Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN TELEVISI MOLTO ULTRA SEKALI BILAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

OLEH

MASRINA 070502018

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dimedan. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan.

Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.651, artinya keeratan hubungan antara iklan televisi terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan adalah sebesar 65,1%. kemudian dari pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai 0,418 artinya variabel bebas yakni iklan televisi berpengaruh 41.8 % terhadap variabel keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan dan 58,2 % dipengaruhi oleh variabel lain.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of advertising toward purchase decision in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.

This research using descriptive analysis method which is done by collecting, clasififying, and interpreting data related to the problem encountered. The population in this study are all university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.. Then the method and quantitative method that is with multiple linier regression analisys used to measure the influence of advertising television toward purchase decisions in university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.

Through testing the correlation coefficient (R) obtained a value of 0.651, meaning that the relationship between advertising television toward purchase decisions in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan amounted to 65,1 %. efter these test, adjusted coefficient of determination (Adjusted R Square) obtained the value of 0,418 means the independent variable that is advertising television affect 41,8% toward variables of purchase decisions in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan and 58,2 % influenced by other variables.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah, kasih, karunia dan ridhoNya hingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Rafi’un dan (almh) Sadida yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat, serta doa yang selalu menyertai peneliti.

2. Ayah sayang dan mak sayang peneliti Drs Naharuddin Lubis dan Prof.dr.H.Rhita Fatimah Dalimunthe,SE.Msi yang selama ini selalu memberikan motivasi, dukungan dan dorongan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME & Dra. Marhayanie selaku Ketua & sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan inspirasi kepada peneliti.


(5)

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. yeni Absah SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah begitu sabar dalam memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra.Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Ramona R.I. Hasibuan, MP, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis selama penulis melakukan penelitian ini.

10. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas semua jasa yang sudah diberikan selama masa perkuliahan.

11. PT. Unilever Tbk yang telah membantu penulis dalam mendapatkan informasi mengenai produk-produknya terutama Molto Ultra Sekali Bilas.

12. Abang penulis Hendra S.Pd & kk ipar Elva Mutia yang tersayang yaitu yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi berupa materi dan moril kepada peneliti.

13. Adek – adek peneliti yang sangat peneliti cintai Reniati, Tuti Paramida, Tati Nursery yang selama ini menjadi motivasi hidup dan dorongan yang selalu menjadi kekuatan bagi peneliti dalam menjalani perkulihaan.


(6)

14. Abang penulis Hasannuddin Pohan yang dengan sabar mendampingi, memotivasi, dan meluangkan waktunya dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

15. Keluarga besar Dani terima kasih atas semua kebaikan, kepercayan, persahabatan, serta kekeluargaan yang selama ini diberikan kepada penulis. 16. My best friends Lia, Nita, Ummi, Emi, Sita, Aida, imel, Brilli, nona , lenni,

Desi, Aulia riski, dewi, Paida, manajemen stambuk 2007 dan semua teman- teman kos , yang sudah memberikan motivasi, dukungan dan persahabatan kepada peneliti.

Medan, Maret 2011

Penulis

Masrina


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Uraian Teoritis ... 9

2.2. Penelitian Terdahulu ... 27

2.3. Kerangka Konseptual ... 28

2.4. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 30

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 31

3.5. Skala Pengukuran Variabel... 33

3.6. Populasi dan Sampel ... 33

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8. Metode Pengumpulan Data... 36

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.10. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.2. Hasil Penelitian ... 47

4.3. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis & Rangking Penjualan ... 5

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ... 33

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 34

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 60

Tabel 4.2 Reliabilitas ... 62

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pemakaian ... 64

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggal Bersama ... 64

Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Pemakaian Perbulan ... 65

Tabel 4.8 Distribusi Pendapatan Mengenai Variabel Iklan (X) I1... 65

Tabel 4.9 Variabel Iklan TV (X) Pada I2... 67

Tabel 4.10 Variabel IklanTV (X) Pada I3... 67

Tabel 4.11 Variabel Iklan TV (X) Pada I4... 68

Tabel 4.12 Variabel Iklan TV (X) Pada I5... 69

Tabel 4.13 Variabel Iklan TV (X) Pada I6... 70

Tabel 4.14 Variabel Iklan TV (X) Pada I7... 71

Tabel 4.15 Variabel Keputusan Pembelian (Y) Pada Pernyataan Pertama (P1). 72 Tabel 4.16 Variabel Keputusan Pembelian (Y) Pada Pernyataan Kedua (P2).. 73

Tabel 4.17 Variabel Keputusan Pembelian (Y) Pada Pernyataan Ketiga (P3)... 74

Tabel 4.18 Variabel Keputusan Pembelian (Y) Pada Pernyataan Keempat (P4) 75 Tabel 4.19 Regresi Linier Sederhana... 76

Tabel 4.20 Uji T... 77


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ...74 Lampiran 2. Distribusi Jawaban Responden ...77 Lampiran 3. Reliability ...81


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dimedan. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan.

Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.651, artinya keeratan hubungan antara iklan televisi terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan adalah sebesar 65,1%. kemudian dari pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai 0,418 artinya variabel bebas yakni iklan televisi berpengaruh 41.8 % terhadap variabel keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan dan 58,2 % dipengaruhi oleh variabel lain.


(12)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of advertising toward purchase decision in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.

This research using descriptive analysis method which is done by collecting, clasififying, and interpreting data related to the problem encountered. The population in this study are all university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.. Then the method and quantitative method that is with multiple linier regression analisys used to measure the influence of advertising television toward purchase decisions in university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan.

Through testing the correlation coefficient (R) obtained a value of 0.651, meaning that the relationship between advertising television toward purchase decisions in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan amounted to 65,1 %. efter these test, adjusted coefficient of determination (Adjusted R Square) obtained the value of 0,418 means the independent variable that is advertising television affect 41,8% toward variables of purchase decisions in the university student ministry management faculty economy university nort sumatera in Medan and 58,2 % influenced by other variables.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Pada zaman sekarang ini persaingan dalam dunia perdagangan semakin ketat dikarenakan banyaknya barang dan jasa yang ditawarkan dipasaran, oleh karena itu banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk memasarkan produk barang atau jasa. Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar melalui produk atau jasa yang dihasilkan dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Tujuan setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba dari usahanya. Berbagai macam usaha yang dilakukan untuk mendapatkan laba, tetapi yang mutlak harus dipenuhi adalah dengan terjualnya hasil produksi kepada sejumlah pelanggan. Terjualnya hasil produksi atau banyaknya jumlah pelanggan tidak lepas dari pemasaran produk dan dalam memasarkan produk harus didukung oleh komunikasi yang efektif. Komunikasi dinilai efektif bila mampu menyampaikan manfaat dan hasil dari produk yang dipasarkan bagi konsumen bila membeli produk tersebut.

