ANALISIS KESESUAIAN ISI CERITA DENGAN REALITAS DUNIA DALAM NOVEL EPIGRAM KARYA JAMAL.
ANALISIS KESESUAIAN ISI CERITA DENGAN REALITAS DUNIA DALAM NOVEL EPIGRAM KARYA JAMAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
oleh Deni Satriawan NIM. 04410010
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
Lembar Persetujuan
ANALISIS KESESUAIAN ISI CERITA DENGAN REALITAS DUNIA DALAM NOVEL EPIGRAM KARYA JAMAL
Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
oleh
Deni Satriawan
NIM 04410010
Medan, Agustus 2009 Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. T. A. Siburian, M.Pd. NIP 19481229 198003 2 002
(3)
Lembar Persetujuan
ANALISIS KESESUAIAN ISI CERITA DENGAN REALITAS DUNIA DALAM NOVEL EPIGRAM KARYA JAMAL
Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
oleh
Deni Satriawan
NIM 04410010
Medan, Agustus 2009 Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. T. A. Siburian, M.Pd. NIP 130872339
(4)
i
ABSTRAK
Deni Satriawan, NIM 04410010, Analisis Kesesuaian Isi Cerita dengan Realitas Dunia dalam Novel Epigram Karya Jamal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekuasaan rezim orde baru dalam novel ”Epigram” karya Jamal dan mencari kesesuaiannya dengan realitas dunia.
Sumber data penelitian ini adalah novel “Epigram” karya Jamal. Penelitian ini difokuskan pada kesesuaian antara deskripsi kekuasaan rezim orde baru dalam novel ”Epigram” karya Jamal dengan realitas dunia dengan mengacu pada referensi-referensi sejarah yang tepat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan kekuasaan rezim orde baru dalam novel ”Epigram”, kemudian mencari kesesuaiannya dengan realitas dunia. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tabel ceklis dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi kekuasan rezim orde baru sesuai dengan realias dunia. Kesesuaian mencakup sepuluh aspek penilaian yaitu aspek ekonomi, agama, institusi, teknologi, ideologi, militer, individu, golongan, etnisitas/ras dan budaya. Sementara tiga aspek lainnya yaitu aspek seks, umur dan mitos tidak ditemukan dalam novel ”Epigram” karya Jamal.
(5)
KATA PENGANTAR
Puja dan puji penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat meneguhkan hati di tengah kebimbangan dan keterputus-asaan dalam menyusun, mengolah dan menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kesesuaian Isi Cerita dengan Realitas Dunia dalam Novel Epigram Karya Jamal.” Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed.
Segala sesuatu yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini, tidak dapat berjalan dengan baik tanpa motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibunda Erni Rustianingsih yang telah bekerja keras sebagai ibu sekaligus ayah yang selalu memahami dan membimbing penulis dengan penuh cinta. 2. Ayahanda Junaidi atas pelajarannya atas kehidupan.
3. Keluarga besar Wagiman yang telah memberikan doa tulus kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Rumah Impianku, Adinda Hirza Rahmayati atas cinta, semangat, kesetiaan dan kesabarannya kepada penulis.
5. Bapak Prof. Drs. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
7. Ibu Dra. Rosmawaty, M.Pd selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed.
8. Bapak Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed sekaligus dosen favorit bagi penulis.
(6)
iii
9. Ibu Dra. T. A. Siburian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar dan selalu meluangkan waktunya memberikan berbagai bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penulisannya.
10.Bapak Drs. M. Joharis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang terus memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses Akademik di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
11.Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
12.Teman-teman stambuk 2004 Program Studi Sastra Indonesia (Bastanta, Anggie, Rendra, Alex, Dermawati, Jusnita dll) dan teman-teman seperjuangan (Zulfikri, Madan, Jefri, Fai, Abas, Adi, Irsal, Firdaus, Bang Syawal, Bang Zoel, Bang Lims, Bang Doly, Bang Akhyar) serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13.Teristimewa untuk Om Heri yang selalu memberi nasehat tanpa kata-kata dan Bu Ana yang demokratis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian guna penyempurnaan skripsi ini selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian sastra bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Terima kasih.
