Laporan Perancangan Desain Interior Hotel Bisnis Bintang Lima Dengan Tema Urban Oasis.

(1)

xv ABSTRAK

Dalam penulisan makalah yang berjudul “Laporan Perancangan Desain Interior Hotel Bisnis Bintang Lima dengan Tema Urban Oasis” ini, penulis memaparkan seperti apa perancangan yang dilakukan berdasarkan kriteria – kriteria yang terkait, standard – standard yang berlaku, maupun kaitannya dengan karakteristik user yang dihubungkan dengan lingkungan tempat berdirinya site tersebut. Berdasarkan pengamatan penulis, saat ini kota Bandung yang telah dirancang sebagai kota pusat distribusi regional yang menjadi pusat kegiatan perekonomian bagi daerah – daerah disekitarnya. Dengan predikat ini, kota Bandung harus siap untuk menampung segala aktifitas bisnis yang ada di dalamnya. Selain itu, Bandung merupakan kota yang sedang berkembang di berbagai sektornya, terutama pada sektor pariwisata dan industri. Kota Bandung sering dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan belanja, wisata alam, maupun wisata bisnis. Seiring dengan perkembangan wisata tersebut terutama wisata bisnis, maka diperlukan fasilitas pendukung dan fasilitas pelayanan untuk mengakomodasi para pebisnis yang tentu saja memiliki kebutuhan yang berbeda dengan kebutuhan wisatawan biasa. Oleh karena itu, sejalan dengan masih sedikitnya hotel bisnis di kota Bandung, maka penulis ingin menghadirkan hotel bisnis dengan sentuhan yang


(2)

xv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... ii

SPECIAL THANKS ... ... v

DAFTAR ISI ... ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ... x

DAFTAR TABEL ... ...xiii

DAFTAR BAGAN ... ...xiv

ABSTRAK ... ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... ... 1

1.2 Ide / Gagasan Konsep ... ... 2

1.3 Identifikasi Masalah ... …....3

1.4 Tujuan Perancangan ... ... 4


(3)

xvi BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Hotel Bisnis ... ... 6

2.2 Penggolongan Jenis Hotel / Klasifikasi Hotel ... ...7

2.3 Tahapan dalam Programming ... ...11

2.4 Gaya Relaxed Elegance ... ...13

2.4.1 Area Ruang Duduk ... ...13

2.4.2 Area Kamar Tidur ... ...14

2.4.3 Area Kamar Mandi ... ...14

2.4.4 Area Ruang Kerja ... ...15

2.4.5 Area Ruang Luar ... ...15

BAB III ANALISA BANGUNAN 3.1 Deskripsi Objek Studi ... ... 16

3.2 Ide Implementasi Konsep pada Objek Studi ... ... 23

3.2.1 Aplikasi Konsep Perancangan ... ... 23

3.2.2 Studi Image Perancangan Ruang dengan Konsep Relaxed Elegance ... ... 32

3.3 Analisa Fisik (Analisa Tapak) ... ... 33


(4)

xvii

3.4.1 Programming (Problem Identification) ... ... 34

3.4.2 Kebutuhan Ruang dan Furniture ... ... 36

3.4.3 Kebutuhan Ruang dan Standar Besaran Ruang ... ... 43

3.4.4 Hubungan Kedekatan Ruang (Bubble Diagram) ... ... 50

3.4.5 Alur sirkulasi Hubungan Antar Ruang ... ... 52

3.4.6 Zoning - Blocking ... ... 53

3.5 Analisis Program Kegiatan ... ... 56

3.5.1 Program Kegiatan ... ... 56

3.5.2 Perencanaan Kegiatan ... ... 58

3.6 Analisis Kriteria Ruang ... ... 59

BAB IV PERANCANGAN DESAIN INTERIOR 4.1 Konsep Desain ... ... 63

4.2 Implementasi Konsep Desain pada Ruang ... ... 64

4.2.1 Konsep Bentuk ... ... 65

4.2.2 Konsep Material ... ... 68

4.2.3 Konsep Warna ... ... 69


(5)

xviii

4.2.5 Konsep Penghawaan ... ... 72

4.2.6 Konsep Akustik ... ... 73

4.2.7 Konsep Keamanan ... ... 73

4.3 Implementasi Konsep Desain pada Elemen Interior (Furniture) ... ... 73

4.4 Studi Image Pencapaian Desain ... ... 75

BAB V SIMPULAN Simpulan ... ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... .... xvi

