PENGATURAN ULANG TATA LETAK UNTUK MEMINIMALKAN JARAK MATERIAL HANDLING PADA PABRIK ROTI UD. SALWA BAKERY TRENGGALEK

(1)

PENGATURAN ULANG TATA LETAK UNTUK MEMINIMALKAN JARAK MATERIAL HANDLING PADA PABRIK ROTI UD. SALWA BAKERY TRENGGALEK

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ali Ludin (07610160)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

SURAT PERYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ali Ludin

Tempat tanggal lahir : Trenggalek, 25 September 1988

NIM : 07610160

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Manajemen

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Pengaturan Ulang Tata Letak Untuk Meminimalkan Jarak Material Handling Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery Trenggalek” adalah hasil karya saya, dan dalam skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

2. Apabilah ternyata dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non eksklusif.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 26 Mei 2012 Yang menyatakan

Ali Ludin NIM 07610160


(3)

MOTTO

 

”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas Perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak

ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra’d:11)

“ Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIKOMAH”


(4)

PERSEMBAHAN

Ucapan rasa syukur yang tidak terkira kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya, Nikmat-Nya dan Hidayah-Nya dan yang kedua ucapan shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk ke jalan yang terang benderang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh perjuangan.

Kupersempahkan skripsi ini untuk:

1. Ayah dan ibuku yang sangat aku banggakan yang telah memberikan seluruh hidupnya untuk pendidikan saya, mendo’akan dan selalu membimbing demi kebahagian dunia akhirat saya. Terimakasih.

2. Kakak dan adikku yang aku sayangi yang telah memberi dukungan kepadaku selam ini.

3. Semua teman-temanku baik dikampus ataupun di kosan 144 Sengkaling terima kasih dukungan dan motivasinya.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahhir rahmaanir rahiim,

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua dan khususnya penulis sendiri yang pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

"PENGATURAN ULANG TATA LETAK UNTUK MEMINIMALKAN JARAK MATERIAL HANDLING PADA PABRIK ROTI UD. SALWA BAKERY TRENGGALEK".

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Drs. Nazaruddin Malik, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.


(6)

4. Dra. Fien Zulkarijah, MM selaku Dosen Pembimbing I, atas kesempatan, perhatian dan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini dan Dosen Wali Manajemen 2007-C yang telah banyak memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan selama kuliah.

5. Dra. Triningsih Sri Supriyati, MP selaku Dosen Pembimbing II, atas kesempatan, perhatian dan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Semua rekan kelas C Manajemen 07 dan rekan kosentrasi Operasional atas supportnya.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran-saran yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan melimpahkan karunia-Nya, membalas segala amal budi serta kebaikan pada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan semoga bermanfaat.

Amien yaa robbal’alamin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 26 Mei 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN……….…….. ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK………...……….………...…... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori... 9

1. Tata Letak... 9

2. Tujuan Tata Letak….…...………... 10

3. Tipe-tipe Tata Letak... 12

4. Prosedur dan Faktor Mempengaruhi Tata Letak... 15

5. Pola-Pola Aliran…... 16

6. Pengertian Material Handling…... 17

7. Tujuan Material Handling... 20


(8)

C. Kerangka Pikir... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 25

B. Jenis Penelitian... 25

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 25

D. Jenis dan Sumber Data ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 30

2. Tujuan Perusahaan…………... 31

3. Struktur Organisasi Perusahaan... 31

4. Tanggung Jawab dan Wewenang ... 32

5. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Karyawan... 33

6. Pemasaran Produk………...……...…….. 34

7. Hasil Produksi………...……...…….... 34

8. Prosedur Pesanan Produksi………....……… 34

9. Pengendalian Mutu………....………… 35

10. Proses Produksi Roti………....……… 36

a. Bahan baku……….……… 36

b. Tahapan Proses Produksi Roti………... 37

c. Kondisi Proses………...….... 41

11. Mesin dan Peralatan Proses Produksi………….. 42

B. Analisa Data... 43

1. Análisis proses produksi yang diperlukan…….…… 43

2. Penentuan jumlah mesin dan luas area yang dibutuhkan ……….. 44


(9)

4. Penentuan aliran kerja dan bahan……….….… 46 a. Análisis beban yang dipindahkan pada layout

awal……….. 50 b. Komposisi gerakan pada area gudang vahan baku

(A)……….... 51 c. Komposisi gerakan pada proses pencampuran

(B)……… 52 d. Hasil perhitungan jarak material handling layout baru

………. 54 5. Penentuan luas area untuk departemen…….………. 57 6. Rencana secara detail layot yang dipilih………….. 58 C. Pembahasan Hasil analisa …………... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 60 B. Saran... 61


