Analisis Perencanaan Tata Letak untuk Meningkatkan Efisiensi Jarak Perpindahan Material pada CV. Citi Mandiri Agritech.
ABSTRAK
Dalam dunia perindustrian, baik industri kecil maupun industri besar, pasti membutuhkan perencanaan tata letak yang baik. Begitu pula dengan tempat budidaya jamur di CV. Citi Mandiri Agritech. Proses pembuatan jamur membutuhkan aliran perpindahan yang efisien.
Selama ini, perusahaan menggunakan tata letak berdasarkan proses produksi, tetapi ada beberapa kekurangan dalam penerapannya sehingga jarak total perpindahannya tidak efisien.
Untuk mendapatkan efisiensi jarak total perpindahan, dilakukanlah wawancara dan analisis lapangan untuk kemudian mengolah data yang didapatkan sehingga menjadi From To Chart, Activity Relationship Chart, Activity Relationship
Diagram, dan Area Allocation Diagram. Setelah mendapat hasilnya, maka peneliti
membuat alternatif yang menunjukkan bahwa keadaan tata letak saat ini bisa dibuat agar lebih efisien.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan nilai efisiensi sebesar 15.33% atau pengurangan jarak total perpindahan sebesar 1,557 meter. Hal ini menunjukkan bahwa tata letak alternatif lebih baik daripada tata letak yang ada pada saat ini.
Kata Kunci:
Tata Letak, Tempat Budidaya Jamur, From To Chart, Activity Relationship Chart,
(2)
ABSTRACT
In the industrial world, both small and large industries, certainly requires a good plan layout. Similarly, where the mushrooms cultivation in CV. Citi Mandiri Agritech. Mushrooms cultivating process requires an efficient flow of movement.
At present, the company uses the layout based on the process, but there are some deficiency within implementation that makes the total distance of the displacement is not efficient.
To obtain the total distance of the displacement efficiency, interview and analysis in the field conducted and continue to process the data obtained thus into From To Chart, Relationship Chart Activity, Activity Relationship Diagram, and Area Allocation Diagram. After obtaining the results, the researchers created an alternative which suggests that the state of the current layout can be made more efficiently.
Based from the results of research conducted, researchers get the value of efficiency 15.33% or the total displacement distance reduce 1.557 meters. The result indicates that an alternative layout is better than the existing layout at this time.
Keywords:
Layout, mushrooms cultivation, From To Chart, Relationship Chart Activity, Activity Relationship Diagram, Diagram Area Allocation.
(3)
DAFTAR ISI
...
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi ... 8
2.2 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi ... 9
2.3 Pengertian Perencanaan Tata Letak ... 10
2.4 Alternatif Dasar Tipe Tata Letak ... 11
2.5 Tujuan dan Kegunaan Tata Letak ... 13
2.6 Alat Bantu Penyusunan Tata Letak ... 15
2.7 Kerangka Pemikiran ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 34
3.2 Jenis Data ... 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.4 Lokasi dan Lamanya Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah CV. Citi Mandiri Agritech ... 37
4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 39
4.3 Kegiatan Produksi ... 41
4.3.1 Kegiatan Pencampuran ... 41
4.3.2 Proses Pengemasan... 42
4.3.3 Proses Sterilisasi ... 43
