Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Dalam Upaya Meningkatkan Ketepatan Waktu Penyelesaian Pesanan Produksi (Studi Kasus pada PT. Habatex lestari Bandung).
ABSTRAK
Perkembangan perekonomian yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan saat ini tentunya sangat berdampak pada perusahaan-perusahaan yang ada. Untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya, perusahaan perlu memiliki keunggulan kompetitif.
Ketepatan waktu dalam penyelesaian pesanan produksi dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam menghadapi ketatnya persaingan saat ini terutama bagi PT Habatex Lestari yang pemasarannya bersifat makloon, yaitu hanya berdasarkan dari pemesanan. Terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian pesanan dapat menyebabkan perusahaan harus menanggung berbagai macam biaya yang seharusnya tidak terjadi seandainya perusahaan dapat mengirimkan pesanan kepada pelanggan sesuai dengan tanggal pengiriman yang telah disepakati, seperti biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost), maupun kerugian atas hilangnnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan. Keterlambatan yang terlalu sering terjadi pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini, pemeriksaan operasional dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah–masalah yang dihadapi dan faktor-faktor penyebabnya, serta memberikan saran dan rekomendasi atas masalah keterlambatan penyelesaian pesanan.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan serta menganalisa data secara sistematis, sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Pengumpulan data primer yang dilakukan penulis melalui obesrvasi langsung, wawancara dan pemberian kuesioner kepada pihak yang berwenang dalam perusahaan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan yang diperlukan. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan atas literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis dapat menyimpulkan bahwa audit operasional atas fungsi produksi PT Habatex Lestari sudah memadai dan berperan dalam meningkatkan ketetapan waktu dalam penyelesaian pesanan produksi. Audit operasional dilakukan oleh auditor internal dengan pelaksanaan tahap-tahap audit operasional yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap penysunan program kerja, tahap pekerjaan lapangan, tahap pengembangan temuan, dan tahap pelaporan. Dari audit operasional dan analisis statistik yang dilakukan penulis, didapatkan 80%yang berarti audit operasional cukup berperan dalam meningkatkan penyelesaian pesanan tepat waktu.
Kata Kunci : Pemeriksaan Operasional, Fungsi Produksi, dan Ketepatan Waktu
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………i
KATA PENGANTAR……….ii
DAFTAR ISI………v
DAFTAR TABEL……….…… xi
DAFTAR GAMBAR ………xii
DAFTAR LAMPIRAN………xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian………...3
1.3 Tujuan Penelitian……….5
1.4 Kegunaan Penelitian………...6
1.5 Kerangka Pemikiran………...7
1.6 Metode Penelitian………9
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian……….11
(3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemeriksaan………...12
2.1.1 Pengertian Pemeriksaan………..12
2.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan………...16
2.2 Pemeriksaan Operasional………...18
2.2.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional……….18
2.2.2 Pengertian Efisiensi dan Efektivitas………...21
2.2.3 Tujuan Pemeriksaan Operasional………...24
2.2.4 Manfaat Pemeriksaan Operasional……….27
2.2.5 Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional……….28
2.2.6 Kriteria Pemeriksaan Operasional………..30
2.2.7 Ruang Lingkup Pemeriksaan Operasional……….32
2.2.8 Keterbatasan Pemeriksaan Operasional……….33
2.2.9 Perbedaan Pemeriksaan Operasional dengan Pemeriksaan Keuangan……….…...34
2.3 Tahap-Tahap Pemeriksaan Operasional………...………….35
2.3.1 Tahap Pendahuluan……….42
2.3.2 Tahap Pemeriksaan Mendalam………...44
2.3.3 Laporan Pemeriksaan Operasional……….47
(4)
2.4 Pemeriksaan Internal………..47
2.4.1 Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Internal………....47
2.4.2 Kategori Pemeriksaan Internal………...48
2.4.3 Pendekatan Pemeriksaan Operasional………...49
2.4.4 Hubungan Pemeriksaan Operasional dan Pemeriksaan Internal………...50
2.5 Produksi……….51
2.5.1 Pengertian Proses Produksi…………...……….51
2.5.2 Jenis-Jenis Produksi………53
2.5.3 Perencanaan Produksi……….60
2.5.3.1 Jenis-Jenis Perencanaan Produksi………61
2.5.3.2 Tujuan Perencanaan Produksi………..62
2.5.3.3 Faktor-Faktor Perencanaan Produksi………...………62
2.5.4 Pengendalian Produksi………...…64
2.5.4.1 Pengertian dan Peranan Pengendalian Produksi...64
2.5.4.2 Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Produksi……….66
2.5.4.3 Jenis-Jenis Pengendalian Produksi………...67
2.5.4.4 Pengendalian Produksi pada Proses Produksi yang Terputus-Putus………...68
(5)
2.5.4.5 Pengendalian Produksi pada Proses Produksi yang
Terus-Menerus……….70
2.5.5 Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Produksi……….71
2.5.6 Pengaruh Fungsi Produksi terhadap Ketepatan Waktu………..72
2.6 Ketepatan Waktu yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan………...73
2.7 Siklus Pengiriman (Delivery Circle)………..…76
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….79
3.2 Sejarah Singkat Perusahaan………..79
3.3 Bentuk Hukum dan Struktur Organisasi………....81
3.4 Uraian Tugas……….82
3.5 Metode Penelitian………..87