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Kebutuhan Bahan Baku Roti Tawar dalam 1 hari……... 3

Tabel 1.2 Tabel Kebutuhan Bahan Baku Roti Bluder dalam 1 hari……... 3

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu………8

Tabel 4.1 Karyawan UD. SALWA BAKERY………... 30

Tabel 4.2 Jumlah dan Harga Bahan baku Roti Tawar 4.475 bungkus dalam 1 hari……….……...……. 37

Tabel 4.3 Jumlah dan Harga Bahan baku Roti Tawar 5.250 bungkus dalam 1 hari……….…...…. 37

Tabel 4.4 Jenis peralatan dan mesin produksi………... 44

Tabel 4.5 Luas Area masing-masing fasilitas dan bahan baku produksi….. 45

Tabel 4.6 Analisis Aliran kerja dan bahan masing-masing proses produksi roti...……... 47

Tabel 4.7 Analisis Aliran Kerja Dan Bahan Dari Pemilihan Bahan Baku ke Timbangan Kemudian Ke Mixer ……...… 48

Tabel 4.8 Grafik ringkasan beban……… 51

Table 4.9 Analisis Jarak Tempuh Material Handling Layout Baru Dari Pemilihan Bahan Baku ke Timbangan (A) ……...……...…... 51

Tabel 4.10 Analisis Jarak Tempuh Material Handling Layout Baru Dari Pemilihan Bahan Baku ke Timbangan (A) Kemudian Ke Mixer (B)……….………..…51


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jarak Euclidean……….…. 22

Gambar 2.2 Jarak Recitiliear………. 23

Gambar 2.3 Kerangka Pikir………... 24

Gambar 4.1Struktur Organisasi………. 32

Gambar 4.2 Peta Aliran Proses………... 40

Gambar 4.3 Jarak Tempuh Material HandlingLayout Awal Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery ………...…... 49

Gambar 4.4 Jarak Tempuh Material HandlingLayout Awal Area Gudang dan Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery………... 50

Gambar 4.5 Komposisi beban yang harus dipindahkan pada area gudang bahan baku (A)……….. 53

Gambar 4.6 Komposisi beban yang harus dipindahkan pada proses pencampuran (B) ……….. 53

Gambar 4.7 Komposisi beban yang harus dipindahkan pada area gudang bahan baku (A) ………. 53

Gambar 4.8 Jarak Tempuh Material HandlingLayout Baru Area Gudang (A) Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery ………. 55

Gambar 4.8 Jarak Tempuh Material Handling Layout Baru Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery ………... 57

Gambar 4.10 Layout Baru Area Gudang (A) Pada Pabrik Roti UD. Salwa Bakery……….. 58


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Denah Pabrik Roti UD. Salwa Bakery

2. Denah Fasilitas dan Bahan Baku UD. Salwa Bakery


(13)

ABSTRAK

Judul: PENGATURAN ULANG TATA LETAK UNTUK MEMINIMALKAN JARAK MATERIAL HANDLING PADA PABRIK ROTI UD. SALWA BAKERY TRENGGALEK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui total jarak tempuh penanganan bahan sehingga dapat meminimalkan jarak material handling. Total jarak tempuh yang minimal dalam penanganan bahan akan meningkatkan efisiensi perusahaan dalam melakukan produksi.

Metode analisis data yaitu menggunakan analisis kuantitatif dengan menghitung frekuensi perpindahan bahan dan jarak antar fasilitas dengan metode pengukuran jarak menggunakan metode aisle. Total jarak tempuh akan dikurangi dengan mengubah posisi fasilitas produksi dan bahan baku untuk mendapatkan total jarak tempuh yang lebih kecil.

Hasil penellitian menunjukkan bahwa tata letak peralatan dan bahan baku pada area gudang bahan baku masih kurang teratur. Hal ini menyebabkan jarak antar faslitas menjadi panjang sehingga jarak material handling menjadi besar. Dengan mengubah posisi fasilitas dan bahan baku pada area gudang menjadi lebih dekat maka diperoleh tata letak baru yang dapat mengurangi total jarak tempuh dalam penanganan bahan atau material handling.


