Perancangan Interior Wave Youth Centre dengan Konsep Pohon Aras.

(1)

ABSTRAK

Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri dan mengeksplorasi minat serta bakat dalam dirinya. Anak-anak muda ini memerlukan suatu sarana/fasilitas yang disukai dan dapat digunakan untuk mengembangkan minat/bakatnya seperti olah raga, musik, menari, dan lainnya. Gereja, sebagai tempat anak muda Kristen beribadah, dapat menyediakan fasilitas youth centre untuk anak muda sebagai sarana mengembangkan diri dalam kegiatan positif disamping itu juga dapat bertumbuh bersama dalam komunitas dengan nilai-nilai kristiani. Hal yang dipertimbangkan dalam menarik keinginan anak muda untuk mau masuk dan bertumbuh dalam komunitas ini adalah kenyamanan dan fungsi dari fasilitas itu sendiri. Perlu suatu konsep pada fasilitas youth centre yang mampu mendukung aktivitas serta memberikan rasa nyaman bagi anak muda untuk dapat berkumpul dan saling berbagi bersama dalam komunitas ini.

Perancangan interior youth centre dengan menggunakan konsep pohon aras mengaplikasikan sifat dari pohon aras yang memiliki akar kuat, bertumbuh tinggi, tahan terhadap cuaca/lingkungan yang buruk, serta sifat positif lainnya. Konsep ini diambil karena sesuai dan mewakili dari visi misi gereja(user) youth centre pada perancangan ini. Konsep pohon aras yang memberikan kesan hangat dan bertumbuh ini diterapkan pada penataan tempat duduk untuk setiap ruangnya sehingga pengunjung dapat dengan nyaman beraktivitas dalam youth centre dan penggunaan warna material serta pencahayaan yang hangat seperti warna coklat dan oranye. Penggunaan warna-warna cerah sebagai ekspresi dari karakter remaja yang enerjik dan bersemangat juga dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunitas. Desain dengan bahan material plastik seperti vinyl, fiber sangat cocok dengan youth centre karna sistem penataan yang fleksibel.


(2)

ABSTRACT

Youth is a period where a person looking for identity and explore interests and talents in him. These young kids need a facilities are preferred and can be used to develop their interests / talents such as sports, music, dancing, and more. The Church, as a Christian youth worship, youth centers can provide facilities for young people as a means to develop themselves in positive activities besides it also can grow together in community with Christian values. Things to consider in attracting young people the desire to want to enter and grow in this community is the convenience and functionality of the facility itself. Need a concept at the youth center facility that is capable of supporting the activities and provide a sense of comfort for young people to be able to come together and share together in this community.

Design interior youth centre by using the concept of applying the nature of the cedar tree cedar tree that has strong roots, grow tall, resistant to weather / bad environment, as well as other positive properties. This concept is taken as appropriate and represent the vision and mission of the church (user) youth center in this design. The concept of cedars that provides warmth and grow is applied to the seating arrangement for each space so that visitors can comfortably move into a youth center and the use of colors and warm lighting materials such as brown and orange. The use of bright colors as an expression of teenage characters who are energetic and excited also can create a cozy atmosphere in the communion. Design with plastic materials such as vinyl, fiber is very suited to a youth center because the system flexible arrangement.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi masalah ... 3

1.3Ide/Gagasan Perancangan ... 4

1.4Rumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... 5

1.6Manfaat Perancangan ... 5

1.7Ruang Lingkup Perancangan ... 6

1.8Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Pengertian Gereja ... 7

2.1.1 Fungsi Utama Gereja ... 8

2.1.2 Perkembangan Arsitektur Gereja di Indonesia ... 9

2.1.3 Sejarah Gereja-gereja Kristen Indonesia ... 10

2.1.4 Sejarah Perkembangan GKI Anugrah ... 11

2.2 Karakteritik Remaja ... 11

2.3 Youth Centre ... 13

2.3.1 Fungsi Youth Centre ... 13

2.3.2 Tujuan Youth Centre ... 14

2.3.3 Fasilitas Couth Centre ... 14

2.4 Peredam Bunyi Pada Studio ... 16


(4)

