Pelayanan di tengah pergolakan : pelayanan kesehatan Suster-Suster Carolus Borromeus Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Yogyakarta 1945-1955.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Adelfina Mariana Lotu, Pelayanan di tengah pergolakan : pelayanan kesehatan
Suster-suster Carolus Borromeus dalam masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia
1945-1955. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga permasalahan. Pertama, apa
latar belakang kedatangan kongregasi CB di Yogyakarta. Kedua, bagaimana
sistem kesehatan di Yogyakarta serta peran lembaga Gereja dalam bidang
kesehatan. Ketiga, bagaimana peran Suster-suster CB dalam bidang kesehatan di
tengah perang Kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Studi kepustakaan yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan di perpustakaan Universitas Sanata
Dharma dan perpustakaan kongregasi CB.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para Suster dari kongregasi

CB ikut berperan dalam pelayanan kesehatan di Yogyakarta melalui rumah sakit
Panti Rapih dan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Sebagai bagian dari Gereja
Katolik yang memiliki tujuan dasar untuk membantu mereka yang kecil dan
tertindas serta dengan berpedoman pada spritualitas awal kongregasi CB didirikan
oleh Bunda Elisabeth membantu para Suster untuk memberikan pelayanan yang
maksimal meskipun pada situasi yang sulit.
Dengan dukungan pihak Gereja Yogyakarta pada saat itu terutama
dukungan dan ketegasan sikap Mgr. Soegijapranata sebagai pimpinan tertinggi di
wilayah Keuskupan Agung Semarang serta berpedoman kembali pada spritualitas
Bunda Elisabeth sebagai pendiri kongregasi CB, segala tantangan-tantangan yang
dihadapi dapat diatasi oleh para Suster yang sedang berkarya di rumah sakit.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRACT
Adelfina Mariana Lotu, “service in the middle of chaos” : The health
service of Carolus Borromeus nuns happened when Indonesian was struggling for
independence in 1945-1955. Thesis. Yogyakarta : History Study Program,
Faculty of Literature, Sanata Dharma University, 2015.
This research‘s purpose is to answer three problems. First, what is the
reasons of the arrival of CB congregation in Yogyakarta. Second, how is the
health system in Yogyakarta and also the roles of church institution in health.
Third, how is the roles of CB‘s nun in health in the middle of Indonesian
independence war which happened in Yogyakarta.
This research uses literature method. Literature studies that is used in this
research, has been done in Sanata Dharma University and CB congregation
library.
The result of this research point out that nuns from CB congregation also
contribute in health service in Yogyakarta, by Panti Rapih hospital and Santa
Elisabeth Ganjuran hospital. As the pare of Catholic church that has a main
purpose to help others who are down crodden by being guided on CB
congregation’s spirituality, that was formed by Mother Elisabeth, help the nuns to
give the best service ever in a difficult situation.

In that time by the support of Yogyakarta church, especially the support
and assertiveness of Mgr. Soegijapranata as the supreme leader in Semarang
archdiocese and also by being guided on Mother Elisabeth’s spirituality as the
founder of CB congregation, all of the obstacles could be resolved by the nuns
that worked in hospital.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PELAYANAN DI TENGAH PERGOLAKAN:
Pelayanan Kesehatan Suster-suster Carolus Borromeus
dalam MasaPerjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Yogyakarta, 1945-1955
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Sejarah

Oleh :
Adelfina Mariana Lotu
NIM : 104314005

PROGRAM STUDI SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PELAYANAN DI TENGAH PERGOLAKAN:
Pelayanan Kesehatan Suster-suster Carolus Borromeus
dalam MasaPerjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Yogyakarta, 1945-1955
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Sejarah

Oleh :
Adelfina Mariana Lotu
NIM : 104314005

PROGRAM STUDI SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015


i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PELAYANAN DI TENGAH PERGOLAKAN:
Pelayanan Kesehatan Suster-suster Carolus Borromeus
dalam MasaPerjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Yogyakarta, 1945-1955

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Maret 2015
Penulis


Adelfina Mariana Lotu

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lembar Pernyataan Persetujuan
Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Adelfina Mariana Lotu

Nomor Mahasiswa


: 104314005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul ‘’Pelayanan di tengah
pergolakan : Pelayanan Kesehatan Suster-suster Carolus Borromeus Dalam Masa
Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta, 1945-1955’’. Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, dan mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Dibuat di Yogyakarta, 31 Maret 2015
Yang menyatakan

Adelfina Mariana Lotu

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO
Pengalaman adalah ilmu dan guru yang tak terhingga nilainya.
Lakukanlah hal-hal yang kecil, karena jika hal yang kecil tidak mampu anda
kerjakan dengan baik, apalah artinya hal-hal besar yang anda kerjakan.
‘’O...Pecinta hatiku yang manis, berilah aku bagian dalam duka-Mu, semoga
Hatiku bernyala-nyala karena cinta. Buatlah aku cakap dalam pengabdian-Mu,
tetapi tidaklah bermanfaat bagiku saja, pun bagi keselamatan sesama manusia’’
(Bunda Elisabeth)
'' Segera setelah engkau melukai seseorang, jadilah orang pertama untuk
mengatakan maaf. Kita tidak dapat memaafkan bila kita tidak menyadari bahwa
kita butuh pengampunan, dan pengampunan adalah permulaan dari cinta’’
(Bunda Teresa)


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Sayapersembahkan Untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang tiada hentinya selalu mencintaiku dengan
tulus
Almamaterku Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Keluargaku dan semua pihak yang telah mendukungku hingga saat ini