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... ....xvii


(6)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Eksterior Bangunan Lama 1 ... ... 18

Gambar 3.2. Eksterior Bangunan Lama 2 ... ... 18

Gambar 3.3. Eksterior Bangunan Lama 3 ... ... 18

Gambar 3.4. Eksterior Bangunan Lama 4 ... ... 18

Gambar 3.5. Jl. Asia Afrika ... ... 19

Gambar 3.6. Jl. Asia Afrika ... …...19

Gambar 3.7. Jl. Asia Afrika ... ... 19

Gambar 3.8. Jl. Alkateri ... ...19

Gambar 3.9. Bangunan Lama ... ...20

Gambar 3.10. Bangunan Lama ... ...20

Gambar 3.11. Ex. Plaza Asia Afrika ... ...20

Gambar 3.12. Ex. Plaza Asia Afrika ... ...20

Gambar 3.13. Foto Udara Area Alun-Alun ... ...21

Gambar 3.14. Alun-Alun Bandung ... ...21


(7)

xx

Gambar 3.16. Hotel Preanger Bandung ... ...22

Gambar 3.17. Gedung KAA ... ...22

Gambar 3.18. Hotel Savoy Homan Bandung ... ...22

Gambar 3.19. Jl. Kepatihan ... ...22

Gambar 3.20. Peta Alun-Alun Kota Bandung dan Sekitarnya ... ...23

Gambar 3.21. Conrad Miami Espirito Santo Plaza – Miami Florida ... ...32

Gambar 3.22. Conrad Miami Espirito Santo Plaza – Miami Florida ... ...32

Gambar 3.23. Westin Abu Dhabi – Abu Dhabi UAE ... ...32

Gambar 3.24. Westin Abu Dhabi – Abu Dhabi UAE ... ...33

Gambar 3.25. Lobby Area ... ...65

Gambar 3.26. Restaurant, Coffee Shop & Business Centre ... ...66

Gambar 3.27. Layout Furniture Meeting Room ... ...66

Gambar 3.28. Layout Furniture Suite Room ... ...67

Gambar 3.29. Layout Furniture Standard Room ... ...67

Gambar 3.30. Unsur Bentukan Oasis ... ...75

Gambar 3.31. Water Wall dan Taman Kering Zen ... ...76

Gambar 3.32. Coffee Shop & Business Centre ... ...76


(8)

xxi

Gambar 3.34. Meeting Room ... ...77

Gambar 3.35. Standard Room ... ...77

Gambar 3.36. Standard Room ... ...78


(9)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jenis Pencahayaan terhadap Ruangan ... ... 29

Tabel 3.2. Kebutuhan Ruang dan Furniture ... ... 43

Tabel 3.3. Kebutuhan Ruang dan Standar Besaran Ruang ... ... 49

Tabel 3.4. Analisis Program Kegiatan ... ...57

Tabel 3.5. Analisis Kriteria Ruang Privat ... ...59

Tabel 3.6. Analisis Kriteria Ruang dan Fasilitas Publik ... ...61


(10)

xxiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1. Struktur Organisasi Hotel (Umum) ... ... 35