2.6 Studi Banding ... 23

BAB III DATA PERANCANGAN ... 36

3.1 Deskripsi Objek Studi ... 36

3.2 Analisis Fisik ... 37

3.3 Analisis Fungsi ... 40

3.3.1 Identifikasi User ... 40

3.3.2 Struktur Organisasi ... 41

3.3.3 Flow Activity User ... 41

3.3.4 Bubble Diagram Kedekatan Ruang ... 43

3.3.5 Zoning dan Blocking ... 44

3.4 Tabel Kebutuhan Ruang ... 47

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR WAVE YOUTH CENTRE DENGAN KONSEP POHON ARAS ... 50

4.1 Ide Implementasi Konsep ... 50

4.1.1 Pohon Aras ... 51

4.1.2 Konsep Bentuk ... 53

4.1.3 Konsep Warna ... 54

4.1.4 Konsep Pencahayaan ... 56

4.1.5 Konsep Penghawaan ... 59

4.1.6 Konsep Material ... 60

4.2 Perancangan General ... 62

4.3 Perancangan Khusus ... 64

4.3.1 Perancangan Khusus Lantai 1 ... 64

4.3.2 Perancangan Khusus Lantai 3 ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Simpulan ... 71

5.2 Saran ... 72


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bangunan Gereja ... 2

Gambar 1.2 Contoh Fasilitas Untuk Anak Muda ... 3

Gambar 1.3 Creative Space ... 4

Gambar 2.1 Gereja dengan Gaya Bangunan Eklektik ... 9

Gambar 2.2 Logo Gereja Kristen Indonesia ... 10

Gambar 2.3 Fasilitas Peningkat Pengetahuan ... 15

Gambar 2.4 Fasilitas Pelatihan Fisik ... 16

Gambar 2.5 Bahan Berpori-pori : Fiberboard dan Mineral Wools. ... 16

Gambar 2.6 Penggunaan Acoustone Space Units dan Acoustic Panel ... 17

Gambar 2.7 Gypsum Board ... 18

Gambar 2.8 Penguunaan Panel Kayu ... 18

Gambar 2.9 Pengunaan Bahan Bersifat Resonator Rongga ... 19

Gambar 2.10 Contoh Auditorium Dengan Gaya Modern Urban ... 19

Gambar 2.11 Contoh Lobby Dengan Gaya Modern Minimalis ... 20

Gambar 2.12 Contoh Kantor Dengan Gaya Modern Natural ... 21

Gambar 2.13 Contoh Kantor Dengan Gaya Modern Natural ... 21

Gambar 2.14 Contoh Kantor Dengan Gaya Modern Natural ... 22

Gambar 2.15 Contoh Auditorium Dengan Gaya Modern Kontemporer ... 22

Gambar 2.16 Area Tempat Makan Outdoor ... 23

Gambar 2.17 Area Tempat Makan Indoor ... 24

Gambar 2.18 Lawangwangi Art Gallery ... 24

Gambar 2.19 Penerapan Konsep Retro dan Modern ... 24

Gambar 2.20 Lawangwangi Creative Space ... 25

Gambar 2.21 Ruang Lounge ... 25

Gambar 2.22 Ruang Main Game ... 26

Gambar 2.23 Pantry di Kantor Google ... 26

Gambar 2.24 Suasana di Area Baca ... 27

Gambar 2.25 Suasana di Area Baca ... 27

Gambar 2.26 Tempat Fitness ... 28


(6)