Medan, Agustus 2009 Penulis
Deni Satriawan 04410010
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis ... 6
1. Pengertian Novel ... 6
2. Unsur-unsur Ekstrinsik Fiksi... 7
a. Sosial ... 8
b. Politik ... 8
c. Pendidikan ... 9
d. Sejarah ... 9 Halaman
(8)
iii
e. Agama ... 10
f. Budaya... 10
3. Sastra dan Realitas ... 10
4. Sastra dan Kekuasaan ... 15
5. Sekilas tentang Rezim Orde Baru ... 17
a. Masa Kekuasaan Rezim Orde Baru ... 17
b. Kondisi Negara pada Masa Rezim Orde Baru ... 18
c. Dampak Kekuasaan Rezim Orde Baru ... 21
1) Dampak Positif Kekuasaan Rezim Orde Baru ... 21
2) Dampak Negatif Kekuasaan Rezim Orde Baru ... 23
B. Kerangka Konseptual ... 24
C. Pertanyaan Penelitian ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26
B. Sumber Data Penelitian ... 27
C. Lokasi Penelitian ... 27
D. Instrumen Penelitian... 27
E. Teknik Analisis Data ... 28
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29
1. Ekonomi ... 29
2. Agama ... 32
(9)
4. Teknologi ... 34
5. Ideologi ... 35
6. Militer ... 36
7. Individu ... 38
8. Golongan ... 41
9. Etnisitas dan Ras ... 42
10. Budaya ... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitan ... 44
1. Ekonomi ... 44
2. Agama ... 46
3. Institusi ... 47
4. Teknologi ... 48
5. Ideologi ... 49
6. Militer ... 50
7. Individu ... 52
8. Golongan ... 54
9. Etnisitas dan Ras ... 55
10. Budaya ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Lembar Observasi Analisis Kesesuaian Isi Cerita dengan Realitas Dunia dalam Novel Epigram Karya Jamal
2. Lampiran 2 Profil Jamal
(11)
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu rezim pemerintahan selalu memiliki kareteristik tersendiri. Begitu juga dengan karateristik setiap rezim pemerintahan di Indonesia mulai dari rezim pemerintahan mantan Presiden Soekarno, H. M. Soeharto, B. J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri hingga rezim pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini. Masing-masing rezim pemerintahan tersebut ditandai dengan hal-hal atau kejadian-kejadian yang menjadi karateristik tersendiri terhadap rezim pemerintahan tersebut.
Lebih khusus, orde baru adalah rezim terlama yang pernah ada di Indonesia. Rezim ini adalah masa-masa pemerintahan mantan Presiden Soeharto yang dimulai sejak tahun 1967 dan berakhir pada tahun 1998 (Wuryandari, 2008: 112). Pada masa rezim orde baru situasi sosial, politik di Indonesia tampak maju dan berkembang dengan pesat. Situasi ini membuat kehidupan masyarakat Indonesia juga tampak nyaman sebab perekonomian rakyat juga semakin maju. Namun tanpa disadari oleh sebagian besar rakyat Indonesia ternyata pemerintahan rezim orde baru ini banyak melakukan kesalahan atau kecurangan. Mulai dari pemerintahan Soeharto yang menjurus diktator hingga praktik-praktik kecurangan lainnya yang justru membuat bangsa Indonesia berada diambang kehancuran stabilitas keamanan, sosial, politik, perekonomian dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
(12)
2
Manan (2008:11) dalam bukunya mengatakan,
“Bahwa Soeharto telah menorehkan noda hitam dalam sejarah Indonesia adalah fakta sejarah yang tidak bisa ditutup-tutupi. Kejahatan terhadap HAM, pengebirian demokrasi, KKN yang merajalela, dan pengerukan untuk menumpuk kekayaan adalah nokhtah-nokhtah hitam yang terjadi selama era kekuasaan Soeharto dan menjadi pengetahuan umum dan telah diungkap oleh banyak kajian dan peneliti.”
Berbagai permasalahan pada masa pemerintahan rezim orde baru ini telah diapresiasikan menjadi sebuah novel berjudul “Epigram” buah karya Jamal, seorang penulis novel kontemporer Indonesia. Novel “Epigram” menggambarkan kehidupan sosial politik Indonesia yang kacau pada masa rezim orde baru. Banyak permasalahan yang terjadi pada masa pemerintahan rezim orde baru yang kembali diungkap melalui gambaran kehidupan tokoh-tokoh dalam novel ini.
Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai seorang mahasiswa yang sangat kecewa pada keadaan sistem pemerintahan di negerinya hingga ia terpaksa diasingkan oleh teman-temannya ke Eropa. Selain tokoh utama, tokoh-tokoh tambahan dalam novel ini juga banyak yang menunjukkan sikap antipati terhadap pemerintahan rezim orde baru. Setting waktu dan deskripsi kejadian pada novel ini juga secara langsung menggambarkan kecarutmarutan situasi dan kondisi negara pada masa pemerintahan rezim orde baru.
