PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

(1)

i

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

PURNAWAN YONET PUTRANTO NIM. A54B090058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

3 KEDEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Purnawan Yonet Putranto*, A54B090058, Drs. H. Sofyan Anif, M.Si**, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xv+99 (termasuk lampiran) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah metode make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 3 Keden tahun pelajaran 2012/2013. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS, sedangkan variable tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode make a match. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 3Keden dengan jumlah siswa 25 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasidan tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran IPS setelah diadakan tindakan kelas dengan metode make a match. Hal ini ditunjukkan dari nilai hasil observasi. Pada siklus I nilai kegiatan guru 2,36 dengan kriteria cukup dan meningkat pada siklus II dengan nilai 3,00 dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,36 dengan kriteria cukup menigkat pada siklus II dengan nilai 9,08 degan kriteri sangat baik. Kedua, peningkatan prestasi belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai IPS dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada setiap siklusnya, yaitu: sebelum tindakan nilai rata-rata IPS adalah 6,29 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 7 anak atau 28% dari jumlah siswa, setelah siklus I meningkat menjadi 6,84(meningkat 8,04%) dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 16 anak (meningkat 56,25%) atau 64% dari jumlah siswa, dan pada siklus II menjadi 7,47 (meningkat 8,40%) dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 22 anak (meningkat 27,27%) atau 88% dari jumlah siswa. Dengan demikian, penerapan metode make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Metode make a match, IPS, Prestasi belajar * : adalah penulis atau penyusun skripsi


(5)

A. PENDAHULUAN

Suatu kenyataan bahwa didalam proses belajar mengajar selalu ada para siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul berupa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan pengaturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini.

Pada umumnya kondisi belajar mengajar yang diciptakan dan disediakan guru untuk keperluan pembelajaran memperlihatkan hasil belajar siswa masih rendah. Siswa diposisikan hanya sebagai pendengar ceramah guru dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar cenderung membosankan. Motivasi belajar rendah dan menjadikan siswa malas belajar. Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya terlihat pada mata pelajaran tertentu, tetapi hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS juga disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan guru sangat minim didalam kelas. Tidak adanya media pembelajaran yang menarik juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam memahami suatu pelajaran. Didalam kelas, guru menerangkan hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsikan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru, siswa tersebut akan bosan serta tidak adanya aktifitas siswa yang menyenangkan didalam kelas.

Kenyataan menunjukan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah sebagian besar masih dilakukan secara konvensional. Hal itu tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dan cabang-cabang ilmu sosial. Maka dalam rangka memenuhi ketercapaian tujuan diperlukan proses belajar mengajar alternative dengan


(6)

2

menggunakan metode belajar dalam pembelajaran. Salah satunya adalah metode make a match.

Penggunaan metode belajar make a match bukan hanya membuat proses belajar lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal saja dari guru, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, mendengar, dan mengalami sendiri maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Keadaan demikian membuat peneliti sekaligus sebagai pendidik sangat prihatin dan merasa bersalah dalam ikut mendidik siswa-siswi sekolah dasar yang mana hasil dari belajar mereka banyak yang tidak mampu memperoleh hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 6,75.

masalah yang timbul di kelas adalah bahwa mata pelajaran di Sekolah Dasar yang kerap kali membuat bosan siswa pada saat pembelajaran berlangsung adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini disebabkan antara lain adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak sekali materi-materi yang perlu dihafalkan, sementara anak-anak usia sekolah dasar banyak yang malas jika disuruh meghafalkan materi pelajaran. Selain itu di kelas IV SD Negeri 3 Keden khusunya, buku pelajaran pegangan siswa masih belum mencukupi yaitu dengan rasio 1:2 artinya 1 buku untuk 2 siswa.