Bagan 3.2. Bubble Diagram Lantai Basement ... ... 50

Bagan 3.3. Bubble Diagram Lantai Dasar ... ... 50

Bagan 3.4. Bubble Diagram Lantai 2 ... ...50

Bagan 3.5. Bubble Diagram Lantai 3 ... ...50

Bagan 3.6. Bubble Diagram Lantai 4 ... ...51

Bagan 3.7. Bubble Diagram Lantai 5 ... ...51

Bagan 3.8. Alur Sirkulasi Hubungan Antar Ruang pada Hotel ... ...52

Bagan 3.9. Zoning-Blocking Lantai Basement ... ...53

Bagan 3.10. Zoning-Blocking Lantai Dasar ... ...53

Bagan 3.11. Zoning-Blocking Lantai 2 ... ...54

Bagan 3.12. Zoning-Blocking Lantai 3 ... ...54

Bagan 3.13. Zoning-Blocking Lantai 4 ... ...55


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Siapa yang tidak tahu dengan kota Bandung? Bandung dikenal dengan kota bunga. Kota Bandung sangat terkenal dengan keindahannya, keberanekaragaman makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan pesat sehingga kebutuhan akan sarana penunjang kota pun bertambah. Berkembanganya kota Bandung membawa dampak bagi kualitas kehidupan kota. Ruang-ruang yang berskala kota dan ruang terbuka hijau mulai berkurang. Kawasan alun-alun yaitu khususnya Jalan Asia Afrika, yang merupakan jalan protokol, sebagai kawasan konservasi Bandung dan masih memiliki ruang terbuka hijau memiliki potensi yang besar sebagai daerah kawasan transisi dari daerah bisnis dan perdagangan di pusat kota.


(12)

2 Proyek hotel bisnis bintang lima diambil sebagai kasus perancangan pada daerah tersebut, yaitu diantara Jalan Asia Afrika dengan Jalan Alkateri, sebagai salah satu sarana penunjang kota. Dalam perencanaan dan perancangan sebuah hotel, sebaiknya disesuaikan dengan penempatan lokasinya. Sebagai hotel yang diklasifikasikan dalam hotel bisnis berbintang lima, maka lokasi tempat hotel tersebut akan dibangun yaitu pada jalur jalan utama dan merupakan pusat kota.

Perencanaan dan perancangan hotel dengan klasifikasi hotel bisnis menarik perhatian penulis dikarenakan, masih sedikit jumlah hotel bisnis di kota Bandung khususnya yang mampu menunjang kegiatan bisnis sekaligus memberikan suasana penunjang terhadap kegiatan bisnis tersebut, selain itu penulis juga ingin membahas lebih lanjut mengenai bagaimana prinsip desain bagi hotel berbintang lima sebagai hotel bisnis.

1.2Ide / Gagasan Konsep

Urban oasis merupakan tema dari perancangan hotel bisnis bintang lima ini, dimana dari tema itu sendiri ingin dicapai suatu hasil perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pola perilaku serta pengguna dari hotel tersebut yang terkait dengan kehidupan kota, yang mayoritas penggunanya merupakan kaum pengusaha. Berdasarkan hal tersebut diinginkan suatu pencapaian terhadap hotel tersebut yaitu sebuah hotel bisnis bintang lima yang berfungsi baik secara ekonomis baik bagi hotel itu sendiri maupun bagi masyarakat disekitarnya (oasis yang berarti “fertile land in dessert” (Encarta, 2008)). Sedangkan konsep yang akan diangkat dalam perancangan hotel bisnis bintang lima ini yaitu penciptaan suasana relaxed elegance pada image interiornya. Konsep ini diambil berdasarkan analisa terhadap pengguna hotel secara


(13)

3 umum maupun analisa lingkungan dimana berdirinya hotel tersebut. Sehingga didapatkan simpulan mengenai konsep yang cocok yang akan diterapkan dalam perancangan.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam perancangan proyek hotel ini adalah bagaimana meciptakan sirkulasi yang baik dalam bangunan, hubungan antar fungsi pelayanan hotel itu sendiri dan bagaimana hubungan proyek dan fasilitas lain yang ada pada kawasan tersebut juga tipologi perancangan hotel bisnis bintang lima ini. Dalam penulisan pengantar karya tugas akhir ini, penulis menekankan pada bagaimana penerapan perancangan dan prinsip-prinsip desain pada hotel bisnis bintang lima dengan konsep relaxed elegance. Area maupun ruangan yang dibutuhkan dalam mendesain sebuah hotel yaitu, lobby, kamar hotel, koridor, lift, tangga, receptionist, kantor management, restaurant, coffee bar, salon, toilet, ruang rapat, dapur, gudang, laundry service, dapur, fitness centre, dan lain – lainnya.

a. Identifikasi Masalah

1. Hotel bisnis yang bagaimana yang akan dirancang yang sesuai dengan hotel bisnis dengan konsep relaxed elegance?

2. Dilihat dari tingkat penggolongan hotel bisnis bintang lima, apa yang sebaiknya diutamakan dalam perancangan?

3. Dalam perancangannya bagaimana menerapkan suasana urban oasis yang akan diaplikasikan pada desain bagi hotel tersebut?