Iswanto (2001:62), mengatakan ”Latar belakang sejarah, zaman dan sosial masyarakat berpengaruh terhadap penciptaan karya sastra, baik dari segi isi maupun bentuk”. Purba (2001:69) juga mengatakan ”Beberapa kekuatan yang menonjol dalam novel Indonesia saat ini yaitu: pengaruh politik, kebudayaan, akar tradisi sejarah, psikologi dan faktor acuan”. Begitu juga dengan novel ”Epigram” yang tercipta sebagai gambaran seorang penulis tentang kehidupan yang
(13)
3
dilatarbelakangi rasa ketidakpuasan terhadap masa-masa pemerintahan rezim orde baru.
Seni sastra, sebagai salah satu pandangan kehidupan manusia adalah sebuah karya seni estetika yang mampu menyajikan unsur kehidupan manusia secara murni, tulus dan menarik bagi para pembacanya. Khusus untuk karya sastra novel yang bertema sejarah, masalah kesesuaian antara isi karya sastra dengan realitas dunia merupakan suatu daya tarik tersendiri untuk dikaji lebih lanjut. Melalui sebuah karya sastra bertema sejarah, para penulis sering menggambarkan suatu gambaran abstrak sejarah dan mengajak para pembacanya untuk berpikir bahwa pendapat-pendapat yang dikemukakan si penulis di dalam novel tersebut adalah benar. Di sisi lain si penulis juga tidak bisa sembarangan mencampurkan antara pendapat pribadinya dengan fakta sejarah yang ada, sebab dapat mengacaukan sejarah itu sendiri. Terkecuali jika sang penulis berani dan mampu mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya itu. Oleh karena itu, novel-novel bertema sejarah harus lebih memperhatikan masalah kesesuaian isi cerita dengan realitas yang sebenarnya terjadi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah kesesuaian antara isi karya sastra dengan realitas dunia pada novel “Epigram” inilah yang membuat penelitian ini menarik untuk dilakukan.
(14)
4
B. Identifikasi Masalah
Agar penelitian yang dilakukan semakin terarah, maka perlu ditetapkan identifikasi masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Gambaran kekuasaan rezim orde baru dalam novel “Epigram” kaya Jamal. 2. Kesesuaian isi cerita novel “Epigram” kaya Jamal dengan realitas dunia.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan di atas, perlu dilakukan pembatasan terhadap permasalahan yang akan dibahas. Hal ini ditujukan untuk lebih memfokuskan permasalahan. Adapun masalah yang akan dibahas, dibatasi pada analisis kesesuaian isi cerita dengan realitas dunia dalam novel “Epigram” karya Jamal.
D. Rumusan Masalah
Agar hasil penelitian menuju ke arah yang lebih baik maka harus dirumuskan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah gambaran kekuasaan rezim orde baru dalam novel “Epigram” kaya Jamal?
2. Bagaimanakah gambaran kesesuaian isi dengan realitas dunia dalam novel “Epigram” kaya Jamal?
(15)
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan gambaran kekuasaan rezim orde baru dalam novel “Epigram” kaya Jamal.
2. Mendeskripsikan gambaran kesesuaian isi dengan realitas dunia dalam novel “Epigram” kaya Jamal.
F. Manfaat Penelitiaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran tentang adanya hubungan antara karya sastra, terutama novel dengan kehidupan sosial, politik dan ekonomi di suatu wilayah atau negara. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala pencinta sastra akan pentingnya unsur kesesuaian antara isi suatu karya sastra bertema sejarah dengan realitas sejarah yang sebenarnya terjadi sehingga tidak akan terjadi kekacauan terhadap sejarah itu sendiri. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat membantu penikmat sastra dalam upaya meningkatkan apresiasi dan pemahaman terhadap karya sastra, khususnya terhadap novel-novel Indonesia.
(16)
58
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Setelah menganalisis gambaran kekuasaan orde baru dan kesesuaiannya terhadap realitas dunia pada novel “Epigram” karya Jamal dapat disimpulkan bahwa novel “Epigram” merupakan gambaran protes si penulis novel terhadap kekuasaan rezim orde baru. Protes yang disampaikan melalui karya sastra seperti ini, menunjukkan adanya hubungan karya sastra dengan kekuasaan, dalam artian karya sastra merupakan gambaran kehidupan masyarakat dengan segala permasalahannya pada suatu masa kekuasaan permerintahan tertentu.
Berbagai permasalahan yang berkaitan gambaran kekuasaan rezim orde baru dalam novel “Epigram” kara Jamal meliputi permasalahan ekonomi, agama, institusi, teknologi, ideologi, militer, individu, golongan, etnisitas, dan budaya. Malalui analisis yang sudah dilakukan, ditarik kesimpulan bahwa semua permasalahan tersebut sesuai dengan realitas dunia.