Selain faktor diatas, guru yang mengajar di kelas IV SD Negeri 3 Keden juga seringkali menggunakan metode-metode pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa, seringkali dalam memberikan mata pelajaran IPS hanya disuruh mendengarkan, menyalin, mencatat atau bahkan hanya didikte oleh guru. Latar belakang pendidikan guru juga bukan dari pendidikan yang relevan. Suasana belajar dikelaspun kurang kondusif karena siswa hanya fokus dalam menerima pembelajaran, banyak siswa yang ramai sendiri atau terganggu oleh temannya yang ramai. Latar belakang siswapun beraneka


(7)

ragam, mayoritas orang tua mereka bekerja sebagai buruh dan berpendidikan rendah, banyak yang tidak lulus SD.

Hal-hal diatas menyebabkan nilai mereka pada mata pelajaran IPS cenderung rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3 Keden adalah 5,60 sementara nilai KKM mata pelajaran IPS adalah 6,75

Salah satu penyebab ketidak mampuan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang optimal karena dalam menyajikan pembelajara IPS masih sering menggunakan metode ceramah dan siswa hanya disuruh mencatat bacaan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka membuat guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai metode belajar yang bervariasi. Salah satu metode yang akan ditetapkan yaitu pembelajaran IPS dengan menggunakan metode make a match atau mencari pasangan. Penerapan belajar ini dimulai dari segi teknis yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI, SDLB, sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, Geografi, Ekonomi, Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik dan Psikologi (Permendiknas RI No. 22, 2006:60). Ilmu Pengetahuan Sosial tidak mempelajari manusia dan dunia sekelilingnya, melainkan mempelajari tentang aspek-aspek sosial, spiritual, emosional, dan intelektual manusia, serta mempelajari bagaimana manusia berhubungan satu dengan yang lainnya ditatanan manapun.

Selain itu, Ilmu Pengetahuan Sosial mengambil nilai dan sikap dalam berinteraksi dalam masyarakat dan kemanusiaan, seperti menghargai harkat dan martabat manusia baik bangsa sendiri maupun bangsa orang lain. Khususnya dilingkungan sekolah (Depdikbud, 2004:1). Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari berbagai kenyataan dan gejala-gejala sosial dalam


(8)

4

kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, dan Tata Negara.

Kegiatan pembelajaran akan berhasil jika siswa dan guru mempunyai ketertarikan dan minat untuk melakukannya. Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan tercapainya konsentrasi untuk beraktifitas. Aktifitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan sesuatu khususnya dalam pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan keaktivan siswa dan aktifitas guru. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternative metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajar secara variasi untuk mencapai pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Jadi metode pembelajaran di dalam buku strategi belajar mengajar adalah ‘ Alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran’. Selain itu tujuan yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan metode make a match ini adalah untuk pendalaman materi, manggali materi, dan untuk selingan. Pengembangan metode ini pada mulanya merancanang metode untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Maka siswa harus lebih aktif dalam menggali materi dengan begitu siswa lebih dapat mudah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Peneliti berharap dengan menggunkaan metode make a match, dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam pikirannya sehingga mampu memahami, mengingat, dan melakukan sesuatu yang diajarkan dengan baik dan dampaknya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas mengenai“ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui MetodeMake A Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.


(9)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013 dari bulan Januari sampai dengan dengan bulan Maret. Subjek penelitian adalah siswa dan guru, dimana siswa sebagai penerima tindakan dan guru sebagai pemberi tindakan. Dalam pembelajaran ini variable bebasnya adalah metode make a match. subjek penelitian dalam penelitian ini metode make a match yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden yang berjumlah 25 orang dengan komposisi 12 orang putri dan 13 orang putra.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang berlangsung dalam 2 siklus, dimana tahapan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapkan instrumen dan metode yang dibutuhkan pada saat pengajaran. Pada saat pelaksanaan atau tindakan, peneliti melakukan pengajaran dengan menggunakan metode make a match. Tahap Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan aktivitas selama pelaksanaan tindakan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match. Tahap refleksi dilakukan dengan menggumpulkan data-data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi selama tindakan.