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Adelfina Mariana Lotu, Pelayanan di tengah pergolakan : pelayanan kesehatan
Suster-suster Carolus Borromeus dalam masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia
1945-1955. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga permasalahan. Pertama, apa
latar belakang kedatangan kongregasi CB di Yogyakarta. Kedua, bagaimana
sistem kesehatan di Yogyakarta serta peran lembaga Gereja dalam bidang
kesehatan. Ketiga, bagaimana peran Suster-suster CB dalam bidang kesehatan di
tengah perang Kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Studi kepustakaan yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan di perpustakaan Universitas Sanata
Dharma dan perpustakaan kongregasi CB.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para Suster dari kongregasi
CB ikut berperan dalam pelayanan kesehatan di Yogyakarta melalui rumah sakit
Panti Rapih dan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Sebagai bagian dari Gereja
Katolik yang memiliki tujuan dasar untuk membantu mereka yang kecil dan
tertindas serta dengan berpedoman pada spritualitas awal kongregasi CB didirikan
oleh Bunda Elisabeth membantu para Suster untuk memberikan pelayanan yang
maksimal meskipun pada situasi yang sulit.
Dengan dukungan pihak Gereja Yogyakarta pada saat itu terutama
dukungan dan ketegasan sikap Mgr. Soegijapranata sebagai pimpinan tertinggi di
wilayah Keuskupan Agung Semarang serta berpedoman kembali pada spritualitas
Bunda Elisabeth sebagai pendiri kongregasi CB, segala tantangan-tantangan yang
dihadapi dapat diatasi oleh para Suster yang sedang berkarya di rumah sakit.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Adelfina Mariana Lotu, “service in the middle of chaos” : The health
service of Carolus Borromeus nuns happened when Indonesian was struggling for
independence in 1945-1955. Thesis. Yogyakarta : History Study Program,
Faculty of Literature, Sanata Dharma University, 2015.
This research‘s purpose is to answer three problems. First, what is the
reasons of the arrival of CB congregation in Yogyakarta. Second, how is the
health system in Yogyakarta and also the roles of church institution in health.
Third, how is the roles of CB‘s nun in health in the middle of Indonesian
independence war which happened in Yogyakarta.
This research uses literature method. Literature studies that is used in this
research, has been done in Sanata Dharma University and CB congregation
library.
The result of this research point out that nuns from CB congregation also
contribute in health service in Yogyakarta, by Panti Rapih hospital and Santa
Elisabeth Ganjuran hospital. As the pare of Catholic church that has a main
purpose to help others who are down crodden by being guided on CB
congregation’s spirituality, that was formed by Mother Elisabeth, help the nuns to
give the best service ever in a difficult situation.
In that time by the support of Yogyakarta church, especially the support
and assertiveness of Mgr. Soegijapranata as the supreme leader in Semarang
archdiocese and also by being guided on Mother Elisabeth’s spirituality as the
founder of CB congregation, all of the obstacles could be resolved by the nuns
that worked in hospital.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis haturkan kepada Tuhan atas
segala bimbingan dan rahmat-NYA yang selalu dicurahkan untuk penulis sampai
saat ini. Terimakasih dan syukur yang berlimpah atas Tuhan Yesus dan Bunda
Maria yang selalu menyertai setiap langkah hidupku sampai saat ini. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi
Program Sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan

Sejarah di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.
Kelancaran dalam penulisan skripsi ini berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. FX. Siswadi, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Ibu Dr. Lucia Juningsih, M. Hum., selaku Kaprodi Jurusan Sejarah
yang telah banyak membantu penulis.
3. Romo Dr.Gregorius Budi Subanar SJ, sebagai dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing,
mengarahkan dan mengoreksi skripsi ini sampai selesai.
4. Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurna, M. Hum., selaku dosen
pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktu untuk
membantu penulis dari awal semester hingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Semangat, motivasi dan dorongan dari Bapak menjadi
dorongan yang besar bagiku untuk terus berjuang.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Terima kasih kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya
bagi penulis. Bagi Bapak Drs. Hb. Hery Santosa, M. Hum.,
yangselalumenjaditempatbagisayauntukberdiskusidanbertanya.
Terimakasihatasmotivasidandorongan yang selaludiberikanbagisaya.
Bapak Drs. Sandiwan Suharso, Bapak Dr. Purwanta, MA, Romo Dr.
Baskara T. Wardaya, SJ, Bapak Dr. Anton Haryono, M. Hum., Bapak
Drs. Manu Joyoatmojo, Chandra Halim,S.S., M.Si. Dyah Palupi
Komalasari, S.S., M.A., Risang Bagaskara, S.S.,M.Hum. Bapak Drs.
B. Musidi, M. Pd.
6. Terima kasih kepada

bagian sekertariat Fakultas Sastra terutama

kepada Filisianus Tri Haryadi yang telah banyak membantu penulis
dalam mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan perkuliahan.
7. Terima kasih kepada Romo Paulus Wiryono SJ, Pater Saverinus Adir
OFM, Bapak Emanuel Bele Bau dan segenap keluarga besar Baku
Peduli, atas segala dukungan baik secara materi maupun motivasi yang
diberikan kepada penulis sampai saat ini.
8. Kedua orang tuaku yang dengan cinta dan kasih sayang yang tulus
telah menghadirkan saya di dunia ini, Bapak Gabriel Bria dan Ibu
Maria Teresia Tai (almarhum) beserta saudara-saudaraku yang tidak
pernah berhenti mencintaiku sampai saat ini. Bapak yang dengan sikap
diam selalu menjadi penyemangat bagiku. Doa Bapak merupakan
segalanya bagiku. Mama meskipun telah tiada doa mama dan
senyuman mama yang hanya saya dapatkan dalam mimpi menjadi

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

motivasi untukku. Kaka Okto yang tidak pernah marah menjadi
semangat bagiku untuk selalu berjuang. Kaka lipus yang selalu
memberikan apa yang saya butuhkan, ketegasan sikap kaka menjadi
penyemangatku untuk tetap berjuang. Kaka Primus (almarhum) Doa
kaka, senyuman dan semangat kaka yang sering menemani hayalanku
sungguh sangat memotivasiku. Adik Siska kamulah semangat kaka
dalam melakukan semua hal, termasuk dalam menyelesaikan tulisan
sederhana ini.
9. Kedua orang tua angkatku yang dengan cinta dan kasih sayang selalu
menjadi tumpuan hidupku, Bapak Marcelus Mau Asa dan Ibu Maria
Yasinta Bano beserta saudara-saudaraku adik Rinto, Irna Yuni dan
Beni. Bapak yang dengan sikap

kesederhanaan namun memiliki

ketegasan dan kedisiplinan yang tinggi terus mendorongku untuk terus
berjuang agar mencapai apa yang diinginkan. Terima kasih atas segala
cinta dan kasih sayang Bapak untuk saya sampai saat ini. Mama yang
dengan kesabaran dan kasih selalu memotivasiku untuk terus berjuang.
Terima kasih atas segala cinta dan kasih sayang mama selama ini.
Adik Rinto, Irna, Yuni dan Beni yang telah banyak memotivasiku.
Tata sungguh bahagia memiliki kalian.
10. Untuk Nenek Bubu, Ka Okto beserta keluarga, Om Sypri beserta
keluarga, Mama Iku beserta keluarga, Mama Sala beserta keluarga,
Mama Yuli beserta keluarga, keluarga besar Suku Naisau, Oapikan,