B.Saran
1. Hasil penelitian yang berupa kesesuaian isi cerita dengan realitas dunia diharapkan dapat menjadi bahan masukan maupun alternatif untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang bersangkut paut dengan sejarah dan kekuasaan dengan berbagai permasalahan di dalamnya.
(17)
59
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi semua pembacanya agar belajar dari sejarah untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain dan mulai membangun diri menjadi pribadi terbaik demi membangun kembali Indonesia.
3. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan-pahlawannya. Oleh karena itu, walaupun Soeharto pernah melakukan banyak kesalahan pada masa pemerintahannya, hendaklah kita bersikap bijak untuk tetap menghargai jasa-jasanya dalam membangun negara ini selama 32 tahun. Diluar segala keburukannya, Soeharto tetaplah seorang anak bangsa yang tentunya ingin negara ini selalu maju.
(18)
Lampiran 3
Sinopsis Novel Epigram
Novel Epigram karya Jamal menceritakan perjalanan hidup dua orang tokoh aktivis yaitu Kris dan Nara. Kris dan Nara adalah korban penculikan oleh militer karena terlibat demo di kampusnya saat menentang kehadiran seorang menteri yang juga seorang pensiunan militer.
Di dalam penjara Kris dan Nara diinterogasi secara terus menerus. Siksaan fisik dan mental harus dihadapi Kris dan Nara selama dalam tahanan. Sementara di luar penjara, kawan-kawan Kris dan Nara tak tinggal diam. Berkat seorang kawan yang memiliki hubungan langsung dengan petinggi militer, Kris dan Nara berhasil dibebaskan melalui sebuah operasi rahasia. Agar Kris dan Nara tak tertangkap lagi mereka diterbangkan ke luar negeri. Nara ke Amerika, Kris ke Eropa. Awalnya mereka tak rela melarikan diri ke luar negeri sementara kawan-kawan lainnya masih dalam penjara. Namun mereka tak punya pilihan lain yang lebih baik selain melarikan diri ke luar negeri.
Keberuntungan berpihak pada Kris dan Nara. Pelarian mereka ke luar negeri ternyata mengubah semua alur kehidupan mereka. Setelah melanjutkan kuliahnya di Jerman, Kris bekerja di perusahaan gas Norsk Hydro di sebuah rig rakaksa di kawasan ladang gas dan minyak lepas pantai kawasan Troll West di Laut Utara Norwegia. Walau Kris sukses dalam kariernya namun ia terlunta diantara rasa bersalah dan prestasi gemilangnya. Ia senantiasa dihadapkan pada
(19)
pilihan pelik, terus mengusung idealisme atau melupakan masa lalu dan kembali ke tanah air.
Di luar masalah idealisme Kris dan Nara juga sama-sama mengalami konflik lain yang memusingkan keduanya, cinta. Nara bertemu dengan Maria, anak seorang jenderal yang ternyata menunggunya sejak kedatangannya ke Amerika. Sementara Kris bertemu kembali dengan Sasti, temannya satu almamater di Indonesia Di acara Expo di Sevilla, Spanyol. Ketika cinta tumbuh diantara keduanya, Kris diperhadapkan pada dilema apakah ia harus ikut pulang dengan Sasti setelah Expo selesai atau meneruskan hidupnya di Eropa.
Selain menceritakan kisah hidup para tokohnya, novel ini juga sarat dengan kritik terhadap pemerintahan Orde Baru digambarkan sangat otoriter dengan kekuatan militernya. Dialog-dialog antar tokohnya secara jelas dan gamblang mengkritisi peran militer dimasa Orde Baru yang menguasai hampir seluruh lini pemerintahan mulai dari Presiden, menteri hingga gubernur hampir semua dijabat oleh pensiunan militer yang tentunya masih memiliki hubungan dengan petinggi militer yang masih aktif. Pembaca akan diajak berpikir secara kritis bahwa Indonesia, sebuah negara Republik tak ubahnya sebuah negara diktator yang diperintah militer.
Novel ini bisa dikatakan mampu menerobos batas fiksi dan non fiksi tentang carut-marutnya kehidupan politik dunia mahasiswa di bawah rezim Orde Baru. Uniknya sisi kelam bangsa ini tidak dituturkan dalam nuansa yang gelap, di tangan Jamal dunia aktivis politik mahasiswa yang kaku dan paranoid ini menjadi
(20)
lentur, menghibur dan manusiawi lengkap dengan kisah cinta romantis para tokoh-tokohnya yang selalu merasa sepi, gundah, dan ragu.
