Prevalensi Kadar Titer Anti-A Yang Tinggi Pada Populasi Golongan Darah O Di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2008.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PREVALENSI KADAR TITER ANTI-A YANG TINGGI PADA POPULASI GOLONGAN DARAH O DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008

Emilia Christina, 2011

Pembimbing I : Jo Suherman, dr., MS, AIF

Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK, M.Kes

Darah golongan O dianggap sebagai donor universal karena tidak mengandung antigen A maupun B sehingga aman untuk ditransfusi pada resipien golongan darah A, B, maupun AB. Hemolisis akut dapat terjadi sebagai komplikasi pasif pada golongan darah O dengan titer anti-A atau anti-B yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi populasi golongan darah O dengan titer anti-A yang tinggi pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2008.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan metode whole sampling. Subjek bergolongan darah O diambil serumnya sebagai sampel. Sampel dititrasi dengan pengenceran serial sebesar dua kali dari konsentrasi 1/10 sampai konsentrasi 1/160 dan masing-masing direaksikan dengan eritrosit golongan darah A kemudian dilihat ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis dan mikroskopis. Kadar titer anti-A dinilai berdasarkan adanya aglutinasi pada pengenceran dengan konsentrasi terkecil.

Dari 50 orang subjek penelitian ditemukan 3 orang dengan titer anti-A yang lebih dari 1/80 dan semuanya berjenis kelamin perempuan (100 %). Prevalensi tertinggi didapatkan pada usia 19 tahun (33,33 %).

Prevalensi titer anti-A yang tinggi pada populasi golongan darah O di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2008 adalah sebesar 6 %. Kata kunci : golongan darah O, titer anti-A yang tinggi


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

PREVALENCE OF HIGH ANTI-A TITER IN O BLOOD TYPE POPULATION IN THE FACULTY OF MEDICINE MARANATHA

CHRISTIAN UNIVERSITY YEAR OF 2008

Emilia Christina, 2011

Supervisor I : Jo Suherman, dr., MS, AIF

Supervisor II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK, M.Kes

O blood type is referred as universal donors because it is safe to be transfused to recipients of blood group A, B, or AB since they do not contain antigen A or B on its erythrocyte. Occasionally, dangerous universal donors were discovered because they contain high titer of anti-A in its plasma, which can cause severe hemolytic reaction when they were transfused to A blood type person. The

research’s objective was to know the prevalence of high anti-A titer in O blood type population in the Faculty of Medicine Maranatha Christian

University year of 2008.

The research used descriptive observational method. Research subjects were determined by whole sampling method. Serum from O blood type subject was taken as a sample. The sample was titrated with the serial dilution of twice the concentration of 1/10 to 1/160 and each of them was reacted with A blood type erythrocyte. After that the suspension will be seen for macroscopic and microscopic agglutination. Levels of anti-A titer were assessed based on the present of agglutination on the dilution with the smallest concentration.

Of the research subject of 50 people, 3 people were found with anti-A titer of more than 1 / 80 and they were all female (100%). The highest prevalence was found in the age of 19 years (33.33%).

Prevalence of high anti-A titer in O blood type population in the Faculty of Medicine Maranatha Christian University year of 2008 was 6%.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

1.6 Metodologi... 4

1.7 Lokasi dan Waktu... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Golongan Darah... 5

2.1.1 Sejarah Sistem Golongan Darah ABO... 6

2.2 Antigen Sistem Golongan Darah ABO dan H... 7

2.2.1 Struktur Umum Antigen A dan B ... 9

2.2.2 Perkembangan Antigen H ... 10

2.2.3 Perkembangan Antigen A dan B... 11

2.2.4 Subgrup ABO... 12

2.2.5 Aspek Genetik Sistem Golongan Darah ABO ... 14

2.3 Antibodi Sistem Golongan Darah ABO ... 15

2.3.1 Anti-A dan Anti-B ... 17

2.3.2 Anti-A,B dari Individu Golongan O ... 18

2.4 Proses Aglutinasi Pada Reaksi Transfusi ... 18

2.5 Pemeriksaan Rutin ABO ... 20

2.6 Pemilihan Golongan Darah Pada Transfusi... 21

3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 23


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Alat Penelitian... 23

3.1.3 Subjek Penelitian... 23

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian... 24

3.2.2 Definisi Variabel Operasional... 24

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 25

3.2.4 Prosedur Kerja... 25

3.2.5 Cara Pemeriksaan... 25

3.2.5.1 Pengambilan Sampel Darah Vena ... 25

3.2.5.2 Konfirmasi Golongan Darah O Dengan Metode Slide.. 26

3.2.5.3 Pemeriksaan Titer Anti-A... 26

3.2.6 Metode Analisis ... 27

3.2.7 Aspek Etik Penelitian... 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek ... 29

4.1.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

4.1.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ... 29

4.2 Hasil... 30

4.3 Pembahasan ... 31

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

LAMPIRAN... 37


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem Golongan Darah ISBT ... 5