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Abukun, Aubrenok, Manuninopo atas segala Doa, dukungan dan
motivasinya selama ini.
11. Untuk Suster-suster yang pernah menjadi Ibu Asrama di

Asrama

Syantikara yang tiada henti-hentinya selalu menyemangatiku. Suster
Benedicte CB yang dengan sikap keibuannya, kesabarannya dan
perhatian yang tinggi telah membentukku menjadi seorang pribadi
yang harus terus belajar dan iklas dalam segala hal. Suster Mariana CB
yang

dengan

sikap

diam

dan

ketenangan

namun

selalu

menyemangatiku dengan segala motivasinya. Suster Geby CB yang
selalu mendorongku untuk terus berusaha. Suster Mariati CB yang
dengan sikap ketegasan dan kedisiplinan yang tinggi telah banyak
membantuku, mendorongku dengan semangat untuk tetap berjuang
tanpa mengabaikan hal-hal yang lain. Suster Mariane CB yang selalu
terus mendorongku dan memotivasiku untuk tetap berjuang.
12. Untuk Suster Theresia CB yang dengan setia dan penuh perhatian
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. Dorongan,
bimbingan dan motivasi Suster yang selalu disertai dengan senyuman
mendorongku untuk terus berjuang.
13. Untuk Suster Elina CB yang selalu memberikan motivasi dengan sikap
keibuannya, Suster Meriam CB, teman-teman dan bapak-ibu di Legio
Maria yang selalu mendampingi, menyemangati dan mendukung saya.
14. Untuk teman-teman Jurusan Sejarah, khusus buat Mama Dyah, Magda,
Popon, Rangga, Erik Wowok, terimakasih atas kebersamaan dan

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

segala dukungannya. Untuk Suster Mena, Deslin, Yasmin, Juan, Rico,
Bito, Mas Belo, Mas Deas, Kevin Rinangga, Tony, Novi, Ndoi, Rian,
Elsa, makasih atas segala dukungannya.
15. Untuk karyawan-karyawan asrama yang sudah seperti orang tua
sendiri, Mba Emi, Mba Supri, Mba Peni, Bu Titik, Pak Bandrio, Pak
Jumali, Pak Yono, Pak Seto, Pak Marno.
16. Untuk teman-teman, kakak-kakak, adik-adik asrama Syantikara. Buat
Kak Die, Kak Jeje, Kak Candra, Kak Erni, Iin, Siska, Regina,
Romana,Ambar, Ria Grace, Sonya, Rosa. Makasih atas

segala

dukungannya selama ini.
17. Buat Kak Yuni dan Kak Onto yang tiada henti-hentinya memberikan
dukungan bagiku.
18. Buat teman-teman Program BP, Kak sila, KakEla, Kak Merry, Kak
Ustin,Yati, Susan, Kak Adi, KakAndre, Kak Jose, Ari, Gorish,
Nelis,Sintus,Hendrik, dan teman2 BP lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Makasih atas segala kebersamaan dan
dukungannya selama ini.
19. Buat dua adik sekaligus sahabat terbaik dan terhebat, Erfi Iting dan
Lina Hermelinda yang selalu menyemangati dan memotivasiku dalam
segala hal dan selalu ada bagi saya baik dalam suka maupun duka.
20. Buat pemilik nama kembar dengan karakter berbeda yang telah
menjadi teman, sahabat, adik yang sudah seperti keluarga sendiri. Ina
Daniella Desi Liman kamulah sahabat yang luar biasa bagiku, Saya

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

bahagia menjadi sahabatmu. Terima kasih atas segala

dukungan,

motivasi dalam segala hal selama ini. Terima kasih telah menjadi
pengoreksi bahasa dalam tulisan ini. Semoga kebersamaan kita tetap
kekal untuk selamanya. Enu Maria Dessy Natalia kamulah adik
sekaligus sahabat yang telah banyak membantuku dalam segala hal.
Saya bahagia memiliki adik sekaligus sahabat seperti kamu. Terima
kasih atas segala dukungan, motivasi, semangat dan kebaikan enu
selama ini.
21. Buat Mba Lusi cantik, terima kasih atas segala dukungannya selama
ini. Terima kasih atas segala omelannya selama ini yang menjadi
semangat terbesar bagiku.
22. Buat Adik-adik, yang sudah seperti keluarga sendiri yang selalu
menyemangatiku dan memotivasiku selama ini. Dek Sisil, Dek Ita,
Dek Vero, Dek Tika, Dek Murni, Dek Dewi Gulo, Dek Servi, Dek
Andrea, Dek Vinsen, Dek Pipin, Dek Iren, Dek Herlin, Dek Pupud,
dek Yusi. Terimakasih atas segala dukungan, motivasi dan
kebersamaan kita selama ini.
23. Buat Kak Frater Simon, Kak Nia, Kak Maksi Asiki, Dek Nasti, No
Rian Talmon. Terimakasih atas segala motivasi, dorongan, semangat
dan kebersamaan kita selama ini.
24. Buat Kak Amor, Terima kasih atas segala dukungan, motivasi dan
semangat yang pernah kaka berikan. Terima kasih atas segala kebaikan
dan segala bantuan yang pernah kaka berikan.