Sayangnya kehidupan sosial Kris dan para pekerja rig hanya mendapat porsi yang kecil dibanding setting lainnya di novel ini. Jika saja hal ini digali lebih dalam oleh Jamal pastilah novel ini akan semakin menarik karena kehidupan para pekerja di rig Troll yang terasing pastilah bukan hal yang mudah. Padalah cover novel ini secara jelas menyajikan pemandangan di sebuah rig di laut lepas. Tentunya pembaca yang melihat novelnya akan berasumsi bahwa novel ini akan menyajikan kehidupan para tokohnya di sebuah rig lengkap dengan landskap sebuah rig dan tantangan yang dialami para pekerjanya.
Namun dibalik kelebihan dan kekurangannya, novel ini benar-benar mengajak pembacanya melihat realita secara gamblang politik yang pernah terjadi di negeri ini, bahkan beberapa hal yang mungkin masih terjadi. Kritikan-kritikan terhadap militerisme dan kehidupan politik Indonesia disajikan secara tajam, suatu hal yang rasanya tak mungkin diungkapkan selama masa orde baru. Walau rezim sudah berganti dan era kebebasan berpendapat dan mengemukakan pikiran sangat dijunjung tinggi, mungkin saja masih ada beberapa pihak yang akan merasa tersinggung dengan kritik sosial dan politik yang muncul di novel ini.
(21)
Lampiran 2
Profil Jamal
Jamal lahir pada 7 Agustus 1967 di Ciamis, Jawa Barat. Setelah lulus dari Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada 1994, ia sempat bekerja sebagai konsultan Arsitektur – Desain Interior di Jakarta dan Bandung. Pada tahun 1996 ia melanjutkan pendidikannya di Desain Itenas sampai sekarang.
Dari ketiga novel sebelumnya “Louisiana-Luoisiana” pada tahun 2003, “Rakkaustarina” pada tahun 2004, “Fetussaga” pada tahun 2005 tak terlihat indikasi bahwa Jamal adalah penulis yang berbahaya seperti yang dikatakan Fadjroel Rachman di halaman sampul novel “Epigram”. “Louisiana-Louisiana” dan “Rakkaustarina” berbicara mengenai kisah cinta yang dibumbui oleh setting luar negeri dan konflik-konflik batin akibat benturan budaya pada kehidupan tokoh-tokohnya, “Fetussaga” menceritakan kisah jabang bayi yang mampu merasakan dan berkomunikasi dengan ‘alam lain’.
Tak ada yang berbahaya, ketiga-tiganya menghibur sambil memberi wawasan pada para pembacanya dalam hal kultur budaya lokal (Fetussaga) hingga
lansdcape negara-negara Eropa (Louisiana-louisiana & Rakkaustarina), tak ketinggalan Jamal juga selalu memasukkan unsu-unsur seni, desain dan filosofi kehidupan dalam dialog-dialog para tokohnya.
Selain kegiatan-kegiatannya di atas, Jamal juga sering menulis artikel-artikel budaya di harian Kompas, dan rubrik Khazanah Pikiran Rakyat. Selain menulis artikel-artikel budaya, Jamal juga sering menulis artikel tentang Desain di Harian Kompas terbitan Minggu.
(22)
Lampiran 3
Sinopsis Novel Epigram
Novel Epigram karya Jamal menceritakan perjalanan hidup dua orang tokoh aktivis yaitu Kris dan Nara. Kris dan Nara adalah korban penculikan oleh militer karena terlibat demo di kampusnya saat menentang kehadiran seorang menteri yang juga seorang pensiunan militer.
Di dalam penjara Kris dan Nara diinterogasi secara terus menerus. Siksaan fisik dan mental harus dihadapi Kris dan Nara selama dalam tahanan. Sementara di luar penjara, kawan-kawan Kris dan Nara tak tinggal diam. Berkat seorang kawan yang memiliki hubungan langsung dengan petinggi militer, Kris dan Nara berhasil dibebaskan melalui sebuah operasi rahasia. Agar Kris dan Nara tak tertangkap lagi mereka diterbangkan ke luar negeri. Nara ke Amerika, Kris ke Eropa. Awalnya mereka tak rela melarikan diri ke luar negeri sementara kawan-kawan lainnya masih dalam penjara. Namun mereka tak punya pilihan lain yang lebih baik selain melarikan diri ke luar negeri.
Keberuntungan berpihak pada Kris dan Nara. Pelarian mereka ke luar negeri ternyata mengubah semua alur kehidupan mereka. Setelah melanjutkan kuliahnya di Jerman, Kris bekerja di perusahaan gas Norsk Hydro di sebuah rig rakaksa di kawasan ladang gas dan minyak lepas pantai kawasan Troll West di Laut Utara Norwegia. Walau Kris sukses dalam kariernya namun ia terlunta diantara rasa bersalah dan prestasi gemilangnya. Ia senantiasa dihadapkan pada
(23)
pilihan pelik, terus mengusung idealisme atau melupakan masa lalu dan kembali ke tanah air.
