Gambaran Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra Angkatan 2011 terhadap Leukorrhea di Universitas Kristen Maranatha.

(1)

iii ABSTRAK

GAMBARAN PERBANDINGAN PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS SASTRA ANGKATAN

2011 TERHADAP LEUKORRHOEA DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Pontia Aprilia Suhardi, 2014:

Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Rimonta F. Gunanegara. Dr,Sp.OG

Latar belakang Leukorrhoea merupakan suatu kondisi dimana cairan yang berlebihan keluar dari vagina. Leukorrhoea dibagi menjadi dua bagian yaitu fisiologis dan patologis. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2011) menunjukan 75% wanita di indonesia pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.

Tujuan penelitian Untuk mengetahui gambaran perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra angkatan 2011 terhadap Leukorrhoea di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Metode penelitian Penelitian yang digunakan adalah survey yang bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini untuk Fakultas Kedokteran adalah simple random sampel dari 50 orang dan untuk sampel Fakultas Sastra whole sample berjumlah 50 orang.

Hasil penelitian Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa pengetahuan mahasiswi terhadap Leukorrhoea dari Fakultas Kedokteran “baik” yaitu 41 orang 82%, sedangkan pengetahuan Fakultas Sastra “kurang” yaitu 22 orang 44%. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tersebut maka pengetahuan Fakultas Kedokteran adalah baik sedangkan Fakultas Sastra adalah kurang.

Kata kunci : pengetahuan, leukorrhoea.


(2)

iv ABSTRACT

COMPARISON WITH KNOWLEDGE OF STUDENTS FACULTY OF MEDICINE FACULTY OF LITERATURE FORCE 2011 LEUCORRHOEA

AT MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY BANDUNG

Pontia Aprilia Suhardi 2014. 1st Tutor : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked 2nd Tutor : Rimonta F. Gunanegara. Dr,Sp.OG

Background leucorrhoea is a condition in which excess fluid out of the vagina. Leucorrhoea is divided into two parts, physiology and pathological. Data gather by the Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2011) show 75% that women in Indonesia have experienced Leucorrhea at least once in his live.

Objective The purpose of correlation study between student from faculty of medicine & faculty of literature class 2011 is to discover student awareness on the Leucorrhoea within the campus of Maranatha Christian University Bandung.

Methods The research used in this study are descriptive survey research, done by describing or depicting a situation in a population. The sample in this study came from the Faculty of Medicine simple random sample system with 110 participant from medical student and 50 from literature student.

Results Based on the questionnaire research, showed that knowledge of

Leucorrhoea to student of the Faculty of medicine are “adequate” among 41

people 82% are familiar with the disease, whilst the student of the Faculty of

Letters knowledge are considerably “poor” with only 44%. Out of 22 people

obtain any information about Leucorrhoea

Conclusion Based on these studies, “non” medical female student have very limited knowledge upon the subject of Leucorrhoea.

Keywords: knowledge, leucorrhoea.


(3)

vii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Leukorrhoea ( Flour Albus ) ... 5

2.1.1 Pengertian ... 5

2.1.2 Etiologi ... 5

2.1.3 Klasifikasi ... 6

2.1.4 Patogenesis ... 7

2.1.5 Gejala ... 8

2.1.6 Diagnosis Leukorrhoea ... 9

2.2 Penatalaksanaan ... 11

2.2.1 Pencegahan ... 11

2.2.2 Pengobatan ... 11

2.3 Komplikasi ... 14


(4)

viii

2.4 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi Wanita ... 15

2.4.1 Anatomi alat reproduksi wanita ... 15

2.5 Pengetahuan ... 16

2.5.1 Pengertian Pengetahuan ... 16

2.5.2 Tingkat Pengetahuan ... 16

2.6 Faktor yang mempengaruhi kesehtan reproduksi remaja ……….. 17

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITAN 3.1 Bahan Penelitian... 19