4.3.4 Proses Penanaman Benih Jamur Tiram ... 43
4.3.5 Proses Pemanenan Jamur Tiram ... 44
4.4 Tata Letak Perusahaan Saat Ini ... 44
4.5 Analisis Tata Letak ... 48
4.5.1 Operation Process Chart atau Peta Proses Operasi ... 48
4.5.2 From To Chart atau Peta Dari-Ke ... 51
4.5.3 Activity Relationship Chart atau Peta Keterkaitan Kegiatan ... 55
4.5.4 Activity Relationship Diagram atau Diagram Keterkaitan Kegiatan ... 58 Halaman
(4)
4.6 Tata Letak Alternatif ... 59
4.6.1 Activity Relationship Diagram atau Diagram Keterkaitan Kegiatan Alternatif ... 60
4.6.2 Area Allocation Diagram ... 64
4.6.3 Perbandingan Antara Tata Letak Saat Ini dengan Tata Letak Alternatif ... 66
BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN ... 76 Halaman
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 4-1 Tabel From To Chart Frekuensi Perpindahan ... 51
Tabel 4-2 Tabel From To Chart Jarak Perpindahan ... 52
Tabel 4-3 Tabel Activity Relationship Chart Worksheet... 57
Tabel 4-4 Tabel Activity Relationship Chart Worksheet... 61
Tabel 4-5 Gambar Tabel From To Chart Saat Ini... 66
Tabel 4-6 Gambar Tabel From To Chart Alternatif ... 67 Halaman
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Denah Tata Letak Saat Ini... 4
Gambar 1-2 Flow Diagram Saat Ini... 5
Gambar 2-1 Contoh Diagram Perakitan ... 16
Gambar 2-2 Contoh Peta Proses Operasi ... 17
Gambar 2-3 Contoh Peta Proses Produk ... 18
Gambar 2-4 Contoh Bagan Tali ... 19
Gambar 2-5 Contoh Peta Proses ... 20
Gambar 2-6 Contoh Diagram Aliran... 21
Gambar 2-7 Contoh Peta Proses Aliran ... 22
Gambar 2-8 Contoh Peta Dari-Ke ... 23
Gambar 2-9 Contoh Peta Prosedur ... 24
Gambar 2-10 Contoh jaringan lintasan kritis ... 25
Gambar 2-11 Contoh peta keterkaitan kegiatan ... 28
Gambar 2-12 Contoh diagram keterkaitan kegiatan ... 30
Gambar 2-13 Bagan kerangka pemikiran ... 33
Gambar 4-1 Struktur Ogranisasi CV. Citi Mandiri Agritech ... 39
Gambar 4-2 Denah Tata Letak Perusahaan Saat Ini ... 46 Halaman
(7)
Gambar 4-3 Flow Diagram proses produksi di CV. Citi Mandiri Agritech... 47
Gambar 4-4 Operation Process Chart Baglog ... 49
Gambar 4-5 Operation Process Chart Jamur Tiram ... 50
Gambar 4-6 Activity Relationship Chart ... 56
Gambar 4-7 Activity Relationship Diagram yang ada pada saat ini ... 58
Gambar 4-8 Activity Relationship Chart ... 60
Gambar 4-9 Activity Relationship Diagram ... 62
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri dan perusahaan kecil dan menengah sedang gencar-gencarnya didukung oleh pemerintah di Indonesia. Hal ini didukung oleh artikel pada website Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (http://www.depkop.go.id/: 2012), yang berjudul “PEMBERDAYAAN PRODUKSI
UKM & Koperasi Ditopang Dana Rp43,5 Miliar”. Banyak sekali industri dan
perusahaan kecil menengah yang semakin berkembang di Indonesia, terutama di daerah Jawa Barat, khususnya di Bandung, yang terkenal dengan makanan-makanannya yang lezat (http://www.bisnis.com: 2012). Akhir-akhir ini jamur merupakan salah satu jenis bahan makanan yang sedang banyak diburu oleh masyarakat karena dapat diolah dan dimasak dengan berbagai cara (http://www.naturindonesia.com: 2013). Perkembangan industri kecil menengah di bidang pangan juga memperoleh dukungan dari pemerintah yang berupaya untuk mengenalkan kuliner lokal Indonesia kepada negara-negara luar(http://www.depkop.go.id/: 2012).