Untuk memasarkan produknya, maka perusahaan membutuhkan promosi. Dengan promosi akan menarik minat konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan periklanan.


(14)

Televisi merupakan media periklanan yang sangat tepat dilakukan saat ini untuk mempromosikan berbagai produk atau jasa kepada sasaran-sasaran konsumen yang dituju. Iklan telah merambah kesetiap lorong waktu dalam kehidupan manusia. Iklan sendiri semakin banyak terutama dimedia massa, layar kaca seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan atau perkembangan media massa. Masing-masing perusahaan berusaha membuat program acara yang baik dan semenarik mungkin. Iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media komunikasi yang efektif terutama jika ditayangkan ditelevisi.

Dengan menayangkan iklan suatu produk ditelevisi dapat mempengarui konsumen sehinggah konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Meskipun biaya yang ditayangkan perusahaan untuk menayangkan produkya ditelevisi cukup mahal, tetapi sangat efektif untuk meningkatkan jumlah penjualan produknya.

Penyisipan iklan dalam setiap acara yang menarik menjadikan iklan semakin sulit dipisahkan dalam kehidupan pertelevisian kita walaupun kadang menjengkelkan namun sering kali berhasil mempengaruhi masyarakat untuk berpikir bahkan bertindak sesuai dengan yang diinginkan pemasng iklan. Periklanan merupakan salah satu usaha pemasaran yang cukup penting dilakukan perusahaan, lembaga, ataupun instansi untuk meningkatkan nilai dari penjualan. Bagi dunia usaha, periklanan merupakan suatu kekuatan ekonomi sosial yang penting. Hal ini disebabkan karena masyarakat atau calon konsumen mengganggap periklanan sebagai sumber informasi tentang produk yang baru.


(15)

Pengiklan yang cerdik akan menahan pelanggan dengan memelihara agar merk selalu mereka ingat. Iklan pada tahapan ini biasanya berupa Reminder Ad. yaitu iklan yang sekadar mengingatkan konsumen akan keberadaan merk tersebut. Biasanya iklan hanya bersifat visual, hanya memuat nama/brand dengan illustrasi yang dominan. Atau bermain dengan warna brand yang khas. Kalaupun ada Copy umumnya memuat sedikit kata yang ditulis dengan huruf besar atau tanpa teks sama sekali karena tidak perlu lagi banyak bicara. Ketika konsumen telah menerima, menghargai, dan menggunakan produk, periklanan kompetitif tidak perlu dilakukan karena tidak ada gunanya. Sasaran iklan pada tahap ini untuk mempertahankan pangsa pasar dan mencegah percobaan konsumen terhadap produk pesaing. Produk-produk dalam tahap kedewasaan berada pada tahap paling menguntungkan. Tingkat pembelian berada pada puncaknya, biaya periklanan dapat ditekan karena hanya pengingatan, saluran distribusi telah tercipta. Itu sebabnya perusahaan suka mempertahankan selama mungkin. (www. Republika.co.id Hemat Air Molto :2010).

Iklan gaya baru Molto ini dibuat karena untuk menjaga positioning karena produk Molto berada pada tahap dewasa. Iklan pada Molto ini berada pada tahap retentif. Tahap Retentif adalah tahap periklanan ketika kegunaan produk yang umum dikenal di mana-mana dan kualitasnya sepenuhnya dihargai. Tahap ini adalah tahapan dimana produk mencapai kedewasaan dan memberikan keuntungan yang paling memuaskan. Tidak banyak produk yang bisa mencapai tahap ini. Oleh sebab itu iklan lebih diarahkan untuk berupaya menahan perlindungan terhadap kekuatan prestasi yang telah dicapai. ( Http. Ggkarir. com).


(16)

Molto ultra sebagai penggagas lahirnya sosok Andi, melihat bahwa tema musik yang diangkat Andi bisa diterima oleh khalayak luas diindonesia serta didorong oleh keinginan Andy untuk merilis album diindonesia, Molto ultra bersama warner musik Indonesia meluncurkan Andy & Friend love album kepada masyarakat Indonesia khususnya bagi pecinta musik. (Http. Ggkarir. com).

Musik yang sebagai bahasa universal dipercaya mampu membuat orang terhanyut dan mendalami pesan komunikasi dari suatu merek. Berangkat dari kepercayaan inilah Molto dengan komunikasi baru negeri kain mengambil pendekatan jalur musik untuk membawa karakter Andy pria jeans yang juga adalah Pop Star dari Negeri Kain dan Lily- wanita Katun Sutra lebih jauh kedalam hati konsumen kain.

Negeri kain adalah pendekatan imajiner dengan mempersonifikasikan pakaian sebagai mahluk yang hidup sementara Molto Ultra adalah produk yang digunakan oleh berbagai jenis pakaian itu untuk tetap menjaga bentuk, warna, dan kesegaran sehinggah pakaian ini selalu tampil menarik. Diceritakan bahwa Andy si pria Jeans dan Lily pasangannya adalah selebriti dinegeri kain, dan karena kesetiaannya pakai Molto Ultra,

mereka pun selalu tampil menjadi mahluk kain paling indah dan menawan. (Http. Ggkarir. com).

Penayangan iklan Molto Ultra merupakan salah satu produk terbaru dari merek perendam Molto lainnya. Molto ultra menciptakan iklan yang berbeda dari iklan sebelumnya yang dapat dilihat dari beberapa atribut iklan disajikan dengan baik. Diantaranya bahasa dan narasi yang mudah dimengerti, model yang ditampilkan unik

sehingga pemirsa tertarik untuk menontonnya. Logo yang menarik , gaya iklan yang modern, serta motto iklan yang mudah diingat. Pesan iklan yang terkandung dalam cerita


(17)

mudah diserap dan dicerna oleh pemirsa televisi. Dengan demikian pemirsa tertarik dan melakukan keputusan pembelian atas produk Molto Ultra.