(14)

PENGATURAN ULANG TATA LETAK UNTUK MEMINIMALKAN JARAK MATERIAL HANDLING PADA PABRIK ROTI UD. SALWA

BAKERY TRENGGALEK

Ali Ludin

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang Ali_likeprivate@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the the total mileage so as to minimize the material handling distance. Minimum total mileage in the handling of materials will increase the efficiency of the company in the production.

The method of data analysis that use quantitative analysis to calculate the frequency shift and the distance between facilities with distance measurement method using the aisle. Total mileage will be reduced by changing the position of production facilities and raw materialsto get the total mileage smaller.

The results showed that the layout of equipment and raw materials in the warehouse area of raw materials was less regular. This led to long distance between the facility so that the distance material handling to be great. By changing the position of facilities and raw of materials in the warehouse area to be closer then obtained a new layout that can reduce the total distance traveled in the handling of materials.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Akhmad Abdul. 2008. Perencanaan Layout Yang Tepat Untuk Mencapai Target Produksi Pada Perusahaan Gula Merah Rejoagung Tulungagung. Malang.

Heizer. J, & Render. B. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba empat. Jakarta.

Joko, Sri. 2001. Manajemen Produksi dan Operasi: Suatu Pengantar. Edisi Pertama. UMM Press. Malang.

Joko, Sri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi: Suatu Pengantar. Edisi Revisi. UMM Press. Malang.

Ma’arif, Samsul & Tanjung H. 2003. Manajemen Operasi.Grasindo. Jakrta Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu.

Jakarta.

Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Keempat. EKONESIA. Yogyakarta.

Yunanto. 1998. Perencanaan Ulang Tata Letak (Layout) Guna Meminimalkan Biaya Material Handling Pada KPUB “Sapi Jaya” Kandangan Kediri. Malang.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini, perusahaan memerlukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses maupun permintaan produk.

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merancang tata letak atau melakukan konfigurasi ulang tata letak. Perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan. Menurut Haizer & Render (2001:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta mutu kehidupan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal yaitu meliputi pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia, arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih


(17)

baik, lebih memudahkan konsumen dan peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman. Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian keempat hal diatas sementara tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing.

Dalam sistem manufaktur, tata letak berhubungan erat dengan penanganan aliran material. Hubungan ini menyangkut rancangan tiap aktivitas, pengaruh ruangan dan pola aliran. Oleh karenanya dalam perancangan sistem penanganan material, harus diketahui panjang perpindahan material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan perpindahan.

Dengan menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, maka jarak perpindahan material akan menjadi lebih pendek. Tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada umumnya akan memberi kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi perusahaan yang pada akhirnyakan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan

Pabrik Roti UD. SALWA BAKERY Trenggalek memiliki beberapa tahap proses produksi roti. Dalam proses produksi roti di Pabrik Roti UD. SALWA BAKERY Trenggalek menggunakan bahan baku yang cukup banyak. Bahan baku tersebut adalah tepung, gula, susu, margarin, telur dan bahan pelengkap. Adapun secara lengkap kebutuhan bahan baku pada pabrik roti UD. SALWA BAKERY Trenggalek dapat disajikan pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.


(18)

Tabel 1.1

Kebutuhan Bahan Baku Roti Tawar dalam 1 hari No Jenis bahan baku Jumlah (kg)

1 Terigu 150

2 Gula 45

3 Susu 60

4 Telur 50

5 Margarin 40

6 Ragi 1,2

7 Garam 15

Sumber: UD. SALWA BAKERY

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa dalam 1 hari total bahan baku untuk roti tawar yaitu sebesar 361,2 Kg, dengan total produksi sebanyak 4.475 bungkus. Adapun untuk mengetahui tingkat kebutuhan bahan baku roti bluder dalam 1 hari dengan total produksi sebanyak 5.250 bungkus dengan jumlah bahan baku sebesar 331,2 Kg. secara lengkap disajikan pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Kebutuhan Bahan Baku Roti bluder dalam 1 hari No Jenis bahan baku Jumlah (kg)

1 Terigu 125

2 Gula 37,5

3 Susu 62,5

4 Telur 50

5 Margarin 40

6 Ragi 1,2

7 Garam 15

Sumber: UD. SALWA BAKERY

Aktivitas penanganan bahan baku ini terganggu karena pengaturan tata letak bahan baku dan peralatan pada area gudang bahan baku kurang baik. Pengaturan tata letak bahan baku dan peralatan yang kurang baik ini menyebabkan total jarak tempuh aktivitas pemindahan bahan menjadi panjang. Penempatan posisi peralatan antara area gudang dan mixer masih