Jamur dihasilkan oleh para petani jamur tidak seperti padi atau sayuran lain, tetapi dihasilkan dengan cara budi daya. Proses budi daya jamur tersebut disebut pembibitan. Tempat pembibitan tersebut dilakukan pada ruangan tertutup dengan tingkat kelembaban yang disesuaikan untuk kebutuhan pembibitan jamur tersebut. Disamping itu, di tempat budi daya jamur juga dibutuhkan ruangan-ruangan dan area
(9)
untuk melakukan aktivitasnya secara efisien. Untuk itu dibutuhkan tata letak yang baik agar dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
James M. Apple (1990: 19) dalam bukunya yang berjudul Tata letak Pabrik
dan Pemindahan Bahan yang diterjemahkan oleh Ir. Nurhayati M. T. Mardiono,
MSc menyatakan “Pada pabrik kecil, umumnya tidak ada Departemen tata letak
pabrik yang khusus.”. Meskipun demikian, pabrik kecil tetap memerlukan tata letak pabrik yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Oleh sebab itu, tempat pembibitan jamur juga dapat dikatakan seperti pabrik kecil karena memiliki proses untuk menghasilkan output dengan menggunakan mesin atau ruangan dan tempatnya tidak terlalu besar. Meskipun tidak ada Departemen tata letak pabrik yang khusus, pabrik kecil juga tetap membutuhkan tata letak pabrik yang baik agar dapat melakukan kegiatan produksinya dengan efektif dan efisien. Dengan kegiatan produksi yang lebih baik maka hasil produksi akan meningkat pula dan dapat memberikan keuntungan finansial terhadap perusahaan. Dengan semakin tingginya keuntungan finansial maka tidak tertutup kemungkinan bahwa jamur menjadi salah satu komoditas ekspor dari Indonesia karena rasanya yang enak dan bergizi baik.
Salah satu perusahaan yang membudidayakan jamur adalah CV. Citi Mandiri Agritech. CV. Citi Mandiri Agritech memfokuskan produksinya kepada jenis jamur tiram. Selain menghasilkan jamur tiram, CV. Citi Mandiri Agritech juga menjual bibit beberapa macam jamur dan baglog atau tempat tumbuh jamur kepada perusahaan penghasil jamur di sekitar daerah tersebut. Dalam hal ini proses produksinya sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil produksinya, baik jamur, bibit, maupun baglog. Dengan demikian, proses pemindahan barang
(10)
harus dilakukan dengan baik dan benar agar kualitas dan kuantitas hasil produksi jamur tetap terjaga. Posisi tata letak perusahaan juga berpengaruh terhadap alur pemindahan produk setengah jadi yang dalam hal ini adalah baglog.
Apabila dilihat dari proses perpindahan barang-barang tersebut yang seluruhnya dikerjakan oleh karyawan secara manual dengan menggunakan gerobak dorong, maka dibutuhkan alur perpindahan yang lebih efektif dan efisien agar waktu pekerjaan dapat diselesaikan menjadi lebih cepat lagi dan jarak perpindahan material menjadi lebih pendek. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Perencanaan Tata Letak Untuk Meningkatkan Efisiensi Jarak Perpindahan Material Pada CV. Citi Mandiri Agritech”
1.2 Identifikasi Masalah
Tata letak pada CV. Citi Mandiri Agritech ini masih sangat sederhana. Tata letak diatur berdasarkan proses produksi yang dilakukan, fasilitas yang tersedia, dan luas tempat yang tersedia. Tipe tata letak yang digunakannya adalah yang berfokus kepada proses produksinya (process layout), yaitu tata letak yang disusun berdasarkan mesin-mesin, peralatan, dan perlengkapan produksi yang mempunyai fungsi yang sama dan dikelompokkan di satu tempat tertentu. Penggunaan tata letak ini memiliki tujuan untuk meminimalkan jarak angkut yang dapat mempercepat perpindahan barang sehingga proses produksinya menjadi lebih cepat.
(11)
Berikut adalah gambar denah tata letak perusahaan CV. Citi Mandiri Agritech yang telah diketahui:
Sumber: Analisis Peneliti
(12)
Berikut adalah flow diagram-nya tata letaknya:
Sumber: Analisis Peneliti
Gambar 1-2: Flow Diagram Saat Ini
Perpindahan Bahan Mentah – A
Perpindahan Barang Jadi yang Akan Disimpan – G D
Perpindahan Setengah Barang Jadi yang Akan Ditimbang – F G
Perpindahan Barang Setengah Jadi yang Akan Diproses untuk Menumbuhkan Jamur – E F
Perpindahan Barang Setengah Jadi yang Akan Diproses untuk Menumbuhkan Miselium – D E
Perpindahan Bahan Setengah Jadi yang Akan Diproses Lebih Lanjut – C D
Perpindahan Barang Dalam Proses – B C
Keterangan:
A: Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji B: Tempat Pencampuran Serbuk Gergaji dan
Pengisian Baglog
C: Tempat Mesin Pengukus (Sterilisasi) D: Aula Serba Guna
E: Kumbung Penumbuhan Miselium F: Kumbung Budi Daya Jamur G: Tempat Penimbangan
(13)
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi tata letak yang ada saat ini?