4. Melalui keadaan lingkungan alam dan lingkungan sekitarnya serta didasarkan pada pola perilaku user, bagaimana menyesuaikan perancangan desain untuk memberikan suasana relaxed elegance?


(14)

4 5. Kebutuhan terhadap perancangan yang bagaimana yang dibutuhkan secara

spesifik yang berkaitan dengan pola perilaku user?

a. Tujuan Perancangan

1. Untuk dapat memberikan citra terhadap hotel bisnis yang mampu memberikan kesan dinamis, yang selama ini pada umumnya terlihat kaku dan terlalu formal.

2. Sebagai hotel yang memiliki identitas (klasifikasi) sebagai hotel bisnis bintang lima, maka dalam perancangannya hotel bisnis ini akan disesuaikan dengan fungsi bisnis antara lain dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan baik dalam hal berbisnis khususnya (contoh: business centre, meeting room, large convention hall, dll) maupun dalam hal relaksasi (contoh: kamar spa, swimming pool, fitness centre & terapic room). Segala fasilitas yang ada tersebut, harus mampu memberikan kemudahan bagi user-nya.

3. Pencerminan tema urban oasis pada perancangan desain harus mampu dirasakan oleh user, dalam hal ini penggambaran suasananya diciptakan dengan mengaplikasikan unsur-unsur yang mendukung terciptanya urban oasis tersebut, antara lain dengan menerapkan unsur-unsur air (kolam), pasir, dan tanaman hijau yang terdapat pada oasis seperti pohon palem. Disamping itu, banyaknya bukaan menjadi unsur penunjang yang utama untuk menciptakan cahaya alami.

4. Suasana relaxed elegance diharapkan mampu menunjang unsur-unsur dari tema urban oasis yang didukung dengan perpaduan kedinamisan bentuk


(15)

5 maupun penggunaan material pilihan. Hal tersebut disesuaikan dengan menerapkan perpaduan beberapa gaya.

5. Untuk memudahkan berbagai kebutuhan bagi user, maka perancangan dilakukan dengan ditunjang melalui fasiltas yang serba modern dan berteknologi tinggi. Fasilitas yang serba wi-fi dan sarana via bluetooth diaplikasikan sebagai nilai tambah yang mendukung kecepatan serta kemudahan bagi user.

1.5Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan penulis memaparkan latar belakang masalah, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori penulis memaparkan definisi hotel, penggolongan jenis hotel / klasifikasi hotel, tahapan dalam programming, teori desain ruang kota, kriteria desain pada konteks urban, dan relaxed elegance.

Dalam Bab III yaitu Bab Deskripsi Objek Studi penulis menjelaskan deskripsi objek studi, ide implementasi konsep pada objek studi, analisa fisik (analisa tapak), dan analisa fungsional.

Dalam Bab IV yaitu Bab Perancangan Desain penulis menjelaskan dan menganalisa terhadap konsep desain, implementasi konsep desain pada ruang, implementasi konsep desain pada elemen interior (furniture), dan studi image pencapaian desain.

Dalam Bab V yaitu Bab Simpulan penulis merangkum hasil perancangan dengan analisis dan interpretasi yang menjawab permasalahan desain.


(16)

79

BAB V

SIMPULAN

Perancangan desain interior pada hotel yang dirancang oleh penulis, merupakan jenis hotel bisnis, dimana perancangannya didasarkan kepada kebutuhan user yang berlandaskan pada kriteria-kriteria yang mengacu pada standar hotel bintang lima. Dimana standardisasi terhadap hotel bintang lima yaitu kenyamanan dan keergonomisan standar ukuran yang sangat diutamakan.