3.2 Subjek Penelitian ... 19

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.4 Metode Penelitian... 20

3.5 Desain Penelitian ... 20

3.6 Sampel Penelitian ... 20

3.7 Variabel ... 20

3.8 Definisi Operasional... 20

3.9 Cara Pengumpulan Data ... 21

3.10 Analisis Data ... 22

3.10.1 Pengetahuan ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Hasil dan Pembahasan... 23

4.1.1 Pengetahuan Informasi Keputihan ... 23

4.1.2 Distribusi Pengetahuan Terhadap Definisi Keputihan ... 24

4.1.3 Distribusi Pengetahuan Terhadap Dampak Keputihan Berkepanjangan ... 25

4.1.4 Distribusi Pengetahuan Terhadap Menjaga Alat Vital Agar Terhindar Dari Keputihan ... 26

4.1.5 Distribusi Pengetahuan Terhadap Gejala Keputihan Yang Normal ... 27

4.1.6 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penyebab Keputihan ... 28


(5)

ix

4.1.7 Distribusi Pengetahuan Terhadap Faktor Penyebab

Keputihan ... 29

4.1.8 Distribusi Pengetahuan Terhadap Dampak Keputihan Pada Kehamilan ... 30

4.1.9 Distribusi Pengetahuan Terhadap Cara Mengatasi Keputihan 31

4.1.10 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penularan Keputihan ... 32

4.1.11 Distribusi Pengetahuan Terhadap Hubungan Keputihan Yang Tidak Diobati Dapat Berhungan Dengan Penyakit Alat Kelamin Wanita ... 33

4.1.12 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penggunaan Sabun Dan Pewangi Pada Alat Vital ... 34

4.1.13 Distribusi Pengetahuan Terhadap Cara Membersihkan Alat Kelamin Setelah BAB Agar Keputihan Tidak Berulang ... 35

4.1.14 Distribusi Pengetahuan Terhadap Bahan Pakaian Untuk Menjaga Kebersihan Daerah Alat Kelamin Wanita ... 36

4.1.15 Distribusi Pengetahuan Terhadap Upaya Mencegah Keputihan Tidak Normal ... 37

4.1.16 Distribusi Pengetahuan Terhadap Sabun Pembersih Yang Baik Bagi Wanita ... 38

4.1.17 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penggunaan Pembalut Yang Benar ... 39

4.2 Pembahasan ... 40

4.2.1 Analisis Univariat ... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Simpulan ... 41

5.2 Saran ... 41


(6)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN ... 43 RIWAYAT HIDUP ... 49


(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1.1 Pengetahuan Informasi Keputihan ... 23 Tabel 4.1.2 Distribusi Pengetahuan Terhadap Definisi Keputihan ... 24 Tabel 4.1.3 Distribusi Pengetahuan Terhadap Dampak Keputihan

Berkepanjangan ... 25 Tabel 4.1.4 Distribusi Pengetahuan Terhadap Menjaga Alat Vital Agar

Terhindar Dari Keputihan ... 26 Tabel 4.1.5 Distribusi Pengetahuan Terhadap Gejala Keputihan Yang

Normal ... 27 Tabel 4.1.6 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penyebab Keputihan ... 28 Tabel 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Terhadap Faktor Penyebab

Keputihan ... 29 Tabel 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Terhadap Dampak Keputihan Pada

Kehamilan ... 30 Tabel 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Terhadap Cara Mengatasi

Keputihan ... 31 Tabel 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penularan Keputihan ... 32 Tabel 4.1.11 Distribusi Pengetahuan Terhadap Hubungan Keputihan

Yang Tidak Diobati Dapat Berhungan Dengan Penyakit Alat Kelamin

Wanita ... 33 Tabel 4.1.12 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penggunaan Sabun

Dan Pewangi Pada Alat Vital ... 34 Tabel 4.1.13 Distribusi Pengetahuan Terhadap Cara Membersihkan

Alat Kelamin Setelah BAB Agar Keputihan Tidak Berulang ... 35 Tabel 4.1.14 Distribusi Pengetahuan Terhadap Bahan Pakaian

Untuk Menjaga Kebersihan Daerah Alat Kelamin Wanita ... 36 Tabel 4.1.15 Distribusi Pengetahuan Terhadap Upaya Mencegah