Gambar 2.28 Lapangan Olahraga dan Ruang Tunggu ... 29

Gambar 2.29 Area Creative Space di Lorong ... 29

Gambar 2.30 Area Tempat Makan Kafe Lantai 2 ... 30

Gambar 2.31 Area Tempat Makan kafe Lantai 1 ... 30

Gambar 2.32 Ruang Serbaguna dan Lorong ... 31

Gambar 2.33 Ruang Auditorium Ibadah ... 31

Gambar 2.34 Logo Excellent Generation ... 32

Gambar 2.35 Ruang Auditorium dan Panggung ... 33

Gambar 2.36 Hall ... 33

Gambar 2.37 Ruang Doa/Serbaguna ... 33

Gambar 2.38 Lobby ... 34

Gambar 2.39 Ambience dan Lighting Saat Khotbah ... 34

Gambar 2.40 Ambience dan Lighting pada Saat Kegiatan Acara ... 35

Gambar 3.1 Lokasi Perancangan ... 37

Gambar 3.2 Peta Lokasi ... 38

Gambar 3.3 Logo Wave Youth Ministry ... 41

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Wave Youth Ministry ... 41

Gambar 3.5 Skema Flow Activity Pengurus Jemaat Youth ... 42

Gambar 3.6 Skema Flow Activity Pengurus Staff dan TU ... 42

Gambar 3.7 Skema Flow Activity Anak-anak Komunitas ... 42

Gambar 3.8 Skema Flow Activity Anak-anak di Luar Komunitas ... 43

Gambar 3.9 Skema Bubble Diagram Kedekatan Ruang ... 43

Gambar 3.10 Zoning dan Blocking Lantai 1 ... 44

Gambar 3.11 Zoning dan Blocking Lantai 2 ... 45

Gambar 3.12 Zoning dan Blocking Lantai 3 ... 46

Gambar 4.1 Pohon Aras di Libanon ... 51

Gambar 4.2 Buah Pohon Aras ... 52

Gambar 4.3 Sistem Akar Pohon Aras ... 53

Gambar 4.4 Pohon Aras di Puncak Gunung ... 53

Gambar 4.5 Penerapan Bentuk Solid ... 54

Gambar 4.6 Penerapan Warna pada Ruang ... 55


(7)

Gambar 4.8 Ambience Auditorium dengan Warna Konsep ... 56

Gambar 4.9 Accent Lighting Pada Ceiling ... 57

Gambar 4.10 Penerapan Hidden Lamp ... 57

Gambar 4.11 Penerapan General Lighting dan Spotlight ... 58

Gambar 4.12 Lighting pada Area Khusus ... 58

Gambar 4.13 Lighting yang Menciptakan Suasana Hangat ... 59

Gambar 4.14 Penerapan Accent Lighting ... 59

Gambar 4.15 Bukaan yang Besar pada Area Lobby ... 60

Gambar 4.16 Penerapan Material Plastik pada Furniture ... 61

Gambar 4.17 Studi Gambar Konsep Material ... 61

Gambar 4.18 Material Vinyl ... 61

Gambar 4.19 Denah Lantai 1 ... 62

Gambar 4.20 Denah Lantai 2 ... 63

Gambar 4.21 Denah Lantai 3 ... 64

Gambar 4.22 Denah Lobby ... 65

Gambar 4.23 Potongan Lobby ... 65

Gambar 4.24 Perspektif Lobby ... 66

Gambar 4.25 Denah Movie Room dan Coffee Shop ... 67

Gambar 4.26 Potongan Movie Room dan Coffee Shop ... 67

Gambar 4.27 Perspektif Movie Room ... 68

Gambar 4.28 Perspektif Coffee Shop ... 68

Gambar 4.39 Denah Creative Space ... 69

Gambar 4.30 Potongan Creative Space ... 70

Gambar 4.31 Perspektif Creative Space ... 70


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gereja adalah tempat ibadah bagi umat kristen, yaitu salah satu agama yang terbesar di dunia dan penyebarannya sudah ke seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya zaman, ibadah yang dilakukan umat Kristen kini terbagi menjadi beberapa kebaktian berdasarkan usia jemaat. Hal itu didasari karena karakteristik dan kebutuhan tiap-tiap tahapan usia sangat berbeda. Ada ibadah untuk balita, sekolah minggu (untuk anak usia sekolah dasar), tunas remaja (usia 12-15 tahun),


(9)

remaja/youth (usia 16-25 tahun), kebaktian umum (untuk umum/semua usia), dan pembagian kebaktian sesuai dengan ketentuan setiap gereja. Dilihat dari sisi usia, ibadah youth ini menjadi wadah komunitas anak-anak muda berkumpul dan beribadah bersama.

Gambar 1.1 Bangunan Gereja Sumber: http://www.church-designer.com (diunduh pada 22 September 2015, pukul 21.00 WIB)

Dari berbagai macam Gereja di Indonesia, beberapa paham sangat terbuka terhadap hal-hal baru (lebih modern), asalkan tidak mengganggu dan merubah ajaran agama umatnya. Khususnya untuk ibadah youth, banyak gereja besar kini sudah memakai sound system atau bahkan lighting yang biasa digunakan pada konser-konser band dunia di setiap pelaksanaan ibadahnya. Untuk bidang arsitek maupun interior di beberapa gereja pun kini tidak terpatok pada satu adat yang turun temurun, melainkan dapat menyesuaikan dengan kemajuan jaman. Ada gereja yang berlokasi di dalam mall, gereja yang hanya berlokasi di ruko sederhana, bahkan ada yang menyerupai tampilan bioskop. Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan gereja yang tata cara ibadahnya masih terpatok pada ajaran-ajaran sebelumnya, sehingga tidak jarang gereja GKI pada masa kini masih terlihat sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula dengan bagian interior dan arsitektural gereja GKI sendiri.

Perkembangan zaman yang semakin maju tidak hanya berpengaruh pada interior sebuah gereja khususnya untuk kalangan youth tapi juga berpengaruh pada karakteristik remaja masa kini. Pengaruh yang positif tentunya tidak menjadi masalah untuk asupan remaja namun pengaruh negatif tentunya harus


(10)

diperhatikan. Gereja merupakan salah satu lembaga resmi yang dapat menjangkau remaja dari kemajuan zaman.

Youth Centre merupakan tempat dimana komunitas remaja sebagai bagian difasilitasi untuk dapat berkumpul dan berbagi satu sama lain.. Banyak sekali komunitas yang dapat dijangkau oleh Youth Centre ini, di antaranya ialah komunitas ibadah (komsel), band, dance, dan masih banyak lagi. Komunitas-komunitas tersebut merupakan kegemaran remaja yang seringkali dijumpai, sehingga dengan adanya fasilitas dan komunitas yang baik di gereja, diharapkan para remaja dapat menanamkan nilai-nilai Kristiani serta dapat bertumbuh dan berkembang bersama dengan remaja lain seusianya.

GKI Anugerah pada saat ini berlokasi di jalan Jend. Sudirman Bandung. Kegiatan ibadah youth setiap minggunya dilaksanakan pada ruang auditorium SMAK Gamaliel beserta dengan kegiatan-kegiatan komunitasnya. Ibadah youth GKI Anugerah adalah ibadah yang diperuntukkan jemaat remaja usia 9-25 tahun, yang saat ini dibagi menjadi 2 kebaktian, kebaktian tunas remaja usia 9-15 tahun dan usia 16-25 tahun. Dalam proyek perancangan ini, akan dirancang Youth Centre untuk WAVE Youth Ministry GKI Anugerah.