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25. Buat Mas Irawan, Terima kasih atas segala dukungan, motivasi,
semangat dan bantuannya selama ini. Terima kasih telah menjadi kaka
sekaligus sahabat yang selalu memotivasi dan mendukung saya.
Terima kasih atas segala kebaikannya yang selalu siap sedia untuk
membantu ketika saya membutuhkan.
26. Buat Kak Usky, Terima kasih atas segala dukungan, motivasi dan
semangatnya selama ini. Terima kasih telah menjadi kaka sekaligus
sahabat yang baik
27. Buat Kak Mateus, Kak Jun, Terima kasih atas segala semangat,
motivasi dan dukungannya selama ini. Buat Hila terima kasih juga
untukmu.
28. Buat Kak Gusto, Ka Redy, Kak Verer, Terima kasih atas segala
dukungan, motivasi, semangat dan kebersamaan kita selama ini.
Terima kasih sudah menjadi kaka dan sahabat yang baik selama ini.
29. Untuk

teman-teman,

dan

Bapak-Ibu

di

Lingkungan

Yosben,

terimakasih atas segala dukungannya.
30. Terima kasih juga buat semua pihak yang telah memotivasi saya,
namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
ABSTRACT.................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI............................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ` ............................................................................................ xix
BAB I : Pendahuluan .................................................................................................. 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
Identifikasi Masalah ...................................................................................... 8
Pembatasan Masalah ...................................................................................... 9
Rumusan Masalah .......................................................................................... 10
Tujuan Penelitan ............................................................................................ 10
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
Kerangka Teori .............................................................................................. 11
Kajian Pustaka ............................................................................................... 16
Metode Penelitian .......................................................................................... 18
Sitemetika Penulisan ...................................................................................... 20

BAB II : Latar Belakang Kedatangan Kongregasi Suster-suster CB di
Yogyakarta ................................................................................................................ 21
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kongregasi Suster-suster CB ............................. 22
B. Masuknya Kongregasi Suster-suster CB di Indonesia ................................... 28
C. Kongregasi Suster-suster CB di Yogyakarta ................................................. 31

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III : Pelayanan Kesehatan oleh Lembaga Gereja Pada Masa Perang
Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta ...................................................................... 35
A. Sistem Kesehatan di Hindia Belanda pada umumnya dan di
B. Yogyakarta pada Khususnya .................................................................... 36
C. Sistem Kesehatan yang di kembangkan oleh Lembaga
Gereja ........................................................................................................... 38
D. Peran Lembaga Gereja Dalam Bidang Kesehatan di Yogyakarta Pada
Periode Perang Kemerdekaan Indonesia ..................................................... 43
BAB IV : Pelayanan Kesehatan Suster-suster CB di Yogyakarta

Dalam Masa Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1955. ................................. 55
A. Pelayanan Kesehatan Suster-suster CB di Yogyakarta sebelum
1945 ............................................................................................................ 55
B. Pelayanan Kesehatan Suster-suster CB di Yogyakarta 19451949 ............................................................................................................ 61
C. Pelayanan Kesehatan Suster-suster CB di Yogyakarta 19501955 ............................................................................................................ 73
BAB V : Penutup ........................................................................................................ 76
A. Kesimpulan .................................................................................................... 76
B. Saran .............................................................................................................. 80
Kepustakaan ................................................................................................................ 82
Lampiran ..................................................................................................................... 84

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Elisabeth Gruyters Pendiri Kongregasi CB
Lampiran II : Rumah Sakit Panti Rapih Tempo Dulu
Lampiran III : Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih tahun 1930-an
Lampiran IV : Ambulence pemberian Sultan HB VIII untuk Rumah Sakit Panti
Rapih
Lampiran V : Patung Jenderal Sudirman di Rumah Sakit Panti Rapih
Lampran VI : Daftar Nama-Nama Suster CB yang diinternir Jepang

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat Mgr. Luypen, SJ menjabat sebagai Vikaris Apostolik1 Batavia,
karya-karya Katolik berkembang dengan pesat. Kehidupan beragama para
penganut ajaran Katolik sangat diperhatikan. Banyak pembangunan Gereja-gereja
Katolik

dilakukan

walaupun

secara

sederhana.

Selain

memperhatikan

pembangunan Gereja-gereja Katolik guna membantu pengembangan iman
Katolik, karya-karya dalam bidang pendidikan, bidang sosial dan bidang
kesehatan juga menjadi hal yang diperhatikan oleh Luypen. Untuk merealisasikan
karya-karya yang menjadi perhatiannya, dibangun sarana-sarana pendukung.
Sebagai sarana untuk mendukung proses belajar mengajar dibangunnya sekolahsekolah Katolik. Dalam bidang pastoral dibangunnya Panti Asuhan untuk
menampung anak-anak miskin dan terlantar. Dalam bidang kesehayan Luypen
ingin mendirikan sebuah rumah sakit Katolik di Batavia.
Karya dalam bidang kesehatan ini ingin dipercayakan kepada salah satu
kongregasi Biarawati.2 Untuk mewujudkan keinginannya ini, Luypen mengirim
surat kepada Pater Soondal, salah satu pastor yang bertugas di Batavia, namun
pada waktu itu sedang berlibur di Belanda. Untuk menanggapi permintaan dari
1

Pimpinan dari wilayah Vikariat Apostolik dalam hirarki Gereja Katolik
yang memiliki kuasa jabatan sama seperti seorang Uskup.
2

G. Vriens S.J, 1972. Sejarah Gereja Katolik Indonesia Jilid 2. PT. Bagian
Dokumen Penerangan Kantor Waligereja Indonesia Taman Cut Mutiah, Jakarta.
Hal.88.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Luypen, Pastor Soondal akhirnya menemui kongregasi Suster-suster Carolus
Borromeus (CB)3 yang berpusat di Belanda.4
Kongregasi CB merupakan persekutuan Suster-suster yang menjalani
panggilan hidup religius sesuai dengan semangat Bunda Elisabeth pendiri
kongregasi yang secara sah diakui oleh Gereja Katolik. Para Suster misionaris CB
datang ke bumi Nusantara pada tanggal 7 Oktober 1918 di Batavia (sekarang
Jakarta). Bagi para Suster kongregasi CB, tanggal itu merupakan hari yang
bersejarah, sebab pada tanggal itu sepuluh orang Suster misionaris CB berlayar ke
tanah misi dengan kapal Vondel. Ke sepuluh orang Suster tersebut adalah :
1. Moeder Alphonse Groot
2. Sr. Hermana Linder
3. Sr. Justa Niekerk
4. Sr. Ambrosine Steenvoorden
5. Sr.Gratiana Eskens
6. Sr.Lina Leenen
7. Sr.Ignatio Hermans
8. Sr. Issabella Noorden
9. Sr.Chrispina Bosman
10. Sr. Judith de Laat5.

