumen
bahwa

mempunyai

setelah

harapan

besar

Menurut

tinggi,

Fahmi

tingkat

(1997)

dan

produk

Sumartono (2002) menyatakan bahwa,

tersebut, mereka dapat berubah/meniru

sebagai media audio visual televisi dinilai

seperti

Dengan

sebagai media yang paling berhasil dalam

demikian, dengan adanya model tersebut

menyebarkan informasi, cerita atau segala

perusaham

sesuatu yang'disampaikan menjadi lebih

model

menggunakan

yang

dalam

berharap

iklan.

bahwa

setelah

konsumen mengikuti model iklan yang

menarik

ditayangkan.

dibandingkan dengan media komunikasi

dan

menyenangkan

pemirsa

Namun sebaliknya, pada saat iklan

lainnya, seperti media cetak dan radio.

yang disampaikan dalam sebuah selipan

Sedangkan menurut Darwanto (1994) dan

niaga, terkadang konsumen sasaran enggan

Sumartono

melihat iklan tersebut

karena tujuan

kekuatan sebagai alat dengan sistem yang

mereka adalah menonton tayangan film

besar mampu menciptakan daya rangsang

pada televisi. Dengan kata lain, iklan yang

yang sangat tinggi dalam mempengaruhi

disampaikan

sikap, tingkah laku, dan pola pikir

akan

tidak

tepat

pada

(2002)

televisi

memiliki

konsumen sasaran Menurut Shimp (2003),

khalayaknya,

sebagai

menyebabkan banyaknya perubahan dalam

media

periklanan,

televisi

memiliki keunikan yakni sangat personal

yang

pada

akhimya

masyarakat.

dan demonstratif, tetapi juga mahal dan
dianggap

sebagai

ketidakteraturan

penyebab

(clutter)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain

dalam

survey, yaitu penelitian yang mengambil

persaingan.
Para konsumen menganggap televisi

sampel

dari

suatu

menggunakan

dari semua media iklan. Menurut Setiadi

pengumpulan data pokok (Singarimbun.

informasi

bisa

dilihat,

didengar

dan

gambar yang bergerak, menarik untuk

sebagai

dan

sebagai media yang paling kacau (clutter)

(2003), keunggulan media televisi adalah

kuesioner

populasi

alat

1995). Penelitian survey adalah penelitian
yang

dilakukan

pada

populasi

besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

7

adalah data dari sampel yang diambil dari

bertujuan untuk mencari bentuk hubungan

populasi tersebut, sehingga ditemukan

(relasi) linier antara satu variabel terikat Y

kejadian-kejadian relative, distribusi dan

dan k variabel bebas X1, X2, ..., Xk

hubungan-hubungan

(Budiono, 2004). Adapun Model regresi

antar

variabel

sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,

yang

2011).

hipotesis disini adalah dengan formula
Populasi dari penelitian ini adalah

OLS

digunakan

dalam
Least

(Ordinary

menentukan
Square)

seluruh masyarakat di Kota Surakarta.

dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Nursalam (2008) penggunaan

Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + 

sampel sebesar 10%-20% untuk subjek

yang

(Budiono, 2004).

penelitian dipandang sudah cukup. Oleh

Di mana:

karena

Y

= Efektivitas Iklan Media Televisi;

jumlahnya cukup besar, sehingga untuk

X1

= Sensasi Iklan;

memperoleh sampel penelitian diambil 100

X2

= Repetisi Iklan;

masyarakat Kota Surakarta sebagai sampel

β0

= Konstanta;

penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat

β1, β3, β3= Koefisien regresi;

Uma Sekaran (2006) untuk ukuran sampel



masyarakat

Kota

Surakarta

lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah

= Galat random pada model regresi
untuk populasi.

tepat untuk kebanyakan penelitian.
Adapun teknik pengambilan sampel

HASIL PENELITIAN

dalam penelitian ini adalah secara non

Analisis regresi berganda bertujuan

probability sampling dengan purposive

mengetahui pengaruh sensasi dan repetisi

sampling. Non probability adalah teknik

terhadap efektivitas iklan media televisi.

pengambilan sampel yang tidal memeberi

Adapun berdasarkan perhitungan diperoleh

peluang atau kesempatan sama nagi setiap

hasil sebagai berikut:

unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi

sempel

(Sugiyono,

2011).