Tabel 2.2 Frekuensi Distribusi Fenotip ABO ... 9

Tabel 2.3 Fenotip ABO dan Genotip yang Mungkin ... 14

Tabel 2.4 Reaksi Pemeriksaan ABO ... 21

Tabel 2.5 Kompatibilitas ABO ... 22

Tabel 3.1 Tabel Titrasi Serum O ... 27

Tabel 3.2 Tabel Titrasi Serum O dan Suspensi Eritrosit A ... 27

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia... 29

Tabel 4.3 Pemeriksaan Titer Anti-A Pada Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin ... 30


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Antigen ABO ... 7

Gambar 2.2 Antibodi ABO ... 7

Gambar 2.3 Struktur Rantai Oligosakarida Tipe 1 dan 2... 10

Gambar 2.4 Struktur Antigen Golongan ABO ... 11

Gambar 2.5 Variasi Konsentrasi Antigen H dalam Fenotip ABO... 12

Gambar 2.6 Perbedaan Fenotip A1 dan A2... 13


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Komite Etik Penelitian ... 37 Lampiran 2 Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam

Penelitian (informed consent) ... 38 Lampiran 3 Hasil Titrasi Anti-A Pada Populasi Golongan Darah O di

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha ... 39 Lampiran 4 Pertanyaan Untuk Menyingkirkan Kriteria Eksklusi


(8)

37

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1. Surat Keputusat Komite Etik Petelitiat.


(9)

38

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 2. Surat Pertyataat Persetujuat Uttuk Ikut Serta Dalam


(10)

39

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 3. Hasil Titrasi Anti-A Pada Populasi Golongan Darah O di Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2008.

Hasil Titrasi Nomor

OP

Jenis Kelamin

(P/L) 1/10 1/20 1/40 1/80 1/160

Interpretasi

1 P - - - -

2 P + + + + - -

3 P - - - -

4 P + + - - - -

5 P + - - - - -

6 P + - - - - -

7 L + + + - - -

8 L + + + - - -

9 L + + + - - -

10 L - - - -

11 P + + + + + +

12 P + - - - - -

13 L + - - - - -

14 L + + + - - -

15 P + + + - - -

16 L + + + - - -

17 P + + - - - -

18 P + + - - - -

19 P + + + - - -

20 P + + - - - -

21 L + + - - - -

22 P + + + - - -

23 P + + + - - -

24 P + + - - - -

25 L - - - -

26 P + - - - - -

27 P + - - - - -

28 P + + + - - -

29 L + + - - - -

30 L + - - - - -

31 L - - - -

32 P + + + + + +

33 L - - - -

34 L - - - -

35 L + + - - - -


(11)

40

Universitas Kristen Maranatha

37 P + - - - - -

38 P + + - - - -

39 P + + + + + +

40 P + - - - - -

41 P + - - - - -

42 L - - - -

43 P + + - - - -

44 L - - - -

45 L - - - -

46 L + - - - - -

47 L + - - - - -

48 P + + - - - -

49 P + - - - - -

50 L + + + - - -

Keterangan :

+ : ada penggumpalan - : tidak ada penggumpalan


(12)

41

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 4. Pertanyaan Untuk Menyingkirkan Kriteria Eksklusi.

1. Riwayat kelainan hemostasis

• Apakah subjek memiliki riwayat perdarahan yang sulit berhenti? • Apakah subjek sering mengalami epistaksis, hematom, atau ptechiae?

• Apakah subjek pernah memeriksakan darahnya ke laboratorium dan bagaimana hasilnya?

• Apakah subjek sedang dalam pengobatan penyakit tertentu?

2. Agammaglobulinemia / hypogammaglobulinemia

• Apakah subjek sering mengalami infeksi saluran nafas atau gangguan pencernaan sejak kecil?

• Apakah ada riwayat penyakit keluarga tertentu seperti agammaglobulinemia atau hipogammaglobulinemia?

3. Anemia hemolitik

• Apakah subjek sering merasa lemas atau berkunang-kunang? • Apakah subjek pernah merasa kulitnya pucat atau ikterik?

• Apakah subjek pernah menjalani operasi pemasangan prostese katup jantung? • Apakah subjek sedang menggunakan obat-obatan tertentu?

• Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti thalasemia?

4. Leukemia limfositik kronik

• Apakah subjek merasa ada benjolan yang tidak nyeri seperti perbesaran kelenjar limfe?

• Apakah subjek sering merasa lemas, demam, dan adanya nyeri pada perut kiri atas?

• Apakah subjek sering berkeringat pada malam hari?

• Apakah subjek mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu sebulan?


(13)

42

Universitas Kristen Maranatha 5. Multipel myeloma

• Apakah subjek sering merasa nyeri pada tulangnya terutama pada pinggang, tengkorak, tulang panjang?

• Apakah subjek pernah mengalami fraktur patologis? • Apakah subjek sering merasa lemah dan letih?

• Apakah subjek pernah memeriksakan darahnya ke laboratorium? Bagaimana hasilnya?

• Apakah subjek sedang dalam pengobatan menggunakan antikoagulan seperti heparin dan LMWH atau imunosupresi?

6. Transplantasi sumsum tulang

• Apakah subjek pernah menjalani transplantasi sumsum tulang?

7. Reaksi alergi

• Apakah subjek pernah mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal atau kemerahan pada kulit setelah pengambilan darah?


(14)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Palang Merah Indonesia (PMI) menghadapi salah satu persoalan urban yang tengah terjadi saat ini yaitu masih kurangnya persediaan darah bagi yang membutuhkan. Hingga tahun 2008, PMI hanya dapat menyediakan 1,7 juta kantong darah per tahun. Angka ini masih jauh dari kebutuhan kantong darah di Indonesia yang mencapai 3-4 juta kantong darah per tahun (PMI, 2010). Palang Merah Indonesia kota Bandung mengakui bahwa mereka sering tidak memiliki persediaan darah untuk golongan A akibat dari tingginya kebutuhan masyarakat akan darah golongan A, sementara jumlah pendonor golongan darah A kurang (Pikiran Rakyat, 2010).

Golongan darah O dikatakan aman untuk ditransfusi kepada resipien golongan darah A, B, maupun AB sejak tahun 1911, sehingga disebut sebagai donor universal karena tidak mengandung antigen A maupun B pada eritrositnya. Sejak saat itu ribuan transfusi golongan darah O dilakukan dalam keadaan darurat pada resipien golongan darah lain (Ervin dan Young, 1950). Tetapi telah ditemukan kasus hemolisis akut yang terjadi pada proses transfusi dari donor golongan darah O kepada resipien golongan darah A karena mengandung titer anti-A yang tinggi pada serumnya (Crosby dan Akeroyd, 1954).

Menurut National Blood Service (NBS), hemolisis akut dapat terjadi sebagai komplikasi transfusi pasif pada donor golongan darah O dengan titer anti-A yang tinggi terhadap resipien golongan darah A. Terdapat 16 kasus hemolisis fatal yang dilaporkan berhubungan dengan kadar titer anti-A atau anti-B yang tinggi. Pada semua kasus ditemukan kadar titer anti-A yang melebihi 256 (Indirect Antiglobulin Test, IAT) atau 128 (haemolysin titre). Menurut laporan Serious Hazards of Transfusion (SHOT) dari tahun 1996-1999 ditemukan 3 kasus hemolisis pada transfusi pasif dengan donor golongan darah O terhadap resipien golongan darah A (McLennan, 2006).


(15)

2

Universitas Kristen Maranatha Reaksi hemolitik ini berhubungan dengan adanya antibodi dalam serum donor yang memperlihatkan karakteristik imun. Penelitian Ervin pada tahun 1950 menunjukkan bahwa 12 dari 100 orang donor golongan darah O yang dipilih secara acak memperlihatkan karakteristik imun pada serumnya. Menurut penelitian Rasmussen pada tahun 1953, golongan darah O yang memiliki kadar titer anti-A lebih dari 1/16 tidak boleh digunakan sebagai donor universal (Walker dan Dennis, 1959).

Oleh karena hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti prevalensi titer anti-A yang tinggi pada golongan darah O.