(19)

berjauhan dan bahan baku yang memiliki jumlah yang besar dalam pengangkutannya pada area gudang bahan baku masih berjauhan (selengkapnya denah peralatan dan bahan baku UD. SALWA BAKERY dapat dilihat pada lampiran 1)

Kondisi pengaturan tata letak bahan baku dan peralatan yang terdapat di perusahaan menyebabkan kegiatan pemindahan bahan pada proses produksi semakin panjang. Kondisi tersebut menjadikan aktivitas operasional atau produksi perusahaan menjadi terganggu. Apabila kondisi tersebut tidak mendapat perhatian dari pihak manajemen maka akan menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengaturan ulang tata letak dalam meminimalkan jarak aktivitas pemindahan bahan pada Pabrik Roti UD. SALWA BAKERY Kendalrejo, Durenan, Trenggalek?

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan lebih terfokus dan tidak menyebar maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikemukakan adalah mengenai tata letak dari fasilitas-fasilitas produksi yang mencakup mesin-mesin, bahan baku, dan peralatan produksi berdasarkan teori Ma’arif dan Tanjung (2003:212), pada area gudang bahan baku pabrik roti UD. SALWA BAKERY Trenggalek.


(20)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Untuk menganalisis pengaturan ulang tata letak dalam meminimalkan jarak aktivitas pemindahan bahan pada Pabrik Roti UD. SALWA BAKERY Kendalrejo, Durenan, Trenggalek.

2. Kegunaan penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan ketika melakukan renovasi tata letak.

b. Bagi Karyawan

Pengaturan tata letak fasilitas produksi yang baik akan menciptakan suatu aliran kerja yang teratur sehingga karyawan akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

c. Peneliti lanjutan

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai untuk informasi ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan kajian ulang penelitian selanjutnya. Selain itu hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai ilmu pengetahuan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan layout pernah dilakukan sebelumnya oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul “ Perencanaan Layout Yang Tepat Untuk Mencapai Target Produksi Pada Perusahaan Gula Merah Rejoagung Tulungagung ”. Menurut hasil perhitungan matematis terjadi ketidak efisiensi dalam jarak untuk memindahkan bahan baku. Penumpukan nira kental pada stasiun masakan sebesar 340 kg/jam karena mendapat supply

dari stasiun gilingan sebesar 1240 kg/jam sedangkan kapasitas stasiun masakan 900 kg/jam. Pada stasiun putaran mempunyai kapasitas sebesar 502 kg/jam tetapi mendapat supply dari stasiun masakan sebesar 478,8 kg/jam, maka terjadi kekurangan bahan nira kental pada stasiun putaran sebesar 23,3 kg/jam.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, ada beberapa langkah yang dapat diterapkan pada Perusahaan Gula Merah Rejoagung Tulungagung yaitu: merencanakan ulang layout yang ada. Metode yang digunakan adalah Metode

linear regression dan least square. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendukung dalam merealisasikan target produksi yang diterapkan adalah adanya kelancaran proses produksi tanpa terganggu masalah layout.


(22)

Penelitian yang berkaitan dengan layout pernah dilakukan sebelumnya oleh Akhmad Abdul Aziz (2008) dalam skripsinya yang berjudul “ Perencanaan Ulang Tata Letak (Layout) Guna Meminimalkan Biaya Material Handling Pada KPUB “ Sapi Jaya ” Kandangan kediri. Dalam penelitian disebutkan bahwa dalam Unit Usaha Pabrik Makanan Ternak (PMT), untuk memproduksi konsentrat membutuhkan proses pemindahan yang banyak dari departemen satu ke departemen lainnya. Dengan tata letak yang terlihat ada menyebabkan aliran produksi terlihat rumit. Hal tersebut ditandai dengan adanya back tracking yang menyebabkan jarak material handling menjadi panjang. Dengan menggunakan metode persamaan membawa bahan dan perhitungan jarak dengan metode rectiler maka diperoleh hasil perhitungan, total biaya beban dari layout awal cukup besar yaitu sebesar 9.878.250 beban jarak. Maka layout di KPUB “ Sapi Jaya “ harus diubah dengan memperbaiki ranking komposisi gerakan dan menyimpulkan bahwa departemen timbangan dan pencampuran, gudang barang jadi dan packing, dan timbangan dan packing harus ditempatkan pada lokasi yang letaknya berdekatan.