3.5.1 Variabel Penelitian……….88
3.5.1.1 Variabel Independen………88
3.5.1.2 Variabel Dependen………...89
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data……….…90
3.5.3 Rancangan Analisis Pengujian Hipotesis……….…..91
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Perencanaan (Planning)………..…93
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……….…...94
(6)
4.1.2 Menentukan Critical Problem Area ……….….95
4.2 Tahap Penyusunan Program Kerja (Work Program)……….96
4.3 Tahap Pemeriksaan Lapangan (Field Work)...97
4.3.1 Mengumpulkan Informasi dari Pihak Berwenang …………....97
4.4 Tahap Pengembangan Temuan dan Rekomendasi (Development of Review Findings and Recomendation)………100
4.4.1 Kondisi (Condition)………101
4.4.2 Kriteria (Criteria)………...……….101
4.4.3 Penyebab (Cause)………101
4.4.3.1 Faktor Bahan Baku………..102
4.4.3.2 Faktor Manusia………103
4.4.3.3 Faktor Mesin………..103
4.4.3.4 Faktor Metode………104
4.4.3.5 Analisa Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Pesanan………....105
4.4.4 Akibat (Effect)……….107
4.4.5 Rekomendasi (Recomendation)………...107
4.5 Tahap Pelaporan (Reporting)………...108
4.6 Ketepatan Waktu Penyelesaian Pesanan………..110
4.6.1 Analisa Biaya yang Terjadi……….……….115
(7)
4.7 Pengujian Hipotesis ………118 4.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif………...118 4.7.2 Analisis Statistik………..120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….123
5.2 Saran………127
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 :Perbedaan Operasional dengan Pemeriksaan Keuangan……….35 Tabel 3.1 :Tabel Penetapan Indikator untuk Variabel Independen dan
Variabel Dependen………..89 Tabel 4.1 :Data Penyelesaian Pesanan periode Agustus – November 2007………...111 Tabel 4.2 :Jumlah Pesanan yang Terlambat………....112 Tabel 4.3 :Tabel Lama Keterlambatan………...……….112 Tabel 4.4 :Perbandingan Rencana Penyelesaian Pesanan dengan Lamanya
Keterlambatan yang Terjadi………....113 Tabel 4.5 :Perhitungan Keterlambatan Penyelesaian Pesanan PT Habatex Lestari…114
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Quality, Time, and Cost………....77 Gambar 4.1 :Diagram penyebab Keterlambatan Penyelesaian Pesanan
Produksi……… 106
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Habatex Lestari Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Variabel Independen Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Variabel dependen Lampiran 4 Surat Pengantar PT. Habatex Lestari
(11)
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PT. HABATEX LESTARI
DIREKTUR OPERASIONAL
PERSONALIA UMUM
MARKETING ACCOUNTING
PRODUKSI KEPALA PABRIK
GUDANG OPERATOR
PACKING
) Bank ) penagihan ) Kas Kecil
) Pembelian ) pajak
INTERNAL AUDITOR PRESDIR
Sumber : Data Perusahaan
(12)
Tabel 4.1
Kuesioner yang Diberikan Kepada Manajer Produksi
No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1. Apakah kondisi pabrik (penerangan ruangan, ventilasi, dan suhu udara) sudah cukup memadai untuk mendukung kelancaran proses produksi?
2. Apakah tata letak bangunan telah menunjang kelancaran proses produksi? 3. Apakah fasilitas fisik yang ada dalam pabrik
telah memadai untuk memenuhi semua pesanan?
4. Apakah kedisiplinan kerja karyawan sudah cukup baik dalam menunjang kelancaran proses produksi?
5. Apakah karyawan selalu diawasi dengan baik selama giliran kerja?
6. Apakah ada program pelatihan bagi tenaga kerja baru?
7. Apakah telah dibuat jadwal produksi tertulis secara terperinci dan akurat?
8. Apakah bahan baku (zat kimia) yang digunakan selalu berkualitas baik?
(13)
9. Apakah bahan baku yang dipesan selalu tiba tepat waktu?
10. Apakah bagian produksi selalu mengkonfirmasikan terlebih dahulu kebutuhan bahan baku yang akan digunakan kepada bagian gudang?
11. Apakah ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh bagian produksi selalu mencukupi?
12. Apakah telah dibuat jadwal pemeliharaan mesin secara rutin untuk mengurangi terjadinya kerusakan?
13. Apakah kerusakan mesin yang tejadi selalu dapat segera diatasi sehingga tidak menghambat proses produksi?
14. Apakah mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi telah mempertimbangkan jadwal produksi?
15. Apakah dalam menetapkan waktu penyelesaian setiap pesanan telah mempertimbangkan jadwal produksi?
16. Apakah fungsi pengendalian kualitas terpisah dari fungsi produksi?
(14)
17. Apakah keterlambatan penyelesaian pesanan sangat sering terjadi?
18. Apakah perusahaan melakukan perhitungan dan pencatatan atas keterlambatan yang terjadi?
(15)
DAFTAR PERTANYAAN
PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI PRODUKSI
(VARIABEL INDEPENDEN)
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
Tahap Perencanaan
(Planning)
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Apakah auditor melakukan pengamatan terhadap :
a. Keadaan perusahaan b. Ruang lingkup perusahaan c. Lay out perusahaan
9 9 9 2. Apakah keadaan perusahaan saat ini
mendukung proses produksi perusahaan terus berlanjut? 9 3. Apakah auditor mengalami kesulitan
mewawancarai pimpinan yang bertanggung jawab atas bagian yang
diperiksa? 9
4. Apakah auditor melakukan pengamatan terhadap proses produksi? 9
B. Melakukan Critical Problem Area
5. Apakah auditor selalu mengetahui setiap masalah yang terjadi dalam
proses produksi? 9
6. Apakah perusahaan perlu memiliki Critical Problem Area untuk 9
(16)
mengetahui bahwa perusahaan menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien?