1.2 Identifikasi Masalah

Berapakah prevalensi kadar titer anti-A yang tinggi pada populasi golongan darah O di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2008.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui prevalensi titer anti-A yang tinggi pada populasi golongan darah O.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah memeriksa kejadian aglutinasi pada donor kelompok golongan darah O terhadap resipien kelompok golongan darah A.


(16)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai prevalensi titer anti-A yang tinggi pada golongan darah O.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai risiko donor universal sehingga dapat lebih berhati-hati sebelum melakukan transfusi darah.

1.5 Landasan Teori

Orang disebut bergolongan darah A bila pada permukaan sel darah merahnya ditemukan antigen A. Bila antigen A ini berikatan dengan antibodi anti-A yang terdapat dalam serum akan terjadi proses aglutinasi yang diikuti dengan proses hemolisis sel darah merah (Guyton dan Hall, 2006).

Orang dikatakan bergolongan darah O bila pada permukaan sel darah merahnya tidak ditemukan antigen A maupun B sehingga tidak akan bereaksi dengan antibodi anti-A atau anti-B. Sedangkan pada serumnya terdapat sejumlah antibodi yaitu anti-A dan anti-B (Guyton dan Hall, 2006).

Reaksi hemolitik dapat terjadi pada proses transfusi dengan donor golongan darah O dan resipien golongan darah A. Reaksi ini berhubungan dengan keberadaan antibodi anti-A yang tinggi dalam serum golongan O sehingga tidak semua donor golongan darah O boleh diberikan kepada resipien golongan darah A (Crosby dan Akeroyd, 1954). Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui titer anti-A yang tinggi pada serum golongan darah O dapat dilakukan secara tidak langsung dengan titrasi serum darah O (Hepler, 1960).


(17)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Data yang dinilai adalah titer anti-A dalam serum golongan darah O.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian : Laboratorium Patologi Klinik,

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Waktu penelitian : Desember 2010–November 2011.


(18)

33

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prevalensi titer anti-A yang tinggi pada populasi golongan darah O di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2008 adalah sebesar 6 %.

5.2 Saran

• Sebaiknya transfusi darah dilakukan dari donor terhadap resipien dengan golongan darah yang sama.

• Pemeriksaan crossmatch mayor dan crossmatch minor harus dilakukan sebelum dilakukan transfusi dari donor golongan O terhadap resipien golongan A.

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan perbedaan antara common anti-A dan specific anti-A1.

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak dan rentang usia yang lebih bervariasi.


(19)

34

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bain B.J., Bates I., Laffan M.A., Lewis S.M. 2011. Blood cell antigens and antibodies : erythrocytes, platelets, and granulocytes. Dacie and Lewis practical haematology. 11th ed. Livingstone : Elsevier.

Blaney K.D., Howard P.R. 2009. ABO and H blood group systems and secretor status. Concepts of immunohematology. 2nd ed. Missouri: Mosby Elsevier. p. 79-103

Chaudhary R., Sonkar A. 2004. High titer immunizing anti-A1 in an A2B patient resulting in hemolytic transfusion reaction.

http://www.indmedica.com/journals., Diunduh. 20 Januari, 2010.

Chessin L.N., Bramson S., Kuhns W.J., dan Hirschhorn K. 1965. Studies on the A, B, O(H) blood groups on human cells in culture. Blood, 6(25): 944-51

Crosby W.H., Akeroyd J.H. 1954. Some immunohematologic results of large transfusions of group O blood in recipients of other blood groups. Blood, 2(9): 103-15

Darnborough J. 1963. The anti-A and anti-B antibody content of pooled plasma. J Clin Path, 16: 74-8

Dean L. 2005. Blood transfusions and the immune system. Blood groups and red cell antigens. Bethesda: National Center for Biotechnology Information. p. 1-7

Ervin D.M., Young L.E. 1950. Observations on destruction of recipient’s A cells after transfusion of group O bood containing hight titer of A antibodies of immune type not easily neutralizable by soluble A substance. Blood, 5: 61-72

Elliot G.B. 1954. Transiently dangerous universal blood donor. Canad M.A.J., 70: 571-4

Guyton A.C., Hall J.E. 2006. Dalam Irawati (alih bahasa), Luqman Yanuar Rachman (editor). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 473-9


(20)

35

Universitas Kristen Maranatha Hepler O.E. 1960. Manual of clinical laboratory methods. 4th ed. Springfield:

Charles C Thomas Publisher.