Di luar masalah idealisme Kris dan Nara juga sama-sama mengalami konflik lain yang memusingkan keduanya, cinta. Nara bertemu dengan Maria, anak seorang jenderal yang ternyata menunggunya sejak kedatangannya ke Amerika. Sementara Kris bertemu kembali dengan Sasti, temannya satu almamater di Indonesia Di acara Expo di Sevilla, Spanyol. Ketika cinta tumbuh diantara keduanya, Kris diperhadapkan pada dilema apakah ia harus ikut pulang dengan Sasti setelah Expo selesai atau meneruskan hidupnya di Eropa.
Selain menceritakan kisah hidup para tokohnya, novel ini juga sarat dengan kritik terhadap pemerintahan Orde Baru digambarkan sangat otoriter dengan kekuatan militernya. Dialog-dialog antar tokohnya secara jelas dan gamblang mengkritisi peran militer dimasa Orde Baru yang menguasai hampir seluruh lini pemerintahan mulai dari Presiden, menteri hingga gubernur hampir semua dijabat oleh pensiunan militer yang tentunya masih memiliki hubungan dengan petinggi militer yang masih aktif. Pembaca akan diajak berpikir secara kritis bahwa Indonesia, sebuah negara Republik tak ubahnya sebuah negara diktator yang diperintah militer.
Novel ini bisa dikatakan mampu menerobos batas fiksi dan non fiksi tentang carut-marutnya kehidupan politik dunia mahasiswa di bawah rezim Orde Baru. Uniknya sisi kelam bangsa ini tidak dituturkan dalam nuansa yang gelap, di tangan Jamal dunia aktivis politik mahasiswa yang kaku dan paranoid ini menjadi
(24)
lentur, menghibur dan manusiawi lengkap dengan kisah cinta romantis para tokoh-tokohnya yang selalu merasa sepi, gundah, dan ragu.
Sayangnya kehidupan sosial Kris dan para pekerja rig hanya mendapat porsi yang kecil dibanding setting lainnya di novel ini. Jika saja hal ini digali lebih dalam oleh Jamal pastilah novel ini akan semakin menarik karena kehidupan para pekerja di rig Troll yang terasing pastilah bukan hal yang mudah. Padalah cover novel ini secara jelas menyajikan pemandangan di sebuah rig di laut lepas. Tentunya pembaca yang melihat novelnya akan berasumsi bahwa novel ini akan menyajikan kehidupan para tokohnya di sebuah rig lengkap dengan landskap sebuah rig dan tantangan yang dialami para pekerjanya.
Namun dibalik kelebihan dan kekurangannya, novel ini benar-benar mengajak pembacanya melihat realita secara gamblang politik yang pernah terjadi di negeri ini, bahkan beberapa hal yang mungkin masih terjadi. Kritikan-kritikan terhadap militerisme dan kehidupan politik Indonesia disajikan secara tajam, suatu hal yang rasanya tak mungkin diungkapkan selama masa orde baru. Walau rezim sudah berganti dan era kebebasan berpendapat dan mengemukakan pikiran sangat dijunjung tinggi, mungkin saja masih ada beberapa pihak yang akan merasa tersinggung dengan kritik sosial dan politik yang muncul di novel ini.
(25)
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Rumi. 2004. Menyilang Jalan Kekuasaan Militer. Jakarta: Kompas. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Dur, Gus. 1999. Menjawab Perubahan Zaman. Jakarta: Kompas.
Fananie, Zainuddin dan Soediro Satoto. 2000. Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Gonggong, Anzar. 2005. Indonesia di Simpang Tiga. Yogyakarta: Ombak. Hasibuan, Albert. 1997. Titik Pandang untuk Orde Baru. Jakarta: Sinar Harapan. Hisyam, Muhammad. 2003. Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta: Gramedia. Iswanto. Dkk. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widia.
Laelasari dan Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. M, Saini K. 1986. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa.
Manan, Munafrizal. 2008. Dinamika Demokrasi dan Politik Nasional pasca Orde baru. Yogyakarta: Pustaka Jaya Abadi.
Miles, Matthew dan Huberman. 1995. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Moleong, Lexy. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV R.
Karya.
Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: PT Bentang Pusaka. Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press.
Rais, M. Amien. 1997. Suksesi Keajaiban Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rampan, Korrie Layun. 1984. Suara Pancaran Sastra. Jakarta: PT. Grasindo. Santosa, Puji. 2006. Pandangan Dunia Darmanto Jatman. Jakarta: Pusat Bahasa.
(26)
61
61 Sitorus. M. 2000. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Susetyo, Benny. 2002. Membuka Mata Hati Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Syafi’ie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: Rafika Aditama.