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Peneliti ini menggunakan prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Tagart (1988), yang meliputi beberapa tahap antara lain : 1) menetapkan focus penelitian, untuk mengembangkan fokus masalah dilakukan pembelajaran yang aktual dikelas dengan menggunakan perencanaan yang disusun oleh guru. Dari sini guru dapat memperoleh data tentang kondisi awal siswa. Data-data yang lain juga dapat dikembangkan baik berasal dari guru, siswa, bahan ajar, interaksi pembelajaran, hasil belajar, dan sebagainya. 2) Perencanaan tindakan, perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan untuk perbaikan


(10)

6

adalah menyusun scenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana yang mendukung yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dari hasil tindakan perbaikan, 3) pelaksanaan tindakan dan observasi, setelah direncanakan dengan baik tindakan perbaikan dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan tindakan perbaikan tersebut disertai dengan observasi, 4) analisis data dan refleksi adalah menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabtraksikan secara sistematis dan rasioanal. Hasil analisis kemudian direfleksi, yaitu dikaji apa yang telah dan tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka mencapai tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau dihentikan. 5) perencanaan tindak lanjut, masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu siklus maka perlu dilanjutkan pada siklus yang ke II. pelaksanaan perbaikan pada siklus II dirancang berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi dari observasi pada siklus I. dengan prosedur yang sama penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas pada siklus II.

Prosedur tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a) rencana tindakan, adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS melalui metode make a match pada siswa kelas IV SD N 3 Keden. b) rencana pelaksanaan tindakan kelas, Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. c) Observasi, Pada tahap pemantauan ini, peneliti mengumpulkan data informasi dari berbagai sumber. Data tersebut dimasukan untuk mengetahui seberapa jauh implementasi strategi make a match dapat berjalan secara efektif. d) refleksi, Refleksi dalam PTK adalah kegiatan yang mengulas secara kritis tentang


(11)

perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami strategi make a match serta mengulas tentang pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini juga dipertimbangkan refleksi yang diberikan peserta didik setelah selesai mengikuti tindakan. Peneliti melakukan dialog dengan kolaborator untuk menentukan dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul dilapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai perencanaan pada kegiatan selanjutnya.

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu hasil pengamatan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden dan data kuantitatif yaitu berupa nilai ulangan tes formatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Untuk mendukung penggunaan Teknik penggumpulan maka diperlukan instrument penelitian atau alat penggumpulan data alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan soal tes. Untuk mengetahui validitas data hasil penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi sumber, yaitu peneliti mengecek informasi yang diperoleh, setelah melakukan pengamatan selama pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui validitas instrumennya menggunakan validitas data, suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam penarikan kesimpulan. Untuk menjamin dan menguji kesahan data yang digunakan maka validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data, maksudnya adalah pengumpulan data sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data dan informasi yang diperoleh selalu dikomporasi dan diuji dengan data informasi lain, baik dari segi koheren yang sama atau dari sumber data yang berbeda. Trianggulasi data data dalam peneltian ini seperti saat pengambilan data keaktifan siswa dengan diobservasi guru, hasil tes dinilai oleh guru. Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan pembandingan nilai IPS dari daftar nilai kelas IV SD Negeri 3 Keden dan juga hasil tes sebelum tindakan. Dari sumber yang data yang berbeda-beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan kebenarannya.


(12)

8

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data kualitatif model interaktif, dengan uraian sebagai berikut : 1) Reduksi data, adalah merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus data, menyederhanakan, meringkas, dan menggubah bentuk data. Dala proses ini dilakukan pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik, 2) Papara data, berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dipaparkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi dan matrik, grafik dan diagram yang sistematis serta mantap dapat memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, 3) Penarikan kesimpulan, kesimpulan yang mencakup semua perubahan atau ppada penelitiserta tempat siatuasi penelitian dilakukan.

Sedangkan Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Penetapan indikator dilakukan pada perencanaan pada siklus pertama. Artinya semua harus sepakat di awal tentang indikator pencapaian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator pencapaian adalah “ apabila 80% daru jumlah siswa kelas IV mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 6,75

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan minat siswa selama pelaksanaan tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match.