Sedangkan purposive sampling adalah
teknik

penentuan

sampel

dengan

pertimbanagn tertentu, dalam hal ini
adalah

masyarakat

pembelian

yang

terhadap

melakukan

suatu

produk

disebabkan karena iklan televisi.

Tabel 1
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Variabel
(Constant)
Sensasi Iklan (X1)
Repetisi Iklan (X2)
R2
= 0,662
Fhitung = 95,203
Ftabel
= 3,07
ttabel
= 1,985

Coefficient Beta thitung
1,928
0,268
0,582

p

2,563 0,012
0,478 5,716 0,000
0,402 4,803 0,000

Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian

ini

adalah

berganda.

Regresi

linier

Berdasarkan hasil perhitungan untuk

berganda

pengaruh sensasi iklan (X1) terhadap

regresi

linier

8

efektivitas iklan media televisi diperoleh

motivasi dan memori (Jalaludin Rakhmat,

nilai thitung sebesar 5,716. Oleh karena nilai

2005).

thitung lebih besar dari ttabel (5,716 > 1,985)

Berdasarkan hasil perhitungan untuk

dengan probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0

pengaruh repetisi iklan (X2) terhadap

ditolak, yang berarti bahwa sensasi iklan

efektivitas iklan media televisi diperoleh

berpengaruh

nilai thitung sebesar 4,803. Oleh karena nilai

signifikan

terhadap

efektivitas iklan media televisi.

thitung lebih besar dari ttabel (4,803 > 1,985)

Emosi yang muncul itu disebabkan

dengan probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0

karena tanggapan atau persepsi konsumen

ditolak, yang berarti bahwa repetisi iklan

setelah menyaksikan penayangan iklan.

berpengaruh

Persepsi terhadap tayangan iklan di televisi

efektivitas iklan media televisi.

didasarkan pada beberapa aspek yakni

signifikan

terhadap

Suatu pesan sama yang senantiasa

sesuai latar belakang budaya, pengalaman

diulang-ulang

masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan

berakibat

berita-berita

yang

Repetisi atau pengulangan pesan suatu

mempengaruhi dalam penerimaan pesan

iklan dapat menyebabkan perubahan dalam

iklan. Ini menjadi berbeda, karena persepsi

pengetahuan,

sifatnya subyektif terhadap suatu objek.

konsumen (Kardes, 2001).

yang

berkembang

Persepsi

merupakan

individu

dalam

proses

pada

akhirnya

diingatnya

pesan

sikap,

dan

akan

tersebut.

perilaku

interna

Para peneliti berpendapat bahwa

menyeleksi,

pengulangan itu ada batasnya, dimana

mengevaluasi dan mengatur stimuli yang

jumlah optimumnya adalah tiga kali, lebih

datang dari luar. Proses persepsi dapat

dari tiga kali akan membuatnya mubazir.

diperoleh dari mendengar, melihat dan

Ini

merasakan, dalam mengikuti tayangan.

(Schiffman dan Kanuk, 2000), yang

Dengan demikian persepsi merupakan

mencakup:

proses bagaimana stimuli (rangsangan) itu

konsumen sadar terhadap produk. Akan

diseleksi,

tetapi

proses

diorganisasi

dan

yang

jelas

disebut
sekali

three-hit
untuk

bahwa

theory
membuat

terlalu

banyak

diinterpretasikan. Karena setiap stimuli

pengulangan dapat menimbulkan efek

yang menarik perhatian masyarakat baik

yang merugikan, yaitu sesudah umlali

disadari maupun tidak disadari akan

tertentu pengulangan, maka pengulangan

diinterpretasikan oleh masyarakat dalam

tambahan

bentuk sensasi iklan (Triyono, 2012).