Tabel 1.1 Jenis & rangking penjualan PT. Unilever pada kategori pewangi dan pelembut cucian 2010 :

Tabel 1.1

Jenis & rangking penjualan

No Jenis Molto Harga Kelompok

1 Molto pewangi Lily & rose 450ml 6000 Pembersih 2 Molto Pewangi Lavender & Jasmine

450ml

6000 Pembersih

3 Molto Pewangi Violet 450ml 6000 Pembersih

4 Molto Ultra Pewangi Pakaian 15ml 500 Pembersih 5 Molto Ultraconcentrate 300ml -

Pewangi Pakaian

7500 Pembersih

6 Molto Ultra Pink 300ml - Pewangi Pakaian

8000 Pembersih

7 Molto Softener Spring Blue 450ml 6500 Pembersih 8 Molto Softener Blossom Pink 30ml 500 Pembersih

9 Molto Softener Pure 450ml 6500 Pembersih

10 Molto Trika 450ml Blue-Pelicin Pakaian 4500 Pembersih Sumber : Http ggkarir.com

Menghemat air sebenarnya bisa menjadi cara sederhana untuk memelihara lingkungan, kita bisa melakukannya lewat hal-hal kecil di rumah, seperti menghemat air saat mencuci pakaian. Mencuci merupakan salah satu pekerjaan rumah tangga yang melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pemilahan pakaian, perendaman, hingga pembilasan. Bahkan, untuk mendapatkan hasil yang terbaik, proses pembilasan dilakukan berulang kali. Tanpa disadari, proses pembilasan seperti itu tak hanya menyita waktu tapi juga menghabiskan banyak air.


(18)

Padahal, seperti diketahui saat ini dunia terancam krisis air bersih. Agar proses mencuci berlangsung efisien dan hemat air, maka PT.Unilever Tbk menciptakan sebuah produk yang tidak hanya sebagai perendam dan pewangi pakaian tetapi Molto Ultra juga lahir sebagai sebuah produk yang juga peduli terhadap lingkungan (Http: Nasional. Kompas. Com Yuk Hemat Air Saat Mencuci).

Molto ultra sekali bilas mengusung teknologi baru yaitu bahan penghilang busa yang dapat menghilangkan busa seketika hanya dalam sekali bilas. Bahan penghilang deterjen yang dapat menghilangkan residu deterjen dari pakaian dan anti redoposisi yang mencegah kotoran menempel kembali kepakaian (www. Docstoc.com ).

Mahasiswa S-1 Departemen Manajemen Regular Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara merupakan salah satu pasar potensial untuk menjadi objek dalam riset pemasaran karena setiap Mahasiswa Ekonomi penampilan adalah hal yang paling diperhatikan disamping perkuliahan, pakaian yang bersih, rapi, menarik dan wangi adalah kebutuhan dari setiap orang termasuk Mahasiswa Ekonomi USU.

Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti, ”Pengaruh Periklanan TV Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan”.


(19)

1.2 . Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: ”Apakah Penayangan Iklan Molto Ultra di Televisi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ukonomi Universitas Sumatera Utara di Medan” ?.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis iklan Molto Ultra sekali bilas di Televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dalam proses pembuatan iklan untuk dapat menaikkan tingkat penjualan konsumen.

b. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan pengetahuan penulis tentang periklanan dan keputusan pembelian.


(20)

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya sehinggah dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Uraian Teoritis

Pemasaran

Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang saat ini, baik yang menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah penting karena merupakan salah satu faktor kunci penentu keberhasilan bisnis. Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Ada banyak terminologi tentang pemasaran, secara umum pemasaran merupakan suatu system keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan definisi pemasaran diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran terjadi sejak produk mulai diproduksi, atau dengan kata lain pada saat produsen menetapkan harga dan keuntungan yang diharapkan,


(22)

bagaimana mempromosikan dan mendistribusikan produk ketangan konsumen sudah termasuk dalam kegiatan dan proses pemasaran.

Definisi Periklanan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani, yang artinya kurang lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto et.al,2003:1).

Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti Televisi, Radio, Koran, Majalah, Direc Mail (pengeposan langsung), Reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee, 2007:3). Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Laksana: 2008:140). Iklan dapat didefenisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan, iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat


(23)

(Brannan :2004:5). Iklan dapat didefinisikan sebagai “semua bentuk persentasi nonpersonal yang mempromosikan gagasan atau jasa yang dibiayai pihak sponsor tertentu”(Sulaksana, 2003:90).

Menurut Kotler (2002 : 658) “periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan untuk perusahaan (khususnya produk konsumsi) untuk mengarahkan kominikasi yang persuasive pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengethuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan salah satu produk atau merek (Durianto 2003:2). Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan, konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi persaingan.

Klasifikasi Periklanan

Menurut Lee (2007:4) tiada istilah tunggal, jelas, dan menyeluruh yang bisa menggambarkan karakter kompleks periklanan dan fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling terkait. Periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar yaitu :


(24)

Porsi utama pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produksi, persentasi promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan produk-produk revisi.

2) Periklanan Eceran

Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat local dan berfokus pada took, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau dimana satu jasa ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.

3) Periklanan Korporasi

Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi. Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya, meski demikian, Periklanan citra secara khusus mengindikasikan kampanye korporasi yang menyoroti keunggulan atau karakteristik menguntungkan dari perusahaan dari sponsor.

4) Periklanan Bisnis- ke- Bisnis

Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri (ban yang diiklankan kepada manufaktur mobil), para pedagang perantara (pedagang partai besar dan pengecer), serta para professional (seperti pengacara dan akuntan). Periklanan oleh para professional telah


(25)

mendapatkan momentum sejak keputusan mahkamah agung Amerika Serikat memperbolehkan periklanan semacam ini.

5) Periklanan Politik

Periklanan politik sering kali digunakan para politisi untuk membujuk orang untuk memilih mereka. Dan karenanya, iklan jenis ini merupakan sebuah bagian penting dari proses politik di Amerika Serikat dan Negara –negara demokrasi lainnya yang memperbolehkan iklan para kandidat. Para pengkritik merasa prihatin bahwa periklanan politik cenderung lebih berfokus pada citra ketimbang isu-isu.

6) Periklanan Direktori

Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa. Bentuk terbaik direktori yang dikenal adalah Yellow Pages, meskipun sekarang terdapat berbagai jenis direktori yang menjalankan fungsi serupa. Ciri unik iklan direktori yellow pages adalah kemampuan untuk mengukur tanggapan. Perusahaan pengiklan bisa mencantumkan dua nomor telepon yang berbeda, satu diberikan dalam iklan yellow pages dan yang lain digunakan dalam saluran-saluran iklan alternative, sehingga tanggapan keiklan Yellow Pages dapat diukur. Lebih jauh lagi, iklan direktori adalah unik dalam arti pengguna biasanya siap membeli produk atau jasa ketika membuka direktori.