Dalam perancangan hotel bisnis bintang lima, penulis ingin memberikan sebuah image yang lebih dinamis terhadap hotel bisnis. Oleh karena itu setelah melakukan survey lingkungan dan tahapan analisis, maka muncullah tema urban oasis dengan konsep relaxed elegance. Pencitraan terhadap hotel bisnis yang mayoritas cenderung kaku, ingin ditampilkan dengan lebih dinamis namun tetap formal. Oleh karena itu, bentukan-bentukan yang menyerupai oasis akan dihadirkan sebagai perwujudan kedinamisan.


(17)

80 Dimana tema urban oasis muncul dikarenakan oleh keadaan sekitar dari lingkungan tempat dimana site tersebut berada, selain itu juga tema urban oasis menjadi identitas yang membedakan dengan hotel bisnis lainnya.

Tema urban mengedepankan suatu gaya yang mengacu pada kemasakinian (berdasarkan karakteristik user) yang dipengaruhi dengan bentukan-bentukan yang mengacu pada bidang-bidang tak bersudut dari bentukan yang menyerupai bentuk oasis. Maka penggunaan gaya minimalis diterapkan sebagai bagian kecil dan merupakan mix dari gaya-gaya lainnya, sehingga penerapan gaya yang digunakan oleh user adalah gaya eclecticism. Penerapan gaya minimalis tidak mutlak diterapkan namun dirasakan cukup dibutuhkan untuk mempertegas pada beberapa area perancangan, seperti pada area Lobby (Reception Area) dan Meeting Room.

Dalam merancang hotel bisnis bintang lima, sangat diutamakan service bintang lima maupun fasilitas yang menunjang bagi kegiatan bisnis bagi user. Kegiatan bisnis tersebut ditunjang melalui fasilitas-fasilitas seperti business centre, meeting room, large convention hall, dan lain-lain. Sedangkan fasilitas lain diluar fasilitas bisnis yang juga menunjang keberadaan user yaitu dengan kenyamaan yaitu kamar spa, swimming pool, fitness centre & terapic room. Setiap fasilitas yang terdapat pada hotel ini ditunjang dengan teknologi tinggi dan fasilitas modern yang handal. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas yang serba wi-fi dan bluetooth.

Melalui atmosfir pada area restaurant, coffee shop & business centre, sejenak user dijamu dengan suasana relaks namun tetap formil jika dibandingkan dengan area Lobby. Dalam hal ini penggambaran suasana oasis diciptakan dengan mengaplikasikan unsur-unsur yang mendukung terciptanya urban oasis tersebut, antara lain dengan menerapkan unsur-unsur air (kolam), pasir, dan tanaman hijau


(18)

81 yang terdapat pada oasis seperti pohon palem. Disamping itu, banyaknya bukaan menjadi unsur penunjang yang utama untuk menciptakan cahaya alami. Diluar unsur alam sebagai representasi dari unsur bentukan oasis, tidak lupa juga diaplikasikan unsur urban yang mewakili kemasakinian. Material yang juga diaplikasikan pada perancangan yaitu stainless steel, marmer, kaca, acrylic, dan sentuhan lampu dengan warna cool white.

Dengan menampilkan gambaran urban oasis, ingin diciptakan suasana dengan sentuhan relaxed namun tetap terlihat elegant. Hal tersebut ditunjang dengan penggunaan material pilihan seperti material pilihan untuk sofa yaitu leather, front office desk dan lantai dengan material marmer, serta material yang memiliki citarasa tinggi untuk memberikan kesan elegant. Tema dan konsep yang diterapkan pada hotel ini dirasakan sangat sesuai dengan kebutuhan dan pola perilaku user, yang juga disimpulkan berdasarkan dari analisis terhadap keadaan lingkungan alam dan lingkungan sekitarnya.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adler, David. 1999. Metric Handbook Planning and Design Data. England: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.

Bartlett, Atlanta. 2005. The Relaxed Home. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Darsono, Agustinus. 1995. Tata Graha Hotel. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ganslandt, Rudiger. Hofmann, Harrald. 1992. Handbook of Lighting Design. Germany: The Vieweg Publishing Company

Komar, Richard. 2006. Hotel Management. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Robert A. Beck, Dean. Interiors 2nd Book of Hotels. Sumber: Perpustakaan Arsitektur ITB.