Hoffbrand A.V., Catovsky D., Tuddenham E.G.D. 2005. Postgraduate Haematology. 5th ed. England : Blackwell. P. 255-68

Hoffbrand A.V., Moss P.A.H., Pettit J.E. 2006. Essential Haematology. 5th ed. Oxford : Blackwell Publishing Ltd. 27: p. 337-51

Howard M.R., Hamilton P.J. 2008. Haematology : An illustrated colour text. 3rd ed. Philadelphia : Elsevier. p 82-5

Kagu M.B., Ahmed S.G, Mohammed A.A., Moshood W.K., Malah M.B., Kehinde J.M. 2011. Anti-A and anti-B haemolysins amongst group “O” voluntary blood donors in Northeastern Nigeria. Transfusion, 2011: 1-3

Lewis S.M. 2001. Collection and handling of blood. In S.M. Lewis, B.J. Bain, I. Bates: Dacie and Lewis practical haematology. 9th ed. London: Harcourt Publishers. p. 1-7

MacLennan S. 2006. High titre anti-A/B testing of donors within the National Blood Service (NBS). Inf Med, 4(2)

Mathai J., Sindhu P.N., Sulochana P.V., Sathyabhama S. 2003. Haemolysin test for characterization of immune ABO antibodies. Indian J Med, 118: 125-8 McCance K.L., Huether S.E. 2006. Pathophysiology the biologic basis for disease

in adults and children. 5th ed. Missouri: Elsevier. p. 265-7

McKenzie, Shirlyn B. 2004. Clinical laboratory hematology. New Jersey: Pearson Education. p. 123-6

Pikiran Rakyat. 2010. Minim, persediaan golongan darah A dan AB. http://www.pikiran-rakyat.com/node/116440., Diunduh. 16 Desember, 2010.

PMI. 2010. Hari Palang Merah Sedunia, PMI gelar aksi donor darah dan Lenong SIBAT di Pejaten. http://www.pmi.or.id/ina/news., Diunduh. 16 Desember, 2010.


(21)

36

Universitas Kristen Maranatha Wagner F.F., Blasczyk R., Seltsam A. 2005. Nondeletional ABO*O alleles

frequently cause blood donor typing problems. Transfusion, 45: 1331-4

Walker C.B.V., Dennis H.G. 1959. Anti-A haemolysin in group O blood donors. British Medical Journal, 12: 1303-5


(1)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai prevalensi titer anti-A yang tinggi pada golongan darah O.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai risiko donor universal sehingga dapat lebih berhati-hati sebelum melakukan transfusi darah.

1.5 Landasan Teori

Orang disebut bergolongan darah A bila pada permukaan sel darah merahnya ditemukan antigen A. Bila antigen A ini berikatan dengan antibodi anti-A yang terdapat dalam serum akan terjadi proses aglutinasi yang diikuti dengan proses hemolisis sel darah merah (Guyton dan Hall, 2006).

Orang dikatakan bergolongan darah O bila pada permukaan sel darah merahnya tidak ditemukan antigen A maupun B sehingga tidak akan bereaksi dengan antibodi anti-A atau anti-B. Sedangkan pada serumnya terdapat sejumlah antibodi yaitu anti-A dan anti-B (Guyton dan Hall, 2006).

Reaksi hemolitik dapat terjadi pada proses transfusi dengan donor golongan darah O dan resipien golongan darah A. Reaksi ini berhubungan dengan keberadaan antibodi anti-A yang tinggi dalam serum golongan O sehingga tidak semua donor golongan darah O boleh diberikan kepada resipien golongan darah A (Crosby dan Akeroyd, 1954). Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui titer anti-A yang tinggi pada serum golongan darah O dapat dilakukan secara tidak langsung dengan titrasi serum darah O (Hepler, 1960).


(2)

4

1.6 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Data yang dinilai adalah titer anti-A dalam serum golongan darah O.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian : Laboratorium Patologi Klinik,

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Waktu penelitian : Desember 2010–November 2011.


(3)

33

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prevalensi titer anti-A yang tinggi pada populasi golongan darah O di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2008 adalah sebesar 6 %.

5.2 Saran

• Sebaiknya transfusi darah dilakukan dari donor terhadap resipien dengan golongan darah yang sama.

• Pemeriksaan crossmatch mayor dan crossmatch minor harus dilakukan sebelum dilakukan transfusi dari donor golongan O terhadap resipien golongan A.