(26)

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara pengiklan dan konsumen. Periklanan tersebut dapat menggunakan sembarang media periklanan (Pos, Televisi, Koran atau Majalah), dan konsumen dapat menanggapinya, sering kali lewat Pos, Telepon atau Faks. Banyak perusahaan sekarang memperbolehkan konsumen menanggapi secara online. Produk biasanya dikirimkan kekonsumen lewat Pos.

8) Periklanan Pelayanan Masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para professional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah oleh media.

9) Periklanan Advokasi

Periklanan advokasi bekaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.

Fungsi – Fungsi Periklanan.

1) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “Informasi” ia mengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri,dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu konsumen tentang produk-produk baru.

2) Periklanan menjalankan sebuah fungsi ,”Persuasif” ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.


(27)

3) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “Pengingat”. Ia terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehinggah mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.

Tujuan Periklanan

Perusahaan menjalankan aktivitas periklanan dengan tujuan yang berbeda – beda dan berkaitan dengan keadaan perusahaan itu sendiri serta struktur persaingan dipasar. Secara umum, tujuan perusahaan mengacu kepada keputusan perusahaan tentang penetapan sasaran pasar, penetuan posisi pasar dan marketing mix (Durianto 2003:3). Menurut Durianto (2003:3) tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk tentang suatu produk. Biasanya, iklan dengan cara ini dilakukan secara besar- besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena bila konsumen tidak mengetahui produk dari suatu perusahaan tentu akan mengurangi permintaan konsumen.

2. Iklan Untuk Membujuk (persuasive) dilakukan dengan tahap kompetitif. Dalam era globalisasi dan pasar bebas berbagai produk sejenis tentu akan membanjiri pasar dengan merek yang berbeda-beda. Keadaan ini tentu akan menyebabkan tingkat persaingan semakin meningkat. Karena itu sangat dibutuhkan kehadiran suatu iklan yang mampu menarik minat beli


(28)

dari konsumen. Tujuannya adalah untuk membentuk permintaan yang selektif merek tertentu. Dalam hal ini perusahaan melakukan persuasi tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang dikemas sedemikian rupa sehinggah menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan yang baik tidak hanya mampu mendorong dan mempengaruhi perilaku pembeli tetapi juga memfasilitasi proses pembelian. Pada umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan (growth stage).

3. Iklan Untuk Mengingatkan (reminding) yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis ini sangat penting bagi produk yang sudah matang. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Umumnya iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merek.

Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu yang tertentu. Tujuan Periklanan dapat digolongkan menurut keperluan utamanya apakah memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan (Kotler :2001:154).


(29)

Pesan Iklan

Pada penelitian ini , pesan periklanan dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi yang dilakukan untuk dapat menyampaikan informasi produk agar diketahui oleh audiens.” Pesan iklan seharusnya bermula dari konsep produk yang kuat karena sudah semestinya yang hendak dikomunikasikan dalam pesannya adalah benefit produk” (Sulaksana ,2003:94). Pembuat iklan harus menentukan gaya, nada, kata-kata dan pormat yang kohesif dalam tahap eksekusi pesan. Semua pesan biasanya dapat disajikan dengan berbagai style (gaya) hidup, cuplikan hidup, fantasi, mood, atau citra, musical, lambing kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah dan testimonial ( Sulaksana :2003:96).

Informasi dalam pesan iklan dapat diberikan melalui brosur, surat kabar, radio,televisi, internet, pemberitahuan antar pribadi yang merupakan sumber informasi bagi calon pembeli ataupun media- media lainnya. Pesan iklan yang ideal menurut Durianto (2003:105) harus mampu menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan menggerakkan tindakan. Oleh karena itu, pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, mengimformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya dan dapat dibuktikan.

Media Iklan Melalui Televisi

Televisi merupakan media iklan paling potensial diantara berbagi media lainnya karena jangkauannya yang luas. Pesan iklan dapat dikemas secara


(30)

nasioanal meskipun untuk tujuan audiens lokal. Televisi dapat digunakan baik sebagai media nasional maupun regional. Televisi sangat fleksibel dalam menyampaikan pesan sponsor mulai dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan penyampaian ulasan berita secara khusus untuk audiens tertentu (Brannan :2004:54).

Iklan memiliki kekuatan dan fungsi yang serba guna dapat memberikan beragam kreativitas yang dapat diimplementasikan melalui penglihatan, suara, /bahkan penciuman. Kekuatan utama dari iklan barang kali terletak pada fakta bahwa iklan dibayar untuk publisitas, artinya kita dapat memilih media yang tepat untuk mencapai audiens sasaran, melaksanakan kampanye dan yang paling penting, menyampaikan pesan secara tepat mengenai apa yang kita inginkan, dan pesan yang kita sampaikan haruslah legal, sopan, jujur, dan benar.

Kelemahan media iklan ini adalah teknik periklanan sering kali mengalami kesulitan memberikan bukti kontribusinya secara konkret. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika pemahaman kita tentang proses penjualan tidak sempurna.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh factor kebudayaan, social, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah factor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar dapat diperhitungkan.


(31)

I. Faktor –Faktor Kebudayaan. 1) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

2) Sub-budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya-sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok Nasionalisme, kelompok Keagamaan, kelompok Ras , Area Geografis.

3) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

II. Faktor-Faktor Sosial 1) Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.


(32)

2) Keluarga

1) Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli yang pertama adalah keluarga orientasi yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang itulah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi adalah pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

III. Faktor Pribadi

1) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2) Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.


(33)

3) Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian konsep diri dapat merupakan suatu variable yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kpribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.


(34)

IV. Faktor-Faktor Psikologis 1) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

2) Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3) Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4) Kepercayaan dan Sikap.

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.


(35)

Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menurut Setiadi (2003:16) adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks hinggah suatu tingkat kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Konsumen dapat mencari informasi melalui media cetak seperti majalh, Koran, buku bacaan dan melalui media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

3. Evaluasi Alternat

Bagaiman konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir..? ternyata tidak ada proses evaluasi yang


(36)

sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli.

4. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hinggah periode sesudah pembelian.

6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral adan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.


(37)

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau meereka munngkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).