2. Bagaimana perbaikan perencanaan tata letak dengan mengatur ulang letak ruangan-ruangan dan mesin yang diterapkan agar jarak perpindahan materialnya dapat menjadi lebih pendek?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dibuat tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Memberi gambaran mengenai kondisi tata letak yang ada saat ini.
2. Menentukan perencanaan tata letak yang optimal dengan mengatur ulang letak ruangan-ruangan dan mesin yang digunakan agar dapat memperpendek jarak perpindahan materialnya.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu yaitu:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh sidang sarjana S1 dan sebagai pembelajaran bagi peneliti untuk
(14)
menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang manajemen operasi.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk merencanakan tata letak perusahaan agar terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat memberikan rujukan pemikiran dan informasi mengenai perencanaan tata letak.
4. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang salah satu keputusan manajemen operasi dalam perencanaan tata letak.
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan di CV. Citi Mandiri Agritech, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
1. Pada saat ini CV. Citi Mandiri Agritech menggunakan tata letak berdasarkan prosesnya. Tetapi ada beberapa fasilitas yang memiliki karakteristik yang sama diletakkan secara berjauhan dan tidak pada satu departemen.
2. CV. Citi Mandiri Agritech berusaha untuk mengefektifkan penggunaan lahan yang ada untuk kegiatan produksinya meskipun tidak melakukan perhitungan terhadap efisiensi jarak perpindahannya. Pada area produksinya juga masih terdapat tanah kosong yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan dengan efektif.
3. Dari analisis dan perhitungan yang telah didapatkan oleh peneliti, diketahui secara teoritis bahwa apabila CV. Citi Mandiri Agritech menggunakan tata letak alternatif, maka dapat mengurangi total jarak perpindahan sebesar 1.557 meter atau melakukan efisiensi jarak perpindahan sebesar 15.33%.
(16)
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan di CV. Citi Mandiri Agritech, peneliti memiliki beberapa saran agar perencanaan tata letak di CV. Citi Mandiri Agritech menjadi lebih baik berdasarkan pada gambar 4-10 (Area Allocation
Diagram), yaitu:
1. Tempat Penimbangan dan Mesin Sterilisasi diubah menjadi Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji yang sebelumnya ada di dua tempat yang berbeda. Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji kemudian digabungkan menjadi satu agar proses produksinya menjadi lebih baik.
2. Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji diubah menjadi Tempat Pencampuran Serbuk Gergaji dan Pengisian Baglog. Bak penampungan air juga ikut dipindahkan dan posisinya digeser agar tidak mengganggu proses transportasi barang saat kegiatan produksi. Adapun mesin sterilisasi yang memerlukan air saat prosesnya, dapat dialirkan melalui pipa yang ditutupi oleh semen agar tidak terinjak.
3. Aula Serba Guna diubah menjadi Lokasi Penyimpanan Mesin Sterilisasi. Pada Lokasi Penyimpanan Mesin Sterilisasi alternatif, areanya dibuat lebih besar untuk mengantisipasi apabila CV. Citi Mandiri Agritech menambah unit mesin yang baru.
4. Tempat Pencampuran Serbuk Gergaji dan Pengisian Baglog diubah menjadi Aula Serba Guna.
(17)
5. Memindahkan Kumbung Miselium yang ada di sebelah kanan gambar 4-2 menjadi ke sebelah kiri gambar 4-10, di samping Kumbung Miselium lainnya dengan memanfaatkan tanah kosong. Hal ini agar sesuai dengan teori tata letak berdasarkan proses dan memperpendek jarak perpindahan dari Kumbung Miselium ke Kumbung Budidaya yang tidak dilakukan perubahan.