Keputihan Tidak Normal ... 37 Tabel 4.1.16 Distribusi Pengetahuan Terhadap Sabun Pembersih


(8)

xii

Yang Baik Bagi Wanita ... 38 Tabel 4.1.17 Distribusi Pengetahuan Terhadap Penggunaan Pembalut

Yang Benar ... 39 Tabel 4.2.1 Analisis Univariat ... 40


(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2 Anatomi Reproduksi Wanita ... 16


(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian ... 44

Lampiran 2 Informed Consent ... 45

Lampiran 4 Kuesioner ... 44

Lampiran 5 Data Hasil Kuesioner ... 48


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukorrhoea (leukore) / fluor albus / keputihan ialah cairan yang keluar dari saluran genitalia wanita yang berlebihan dan bukan merupakan darah. Menurut kamus Kedokteran Dorlan Leukorrhoea adalah sekret putih yang kental keluar dari vagina maupun rongga uterus. Walaupun arti kata Leukorrhoea yang sebenarnya adalah sekret yang berwarna putih, tetapi sebetulnya warna sekret bervariasi tergantung penyebabnya. Leukorrhoea bukan penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal / patologis (Blankast dalam Suparyanto, 2011)

Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN,2011)

Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% berhubungan seksual, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya keputihan. Berperilaku tidak sehat seperti membersihkan alat vital setelah berkemih seharusnya dari arah depan ke belakang, memakai pakaian ketat, dan lain – lain (Dianis, 2010) .

Di Indonesia kejadian lebih tinggi yaitu mencapai 70% remaja mengalami leukorrhoea yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja, karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab leukorrhoea.


(12)

2

Kondisi seperti ini dapat dicegah dengan kebiasaan hygiene pribadi yang baik, kebiasaan ini sendiri merupakan perilaku yang harus dibiasakan oleh setiap individu, untuk itu dalam perawatan mempunyai peranan penting untuk mendidik masyarakat khususnya remaja tentang pentingnya hygiene pribadi yang baik untuk mencegah terjadinya leukorrhoea yang patologi. (Dianis, 2010)

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Perbandingan Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra Angkatan 2011 terhadap Leukorrhoea di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.2 Identifikasi masalah

Bagaimanakah gambaran perbandingan pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra angaktan 2011 terhadap Leukorrhoea.

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penulisan Karya tulis Ilmiah ini adalah untuk :

Untuk mengetahui gambaran perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra angkatan 2011 terhadap Leukorrhoea.

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi pengetauan Leukorrhoea untuk mahasiswi. 1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai pengetahuan Leukorrhoea.


(13)

3 1.5 Landasan Teori

Letak alat kelamin wanita secara anatomi lebih pendek dibandingkan alat kelamin laki-laki. Akibatnya wanita lebih rentan terkena infeksi alat genital. Organ intim wanita seperti vagina sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Daerah genital cenderung lembab dan temperaturnya lebih tinggi yang merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya jamur dan bakteri patogen menyebabkan Leukorrhoea (Prawirohardjo,2007).

Leukorrhoea / Flour albus / Keputihan adalah secret putih dan kental yang keluar dari vagina dan rongga uterus (Dorland, 2012). Pengertian lain setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah, dapat berupa secret, transudasi, atau eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital. Data pada situs organisasi kanker di dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, selanjutnya sebanyak 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali atau lebih (Kumalasari, 2004).

Banyak wanita yang kurang memahami apa itu Leukorrhoea dan terkadang menganggap mudah persoalan ini. Dan beberapa faktor interna antara lain akibat pemberian antibiotik atau kortikosteroid, juga imunosupresan bagi penderita HIV positif. Faktor eksterna penderita diabetes mellitus, yaitu femine hygiene yang buruk yang dipengaruhi oleh keadaan alat genital yang lembab, rutinitas penggunaan sabun pembersih, cara membersihkan alat genital yang salah yaitu dari belakang ke depan, rentan penggunaan pembalut dan panty liners yang terlalu lama, penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat, hubungan seks yang tidak aman atau berganti-ganti pasangan, menggunakan toilet umum yang tidak bersih dapat mengebabkan kadar keasaman wanita meningkat dan dapat meyebabkan Leukorrhoea (Zubier.f, 2002). Tingkat pengetahuan wanita tentang kebersihan genitalia ternyata berhubungan dengan kejadian Leukorrhoea. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan responden tentang kebersihan genitalia, maka semakin baik dalam mencegah kejadian Leukorrhoea tersebut.

Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga


(14)

4

menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010)


(15)

40 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian di Universitas Kristen Maranatha Bandung menngenai gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokterdan dan Fakultas Sastra Angkatan 2011 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 50 orang Fakultas Kedokteran yang diteliti ternyata diketahui bahwa 41 orang (82%) mempunyai pengetahuan baik.

2. Dari 50 orang Fakultas Sastra yang diteliti ternyata diketahui bahwa 22 orang (44%) mempunyai pengetahuan cukup.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, terdapat saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat.

1. Mahasiswi Fakultas Kedokteran sudah baik, maka perlu dipertahankan serta memberi contoh pada mahasiswi lain sehingga meminimalkan terjadinya

Leukorrhoea. Mahasiswi Fakultas Sastra harus lebih ditingkatkan untuk mencari

informasi tentang Leukorrhoea melalui buku atau penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan guna mensukseskan tindakan pencegahan terjadinya Leukorrhea.

2. Peneliti menyarankan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap

leukorrhoea menggunakan media internet. Diera sekarang ini semua orang dapat

dengan mudah mengakses internet, sehingga dapat dengan mudah mencari informasi yang dibutuhkan juga sebagai masukan kepada pemerintah akan lebih meningkatkan sistem informasi kesehatan melalui internet.


(16)

41

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, 2013. Hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genitalia ekserna dengan kejadian keputihan pada sisiwi SMAN 4 Semarang.

Berek & Novak’s. 2007. Gynecology: Jonathan S. Berek MD, MMS. Editors: Rebecca D. Rinehart

BKKBN.2011. Data survey Kesehatan Reproduksi Indonesia. Jakarta

Erfandi.2009. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta

e-journal akhid.Nadhira.a.id,Jurnal Komunikasi Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan Dengan Sikap Remaja

Fatrahady.L.B 2009. Flour Albus (leukorea). Obstetri dan ginekologi. EGC Jakarta

Iskandar SS. (2002). Awas Keputihan Bisa Mengakibatkan Kematian dan

Kemandulan. Diakses hari Kamis 22 desember 2013.

Ivan.2009. distribusi keputihan berkepanjangan. Forum ilmiah kesehatan volume 11. Nomor 4. e-journal keperawatan volume 1 nomor 1 Agustus 2013. 150 Kusmira. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Cetakan Ke2. Jakarta: Salemba Media

Manuaba.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC

Mansjoer,A, Triyanti,K, Savitri,R, Wardhani, W.I, Keputihan In. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3, 2001, Media Aesculaptus:Jakarta.

Marcellien delssy, Esther hutagaol, Djon wongkar . 2012. Hubungan antara pengethuan dan perilaku remaja puteri dalam menjaga kebersihan alat genitalia


(17)

42

dengan kejadian keputihan di SMa 2 pineleg : e-journal keperawatan volume 1 nomor 1 Agustus 2013 hal 101

Muh.Izzat. 2009. Upaya Pencegah Flour Albus. Jakarta: EGC

Nisa, Juhrothum. 2013. Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Keputihan di

SMAN 4 Tegal.KTI

Notoatmodjo,S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta hal 140

Permatasari, 2012. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan tindakan pencegahan keputihan di SMAN 9 Semarang tahun 2012.

Purwantiastuti. 2004. Penyakit terapi dan obatnya. Intisari Mediatama.

Prawirohardjo.2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Hal 44

Rizqi.F.2012. Hubungan Tingkat pengetahuan Mahasiswi Terhadap Kejadian Flour Albus di Akademi Kebidanan Nadhirah Banda Aceh.

