sejarah peradaban islam (5) Peradaban Islam

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejarah merupakan cerita kehidupan masa lalu yang dapat diketahui dari sumber –
sumber tertentu . SPI sendiri membahas tentang sejarah perkembangan agama islam dari
mulai awal penyebaranya oleh Nabi Muhammad SAW sampai pada zaman kita yang
sekarang ini yang mana dalam penyebaranya sendiri menggunakan berbagai macam
metodologi yang digunakan.Oleh karena itu penyusun bermaksud untuk membahas
tentang peradaban islam dan metodologi yang digunakan.
2. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud Sejarah Peradaban Islam ?
b) Bagaimana pembagian periodisasi SPI ?
c) Bagaimana teknik penulisan sejarah ?
d) Apa ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI ?
e) Apa saja kelebihan dan kekurangan ragam metodologi SPI ?

3.

Tujuan
a) Mengetahui apa yang dimaksud SPI
b) Mengetahui bagaimana pembagian periodisasi SPI

c) Mengetahui teknik penulisan sejarah
d) Mengetahui ragam metodologi yang digunakan dalam studi SPI beserta kelebihan
dan kekurangannya.

1

BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Sejarah Peradaban Islam
Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history yang artinya masa yang telah lampau.
Dalam hal ini masa lampau umat manusia. 1[1] Oleh karena itu, sejarah tentu saja membahas
kegiatan manusia di masa lampau. Bahkan kata history ini berawal dari kata benda istor
dalam bahasa Yunani berarti orang pandai atau bijaksana. Hal ini karena dalam catatan
sejarah peristiwa dan kisah yang terjadi dapat diambil ibrahnya sehingga manusia tidak
melakukan kesalahan lagi dalam kehidupannya.
Dalam bahasa Arab sejarah ini dipadankan dengan istilah sajaratun, artinya pohon.
Kalau kita melihat Gambar silsilah raja-raja, secara pintas akan tampak seperti gambar
sebuah pohon. Oleh karena itu, sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja, yang
berarti merupakan peristiwa pemerintahan dan keluarga raja yang sudah lampau. Ada juga
yang menyebutkannya dalam bahasa Arab yaitu Tarikh yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan

yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah sebagai
subjektif dan objektif.2[2]Sejarah dalam arti Subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan
yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Disebut subjektif tidak lain karena
sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan
maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang, mau
tidak mau memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan, dan sebagainya.
Sedangkan sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri,
yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.
Adapun Definisi sejarah menurut pendapat beberapa ahli yang dapat dipaparkan
adalah sebagai berikut:
a.

Menurut Ibnu Khaldun.

1[1] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI
Press, 1986, hlm.27
2[2] Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 14 -15


2

Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia,
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seperti keliaran,
keramah tamahan dan solidaritet golongan, tentang revolusi-revolusi dan pemberontakanpemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam, tentang bermacammacam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan, dan pada umumnya tentang
segala perubahan yang terjadi kedalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
b.

Menurut Bauer
Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadi perubahan
karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada
masa-masa berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporer dan di dalam hubungan terhadap
yang tidak dapat diproduksi kembali.

c.


Menurut Zidi Gazalba
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk
sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta tersebut dengan tafsiran
dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah berlalu itu.

d.

Menurut Brenheim
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta di dalam waktu
temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia dalam aktifitas
mereka (baik individu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial di dalam hubungan sebab
akibat.
Sejarah memiliki dua konsep. Konsep pertama, sejarah dengan pengertiannya
(serangkaian peristiwa masa lampau) yang dapat memberikan pemahaman akan arti obyektif
tentang masa lampau, adapun konsep kedua, (keseluruhan pengalaman manusia), yaitu
sejarah menunjukkan maknanya yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah
kisah atau cerita.
Sedangkan yang dimaksud dengan peradaban adalah kumpulan pengaruh tertulis yang
bersumber dari akal manusia atau cerita atau kesenian tertulis. Peradaban Islam adalah
terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah Al-Islamiyyah. Kata dalam bahasa Arab ini sering

kita terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Di Indonesia
seringkali disinonimkan dua kata antara “ kebudayaan dan peradaban “.Kesimpulannya
3