keefektifan iklan.

begitu,

menafsirkan

makna

mengurangi

Fenomena ini disebut kejemuan

Sensasi adalah bagian dari persepsi,
walaupun

mungkin

akan

iklan

(advertising

wearout)

informasi indrawi tidak hanya melibatkan

(Schiffman dan Kanuk, 2000). Kejemuan

sensasi, tetapi juga atesi, ekspektasi,

dapat terjadai karena dua alasan. Pertama,

9

konsumen mungkin benar-benar berhenti

yang luas. Sedang keterbatasan televisi

memperhatikan

suatu

iklan

sesudah

sebagai media iklan adalah biaya tinggi,

beberapa

kali

ditayangkan.

Sebagai

kebingungan

altematif,

konsumen

mungkin

terus

menaruh perhatian, tetapi mereka menjadi
lebih

argumentatif

sebagai

akibat

yang

tinggi,

tingkat

penerapan yang cepat berlalu dan audiens
kurang mempunyai daya seleksi.
Menurut

Fahmi

(1997)

dan

kejemuan melihat iklan yang berulang-

Sumartono (2002) menyatakan bahwa,

ulang (Hawkins at.al. 1998).

sebagai media audio visual televisi dinilai

Tidak hanya pengulangan pesan

sebagai media yang paling berhasil dalam

sebagai proses pembelajaran, tetapi juga

menyebarkan informasi, cerita atau segala

model yang digunakan oleh iklan mampu

sesuatu yang'disampaikan menjadi lebih

membuat konsumen mengingat pesan yang

menarik

disampaikan bahkan mengikuti perilaku

dibandingkan dengan media komunikasi

model tersebut. Dalam ha1 ini, biasanya

lainnya, seperti media cetak dan radio.

konsumen

Sedangkan menurut Darwanto (1994) dan

bahwa

mempunyai

setelah

harapan

menggunakan

besar
produk

dan

Sumartono

menyenangkan

(2002)

televisi

pemirsa

memiliki

tersebut, mereka dapat berubah/meniru

kekuatan sebagai alat dengan sistem yang

seperti

Dengan

besar mampu menciptakan daya rangsang

demikian, dengan adanya model tersebut

yang sangat tinggi dalam mempengaruhi

perusaham

sikap, tingkah laku, dan pola pikir

model

dalam

berharap

iklan.
bahwa

setelah

konsumen mengikuti model.iklan yang

khalayaknya,

ditayangkan.

menyebabkan banyaknya perubahan dalam

Berdasarkan hasil

analisis

uji F

yang

pada

akhimya

masyarakat.

diperoleh nilai Fhitung sebesar 95,203 > 3,07
dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05
maka H0 ditolak, hal ini berarti bahwa

KESIMPULAN
Berdasarkan

hasil

penelitian

sensasi dan repetisi iklan secara bersama-

tentang pengaruh sensan dan repetisi iklan

sama berpengaruh signifikan terhadap

terhadap efektivitas iklan media televisi

efektivitas iklan media televisi.

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Para konsumen menganggap televisi
sebagai media yang paling kacau (clutter)
dari semua media iklan. Menurut Setiadi
(2003), keunggulan media televisi adalah
informasi

bisa

dilihat,

didengar

dan

gambar yang bergerak, menarik untuk
ditonton, perhatian tinggi dan jangkauan

1. Pengaruh sensasi iklan (X1) terhadap
efektivitas

iklan

media

televisi

diperoleh nilai thitung sebesar 5,716.
Oleh karena nilai thitung lebih besar dari
ttabel

(5,716

>

1,985)

dengan

probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0

10

ditolak, yang berarti bahwa sensasi

Adanya berbagai temuan, serta

iklan berpengaruh signifikan terhadap

keterbatasan yang ada pada penelitian ini,

efektivitas iklan media televisi.

maka penulis memberikan saran sebagai

2. Pengaruh repetisi iklan (X2) terhadap
efektivitas

iklan

media

televisi

berikut:
1. Bagi produsen yang melakukan iklan

diperoleh nilai thitung sebesar 4,803.

menggunakan

Oleh karena nilai thitung lebih besar dari

diharapkan lebih memperhatikan pada

ttabel

dengan

masalah sensasi, karena sensasi akan

probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0

memberikan dampak pada emosi setiap

ditolak, yang berarti bahwa repetisi

pemirsa, yang akan berdampak pada

iklan berpengaruh signifikan terhadap

efektivitas pesan iklan.

(4,803

>

1,985)

efektivitas iklan media televisi.
3. Berdasarkan hasil

analisis

2. Bagi

media

konsumen

televisi

diharapkan

tidak

uji F

mudah untuk tergiur pesan iklan yang

diperoleh nilai Fhitung sebesar 95,203 >

disampaikan, telitilah dengan cermat

3,07 dengan probabilitas sebesar 0,000

setiap iklan yang disampaikan melalui

< 0,05 maka H0 ditolak, hal ini berarti

media televisi, sehingga terhindar dari

bahwa sensasi dan repetisi iklan secara

kesalahan dalam memilih produk.

bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap
televisi.

efektivitas

iklan

media

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
agar

lebih

penelitian

memperluas
dengan

jangkauan

menambahkan

sampel serta mencari faktor-faktor lain
yang

dapat

berpengaruh

terhadap

efektivitas iklan media televisi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikanto, Suharsimi, 2006, Produk Penelitian, Edisi Revisi V, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Alatas, Fahmi. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: Yayasan
Pengkajian. Komunikasi Masa Depan.
Anand Keller, Punam and Brian Sternthal. 1990, Value from Regulatory Construal Fit: The
Persuasive Impact of Fit between Consumer Goals and Message Concreteness,
Journal of Consumer Research, 36 (5), 735–47.
Assael, Henry, 1995. Costumer Behavior And Marketing Action, Keat Publishing. Company,
Boston.
Baker, William E and Lutz, J. Richard. 1988. An Empirical Test of an Updated Relevance
Accessibility Model of Advertising Effectiveness. Journal of Advertising, Volume
XXIX, Number 1.

11

Belch, George E., Belch, Michael A. 2009. Advertising and promotion: an integrated
marketing communication perpective. 8th ed. New York: McGraw-Hill.
Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Prenada Media, Jakarta.
Budiono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Cannon, J. P., W. D. Perault, dan E. J. McCarthy. 2009. Pemasaran Dasar: Pendekatan
Manajerial Global. 16 ed. Jakarta: Salemba Empat.
Chattopadhyay, Amitava dan Nedungadi, 1992, Salience Effect in Brand Recall, Journal of
Marketing Research, Vol. XXIII (November) p. 363-369
Darwanto, Sastro Subroto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wahana.
Durianto, Darmadi dan C. Liana. 2004. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft &
Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model.
Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol. 11, No. 1, pp.35-55
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan masyarakat: suatu studi komunikologis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Eka, Rita dan A.R. Saliman, 2001, Periklanan yang Efektif, Jurnal Ekonomi Perusahaan,
Juli.
Fahmi, Alatas. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: Yayasan
Pengkajian.
Faela Sufa & Bambang Munas, 2012, Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas Pesan
Iklan, Frekuensi Penayangan Iklan terhadap Efektivitas Iklan Televisi Mie Sedap,
Diponegoro Journal Of Management, Vol 1, No 1, Hal 226-233
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivanate dengan program SPSS. Edisi ke 2. universitas.
Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Hawkins, D.I., Best, R.J., dan Coney, K.A. 1998. Consumer Behnuiour. New York: Mac
Graw Hill, lnc, USA.
Indiarto, Fidelis. 2006. Studi Mengenai Faktor Kekhawatiran dalam Proses Penyampaian
Pesan Iklan. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 5, No. 3, pp. 243-268.
Indriyanti, I. Satya dan J. J. O. I, Ilhalauw. 2002. Pengulangan Pesan Suatu Iklan dalam
Proses Pembelajaran Konsumen: Studi Terhadap Iklan Pasta Gigi Pepsodent. Jurnal
Ekonomi & Bisnis, Vol.8, No. 1, pp.36-52.
Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi edisi Revisi, Remaja Rosda Karya Bandung
Jefkins, Frank, 2007, Periklanan edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kardes, Frank, R. 2001. Consumer Behnviour, New York: Mac Millan Publishing Company.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. 6 ed. Jakarta: Erlangga.
Koriat, A., Goldsmith, M., 2000. Toward: Psychology of memory accuracy. Annu. Rev.
Psychology, 51, 481-537.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Marketing management. 13th ed. New Jersey:
Pearson Education, Inc.