Sarwono . 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawieohardjo. Hal 160

Sondakh,E.A. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Kebersihan Perineal Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswa Putri Di SMAN Pineleng: Jurnal Keperawatan,Vol 2: 1-7

Widyastuti, Yani,dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Hal 58

Webster M, 2009. http://www.merriam-webster.com Diunduh 1 April 2012

Widayati. 2008. http://ariswidayati.com/mari-mengenal-tentang-keputihan-ppada-wanita/. Diunduh 4 juni 2012


(18)

43

Wijayanti, D. 2009. Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Hal 59 Yigyakarta:diglosia printika.

Wiwit. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang

Pennanganan keputihan. Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang. KTI

http://ktikebidanankeperawatan.wordpress.com/2011/10/17/hubungan-antara-personal-hygiene-dengan-keputihan-pada-remaja-putri/

http://pubmdaruttaklim.wordpress.com/2013/02/04 keputihan/cara mengatasi keputihan.

http://www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-adikmildaa-12-1-adikmil-1.pdf#page=54

http://bidanku.com/index.php?/keputihan-pada-wanita-jenis-penyebab-dan-pencegahan

http://rhynakebidananuinmakassar.blogspot.com/2011/04/keputihan-pada-wanita-hamil.html

http://obsgin-fkunram.blogspot.com/2009/02/flour-albus-leukorea.html

Zubier F. 2002. Keputihan Kenali Penyebabnya. http://www.kliniknet.com


(1)

1.5 Landasan Teori

Letak alat kelamin wanita secara anatomi lebih pendek dibandingkan alat kelamin laki-laki. Akibatnya wanita lebih rentan terkena infeksi alat genital. Organ intim wanita seperti vagina sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Daerah genital cenderung lembab dan temperaturnya lebih tinggi yang merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya jamur dan bakteri patogen menyebabkan Leukorrhoea (Prawirohardjo,2007).

Leukorrhoea / Flour albus / Keputihan adalah secret putih dan kental yang keluar dari vagina dan rongga uterus (Dorland, 2012). Pengertian lain setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah, dapat berupa secret, transudasi, atau eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital. Data pada situs organisasi kanker di dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, selanjutnya sebanyak 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali atau lebih (Kumalasari, 2004).

Banyak wanita yang kurang memahami apa itu Leukorrhoea dan terkadang menganggap mudah persoalan ini. Dan beberapa faktor interna antara lain akibat pemberian antibiotik atau kortikosteroid, juga imunosupresan bagi penderita HIV positif. Faktor eksterna penderita diabetes mellitus, yaitu femine hygiene yang buruk yang dipengaruhi oleh keadaan alat genital yang lembab, rutinitas penggunaan sabun pembersih, cara membersihkan alat genital yang salah yaitu dari belakang ke depan, rentan penggunaan pembalut dan panty liners yang terlalu lama, penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat, hubungan seks yang tidak aman atau berganti-ganti pasangan, menggunakan toilet umum yang tidak bersih dapat mengebabkan kadar keasaman wanita meningkat dan dapat meyebabkan Leukorrhoea (Zubier.f, 2002). Tingkat pengetahuan wanita tentang kebersihan genitalia ternyata berhubungan dengan kejadian Leukorrhoea. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan responden tentang kebersihan genitalia, maka semakin baik dalam mencegah kejadian Leukorrhoea tersebut.

Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,


(2)

4

menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian di Universitas Kristen Maranatha Bandung menngenai gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokterdan dan Fakultas Sastra Angkatan 2011 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 50 orang Fakultas Kedokteran yang diteliti ternyata diketahui bahwa 41 orang (82%) mempunyai pengetahuan baik.

2. Dari 50 orang Fakultas Sastra yang diteliti ternyata diketahui bahwa 22 orang (44%) mempunyai pengetahuan cukup.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, terdapat saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat.

1. Mahasiswi Fakultas Kedokteran sudah baik, maka perlu dipertahankan serta memberi contoh pada mahasiswi lain sehingga meminimalkan terjadinya Leukorrhoea. Mahasiswi Fakultas Sastra harus lebih ditingkatkan untuk mencari informasi tentang Leukorrhoea melalui buku atau penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan guna mensukseskan tindakan pencegahan terjadinya Leukorrhea.