3

Selanjutnya Carolus Borromeus (CB) disingkat dengan nama CB.

4

Sr. Afra Soeyarni CB. 1984, Buku Kenangan Tarekat Suster-suster CB
Propinsi Indonesia dari tahun 1918-1984, Yogyakarta. Hal. 11.
5

Ibid., hal. 13.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Pada tanggal 7 Oktober 19186, para Suster-suster ini tiba di pelabuhan
Tanjung Priok. Rumah Sakit St. Carolus menjadi pintu masuk bagi para Sustersuster CB. Setelah itu kongregasi ini mengalami perkembangan dalam berkarya di
Indonesia. Bertolak dari Santo Carolus Batavia kemudian menuju ke Santo.
Borromeus Bandung. Tidak lama kemudian kongregasi mengembangkan karya
misionarisnya di Yogyakarta. Pelayanan dalam bidang kesehatan masih menjadi
pengabdian para Suster, tepatnya dengan mengembangkan Rumah Sakit ‘’Onder
de Bogen’’ (sekarang Rumah Sakit Panti Rapih).
Berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Yogyakarta mulai dari masa
kolonial hingga kota Yogyakarta dipercayakan menjadi Ibukota Republik
Indonesia menjadikan Yogyakarta sebagai kota bersejarah bagi Bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu daerah dengan mayoritas penduduknya beragama Muslim tidak
menjadikan Yogyakarta sebagai daerah yang fanatik. Yogyakarta menjadi salah
satu daerah yang sangat terbuka dalam menerima Agama lain. Keterbukaan dalam
menerima perbedaan yang ada menjadikan Yogyakarta menjadi kaya akan
keanekaragaman dan menjadi sebuah daerah yang sangat menjunjung tinggi
perbedaan.
Benih Agama Katolik pun pada awalnya tumbuh dan berkembang di
Yogyakarta atas usaha dari Romo Frans van Lith, SJ7. Usaha dari Van Lith dalam

6
7

Ibid., hal. 15

Seorang Misionaris SJ dari Belanda dan merupakan misionaris yang
paling terkenal di antara Bangsa Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke20. Bekerja di Muntilan dari tahun 1897 sampai tahun 1926. Lihat, G. Vriens S.J,
Sejarah Gereja Katolik Indonesia Jilid 2. Hal. 207.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

menyebarkan Agama Katolik dengan bantuan dari kaum awam hasil didikan
Muntilan memberikan hasil yang baik. Yogyakarta menjadi daerah misi yang
cukup menarik untuk dikembangkan, meskipun sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Bidang pendidikan dan kesehatan menjadi perhatian utama bagi para misionaris.
Dalam bidang kesehatan ingin didirikan sebuah rumah sakit Katolik.
Untuk merealisasikan gagasan ini, para pengurus Gereja Yogyakarta menjalin
hubungan dengan para Suster Fransiskanes.8 Tujuannya adalah untuk memberikan
tanggung-jawab pengelolaan rumah sakit yang akan didirikan. Permintaan ini
ternyata mendapat penolakan. Alasan dari penolakan ini karena para Suster lebih
ingin berkonsentrasi dalam bidang pendidikan. Penolakan ini membuat pihak
Gereja kebingungan, karena para Suster Fransiskanes merupakan satu-satunya
kongregasi para Suster yang membuka karya di Yogyakarta pada masa itu.
Pihak Gereja Yogyakarta akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan
kepada kongregasi Suster-Suster CB yang berpusat di Maastricht, Belanda.
Permintaan ini pada awalnya mendapat penolakan, namun karena beberapa
pertimbangan dan dengan dukungan semangat Bunda Elisabeth pendiri
kongregasi Suster-suster CB akhirnya permintaan ini diterima. Sebagai realisasi
atas kesanggupan para Suster-suster CB, atas permohonan pihak Gereja
Yogyakarta, pada awal tahun 1929 datang dengan selamat lima orang Suster CB

8

Assisi.

Suster-suster yang hidup menurut spritualitas dari Santo Fransisikus

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

di Yogyakarta.9 Kelima Suster ini menjadi pembuka jalan bagi karya misi di
Yogyakarta yang dikembangkan hingga saat ini. Rumah sakit Onder de bogen
(sekarang Rumah Sakit Panti Rapih) menjadi pintu masuk bagi para Suster CB
dalam berkarya di Yogyakarta.
Situasi di Indonesia pada tahun 1945-1955 tidak begitu baik. Periode ini
merupakan periode yang kelam bagi Bangsa Indonesia. Sebagai negara yang
merdeka, Bangsa Indonesia masih harus berjuang untuk tetap mempertahankan
negaranya dari berbagai macam tantangan. Daerah Yogyakarta sendiri memiliki
peran sangat penting dalam mempertahankan Kemerdekaan Bangsa Indonesia,
terutama pada masa di mana wilayah Yogyakarta memiliki tanggung-jawab
sebagai Ibukota Republik Indonesia.
Setelah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
banyak tantangan harus dihadapi Bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan
kemerdekaannya. Kekayaan alam Indonesia menjadi pendorong bagi Belanda
untuk tetap ingin menguasai kembali Indonesia. Pada waktu itu Belanda belum
rela untuk melepaskan kekuasaannya di Indonesia, sehingga pada awal kehidupan
Negara Republik sebagai sebuah Negara yang merdeka terjadi banyak masalah
yang timbul. Kota Jakarta yang pada wakktu itu sebagai pusat pemerintahan
Republik Indonesia diliputi dengan berbagai macam aksi kekerasan. Keadaan ini
tentunya sangat tidak memungkinkan bagi jalannnya pemerintahan.