8. Penggunaan dan Pembuangan Sesudah Pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan.

Jenis - Jenis Tingkah Laku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2005:160) mengatakan ada beberapa tingkah laku pembelian konsumen, yaitu:

1) Tingkah laku membeli yang kompleks

Konsumen mengalami tingkah laku pembelian yang kompleks kalau mereka terlibat dalam pembelian dan memilki perbedaan pandangan yang berarti diantara merek. Konsumen mungkin akan terlibat bila produknya mahal,


(38)

berisiko, jarang dibeli dan amat mencerminkan citra diri, pada umumnya banyak yang harus dipelajari konsumen mengenai kategori produk.

2) Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku ini terjadi saat konsumen terlibat dalam pembelian produk mahal, jarang dibeli dan berisiko tetapi konsumen dapat melihat sedikit perbedaan diantara merek.

3) Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Dalam hal ini tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan sikap tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal.

4) Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam keadaan seperti ini konsumen sering kali mengganti merek.

2.2 . Penelitian Terdahulu

Dinauli Mariana Nainggolan (2008) telah melakukan penelitian yang berjudul” Pengaruh Penayangan Iklan Simpati Pede di Televisi Terhadap


(39)

Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh iklan televisi SimPATI PeDe terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan.

Penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh iklan simpati pede terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Departemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .pada koefisien determinan diketahui bahwa variabel iklan mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 43,3% dan sisanya sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.

Artita Fatimah (2008) telah melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Iklan”Untung Pakai Esia” terhadap peningkatan jumlah pelanggan Esia Cdma pada Gerai Esia Walter Mongonsidi pada PT.Bakrie Telecom,tbk.

Penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh iklan”untung pakai esia terhadap peningkatan jumlah pelanggan pada Gerai Esia Walter Mongonsidi pada PT. Bakrie Telecom,tbk. Berdasarkan analisis data yang diperoleh koefisien determinan (R-Square) = 0,493. Dengan demikian besar pengaruh iklan Untung Pakai Esia terhadap peningkatan jumlah pelanggan sebesar 49,3%

2.3 . Kerangka Konseptual

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, dimana pada tiap


(40)

bagian iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan oleh Sutherland dan Sylvester (2004:81), “iklan mampu mempengaruhi image, perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan adalah bentuk komuniksi tidak langsung yang didasari tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehinggah menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan merupakan kata-kata dalam tayangan yang berfungsi menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya (Tjiptono, 2003:81).

Berdasarkan uraian dari definisi diatas maka digambarkan kerangka konseptualnya sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

PT Unilever Indonesia Tbk yang memproduksi Molto ultra berharap dengan iklan yang dimuat ditelevisi, maka akan dapat mempengaruhi tingkat keputusan pembelian konsumen.

2.4 . Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan – kemungkinan serta

tingkat-IKLAN TV (X) KEPUTUSAN PEMBELIAN


(41)

tingkat kebenarannya (Ginting dan Situmorang : 2008:99). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :” Iklan Televisi Molto Ultra Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 . Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh, yaitu iklan (X) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

3.2 . Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jalan Prof. Dr.T. Hanafiah, SH. Padang Bulan Medan. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011.

3.3 . Batasan Operasioanal

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan terfokus dan mendalam. Agar penelitian dapat dilakukan terfokus maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan, variabel apa saja yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai iklan tv yang telah dilakukan Molto Ultra Sekali Bilas dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.


(43)

3.4 . Definisi Operasioanal Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variable bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Definisi operasional untuk masing –masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2001,33). Variabel bebas penelitian ini adalah periklanan (x). Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan perusahaan dengan pembiayaan laba serta individu-individu dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi.

Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring konsumen untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi produk Molto, yang terdiri dari:

1. Gaya yaitu cara iklan/model iklan yang memperagakan gerakan dalam iklan Molto

2. Bahasa yaitu kata-kata yang dirangkai dalam kalimat yang diucapkan dalam iklan.


(44)

4. Narasi yaitu rangkaian bahasa yang disampaikan dalam iklan oleh seorang narator.

b. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(Sugiyono,2003:33). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala

Pengukuran

Iklan (x)

Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan

1. Gaya iklan 2. Bahasa iklan 3. Model iklan 4. Narasi iklan

Likert Keputusan Pembelian (y) Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk

menggunakan produk yaitu produk Molto Ultra Sekali Bilas

1. Harga 2. Promosi 3. Kebutuhan

Pelanggan 4. Produk

Likert

Sumber : Tjiptono (2003,80), Sugiyono (2006 :104),diolah

3.5 . Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang phenomena sosial (Sugiyono, 2006:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif


(45)

penelitian maka kepada responden diberi alternatif jawaban dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.3

Instrument Skala Likert

sumber : Sugiyono(2006:105)

3.6 . Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan. (Ginting dan Situmorang : 2008:128). Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Manajemen Regular Fakultas Ekonomi USU yang mengggunakan Molto, oleh karena jumlah populasi nya tidak diketahui maka digunakan metode pengambilan sampel unidentified yakni :

n =

Keterangan :

n = jumlah sampel

Za = nilai standart normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 Z =1,67

Bila α = 0,01 Z=1,96

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2


(46)

P = estimator proporsi populasi

q = (1-p) proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karakteristik tertentu

d = tingkat kesalahan yang bisa ditoleransi

Pada saat dilakukan wawancara terhadap 30 orang Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU ,terdapat 18 mahasiswa yang menggunakan Molto Ultra Sekali Bilas. Hal ini berarti, estimasi proporsi populasi (p) dalam penelitian ini adalah sebesar 60% dan q adalah sebesar 40% :

n=

n=

n = 92,20 n = 93 orang (pembulatan)

Metode penarikan sampel menggunakan metode incidental dan metode purposive sampling (Sugiyono,2006:95). Metode incidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ incidental bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu tepat sebagai responden. Sedangkan metode purposive sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria bahwa mahasiswa tersebut harus minimal pernah 3 (tiga) kali melihat iklan Molto Ultra sekali bilas.

3.7. Jenis dan Sumber Data


(47)

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh penulis dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi Pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan, buku, jurnal, majalah dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh merupakan sejarah dan gambaran umum perusahaan,struktur organisasi dan sebagainya.

3.8 . Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden dimana para responden diharapkan untuk memberikan jawaban dari sejumlah pertanyaan yang diajukan.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan dari buku-buku,jurnal maupun sumber data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 . Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang:2008:172). Uji validitas ini


(48)

dilakukan kepada 30 responden Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU diluar sampel. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono,2006:114). Pengujian validitas dilakukan dengan criteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r table maka pertanyaan dinyatakan valid

2. Jika r hitung negative dan r hitung < r table maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian, instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2006:110).