6. Kumbung Miselium yang ada di sebelah kanan gambar 4-2 dan Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji diubah menjadi Tempat Penimbangan pada gambar 4-10. Ruangan istirahat karyawan juga ikut dipindahkan bersama dengan Tempat Penimbangan tetapi ada perubahan pintu masuk ruangan istirahat karyawan agar tidak mengganggu proses produksi.
(18)
Daftar Pustaka
Apple, J. (1990). Tata Letak Pabrik. (Diterjemahkan oleh Ir. Nurhayati). ITB, Bandung.
Bisnis Indonesia (2012). Kuliner Nusantara Didorong ke Pasar Global diakses dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
1163:kuliner-nusantara-didorong-ke-pasar-global&catid=50:bind-berita&Itemid=97 pada tanggal 10 Desember 2012
Heizer, J; Render, B. (2011). Operations Management, Tenth Editian. Pearson, New Jersey.
Hiregoudar, C; Reddy, B.R. (2007). Facility Planning and Layout Design,
First Edition. Technical Publication Pune, Pune.
Kumar, S.A. (2009). Operation Management. New Age International, New Delhi.
Munthe, M.G. (2012). Industri Makanan: Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar diakses dari http://archive.bisnis.com/articles/industri-makanan-indonesia-berpotensi-pimpin-pasar pada 10 Desember 2012
Munthe, M.G. (2012). Pemberdayaan Produksi UKM & Koperasi Ditopang Dana Rp43,5 Miliar diakses dari
http://archive.bisnis.com/articles/pemberdayaan-produksi-ukm-and-koperasi-ditopang-dana-rp43-5-miliar pada tanggal 12 November 2012
Neuman, W.R. (2006). Social Research Methods Qualitative and
Quantitative Approaches, Sixth Edition. Pearson, Boston.
Oei, Peter. (2005). Small-scale mushroom cultivation. hal.14
Peluang Bisnis Jamur diakses dari http://www.naturindonesia.com/jamur-pangan/peluang-bisnis.html pada tanggal 10 Desember 2012
Sandy, R; Purba, R (2012). Tren Wisata 2013: Pemandangan & Kuliner Masih Primadona diakses dari http://archive.bisnis.com/articles/tren-wisata-2013-pemandangan-and-kuliner-masih-primadona pada tanggal 16 Januari 2013
Schroeder, R; Goldstein, S; Rungtusanatham, M.J. (2010). Operations
Management: Contemporary Concepts and Cases, Forth Edition.
(19)
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Andi, Yogyakarta.
Yamit, Z. (2011). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama. Ekonisia, Yogyakarta.
(1)
menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang manajemen operasi.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk merencanakan tata letak perusahaan agar terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat memberikan rujukan pemikiran dan informasi mengenai perencanaan tata letak.
4. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang salah satu keputusan manajemen operasi dalam perencanaan tata letak.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan di CV. Citi Mandiri Agritech, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
1. Pada saat ini CV. Citi Mandiri Agritech menggunakan tata letak berdasarkan prosesnya. Tetapi ada beberapa fasilitas yang memiliki karakteristik yang sama diletakkan secara berjauhan dan tidak pada satu departemen.
2. CV. Citi Mandiri Agritech berusaha untuk mengefektifkan penggunaan lahan yang ada untuk kegiatan produksinya meskipun tidak melakukan perhitungan terhadap efisiensi jarak perpindahannya. Pada area produksinya juga masih terdapat tanah kosong yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan dengan efektif.
3. Dari analisis dan perhitungan yang telah didapatkan oleh peneliti, diketahui secara teoritis bahwa apabila CV. Citi Mandiri Agritech menggunakan tata letak alternatif, maka dapat mengurangi total jarak perpindahan sebesar 1.557 meter atau melakukan efisiensi jarak perpindahan sebesar 15.33%.
(3)
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan di CV. Citi Mandiri Agritech, peneliti memiliki beberapa saran agar perencanaan tata letak di CV. Citi Mandiri Agritech menjadi lebih baik berdasarkan pada gambar 4-10 (Area Allocation
Diagram), yaitu:
1. Tempat Penimbangan dan Mesin Sterilisasi diubah menjadi Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji yang sebelumnya ada di dua tempat yang berbeda. Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji kemudian digabungkan menjadi satu agar proses produksinya menjadi lebih baik.
2. Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji diubah menjadi Tempat Pencampuran Serbuk Gergaji dan Pengisian Baglog. Bak penampungan air juga ikut dipindahkan dan posisinya digeser agar tidak mengganggu proses transportasi barang saat kegiatan produksi. Adapun mesin sterilisasi yang memerlukan air saat prosesnya, dapat dialirkan melalui pipa yang ditutupi oleh semen agar tidak terinjak.
3. Aula Serba Guna diubah menjadi Lokasi Penyimpanan Mesin Sterilisasi. Pada Lokasi Penyimpanan Mesin Sterilisasi alternatif, areanya dibuat lebih besar untuk mengantisipasi apabila CV. Citi Mandiri Agritech menambah unit mesin yang baru.
4. Tempat Pencampuran Serbuk Gergaji dan Pengisian Baglog diubah menjadi Aula Serba Guna.
(4)
5. Memindahkan Kumbung Miselium yang ada di sebelah kanan gambar 4-2 menjadi ke sebelah kiri gambar 4-10, di samping Kumbung Miselium lainnya dengan memanfaatkan tanah kosong. Hal ini agar sesuai dengan teori tata letak berdasarkan proses dan memperpendek jarak perpindahan dari Kumbung Miselium ke Kumbung Budidaya yang tidak dilakukan perubahan.
6. Kumbung Miselium yang ada di sebelah kanan gambar 4-2 dan Tempat Penyimpanan Serbuk Gergaji diubah menjadi Tempat Penimbangan pada gambar 4-10. Ruangan istirahat karyawan juga ikut dipindahkan bersama dengan Tempat Penimbangan tetapi ada perubahan pintu masuk ruangan istirahat karyawan agar tidak mengganggu proses produksi.
(5)
Daftar Pustaka
Apple, J. (1990). Tata Letak Pabrik. (Diterjemahkan oleh Ir. Nurhayati). ITB, Bandung.
Bisnis Indonesia (2012). Kuliner Nusantara Didorong ke Pasar Global diakses dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
1163:kuliner-nusantara-didorong-ke-pasar-global&catid=50:bind-berita&Itemid=97 pada tanggal 10 Desember 2012
Heizer, J; Render, B. (2011). Operations Management, Tenth Editian. Pearson, New Jersey.
Hiregoudar, C; Reddy, B.R. (2007). Facility Planning and Layout Design,
First Edition. Technical Publication Pune, Pune.
Kumar, S.A. (2009). Operation Management. New Age International, New Delhi.
Munthe, M.G. (2012). Industri Makanan: Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar diakses dari http://archive.bisnis.com/articles/industri-makanan-indonesia-berpotensi-pimpin-pasar pada 10 Desember 2012
Munthe, M.G. (2012). Pemberdayaan Produksi UKM & Koperasi Ditopang Dana Rp43,5 Miliar diakses dari
http://archive.bisnis.com/articles/pemberdayaan-produksi-ukm-and-koperasi-ditopang-dana-rp43-5-miliar pada tanggal 12 November 2012
Neuman, W.R. (2006). Social Research Methods Qualitative and
Quantitative Approaches, Sixth Edition. Pearson, Boston.
Oei, Peter. (2005). Small-scale mushroom cultivation. hal.14
Peluang Bisnis Jamur diakses dari http://www.naturindonesia.com/jamur-pangan/peluang-bisnis.html pada tanggal 10 Desember 2012
Sandy, R; Purba, R (2012). Tren Wisata 2013: Pemandangan & Kuliner Masih Primadona diakses dari http://archive.bisnis.com/articles/tren-wisata-2013-pemandangan-and-kuliner-masih-primadona pada tanggal 16 Januari 2013
Schroeder, R; Goldstein, S; Rungtusanatham, M.J. (2010). Operations
Management: Contemporary Concepts and Cases, Forth Edition.
(6)
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Andi, Yogyakarta.
Yamit, Z. (2011). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama. Ekonisia, Yogyakarta.