Tarigan, H. Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Thoha, Miftah. 2005. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Wardaya, Baskara 2008. Menguak Misteri Kekuasaan Soeharto. Yogyakarta:
Galang press.
Wuryandari, Ganewati.2008. Politik Luar Negeri Indonesia. Yogyakrta: Pustaka Belajar.
Yoesoef, M. 2007. Sastra dan Kekuasaan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. (http.wikipedia/orde baru.html).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Alamsyah_Ratu_Perwiranegara)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto)
(1)
Lampiran 2
Profil Jamal
Jamal lahir pada 7 Agustus 1967 di Ciamis, Jawa Barat. Setelah lulus dari Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada 1994, ia sempat bekerja sebagai konsultan Arsitektur – Desain Interior di Jakarta dan Bandung. Pada tahun 1996 ia melanjutkan pendidikannya di Desain Itenas sampai sekarang.
Dari ketiga novel sebelumnya “Louisiana-Luoisiana” pada tahun 2003, “Rakkaustarina” pada tahun 2004, “Fetussaga” pada tahun 2005 tak terlihat indikasi bahwa Jamal adalah penulis yang berbahaya seperti yang dikatakan Fadjroel Rachman di halaman sampul novel “Epigram”. “Louisiana-Louisiana” dan “Rakkaustarina” berbicara mengenai kisah cinta yang dibumbui oleh setting luar negeri dan konflik-konflik batin akibat benturan budaya pada kehidupan tokoh-tokohnya, “Fetussaga” menceritakan kisah jabang bayi yang mampu merasakan dan berkomunikasi dengan ‘alam lain’.
Tak ada yang berbahaya, ketiga-tiganya menghibur sambil memberi wawasan pada para pembacanya dalam hal kultur budaya lokal (Fetussaga) hingga
lansdcape negara-negara Eropa (Louisiana-louisiana & Rakkaustarina), tak ketinggalan Jamal juga selalu memasukkan unsu-unsur seni, desain dan filosofi kehidupan dalam dialog-dialog para tokohnya.
Selain kegiatan-kegiatannya di atas, Jamal juga sering menulis artikel-artikel budaya di harian Kompas, dan rubrik Khazanah Pikiran Rakyat. Selain menulis artikel-artikel budaya, Jamal juga sering menulis artikel tentang Desain di Harian Kompas terbitan Minggu.
(2)
Lampiran 3
Sinopsis Novel Epigram
Novel Epigram karya Jamal menceritakan perjalanan hidup dua orang tokoh aktivis yaitu Kris dan Nara. Kris dan Nara adalah korban penculikan oleh militer karena terlibat demo di kampusnya saat menentang kehadiran seorang menteri yang juga seorang pensiunan militer.
Di dalam penjara Kris dan Nara diinterogasi secara terus menerus. Siksaan fisik dan mental harus dihadapi Kris dan Nara selama dalam tahanan. Sementara di luar penjara, kawan-kawan Kris dan Nara tak tinggal diam. Berkat seorang kawan yang memiliki hubungan langsung dengan petinggi militer, Kris dan Nara berhasil dibebaskan melalui sebuah operasi rahasia. Agar Kris dan Nara tak tertangkap lagi mereka diterbangkan ke luar negeri. Nara ke Amerika, Kris ke Eropa. Awalnya mereka tak rela melarikan diri ke luar negeri sementara kawan-kawan lainnya masih dalam penjara. Namun mereka tak punya pilihan lain yang lebih baik selain melarikan diri ke luar negeri.
Keberuntungan berpihak pada Kris dan Nara. Pelarian mereka ke luar negeri ternyata mengubah semua alur kehidupan mereka. Setelah melanjutkan kuliahnya di Jerman, Kris bekerja di perusahaan gas Norsk Hydro di sebuah rig rakaksa di kawasan ladang gas dan minyak lepas pantai kawasan Troll West di Laut Utara Norwegia. Walau Kris sukses dalam kariernya namun ia terlunta diantara rasa bersalah dan prestasi gemilangnya. Ia senantiasa dihadapkan pada
(3)
pilihan pelik, terus mengusung idealisme atau melupakan masa lalu dan kembali ke tanah air.
Di luar masalah idealisme Kris dan Nara juga sama-sama mengalami konflik lain yang memusingkan keduanya, cinta. Nara bertemu dengan Maria, anak seorang jenderal yang ternyata menunggunya sejak kedatangannya ke Amerika. Sementara Kris bertemu kembali dengan Sasti, temannya satu almamater di Indonesia Di acara Expo di Sevilla, Spanyol. Ketika cinta tumbuh diantara keduanya, Kris diperhadapkan pada dilema apakah ia harus ikut pulang dengan Sasti setelah Expo selesai atau meneruskan hidupnya di Eropa.