Gambar 1.2 Contoh Fasilitas Untuk Anak Muda Sumber: http://inhabitat.com/

(diunduh pada 22 September 2015, pukul 23.00 WIB)

1.2 Identifikasi Masalah


(11)

masih belum dapat digunakan secara maksimal dan visi misi WAVE untuk menjangkau serta memfasilitasi anak-anak muda agar dapat tumbuh di dalam komunitas Kristen kurang tercapai. Maka dari itu akan lebih baik WAVE Youth Centre didirikan sendiri dan dengan fasilitas yang lebih lengkap sehingga dapat memperlihatkan karakter dan fasilitas yang mendukung kegiatan remaja.

1.3 Ide/Gagasan Perancangan

Dari permasalahan tersebut, maka akan dirancang sebuah Youth Centre GKI Anugerah untuk usia 14 sampai 25 tahun. Golongan usia tersebut merupakan masa-masa dimana remaja mulai mengekspresikan dan mencari jati diri, sehingga dibutuhkan komunitas yang dapat menjangkau dan memfasilitasi remaja untuk menanamkan nilai-nilai kristiani. Perancangan ini diharapkan dapat membawa dampak yang positif untuk pertumbuhan remaja kristiani dari komunitas-komunitasnya.

Gambar 1.3 Creative Space

Sumber: http://cdn.mos.cms.futurecdn.net/97e56d2581e3bca3df0d04fb7974b336.jpg

www.creativebloq.com

(diunduh pada 20 Agustus 2016, pukul 20.05 WIB)

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengaplikasikan konsep Pohon Aras pada perancangan Youth Centre untuk komunitas Wave Youth Ministry?


(12)

2. Bagaimana menghasilkan suasana ruangan yang menyatukan kebersamaan anak-anak muda dalam berkomunitas dan bertumbuh bersama?

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan Youth Centre ini adalah sebagai berikut:

1. Mengaplikasikan konsep Pohon Aras pada perancangan Youth Centre. Konsep tersebut dapat diaplikasikan pada material, pencahayaan, bentuk, tekstur, warna, dan elemen interior lainnya.

2. Menghasilkan desain yang dapat menyatukan dan mempererat kebersamaan untuk bertumbuh dalam komunitas anak-anak muda serta dapat saling sharing dalam suasana yang hangat.

1.6 Manfaat Perancangan

Perancangan Youth Centre GKI Anugerah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Gereja-gereja Kristen di Bandung

Perancangan ini diharapkan dapat menjadi referensi desain maupun pengembangan Youth Centre dalam gereja yang dapat menjangkau remaja masa kini.

2. Desainer Interior

Perancangan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mendesain sebuah Youth Centre maupun fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

3. Pembaca

Laporan ini diharapkan dapat menjadi wawasan serta pengetahuan dari segi pengenalan peran desain interior dalam sebuah Youth Centre dan gereja Kristen.

4. Program Studi Desain Interior

Perancangan dan laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan akan dasar-dasar dalam mendesain sebuah Youth Centre.


(13)

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Perancangan Youth Centre ini berlokasi di Jalan Doktor Djunjunan no. 162, Bandung dengan luas bangunan 6000 m2. Kebutuhan ruang dalam perancangan WAVE Youth Centre antara lain: creative space, movie room, coffee shop, dan lobby.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang perancangan, identifikasi masalah, ide/gagasan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup, tujuan, dan rumusan masalah.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bagian bab ini akan menjabarkan landasan-landasan teori yang dapat memberikan informasi yang dapat membantu proses perancangan.

BAB III YOUTH CENTRE DENGAN KONSEP POHON ARAS

Bab ini akan membahas tentang objek studi beserta jabaran analisisnya, identifikasi user dan konsep dari perancangan WAVE Youth Centre.