9

Sr. Louisie Satini CB. 1992, Sejarah Tarekat Suster-suster CB di
Indonesia 1918-1960, Yogyakarta. Hal.29.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Banyak kekacauan yang terjadi di Jakarta mendorong para pemimpin
untuk memindahkan Ibukota republik dari Jakarta ke daerah lain yang lebih aman.
Pada akhirnya pemerintah memutuskan bahwa Yogyakarta merupakan tempat
yang cocok untuk menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia. Keputusan ini
tidak dapat dilepaskan dari peran Sultan Hamengku Buwono10 IX serta segenap
masyarakat Yogyakarta yang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi dalam
mendukung kemerdekaan.
Pada awal tahun 1946 Yogyakarta secara resmi menjadi pusat
pemerintahan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian tidak sedikit
tanggung-jawab yang harus dipikul oleh Yogyakarta dalam mempertahankan
kemerdekaan. Mulai saat itu kota Yogyakarta menjadi kota revolusi, banyak
pertempuran dan peristiwa sejarah terjadi di kota Yogyakarta. Banyaknya
pertempuran harus dihadapi untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia terjadi di kota gudeg ini dan ternyata sanggup bertahan mengatasi
berbagai macam persoalan yang terjadi.
Bidang kesehatan bagi manusia merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Kehidupan politik yang tidak menentu ikut memberikan dampak yang
sangat besar dalam bidang kesehatan. Gejolaknya kehidupan politik sangat
berpengaruh dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat yang sangat mempihatinkan turut memberikan dampak
tersendiri bagi pelayanan dalam bidang kesehatan. Disaat kehidupan ekonomi
yang serba susah pelayanan dalam bidang kesehatan pun tentunya mengalami

10

Selanjutnya Hamengku Buwono disingkat dengan HB.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

kemerosotan, padahal pada saat-saat tersebut banyak masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Para Suster-suster CB yang pada waktu itu sedang berkarya dalam bidang
kesehatan di Yogyakarta melalui rumah sakit Panti Rapih dan rumah sakit Santa
Elisabeth Ganjuran ikut terlibat dalam peristiwa tersebut. Sebagai salah satu
bagian dari Gereja yang memiliki tujuan dasar dan semangat untuk membela
mereka yang kecil, dan sebagai manusia biasa dapat diduga bahwa situasi ini
menjadi godaan dan tantangan yang berat bagi para Suster dalam mengambil
keputusan, mengingat bahwa situasi pada saat itu adalah situasi konflik antara
Belanda dan Indonesia, sedangkan kebanyakan para Suster yang pada saat itu
berkarya di rumah sakit adalah Suster-Suster Belanda.
Kehidupan ekonomi yang sedang memprihatinkan pun dialami oleh para
Suster yang sedang berkarya dalam bidang kesehatan melalui rumah sakit onder
de Bogen (Panti Rapih) dan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Kehidupan
ekonomi yang sulit dan kehidupan politik yang sedang bergejolak akibat dari
permusuhan antara Belanda dan Indonesia menjadi tantangan bagi para Suster
dalam berkarya. Para Suster dituntut untuk secara bijaksana mengambil keputusan
untuk berpihak. Apakah para Suster yang sedang berkarya dalam bidang
kesehatan pada saat itu akan memilih untuk berpihak kepada Indonesia yang
sedang berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaannya atau akan
berpihak untuk tetap mendukung Belanda yang merupakan Bangsanya yang tetap
berjuang untuk tetap mempertahankan Indonesia sebagai negara jajahannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kongregasi Suster-suster CB, merupakan persekutuan Suster-suster yang
menjalani panggilan hidup religius sesuai dengan semangat Bunda Elisabeth
pendiri kongregasi yang secara sah diakui oleh Gereja Katolik. Kongregasi
CB didirikan di Belanda pada tahun 1837 untuk menjawab kebutuhan
masyarakat pada waktu itu. Karya dalam bidang pendidikan dan bidang
kesehatan merupakan karya yang dikembangkan oleh kongregasi sejak
kongregasi didirikan.
2.

Kongregasi CB hadir di Indonesia (Batavia) pada tahun 1918. Setelah itu
kongregasi

mengembangkan karyanya di Yogyakarta pada tahun 1929.

Pada awalnya, hadirnya kongregasi CB di Indonesia adalah untuk
mengembangkan karya dalam bidang kesehatan namun setelah itu
kongregasi juga membuka lahan karya dalam bidang pendidikan dan bidang
sosial pastoral.
3. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah karya yang
dikembangkan oleh kongregasi dalam bidang kesehatan di Yogyakarta pada
periode perang kemerdekaan Indonesia melalui rumah sakit Onder de Bogen
(Panti Rapih) dan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Karya dalam
bidang kesehatan yang dipilih dalam penelitian ini karena pada masa ini
merupakan masa perang sehingga pelayanan dalam bidang kesehatan
memiliki peran yang penting. Pada saat situasi penuh konflik dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

keadaan sosial ekonomi yang memprihatinkan, pastinya banyak masyarakat
yang membutuhkan pelayanan dalam bidang kesehatan. Yogyakarta dipilih
sebagai tempat penelitian karena, Yogyakarta memiliki peran penting dalam
mempertahankan kemerdekaan terutama pada periode di mana Yogyakarta
merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia.