Dengan layout yang baru dapat mengurangi jumlah beban jarak total yang awalnya sebesar 9.878.250 beban jarak menjadi 4.375.500 beban jarak sehingga dapat mengurangi biaya material handling.

Perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat disajikan pada tabel 2.1.


(23)

Tabel 2.1

Persamaan da Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

No Judul Penelitian

Tujuan Penelitian

Alat Analisis Hasil Analisis 1. Yunanto

(1998), judul: Perencanaan Layout Yang Tepat Untuk Mencapai Target Produksi Perusahaan Gula Merah Rejoagung Tulungagung Untuk mengetahui kapasitas produksi sehingga dapat mencapi target produksi. Metode linear regression dan least square

Penumpukan nira kental pada stasiun masakan sebesar 340 kg/jam karena mendapat supply dari stasiun gilingan sebesar 1240 kg/jam sedangkan kapasitas stasiun masakan 900 kg/jam. Pada stasiun putaran mempunyai kapasitas sebesar 502 kg/jam tetapi mendapat supply dari stasiun masakan sebesar 478,8 kg/jam, maka terjadi

kekurangan bahan nira kental pada stasiun putaran sebesar 23,3 kg/jam 2. Akhmad

Abdul Aziz (2008) judul: Perencanaan Ulang Tata Letak (Layout) Guna

Meminimalka n Biaya Material Handling KPUB “ Sapi Jaya ” Kandangan kediri Untuk mengetahui total jarak tempuh yang dapat mengurangi biaya material handling Metode persamaan membawa bahan dan perhitungan jarak dengan metode rectiler

Total biaya beban dari layout awal cukup besar yaitu sebesar 9.878.250 beban jarak. Maka layout di KPUB “ Sapi Jaya “ harus diubah dengan memperbaiki ranking komposisi gerakan dan menyimpulkan bahwa departemen timbangan dan pencampuran, gudang barang jadi dan packing. Dengan layout yang baru dapat mengurangi jumlah beban jarak total yang awalnya sebesar 9.878.250 beban jarak menjadi 4.375.500 beban jarak sehingga dapat mengurangi biaya material handling

3. Ali Ludin (2011) judul: Pengaturan ulang tata letak untuk meminimalka n biaya material handling pada pabrik roti UD. Salwa Bakery Trenggalek Untuk mengetahui total jarak tempuh yang dapat mengurangi biaya material handling Metode biaya material handling dan metode jarak Aisle -


(24)

B. Landasan Teori 1. Tata Letak

Menurut Hari Purnomo (2004:117), definisi tata letak secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi suatu produksi. Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, personalia, dan semua peralatan serta fasilitas yang digunakan dalam proses produksi.

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003:212) keputusan tata letak adalah keputusan membuat desain atau tata letak dari fasilitas-fasilitas produksi yang mencakup mesin-mesin,bahan baku, dan peralatan produksi lainnya dalam satu tempat.

Pada buku karangan Sri Joko (2004:105) yang dimaksud dengan tata letak menurut Taylor (1995) adalah pengaturan tata letak dari seluruh fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, dimana pengaturan ini meliputi penetapan lokasi setiap departemen yang ada, letak mesin-mesin (stasiun kerja), letak gudang, lorong (koridor) dan seluruh lingkungan kerja baik yang sekarang digunakan atau yang dusulkan.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, tata letak merupakan susunan dari fasilitas produksi baik yang sekarang digunakan atau yang diusulkan untuk memperoleh efisiensi dalam aktivitas operasi perusahaan.


(25)

2. Tujuan Tata Letak

Menurut Purnomo (2004:118) pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak ini adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal. Adapun secara rinci beberapa tujuan perancangan tata letak fasilitas diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memanfaatkan area yang ada.

Perencanaan tata letak yang optimum akan memberikan solusi dalam penghematan penggunaan area (space) yang ada, baik area untuk produksi, gudang, service dan untuk departemen lainnya.

b. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih besar.

Pengaturan yang tepat akan dapat mengurangi investasi di dalam peralatan dan perlengkapan produksi. Peralatan dan perlengkapan dalam peroses produksi dapat dipergunakan di dalam tingkat efisiensi tinggi. Begitu juga tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya akan dapat lebih berdaya guna.

c. Meminimumkan material handling.

Selama proses produksi/operasi perusahaan akan selalu terjadi aktivitas perpindahan baik itu vahan baku, tenaga kerja, mesin ataupun peralatan produksi lainnya. Proses perpindahan ini memerlukan biaya yang relatif cukup besar. Dengan demikian, perancangan tata letak yang baik harus mampu meminimalkan


(26)

aktivitas-aktivitas pemindahan vahan. Tata letak sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan jarak angkut dari masing-masing fasilitas dapat diminimalisir.

d. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran.

Waktu tunggu dalam proses produksi (production delays) yang berlebihan akan dapat dikurangi dengan pegaturan tata letak yang terkoordinasi dengan baik. Banyaknya perpotongan dari suatu lintasan produksi seringkali meyebabkan terjadinya kemaceta-kemacetan. e. Memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi

tenaga kerja.

Para tenaga kerja tentu saja menginginkan bekerja dalam lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Hal-hal yang dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja harus dihindari. f. Mempersingkat proses manufaktur.

Dengan memperpendek jarak antar operasi satu dengan operasi berikutnya, maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari stasiun kerja satu ke stasiun kerja lainnya dapat dipersingkat pula. Dengan demikian total waktu produksi juga dapat dipersingkat.

g. Mengurangi persediaan setengah jadi.

Persedian barang setengah jadi (work in procces invention) terjadi karena belum selesainya proses produksi dari produk yang


(27)

bersangkutan. Persediaan barang setengah jadi yang tinggi tidak menguntungkan perusahaan karena dana yang tertanam tersebut sangat besar. Perancangan tata letak yang baik hendaknya memperhatikan keseimbangan lintasan (line balancing), karena menumpuknya barang setengah jadi salah satunya disebabkan oleh tidak seimbangnya lintasan produksi.

h. Mempermudah aktivitas supervisi.

Penempatan ruangan supervisor yang tepat akan memberikan keleluasaan bagi supervisor untuk mengawasi aktivitas yang sedang berlangsung di area kerja.

3. Tipe-tipe Tata Letak

Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Menurut Purnomo (2004:69) tipe-tipe tata letak secara umum adalah Product

Layout, Process Layout fix position layout dan Group Technology Layout). a. Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout)

Product layout dapat didefinisikan sebagai metode atau cara pengaturan dan penempatan semua fasifitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu atau khusus. Dalam Product Layout, mesin-mesin atau alat bantu disusun rnenurut urutan proses dari suatu produk. Adapun pertimbangan dalam pemilihan jenis layout ini diantaranya: 1) Hanya ada satu atau beberapa standar produk yang dibuat


(28)

2) Produk dibuat dalam volume besar untuk jangka waktu relatif lama 3) Adanya keseimbangan lintasan yang baik antara operator dan

peralatan produksi

4) Menentukan aktivitas inspeksi yang sedikit selama proses produksi berlangsung

5) Mesin memiliki sifat spesial purpose dan tidak menuntut ketrampilan tinggi bagi operator.

6) Keuntungan dari jenis layout ini yaitu pekerjaan dari satu proses secara langsung dikerjakan pada proses berikutnya, sehingga inventori barang setengah jadi menjadi kecil dan waktu produksi per unit menjadi lebih pendek. Sedangkan kerugian untuk jenis layout ini yaitu rusaknya satu mesin akan berpengaruh pada proses produksi keseluruhan.

b. Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses (Process Layout)

Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen. Karakteristik tipe tata letak ini atara lain:

1)Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil 2)Produksi berdasarkan job order

3)Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu departemen

Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk serta spesialisasi kerja.


(29)

Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area untuk work in process storage.

c. Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (Fix Position Layout) Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama tetap pada lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, manusia dan komponen pendukung lainnya yang bergerak menuju lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan operator dengan keterampilan yang tinggi dan pengawasan yang ketat.

d. Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (Group-Technology Layout)

Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu kelompok dan ditempatkan dalam sebuah ‘manufacturing cell”. Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal. Juga lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu diperlukan tenaga yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk mengoperasikan sernua faau produksl yang ada. Kelancaran keja sangat


(30)

tergantung pada kegiatan peigendalian produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang bergerak.

4. Prosedur dan Faktor Mempengaruhi Pengaturan Tata Letak (Layout) Menurut Yamit (2002:122) perencanaan tata letak fasilitas pabrik berhubungan erat dengan proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan pekerja di masing-masing stasiun kerja (work station). Untuk mengatur tata letak mesin dan fasilitas produksi maupun letak departemen dalam pabrik, prosedur umum yang dilaksanakan sebagai langkah-langkah proses perencanaan tata letak fasilitas pabrik, baik menyangkut fasilitas produksi yang sudah ada (relayout) maupun pengaturan fasilitas produksi dari pabrik baru adalah sebagai berikut: 1. Analisis produk dan proses produksi yang diperlukan

2. Penentuan jumlah mesin dan luas area yang dibutuhkan 3. Penentuan tipe layout yang dikehendaki

4. Penentuan aliran kerja dan bahan 5. Penentuan luas area untuk departemen 6. Rencana secara detail layout yang dipilih

Dari langkah-langkah tersebut diatas, pengaturan tata letak fasilitas pabrik harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Jenis produk yang dibuat b. Urutan proses

c. Peralatan yang digunakan


(31)

e. Keseimbangan antar departemen dan kapasitas mesin f. Area tenaga kerja

g. Area pelayanan h. Fleksibilitas 5. Pola-Pola Aliran

Menurut Purnomo (2004:64) pola aliran ini menggambarkan material masuk sampai pada produk jadi. Terdapat berbagai alternatif aliran material yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut: a. Pola aliran garis lurus digunakan untuk proses produksi yang pendek

dan sederhana

b. Pola aliran bentuk L, pola ini digunakan untuk mengakomodasi jika pola aliran garis tidak bisa digunakan dan biaya bangunan terlalu mahal jika menggunakan garis lurus.

c. Pola aliran bentuk U, pola ini digunakan jika aliran masuk material dan aliran keluarnya produk pada lokasi yang relatif sama.

d. Pola aliran bentuk O, pola ini digunakan jika keluar masuknya material dan produk pada satu tempat/satu pintu. Kondisi ini memudahkan dalam pengawasan keluar masuknya barang.

e. Pola aliran bentuk S, digunakan jika aliran produksi lebih panjang dari ruangan yang ditempati.


(32)

6. Pengertian Material Handling

Salah satu masalah penting dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan material handling.

Terdapat banyak definisi mengenai atau pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ini ada dua definisi secara umum, yaitu: (Purnomo, 2004:239)

a. Material Handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan, dan pengawasan material. 1) Seni

Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena masalah-masalah material handling tidak dapat secara eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model matematika. Material handling membutuhkan sebuah ‘penilaian’ benar atau salah, dimana di perusahaan – perusahaan benar- benar berpengalaman di bidang material handling akan menilainya. 2) Ilmu Pengetahuan

Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan karena menyangkut metode engineering. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih dan mengimplementasikan alternatif


(33)

terbaik merupakan bagian integral dari penyelesaian masalah

material handling dan proses perancangan sistem. Analisis model matematis dan teknik–teknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari proses ini.

3) Perpindahan

Perpindahan material membutuhkan waktu dan memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material digunakan pada waktu yang tepat dan tempat yang benar). Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran, bentuk, berat, dan kondisi material dengan lintasannya dan analisis frekuensi gerakan. 4) Penyimpanan

Penyimpanan material sebagai penyangga antar operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin. Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material antara lain adalah ukuran, berat, kondisi dan kemampuan tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan tinggi bangunan.

5) Perlindungan

Yang termasuk dalm perlindungan material antara lain penmgawasan, pengepakan, dan pengelompokan material; untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material. Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman yang


(34)

dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan biaya.

6) Pengawasan

Pengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak penempatan antar material. Pengawasan status adalah pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material.

7) Material

Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair, dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material.

b. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang baik


(35)

pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar.

7. Tujuan Material Handling

Menurut Purnomo, (2004:243) tujuan utama dari perencanaan

material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu,

material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari system material handling antara lain:

a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.

b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja. c. Meningkatkan produktivitas :

1) Material akan mengalir pada garis lurus

2) Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin 3) Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu 4) Mekanisasi penanganan material

5) Otomasi penanganan material

d. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas 1) Meningkatkan penggunaan bangunan. 2) Pengadaan peralatan serbaguna.


(36)

4) Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif.

5) Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem. e. Mengurangi bobot mati.

f. Sebagai pengawasan persediaan

Sedangkan menurut Fien. Z (2005:239) mengemukakan bahwa kegiatan material handling terkait dengan kegiatan produksi di perusahaan mulai input, proses samapi dengan output, sehingga kegiatan

material handling ini menjadi perhatian perusahaan. Adapun tujuan

material handling adalah:

a. Menyiapkan barang input sampai dengan output

b. Menghindari penumpukan produk setengah jadi dalam proses produksi.

c. Mengantisipasi terjasinya kemacetan kegiatan material handling

dalam proses produksi.

d. Mempertinggi penggunaan gudang secara efisien.

e. Menekan biaya, waktu dan tenaga salam kegiatan proses produksi. f. Menjamin kelancaran proses produksi secara menyeluruh.