12

Mowen, John, C., dan Minor, M., 2002, Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima
(terjemahan), Erlangga, Jakarta
Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Rizal dan A. Furinto. 2009. Marketing Reloaded: Kompilasi Konsep dan Praktik Pemasaran.
Jakarta: Salemba Empat.
Schiffman, Leon G dan Kanuk, Leslie Lazar. 2000. Consumer Behauiour. Prentice Hall Inc.
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian., 2006, Metode Penelitian Survey, Jakarta: Erlangga.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen, Konsep dan Irnplikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Sihombing, Indra Jaya., 2010, Mengemas Bahasa Iklan Suara Merdeka, 3 April 2010.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.
Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan: Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor, Ghalia Indonesia.
Swastha, Basu dan Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Triyono, Agus. 2012. Persepsi Masyarat tentang Tayangan Iklan Sampho Clear di Televisi
(Studi Studi Kasus pada mahasiswa di Universitas Boyolali, Jawa Tengah).
Boyolali: Fakultas Komunikasi Universitas Boyolali.
Sumarwan, Ujang., Simanjuntak, Megawati., Yurita. 2012. Persepsi dan Preferensi Iklan
Mempengaruhi Niat Beli Anak pada Produk Makanan Ringan. Jurnal Ilmu Keluarga
dan Konsumen, Agustus 2012, p: 185-195.
Wilkie, William L. 1996. Consumer Behavior. New York: Third Edition, Jhon Wiley & Sons
Inc.

13

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama

: ELFINA PUTRI FAJ’RI

NIM/NIK/NIP

: B 100 100 272

Fakultas/Jurusan

: Ekonomi / Manajemen

Jenis

: Skripsi

Judul

: “PENGARUH SENSASI DAN REPETISI IKLAN TERHADAP
EFEKTIVITAS IKLAN MEDIA TELEVISI”.

Dengan ini menyatakan bahwa saya setujui untuk
 Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
 Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkan data
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa
perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
 Bersedia dan menjamin untuk menaggu secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana semestinya.

Surakarta, 19 September 2014
Yang Menyatakan
(Elfina Putri Faj’ri)

Dokumen yang terkait

Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

1 68 73

Gambaran Tayangan Iklan Fast Food (Makanan Siap Saji) Di Televisi Dan Kebiasaan Makan Fast Food (Makanan Siap Saji) Dan Kejadian Obesitas Pada Pelajar Di Sma Swasta Cahaya Medan Tahun 2013

6 75 135

Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene Terhadap Citra Produk (Studi Korelasional Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene terhadap Citra Produk Susu Anlene di kalangan Ibu PKK di Kecamatan Medan Marelan)

0 70 105

Pengaruh Iklan Televisi Coca Cola Versi Ramadhan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Di Medan

5 39 85

Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU

3 45 92

Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Terhadap Brand Equity Kartu Prabayar Simpati Pada Mahasiswa Fisip USU

4 29 126

Pengaruh Iklan Bersambung Televisi Pond’s Flawless White terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswi Politeknik Negeri Medan

1 26 91

PENGARUH SENSASI DAN REPETISI IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN MEDIA TELEVISI Pengaruh Sensasi Dan Repetisi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Media Televisi.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Sensasi Dan Repetisi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Media Televisi.

0 1 11

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Sensasi Dan Repetisi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Media Televisi.

0 2 4