2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang Pelayanan di tengah
pergolakan: ‘’Pelayanan kesehatan Suster-suster CB dalam Masa Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta (1945-1955)’’ Periode tahun 1945-1955
dipilih sebagai tahun penulisan untuk membatasi tahun penelitian. Periode 19451955 ini dipilih sebagai tahun penulisan,karena pada periode ini terjadi suatu
pergolakan politik di Indonesia. Situasi politik yang sedang dihadapi oleh Bangsa
Indonesia, tentunya memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan dalam
berbagai bidang kehidupan.
Tahun 1945 dipilih sebagai awal tahun penelitian karena pada tahun ini
Indonesia memproklamasikan Kemerdekaannya. Sebagai sebuah Bangsa yang
baru merdeka tentunya banyak persoalan dan tantangan yang dihadapi untuk
mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Tantangan-tantangan itu sangat
terlihat lagi setelah Belanda kembali menduduki wilayah Indonesia dengan
keinginan untuk menjadikan kembali Indonesia sebagai negara jajahannya. Tahun
1955 dipilih sebagai akhir tahun penelitian karena pada tahun ini genap sepuluh
tahun Indonesia memproklamasikan Kemerdekaannya. Setelah sepuluh tahun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

berdiri sebagai sebuah Bangsa yang merdeka, bagaimana kehidupan Bangsa
Indonesia yang sesungguhnya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan diangkat dalam penelitian

ini adalah sebagai

berikut:
1. Apa latar latar belakang kedatangan kongregasi CB di Yogyakarta?
2. Bagaimana situasi kesehatan di Yogyakarta serta peran lembaga Gereja
dalam bidang kesehatan?
3. Bagaimana peran Suster-suster CB dalam bidang kesehatan di tengah
Perang Kemerdekaan Republik Indonesia di Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan Mampu untuk melihat dan mendeskripsikan latar
belakang kehadiran kongregasi Suster-Suster CB di Yogyakarta.
1. Penelitian ini diharapkan mampu melihat dan mendeskripsikan peran
lembaga Gereja dalam bidang kesehatan di Yogyakarta pada masa
pergolakkan Perang Kemerdekaan Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan mampu melihat dan mendeskripsikan peran para
Suster-suster kongregasi CB dalam bidang kesehatan di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan latihan kerja ilmiah
dalam penulisan sejarah
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik bagi
pengembangan jurusan Sejarah, khususnya dalam bidang sejarah Gereja.
3. Bagi kongregasi CB, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pemahaman akan sejarah masuknya kongregasi CB di Indonesia dan
karya misi yang dilakukan dalam bidang kesehatan dari tahun1945-1955.
Selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
dokumen kongregasi untuk generasi mendatang.

F. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah
semangat

atau spritualitas dari pendiri kongregasi Suster-suster CB. Setiap

kongregasi dalam menjalankan panggilannya memiliki semangat atau spritualitas
masing-masing. Semangat atau spritualitas yang dimiliki menjadi landasan bagi
anggota-anggota kongregasi dalam berkarya. Sampai saat ini dalam berkarya di
mana pun, para Suster kongregasi CB berlandaskan pada semangat dan
spritualitas Bunda Elisabeth Gruyters pendiri kongergasi Suster-suster CB.
Spritualitas dapat diartikan sebagai roh atau kekuatan yang memberi daya
tahan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mempertahankan,
mengembangkan dan mewujudkan kehidupan. Spritualitas juga dapat diartikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

sebagai kesadaran dan sikap hidup manusia untuk tahan uji dan bertahan dalam
mewujudkan tujuan dan pengharapan serta merupakan sumber kekuatan untuk
menghadapi penganiayaan, kesulitan, penindasan dan kegagalan yang dialami
oleh seseorang atau sekelompok orang yang sedang mewujudkan cita-cita atau
tujuan hidupnya11.
Sebagai pendiri kongregasi Suster-suster CB, Bunda Elisabeth memiliki
cita-cita atau tujuan yang sekaligus menjadi pedoman dalam mengembangkan
hidup rohaninya. Cita-cita untuk hidup bersatu

dengan Yesus Kristus yang

tersalib melalui sesama yang menderita, yakni dengan hidup membiara. Bunda
Elisabeth melihat biara sebagai suatu tempat orang dibantu untuk dapat hidup
dengan baik, sehingga orang dapat mengabdikan diri kepada Tuhan sepenuhnya12.
Bunda Elisabeth memiliki kerinduan yang sangat besar untuk dapat
diterima dalam sebuah biara, karena bagi Bunda Elisabeth hidup dalam biara tidak
hanya semata-mata hanya hidup dalam komunitas, namun biara menjadi tempat
pengembangan hidup rohani dengan lebih baik. Hidup rohani yang dimaksud
adalah pengabdian yang tulus kepada Yesus Kristus yang tersalib. Kerinduan
yang mendalam akan hidup membiara dalam diri Bunda Elisabeth terlukis dalam
tulisan yang ditulisnya sendiri dalam bukunya yang berjudul Elisabaeth Gruyters13
Pendiri Sebuah Tarekat.

11

J.B. Banawiratma, SJ. 1990,
Spiritualitas Tarnsformatif Suatu
Pergumulan Ekumenes. Yogyakarta : Kanisius. Hal.58.
12

Tom Jacobs, SJ. 1990,
Yogyakarta : Kanisisus. Hal. 12
13

Hidup Membiara Elisabeth Gruyters.

Dalam tulisan-tulisan selanjutnya akan disingkat dengan nama EG.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Dalam tulisannya Bunda Elisabeth mengungkapkan demikian :
Kusebutkan juga kerinduanku yang besar untuk diterima dalam sebuah
biara, biar seratus jam sekali pun jauhnya, dan meskipun aku dengan
berlutut harus merangkak kesana,dan meskipun segala itu harus
kujalankan hanya untuk melakukan pekerjaan yang hina,ini semua akan
sangat memuaskan hatiku, namun saatnya belum tiba, betapa pun besarnya
keinginanku (EG, 11).14
Kehidupan Bunda Elisabeth Gruyters yang diwarnai dengan gejolaknya
Perang Revolusi Prancis turut membentuk kepribadiannya dalam menanggapi
panggilan Allah. Perjumpaan Bunda Elisabeth dengan orang-orang yang
menderita akibat dari perang yang ada dimaknai sebagai suara Tuhan yang
memanggil untuk mengikuti-NYA. Kesengsaraan dan penderitaan orang-orang
disekitarnya mengingatkan Bunda Elisabeth tentang sengsara dan penderitaan
Yesus Kristus yang tersalib. Kesadaran akan cinta dan kasih Yesus Kristus yang
tersalib akan dirinya membangkitkan semangat Bunda Elisabeth untuk
memberikan amal kasih dan cinta terhadap mereka yang membutuhkan. Cinta dan
kasih terhadap orang yang membutuhkan uluran tangannya diwujudkan dengan
sikapnya yang selalu terarah pada orang yang menderita.
Cinta seutuhnya dalam diri Bunda Elisabeth terhadap Yesus Kristus yang
tersalib menyadarkan dirinya bahwa dalam diri orang-orang yang menderita disitu
Yesus pun ikut menderita, sehingga keterlibatan dengan mereka yang menderita
merupakan hal yang penting dalam spritualitas Bunda Elisabeth. Dalam syair
doanya yang sekarang menjadi doa harian para Suster-suster CB dimana pun
14