Selain menceritakan kisah hidup para tokohnya, novel ini juga sarat dengan kritik terhadap pemerintahan Orde Baru digambarkan sangat otoriter dengan kekuatan militernya. Dialog-dialog antar tokohnya secara jelas dan gamblang mengkritisi peran militer dimasa Orde Baru yang menguasai hampir seluruh lini pemerintahan mulai dari Presiden, menteri hingga gubernur hampir semua dijabat oleh pensiunan militer yang tentunya masih memiliki hubungan dengan petinggi militer yang masih aktif. Pembaca akan diajak berpikir secara kritis bahwa Indonesia, sebuah negara Republik tak ubahnya sebuah negara diktator yang diperintah militer.
Novel ini bisa dikatakan mampu menerobos batas fiksi dan non fiksi tentang carut-marutnya kehidupan politik dunia mahasiswa di bawah rezim Orde Baru. Uniknya sisi kelam bangsa ini tidak dituturkan dalam nuansa yang gelap, di tangan Jamal dunia aktivis politik mahasiswa yang kaku dan paranoid ini menjadi
(4)
lentur, menghibur dan manusiawi lengkap dengan kisah cinta romantis para tokoh-tokohnya yang selalu merasa sepi, gundah, dan ragu.
Sayangnya kehidupan sosial Kris dan para pekerja rig hanya mendapat porsi yang kecil dibanding setting lainnya di novel ini. Jika saja hal ini digali lebih dalam oleh Jamal pastilah novel ini akan semakin menarik karena kehidupan para pekerja di rig Troll yang terasing pastilah bukan hal yang mudah. Padalah cover novel ini secara jelas menyajikan pemandangan di sebuah rig di laut lepas. Tentunya pembaca yang melihat novelnya akan berasumsi bahwa novel ini akan menyajikan kehidupan para tokohnya di sebuah rig lengkap dengan landskap sebuah rig dan tantangan yang dialami para pekerjanya.
Namun dibalik kelebihan dan kekurangannya, novel ini benar-benar mengajak pembacanya melihat realita secara gamblang politik yang pernah terjadi di negeri ini, bahkan beberapa hal yang mungkin masih terjadi. Kritikan-kritikan terhadap militerisme dan kehidupan politik Indonesia disajikan secara tajam, suatu hal yang rasanya tak mungkin diungkapkan selama masa orde baru. Walau rezim sudah berganti dan era kebebasan berpendapat dan mengemukakan pikiran sangat dijunjung tinggi, mungkin saja masih ada beberapa pihak yang akan merasa tersinggung dengan kritik sosial dan politik yang muncul di novel ini.
(5)
60
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Rumi. 2004. Menyilang Jalan Kekuasaan Militer. Jakarta: Kompas. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Dur, Gus. 1999. Menjawab Perubahan Zaman. Jakarta: Kompas.
Fananie, Zainuddin dan Soediro Satoto. 2000. Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Gonggong, Anzar. 2005. Indonesia di Simpang Tiga. Yogyakarta: Ombak. Hasibuan, Albert. 1997. Titik Pandang untuk Orde Baru. Jakarta: Sinar Harapan. Hisyam, Muhammad. 2003. Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta: Gramedia. Iswanto. Dkk. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widia.
Laelasari dan Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. M, Saini K. 1986. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa.
Manan, Munafrizal. 2008. Dinamika Demokrasi dan Politik Nasional pasca Orde baru. Yogyakarta: Pustaka Jaya Abadi.
Miles, Matthew dan Huberman. 1995. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Moleong, Lexy. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV R.
Karya.
Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: PT Bentang Pusaka. Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press.
Rais, M. Amien. 1997. Suksesi Keajaiban Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rampan, Korrie Layun. 1984. Suara Pancaran Sastra. Jakarta: PT. Grasindo. Santosa, Puji. 2006. Pandangan Dunia Darmanto Jatman. Jakarta: Pusat Bahasa.
(6)
61
61 Sitorus. M. 2000. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Susetyo, Benny. 2002. Membuka Mata Hati Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Syafi’ie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: Rafika Aditama.
Tarigan, H. Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Thoha, Miftah. 2005. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Wardaya, Baskara 2008. Menguak Misteri Kekuasaan Soeharto. Yogyakarta:
Galang press.
Wuryandari, Ganewati.2008. Politik Luar Negeri Indonesia. Yogyakrta: Pustaka Belajar.
Yoesoef, M. 2007. Sastra dan Kekuasaan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. (http.wikipedia/orde baru.html).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Alamsyah_Ratu_Perwiranegara) (http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto)