HUBUNGAN KETERGANTUNGAN PARTISIPASI DENGAN KARAKTERISTIK PEMUDA PARTISIPAN KEGIATAN KELUARGA MUDA-MUDI KPAD GEGERKALONG KOTAMADYA BANDUNG.
- 93:\r,!Stt!*jr •<
v.-\.s>r
« ,,.
i w^^tC
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN PARTISIPASI
DENGAN KARAKTERISTIK
PEMUDA PARTISIPAN KEGIATAN
KELUARGA MUDA.MUDI KPAD GEGERKALONG KOTAMADYA BANDUNG
TESIS
Oiajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Oari Syarat
Program Pasca Sarjana (S2)
Bidang Studi Pendidikan Luar Sekolah
Olah :
ENCENG
MULYANA
301/A30/XIV-6
FAKULTAS
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
6
DISETUJUI DAN OISYAHKAN TIM PEMBiMBING
PROF. OR: SOEPAOJO ADIKUSUMO
PEMBIMBING
OR.
I
H.M. OJAWAD DAHLAN
PEMBiMBING II
FAKULTAS PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8 6
ABSTRAKSI
A.
Latar Belakang
wasalah partisipasi merupakan fenomena
pem
bangunan ataupun pendidikan yang sering disoroti atau
bicarakan dalam berbagai kesempatan,karena banyak
dirasa-
kan partisipasi merupakan salah satu faktor penentu
laksanaan kegiatan suatu program. Disadari bahwa
pendidikan. Boleh dikatakan
pe-
partisi
pasi merupakan sarat mutlak bagi terselenggaranya
bangunan dan
di-
pem
pula
bahwa
partisipasi bisa diperkirakan sebagai salah satu
faktor
atau parameter produktivitas suatu lembaga pendidikan atau
pembangunan. Sebagaimana halnya prestasi belajar merupakan
salah satu indikator tinggi rendahnya produktivitas
pen
didikan (Allan Thomas).
Pada dasarnya partisipasi merupakan suatu
hal
yang bersifat kompleks dan mengandung berbagai kemungkinan
pertanyaan, sehingga menuntut pendekatan ataupun pengkajian dari berbagai sudut, antara lain dari sudut karakteris-
tik partisipan . Mengapa diajukan aspek karakteristik, karena diperkirakan karakteristik partisipan
perilaku seseorang berperan serta:
akan
mewarnai
'dalam kegiatan kelom-
pok dimana individu yang bersangkutan terlibat.
Adapur partisipasi dalam pendidikan dan pembinaan,misalnya
pembinaan pemuda kecenderungannya diwarnai oleh
berbagai
variabel. Dalam oprasinya, variabel-variabel yang dimaksud
dapat dibedakan satu sama lainnya,nataun tak dapat dipisahkan
1
2
satu dari yang lainnya, sehingga dalam menelaah
bentuk-
bentuk perilaku partisipasi tidak cukup kalau hanya dilihat
secara sendiri- sendiri,rnelainkan harus pula secara
ber-
sama-sama (menyeluruh). Deraikian misalnya partisipasi ting-
gi atau rendah akan bisa muncul karena diwarnai oleh karak
teristik yang bervariasi antara lain :
jenis
f
kelamin
umur, pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing individu
yamg saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kehidupan
kelompoknya. Dalam hubungan itu dapat kiranya
digunakan
teori interaksi dalam kehidupan kelompok (Kurt Lewis), te-
ori Conformitas (Krech),Self Actualization Theory (Maslow),
teori Change Management (Zaltman)fteori Community Organi zation (Irwin T. Sanders).
Khusus tentang hubungan karakteristik dengan
dera-
jat interaksi,partisipasi,coformity,intimacy, antara
telah diungkapkan oleh hasil penelitian kasus
di
lain
negara-
negara lain diantaranya, Gerard Jackson, Zaltstain,Bennet,
Krech & Ballachey, French, Duncan, LP3ES di daerah Indra -
mayu Jawa Barat; Margono Slametf Lott and Lott.
B.
Masaiah Penelitian
Masalah yang diteliti dirumuskan dan dibatasi
bagai berikut : Apakah partisipasi pemuda rnemiliki
se-
hu
bungan ketergantungan dengan karakteristik pemuda partisi
pan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kotamadya
D.T. II Bandung ? Sejauh mana variabel karakteristik beru-
pa : umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan dan status
orang tua rnemberikan warna/determinasi terhadap
perilaku
partisipan dalam kegiatan KMM ?
Yang dimaksud dengan hubungan ketergantungan adalah
ada tidaknya, kuat lemahnya partisipasi tergantung
kepada
karakteristik pemuda yang terlibat dalam kegiatan KMM yak-
ni; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan status
orang tua. Misalnya latar belakang pendidikan SMTP,
Perguruan Tinggi diduga akan mewarnai perilaku
SMTA,
partisipan
dalam kegiatan KMM yang diikutinya. Dengan demikian Hubung
an ketergantungan dapat diartikan sebagai determinasi dari
suatu kondisi ke kondisi lain.
Dalam hal ini karakteristik
pemuda diperkirakan akan mewarnai bentuk partisipasi,
as-
pirasi dan sikap dalam berpartisipasi. Atas dasar itu maka
dapat diperkirakan bahwa partisipasi pemuda mendapat urunai
positip
yang signifikan dari karakteristiknya.
Yang dimaksud dengan partisipasi adalah penggambar-
an dari : a) keterlibatan mental, emosional,yang
dapat
dilihat dari kemampuan sikap dan tingkah laku, b) kesediaan untuk member! dukungan yang bergerak
setelah
adanya
stimulus, c) tidak sekedar ambil bagian tetapi turut
me-
manfaatkan dan menikrnati, d) dilaksanakan secara bertang gung jawab atas dasar kesadaran akan pencapaian tujuan, e)
tergantung kepada kemampuan dan kesempatan. Sub variabel
teruji adalah frekuensi/durasi, kesungguhan/keuletan,
dikasi, aspirasi dan sikap terhadap program sasaran.
de-
C.
Hipotesis Penelitian
Rurausannya adalah sebagai berikut : Terdapat perbe-
daan dan hubungan ketergantungan yang nyata antara
parti
sipasi dengan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan,kesibukan, dan status orang tua pemuda partisipan
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong Kotamadya D.T II
Bandung.
Pola penelitiannya digambarkan sebagai berikut :
Variabel Bebas
Variabel Terikat
.Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Partisipasi
Kesibukan
Status orang tua
D.
Metode dan Prosedur Penelitian
Mengingat studi ini tergolong "expost facto research"
maka digunakan metode deskriptif dan teknik angket
rangka pengumpulan data yang dilengkapai dengan
dan
dalam
observasi
wawancara.
Angket mencakup sejumlah pertanyaan(item) yang terdiri atas : 6 butir untuk frekuensi dan durasi partisipasi;
5
8 butir untuk kesungguhan dan keuletan dalam
melaksanakan
kegiatan dan memecahkan masalah ; 5 butir dalam sub varia
bel dedikasi ; k butir untuk pengujian aspek aspirasi
dan
tindakan kualifikasi produk ; 5 butir untuk pengukuran
arah sikap terhadap kegiatan sasaran program.
Peliabilitas instrumen angket ditelaah melalui
uji
coba, sedangkan validitas instrumen dikaji melalui diskusi
bertahap dari berbagai pihak akhli terutama dengan
tim
dosen pembimbing.
Keseluruhan angket dijawab oleh responden sejumlah
150 pemuda partisipan KMM (i ZfO %) dari populasi
( 378
orang) dan diperoleh secara acak. Sampel penelitian sejum
lah 150 orang terdiri dari ; 1+6 orang SMTP, 68 orang *SMTA,
dan 36 orang Perguruan Tinggi/Akademi.
E.
Analisis Data
Dalam pengujian hipotesis ditempuh prosedur anali -
sis statistik setelah ditelaah mengenai syarat-syarat berlakunya pengujian hipotesis. Mengingat masalah dan hipote
sis penelitian menyakut hubungan ketergantungan, maka
lam rangka perhitungan dan analisa
statistik
da
digunakan
teknik analisis dua variabel dengan dibantu oleh
Kuadrat dan rumus Yule's Q
F.