7. Apakah auditor internal selalu melakukan pengamatan dan pengawasan yang mendalam terhadap masalah perusahaan?
9
Tahap Penyusunan Program Kerja 8. Apakah ada hubungan antara
pengamatan auditor dengan proses produksi?
9
9. Apakah auditor melakukan perencanaan program kerja untuk mengetahui jadwal penyelesaian order?
9
10. Apakah perusahaan menetapkan kebijakan mengenai pembiayaan yang terjadi pada proses produksi? 9 11. Apakah tujuan dari laporan telah
dinyatakan yang sangat jelas? 9
Tahap Pemeriksaan Lapangan
12. Apakah pengendalian internal dilakukan dalam pemeriksaan lapangan terhadap proses produksi? 9 13. Apakah auditor melakukan
(17)
yang dilakukan?
a. Perencanaan dan pengawasan produksi
b. Prosedur penerimaan pesanan c. Prosedur pembelian bahan
baku
d. Prosedur penerimaan bahan baku
e.
Prosedur pelaksanaan proses produksi 9 9 9 9 9 9Tahap Pengembangan Temuan
dan Rekomendasi
A. Kondisi (Condition)
14. Apakah kondisi perusahaan berkaitan dengan terjadinya keterlambatan
penyelesaian produksi? 9
15. Apakah auditor internal melakukan pengawasan terhadap kondisi
perusahaan setiap bulan? 9
B. Kriteria (Criteria)
16. Apakah terdapat hubungan antara kondisi dan kriteria perusahaan? 9 17. Apakah pengendalian-pengendalian
fungsi produksi diperhatikan oleh seorang auditor internal? 9
(18)
C. Penyebab (Cause)
18. Apakah auditor internal melakukan analisis terhadap faktor yang dapat
menyebabkan keterlambatan
penyelesaian produksi? 9
19. Apakah faktor berikut ini berpengaruh terhadap keterlambatan produksi
a. faktor bahan baku b. faktor manusia c. faktor mesin d. faktor metode e. faktor lingkungan
9 9 9 9
9
D. Akibat (Effect)
20. Apakah keterlambatan penyelesaian pesanan ini berdampak pada
a. financial perusahaan b. non-financial perusahaan
9 9 21. Apakah biaya tambahan (Opportunity
Cost) menjadi perhitungan dalam
proses produksi? 9
E. Rekomendasi (Recomendation) 22. Apakah auditor sebelum mengajukan
rekomendasinya mendiskusikan dahulu dengan :
a. pegawai yang bersangkutan b. pengawas bagian produksi
9 9
(19)
c. direktur
d. bagian penjualan
9 9 23. Apakah auditor operasional selalu
memberikan saran-saran yang membangun dalam proses produksi?
9 24. Apakah tujuan dari rekomendasi yang
dilakukan oleh auditor memiliki manfaat terhadap perusahaan?
9
Tahap Pelaporan
25. Apakah auditor membuat laporan audit setelah tahap pengembangan atas
temuan dan rekomendasi? 9
26. Apakah laporan audit merupakan hasil akhir dari pemeriksaan yang
dilakukan? 9
27. Apakah terdapat pedoman yang memuat secara lengkap mengenai tata
cara penyusunan laporan hasil audit? 9 28. Apakah dalam laporan hasil audit
memuat :
a. Critical Problem Area b. Tujuan dari penelitian
c. Faktor penyebab keterlambatan penyelesaian produksi
d. Biaya tambahan
9
9 9
(20)
(21)
Tabel 4.1
Kuesioner yang Diberikan Kepada Manajer Produksi
No. Pertanyaan Ya
Tidak
Keterangan
Perencanaan dan Pengendalian Produksi 1. Apakah telah dibuat jadwal produksi tertulis
secara terperinci dan akurat?
2. Apakah perencanaan produksi yang dibuat berkaitan dengan jadwal proses produksi?
3. Apakah perencanaan produksi yang dibuat akan selalu tercapai?
Apakah dalam menetapkan waktu penyelesaian setiap pesanan telah mempertimbangkan jadwal produksi? 4.
Apakah mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi telah mempertimbangkan jadwal produksi?
5.
Apakah mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi telah digunakan secara efektif dan efisien?
(22)
Apakah telah dibuat jadwal pemeliharaan mesin secara rutin untuk mengurangi terjadinya kerusakan?
Apakah kerusakan mesin yang tejadi selalu dapat segera diatasi sehingga tidak
menghambat proses produksi?
Apakah keterlambatan penyelesaian pesanan sangat sering terjadi?
Apakah perusahaan melakukan perhitungan dan pencatatan atas keterlambatan yang terjadi?
Apakah bahan baku (zat kimia) yang digunakan selalu berkualitas baik?
Apakah bahan baku yang dipesan selalu tiba tepat waktu?
Apakah penentuan mutu dari bahan baku selalu mendapat pengawasan yang baik dari manajer produksi?
Apakah ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh bagian produksi selalu mencukupi?
(23)
Apakah keterlambatan penyediaan bahan baku akan mempengaruhi waktu
penyelesaian pesanan produksi?
Apakah produk dengan kualitas yang kurang baik dapat lolos dalam proses pemasaran?
Customer Response Time
Apakah didalam fungsi produksi terdapat Customer Response Time yang dapat mempengaruhi proses produksi?
Apakah Customer Response Time berperan penting dalam waktu penyelesaian produk tepat waktu?
Apakah dilakukan penyampaian informasi yang tepat dan teliti di saat Customer Response Time?
Apakah jadwal proses produksi selalu memperhatikan Manufacturing Lead Time?
(24)
DAFTAR PERTANYAAN
KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PRODUKSI
(VARIABEL DEPENDEN)
No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
Perencanaan produksi (Planning)
1. Apakah telah dibuat jadwal produksi
tertulis secara terperinci dan akurat? 9
Terkadang tidak memperhitungkan
jenis kain tertentu yang membutuhkan proses lebih lama
2. Apakah perencanaan produksi yang dibuat berkaitan dengan jadwal proses produksi?
9 3. Apakah perencanaan produksi yang
dibuat akan selalu tercapai? 9 4. Apakah dalam menetapkan waktu
penyelesaian setiap pesanan telah
mempertimbangkan jadwal produksi? 9
Hal ini sering terjadi
ketika pesanan diterima oleh direktur.
5. Apakah mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi telah
mempertimbangkan jadwal produksi? 9 6. Apakah mesin-mesin yang digunakan
dalam proses produksi telah
digunakan secara efektif dan efisien? 9 7. Apakah telah dibuat jadwal
pemeliharaan mesin secara rutin untuk mengurangi terjadinya
(25)
Pengendalian produksi 8.
9.
Apakah kerusakan mesin yang tejadi selalu dapat segera diatasi sehingga tidak menghambat proses produksi?
Apakah bahan baku (zat kimia) yang digunakan selalu berkualitas baik?
9
9
Perusahaan harus melakukan
pemesanan dan pembelian sparepart
mesin.
Hal ini dapat menyebabkan
kesalahan warna sehingga perlu dilakukan pemrosesan
ulang 10. Apakah bahan baku yang dipesan
selalu tiba tepat waktu? 9
11. Apakah penentuan mutu dari bahan baku selalu mendapat pengawasan
yang baik dari manajer produksi? 9 12. Apakah ketersediaan bahan baku yang
dibutuhkan oleh bagian produksi
selalu mencukupi? 9
Terkadang terjadi keterlambatan pengiriman dari supplier / keterlambatan pemesanan oleh bagian pembelian.
(26)
13. Apakah keterlambatan penyediaan bahan baku akan mempengaruhi waktu penyelesaian pesanan
produksi? 9
14. Apakah produk dengan kualitas yang kurang baik dapat lolos dalam proses
pemasaran? 9
Ketepatan Waktu
15. Apakah produk yang telah dipesan oleh bagian penjualan diselesaikan tepat pada waktunya oleh bagian
produksi? 9
16. Apakah terjadi keterlambatan dalam waktu penyelesaian produk yang dipesan oleh bagian penjualan? 9 17. Apakah penyerahan barang telah tepat
pada waktunya kepada calon
pembeli? 9
18. Apakah bila terjadi keterlambatan penyerahan barang, perusahaan mengetahui hal-hal yang menjadi
penyebabnya? 9
19 Apakah bila terjadi keterlambatan penyerahan barang, perusahaan akan mengambil tindak lanjut untuk mempertanggungjawabkan kepada
(27)
20. Apakah proses produksi yang efektif dan efisien mempengaruhi
penyelesaian produk yang tepat
waktu? 9
21. Apakah penyelesaian proses produksi selalu sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan? 9
22. Apakah kualitas produk yang dihasilkan telah sesuai dengan yang
ditetapkan oleh perusahaan? 9 Kepuasan Konsumen
23. Apakah penyerahan barang selalu
dilakukan tepat waktu? 9
24. Apakah para pelanggan telah mendapatkan pelayanan secara layak? 9
25. Apakah konsumen pernah
mendapatkan produk cacat? 9 26. Apakah perusahaan menetapkan
jaminan/garansi terhadap produk
cacat? 9
27. Apakah keluhan konsumen dapat
diatasi? 9
28. Apakah produk yang dijual secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan
harapan konsumen? 9
29. Apakah dilakukan pendekatan kepada konsumen untuk mengetahui
(28)
(29)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Lina Indrawaty
Tempat dan Tanggal Lahir : Jambi, 21 Oktober 1985
Agama : Khatolik
Alamat : Jl. Surya Sumantri No.63a
Bandung
Telepon : 081395459991 / 022-91597277 Pendidikan : TK Xaverius 2 Jambi
SD Xaverius 2 Jambi SLTP Xaverius 2 Jambi SMU Xaverius 2 Jambi
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung
(30)
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan teknologi dunia berpengaruh besar terhadap kalangan
bisnis saat ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi saling berlomba dalam berbagai bidang untuk menghadapi globalisasi. Globalisasi mendorong perkembangan dunia bisnis ke arah perdagangan internasional. Era globalisasi mengakibatkan persaingan menjadi semakin ketat, baik dengan pesaing dari dalam negeri maupun pesaing dari luar negeri dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada. Bicara tentang dunia bisnis, tidak lepas dari hubungan antara penjual dan pembeli yang merupakan faktor terpenting. Saat ini, daya beli masyarakat dirasakan menurun dan mendorong perusahaan-perusahaan bersaing ketat untuk mempertahankan konsumen. Keadaan perekonomian saat ini menguji kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup.
Sebelum terjadi krisis moneter, industri garmen di Indonesia sangat berkembang. Industri-industri ini mampu bersaing dalam pasar internasional karena memiliki keunggulan dalam hal biaya tenaga kerja yang murah, sehingga mampu unggul dengan taktik harga yang murah. Namun belakangan ini, banyak perusahaan yang terpaksa “gulung tikar” akibat adaya krisis moneter yang pernah melanda Indonesia. Berbagai macam langkah ditempuh oleh perusahaan untuk bertahan, tetapi keadaan yang tidak membaik menyebabkan banyak perusahaan terpaksa “gulung tikar”. Perusahaan yang tetap bertahan hingga saat ini tentunya
(31)
BAB I PENDAHULUAN
lebih memiliki keunggulan bersaing dibanding dengan perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bertahan dan terpaksa ”gulung tikar”. Salah satu keunggulan bersaing adalah dengan kualitas produk yang baik dan harga bersaing serta pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan dengan penyelesaian dan penyerahan produk sesuai dengan pesanan secara tepat waktu.
Salah satu kendala utama yang dihadapi perusahaan-perusahaan pada umumnya adalah keterlambatan dalam penyelesaian produksi pesanan yang diakibatkan oleh kurang efektif dan efisiennya fungsi produksi dalam perusahaan. Dampak dari keterlambatan ini mengakibatkan berbagai macam reaksi dari pihak pelanggan, dimulai dari keluhan, teguran, hingga pembatalan pesanan (cancel order). Selain mengurangi kepercayaan pelanggan dan membuat citra perusahaan menjadi buruk, keterlambatan penyelesaian produksi ini juga dapat menimbulkan berbagai macam masalah seperti timbulnya biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost), biaya upah lembur, dan kerugian atas hilangnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan sehingga pelanggan mungkin memutuskan untuk beralih pada perusahaan pesaing. Hal ini tentu saja merugikan perusahaan atau bahkan mengancam kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang jika keterlambatan ini terus terjadi berulang kali.
Ketidaktepatan waktu penyelesaian pesanan produksi dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor, baik oleh faktor yang dapat dikendalikan (controllable) maupun oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan (uncontrollable). Faktor-faktor yang dapat dikendalikan(controllable) misalnya akibat ketidaktelitian pekerja yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak
(32)
BAB I PENDAHULUAN
sesuai dengan pesanan sehingga perusahaan harus memperbaiki produk, dan keterlambatan pemesanan bahan baku yang mengakibatkan keterlambatan. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikendalikan(uncontrollable) misalnya akibat gangguan listrik dari PLN.
Untuk mengurangi terjadinya keterlambatan penyelesaian pesanan produksi, diperlukan adanya pemeriksaan operasional untuk membantu manajemen untuk mendeteksi ketidakefektifan dan ketidakefisienan kegiatan perusahaan. Pemeriksaan operasional juga dibutuhkan untuk menganalisa apakah cara atau metode pengelolaan yang diterapkan perusahaan tersebut sudah berjalan dengan baik dan apakah tindakan perbaikan dapat segera dilakukan jika terjadi penyimpangan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis memilih perusahaan industri di Bandung yang bergerak dalam bidang tekstil pada PT.Habatex Lestari serta tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ”Peranan Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Produksi dalam Upaya Meningkatkan Ketepatan Waktu Penyelesaian Pesanan Produksi.”
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Pada umumnya masalah utama yang sering timbul dalam perusahaan manufaktur adalah masalah proses produksinya. Kelancaran proses produksi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan tersebeu. Hal yang harus diperhatikan agar proses produksi dapat dikatakan berjalan lancar secara efektif dan efisien yaitu ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi
(33)
BAB I PENDAHULUAN
sesuai dengan yang direncanakan, baik dalam hal desain, kualitas barang, dan waktu penyelesaian. Untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi maka penanggulangan atas kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan dari proses produksi dapat dilakukan terhadap perusahaan.
Bagi perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, masalah
ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi harus selalu diperhatikan, karena keterlambatan penyelesaian suatu pesanan dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang akan membawa dampak negatif bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Dalam upaya membantu manajemen sehingga dapat menyelesaikan produk sesuai dengan pesanan dan tepat pada waktunya, maka diperlukan suatu pemeriksaan operasional yang efektif dan efisien untuk dapat mendeteksi terjadinya gangguan produksi terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan, serta memungkinkan dilakukannya tindakan perbaikan atas terjadinya penyimpangan terhadap rencana semula.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana peranan pemeriksaan operasional dalam menilai usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi, maka dalam skripsi ini ada beberapa masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Bagaimana prosedur produksi yang digunakan perusahaan untuk menyelesaikan suatu pesanan produksi?
2. Apakah dalam perusahaan sering terjadi ketidaktepatan waktu penyelesaian pesanan, serta berapa besar kerugian yang diderita perusahaan akibat hal tersebut?
(34)
BAB I PENDAHULUAN
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidaktepatan waktu penyelesaian produksi?
4. Bagaimana peranan pemeriksaan operasional dalam upaya membantu manajemen meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pemeriksaan operasional untuk mengurangi keterlambatan adalah:
1. Memperoleh gambaran tentang prosedur penyelesaian pesanan produksi pada PT. Habatex Lestari.
2. Mengetahui seberapa sering terjadi masalah keterlambatan penyelesaian pesanan produksi dalam perusahaan dan untuk menghitung seberapa besar kerugian perusahaan akibat ketidaktepatan waktu tersebut.
3. Menganalisa dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab tidak tercapainya ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi.
4. Menilai dan menganalisa peranan pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi untuk membantu pihak manajemen dalam hal ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi.
(35)
BAB I PENDAHULUAN
1.4. Kegunaan Penelitian
Setelah melakukan penelitian, penulis mengharapkan agar hasil dari penelitian yang penulis lakukan dapat berguna bagi :
1. Penulis
a. Menambah pengetahuan tentang peranan pemeriksaan operasional atas fungsi produksi serta hubungannya dengan keterlambatan penyelesaian pesanan produksi.
b. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai bagaimana teori-teori pemeriksaan operasional dapat upaya membantu manajemen memecahkan masalah ketidaktepatan waktu penyelesaian pesanan produksi, serta
c. Melihat bagaimana penerapan pemeriksaan operasional dalam suatu usaha.
2. Pihak perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang berguna bagi perusahaan khususnya pihak manajemen perusahaan, serta mengetahui kelebihan dan kelemahan yang terjadi di perusahaan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengadakan perubahan perbaikan atas masalah pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi.
(36)
BAB I PENDAHULUAN
3. Pihak Lain
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan informasi dalam bidang pemeriksaan untuk mencapai target waktu penyelesaian pesanan produksi, serta sebagai tambahan referensi pembanding atau sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.
1.5. Kerangka Pemikiran
Dalam dunia bisnis saat ini, berbagai faktor pendukung maupun penghambat perkembangan usaha terdiri dari berbagai macam. Perkembangan bisnis selalu dibarengi dengan perkembangan teknologi yang merupakan alat bantu dalam pencapaian tujuan bisnis yang diharapkan, tekonologi merupakan faktor terpenting. Sedangkan faktor penghambat dapat berasal dari berbagai aspek. Salah satunya yaitu sumber daya manusia yang kurang kompeten, metode yang digunakan tidak efektif dan efisien, dan lain sebagainya.
Dalam dunia bisnis saat ini, persaingan semakin ketat dan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Persaingan tidak hanya terjadi pada harga jual dan kualitas produk, tetapi juga pada ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi yang sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selain itu, terjadinya keterlambatan penyelesaian juga dapat menimbulkan biaya tambahan bagi perusahaan dan merusak kredibilitas perusahaan di mata pelanggan. Masalah yang umumnya timbul adalah peranan pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi dalah suatu perusahaan.
(37)
BAB I PENDAHULUAN
Agar dapat bertahan dalam situasi yang semakin kompetitif tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan lebih efektif dan efisien, terutama pada fungsi produksi karena merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perusahaan. Yang dimaksud sebagai fungsi produksi adalah bagian dari suatu perusahaan yang bertanggung jawab dalam hal pengolahan input menjadi output, yang mencakup proses pengolahan, jasa, atau fasilitas yang menunjang proses pegolahan tersebut, serta perencanaan dan pengendalian dalam pengolahan.
Masalah yang timbul pada PT. Habatex Tekstil adalah mengenai keterlambatan penyelesaian pesanan produksi. Keterlambatan ini berarti terdapat selisih atau jarak waktu antara rencana tanggal penyelesaian pesanan produksi yang telah disepakati antara perusahaan dan pelanggan dengan realisasi tanggal penyelesaian yang sebenarnya terjadi. Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu menyelesaikan pesanan produksi dari pelanggan secara tepat waktu.
Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan efisien, khususnya dalam pemenuhan target waktu penyelesaian pesanan produksi adalah dengan melakukan pemeriksaan operasional atas fungsi produksi. Pemeriksaan operasional (operational review) merupakan suatu tinjauan dan evaluasi sistematis atas suatu organisasi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai apakah kebijakan, prosedur-prosedur, dan kegiatan produksi telah memenuhi tujuan perusahaan, serta apakah pencapaian tujuan tersebut telah dilaksanakan secara efisien.
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi pada penelitian ini bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi disertai dengan
(38)
BAB I PENDAHULUAN
pengungkapan dan pemberian informasi kepada pihak manajemen perusahaan tentang masalah-masalah yang timbul selama proses produksi sehingga mengakibatkan tidak tercapainya target waktu penyelesaian pesanan produksi dan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah tersebut. Selain itu, pemeriksaan operasional ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi yang diperlukan dalam upaya mencapai efektivitas dan efisiensi proses produksi, yang selanjutnya dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk melakukan tindakan perbaikan bila dianggap perlu.
Dalam kaitannya dengan masalah yang timbul pada PT. Habatex Lestari tersebut, fungsi produksi dikatakan efektif jika penyelesaian produksi sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, sehingga target waktu penyelesaian kepada pelanggan dapat tercapai. Selain itu, fungsi produksi dikatakan telah efisien jika ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi telah tercapai dan perusahaan dapat menghindari terjadinya biaya tambahan seperti biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang pada akhirnya dapat meminimalkan biaya atas fungsi produksi. Pada beberapa perusahaan, keterlambatan penyelesaian pesanan juga dapat menimbulkan biaya tambahan berupa biaya upah lembur.
1.6. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan, mengklasifikasikan,
(39)
BAB I PENDAHULUAN
menganalisa data, sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti untuk menarik suatu kesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan untuk memperoleh data primer mengenai masalah yang diteliti, melalui :
- Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap perusahaan.
- Wawancara, yaitu mengadakan dialog atau wawancara secara langsung dengan pimpinan, karyawan dan pihak lain yang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini.
- Mengumpulkan data tertulis dari perusahaan.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan perbandingan. Data sekunder ini dapat diperoleh dengan membaca, mempelajari literatur-literatur, catatan-catatan kuliah dan sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.
(40)
BAB I PENDAHULUAN
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam rangka mendapatkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan bidang industri tekstil yang berlokasi di jalan Ranca Jigang No. 46 Majalaya.
Waktu penelitian dan pengambilan data ini dimulai pada bulan September sampai dengan selesai.
(41)
BAB I PENDAHULUAN
(42)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada PT. Habatex Lestari, maka dapat disimpulkan bahwa di perusahaan ini sering terjadi masalah ketidaktepatan waktu dalam memenuhi pesanan dari pembeli. Penyebab keterlambatan ini sebenarnya dapat dikelompokkan ke dalam lima faktor, yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin, metode, dan lingkungan.
Persentase berperannya pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi sebesar 80%, maka dapat dinyatakan bahwa pemeriksaan operasional dalam perusahaan tersebut cukup berperan baik. Akan tetapi tingkat persentase ini masih harus ditingkatkan agar persentase ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi yaitu sebesar 48,27% dapat lebih meningkat.
5.2 Saran
Dengan segala keterbatasan yang ada, berikut ini beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai pertimbangan bagi pihak manajemen dalam mengurangi masalah keterlambatan penyelesaian pesanan produksi di PT. Habatex Lestari:
(43)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Untuk mengatasi masalah bahan baku
o Perusahaan seharusnya lebih selektif dalam memilih supplier dengan pertimbangan kualitas, harga, dan ketepatan waktu pengiriman bahan baku. 2. Untuk mengatasi masalah tenaga kerja (manusia)
o Meningkatkan pengawasan di bagian produksi, terutama dalam pekerjaan yang berlangsung saat shift malam. Selain itu juga dapat diadakan inspeksi dadakan pada semua tahap produksi.
o Memberikan sanksi yang tegas bagi karyawan yang ceroboh dan tidak disiplin, serta memberikan reward bagi karyawan yang kinerjanya baik.
3. Untuk mengatasi masalah mesin
o Selain melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin pada mesin seperti yang telah dilakukan, perusahaan juga perlu memiliki setidaknya sidikit persediaan sparepart mesin agar ketika terjadi kerusakan dapat segera ditangani tanpa harus menunggu proses pemesanan lagi.
4. Untuk mengatasi masalah metode :
o Dalam penyusunan jadwal produksi, perusahaan perlu memperhitungkan adanya pemesanan atas jenis kain tertentu yang membutuhkan proses lebih lama.
o Meningkatkan hubungan komunikasi antara direktur, bagian penjualan, dan bagian produksi. Direkur dan bagian penjualan harus melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke bagian produksi sebelum menentukan tanggal penyelesaian
(44)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
atas suatu order. Kapasitas dan jadwal produksi atas order-order sebelumnya juga perlu dipertimbangkan.
o Adanya pemisahan fungsi pengendalian kualitas dengan fungsi produksi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan objektivitas dalam menilai hasil produksi sehingga mengurangi adanya produk cacat yang lolos ke tahap berikutnya. o Perlu dilakukannya perhitungan secara kuantitatif atas keterlambatan
penyelesaian pesanan, sehingga manajemen perusahaan dapat memperoleh umpan balik untuk mengatasi masalah keterlambatan tersebut.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Everett. And Ronald J. Ebert. (1992). Edisi 5. Production and Operations Management Concepts-Models and Behaviour. New York : Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
American Institude of Certified Public Accountants. (1995). Statement of Auditing Standards No.78. New York : AICPA,Inc.
Anthony, R. N. and Vijay Govindarajan. (1998). Edisi 9. Management Control Systems. Boston : McGraw Hill / Irwin.
Arens, Alvin A. , Randal J. Elder and Mark S. Beasley. (2005). Edisi 10. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Assauri, Sofjan. (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Barlow, Paul. , Stephen Helberg, Nick Large and Kevin Le Roux. (1995). Edisi 1. The Business Approach to Internal Auditing. Kenwyn : Juta&Co,Ltd.
Baroto, Teguh. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Besterfield, Dale H. . (1994). Edisi 4. Quality Control. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
Bodnar, George H. , William S. Hopwood. (2001). Edisi 8. Accounting Information Systems. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Buffa, Elwood S. . (1990). Edisi 7. Manajemen Produksi / Operasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Cashin, J. A. , Paul D. Neuwrith and John F. Levy. (1988). Edisi 2. Cashin’s Handbook for Auditors. Singapore : McGraw Hill Book Company.
(46)
Cushing, Barry E. , Marshall B. Romney and Paul John Steinbart. (1997). Edisi 7. Accounting Information System. Massachussetts : Addison-Wesley Publishing
Company, Inc.
Dilworth, James B. . (1992). Operations Management (Design, Planning, and Control for Manufacturing and Services). New Jersey : McGraw,Inc.
Horngren, Foster and Datar. (2003). Edisi 7. Cost Accounting. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
Joko, Sri. (2001). Manajemen Produksi dan Operasi (Suatu Pengantar). Malang : Universitas Muhammadiyah.
Kotler, Philip. (2003). Marketing Management. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Reider, Rob. (1999). Edisi 2. Operational Review : Maximum Results at Efficient Costs. Canada : John Wijey 7 Sons, Inc.
Rittenberg, Larry and Bradly J. Schwiegel. (1994). Edisi 2. Auditing Concepts for a Changing Environment. Harcourt Brace and Co.
Sipper, Daniel and Robert L. Bulfin J. R. . (1997). Production (Planning, Control, and Integration). New Jersey : McGraw, Inc.
Supriyono, R. A. . (1990). Edisi 15. Pemeriksaan Manajemen dan Pengawasan Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Taylor, Donald H. and G. William Glezen. (1980). Edisi 2. Auditing Integrated Concepts and Procedures. New Jersey : McGraw, Inc.
(1)
(2)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada PT. Habatex Lestari, maka dapat disimpulkan bahwa di perusahaan ini sering terjadi masalah ketidaktepatan waktu dalam memenuhi pesanan dari pembeli. Penyebab keterlambatan ini sebenarnya dapat dikelompokkan ke dalam lima faktor, yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin, metode, dan lingkungan.
Persentase berperannya pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi sebesar 80%, maka dapat dinyatakan bahwa pemeriksaan operasional dalam perusahaan tersebut cukup berperan baik. Akan tetapi tingkat persentase ini masih harus ditingkatkan agar persentase ketepatan waktu penyelesaian pesanan produksi yaitu sebesar 48,27% dapat lebih meningkat.
5.2 Saran
Dengan segala keterbatasan yang ada, berikut ini beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai pertimbangan bagi pihak manajemen dalam mengurangi masalah keterlambatan penyelesaian pesanan produksi di PT. Habatex Lestari:
(3)
1. Untuk mengatasi masalah bahan baku
o Perusahaan seharusnya lebih selektif dalam memilih supplier dengan
pertimbangan kualitas, harga, dan ketepatan waktu pengiriman bahan baku. 2. Untuk mengatasi masalah tenaga kerja (manusia)
o Meningkatkan pengawasan di bagian produksi, terutama dalam pekerjaan
yang berlangsung saat shift malam. Selain itu juga dapat diadakan inspeksi dadakan pada semua tahap produksi.
o Memberikan sanksi yang tegas bagi karyawan yang ceroboh dan tidak
disiplin, serta memberikan reward bagi karyawan yang kinerjanya baik. 3. Untuk mengatasi masalah mesin
o Selain melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin pada mesin seperti yang
telah dilakukan, perusahaan juga perlu memiliki setidaknya sidikit persediaan sparepart mesin agar ketika terjadi kerusakan dapat segera ditangani tanpa harus menunggu proses pemesanan lagi.
4. Untuk mengatasi masalah metode :
o Dalam penyusunan jadwal produksi, perusahaan perlu memperhitungkan
adanya pemesanan atas jenis kain tertentu yang membutuhkan proses lebih lama.
(4)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
atas suatu order. Kapasitas dan jadwal produksi atas order-order sebelumnya juga perlu dipertimbangkan.
o Adanya pemisahan fungsi pengendalian kualitas dengan fungsi produksi. Hal
ini tentunya dapat meningkatkan objektivitas dalam menilai hasil produksi sehingga mengurangi adanya produk cacat yang lolos ke tahap berikutnya.
o Perlu dilakukannya perhitungan secara kuantitatif atas keterlambatan
penyelesaian pesanan, sehingga manajemen perusahaan dapat memperoleh umpan balik untuk mengatasi masalah keterlambatan tersebut.
(5)
Adam, Everett. And Ronald J. Ebert. (1992). Edisi 5. Production and Operations Management Concepts-Models and Behaviour. New York : Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
American Institude of Certified Public Accountants. (1995). Statement of Auditing
Standards No.78. New York : AICPA,Inc.
Anthony, R. N. and Vijay Govindarajan. (1998). Edisi 9. Management Control Systems. Boston : McGraw Hill / Irwin.
Arens, Alvin A. , Randal J. Elder and Mark S. Beasley. (2005). Edisi 10. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Assauri, Sofjan. (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Barlow, Paul. , Stephen Helberg, Nick Large and Kevin Le Roux. (1995). Edisi 1. The Business Approach to Internal Auditing. Kenwyn : Juta&Co,Ltd.
Baroto, Teguh. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Besterfield, Dale H. . (1994). Edisi 4. Quality Control. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
Bodnar, George H. , William S. Hopwood. (2001). Edisi 8. Accounting Information Systems. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Buffa, Elwood S. . (1990). Edisi 7. Manajemen Produksi / Operasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Cashin, J. A. , Paul D. Neuwrith and John F. Levy. (1988). Edisi 2. Cashin’s Handbook
(6)
Cushing, Barry E. , Marshall B. Romney and Paul John Steinbart. (1997). Edisi 7. Accounting Information System. Massachussetts : Addison-Wesley Publishing
Company, Inc.
Dilworth, James B. . (1992). Operations Management (Design, Planning, and Control for Manufacturing and Services). New Jersey : McGraw,Inc.
Horngren, Foster and Datar. (2003). Edisi 7. Cost Accounting. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
Joko, Sri. (2001). Manajemen Produksi dan Operasi (Suatu Pengantar). Malang : Universitas Muhammadiyah.
Kotler, Philip. (2003). Marketing Management. New Jersey : Prentice-Hall International,Inc.
Reider, Rob. (1999). Edisi 2. Operational Review : Maximum Results at Efficient Costs. Canada : John Wijey 7 Sons, Inc.
Rittenberg, Larry and Bradly J. Schwiegel. (1994). Edisi 2. Auditing Concepts for a
Changing Environment. Harcourt Brace and Co.
Sipper, Daniel and Robert L. Bulfin J. R. . (1997). Production (Planning, Control, and Integration). New Jersey : McGraw, Inc.
Supriyono, R. A. . (1990). Edisi 15. Pemeriksaan Manajemen dan Pengawasan
Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Taylor, Donald H. and G. William Glezen. (1980). Edisi 2. Auditing Integrated Concepts