Menurut Chourmapuin (2006:174) keandalan sesuatu alat ukur karena mampu secara ajeg, mantap dan tetap konsisten mengukur apa yang diukur. Uji reliabilitas akan dapat menunjukan konsistensi dari jawaban- jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.


(49)

3.10 Teknik Analisis Data Metode Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti.

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui :

1) Ukuran pemusatan data (mean)

2) Ukuran penyebaran data (standar deviasi, minuman, maksimum, dan range)

3) Distribusi data, yaitu skewness dan kurtosis ( Kurniawan :2009:15).

Metode Regresi Linier Sederhana

Menurut Kurniawan (2009:82) analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel output/devenden(y) dengan satu atau beberapa variable input atau independen (x). hubungan matematis digunakan sebagai suatu model regresi yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai output (y) berdasarkan nilai output (x) tertentu.

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian. Agar hasil penelitian lebih bantuan program terarah dan teruji maka peneliti menggunakan statistic


(50)

spss (statistic product and service solution) versi 17.0. Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut (Sugiyono 2006:211):

y = b0 + b1x + e

Dimana :

y = keputusan pembelian b0= konstanta

x = iklan

b1 = koefisien regresi e = standar error

Metode regresi linier sederhana mempunyai uji ketepatan yang terdiri dari :

1) Uji T (uji secara signifikansi)

Uji t (uji secara signifikansi) yaitu membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh iklan sebagai variable bebas terhadap keputusan pembelian sebagai variable terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H1 : b1 ≠ 0 (ada pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian)

H0 : b1= 0 (tidak ada pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian)

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a) Ho diterima jika thitung < ttabelpada α = 5 %


(51)

2) Koefisien Determinan (R2) / Identifikasi Determinan(R2)

Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian . Dalam output spss, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis R Square. Namun untuk regreasi linier sederhana sebaiknya menggunakan adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian . Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho,2005:51).


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat PT Unilever Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N. V. dengan akta no. 33 yang dibuat oleh Tn. A. H. van ophuijsen, notaris dibatavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jendral Van Negerlandsch – indie dengan surat no. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar diRaad Van Justitie di Batavia dengan no. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 tambahan no. 3. Dengan akta no. 171 yang dibuat oleh Notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaries Tn Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C21.049HT.01.04TH98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan diberita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39

Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk


(53)

dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan


(54)

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008(Sumber

Visi dan Misi PT Unilever Tbk a) Visi PT Unilever Tbk

Tujuan perusahaan kami menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan “standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja diperusahaan kami, masyarakat sekitar & lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha.”

b) Misi PT Unilever Tbk

1. Memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen.

2. Menghasilkan produk dengan kinerja yang tinggi.

3. Menguntungkan dan memberikan imbalan diatas rata- rata karyawan dan pemegang saham.


(55)

4. Menjadi yang pertama dan yang terbaik dikelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen.

5. Menjadi rekan utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

6. Menghilangkan seluruh kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

7. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja tinggi.

8. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan diatas rata-rata karyawan dan pemegang saham

Prinsip Bisnis PT.Unilever Tbk a. Inovasi

b. Persaingan

c. Integritas Bisnis

d. Kepatuhan – Pemantauan Pelaporan

Strategi PT. Unilever, Tbk Dalam Memasarkan Produk

Didalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever, Tbk memiliki strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:


(56)

1. Kepemimpinan Harga Rendah

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapat mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem ini mampu membuat wal-wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

2. Diferensiasi Produk

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.

3. Berfokus Pada Peluang Pasar

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan


(57)

bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

4. Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh

Consumer – market sales promotion techniques :

1) Kupon merupakan Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat pengurangan harga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.

2) Price-Off Deals merupakan Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

3) Premium and Advertising Specialties merupakan barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.

4) Contest and Sweeptakes merupakan hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang-barang karena membeli sesuatu.


(58)

5) Sampling and Trial Offers merupakan Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberian contoh produk).

6) Brand Placement merupakan Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar dengan memasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.

7) Rebates merupakan memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada toko pengecer.

8) requency merupakan Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah langsung gratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merk atau perusahaan yang sama.

9) Event Sponsorship merupakan Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangat ditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkat bersamaan dengan para penonton di acara.

Macam-Macam Produk yang dikeluarkan PT Unilever Tbk

PT Unilever Tbk bergerak dalam bidang :

a. Produk sabun seperti lifebuoy, clear. b. Deterjen seperti rinso, sunlight, molto.

c. Margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari The seperti The celup sariwangi, Blue Band, Buah Vita.


(59)

d. Produk – produk kosmetik seperti Pond’s, Vaselin, Rexona.

4.2. HASIL PENELITIAN

Uji Validitas

Uji Validitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrument) dapat menjawab tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot method), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali. Instrument penelitian (kuesioner) dicoba pada responden awal yang berjumlah 30 orang mahasiswa (Sugiyono, 2006:114). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00 dengan criteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid 2. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak

valid.


(60)

Tabel 4.1 Validitas Item-Total Statistics

Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Validitas

Butir 1 37.9667 24.999 .515 .874 Valid

Butir 2 37.9667 26.309 .473 .877 Valid

Butir 3 37.9000 25.679 .623 .871 Valid

Butir 4 38.1333 25.982 .538 .875 Valid

Butir 5 38.7667 21.840 .632 .869 Valid

Butir 6 38.6000 21.766 .704 .862 Valid

Butir 7 37.8333 24.971 .600 .870 Valid

Butir 8 38.1667 22.695 .658 .865 Valid

Butir 9 38.1333 22.740 .665 .864 Valid

Butir 10 38.0000 23.931 .664 .865 Valid

Butir 11 38.2000 23.338 .597 .869 Valid

Sumber : hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17.00

a. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika 1 item dihapus, maka rata-rata variabel sebesar 37.9667. Jika item 2 dihapus, maka rata-rata variabel adalah 37.9667. Jika item 3 dihapus, maka rata – rata variabel adalah 37.9000. demikian seterusnya.

b. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika item tersebut dihapuskan. Misalnya item 1 dihapus, maka besarnya variance adalah 24.999. Jika item 2 dihapus, maka besarnya variance adalah sebesar 26.309. Jika item 3 dihapus, maka besarnya variance adalah sebesar 25.679. Demikian seterusnya.