Chi
dan Koefisien Kontingensi.
Hasil Penelitian
1. Analisis statistik menunjukkan bahwa dari hasil
per
hitungan Chi Kuadrat diketahui bahwa terdapat perbedaan
yang berarti antara golongan umur (15 th - 21 th)
dengan
(22 th - 35 th) dalam partisipasi kegiatan KMM dengan kee
ratan hubungan determinasi berdasarkan rumus
dengan nilai Qxy menunjukkan
Yule's
hubungan positip
Q
sedang.
Artinya umur raemberikan warna terhadap perilaku partisipan
sebesar angka kontingensi 30 ?«• Maka hipotesis diterima.
2. Hipotesis ada perbedaan dan hubungan ketergantungan par
tisipasi dengan jenis kelamin partisipan KMM diterima. Hal
ini dibuktikan dengan hasil perhitungan 3C
2
yang signifi -
kan dan dengan keeratan hubungan ketergantungan (nilai Qxy)
positif rendah, dengan perhitungan koefisien
kontingensi
sebesar 25 %*
3. Bahwa hubungan ketergantungan antara partisipasi dengan
pendidikan partisipan ternyata dapat dibuktikan dengan ha
sil penelitian nilai Qxy positip sedang, dalam
pengertian
bahwa perilaku partisipan dalam kegiatan KMM diwarnai oleh
latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Keeratan hubungan ketergantungan menurut perhitungan
Koe
fisien Kontingensi sebesar 33 %> Maka para pengurus/pembina dituntut untuk memperhitungkan aspek pendidikan anggota
dalam menyajikan/ merurauskan program kegiatan.
^. Bahwa hipotesis yang diajukan diterima, karena terdapat
hubungan ketergantungan partisipasi dengan
karakteristik
kesibukan (bekerja/belum bekerja) yang merupakan
variabel
determinatif terhadap partisipasi pemuda dalam
kegiatan
KMM dengan nilai C sebesar 30 %. Maka variabel
kesibukan
perlu diperhitungkan
dalam pelayanan dan perurausan
ke
giatan program.
5. Ternyata hipotesis terdapat hubungan ketergantungan an
tara partisipasi dengan status orang tua (bekerja/pensiun)
dapat diterima. Mengapa demikian, karena didasarkan kepada
hasil penelitian dimana hubungan ketergantungan signifikan
dengan keeratan hubungan positip rendah. Secara relatif
bahwa perilaku partisipan kegiatan KMM sedikit banyak
ada
kecenderungan tergantung kepada status orang tuanya.
Dengan demikian status orang tua-pun hendaknya perlu
di-
pertimbangkan walaupun tidak terlalu tinggi pengaruhnya.
G.
Kesimnulan
1. Penelitian ini telah berhasil mengungkapkan
kembali
tentang hasil penelitian kasus terdahulu yang relevan atau
setidak-tidaknya bisa dianalogikan (LP3ES, Margono Slamet,
Bennet, Krech, Cohen, Duncan, Zaltman), Lott and Lott.
2. Penelitian menemukan pula adanya sifat gabung dari
riabel
pencampur lainnya yang bekerja
va
merapengaruhi
partisipasi pemuda dalam kegiatan KMM. Antara lain terli -
hat bahwa sekitar 33 % terjadi pada perilaku
partisipan
merupakan determinasi yang nyata dari pendidikan yang
di
miliki oleh partisipan. Berarti ada 67 % munculnya partisi
pasi itu harus dikaji
dari faktor lainnya.
3. Penelitian dalam skala kecil ini secara relatif memberi-
kan indikasi bahwa sifat homoginitas
memupuk
dan men^urangi rasa terpaksa dalam berinteraksi
keintiman
sekalipun
8
belum tentu menghasilkan produktivitas yang tinggi,kecuali
dengan adanya faktor lain yang bekerja mencampurinya.
Dalam hal ini diperkirakan unsur otoritas para
pengasuh/
pembina KMM.
k- Penelitian memberikan indikasi bahwa prinsip
pernbinaan
pemuda yang ditandaskan oleh GBHN 1983/Tap MPR ,No. II
rae-
nuntut partisipasi dan tanggung jawab semua pihak, sesungguhnya dapat dibuktikan atau paling sedikit terbukti menurut penemuan penelitian ini.
5. Bahwa karakteristik pemuda merupakan hal yang mutlak
perlu dipertimbangkan dalam pernbinaan pemuda. Demikian juga partisipasi dipandang sebagai salah satu parameter produktivitasorganisasi dalam pernbinaan pemuda.
6. Penelitian ini memberikan indikasi bahwa fungsi PLS se
bagai pelayanan, pengembangan,perubahan,pernbinaan , kornpleraen,dan suplemen terhadap pendidikan formal telah terwujud
dalam kegiatan pernbinaan pemuda melalui kegiatan organisasi
KMM.
H.
Implikasi
1. Mengingat adanya keterbatasan penelitian antara
lain
dalam metodologi yang digunakan maka dipandang perlu
penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama
ada
dengan
menggunakan metode/prosedur penelitian yang berada
atau
juga sekaligus dengan menentukan variabel yang tidak
ber-
sifat nominal.
2. Bagi kepenxingan ilmiah pada dasarnya hasil penelitian
ini telah berhasil mengungkapkan
hasil penelitian
terda-
hulu dan mendukung teori conformity, interaksi dan commu •nity organization.
3. Untuk kepentingan organisasi pemuda perlu diperhitung kan adanya pendekatan pernbinaan yang lebih bersifat interaktif edukatif dengan memperhatikan pula karakteristik
yang tidak semata-mata untuk kepentingan praktis
derai untuk kepentingan program yang lebih mendasar.
tetapi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI TESIS
1
KATA PENGANTAR
±
UCAPAN TERIMA KASIH
±±±
DAFTAR ISI
v±i
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
7
D. Kegunaan Penelitian
8
E. Anggapan Dasar
9
F. Hipotesis
G. Definisi Istilah
11
12
H. Limitasi Studi
13
I. Sistematika Pembahasan
16
PARTISIPASI DAN PERUBAHAN SOSIAL ..
19
A. Manajeraen Perubahan Sosial
Se
bagai Dasar Timbulnya Partisipa
si
19
B. Partisipasi Sebagai Wujud Peru bahan Sosial
23
C. Pentingnya Pernbinaan Pemuda ....
27
D. Perubahan
Sosial
dan Pernbinaan
Pemuda
33
1. Pemuda dan Perubahan Sosial..
2. Pernbinaan Generasi Muda
33
di
Indonesia
36
E. Hasil Penelitian Interaksi Sosial
Yang Relevan
F. Gambaran Organisasi Pemuda (KMM)
KPAD Gegerkalong
vii
^3
46
Halaman
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
BAB IV
.
'.
52
52
53
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
D. Langkah-Langkah Pengumpulan Data..
53
54
HASIL PENELITIAN
63
A. Deskripsi Subyek
63
B. Analisis Satu Variabel
C. Analisis Dua Variabel
6b
72
D. Pengujian Hipotesis
90
E. Pembahasan Terhadap Hasil Peneliti9k
an
BAB V
KESIMPULA-N DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
B. I mplikasi
DAFTAR BACAAN
H^
H^
H£
l2Zf
vm
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Unit Populasi dan Sampel Penelitian
53
2. Komposisi banyak Pertanyaan Untuk Mengukur Parti sipasi
55
3. Perhitungan Chi Kuadrat Dari Hasil Angket Hubungan
Frekuensi Durasi dan Persistensi Dengan
Umur Anggota KMM Tahun 1986
Perbedaan
73
4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Dari
Data Hubungan Umur Partisipan Dengan partisipasi
Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
136
5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q Dari
Data Hubungan Golongan, Umur Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
137
6. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi
Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Umur Par
tisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
±38
7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Dari
Data Hubungan Jehis Kelamin Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
139
8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q Dari
Data Hubungan Jenis Kelamin Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
1^0
9. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Jenis Ke
lamin Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong
Kecamatan
Sukasari Kotamadua D.T. II Bandung Tahun 1986
141
10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat
Dari
Data Hubungan Pendidikan Partisipan Dengan Parti sipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamat
an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tangun 1986. 142
11. Rekapitulasi Hasil Nilai Yule's Q Dari Data Hubung
an Pendidikan Partisipan Dengan Partisipasi Dalam
Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
IX
Sukasari
143
12. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan
Pen
didikan Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986 ...
144
13. Rekapitulasi Hasil Chi Kuadrat Dari Data Hubungan
Kesibukan Partisipan Dengan Partisipasi Dalam Ke
giatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1966
14. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q
Dari Data Hubungan Kesibukan Partisipan
Dengan
Partisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun 1986
145
146
15. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Kesibuk
an Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
147
16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat
Dari
Data Hubungan Orang Tua (Bekerja/Pensiun) Parti sipan Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan KMM -KPAD
Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
. Bandung Tahun 1986
148
17. Rekapitulasi Perhitungan Nilai Yule's Q Dari Data
Hubungan Orang Tua {Bekerja/Pensiun)
Partisipan
Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Geger
kalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
Ban
dung Tahun 1986
149
18. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Orang
Tua (Bekerja/Pensiun) Partisipan KMM-KPAD Geger kalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
dung Tahun 1986
Ban
150
19. Tabel Distribusi Probabilitas Kai Kuadrat
x
151
DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN
Halaman
1. Diagram (Paradigma) Hubungan Variabel Bebas
Dengan Variabel Terikat Dalam Penelitian...
2. Diagram ( aradigma) Keran^ka Berfikir
7
ke
Arah Penelitian Hubungan Karakteristik Par
tisipan Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan
KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung
3. Diagram Manajemen Perubahan Sosial
18
21
4. Gambar Orientasi Nilai Dalam Pernbinaan Ge -
nerasi Muda
42
5. Diagram Frekuensi Partisipan Berdasarkan
Umur
6. Diagram Frekuensi Partisipan
64
Berdasarkan
Jenis Kelamin
64
7. Diagram Keadaan Orang Tua (Bekerja/Pensiun)
Partisipan
65
8. Intrumen Penelitian
129
9. Tabel
I36
10. Distribusi Probabilitas Kai Kuadrat
151
•
11. Riwayat Hidup
..........-,;
152
12. Peta Kotamadya D.T. II Bandung
154
13. Peta Kecamatan Sukasari
I55
14. Peta Kelurahan Gegerkalong
156
15. Peta Penyebaran Responden Anggota KMM-KPAD
Gegerkalong
157
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mflsalah
Pencapaian tujuan nasional yaitu memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melak
sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial, merupakan suatu perjuangan tersendiri
yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan
hormatan bagi generasi muda sebagai pelopor dan
ke-
penerus
pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/
1983 yang berbunyi sebagai berikut :
Generasi muda adalah penerus cita-cita
perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional.
dan
Oleh karena itu perlu ditetapkan upaya pernbinaan
pengembangan generasi muda secara terus menerus dalam
rangka pendidikan nasional. Pernbinaan dan pengembangan
generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab
semua pihak dan untuk itu perlu ditingkatkan kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh dan
terpadu.
Usaha-usaha guna membina dan mengembangkan generasi
muda untuk melibatkan dalam proses kehidupan bangsa
dan
bernegara harus dilihat dalam rangka generasi yang mengandung pengertian jaminan bagi kelangsungan bangsa dan negara
atas dasar Sumpah Pemuda 1928, Pancasila, UUD 1945
serta
pembangunan nasional yang berkeadilan sosial. Dilihat dari
segi kebutuhan pembangunan, pemuda merupakan sumber
daya
manusia, sumber tenaga kerja kini dan masa mendatang
yang
perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan
memberikan
sumbangan yang nayata kepada pembangunan bangsa dan negara.
Untuk kepentingan ini diperlukan penataan kehidupan pemuda
karena memainkan peranan penting dalam pelaksanaan
bangunan yang didasari bahwa masa depan adalah
pem
kepunyaan
generasi muda, namun disadari pula bahwa masa depan
tidak
berdiri sendiri, ia adalah lanjutan dari masa sekarang ha
sil dari masa lampau. Dalam hubungan itu maka
pernbinaan
dan pengembangan generasi muda harus menanamkan
motivasi
kepekaan terhadap masa datang.
Generasi muda secara umum dapat dipandang
suatu fase dalam siklus kepribadian manusia,
sebagai
maka
dalam
fase generasi muda ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Ciri-ciri tersebut menurut Napitupulu, (1979:14)
antara
lain; kemurnian idealisme, keberanian dan keterbukaan
me-
nerima dan menyerap gagasan baru, semangat kepribadian,
spontanitas dan dinamikanya, keinginan untuk
segera
me-
wujudkan gagasan baru, keteguhan janji, keinginan
untuk
menampilkan sikap dan kepribadian mandiri
masih
serta
lengkapnya pengalaman untuk merelefansikan pendapat, sikap
dan tindakan dengan
kenyataan yang ada.
Dengan melihat ciri-ciri arah dan kaitannya
pembangunan nasional, pernbinaan dan pengembangan
dengan
generasi
muda bertujuan :
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai
dalam
dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda th 1928
rangka pembangunan bangsa dan kepribadian nasional.
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
berpegang teguh kepada Pancasila sebagai suatu idiologi dan
pandangan hidup bangsa dan negara serta UUD 1945
se
cara murni dan konsekuen.
3
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional
dan
angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif
berilmu dan berketrampilan, bersemangat
kepeloporan
dan berjiwa kerakyatan.
^. Mewujudkan warga negara bangsa dimasa depan yang
memiliki kreativitas kebudayaan nasional maju
tetapi
tetap bercirikan dan bercorak kepribadian bangsa.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela
bangsa
dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasional
pengemban dan penerus nilai-nilai serta cita-cita
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ( Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1979 : 25).
Pola pernbinaan dan pengembangan generasi muda
me-
merlukan penilaian yang sesuai dengan perkembangan politik,
ekonomi, sosial budaya dan perubahan-perubahan yang
diha-
yati oleh generasi muda. Selain itu dengan menggunakan ja-
lur-jalur yang ada kaitannya dengan pernbinaan generasi mu
da akan mudah dilaksanakan partisipasi dalam kegiatan pern
binaan. Oleh sebab itu sasaran pernbinaan dan pengembangan
generasi muda menurut konsep Departemen Pendidikan
dan
Kebudayaan ( 1979:29 ) adalah :
ke
Sasaran pernbinaan kerohanian, kepribadian dan
budayaan, sasaran jasmaniah, sasaran pernbinaan
dan
pengembangan intelek, sasaran pernbinaan dan pengemba ngan kerja, sasaran pernbinaan ideologi, sasaran pernbi
naan dan pengembangan patriotisme dan disiplin nasio nal, sasaran pernbinaan dan pengembangan kepemimpinan.
Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan
di
atas dapat disimpulkan bahwa pernbinaan dan pengembangan
generasi muda merupakan tanggung jawab pemerintah,keluarga
dan masyarakat. Oleh sebab itu pula organisasi-organisasi
sosial pemuda rautlak peranannya diperlukan.
Salah satu wadah organisasi sosial
pemuda
adalah
organisasi Keluarga Muda Mudi (KMM) di daerah Rukun
02 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya
II Bandung. Organisasi sosial ini mencoba membina,
Warga
D.T
4
membimbing dan mengarahkan minat dan bakat serta idee
muda dalam berbagai kegiatan organisasi pemuda.
pe
Kegiatan
tersebut antara lain kegiatan kerohanian, kesegaran jasmani, kesenian, pengembangan intelek, dan kerja kemasyarakaV
an.
Berdasarkan informasi sementara kegiatan
pemuda di
daerah tersebut dari masa ke masa menunjukkan kegiatan
yang mengarah kepada peningkatan. Hal ini bisa dilihat da
ri aspek jumlah partisipan dalam berbagai bidang
kegiatan
KMM serta hasil partisipasinya dalam menunjang
kegiatan
kemasyarakatan selain untuk kepentingan organisasi.
