TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENGANGKUT ATAS BARANG KIRIMAN APABILA KAPAL TENGGELAM AKIBAT BERTABRAKAN DENGAN KAPAL LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDAN.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENGANGKUT ATAS BARANG
KIRIMAN APABILA KAPAL TENGGELAM AKIBAT BERTABRAKAN
DENGAN KAPAL LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO
17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDANG NO
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Firman Febiansyah
110113080094
ABSTRAK
Pengangkutan laut merupakan salah satu yang terpenting dalam
perdagangan di Indonesia. Oleh karena itu, kewajiban bagi pelaku usaha
untuk menjaga keselamatan barang dari berbagai macam hal yang dapat
menyebabkan kerusakan barang selama dalam perjalanan, terutama yang
disebabkan akibat kelalaian dalam pengoperasian kapal. Karena banyak
sekali kasus kecelakaan yang terjadi akibat dari kesalahan dalam
pengoperasian kapal, sehingga membuat kerusakan dan hilangnya
barang yang sedang diangkut. Permasalahan yang peneliti ambil dalam
penulisan skripsi ini adalah mengenai tanggung jawab perusahaan
transportasi dalam pengangkutan barang melalui laut dan tindakan hukum
yang dapat ditempuh oleh konsumen.
Metode pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan yuridis normatif, yang menelaah bahan pustaka
primer, sekunder dan tersier, antara lain Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, teori-teori pengangkutan laut, dan konsep pengertian
pengangkutan laut.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa, yang pertama
perusahaan pengangkut bertanggung jawab atas semua kerusakan,
keterlambatan, hingga hilangnya barang sejauh hal itu merupakan
kesalahan dan kelalaian dari pihak pengangkut, akan tetapi bila
pengangkut dapat membuktikan bahwa semua itu bukan merupakan
suatu kelalaian akan tetapi lebih bersifat force majeure maka pengangkut
dapat terlepas dari tuntutan yang diajukan, dan yang kedua, konsumen
sebagai pengguna jasa pengangkutan yang merasa dirugikan akibat
kecelakaan kapal yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pengangkut dapat
menempuh tindakan hukum melalui peradilan umum perdata maupun
melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dalam
menyelesaikan masalah perlindungan konsumen dalam pengangkutan
laut.
iv
KIRIMAN APABILA KAPAL TENGGELAM AKIBAT BERTABRAKAN
DENGAN KAPAL LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO
17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDANG NO
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Firman Febiansyah
110113080094
ABSTRAK
Pengangkutan laut merupakan salah satu yang terpenting dalam
perdagangan di Indonesia. Oleh karena itu, kewajiban bagi pelaku usaha
untuk menjaga keselamatan barang dari berbagai macam hal yang dapat
menyebabkan kerusakan barang selama dalam perjalanan, terutama yang
disebabkan akibat kelalaian dalam pengoperasian kapal. Karena banyak
sekali kasus kecelakaan yang terjadi akibat dari kesalahan dalam
pengoperasian kapal, sehingga membuat kerusakan dan hilangnya
barang yang sedang diangkut. Permasalahan yang peneliti ambil dalam
penulisan skripsi ini adalah mengenai tanggung jawab perusahaan
transportasi dalam pengangkutan barang melalui laut dan tindakan hukum
yang dapat ditempuh oleh konsumen.
Metode pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan yuridis normatif, yang menelaah bahan pustaka
primer, sekunder dan tersier, antara lain Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, teori-teori pengangkutan laut, dan konsep pengertian
pengangkutan laut.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa, yang pertama
perusahaan pengangkut bertanggung jawab atas semua kerusakan,
keterlambatan, hingga hilangnya barang sejauh hal itu merupakan
kesalahan dan kelalaian dari pihak pengangkut, akan tetapi bila
pengangkut dapat membuktikan bahwa semua itu bukan merupakan
suatu kelalaian akan tetapi lebih bersifat force majeure maka pengangkut
dapat terlepas dari tuntutan yang diajukan, dan yang kedua, konsumen
sebagai pengguna jasa pengangkutan yang merasa dirugikan akibat
kecelakaan kapal yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pengangkut dapat
menempuh tindakan hukum melalui peradilan umum perdata maupun
melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dalam
menyelesaikan masalah perlindungan konsumen dalam pengangkutan
laut.
iv