Rumekso, SE. 2008. Housekeeping Hotel Public Area / Houseman Section. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rutes, Walter A. Penner, Richard H. 1985. Hotel Planning and Design. New York: Watson-Guptill Publications.


(1)

5. Kebutuhan terhadap perancangan yang bagaimana yang dibutuhkan secara spesifik yang berkaitan dengan pola perilaku user?

a. Tujuan Perancangan

1. Untuk dapat memberikan citra terhadap hotel bisnis yang mampu memberikan kesan dinamis, yang selama ini pada umumnya terlihat kaku dan terlalu formal.

2. Sebagai hotel yang memiliki identitas (klasifikasi) sebagai hotel bisnis bintang lima, maka dalam perancangannya hotel bisnis ini akan disesuaikan dengan fungsi bisnis antara lain dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan baik dalam hal berbisnis khususnya (contoh: business centre, meeting room, large convention hall, dll) maupun dalam hal relaksasi (contoh: kamar spa, swimming pool, fitness centre & terapic room). Segala fasilitas yang ada tersebut, harus mampu memberikan kemudahan bagi user-nya.

3. Pencerminan tema urban oasis pada perancangan desain harus mampu dirasakan oleh user, dalam hal ini penggambaran suasananya diciptakan dengan mengaplikasikan unsur-unsur yang mendukung terciptanya urban oasis tersebut, antara lain dengan menerapkan unsur-unsur air (kolam), pasir, dan tanaman hijau yang terdapat pada oasis seperti pohon palem. Disamping itu, banyaknya bukaan menjadi unsur penunjang yang utama untuk menciptakan cahaya alami.

4. Suasana relaxed elegance diharapkan mampu menunjang unsur-unsur dari tema urban oasis yang didukung dengan perpaduan kedinamisan bentuk


(2)

maupun penggunaan material pilihan. Hal tersebut disesuaikan dengan menerapkan perpaduan beberapa gaya.

5. Untuk memudahkan berbagai kebutuhan bagi user, maka perancangan dilakukan dengan ditunjang melalui fasiltas yang serba modern dan berteknologi tinggi. Fasilitas yang serba wi-fi dan sarana via bluetooth diaplikasikan sebagai nilai tambah yang mendukung kecepatan serta kemudahan bagi user.

1.5Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan penulis memaparkan latar belakang masalah, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori penulis memaparkan definisi hotel, penggolongan jenis hotel / klasifikasi hotel, tahapan dalam programming, teori desain ruang kota, kriteria desain pada konteks urban, dan relaxed elegance.

Dalam Bab III yaitu Bab Deskripsi Objek Studi penulis menjelaskan deskripsi objek studi, ide implementasi konsep pada objek studi, analisa fisik (analisa tapak), dan analisa fungsional.

Dalam Bab IV yaitu Bab Perancangan Desain penulis menjelaskan dan menganalisa terhadap konsep desain, implementasi konsep desain pada ruang, implementasi konsep desain pada elemen interior (furniture), dan studi image pencapaian desain.

Dalam Bab V yaitu Bab Simpulan penulis merangkum hasil perancangan dengan analisis dan interpretasi yang menjawab permasalahan desain.


(3)

79

SIMPULAN

Perancangan desain interior pada hotel yang dirancang oleh penulis, merupakan jenis hotel bisnis, dimana perancangannya didasarkan kepada kebutuhan user yang berlandaskan pada kriteria-kriteria yang mengacu pada standar hotel bintang lima. Dimana standardisasi terhadap hotel bintang lima yaitu kenyamanan dan keergonomisan standar ukuran yang sangat diutamakan.

Dalam perancangan hotel bisnis bintang lima, penulis ingin memberikan sebuah image yang lebih dinamis terhadap hotel bisnis. Oleh karena itu setelah melakukan survey lingkungan dan tahapan analisis, maka muncullah tema urban oasis dengan konsep relaxed elegance. Pencitraan terhadap hotel bisnis yang mayoritas cenderung kaku, ingin ditampilkan dengan lebih dinamis namun tetap formal. Oleh karena itu, bentukan-bentukan yang menyerupai oasis akan dihadirkan sebagai perwujudan kedinamisan.


