Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Menekankan Tingkat Kecacatan Produk (Studi Kasus Pada PT.X Bandung).

ABSTRAK
Audit operasional membantu pihak manajemen untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan operasi kegiatan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dan
tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga orientasi
dari audit operasional lebih menekankan pada perbaikan di masa yang akan
datang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis
kecacatan produk yang dihasilkan dari proses produksi, memperoleh pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat,
mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, dan
untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu pihak
manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan merekomendasikan
tindakan-tindakan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi
tingkat kecacatan produk.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Data yang dikumpulkan
adalah data primer dan sekunder, dengan menggunakan pengamatan, wawancara,
dan kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
responden.
Objek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional sebagai
variabel bebas dan kecacatan produk sebagai variabel terikat. Penelitian dilakukan
di PT X.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan
operasional berperan secara signifikan sebagai alat bantu pihak manajemen untuk
mengatasi masalah kecacatan produk
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan korelasi
Spearman.
Jenis kecacatan yang dihasilkan dari proses produksi adalah warna kain
yang tidak merata, kain yang kurang kering, dan berat kain yang tidak sesuai
dengan standar. Faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk
cacat antara lain adalah kelalaian karyawan dalam menjalankan mesin, bahan
baku yang tidak diseleksi dengan baik, dan kesalahan dalam prosedur proses
produksi. Pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan
cara melakukan pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap,
yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Tahap pendahuluan
terdiri dari Pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu:
tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam, pengamatan fungsi
produksi, mencari data tertulis, dan wawancara dengan manajemen. Tahap
pemeriksaan mendalam terdiri dari studi lapangan dan analisis.Pemeriksaan
operasional yang memadai tidak berperan secara signifikan untuk mengurangi
terjadinya produk cacat dalam proses produksi.Hubungan antara pemeriksaan
operasional dengan produk cacat dalam proses produksi adalah sebesar 0,130.

Nilai hubungan yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara
pemeriksaan operasional dengan produk cacat dalam proses produksi.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN PENGESAHAN

ii

ABSTRAK

iv

KATA PENGANTAR

v


DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

1

1.2 Identifikasi Masalah


3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

3

1.4 Kegunaan Penelitian

4

1.5 Rerangka Pemikiran

5

1.6 Metode Penelitian

7

1.6.1


Hipotesis

8

1.6.2

Perhitungan Tes Statistik

8

1.6.3

Kriteria

9

1.6.4

Penarikan Kesimpulan


10

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemeriksaan

11

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan

11

2.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan

11

2.2 Pemeriksaan Operasional


15

2.2.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional

18

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Operasional

19

2.2.3 Kriteria Pemeriksaan Operasional

21

2.2.4 Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional

23

2.2.5 Perbedaan Pemeriksaan Operasional dengan Pemeriksaan

Keuangan

24

2.2.6 Tahap-Tahap Pemeriksaan Operasional

27

2.2.7 Keterbatasan Pemeriksaan Operasional

32

2.2.8 Ruang Lingkup Pemeriksaan Operasional

33

2.3 Produksi

34


2.3.1 Pengertian Proses Produksi

34

2.3.2 Jenis Proses Produksi

35

2.3.3 Pengendalian Proses Produksi

38

2.3.3.1 Jenis Pengendalian Proses Produksi

39

2.3.3.2 Fungsi dan Kegiatan Pengendalian Produksi

40


2.3.4 Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Produksi
2.4 Produk

41
43

2.4.1 Pengertian Produk Biasa

43

2.4.2 Pengertian Produk Cacat

43

2.5 Efisiensi, Efektivitas, dan Ekonomis

43

2.5.1 Economy (or the cost of operation)


44

2.5.2 Efficiency (or method of operation)

45

2.5.3 Effectiveness (or resukt of operation)

45

2.5.4 Kriteria mengevaluasi Efisiensi dan Efektivitas

47

2.5.5 Hubungan antara Pemeriksaan Operasional Dengan Penekanan
Persentase Produk Cacat

49

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian

57

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

57

3.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan

59

3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

60

3.1.4 Kegiatan Produksi

71

3.1.4.1 Bahan Baku

71

3.1.4.2 Mesin dan Peralatan

72

3.1.5 Proses Produksi

73

3.1.6 Prosedur Produksi

78

3.1.6.1 Prosedur Pemeriksaan Pesanan

78

3.1.6.2 Prosedur Persiapan Produksi

79

3.1.6.3 Prosedur Penerimaan Bahan Baku

80

3.1.6.4 Prosedur Permintaan Bahan Baku

80

3.1.6.5 Prosedur Pelaksanaan Proses Produksi

81

3.2 Metode Penelitian

81

3.2.1 Metode yang Digunakan

81

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

83

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

84

3.2.4 Penentuan Responden

85

3.2.5 Variabel dan Skala Pengukuran

85

3.2.6 Analisis data dan Pengujian hipotesis

86

3.2.6.1 Hipotesis

88

3.2.6.2 Tahap SPSS

88

3.2.6.3 Kriteria

89

3.2.6.4 Penarikan kesimpulan

90

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Sekilas Proses Produksi pada PT X

91

4.2 Prosedur Pengendalian Produksi

92

4.3 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional

96

4.3.1 Kualifikasi dan Status Organisasi Audit Operasional Pada
Perusahaan
4.4 Tahap Pemeriksaan Operasional

100
102

4.4.1 Tahap Pemeriksaan Pendahuluan

102

4.4.2 Tahap Pemeriksaan Mendalam

105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

117

5.2 Saran

118

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Perbedaan antara internal auditing dan eksternal auditing

16

Tabel 2.2

Sifat pernyataan, kriteria, dan sifat laporan audit

17

Tabel 2.3

Perbedaan Financial Audit dan Operational Audit

26

Tabel 3.1

Bagan Penelitian

82

Tabel 3.2

Indikator Variabel Independen dan Skala Pengukuran

86

Tabel 3.3

Indikator Variabel Dependen dan Skala Pengukuran

86

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas 1 Pemeriksaan Operasional

107

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas 2 Pemeriksaan Operasional

108

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Pemeriksaan Operasional

109

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Produk Cacat

109

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas 2 Produk Cacat

110

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas 3 Produk Cacat

111

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Produk Cacat

111

Tabel 4.8

Data Ordinal Variabel X

112

Tabel 4.9

Data Ordinal Variabel Y

113

Tabel 4.10

Data X dan Y

114

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Korelasi Spearman

115

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Perusahaan

61

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Departemen Produksi

62

Gambar 3.3

Struktur Organisasi Departemen Produksi Bagian DF

62

Gambar 4.1

Flowchart Proses Produksi

94

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia menghadapi
persaingan yang ketat dengan negara lainnya. Perkembangan teknologi yang pesat
juga menjadi salah satu pemicu persaingan yang ada, di mana batas-batas geografi
tidak menghambat aliran informasi antar negara. Untuk menghadapi persaingan
sekarang ini, perusahaan harus mampu bertahan dengan menghasilkan produk
yang berkualitas dan harga yang bersaing. Agar dapat memenuhi kebutuhan
konsumen perusahaan juga harus beroperasi secara efisien, efektif, dan ekonomis.
Banyaknya produk luar yang masuk dengan harga yang jauh lebih murah seperti
produk Cina menambah persaingan yang ada. Dalam persaingan yang semakin
ketat, kualitas suatu produk sangat penting. Hal ini harus diperhatikan bila ingin
mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Salah satu caranya adalah
mengawasi proses produksi.
Dalam industri tekstil khususnya perusahaan manufaktur proses produksi
merupakan aktivitas utama perusahaan. Jika proses produksi berjalan dengan baik,
maka perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas baik dan harga yang
bersaing sehingga dapat meraih kepercayaan dari konsumen terhadap hasil
produksinya. Untuk mecegah terjadinya kecacatan produk pada saat melakukan
proses produksi, maka perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian yang
optimal, diantaranya adalah dengan menekan tingkat kecacatan produk yang tidak

2

sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan Adanya
produk cacat dalam proses produksi akan merugikan perusahaan karena
mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang pada akhirnya akan berdampak
pada kelangsungan hidup perusahaan dalam industri yang kompetitif. Tetapi harus
kita ketahui bahwa dalam proses produksi tidak semua produk yang diolah dapat
menjadi produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan,
karena itu perlu adanya audit operasional proses produksi yang baik.
Dengan audit operasional pihak manajemen dapat mengetahui sejauh
mana pelaksanaan operasi kegiatan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dan
tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga orientasi
dari audit operasional lebih menekankan pada perbaikan di masa yang akan
datang.
Audit operasional diyakini dapat bermanfaat dalam mengidentifikasikan
berbagai faktor penyebab terjadinya kecacatan produk yang berakibat kualitas
produk tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan pengidentifikasian
melalui audit operasional akan dapat mengetahui sumber yang menjadi penyebab
kecacatan produk, tindakan korektif yang perlu dilakukan serta cara
pemecahannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tentang
aktivitas audit operasional dalam proses produksi. Dalam penulisan ini, penulis
akan lebih memfokuskan pada upaya pemeriksaan operasional proses produksi
guna menekan produk cacat dalam proses produksi. Hasil penelitian ini akan
dituangkan dalam skripsi dengan judul:

3

”PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI PRODUKSI
DALAM MENEKAN TINGKAT KECACATAN PRODUK”

1.2 Identifikasi Masalah
Kualitas suatu produk harus mendapat perhatian yang cukup besar bagi
perusahaan. Produk yang berkualitas berarti jumlah produk cacat yang dihasilkan
sedikit.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian guna membahas masalah-masalah sebagai berikut:
1. Jenis kecacatan apa yang sering terjadi dalam perusahaan yang
mempengaruhi kualitas produk?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan
produk?
3. Upaya apa sajakah yang telah dilakukan perusahaan untuk mengurangi
kecacatan produk tersebut?
4. Bagaimana peranan pemeriksaan operasional dalam membantu
manajemen memecahkan masalah terjadinya produk cacat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukan:
1. Untuk mengetahui apa saja jenis kecacatan produk yang dihasilkan
dari proses produksi.

4

2. Memperoleh

pengetahuan

mengenai

faktor-faktor

yang

yang

menyebabkan dihasilkannya produk cacat.
3. Mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh
perusahaan.
4. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu
pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan
merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.

1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan tersebut
mengenai kinerja perusahaan selama ini, serta untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya dalam usaha
menekan tingkat kecacatan produk dan memberikan cara kepada pihak
manajemen perusahaan unutk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab dihasilkannya produk cacat.
2. Bagi penulis
Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan penulis
mengenai pemeriksaan operasional atas fungsi produksi. Serta
memperkenalkan kenyataan yang sebenarnya terjadi yang mungkin

5

tidak diberikan dalam perkuliahan. Selain itu penulisan dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Sarjana Strata 1 (S1)
pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen
Maranatha.
3. Bagi kalangan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut, sehingga pembaca dapat
memahami masalah pemeriksaan operasional dan masalah-masalah
yang menyangkut proses produksi.

1.5 Rerangka Pemikiran
Proses produksi merupakan pusat kegiatan perusahaan industri. Proses
produksi tersebut dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi. Dalam proses produksi terjadi perubahan volume, dan
kegunaan.
Agar pengelolaan bahan baku dapat menghasilkan dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, perusahaan perlu
menekankan

pengendalian

atas

kualitas

barang

yang

akan

dihasilkan.

Pengendalian tersebut dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya cacat
produk atau produk gagal yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan standar yang diharapkan.
Sesuai dengan latar belakang penelitian maka upaya untuk meminimalkan
cacat produk merupakan tujuan dari produksi. Produk gagal dapat ditekan dengan

6

cara memperhatikan kondisi input, proses output, mesin, kualitas sumber daya
manusia pada saat proses produksi. Sehingga proses produksi diharapkan dapat
menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang tinggi dan dapat bersaing.
Sehingga produksi akan menjadi efisien dan ekonomis dengan adanya
pengurangan terajdinya produk gagal pada proses produksi.
Banyak

faktor

yang

mempengaruhi

keefisienan

dan

keefektifan

perusahaan salah satunya adalah pemeriksaan operasional, yaitu kegiatan
pemeriksaan yang bertujuan menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan atau
prosedur-prosedur kegiatan yang disertai dengan pengungkapan dan pemberian
informasi berbagai masalah operasi perusahaan. Agar kegiatan pemeriksaan
operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan memadai maka harus
dilakukan oleh seorang internal auditor yang memenuhi syarat tertentu, seperti
mempunyai sikap independen, objektif, kompeten, adanya perencanaan produksi,
audit program, laporan rekomendasi dan follow up (tindak lanjut yang harus
dilakukan setelah audit program dilakukan).
Dalam

melaksanakan

tugasnya

seorang

audit

operasional

harus

mengetahui produk apa yang dihasilkan perusahaan, proses produksi dan masalahmasalah yang terdapat dalam proses produksi perusahaan. Pemeriksaan internal
yang dilakukan oleh auditor diharapkan dapat membantu manajemen untuk
memecahkan masalah dalam upaya untuk menurunkan jumlah produk cacat yang
dihasilkan dalam proses produksi perusahaan. Misalnya dalam hal penetapan
standar yang tidak tepat (inputnya tidak baik, proses produksi yang dilakukan
tidak tepat, outputnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, kualitas mesin tidak

7

baik, sumber daya manusia yang tidak dimanfaatkan secara optimal, adanya
korupsi pada saat pembelian bahan baku) akan dilakukan pemeriksaan kontrol
yang ada seperti: strategi perusahaan dan kebijakan yang ditempuh manajemen.
Sehingga temuan-temuan atas penyimpangan akan dijadikan rekomendasi dan
dilaporkan sehingga akan diambil langkah-langkah perbaikan dan akan di follow
up oleh internal auditor. Dengan demikian kesalahan yang terjadi tidak akan
terulang dan kegagalan produksi yang terjadi dapat ditekan hingga seminimal
mungkin.
Dari uraian di atas maka dapat dibuat hipotesis semenatar, yaitu:
”PEMERIKSAAN OPERASIONAL YANG MEMADAI BERPERAN SECARA
SIGNIFIKAN DALAM MENGURANGI TERJADINYA PRODUK CACAT
DALAM PROSES PRODUKSI”.

1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif
analitis, yaitu metode yang metode yang memfokuskan pada pemecahan masalah
aktual dengan berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas objek yang diteliti dan
kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan serta dibuat rekomendasi yang
diperlukan.

8

1.6.1 Hipotesis
Rancangan analisis hipotesis dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho).
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian dua pihak dengan
perumusan sebagai berikut:
Ho : Pemeriksaan operasional yang memadai tidak berperan secara signifikan
untuk mengurangi terjadinya produk cacat dalam proses produksi.
Ha : Pemeriksaan operasional yang memadai berperan secara signifikan untuk
mengurangi terjadinya produk cacat dalam proses produksi.

1.6.2 Perhitungan Tes Statistik
Nilai rs dihitung dengan korelasi rumus Korelasi Rank Spearman, yaitu:
1. Kalau tidak ada nilai rank yang sama:
Rs = 1 – 6Σdi2
n(n2-1)
di: selisih rank x dan y
n: pasangan rank atau sampel
2. Kalau ada nilai rank yang sama
Rs = Σ x2 + Σ y2 − Σ di2
2√(Σx2) (Σy2)
Dimana:
Σx2= n3-n - ΣTx
12

Σx2= n3-n - ΣTy
12

Nilai Tx dan Ty sendiri diperoleh dari:
Txy = t3-t
12

9

f: faktor koreksi
t: banyaknya angka atau rank kembar
Ada ukuran yang lebih mudah ditafsirkan dalam penggunaan, yaitu
koefisien determinasi yang merupakan kuadrat koefisien korelasi. Koefisien
determinasi digunakan unutk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel x
terhadap variabel y, yaitu koefisien determinasi (Dt) = rs x 100%
Sebelum korelasi digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu
harus diuji keberartian koefisien korelasinya atau disebut juga uji dua pihak.
Untuk mengujinya menggunakan rumus:
T= rs √ n-2
√1-rs2
Untuk menarik kesimpulan, t yang diperoleh dari hasil perhitungan ini
dibandingkan dengan nilai t yang dapat dilihat pada tabel distribusi t. Selanjutnya
dilakukan penetapan tingkat signifikasi (α). Tingkat signifikasi yang dapat
digunakan ada dua, yaitu:
1. Tingkat signifikasi 0,05 yang berarti bahwa korelasi antara kedua variabel
cukup nyata.
2. Tingkat signifikasi 0,01 yang berarti bahwa korelasi antara kedua variabel
sangat nyata.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat signifikasi 0,05 karena
sudah umum digunakan dengan ilmu-ilmu sosial dan sesuai untuk pengujian
sampel kecil.
1.6.3 Kriteria

10

Dalam

rangka

penarikan

kesimpulan,

diperlukan

kriteria

untuk

menentukan penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho), karena pengujian
hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah dua pihak, maka kriterianya
adalah sebagai berikut:
-

Ho diterima dan Ha ditolak jika : - t tabel < t dihitung t tabel.

1.6.2

Penarikan Simpulan
Berdasarkan pengumpulan data, analisa dan penyajian yang dilakukan

penulis, kemudian ditarik simpulan berdasarkan landasan teori yang diperoleh dari
studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Simpulan ini
merupakan hasil akhir dari penelitian yang didasarkan pada hasil pengujian
hipotesis.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan pada perusahaan tekstil yaitu PT X yang
berlokasi di JL Citepus no 5, Moh Toha km 6,5 Bandung dengan waktu penelitian
dilakukan mulai dari 2 April 2007-9 April 2007.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A.;Randall J. Elder, Mark S. Beasley. (2003). Edisi 9. Auditing An Integrated
Approach. Prentice Hall International, Inc.
Arens, A. A.; Randall J. Elder, Mark S. Beasly. (2005). Edisi 11. Auditing and Assurance
Services-An Integrated Approach. Pearson Education International, Inc.
Assauri, Sofjan. (2004). Edisi Revisi. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Bodnar, George H.; William S. Hopwood. (2001). Edisi 8. Accounting Information
Systems. New Jersey : Prentice Hall.
Boynton, C. W.; Walter G. Kell. Ray Johnson. (2001). Edisi 7. Modern Auditing. John
Wiley and Sons , Inc.
Gryna, M. F.; Mc Graw. (2001). Edisi 4. Quality Planning and Analysis. Hill-Jiwin.
Horngren, Charles T; George Foster. And Srikant Datar. (2003). Edisi 11. Cost
Accounting: A Managerial Emphasis. Prentice Hall.
Reider, R (2002). Edisi 3. Operational Review : Maximum Result at Efficient Cost.
Canada : John Wiley and Sons, Inc.
Romney, M. B.; Paul John Steinbart. (2000). Edisi 7. Accounting Information System.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.