Informasi sementara ini sebagai titik tolak bahan
pemi-
kiran untuk mencoba meneliti lebih lanjut tentang kebenarannya dengan pokok masalah sebagaimana uraian berikut.
B. Perumusan Masalah
Beranjak dari berbagai hasil penelitian yang
di
pandang relevan antara lain bahwa "Individu dapat lebih
baik menampilkan kepribadiannya dan dapat pula
pribadinya
berkembang dengan adanya pengaruh tekanan kelompok
dimana
ia berada" (Krech, Chrutchfield and Ballachey ; 1962:486).
Pengaruh tekanan kelompok ini berarti adanya interaksi so
sial yang menggambarkan hubungan antara dua atau
lebih
individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memper
-
baiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya(Gerungan
1978:61).
Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh ber
bagai pengaruh yang bekerja mempengaruhi pula derajat
5
partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok.
Bahwa cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat
konformi-
tas dipengaruhi oleh motif yang ada pada individu
yang
terlibat dalam proses koformity (Gerard and Jackson
1958
dalam Krech; 1962:519).
Sehubungan dengan itu pula dikemukakan oleh
(1948) dan Krech (1962; Box 13.10) bahwa
tujuan - tujuan
baru kelompok lain siap diterima bilamana
organisasi turut dalam menate
French
para
anggota
dari pada bilamana
dipaksakan dalam kelompok itu. Di lain
pihak
mereka
dikemukakan
oleh Bennet (1955) dalam Krech (1962) bahwa tindakan
yang
diinginkan lebih sering diterima bila pribasi-pribadi
rasa bahwa persetujuan, persatuan dalam keputusan
dibuat oleh anggota kelompok atau organisasi
me-
pribadi
untuk
keun-
tungan tingkah laku yang diinginkan. Kemudian cepat lambat
nya seseorang untuk dapat mengadaptasikan dirinya atau me-
libatkan dirinya di dalam suatu kegiatan, dipengaruhi oleh
karakteristik anggota antara lain latar belakang pendidikannya. Kenyataan ini telah terbukti antara lain dalam
du-
nia pertanian dikemukakan oleh Margono Slamet ( 1982 : 22)
sebagai berikut :
Variabel yang mempengaruhi cepat lambatnya individu
mengadaptasi inovasi adalah tingkat pendidikan..Ada kecenderungan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
cepat mengadaptasi inovasi dan sebaliknya seraakin ren-
rendah tingkat pendidikan semakin lambat pula
meng
adaptasi inovasi.
Dengan demikian diduga latar belakang tingkat
didikan muda-mudi akan memberikan predikat terhadap
pen
ter-
jadinya perbedaan partisipasi dalam berbagai aspek kegiatan
muda-mudi.
Berdasarkan pemikiran di atas dapat diperkirakan
adanya berbagai faktor yang mempengaruhi muda-mudi berpartisipasi dalam kegiatan KMM. Berbagai faktor
di antaranya
berkenaan dengan karakteristik partisipan KMM, yakni :
a). Latar belakang pendidikan, b) umur, c) jenis
kelamin,
d) pekerjaan/kesibukan, e) latar belakang keadaan status
orang tua. Dengan demikian rumusan masalah dalam peneliti
an ini akan diarahkan pada penelusuran ada tidaknya perbe
daan antara karakteristik partisipan KMM terhadap partisi
pasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi di daerah rw 02 Ke
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung.
Dalam penelitian ini ada 2 variabel utama yang men
dapat perhatian ialah ; 1) partisipasi yang disimbolkan
dengan huruf Y sebagai variabel respons (dependent
varia
bel), dan 2) karakteristik parauda sebagai variabel
stimu
lus (independent variabel) yang disimbolkan dengan huruf X.
Untuk tidak mengacaukan pengertian variabel-varia bel yang terkandung dalam penelitian ini, maka berikut ini
akan dijelaskan sebagai berikut :
Yang dimasud dengan karakteristik pemuda (variabel X) ada
lah ciri-ciri atau keadaan latar belakang pemuda partisipai
kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD meliputi :
a). Latar belakang pendidikan (X )
b). Umur (X )
c) Jenis kelamin (X_)
3
d). Kesibukan/pekerjaan (X.)
e). Status keluarga (X^)
7
Yang dimaksud partisipasi pemuda (variabel Y)adalah
keadaan, keikutsertaan pemuda sebagai partisipan
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi KPAD dengan indikator berupa :
a). Frekuensi, durasi dan persistensi.
b). Ketabahan atau keuletan dalam melakukan kegiatan
dan
memecahkan masalah yang dihadapi.
c). Pengabdian atau dedikasi dalam melakukan kegiatan.
d). Tingkat aspirasi dan tindakan kualifikasi produk
yang
didapat.
e). Arah sikap terhadap kegiatan sasaran.
Lebih jelas lagi bisa dilihat hubungannya dalam
paradigma
sebagai berikut :
C. Tu.luan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang hubungan karakteristik partisipan kegiatan Keluarga
Muda-Mudi dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga MudaMudi di RW 02 KPAD Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung. Secara khusus tujuan penelitian
8
ini untuk mengungkapkan data tentang bagaimana
hubungan
dan perbedaan partisipasi diantara partisipan dilihat dari
karakteristiknya. Secara terperinci akan diungkapkan
data
empirik tentang :
1. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan golongan umur,
2. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan
partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan je is kelamin.
3. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan
partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
yang berlatar belakang pendidikan sekolah
menengah
tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas dan per
guruan tinggi (akademi/universitas).
4. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan kesibukan/pekerjaan.
5. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan latar belakang status orang tua yang
masih
bekerja dan pensiun.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian adalah bagian integral dari
Tri
Perguruan Tinggi, karena suatu ilmu akan berkembang
Dharma
bila
ditelusuri dan dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Penelitian merupakan pula upaya peningkatan kemampuan profesional, penalaran dan penyadaran akan rumusan
tujuan
akhir pendidikan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi
yakni
membentuk manusia yang berkepribadian Pancasila yang mampu
menjalankan pekerjaan dalam masyarakat secara profesional,
serta mempunyai sikap dan kompetensi ilmiah (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1980 : 1).
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka kegunaan pe
nelitian ini adalah :
1. Untuk memperluas dan memperdalam jangkauan dan
pengem
bangan konsep perilaku organisasi khususnya konsep
in
teraksi partisipasi, komunikasi, dan perubahan sosial.
2. Untuk dapat memberikan bahan kajian bagi para
pembina
dan pengelola organisasi kepemudaan dalam rangka upaya
meningkatkan pelayanan dan perumusan program
kegiatan
dengan menghayati anggota yang bervariasi latarbelakang
nya. Hal ini dimaksudkan demi tercapainya tujuan
orga
nisasi dan juga demi terpenuhinya atau terjawabnya
ke-
butuhan anggota sesuai dengan motifnya masing-masing.
3. Untuk dapat dijadikan bahan informasi bagi berbagai pi
hak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
tentang
aspek pernbinaan pemuda dari sisi lain yang lebih
arti dan
ber-
seksama untuk kepentingan ilmiah maupun untuk
kepentingan praktis dalam usaha pembangunan.
E. Anflftapan Dasar
Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan yang dimi
liki, maka ada beberapa anggapan dasar yang
. diajukan
10
sebagai titik tolak dalam pemikiran, yakni sebagai berikut:
1. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga %da-Mudi KPAD
Ke
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
Bandung yang menjadi obyek penelitian ini memiliki
II
karak
teristik latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin
,
terapat tinggal, kesibukan, yang berada satu sama lainnya.
2. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
Bandung pada dasarnya pernah mengikuti kegiatan
Ke
II
pemuda
yang diselenggarakan oleh KMM KPAD Gegerkalong.
3. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
pada tingkat tertentu atau secara relatif, dapat mengung kapkan apa yang dimaksud atau diukur.
4. Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh berbagai
pengaruh yang bekerja mempengaruhi setiap anggota-organisasi atau kelompok sehingga akan mempengaruhi pula
derajat
partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok,
dan
cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat konformitas
di
pengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang terlibat
dalam proses konformiti (Gerard and Jackson, Saltztain
1958 dalam Krech; 1962:519).