(4)

Dimana tema urban oasis muncul dikarenakan oleh keadaan sekitar dari lingkungan tempat dimana site tersebut berada, selain itu juga tema urban oasis menjadi identitas yang membedakan dengan hotel bisnis lainnya.

Tema urban mengedepankan suatu gaya yang mengacu pada kemasakinian (berdasarkan karakteristik user) yang dipengaruhi dengan bentukan-bentukan yang mengacu pada bidang-bidang tak bersudut dari bentukan yang menyerupai bentuk oasis. Maka penggunaan gaya minimalis diterapkan sebagai bagian kecil dan merupakan mix dari gaya-gaya lainnya, sehingga penerapan gaya yang digunakan oleh user adalah gaya eclecticism. Penerapan gaya minimalis tidak mutlak diterapkan namun dirasakan cukup dibutuhkan untuk mempertegas pada beberapa area perancangan, seperti pada area Lobby (Reception Area) dan Meeting Room.

Dalam merancang hotel bisnis bintang lima, sangat diutamakan service bintang lima maupun fasilitas yang menunjang bagi kegiatan bisnis bagi user. Kegiatan bisnis tersebut ditunjang melalui fasilitas-fasilitas seperti business centre, meeting room, large convention hall, dan lain-lain. Sedangkan fasilitas lain diluar fasilitas bisnis yang juga menunjang keberadaan user yaitu dengan kenyamaan yaitu kamar spa, swimming pool, fitness centre & terapic room. Setiap fasilitas yang terdapat pada hotel ini ditunjang dengan teknologi tinggi dan fasilitas modern yang handal. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas yang serba wi-fi dan bluetooth.

Melalui atmosfir pada area restaurant, coffee shop & business centre, sejenak user dijamu dengan suasana relaks namun tetap formil jika dibandingkan dengan area Lobby. Dalam hal ini penggambaran suasana oasis diciptakan dengan mengaplikasikan unsur-unsur yang mendukung terciptanya urban oasis tersebut, antara lain dengan menerapkan unsur-unsur air (kolam), pasir, dan tanaman hijau


(5)

yang terdapat pada oasis seperti pohon palem. Disamping itu, banyaknya bukaan menjadi unsur penunjang yang utama untuk menciptakan cahaya alami. Diluar unsur alam sebagai representasi dari unsur bentukan oasis, tidak lupa juga diaplikasikan unsur urban yang mewakili kemasakinian. Material yang juga diaplikasikan pada perancangan yaitu stainless steel, marmer, kaca, acrylic, dan sentuhan lampu dengan warna cool white.

Dengan menampilkan gambaran urban oasis, ingin diciptakan suasana dengan sentuhan relaxed namun tetap terlihat elegant. Hal tersebut ditunjang dengan penggunaan material pilihan seperti material pilihan untuk sofa yaitu leather, front office desk dan lantai dengan material marmer, serta material yang memiliki citarasa tinggi untuk memberikan kesan elegant. Tema dan konsep yang diterapkan pada hotel ini dirasakan sangat sesuai dengan kebutuhan dan pola perilaku user, yang juga disimpulkan berdasarkan dari analisis terhadap keadaan lingkungan alam dan lingkungan sekitarnya.


(6)

Adler, David. 1999. Metric Handbook Planning and Design Data. England: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.

Bartlett, Atlanta. 2005. The Relaxed Home. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Darsono, Agustinus. 1995. Tata Graha Hotel. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ganslandt, Rudiger. Hofmann, Harrald. 1992. Handbook of Lighting Design. Germany: The Vieweg Publishing Company

Komar, Richard. 2006. Hotel Management. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Robert A. Beck, Dean. Interiors 2nd Book of Hotels. Sumber: Perpustakaan Arsitektur ITB.

Rumekso, SE. 2008. Housekeeping Hotel Public Area / Houseman Section. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rutes, Walter A. Penner, Richard H. 1985. Hotel Planning and Design. New York: Watson-Guptill Publications.