BAB IV PERANCANGAN YOUTH CENTRE DENGAN KONSEP POHON ARAS

Berisi tentang ide implementasi konsep, perancangan general, dan perancangan khusus.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Untuk mendukung kegiatan dan kebutuhan anak muda di gereja diperlukan suatu tempat/wadah dengan fasilitas yang lengkap sesuai dengan kebutuhan kegiatan remaja di gereja. Youth Centre adalah wadah/tempat dimana anak-anak muda dapat tumbuh dan berkembang bersama dalam komunitas, terutama untuk youth centre gereja yang dapat menaungi komunitas-komunitas para remaja. Karena itu, penting sekali desain yang diterapkan pada perancangan interior Youth


(15)

Centre sehingga para remaja tertarik untuk melakukan kegiatan bersama didalamnya. Konsep “Pohon Aras” mewakili karakteristik dari visi dan misi pencapaian WAVE Youth Ministry yang diterapkan dalam desain dan diharapkan dapat menciptakan sebuah youth centre yang cocok dan dapat menunjang segala jenis kegiatan aktivitas remaja di gereja dan dapat memberi dampak positif bagi anak-anak muda serta lingkungan di komunitas ini. Dari perancangan youth centre ini, terdapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Perancangan desain pada youth centre agar mempererat komunitas satu dengan yang lain teraplikasi dengan penggunaan warna material serta pencahayaan yang hangat seperti warna coklat, oranye.

2. Penggunaan warna-warna cerah sebagai ekspresi dari karakter remaja yang enerjik dan bersemangat juga dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunitas.

3. Desain dengan bahan material plastik seperti vinyl, fiber sangat cocok dengan youthcentre karna sistem penataan yang fleksibel.

5.2 Saran

Perancangan youth centre di Indonesia cukup banyak namun masih sedikit bagi mereka yang menerapkan desain untuk usia yang sesuai. Padahal hal tersebut akan lebih menarik perhatian para pengguna jika desain yang diterapkan dirasa cocok dengan karakter dirinya dan juga nyaman. Begitupula jika dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan aktivitas lain, sehingga para remaja akan merasa nyaman terutama dalam youth centre sebuah gereja, sangat penting agar lebih mundah untuk menjangkau remaja masa kini.


(16)

PERANCANGAN INTERIOR

WAVE YOUTH CENTRE

DENGAN KONSEP POHON ARAS

PENGANTAR TUGAS AKHIR

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Program Strata Satu Bidang Kajian Desain Interior

Disusun Oleh

:

Karina Suwandi

1263005

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Perancangan Interior Wave Youth Centre dengan konsepPohon Aras”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana bagi mahasiswa program S-1 pada Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Ibu Irena V.G. Fajarto, S.T., M.Ecom. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

2. Bapak Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA. selaku Ketua Jurusan dan pembimbing satu Tugas Akhir Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

3. Ibu Yudita Royandi, S.T ., S.Ds., M.Ds. selaku koordinator dan pembimbing dua Tugas Akhir Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha dan selaku dosen pembimbing dua Tugas Akhir,

4. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan selama pengerjaan tugas akhir, baik secara moral dan material,

5. Semua pihak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dalam kelancaran pelaksanaan Tugas Akhir Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,


(18)

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa pembuatan lapora ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Terimakasih.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Doello, Leslie L. 1993. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga. Egan, David. 1998. Architectural Acoustic. New York: J.Ross.

Ganslandt, Rudiger. Hofmann, Harrald. 1992. Handbook of Lighting Design. Germany: The Vieweg Publishing Company.

Hoyer, W.J.,Rybash.J.M.,Roodin.P.A. 1999. Adult Development and Aging, 4th edition. San Fransisco: Mc Graw Hill College.

Jie, Yuni. 2006. Modern Interior Design. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. John M. Echols dan Hassan Shadily. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga. 1986. Pedoman Penyelenggaraan Gelanggang Remaja.

Kimmel. D. C., Weiner I. B. 1985. Adolescence: A Developmental Transition, 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Pamudji Suptandar. 1982. Interior Design. Jakarta: Usakti.

Papalia, D. E., Ols, S.W., Feldman, R.D. 2008. Psikologi Perkembangan edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Priatmojo, D. 1989. Arsitektur Gereja Katolik. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.