5. Cepat lambatnya seseorang sebagai anggota kelompok
lam melakukan penyesuaian diri atau melakukan
da
conformity
dalam kehidupan kelompok tergantung kepada situasi kebuda
yaan kelompok yang menekan dirinya dan karakteristik
in
dividu itu sendiri (Krech and Crutchfield; 1962:504).
6. Kesamaan latar belakang seperti misalnya, jenis kelamin,
agama, pendidikan, ras, kebangsaan, keperjaan/kesibukan
seseorang merupakan suatu kecenderungan yang
melandasi
berinteraksi dengan orang lain. ( Penelitian Lott and Lott
dalam Miftah Thaha, 1983 : 96).
11
7. Keeratan hubungan merupakan kekuatan mutlak suatu
ke
lompok untuk berfikir dan bertindak sebagai suatu kesatuan
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi keeratan
hubungan
suatu kelompok berkaitan dengan sejauhmana anggota kelompok
saling tertarik dan terdorong untuk tetap berada
dalam
kelompok tersebut. (Duncan dalam Ibrahim Indrawijaya,
1983 : 112).
F.
JJ '
Hipotesis
Untuk mengarahkan penelitian ini diajukkan hipote -
sis sebagai pedoman sementara untuk menjawab
masalah,
yaitu :
1. (a) Terdapat perbedaan antara golongan umur
partisipan
dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan umur dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi
KPAD
Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II
Bandung.
2. (a) Terdapat perbedaan antara jenis kelamin partisipan
dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan jenis kelamin dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung.
3. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan
partisipan dengan partisipasi dalam
kegiatan
12
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan latar belakang pendidikan dalam
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung.
4. (a) Terdapat perbedaan antara kesibukan partisipan
de
ngan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan kesibukan dalam kegiatan Keluarga Muda- Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II Bandung.
5. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang
keluarga partisipan dengan partisipasi dalam
status
ke
giatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatai
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan latar belakang status keluarga dalam kegiatai
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung.
G.
Definisi Istilah
1. Yang dimaksud dengan karakteristik partisipan
umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan
keluarga partisipan.
ialah
status
13
2. Partisipasi adalah ikut serta ambil bagian dalam
giatan dan ikut serta memanfaatkan, menikmati
ke
hasilnya
sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia.
3. Pemuda adalah partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II
Bandung yang berumur antara 15 tahun sampai 35 tahun.
4. Organisasi Keluarga Muda-Mudi adalah organisasi
sosial
kemasyarakatan yang bergerak dalam kepemudaan dan
beradaannya direstui oleh pemerintah daerah
ke-
setempat
serta diakui oleh masyarakat penghuni KPAD.
5. Hubungan ketergantungan adalah ada tidaknya dan
rendahnya partisipasi pemuda dalam kegiatan
tinggi
Keluarga
Muda-Mudi (KMM) tergantung kepada karakteristiknya
yakni ; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan (be
kerja/tidak bekerja), dan keadaan status orang tua (masih bekerja/sudah pensiun). Partisipasi pemuda dalam
kegiatan KMM diduga dipengaruhi oleh karakteristiknya >
misalnya partisipasi atau perilaku disaat
mengikuti
kegiatan. Dengan demikian hubungan ketergantungan dapat
diartikan sebagai kontribusi dari suatu kondisi ke kon
disi lain. Dalam hal ini karakteristik pemuda
mewarnai
bentuk, frekuensi, dan keeratan partisipasi. Atas dasar
itu maka dapat diperkirakan bahwa partisipasi
pemuda
mendapat urunan positip yang signifikan dari karakteris
tiknya.
14
H. Limitasi Studi
1. Materi
:
Dalam pemenuhan kebutuhan materi, penelitian ini baru
menggali sebagian kecil faktor dari sekian banyak
yang saling berkaitan dalam masalah partisipasi.
faktor
Beberapa
hal yang dikemukakan dalam penelitian ini ialah
faktor
karaKteristik pemuda partisipan KM dihubungkan
dengan
partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
Ke
luarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong.
Membicarakan partisipasi sebenarnya adalah berbica-
ra tentang pencapaian tujuan kegiatan yang telah
ditetap-
kan lebih dahulu baik untuk setiap jenis kegiatan
maupun
secara keseluruhan. Dalam hal ini tidak terlepas dari pada
keadaan partisipasi kegiatan yang bervariasi latar belakang
pribadi dan kesibukannya. Selain itu harus dipertimbangkan
pula kualitas program latihan termasuk para pelatih,
pe-
ngurus, dan perabinanya.
Dalam studi ini yang menjadi perhatian ialah faktor
faktor yang diasumsikan ada hubungannya dengan partisipasi
pemuda dalam mengikuti kegiatan KMM yang berasal dari
muda partisipan kegiatan tersebut. Perhatian khusus
arah satu pihak dalam suatu proses kegiatan pernbinaan
pe
ke
dan
pendidikan dalam kondisi tertentu dipandang memungkinkan,
sebagaimana diungkapkan oleh seorang akhli
pendidikan
Doroty G Peterson (I964) dalam BP3K (1980:18) bahwa
melihat interaksi guru dan murid dapat dikelompokkan
untuk
dua
15
macam; a), survey of opinion of expersts, b). survey
of
opinion of pupils. Kiranya pendapat ini dapat dianalogikan
dalam studi interaksi dan partisipasi pemuda dalam kegiatai
kepemudaan. Maka studi ini akan menggunakan pendekatan
dua, karena unit analisisnya dari penelitian ini
ke
ialah
partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi.
2. Subyek :
Keterbatasan subyek dapat dijelaskan bahwa sebenar-
nya lebih mengenai masalahnya, kalau subyeknya
mewakili
keseluruhan peserta (anggota) sejak anggota yang berpen
-
didikan Sekolah Dasar (Usia Sekolah Dasar) sampai
dengan
Perguruan Tinggi. Tetapi dengan berpedoman kepada
suatu
pandangan tentang pemuda bisa dilihat dari berbagai
sisi
antara lain dari segi usia 15 tahun - 35 tahun, dan
per-
timbangan lain bahwa penggalian data dari anak-anak
usia
Sekolah Dasar, baik menggunakan angket maupun
wawancara
dalam pelaksanaannya masih sukar. Oleh karena itu peneliti
an ini dipusatkan kepada partisipan KMM yang berpendidikan
Sekolah Menengah Pertama sampai Perguruan Tinggi
dengan
pembatasan umur antara 15 tahun - 35 tahun sejumlah
150
orang yang diperlakukan sebagai sampel. Secara jelas
pe-
riksa bab II prosedur penelitian.
3.
Metode :
Metode penelitian ini terbatas hanya
menggunakan
metode deskriptif dengan menggunakan teknik wawncara,
servasi, dokumentasi, angket dan studi kepustakaan.
ob
16
Dalam pelaksanaan pengumpulan data lebih menitik
beratkan
kepada penggunaan angket, sekalipun disadari bahwa inter
view dan dilengkapi dengan observasi yang jeli akan lebih
banyak mendapatkan data yang diperlukan.
4. Generalisasi :
Seperti diutarakan bahwa subyek penelitian ini
pe
muda partisipan kegiatan KMM usia 15 tahun - 35 tahun ber
pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama sampai
Per
guruan Tinggi. Penelitian ini dilaksaru...an di darah
Kom-
pleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong Kecamat
an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung. Lokasi ini
bukan
sebagai wilayah yang luas seperti kecamatan atau kelurahan
dan kabupaten. Oleh karena itu hasilnya hanya
berlaku
untuk wilayah KPAD Gegerkalong. Apabila hendak digeneralisasikan pada daerah lain yang setara, misalnya ke RW-an
(Rukun Warga) lain dalam wilayah kecamatan yang sama perlu
pertimbangan-pertimbangan khusus.
I. Sistematika Penulisan
Pokok-pokok uraian dalam penulisan hasil penelitian
disajikan dalam sistematika uraian sebagai berikut :
Bab I berupa pendahuluan, berisikan sajian tentang masalah
yang diteliti dan metode penelitiannya. Bab II berisi saji
an tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.
Dalam hal ini diawali dengan uraian konsep manajemen
robahan sosial sebagai dasar partisipasi, dan
sebagai wujud perobahan sosial.
pe-
partisipasi
17
Berikutnya uraian mengenai pentingnya pembinaan pemuda dan
diakhiri dengan uaraian pemuda dan perubahan sosial
serta
pembinaannya. Sajian penutup dalam bab ini berupa informa
si data empirik yang relevan dan informasi secara deskriptif mengenai keadaan organisasi Keluarga Muda-Mudi
KPAD
Gegerkalong. Bab II mengenai prosedur penelitian
meliputi
aspek uraian pendekatan penelitian, populasi dan
sampel,
metode dan teknik pengumpulan data serta pengolahan
Bab IV hasil penelitian dengan uaraian tentang
data.
deskripsi
subyek penelitian, analisis satu variabel dan analisis dua
variabel menurut pola pikir dari Yule's Q, dan
diakhiri
dengan diskusi. Sebagai bab penutup berupa kesimpulan
dan
rekomendari (Bab V).
Kerangka pemikiran ke arah penelitian kasus ini dijabarkan
sebagaimana tampak dalam halaman berikut.
Kerangka pemikiran ini menggambarkan alur pemikiran
dalam
penelitian dan hubungan aspek-aspek kegiatan serta gambarai
feed-back dari hasil penelitian yang diperoleh.
kerangka berfikir ke arah...
18
KERANGKA BERFIKIR KE ARAH PENELITIAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PARTISIPAN
DENGAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN
KELUARGA MUDA-MUDI KPAD GEGERKALONG
KECAMATAN SUKASARI KOTAMADYA D.T. II
LATAR
BANDUNG
BELAKANG
MASALAH
^
T
KONSEP
KONDISI
OBYEKTIF
>J/
->
PERUMUSAN MASALAH
V
->
TUJUAN
PENELITIAN
LANDASAN
TEORI
HIPOTESIS
V
M
E
T
H
0
D
E
DATA YANG
DIHARAPKAN_
ANALISIS
DATA
POPULASI/SAMPEL
» ,
V
>
KESIMPULAN
TEKNIK PENGUM PULAN DATA
*
Implikasi
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam pelaksanaan
litian ini adalah survey. Pendekatan penelitian
pene
dengan
survey tepat bagi peneliti yang ingin mengambil data
dari
daerah tertentu atau dari beberapa daerah dalam waktu
re
latif pendek. Dengan methode survey data dapat dikumpulkan
untuk digunakan sebagai bahan dalam rangka pembuktian
hi-
pothesis ataupun untuk keperluan perencanaan penelitian.
Van Dalen, ( 1966:187 ) dalam,BP3K ( 1981:47 ) menyatakan:
Some men collect all three types of informational)
existing status, (2) comparisons of status and
stan
dards, and (3) methods and means of improving
status
and others confine their studies to one or two these
types.
Studi survey memungkinkan peneliti mengumpulkan in
formasi dari anggota populasi atau dari sebagian
sampel
terpilih saja. Survey juga memungkinkan terkumpulnya
jumlah besar data yang saling berkaitan dengan
se-
' sedikit
item terpilih.
Selain pendekatan survey penelitian ini menggunakan
pendekatan eksploratif. Dengan pendekatan ini untuk mencari deskripsi tentang gejala-gejala. Seperti diketahui
tu
juan utama riset sosial adalah menambah pengertian tentang
gejala-gejala masyarakat. Di dalam pelaksanaan
penelitian
dilaksanakan pula pendekatan komparatif untuk membanding -
kan pengaruh aspek latar belakang partisipan kegiatan
Ke
luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke
giatan yang diprogramkan oleh KMM.
52
53
Karakteristik pemuda yang bervariasi mempunyai
pengaruh
yang berbeda-beda terhadap partisipasi.
B.
Populasi dan Sampel
Unit populasi dalam penelitian ini adalah
atau partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi (KMM)
anggota
berusia
antara 15 tahun - 35 tahun dengan latar belakang pendidik-
annyapun berbeda-beda sejumlah 378 orang. Untuk kepenting
an penelitian ditarik sampel sejumlah 150 orang (40 %)•
Secara terperinci sebagaimana dalam tabel berikut.
TABEL 1
UNIT POPULASI DAN SAMPEL
BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
s s s s s :====================;
NO.
Tingkat Pendidikan
pssssssssss:
Populasi
_==_==
Ukuran Sampel
%
1.
Sekolah Menengah
Tingkat Pertama
116
46
40
2.
Sekolah Menengah
Tingkat Atas
172
68
40
3.
Perguruan Tinggi
(Akedemi/Univ.)
90
36
40
378
150
40
Jumlah
Sampel yang digunakan adalah sampel berstrata
me-
ngingat subyek penelitian memiliki karakteristik yang ber
beda-beda, dengan pengambilan sampel secara acak.
c« Methode dan T eknik Pepelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
me
thode deskriptif analitik. Artinya dalam penelitian
ini
bermaksud mendeskripsikan masalah sebagaimana adanya
de
ngan cara mengumpulkan data, dan selanjutnya dianalisis
54
serta ditarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan yaitu sebagai berikut :
1). Studi kepustakaan untuk mengungkapkan konsep - konsep
sebagai ramuan dasar yang berhubungan dengan
masalah
yang diteliti.
2). Studi dokumentasi untuk mengungkapkan data yang
ber
sifat administratif dan data kegiatan yang terdokumen-
tasikan sebagai bukti kegiatan organisasi
Keluarga
Muda-Mudi.
3). Observasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan organi
sasi KMM dan aktivitas anggota sebagai partisipan
da
lam berbagai bentuk kegiatan.
4). Wawancara untuk mendapatkan data dari berbagai
sumber
terutama dari pengurus dan pembina.
5). Angket untuk mendapatkan data pokok sebagai bahan kajian dalam menganalisis dan menafsirkan data yang erat
hubungannya dengan pemecahan masalah yang diteliti de
ngan menggunakan bantuan ukuran statistik yang
baku
dan relevan.
D. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
Setelah desain penelitian dirumuskan, maka ditempuh
proses penyusunan alat pengumpul data. Data yang
kan terjaring melalui alat pengumpul data berupa
diharap
angket
meliputi :
1). Data tentang karakteristik partisipan kegiatan Keluar
ga Muda-Mudi yang meliputi latar belakang tingkat pen
didikan, jenis kelamin, umur, kesibukan,serta komponen,
55
keadaan orang tua yang kesemuanya merupakan
variabel
bebas.
2). Data tentang keadaan partisipasi dalam kegiatan
KMM
yang ruang lingkupnya meliputi aspek ; frekuensi kegi
atan dan durasinya, ketabahan dan kesungguhan . dalam
kegiatan dan pemecahan masalah, dedikasi atau pengor banan demi kepentingan organisasi dan kegiatan,tingkat
aspirasi dan tindakan kualifikasi produk yang
didapat,
serta arah sikap terhadap kegiatan sasaran program.
Ifesemuanya ini merupakan sub variabel dari
partisipasi
sebagai variabel terikat. Alat pengumpul data
berupa
angket dengan komposisi item pertanyaan untuk
setiap
sub variabel yang akan terkena pengaruh dengan
perin-
cian sebagai berikut :
TABEL 2
KOMPOSISI BANYAK PERTANYAAN UNTUK
MENGUKUR PARTISIPASI
====== ============================== ===== =================
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
Sub Variabel
Frekuensi, persistensi dan
durasi kegiatan
No. 1 s/d 8
Ketabahan, keuletan, kesung
guhan dalam kegiatan dan pe
mecahan masalah
NO.
9 s/d 16
Dedikasi (pengorbanan untuk
kepentingan organisasi)
NO.
17 s/d 21
fikasi produk yang didapat
dari pelaksanaan kegiatan
NO.
22 s/d 25
Sikap terhadap kegiatan
sasaran program kegiatan
NO.
26 s/d 30
Aspirasi dan tindakan kuali
Jumlah
=====:
Item Pertanyaan
30
- . „ .sssss:=:::;^;:~ = —:z — — :
5 6
Pembuatan item pertanyaan mempertimbangkan
keseim-
bangan perbandingan yang kira-kira sama antara option
ja-
waban atau bergraduasi dengan sajian option pilihan.
Setelah disusun, sebelum diujicobakan telah mengalami
re-
visi disana-sini.
3). Uji Coba :
Uji coba terutama bertujuan untuk
melihat
apakah
item pertanyaan dapat dipahami dengan mudah oleh responden.
Karena apabila dimengerti oleh pemuda peserta uji coba
daerah, terutama di wilayah Kecamatan Sukasari
di
diharapkan
pula mudah dimengerti oleh pemuda partisipan kegiatan
Ke
luarga Muda-Mudi di daerah KPAD Gegerkalong.
Selain itu uji coba dimaksudkan untuk menguji cocok
tidaknya atau tepat tidaknya pertanyaan yang disajikan de
ngan keperluan penelitian atau dengan data yang diharapkan.
Uji coba dilakukan terhadap sejumlah 10 orang pemuda
Ta-
runa Karya dengan pertimbangan bahwa Taruna Karya memiliki
program kegiatan kepemudaan yang relevan dengan
kegiatan
KMM-KPAD. Pemuda yang dijadikan responden dalam uji
adalah pemuda partisipan Taruna Karya di RW 04
coba
Kelurahan
Gegerkalong. Hasil uji coba menunjukkan bahwa angket
yang
digunakan tidak mengalami kesulitan yang berarti, sehingga
dipandang memadai untuk dijadikan alat pengumpul data (APD)
yang digunakan dalam penelitian yang sebenarnya.
4). Pelaksanaan Pengumpulan Data
(a) Observasi :
Observasi dilakukan setelah pengurus KMM
dihubungi
5 7
untuk keperluan itu. Dalam kegiatan observasi
dilakukan
catatan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan. Pelaksanaan
menggunakan waktu sore hari bertepatan dengan berlangsung-
nya kegiatan KMM. Data yang diharapkan melalui
observasi
adalah berbagai kegiatan yang dilaksanakan dengan
pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan termasuk observasi ter
hadap fasilitas kegiatan yang dimiliki atau digunakan.
Dalam kesempatan yang sama dilakukan pula wawancara dengan
beberapa pengurus dan dengan beberapa partisipan.
(b) Pelaksanaan Angket
Pengumpulan data dengan angket
dilakukan
dengan
menggunakan bantuan tenaga mahasiswa yang sebelumnya telah
menerima pelajaran dahulu tentang beberapa pemahaman
dan
penguasaan materi angket serta teknik mewawancarakannya.
Waktu yang diperlukan selama 15 hari yang
berlang-
sung sejak tanggal 8 Januari s/d 23 Januari 1986.Penentuan
responden dibicarakan terlebih dahulu dengan ketua KMM de
ngan memperhitungkan persaratan yang ditentukan. Responden
sejumlah 150 orang tersebar diseluruh RT dilingkungan KPAD
Gegerkalong. Pelaksanaan pengumpulan data banyak mengalami
kesukaran dalam menghubungi responden yang telah
ditentu
kan.
5). Pengolahan Data
Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk
mem
buat data itu dapat dibicarakan (Winarno Surahkmad,1970 :
101). Karena itu data yang terkumpul perlu diolah menurut
organisasi yang baik. Langka-langkah yang ditempuh sebagai
58
berikut
:
(a). Pengecekan data
Pengecekan data dilakukan dengan memeriksa dan mem-
pelajari data yang telah terkumpul, apakah
dapat
atau tidak. Ternyata data yang ada semuanya
diolah
dapat
diola
v.-\.s>r
« ,,.
i w^^tC
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN PARTISIPASI
DENGAN KARAKTERISTIK
PEMUDA PARTISIPAN KEGIATAN
KELUARGA MUDA.MUDI KPAD GEGERKALONG KOTAMADYA BANDUNG
TESIS
Oiajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Oari Syarat
Program Pasca Sarjana (S2)
Bidang Studi Pendidikan Luar Sekolah
Olah :
ENCENG
MULYANA
301/A30/XIV-6
FAKULTAS
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
6
DISETUJUI DAN OISYAHKAN TIM PEMBiMBING
PROF. OR: SOEPAOJO ADIKUSUMO
PEMBIMBING
OR.
I
H.M. OJAWAD DAHLAN
PEMBiMBING II
FAKULTAS PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8 6
ABSTRAKSI
A.
Latar Belakang
wasalah partisipasi merupakan fenomena
pem
bangunan ataupun pendidikan yang sering disoroti atau
bicarakan dalam berbagai kesempatan,karena banyak
dirasa-
kan partisipasi merupakan salah satu faktor penentu
laksanaan kegiatan suatu program. Disadari bahwa
pendidikan. Boleh dikatakan
pe-
partisi
pasi merupakan sarat mutlak bagi terselenggaranya
bangunan dan
di-
pem
pula
bahwa
partisipasi bisa diperkirakan sebagai salah satu
faktor
atau parameter produktivitas suatu lembaga pendidikan atau
pembangunan. Sebagaimana halnya prestasi belajar merupakan
salah satu indikator tinggi rendahnya produktivitas
pen
didikan (Allan Thomas).
Pada dasarnya partisipasi merupakan suatu
hal
yang bersifat kompleks dan mengandung berbagai kemungkinan
pertanyaan, sehingga menuntut pendekatan ataupun pengkajian dari berbagai sudut, antara lain dari sudut karakteris-
tik partisipan . Mengapa diajukan aspek karakteristik, karena diperkirakan karakteristik partisipan
perilaku seseorang berperan serta:
akan
mewarnai
'dalam kegiatan kelom-
pok dimana individu yang bersangkutan terlibat.
Adapur partisipasi dalam pendidikan dan pembinaan,misalnya
pembinaan pemuda kecenderungannya diwarnai oleh
berbagai
variabel. Dalam oprasinya, variabel-variabel yang dimaksud
dapat dibedakan satu sama lainnya,nataun tak dapat dipisahkan
1
2
satu dari yang lainnya, sehingga dalam menelaah
bentuk-
bentuk perilaku partisipasi tidak cukup kalau hanya dilihat
secara sendiri- sendiri,rnelainkan harus pula secara
ber-
sama-sama (menyeluruh). Deraikian misalnya partisipasi ting-
gi atau rendah akan bisa muncul karena diwarnai oleh karak
teristik yang bervariasi antara lain :
jenis
f
kelamin
umur, pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing individu
yamg saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kehidupan
kelompoknya. Dalam hubungan itu dapat kiranya
digunakan
teori interaksi dalam kehidupan kelompok (Kurt Lewis), te-
ori Conformitas (Krech),Self Actualization Theory (Maslow),
teori Change Management (Zaltman)fteori Community Organi zation (Irwin T. Sanders).
Khusus tentang hubungan karakteristik dengan
dera-
jat interaksi,partisipasi,coformity,intimacy, antara
telah diungkapkan oleh hasil penelitian kasus
di
lain
negara-
negara lain diantaranya, Gerard Jackson, Zaltstain,Bennet,
Krech & Ballachey, French, Duncan, LP3ES di daerah Indra -
mayu Jawa Barat; Margono Slametf Lott and Lott.
B.
Masaiah Penelitian
Masalah yang diteliti dirumuskan dan dibatasi
bagai berikut : Apakah partisipasi pemuda rnemiliki
se-
hu
bungan ketergantungan dengan karakteristik pemuda partisi
pan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kotamadya
D.T. II Bandung ? Sejauh mana variabel karakteristik beru-
pa : umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan dan status
orang tua rnemberikan warna/determinasi terhadap
perilaku
partisipan dalam kegiatan KMM ?
Yang dimaksud dengan hubungan ketergantungan adalah
ada tidaknya, kuat lemahnya partisipasi tergantung
kepada
karakteristik pemuda yang terlibat dalam kegiatan KMM yak-
ni; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan status
orang tua. Misalnya latar belakang pendidikan SMTP,
Perguruan Tinggi diduga akan mewarnai perilaku
SMTA,
partisipan
dalam kegiatan KMM yang diikutinya. Dengan demikian Hubung
an ketergantungan dapat diartikan sebagai determinasi dari
suatu kondisi ke kondisi lain.