Pelaksanaan siklus 1 pada hari senin dan selasa tanggal 4 dan5 Maret 2013. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), lembar observasi, soal-soal tes sesuai dengan materi yang diberikan serta metode make a match


(13)

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang ditemukan selama kegiatan pengamatan pada siklus 1 adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran belum seperti yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru masih belum mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan maksimal, metode make a match yang digunakan masih terlihat kaku dan tidak menarik, minat siswa masih belum menunjukkan peningkatan yang maksimal dari kondisi sebelum tindakan, proses pembelajaran masih banyak didomonasi guru, belum banyak siswa yang terlihat mengajukan pertanyaan atau jawaban pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM. Pada tahap refleksi peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan sehubungan dengan hasil pengamatan sekaligus mendiskusikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1, guna untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II.

Peneliti melanjutkan pada siklus II dikarenakan pencapaian pada siklus I belum memenuhi indokator ketercapaian yang telah ditentukan. Tahapan pada siklus II tidak berbeda dengan tahapan pada siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapakkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), soal-soal yang akan diberikan kepada siswa, lembar observasi, dan materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Kamis dan Jumat tanggal 7 dan 8 Maret 2013. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus I. pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu teman sejawat, dan hasil pengamatan tersebut pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru sudah mampu membangkitkan keaktivan siswa dengan baik di dalam pelajaran. Metode make a match sudah dilaksanakan dengan baik pula sehingga menghasilkan pemahaman yang baik. Siswa sudah terilhat lebih aktif dalam mengajukan pertannyaan, menjawab pertanyaan, melakukan umpan balik, mempersentasikan di depan kelas dengan baik dan tanpa rasa takut.


(14)

10

Siswa sudah mulai tertarik dan keaktivan siswa mulai muncul, dimana siswa sudah menunjukan konsentrasi yang baik. Guru sudah tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, suasana kelas sudak terlihat hidup dimana masih banyak siswa yang terlihat menjawab pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran ataupun mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Pada tahap refleksi, peneliti bersama dengan teman sejawat yang membantu pengamatan mendiskusikan hasil pengamatan. Adapaun hasil penelitian pada suiklus II telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Adapun secara umum hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode make a match sudah terlihat menarik dan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran, dimana sudah banyak siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mereka juga mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan guru.

Hasil pengamatan dari seblum tindakan sampai dengan tindakan siklus II apabila ditampilkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktivan siswa dari sebelum dilakukan tindakan sampai dengan tindakan siklus II, yaitu pada waktu sebelum tindakan 24 persen siswa memiliki minat

KATEGORI Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang sekali 8 32 2 8 0 0

Kurang 6 24 7 28 1 4

Sedang 5 20 8 32 52 52

Baik 4 16 4 16 5 20


(15)

yang rendah dan 28 persen siswa memiliki minat yang cukup dan hanya 4 persen siswa yang memiliki minat yang tinggi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan keaktivan siswa meskipun belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 16 persen siswa memiliki aktifitas yang rendah, 16 persen siswa memiliki minat yang tinggi, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan, dan peningkatan tersebut telah mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya yaitu 8 persen siswa memiliki keaktivan yang rendah, 16 persen cukup, dan 24 memiliki keaktivan yang tinggi.

Adapun hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make amatch dampai dengan menggunakan metode make a match.

Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa No Pembelajaran

IPS Kondisi Awal

Setelah Tindakan Siklus I Siklus II

1 Rata-rata 6,29 6,84 7,47

Dari hasil rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan tindakan pencapaian pada kondisi awal hasil belajar belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mulai terjadi peningkatan 64 persen siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II menunjukkan 80 persen siswa yang telah mencapai nilai KKM pada siklus II.

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sebelum penggunaan metode make a match sampai dengan penggunaan metode make a match pada siklus II. metode maka a match sebagai metode yang mampu untuk membantu siswa dalam belajar aktif dan dapat membantu siswa melatih keterampilan bertanya, menjawab, serta berani mempersentasikan hasil pekerjaan di depan kelas dan berani memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan yang telah disampaikan dalam persentasi. Selain itu juga metode make a match mampu membangkitkan ketertarikan siswa untuk terus belajar, mampu menambah motivasi siswa dalam belajar, siswa tidak merasakan kebosanan dalam pembelajaran, meningkatkan


(16)

12

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat membangkitkan kesenangan siswa dalam belajar.

D. KESIMPILAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dirumuskan penulis terbukti kebenarannya, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut juga dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai IPS dan siswa memperoleh nilai diatas KKM pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan adalah 6,29, siklus I adalah 6,84, dan siklus II adalah 7,47 dengan criteria baik. Adapun implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat menambah percaya diri guru sebagai tenaga pendidik yang professional karena selama pelaksanaan penelitian sudah melakukan perbaikan, guru dapat menemukan solusi untuk meningkatkan keaktivan siswa dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi, dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan baik.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Balen. S.(1989). CBSA Ilmu Pengetahuan Sosial, Buku Pelajaran IPS SD Berdasarkan CBSA. Solo: Tiga Serangkai

Dimyanti, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaifulbahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta

Samino, SaringMarsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidikdan Calon Guru. Surakarta: Fairuz Media.

Suwandi Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Solobaru: Qinant

Tabrani, Rusyan, dkk. 1996. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar .Bandung: RemajaRosdakarya.

http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/

http://makalahmu.wordpress.com/2011/08/24/keaktifa-belajar/

http://s4iful4min.blogspot.com/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan- dan.html diunduh 24 Januari 2013


(1)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data kualitatif model interaktif, dengan uraian sebagai berikut : 1) Reduksi data, adalah merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus data, menyederhanakan, meringkas, dan menggubah bentuk data. Dala proses ini dilakukan pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik, 2) Papara data, berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dipaparkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi dan matrik, grafik dan diagram yang sistematis serta mantap dapat memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, 3) Penarikan kesimpulan, kesimpulan yang mencakup semua perubahan atau ppada penelitiserta tempat siatuasi penelitian dilakukan.

Sedangkan Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Penetapan indikator dilakukan pada perencanaan pada siklus pertama. Artinya semua harus sepakat di awal tentang indikator pencapaian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator pencapaian adalah “ apabila 80% daru jumlah siswa kelas IV mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 6,75

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan minat siswa selama pelaksanaan tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match.

Pelaksanaan siklus 1 pada hari senin dan selasa tanggal 4 dan5 Maret 2013. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), lembar observasi, soal-soal tes sesuai dengan materi yang diberikan serta metode make a match


(2)

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang ditemukan selama kegiatan pengamatan pada siklus 1 adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran belum seperti yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru masih belum mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan maksimal, metode make a match yang digunakan masih terlihat kaku dan tidak menarik, minat siswa masih belum menunjukkan peningkatan yang maksimal dari kondisi sebelum tindakan, proses pembelajaran masih banyak didomonasi guru, belum banyak siswa yang terlihat mengajukan pertanyaan atau jawaban pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM. Pada tahap refleksi peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan sehubungan dengan hasil pengamatan sekaligus mendiskusikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1, guna untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II.

Peneliti melanjutkan pada siklus II dikarenakan pencapaian pada siklus I belum memenuhi indokator ketercapaian yang telah ditentukan. Tahapan pada siklus II tidak berbeda dengan tahapan pada siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapakkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), soal-soal yang akan diberikan kepada siswa, lembar observasi, dan materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Kamis dan Jumat tanggal 7 dan 8 Maret 2013. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus I. pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu teman sejawat, dan hasil pengamatan tersebut pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru sudah mampu membangkitkan keaktivan siswa dengan baik di dalam pelajaran. Metode make a match sudah dilaksanakan dengan baik pula sehingga menghasilkan pemahaman yang baik. Siswa sudah terilhat lebih aktif dalam mengajukan pertannyaan, menjawab pertanyaan, melakukan umpan balik, mempersentasikan di depan kelas dengan baik dan tanpa rasa takut.