Sarwono, 2002. Psikolog Remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Sitompul, A. A. 1993. Manusia dan Budaya. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Anonim. “Cedar of Lebanon – History”. 2 Desember 2015. http://habeeb.com/cedar.of.lebanon/cedar.of.lebanon.info.html


(20)

Anonim. “Seminar Nasional Meretas Hubungan Ideal Pendidik dan Anak untuk

Pengembangan Karakter Anak”. 23 Oktober 2015.

http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja/

Anonim. “The Thickest, Tallest, and Oldest Lebanon Cedars (Cedrus Libani)”. 3 Desember 2015. http://monumentaltrees.com/en/trees/lebanoncedar/records/ National Institue of Building Sciences. “Whole Building Design Guide”. 3

November 2016. https://www.wbdg.org/building-types/community services/youth-centers

http://www.librarybuildings.info/germany/library-luckenwalde-railway-station

(diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 13.00)

http://www.gkiharapanindah.org/sejarah/klasis-priangan-gki-sinode-wilayah-jawa-barat/ (diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 11.00)

http://ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/2_Alvita_Identifikasi-Unsur.pdf (diunduh pada tanggal 4 november 2015 pukul 12.03)

http://repository.maranatha.edu/592/1/Peran%20Pencahayaan%20Buatan.pdf (diunduh pada tanggal 28 oktober 2015 pukul 09.56)

http://repository.maranatha.edu/592/ (diunduh pada tanggal 28 oktober 2015 pukul 10.06)

http://eprints.uns.ac.id/7793/1/55410906200910251.pdf (diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 10.33)

http://e-journal.uajy.ac.id/6267/3/TA213359.pdf (diunduh pada tanggal 22 oktober 2016 pukul 10.21)

http://www.gkiharapanindah.org/sejarah/klasis-priangan-gki-sinode-wilayah-jawa-barat/ (diunduh pada tanggal 25 oktober 2016 pukul 10.21)

http://www.psychoshare.com/file-104/psikologi-remaja/definisi-remaja.html (diunduh pada tnggal 4 november 2016 pukul 15.20)


(1)

Centre sehingga para remaja tertarik untuk melakukan kegiatan bersama didalamnya. Konsep “Pohon Aras” mewakili karakteristik dari visi dan misi pencapaian WAVE Youth Ministry yang diterapkan dalam desain dan diharapkan dapat menciptakan sebuah youth centre yang cocok dan dapat menunjang segala jenis kegiatan aktivitas remaja di gereja dan dapat memberi dampak positif bagi anak-anak muda serta lingkungan di komunitas ini. Dari perancangan youth centre ini, terdapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Perancangan desain pada youth centre agar mempererat komunitas satu dengan yang lain teraplikasi dengan penggunaan warna material serta pencahayaan yang hangat seperti warna coklat, oranye.

2. Penggunaan warna-warna cerah sebagai ekspresi dari karakter remaja yang enerjik dan bersemangat juga dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunitas.

3. Desain dengan bahan material plastik seperti vinyl, fiber sangat cocok dengan youth centre karna sistem penataan yang fleksibel.

5.2 Saran

Perancangan youth centre di Indonesia cukup banyak namun masih sedikit bagi mereka yang menerapkan desain untuk usia yang sesuai. Padahal hal tersebut akan lebih menarik perhatian para pengguna jika desain yang diterapkan dirasa cocok dengan karakter dirinya dan juga nyaman. Begitupula jika dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan aktivitas lain, sehingga para remaja akan merasa nyaman terutama dalam youth centre sebuah gereja, sangat penting agar lebih mundah untuk menjangkau remaja masa kini.