2. Peneliti menyarankan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap leukorrhoea menggunakan media internet. Diera sekarang ini semua orang dapat dengan mudah mengakses internet, sehingga dapat dengan mudah mencari informasi yang dibutuhkan juga sebagai masukan kepada pemerintah akan lebih meningkatkan sistem informasi kesehatan melalui internet.


(4)

41

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, 2013. Hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genitalia ekserna dengan kejadian keputihan pada sisiwi SMAN 4 Semarang.

Berek & Novak’s. 2007. Gynecology: Jonathan S. Berek MD, MMS. Editors: Rebecca D. Rinehart

BKKBN.2011. Data survey Kesehatan Reproduksi Indonesia. Jakarta

Erfandi.2009. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta

e-journal akhid.Nadhira.a.id,Jurnal Komunikasi Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan Dengan Sikap Remaja

Fatrahady.L.B 2009. Flour Albus (leukorea). Obstetri dan ginekologi. EGC Jakarta

Iskandar SS. (2002). Awas Keputihan Bisa Mengakibatkan Kematian dan

Kemandulan. Diakses hari Kamis 22 desember 2013.

Ivan.2009. distribusi keputihan berkepanjangan. Forum ilmiah kesehatan volume 11. Nomor 4. e-journal keperawatan volume 1 nomor 1 Agustus 2013. 150 Kusmira. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Cetakan Ke2. Jakarta: Salemba Media

Manuaba.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC

Mansjoer,A, Triyanti,K, Savitri,R, Wardhani, W.I, Keputihan In. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3, 2001, Media Aesculaptus:Jakarta.

Marcellien delssy, Esther hutagaol, Djon wongkar . 2012. Hubungan antara pengethuan dan perilaku remaja puteri dalam menjaga kebersihan alat genitalia


(5)

dengan kejadian keputihan di SMa 2 pineleg : e-journal keperawatan volume 1 nomor 1 Agustus 2013 hal 101

Muh.Izzat. 2009. Upaya Pencegah Flour Albus. Jakarta: EGC

Nisa, Juhrothum. 2013. Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Keputihan di

SMAN 4 Tegal.KTI

Notoatmodjo,S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta hal 140

Permatasari, 2012. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan tindakan pencegahan keputihan di SMAN 9 Semarang tahun 2012.

Purwantiastuti. 2004. Penyakit terapi dan obatnya. Intisari Mediatama.

Prawirohardjo.2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Hal 44

Rizqi.F.2012. Hubungan Tingkat pengetahuan Mahasiswi Terhadap Kejadian Flour Albus di Akademi Kebidanan Nadhirah Banda Aceh.

Sarwono . 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawieohardjo. Hal 160

Sondakh,E.A. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Kebersihan Perineal Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswa Putri Di SMAN Pineleng: Jurnal Keperawatan,Vol 2: 1-7

Widyastuti, Yani,dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Hal 58

Webster M, 2009. http://www.merriam-webster.com Diunduh 1 April 2012

Widayati. 2008. http://ariswidayati.com/mari-mengenal-tentang-keputihan-ppada-wanita/. Diunduh 4 juni 2012


(6)

43

Wijayanti, D. 2009. Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Hal 59

Yigyakarta:diglosia printika.

Wiwit. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang

Pennanganan keputihan. Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang. KTI

http://ktikebidanankeperawatan.wordpress.com/2011/10/17/hubungan-antara-personal-hygiene-dengan-keputihan-pada-remaja-putri/

http://pubmdaruttaklim.wordpress.com/2013/02/04 keputihan/cara mengatasi keputihan.

http://www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-adikmildaa-12-1-adikmil-1.pdf#page=54

http://bidanku.com/index.php?/keputihan-pada-wanita-jenis-penyebab-dan-pencegahan

http://rhynakebidananuinmakassar.blogspot.com/2011/04/keputihan-pada-wanita-hamil.html

http://obsgin-fkunram.blogspot.com/2009/02/flour-albus-leukorea.html

Zubier F. 2002. Keputihan Kenali Penyebabnya. http://www.kliniknet.com