(3)

Siswa sudah mulai tertarik dan keaktivan siswa mulai muncul, dimana siswa sudah menunjukan konsentrasi yang baik. Guru sudah tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, suasana kelas sudak terlihat hidup dimana masih banyak siswa yang terlihat menjawab pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran ataupun mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Pada tahap refleksi, peneliti bersama dengan teman sejawat yang membantu pengamatan mendiskusikan hasil pengamatan. Adapaun hasil penelitian pada suiklus II telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Adapun secara umum hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode make a match sudah terlihat menarik dan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran, dimana sudah banyak siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mereka juga mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan guru.

Hasil pengamatan dari seblum tindakan sampai dengan tindakan siklus II apabila ditampilkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktivan siswa dari sebelum dilakukan tindakan sampai dengan tindakan siklus II, yaitu pada waktu sebelum tindakan 24 persen siswa memiliki minat

KATEGORI Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang sekali 8 32 2 8 0 0

Kurang 6 24 7 28 1 4

Sedang 5 20 8 32 52 52

Baik 4 16 4 16 5 20


(4)

yang rendah dan 28 persen siswa memiliki minat yang cukup dan hanya 4 persen siswa yang memiliki minat yang tinggi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan keaktivan siswa meskipun belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 16 persen siswa memiliki aktifitas yang rendah, 16 persen siswa memiliki minat yang tinggi, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan, dan peningkatan tersebut telah mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya yaitu 8 persen siswa memiliki keaktivan yang rendah, 16 persen cukup, dan 24 memiliki keaktivan yang tinggi.

Adapun hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make amatch dampai dengan menggunakan metode make a match.

Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa No Pembelajaran

IPS Kondisi Awal

Setelah Tindakan Siklus I Siklus II

1 Rata-rata 6,29 6,84 7,47

Dari hasil rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan tindakan pencapaian pada kondisi awal hasil belajar belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mulai terjadi peningkatan 64 persen siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II menunjukkan 80 persen siswa yang telah mencapai nilai KKM pada siklus II.

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sebelum penggunaan metode make a match sampai dengan penggunaan metode make a match pada siklus II. metode maka a match sebagai metode yang mampu untuk membantu siswa dalam belajar aktif dan dapat membantu siswa melatih keterampilan bertanya, menjawab, serta berani mempersentasikan hasil pekerjaan di depan kelas dan berani memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan yang telah disampaikan dalam persentasi. Selain itu juga metode make a match mampu membangkitkan ketertarikan siswa untuk terus belajar, mampu menambah motivasi siswa dalam belajar, siswa tidak merasakan kebosanan dalam pembelajaran, meningkatkan


(5)

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat membangkitkan kesenangan siswa dalam belajar.

D. KESIMPILAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dirumuskan penulis terbukti kebenarannya, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut juga dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai IPS dan siswa memperoleh nilai diatas KKM pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan adalah 6,29, siklus I adalah 6,84, dan siklus II adalah 7,47 dengan criteria baik. Adapun implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat menambah percaya diri guru sebagai tenaga pendidik yang professional karena selama pelaksanaan penelitian sudah melakukan perbaikan, guru dapat menemukan solusi untuk meningkatkan keaktivan siswa dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi, dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Balen. S.(1989). CBSA Ilmu Pengetahuan Sosial, Buku Pelajaran IPS SD Berdasarkan CBSA. Solo: Tiga Serangkai

Dimyanti, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaifulbahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta

Samino, SaringMarsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidikdan Calon Guru. Surakarta: Fairuz Media.

Suwandi Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Solobaru: Qinant

Tabrani, Rusyan, dkk. 1996. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar .Bandung: RemajaRosdakarya.

http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/

http://makalahmu.wordpress.com/2011/08/24/keaktifa-belajar/

http://s4iful4min.blogspot.com/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan- dan.html diunduh 24 Januari 2013


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V A SD NEGERI 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 115

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI TULUNGBUYUT KECAMATAN HULU SUNGKAI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

0 4 65

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GUNUNG PASIR JAYA

5 19 67

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MAKE A MATCH DI KELAS V SD

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

0 8 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 8