(61)

c. Corrected item – total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai pada kolom corrected item – total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30, nilai table r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan kuesioner adalah valid, karena mempunyai nilai corrected item- total correlation lebih besar dari r tabel (0,361). Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrument yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban- jawaban respoden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 17.00 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :


(62)

Tabel 4.2 Reliabilitas Kuesioner

Sumber : pengolahan data primer ( kuesioner) dengan SPSS 17.00

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa r hitung (0.880) > r tabel (0,60). Menurut Nugroho ( 2005:72) “ reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,60”. Maka dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan yang terdapat pada kuesioner adalah reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Analisis Deskriptif

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase ( %)

Perempuan 59 orang mahasiswa 63

Laki – laki 34 orang mahasiswa 37

Total 93 orang mahasiswa 100

Sumber : data primer yang diolah, Maret 2011

Cronbach's Alpha N of Items


(63)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 59 orang mahasiswa atau sebesar 63% sedangkan responden laki-laki sebanyak 34 orang mahasiswa atau sebesar 37%.

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.4

karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase (%)

17 Tahun 2 orang mahasiswa 2

18 Tahun 10 orang mahasiswa 11

19 Tahun 20 orang mahasiswa 22

20 Tahun 18 orang mahasiswa 19

21 Tahun 22 orang mahasiswa 24

22 Tahun 13 orang mahasiswa 14

23 Tahun 6 orang mahasiswa 6

24 Tahun 2 orang mahasiswa 2

Total 93 orang mahasiswa 100

Sumber : Data primer yang diolah, Maret 2011

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berusia 21 tahun sebanyak 22 orang mahasiswa atau sebesar 24%, 20 orang mahasiswa (22%) berusia 19 tahun, 18 orang mahasiswa (19%) berusia 20 tahun, 13 orang mahasiswa (14%) berusia 22 tahun, 10 orang mahasiswa(11%) berusia 18 tahun, 6 orang mahasiswa (6%) berusia 23 tahun, 2 orang mahasiswa (2%) berusia 24 tahun dan 2 orang mahasiswa (2%) berusia 17 tahun.


(64)

3. Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian

Tabel 4.5

karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian

Lama pemakaian Jumlah (orang) Persentase (%)

< 1 tahun 49 53

1-2 tahun 17 18

>2 27 29

Total 93 orang mahasiswa 100

Sumber : data primer yang diolah, Maret 2011

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memakai selama < 1 tahun lebih banyak yaitu 49 atau sebesar 53%, lama pemakaian > 2 tahun sebanyak 27 atau sebesar 29%, dan lama memakai 1- 2 tahun sebanyak 17 atau sebesar 18%.

4. Karakteristik responden berdasarkan tinggal bersama Tabel 4.6

karakteristik responden berdasarkan tinggal bersama Tinggal bersama Jumlah (orang) Persentase % Orang tua 54 orang mahasiswa 58

Kos 30 orang mahasiswa 32

Saudara 9 orang mahasiswa 10

Total 93 orang mahasiswa 100

Sumber : data primer yang diolah, Maret 2011

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah responden yang tinggal bersama orang tua sebanyak 54 orang mahasiswa atau sebesar 58%, sebanyak 30 orang mahasiswa atau 32% adalah kos, dan ada 9 orang mahasiswa atau 20% tinggal bersama saudara.


(65)

5. Karakteristik responden berdasarkan pemakaian perbulan Tabel 4.7

Karakteristik responden berdasarkan pemakaian perbulan Pemakaian rata-rata

perbulan

Jumlah (orang) Persentase % < 1 botol 51 orang mahasiswa 55

>1 botol 42 orang mahasiswa 45

Total 93 orang mahasiswa 100

Sumber : data primer diolah, Maret 2011

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang pemakaiannya rata- rata perbulan <1 botol sebanyak 51 orang atau sebesar 55% dan mahasiswa yang rata- rata pemakaiannya >1 botol sebanyak 42 orang mahasiswa atau 45%.

6. Distribusi pendapatan mengenai variabel iklan (X) Q1

Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan gaya iklan Molto Ultra menarik (Q1) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :

Tabel 4.8

Distribusi pendapatan mengenai variabel iklan (x) Q1

q1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2

3.00 5 5.4 5.4 7.5

4.00 74 79.6 79.6 87.1

5.00 12 12.9 12.9 100.0

Total 93 100.0 100.0


(66)

Dari 4.8 diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 5 orang (5,4%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan gaya iklan Molto Ultra menarik (Q1), dan ada 12 orang (12,9%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, gaya iklan Molto Ultra menarik.

1. Variabel Iklan TV (X) pada Q2

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan gaya iklan Molto Ultra mencerminkan kesan ceria (Q2) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Variabel Iklan TV (X) pada Q2 q2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3.00 3 3.2 3.2 3.2

4.00 65 69.9 69.9 73.1

5.00 25 26.9 26.9 100.0

Total 93 100.0 100.0

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner )Maret 2011

Dari 4.9 diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 3 orang (3,2%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan gaya iklan Molto Ultra mencerminkan kesan ceria (Q2), dan ada 25 orang (26,9%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, gaya iklan Molto Ultra menarik.


(67)

2. Variabel iklan tv (X) pada Q3

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan bahasa iklan Molto Ultra mudah dipahami (Q3) dapat dideskripsikan pada tabel berikut

Tabel 4.10

Variabel iklan tv (X) pada Q3 q3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3.00 6 6.5 6.5 6.5

4.00 73 78.5 78.5 84.9

5.00 14 15.1 15.1 100.0

Total 93 100.0 100.0

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner )Maret 2011

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 6 orang (6,5%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan bahasa iklan Molto Ultra mudah dipahami (Q3), dan ada 14 orang (15,1%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv,bahasa iklan Molto Ultra mudah dipahami.

3. Variabel iklan tv (X) pada Q4

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan bahasa iklan Molto Ultra komunikatif (Q4) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :


(68)

Tabel 4.11

Variabel iklan tv (X) pada Q4 q4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 10 10.8 10.8 11.8

4.00 72 77.4 77.4 89.2

5.00 10 10.8 10.8 100.0

Total 93 100.0 100.0

Sumber : Pengolahan data primer (kuesioner )Maret 2011

Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 10 orang (10,8%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan bahasa iklan Molto Ultra komunikatif (Q4), dan ada 10 orang (10,8%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, bahasa iklan Molto Ultra komunikatif.

4. Variabel iklan tv (X) pada Q5

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan model iklan Molto Ultra dikenal (Q5) dideskripsikan pada tabel berikut :

Tabel 4.12

Variabel iklan tv (X) pada Q5 q5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 11 11.8 11.8 11.8

3.00 18 19.4 19.4 31.2

4.00 53 57.0 57.0 88.2

5.00 11 11.8 11.8 100.0


(69)

Sumber : Pengolahan data primer (kuesioner )Maret 2011

Dari 4.12 diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 18 orang (19,4%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan model iklan Molto Ultra dikenal (Q5), dan ada 11 orang (11,8%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, model iklan Molto Ultra kurang dikenal.