Dewan Pimpinan Umum CB. 1987, Elisabeth Gruyters Pendiri Sebuah
Tarekat. Maastricht Nederland. Hal. 15.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

mereka berkarya, Bunda Elisabeth melukiskan bahwa Yesus Kristus merupakan
pencintanya yang manis, sehingga Bunda Elisabeth pun ingin mencintai Yesus
dengan cinta yang bernyala-nyala, dan dari cintanya ini mampu memberikan
manfaat bagi keselamatan orang lain.
O...Pecinta hatiku yang manis, berilah aku bagian dalam duka-Mu, semoga
Hatiku bernyala-nyala karena cinta. Buatlah aku cakap dalam pengabdianMu, tetapi tidaklah bermanfaat bagiku saja, pun bagi keselamatan sesama
manusia (EG, 39).15
Lewat doanya ini dapat dilihat bahwa Bunda Elisabeth memiliki kerinduan
untuk dipersatukan dengan derita Yesus Kristus yang tersalib, melalui pelayanaan
terhadap orang-orang yang membutuhkan sapaannya. Spritualitas dari Bunda
Elisabeth ini, pada akhirnya diikuti oleh banyak orang yang ingin membaktikan
dirinya kepada Yesus Kristus yang tersalib lewat sesama yang menderita, karena
di dalam sesama yang menderita Yesus pun ikut menderita.
Perwujudtan dari spritualitas Bunda Elisabeth oleh para pengikutnya di
Indonesia dapat dilihat melalui karya-karya yang dilakukan oleh para Suster CB
di Indonesia. Dengan dukungan semangat Bunda Elisabeth sepuluh misionaris CB
meninggalkan tempat kelahirannya untuk membuka jalan bagi karya misi di
Indonesia. Melalui perjalanan yang jauh dengan keadaan yang sedang diliputi
oleh suasana Perang Dunia I,hanya dengan cinta kepada Yesus Kristus yang
tersalib, sepuluh misionaris CB pertama dapat tiba di Indonesia dengan selamat.
Dengan keberanian dan kesetian terhadap panggilan mereka sebagai anak-anak

15

Ibid., hal.25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

dari Bunda Elisabeth, sepuluh misionaris ini menjadi perintis jalan bagi karya
misi di Indonesia.
Karya dalam bidang kesehatan menjadi awal bagi para Suster-suster dari
kongregasi CB dalam berkarya di Indonesia. Dengan mengabdikan diri untuk
merawat orang-orang sakit berarti telah ikut berperan dalam meringankan
penderitaan sesama. Pelayanan kesehatan oleh misi Katolik di wilayah
Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari peran para Suster-suster kongregasi CB.
Kesedian para Suster-suster CB dalam menanggapi tawaran pihak Gereja
Yogyakarta untuk membantu pelayanan dalam bidang kesehatan di Yogyakarta
tepatnya di rumah sakit Onder de Bogen membuktikan bahwa semangat atau
spritualitas dari Bunda Elisabeth sebagai pendiri kongregasi CB, tertanam kuat
dalam diri para Suster-suster CB.
Rumah Sakit Onder de Bogen sebagai tempat awal berkaryanya para
Suster-suster CB dalam menanggapi tawaran Allah untuk melayani mereka yang
sakit dalam sejarahnya tidak begitu mulus. Banyak tantangan harus dihadapi
terutama pada masa pendudukan Jepang dan pada periode perang kemerdekaan
Indonesia. Sebagai anak-anak Bunda Elisabeth, kesetiaan para Suster-suster CB
yang pada saat itu sedang berkarya di rumah sakit Onder de Bogen benar-benar
diuji.
Pada masa pendudukan Jepang para Suster harus mengalami penderitaan
di dalam penjara dan pada masa perang kemerdekaan para Suster yang
kebanyakan adalah orang-orang Belanda tentunya dihadapi dengan kebingungan
dalam menentukan pilihan untuk memihak Belanda yang ingin menguasai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

kembali Indonesia atau memilih Bangsa Indonesia yang pada waktu itu sedang
ditindas oleh Belanda.
Dalam keadaan seperti ini tentunya hanya Tuhan yang dapat memampukan
semuanya. Bunda Elisabeth sendiri dalam bukunya menuliskan bahwa dalam
keadaan yang sangat sulit hanya dengan Doa dan penyerahan kepada Tuhan yang
mampu untuk merubah semuanya.
APA YANG DAPAT dilakukan dalam keadaan demikian?... Menurut
pendapatku...memikul penderitaan itu dengan diam-diam, dan menyerahkan
semuannya di tangan Tuhan yang Mahabaik, berdoa memohon kesabaran,
sering memandang salib, maka semuanya akan beres, dan itu sudah
cukup...Apa lagi yang hendak dikatakan? Se

Dokumen yang terkait

PERJUANGAN LASYKAR RAKYAT DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 1945

0 21 82

Makna pengampunan dalam hidup berkomunitas Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus.

0 32 170

Peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 189

PERJUANGAN ANDI DEPU DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI MANDAR 1945-1950

0 4 104

PERANAN SUDIRO DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945

0 0 140

PERANAN SOEKARNO DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945

0 8 127

Spiritualitas Hati Kudus Yesus dan Maria sebagai sumber pelayanan suster-suster FCIM di Indonesia - USD Repository

0 1 182

USAHA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PARA SUSTER YUNIOR SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS RAYON DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM BERKATEKESE UNTUK MENGEMBAN MISI GEREJA DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SKRIPSI

0 0 198

Upaya pengembangan pemahaman dan penghayatan karisma Bunda Elisabeth pada suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus, agar mereka mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce 1 Supadi, Yogyakarta - USD Repository

0 0 237

PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 3 187