Jatinangor Menyebar Virus Peradaban.

MEDIAIND~NESIA
o Senin-o
4

123
17

18

19

5
20

o Jan 0 Peb OMJr

o Rabu o Kamis

Sefasa
6
21

OApr

7
22

8

9

23

OMei
"--

OJun

0

Jumat


10
24

0

Saht'J

. Minggu
14

1112~
25

26

27

28

0 Jul 0 Ags C Sep OOkt


15

29
ONa"

16

30

31

.Des

SEANDAINYAABU Camat

Jatinan or Menyebar Vi~~~
Peradaban
--Ahmad Syarief
SEJAK dulu, Jatinangor, daerah

di an tara Tanjungsari Kabupaten
Sumedang dan Cileunyi, Kabupaten
Bandung, dipenuhi kebun bambu.
Hingga sekitar 1950-an, tempat yang
sekarang merupakan tempat berdirinya sejumlah perguruan tinggi
besar adalah lahan kebun karet.
Jejak-jejaknya
masih bisa kita
temukan pada para pembawa bambu yang hingga hari ini, mengangkutnya ke Kota Bandung pada tengah malam. Juga, Jembatan Cincin
yang didirikan sebagai bekas jalur
reI kereta api sejak 1921 serta bekas
Menara Lonceng (Loji).
Jatinanlt0~ sekaranE. bia~a disebut
kawasan pendidikan tinggi dengan empat sekolah tinggi besar,
Universitas Padjadjaran, Institut
Pemeri'ntahan Dalam Negeri, Institut
Koperasi Indonesia, dan UnJversitas
Winaya Mukti. Ribuan mahasiswa
kos di kawasan perkampungan dalam radius 5 km.
Ribuan mahasiswa

baru dari
seluruh Indonesia juga luar negeri
menjadi penghuni baru setiap tahun ajaran baru. Suatu konsentrasi
potensi mahasiswa yang luar biasa.
Berdasarkan survei beberapa tahun
lalu, tercatat 20 organisasi mahasiswa aktif di kawasan Jatinangor.
Jumlah ini tidak termasuk himpunan
jurusan dalam kamp\.!.s, sekitar .18
organisasi seni_dan budaya,~ 1~ ke-

~--'

'---~

sukuan, 6 warga lokal serta sosial,
budaya dan politik. Masih mungkin
ada kelompok lain yang belum sempat terdata.
Jalan Raya Rancaekek yang merupakan jalur utama Bandung menuju
kawasan selatan Pulau Jawa. Terdapat beberapa pabrik tekstil besar
dengan masyarakat utamanya kaum

pedagang dan para buruh pabrik. Di
luar ini,tentunya masih ada banyak
fakta dan data yang belum terkumpulkan. Semua ini berada hanya
dalam radius kira-kira 5-6 km dari

Jatinangor.
Tampak nyata Jatinangor adalah kawasan dengan masyarakat
dinamis, terus berkembang pesat.
Seharusnya, mendapatkan penanganan secara spesial karena sHat-sHat
khususnya tersebut.
Seandainya saya camatJatinangor,
masalah utama di Jatinangor yang
dengan mudah dapat diamati siapa
saja dan harus sesegera mungkin
Idiwujudkan
adalah pengelolaan
sampah dan trotoar.
Jatinangor sebagai kawasan pendidikan seharusnya bukan cuma
slogan, tetapi bersifat luar dalam.
Bukan wujud fisik bangunan kampus dengan berbagai kegiatan perkuliahan.

Saya amati, belum begitu tampak
fungsi perguruan tinggi di kota ini,
yang konon sebagai agen perubahan. Kecuali, barangkali manfaat
ekon~mis bagi mas~arakatsetempat,

KliPin~
----

Humas

Unpad

semisal kos-kosan, perniagaan, serta
ekses sosial.
Perpustakaan Komunitas Batoe
Api, misalnya, merupakan salah satu
cara yang saya idamkan menyebar,
tidak hanya di dalam kampus di
Jatinangor, tapi juga meracuni alam
pikiran masyarakat sekitar. Proses

tersebut diharapkan memunculkan
kepekaan, sikap egaliter, membuka
diri, berwawasan dan tidak fanatik.
Kepekaan misalnya, akan muncul
dengan rasa ingin tahu yang kuat
yang berimbuh pada kesadaran
untuk tumbuhnya minat baca, mengapresiasi, kesadaran akan lingkungan sehat sampai perilaku tertib
berlalu lintas.
Kita juga mulai mengidamkan_
pohonpeneduh jalan yang rindaI).g,
tidak buang sampah sembarangan
dengan banyaknya tong sampah.
Masyarakat pun makin melek media, ruang publik pun bertambah,
sehingga orang mudah mengakses
informasi di mana pun. Semua itu
tidak perlu lagi dalam keadaan terpaksa, tetapi secara sukarela.
Suatu saat nanti, apa yang terbentuk dalam kota Jatinangor yang kecil
ini, bisa jadi contoh dan menyebarkan virusnya ke seluruh Indonesia.
Jika masyarakat sudah apresiatif,
seluruh proses penyadaran tersebut dengan sendirinya tidak perlu

dipaksakan. Menjadi pijakan untuk
masyarakat yang beradab dan peka.
Indah bukan? (M-5)

2009
--