5. Variabel iklan tv (X) pada Q6

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan model iklan Molto Ultra anda sukai (Q6) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :

Tabel 4.13

Variabel iklan tv (X) pada Q6 q6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 10 10.8 10.8 11.8

3.00 23 24.7 24.7 36.6

4.00 50 53.8 53.8 90.3

5.00 9 9.7 9.7 100.0

Total 93 100.0 100.0

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner)Maret 2011

Dari tabel 4.13 menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 23 orang (24,7%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan model iklan Molto Ultra anda sukai (Q6), dan ada 9 orang (9,7%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, model iklan Molto Ultra kurang disukai.


(70)

6. Variabel iklan tv (X) pada Q7

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel iklan tv pada pernyataan narasi iklan Molto Ultra mudah dimengerti (Q7) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :

Tabel 4.14

Variabel iklan tv (X) pada Q7

q7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Va

lid

2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 10 10.8 10.8 11.8

4.00 72 77.4 77.4 89.2

5.00 10 10.8 10.8 100.0

Total 93 100.0 100.0

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner )Maret 2011

Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa rata-rata responden sebanyak 10 orang (10,8%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan narasi iklan Molto Ultra mudah dimengerti (Q7), dan ada 10 orang (10,8%) menyatakan sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa variabel iklan tv, narasi iklan Molto Ultra mudah dimengerti.

7. Variabel keputusan pembelian (Y) pada pernyataan pertama (P1)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka jawaban responden atas variabel keputusan pembelian pada pernyataan promosi yang dilakukan Molto Ultra sekali bilas menarik minat anda untuk melakukan pembelian (P1) dapat dideskripsikan pada tabel berikut :


(1)

Hasil Uji Sampel 93 Menggunakan SPSS 17

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 93 100.0

Excludeda 0 .0

Total 93 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.840 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

q1 39.5484 16.294 .416 .834

q2 39.3441 16.489 .389 .836

q3 39.4946 16.427 .451 .832

q4 39.6022 15.568 .617 .820

q5 39.8925 14.380 .512 .830

q6 39.9785 14.326 .508 .831

q7 39.6022 15.568 .617 .820

y1 39.6129 15.131 .564 .822

y2 39.5914 14.701 .582 .820

y3 39.4624 14.925 .623 .817


(2)

Hasil Uji Analisis Deskriptif Menggunakan SPSS 17.

Frequency

Frequency Table

q2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3.00 3 3.2 3.2 3.2

4.00 65 69.9 69.9 73.1

5.00 25 26.9 26.9 100.0

Total 93 100.0 100.0

Statistics

q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 y1 y2 y3 y4

NValid 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

q1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2

3.00 5 5.4 5.4 7.5

4.00 74 79.6 79.6 87.1

5.00 12 12.9 12.9 100.0


(3)

q3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3.00 6 6.5 6.5 6.5

4.00 73 78.5 78.5 84.9

5.00 14 15.1 15.1 100.0

Total 93 100.0 100.0

q4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 10 10.8 10.8 11.8

4.00 72 77.4 77.4 89.2

5.00 10 10.8 10.8 100.0

Total 93 100.0 100.0

q5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 11 11.8 11.8 11.8

3.00 18 19.4 19.4 31.2

4.00 53 57.0 57.0 88.2

5.00 11 11.8 11.8 100.0


(4)

q6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 10 10.8 10.8 11.8

3.00 23 24.7 24.7 36.6

4.00 50 53.8 53.8 90.3

5.00 9 9.7 9.7 100.0

Total 93 100.0 100.0

q7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 10 10.8 10.8 11.8

4.00 72 77.4 77.4 89.2

5.00 10 10.8 10.8 100.0

Total 93 100.0 100.0

y1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 3 3.2 3.2 3.2

3.00 11 11.8 11.8 15.1

4.00 65 69.9 69.9 84.9

5.00 14 15.1 15.1 100.0


(5)

y2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 3 3.2 3.2 3.2

3.00 14 15.1 15.1 18.3

4.00 57 61.3 61.3 79.6

5.00 19 20.4 20.4 100.0

Total 93 100.0 100.0

y3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 10 10.8 10.8 11.8

4.00 59 63.4 63.4 75.3

5.00 23 24.7 24.7 100.0

Total 93 100.0 100.0

y4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2

3.00 17 18.3 18.3 20.4

4.00 62 66.7 66.7 87.1

5.00 12 12.9 12.9 100.0


(6)

Hasil Uji Regresi Linier Sederhana menggunakan

SPSS.17

Variables Entered/Removed

b

Model

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

iklan

a

.

Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keputusan

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1

.651

a

.424

.418

1.51384

a. Predictors: (Constant), iklan

ANOVA

b

Model

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1Regression

153.410

1

153.410 66.941

.000

a

Residual

208.547

91

2.292

Total

361.957

92

a. Predictors: (Constant), iklan

b. Dependent Variable: keputusan

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1(Constant)

1.953

1.721

1.135

.259


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Nilai Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Mizone Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU Medan

1 42 71

Pengaruh Iklan Televisi Coca Cola Versi Ramadhan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Di Medan

5 39 85

Pengaruh Iklan Tarif Hemat Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

2 32 83

Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan

6 86 69

Pengaruh Iklan Klaim Riset Sampo Rejoice Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 32 86

PENGARUH TERPAAN IKLAN MOLTO ULTRA VERSI ”MOLTO ULTRA SEKALI BILAS” TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGHEMATAN AIR BERSIH( Studi Pada Ibu Rumah Tangga RT.02 RW.06 Di Bandulan, Kecamatan.Sukun, Kelurahan. Bandulan, Kota Malang)

0 20 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS (IMC) PADA EVENT GERAKAN SEKALI BILAS "MOLTO ULTRA SEKALI BILAS" PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.

1 4 176

PENGARUH KINERJA PROGRAM IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULTRA TEH KOTAK.

0 4 67

SIKAP IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN MOLTO ULTRA SEKALI BILAS DI TELEVISI. (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan Molto Ultra Sekali Bilas versi “Demonstrasi Gerakan Sekali Bilas” di Televis

0 0 92

ANALISIS PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE BLACKBERRY PADA MAHASISWA MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI USU

0 0 10