8. Ukuran Jarak

Menurut Purnomo (2004:80) Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang dipergunakan banyak tergantung dari adanya


(37)

personil yang memenuhi syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan material yang digunakan.

a. Jarak Euclidean

Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya menggunakan formula sebagai berikut

Gambar 2.1 Jarak Euclidean b. Jarak Rectilinear

Jarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak rectilinear digunakan formula sebagai berikut.


(38)

Gambar 2.2 Jarak Recitiliear c. Square Euclidean

Square Euclidean merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antara dua fasilitas yang berdekatan. Formula yang digunakan dalam square euclidean.

d. Aisle

Ukuran jarak aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak yang lainnya. Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindah bahan. Aisle distance pertama kali diaplikasikan pada masalah tata letak dari proses manufaktur.

e. Adjacency

Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat member perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan yang lainnya tidak berdekatan.


(39)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang menjelaskan hubungan antara tata letak dengan jarak material handling atau penanganan bahan.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Purnomo, 2004. 119

Menurut Purnomo (2004:119) tujuan pengaturan tata letak atau layout adalah meminimumkan material handling. Perancangangan tata letak yang baik harus mampu meminimalkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan. Tata letak sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan jarak angkut dari masing-masing fasilitas dapat diminimalisir.

Layout awal

Layout ulang

Meminimalkan jarak material handling


(1)

dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan biaya.

6) Pengawasan

Pengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak penempatan antar material. Pengawasan status adalah pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material.

7) Material

Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair, dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material.

b. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang baik


(2)

pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar.

7. Tujuan Material Handling

Menurut Purnomo, (2004:243) tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari system material handling antara lain:

a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.

b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja. c. Meningkatkan produktivitas :

1) Material akan mengalir pada garis lurus

2) Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin 3) Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu 4) Mekanisasi penanganan material

5) Otomasi penanganan material

d. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas 1) Meningkatkan penggunaan bangunan. 2) Pengadaan peralatan serbaguna.


(3)

4) Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif.

5) Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem. e. Mengurangi bobot mati.

f. Sebagai pengawasan persediaan

Sedangkan menurut Fien. Z (2005:239) mengemukakan bahwa kegiatan material handling terkait dengan kegiatan produksi di perusahaan mulai input, proses samapi dengan output, sehingga kegiatan material handling ini menjadi perhatian perusahaan. Adapun tujuan material handling adalah:

a. Menyiapkan barang input sampai dengan output

b. Menghindari penumpukan produk setengah jadi dalam proses produksi.

c. Mengantisipasi terjasinya kemacetan kegiatan material handling dalam proses produksi.

d. Mempertinggi penggunaan gudang secara efisien.

e. Menekan biaya, waktu dan tenaga salam kegiatan proses produksi. f. Menjamin kelancaran proses produksi secara menyeluruh.

8. Ukuran Jarak

Menurut Purnomo (2004:80) Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang dipergunakan banyak tergantung dari adanya


(4)

personil yang memenuhi syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan material yang digunakan.

a. Jarak Euclidean

Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya menggunakan formula sebagai berikut

Gambar 2.1 Jarak Euclidean b. Jarak Rectilinear

Jarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak rectilinear digunakan formula sebagai berikut.


(5)

Gambar 2.2 Jarak Recitiliear c. Square Euclidean

Square Euclidean merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antara dua fasilitas yang berdekatan. Formula yang digunakan dalam square euclidean.

d. Aisle

Ukuran jarak aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak yang lainnya. Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindah bahan. Aisle distance pertama kali diaplikasikan pada masalah tata letak dari proses manufaktur.

e. Adjacency

Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat member perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan yang lainnya tidak berdekatan.


(6)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang menjelaskan hubungan antara tata letak dengan jarak material handling atau penanganan bahan.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Purnomo, 2004. 119

Menurut Purnomo (2004:119) tujuan pengaturan tata letak atau layout adalah meminimumkan material handling. Perancangangan tata letak yang baik harus mampu meminimalkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan. Tata letak sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan jarak angkut dari masing-masing fasilitas dapat diminimalisir.

Layout awal

Layout ulang

Meminimalkan jarak