sejarah peradaban islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan islam
yang berasal dari berbagai macam sumber.
2. Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah landasan historis yang mengkaji tentang keseluruhan
kebudayaan dalam suatu periodisasi sejarah. Periodisasi sejarah sangat berhubungan dengan
konteks ruang dan waktu yang sangat berpengaruh pada hasil karya, Ide dan gagasan di masa
yang lalu. Oleh karena itu dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya
sejarah islam. Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam dimulai sejak Nabi SAW
diangkat menjadi rasul. Menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW
tinggal di Mekkah, telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua,
sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat islam dimulai sejak Nabi Muhammad
SAW hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad
SAW tinggal di Madinah. Karena Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, tidak
hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala Negara
berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Disamping banyaknya perbedaan

mengenai sejarah umat Islam ini maka para sejarawan juga berbeda dalam menentukan fase
dalam periodisasi Islam ini salah satu contoh.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution3[10] Periodisasi sejarah Islam terbagi pada 3
periode :
1. Periode Klasik (650 – 1250 M)
Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah islam. Sebagai
masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan keteladanan. Masa Nabi
SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada periode klasik, arab sangat
menonjol karena memang Islam hadir di sana. Pada masa klasik telah terwujud kesatuan
budaya islam di bawah naungan Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua
masa kemajuan yaitu masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa
3[10] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI
Press, 1986, hlm.27
[2] Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 14 -15

4

permulaan daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh
khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa bani

Abbasiyah yang membuat islam menjadi negara besar. Di masa ini peradaban Islam tumbuh
menjadi peradaban baru. Dari sisi perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi
pada masa kini. Pada awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi
keilmuan Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.
2. Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga
kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada yang cukup besar, tetapi
jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini, bahkan berada dalam pengaruh salah
satu diantaranya. Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah
berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan Mughal
inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang pertama di anak
benua India. Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat
adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang
kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam (Usmani,
Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya. Pada periode ini terjadi dua masa pada
tiga kerajaan besar (Turki Utsmani, daulah Shafawiyah, dan Daulah Mongoliyah) di India
yakni mengalami kemajuan pada tahun 1500 – 1700 M, dan mengalami kemunduran pada
tahun 1700 – 1800 M.

3. Periode Modern (1800 – sampai sekarang)
Pada masa ini telah terbentuk sistem masyarakat muslim yang bersifat global.
Masing-masing dibangun berdasarkan interaksi antara institusi Negara Islam.
Keagamaan dan institusi Komunal Timur Tengah dengan institusi sosial dan cultural
setempat, dan setiap interaksi melahirkan tipe kemasyarakatn Islam yang berbeda-beda.
Meskipun setiap masyarakat bersifat khas (unique), namun diantara mereka terdapat
kemiripan bentuk dan antar mereka dipertalikan oleh beberapa hubungan politik dan
keagamaan dan oleh persamaan nilai-nilai cultural. Dengan demikian mereka membentuk
Islam yang bersifat global (mendunia).

5

Hal ini tentu berbeda dengan buku Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam yang
membagi sbb:
1. Masa Kemajuan Islam (650 -100 M)
2. Masa disintegrasi (1000 – 1250 M)
3. Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap Renaisans di Eropa
4. Masa Kemunduran
5. Masa tiga Kerajaan Besar (1500-1800M)
6. Kemunduran tiga Kerajaan Besar (1700 – 1800 M)

7. Penjajahan Barat atas dunia Islam dan perjuangan kemerdekaan Negara-negara Islam
8. Kedatangan Islam di Indonesia dan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Melihat gambaran di atas masih banyak lagi fase-fase lain yang ditulis kalangan
sejarawan namun periode-periode ini sudah dapat memberi batasan terhadap pemahaman kita
pada sejarah islam. Pada pembahasan kali ini hanya akan dibatasi pada masa klasik yaitu
mulai dari zaman Kota Mekkah sebelum menjadi Islam sekitar abad ke 6 M sampai abad ke12 M dan zaman pertengahan di awal abad ke 13 – 15 M serta pada zaman modern pada abad
ke 15 – 18 M atau sampai zaman sekarangan ini karena pembahasan SPI diikat oleh ruang
dan waktu maka kajiannya dapat fleksibel untuk melihat proses peristiwa di era dulu dengan
memandang di era sekarang.
Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi antara
lain:
a.

Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)

b.

Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)

c.


Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)

d.

Zaman Abbasiyah I (750-847 M)

e.

Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)

f.

Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)

g.

Timur Tengah setelah Baghdad jatuh (1258-1520 M)

h.


Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)

i.

Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M)

j.

Dunia islam sejak perang dunia 1 (1914-1968 M)

6

3. Teknik Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah ( historiografi ) mengalami perkembangan. Pada awalnya , sejarah
identik dengan politik bahkan Sir John Seeley sebagaimana dikutip Mark M. Kurg
mengatakan “ History is Past Politics “ dan politik adalah sejarah masa kini. Persepsi ini
terbentuk karena kenyataan bahwa sampai beberapa waktu yang lalu sejarah masih dianggap /
diperlakukan sebagai sejarah raja-raja, sejarah timbul atau tenggelamnya para penguasa,
sejarah naik dan turunnya dinasti-dinasti, sejarah bangun dan runtuhnya rezim-rezim politik
dan sebagainya. Tidak mengherankan apabila sejarah politik dan sejarah peperangan sangat
menonjol dalam historiografi konvensional. Tradisi penulisan sejarah selama berabad-abad
menunjukkan kecenderungan ini. Pada umumnya, karya sejarah menonjolkan proses
peristiwa perpolitikan dan aktivitas tokoh politik.
4. Ragam Metodologi SPI
Definisi metode sejarah adalah seperangkat kaidah yang membantu peneliti dalam
meneliti dan mengumpulkan sumber - sumber sejarah. Metode sejarah mempunyai peran
penting dalam penelitian sejarah kerena tanpa metode , penulisan sejarah tidak akan efektif.
Oleh karena itu, kita perlu mengikuti aturan dan metode sejarah yang benar karena tanpa hal
tersebut penelitian tidak akan dianggap valid. Adapun metode yang digunakan antara lain:
1. Heuristik (pengumpulan sumber), adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan sumber – sumber atau jejak – jejak sejarah.
2. Kritik sumber, yaitu kegiatan meneliti sumber – sumber agar dapat diketahui bahwa
sumber tersebut autentik atau tidak. Dibagi menjadi dua :
a) Kritik intern, suatu usaha yang dilakukan oleh sejarawan untuk melihat
apakah sumber tersebut kredibel atau tidak.
b) Kritik ekstern, kegiatan yang dilakukan sejarawan untuk melihat
sumber yang didapatkan autentik atau tidak.
3. Interpretasi (penafsiran), usaha yang dilakukan sejarawan untuk melihat kembali
sumber-sumber yang didapatkan telah diuji autentisitasnya dan saling berhubungan
antara satu dan yang lainnya.
4. Historiografi, menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang
didapatkan dari penafsiran sejarawan teradap sumber-sumber sejarah dalam bentuk
tertulis.

5. Kelebihan dan Kekurangan Ragam Metodologi SPI
a) Kelebihan
7



Tidak terlalu melibatkan peneliti secara fisik



Tidak ada kekhawatiran terjadinya interaksi antara peneliti dengan
subjek



Mudah dalam mencari sumber data



Dapat mencari data secara lebih tuntas dalam menggali informasi
dalam proses penelitian



Sumber data sudah dinyatakan secara difinitif baik nama pengarang,
tempat, dan waktu

b) Kekurangan


Metode sejarah banyak menggantungkan diri pada data yang diamati
oleh orang lain di masa lampau



Data yang digunakan banyak tergantung pada data primer



Metode tersebut mencari data secara lebih tuntas serta menggali
informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan atau dikutip dalam
baasa acuan yang standart

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

8

Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
islam dalam setiap periode.
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Sedangkan peradaban lebih berkaitan Manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan
teknologis. Kebudayaan lebih direflesasikan dalam seni, sastra, religi, dan moral. Sedangkan
peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi
Periode sejarah peradaban islam secara umum terbagi menjadi :
-

Priode klasik

-

Priode petengahan

-

Pride modern
Metodologi dalam keilmuan sejarah yaitu antara lain :


Heuristik



Kritik sumber



Interpretasi



Historiografi

Yang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas kita
dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa membuat
perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga persatuan dan
kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita.

9