(2)

PERANCANGAN INTERIOR

WAVE YOUTH CENTRE

DENGAN KONSEP POHON ARAS

PENGANTAR TUGAS AKHIR

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Program Strata Satu Bidang Kajian Desain Interior

Disusun Oleh

:

Karina Suwandi

1263005

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2016


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Perancangan Interior Wave Youth Centre dengan konsepPohon Aras”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana bagi mahasiswa program S-1 pada Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Ibu Irena V.G. Fajarto, S.T., M.Ecom. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

2. Bapak Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA. selaku Ketua Jurusan dan pembimbing satu Tugas Akhir Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

3. Ibu Yudita Royandi, S.T ., S.Ds., M.Ds. selaku koordinator dan pembimbing dua Tugas Akhir Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha dan selaku dosen pembimbing dua Tugas Akhir,

4. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan selama pengerjaan tugas akhir, baik secara moral dan material,

5. Semua pihak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dalam kelancaran pelaksanaan Tugas Akhir Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,


(4)

vi

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa pembuatan lapora ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Terimakasih.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Doello, Leslie L. 1993. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga. Egan, David. 1998. Architectural Acoustic. New York: J.Ross.

Ganslandt, Rudiger. Hofmann, Harrald. 1992. Handbook of Lighting Design. Germany: The Vieweg Publishing Company.

Hoyer, W.J.,Rybash.J.M.,Roodin.P.A. 1999. Adult Development and Aging, 4th edition. San Fransisco: Mc Graw Hill College.

Jie, Yuni. 2006. Modern Interior Design. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. John M. Echols dan Hassan Shadily. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga. 1986. Pedoman Penyelenggaraan Gelanggang Remaja.

Kimmel. D. C., Weiner I. B. 1985. Adolescence: A Developmental Transition, 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Pamudji Suptandar. 1982. Interior Design. Jakarta: Usakti.

Papalia, D. E., Ols, S.W., Feldman, R.D. 2008. Psikologi Perkembangan edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Priatmojo, D. 1989. Arsitektur Gereja Katolik. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.

Sarwono, 2002. Psikolog Remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Sitompul, A. A. 1993. Manusia dan Budaya. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Anonim. “Cedar of Lebanon – History”. 2 Desember 2015.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

74

Anonim. “Seminar Nasional Meretas Hubungan Ideal Pendidik dan Anak untuk

Pengembangan Karakter Anak”. 23 Oktober 2015.

http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja/

Anonim. “The Thickest, Tallest, and Oldest Lebanon Cedars (Cedrus Libani)”. 3 Desember 2015. http://monumentaltrees.com/en/trees/lebanoncedar/records/ National Institue of Building Sciences. “Whole Building Design Guide”. 3

November 2016. https://www.wbdg.org/building-types/community

services/youth-centers

http://www.librarybuildings.info/germany/library-luckenwalde-railway-station (diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 13.00)

http://www.gkiharapanindah.org/sejarah/klasis-priangan-gki-sinode-wilayah-jawa-barat/ (diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 11.00)

http://ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/2_Alvita_Identifikasi-Unsur.pdf (diunduh pada tanggal 4 november 2015 pukul 12.03)

http://repository.maranatha.edu/592/1/Peran%20Pencahayaan%20Buatan.pdf (diunduh pada tanggal 28 oktober 2015 pukul 09.56)

http://repository.maranatha.edu/592/ (diunduh pada tanggal 28 oktober 2015 pukul 10.06)

http://eprints.uns.ac.id/7793/1/55410906200910251.pdf (diunduh pada tanggal 22 oktober 2015 pukul 10.33)

http://e-journal.uajy.ac.id/6267/3/TA213359.pdf (diunduh pada tanggal 22 oktober 2016 pukul 10.21)

http://www.gkiharapanindah.org/sejarah/klasis-priangan-gki-sinode-wilayah-jawa-barat/ (diunduh pada tanggal 25 oktober 2016 pukul 10.21)

http://www.psychoshare.com/file-104/psikologi-remaja/definisi-remaja.html (diunduh pada tnggal 4 november 2016 pukul 15.20)