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan perbedaan antara common anti-A dan specific anti-A1.

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak dan rentang usia yang lebih bervariasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bain B.J., Bates I., Laffan M.A., Lewis S.M. 2011. Blood cell antigens and antibodies : erythrocytes, platelets, and granulocytes. Dacie and Lewis practical haematology. 11th ed. Livingstone : Elsevier.

Blaney K.D., Howard P.R. 2009. ABO and H blood group systems and secretor status. Concepts of immunohematology. 2nd ed. Missouri: Mosby Elsevier. p. 79-103

Chaudhary R., Sonkar A. 2004. High titer immunizing anti-A1 in an A2B patient resulting in hemolytic transfusion reaction.

http://www.indmedica.com/journals., Diunduh. 20 Januari, 2010.

Chessin L.N., Bramson S., Kuhns W.J., dan Hirschhorn K. 1965. Studies on the A, B, O(H) blood groups on human cells in culture. Blood, 6(25): 944-51

Crosby W.H., Akeroyd J.H. 1954. Some immunohematologic results of large transfusions of group O blood in recipients of other blood groups. Blood, 2(9): 103-15

Darnborough J. 1963. The anti-A and anti-B antibody content of pooled plasma. J Clin Path, 16: 74-8

Dean L. 2005. Blood transfusions and the immune system. Blood groups and red cell antigens. Bethesda: National Center for Biotechnology Information. p. 1-7

Ervin D.M., Young L.E. 1950. Observations on destruction of recipient’s A cells after transfusion of group O bood containing hight titer of A antibodies of immune type not easily neutralizable by soluble A substance. Blood, 5: 61-72

Elliot G.B. 1954. Transiently dangerous universal blood donor. Canad M.A.J., 70: 571-4

Guyton A.C., Hall J.E. 2006. Dalam Irawati (alih bahasa), Luqman Yanuar Rachman (editor). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 473-9


(5)

35

Universitas Kristen Maranatha Hepler O.E. 1960. Manual of clinical laboratory methods. 4th ed. Springfield:

Charles C Thomas Publisher.

Hoffbrand A.V., Catovsky D., Tuddenham E.G.D. 2005. Postgraduate Haematology. 5th ed. England : Blackwell. P. 255-68

Hoffbrand A.V., Moss P.A.H., Pettit J.E. 2006. Essential Haematology. 5th ed. Oxford : Blackwell Publishing Ltd. 27: p. 337-51

Howard M.R., Hamilton P.J. 2008. Haematology : An illustrated colour text. 3rd ed. Philadelphia : Elsevier. p 82-5

Kagu M.B., Ahmed S.G, Mohammed A.A., Moshood W.K., Malah M.B., Kehinde J.M. 2011. Anti-A and anti-B haemolysins amongst group “O” voluntary blood donors in Northeastern Nigeria. Transfusion, 2011: 1-3

Lewis S.M. 2001. Collection and handling of blood. In S.M. Lewis, B.J. Bain, I. Bates: Dacie and Lewis practical haematology. 9th ed. London: Harcourt Publishers. p. 1-7

MacLennan S. 2006. High titre anti-A/B testing of donors within the National Blood Service (NBS). Inf Med, 4(2)

Mathai J., Sindhu P.N., Sulochana P.V., Sathyabhama S. 2003. Haemolysin test for characterization of immune ABO antibodies. Indian J Med, 118: 125-8

McCance K.L., Huether S.E. 2006. Pathophysiology the biologic basis for disease in adults and children. 5th ed. Missouri: Elsevier. p. 265-7

McKenzie, Shirlyn B. 2004. Clinical laboratory hematology. New Jersey: Pearson Education. p. 123-6

Pikiran Rakyat. 2010. Minim, persediaan golongan darah A dan AB. http://www.pikiran-rakyat.com/node/116440., Diunduh. 16 Desember, 2010.

PMI. 2010. Hari Palang Merah Sedunia, PMI gelar aksi donor darah dan Lenong SIBAT di Pejaten. http://www.pmi.or.id/ina/news., Diunduh. 16 Desember, 2010.


(6)

Wagner F.F., Blasczyk R., Seltsam A. 2005. Nondeletional ABO*O alleles frequently cause blood donor typing problems. Transfusion, 45: 1331-4

Walker C.B.V., Dennis H.G. 1959. Anti-A haemolysin in group O blood donors. British Medical Journal, 12: 1303-5