Dalam hal ini karakteristik
pemuda diperkirakan akan mewarnai bentuk partisipasi,
as-
pirasi dan sikap dalam berpartisipasi. Atas dasar itu maka
dapat diperkirakan bahwa partisipasi pemuda mendapat urunai
positip
yang signifikan dari karakteristiknya.
Yang dimaksud dengan partisipasi adalah penggambar-
an dari : a) keterlibatan mental, emosional,yang
dapat
dilihat dari kemampuan sikap dan tingkah laku, b) kesediaan untuk member! dukungan yang bergerak
setelah
adanya
stimulus, c) tidak sekedar ambil bagian tetapi turut
me-
manfaatkan dan menikrnati, d) dilaksanakan secara bertang gung jawab atas dasar kesadaran akan pencapaian tujuan, e)
tergantung kepada kemampuan dan kesempatan. Sub variabel
teruji adalah frekuensi/durasi, kesungguhan/keuletan,
dikasi, aspirasi dan sikap terhadap program sasaran.
de-
C.
Hipotesis Penelitian
Rurausannya adalah sebagai berikut : Terdapat perbe-
daan dan hubungan ketergantungan yang nyata antara
parti
sipasi dengan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan,kesibukan, dan status orang tua pemuda partisipan
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong Kotamadya D.T II
Bandung.
Pola penelitiannya digambarkan sebagai berikut :
Variabel Bebas
Variabel Terikat
.Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Partisipasi
Kesibukan
Status orang tua
D.
Metode dan Prosedur Penelitian
Mengingat studi ini tergolong "expost facto research"
maka digunakan metode deskriptif dan teknik angket
rangka pengumpulan data yang dilengkapai dengan
dan
dalam
observasi
wawancara.
Angket mencakup sejumlah pertanyaan(item) yang terdiri atas : 6 butir untuk frekuensi dan durasi partisipasi;
5
8 butir untuk kesungguhan dan keuletan dalam
melaksanakan
kegiatan dan memecahkan masalah ; 5 butir dalam sub varia
bel dedikasi ; k butir untuk pengujian aspek aspirasi
dan
tindakan kualifikasi produk ; 5 butir untuk pengukuran
arah sikap terhadap kegiatan sasaran program.
Peliabilitas instrumen angket ditelaah melalui
uji
coba, sedangkan validitas instrumen dikaji melalui diskusi
bertahap dari berbagai pihak akhli terutama dengan
tim
dosen pembimbing.
Keseluruhan angket dijawab oleh responden sejumlah
150 pemuda partisipan KMM (i ZfO %) dari populasi
( 378
orang) dan diperoleh secara acak. Sampel penelitian sejum
lah 150 orang terdiri dari ; 1+6 orang SMTP, 68 orang *SMTA,
dan 36 orang Perguruan Tinggi/Akademi.
E.
Analisis Data
Dalam pengujian hipotesis ditempuh prosedur anali -
sis statistik setelah ditelaah mengenai syarat-syarat berlakunya pengujian hipotesis. Mengingat masalah dan hipote
sis penelitian menyakut hubungan ketergantungan, maka
lam rangka perhitungan dan analisa
statistik
da
digunakan
teknik analisis dua variabel dengan dibantu oleh
Kuadrat dan rumus Yule's Q
F.
Chi
dan Koefisien Kontingensi.
Hasil Penelitian
1. Analisis statistik menunjukkan bahwa dari hasil
per
hitungan Chi Kuadrat diketahui bahwa terdapat perbedaan
yang berarti antara golongan umur (15 th - 21 th)
dengan
(22 th - 35 th) dalam partisipasi kegiatan KMM dengan kee
ratan hubungan determinasi berdasarkan rumus
dengan nilai Qxy menunjukkan
Yule's
hubungan positip
Q
sedang.
Artinya umur raemberikan warna terhadap perilaku partisipan
sebesar angka kontingensi 30 ?«• Maka hipotesis diterima.
2. Hipotesis ada perbedaan dan hubungan ketergantungan par
tisipasi dengan jenis kelamin partisipan KMM diterima. Hal
ini dibuktikan dengan hasil perhitungan 3C
2
yang signifi -
kan dan dengan keeratan hubungan ketergantungan (nilai Qxy)
positif rendah, dengan perhitungan koefisien
kontingensi
sebesar 25 %*
3. Bahwa hubungan ketergantungan antara partisipasi dengan
pendidikan partisipan ternyata dapat dibuktikan dengan ha
sil penelitian nilai Qxy positip sedang, dalam
pengertian
bahwa perilaku partisipan dalam kegiatan KMM diwarnai oleh
latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Keeratan hubungan ketergantungan menurut perhitungan
Koe
fisien Kontingensi sebesar 33 %> Maka para pengurus/pembina dituntut untuk memperhitungkan aspek pendidikan anggota
dalam menyajikan/ merurauskan program kegiatan.
^. Bahwa hipotesis yang diajukan diterima, karena terdapat
hubungan ketergantungan partisipasi dengan
karakteristik
kesibukan (bekerja/belum bekerja) yang merupakan
variabel
determinatif terhadap partisipasi pemuda dalam
kegiatan
KMM dengan nilai C sebesar 30 %. Maka variabel
kesibukan
perlu diperhitungkan
dalam pelayanan dan perurausan
ke
giatan program.
5. Ternyata hipotesis terdapat hubungan ketergantungan an
tara partisipasi dengan status orang tua (bekerja/pensiun)
dapat diterima. Mengapa demikian, karena didasarkan kepada
hasil penelitian dimana hubungan ketergantungan signifikan
dengan keeratan hubungan positip rendah. Secara relatif
bahwa perilaku partisipan kegiatan KMM sedikit banyak
ada
kecenderungan tergantung kepada status orang tuanya.
Dengan demikian status orang tua-pun hendaknya perlu
di-
pertimbangkan walaupun tidak terlalu tinggi pengaruhnya.
G.
Kesimnulan
1. Penelitian ini telah berhasil mengungkapkan
kembali
tentang hasil penelitian kasus terdahulu yang relevan atau
setidak-tidaknya bisa dianalogikan (LP3ES, Margono Slamet,
Bennet, Krech, Cohen, Duncan, Zaltman), Lott and Lott.
2. Penelitian menemukan pula adanya sifat gabung dari
riabel
pencampur lainnya yang bekerja
va
merapengaruhi
partisipasi pemuda dalam kegiatan KMM. Antara lain terli -
hat bahwa sekitar 33 % terjadi pada perilaku
partisipan
merupakan determinasi yang nyata dari pendidikan yang
di
miliki oleh partisipan. Berarti ada 67 % munculnya partisi
pasi itu harus dikaji
dari faktor lainnya.
3. Penelitian dalam skala kecil ini secara relatif memberi-
kan indikasi bahwa sifat homoginitas
memupuk
dan men^urangi rasa terpaksa dalam berinteraksi
keintiman
sekalipun
8
belum tentu menghasilkan produktivitas yang tinggi,kecuali
dengan adanya faktor lain yang bekerja mencampurinya.
Dalam hal ini diperkirakan unsur otoritas para
pengasuh/
pembina KMM.
k- Penelitian memberikan indikasi bahwa prinsip
pernbinaan
pemuda yang ditandaskan oleh GBHN 1983/Tap MPR ,No. II
rae-
nuntut partisipasi dan tanggung jawab semua pihak, sesungguhnya dapat dibuktikan atau paling sedikit terbukti menurut penemuan penelitian ini.
5. Bahwa karakteristik pemuda merupakan hal yang mutlak
perlu dipertimbangkan dalam pernbinaan pemuda. Demikian juga partisipasi dipandang sebagai salah satu parameter produktivitasorganisasi dalam pernbinaan pemuda.
6. Penelitian ini memberikan indikasi bahwa fungsi PLS se
bagai pelayanan, pengembangan,perubahan,pernbinaan , kornpleraen,dan suplemen terhadap pendidikan formal telah terwujud
dalam kegiatan pernbinaan pemuda melalui kegiatan organisasi
KMM.
H.
Implikasi
1. Mengingat adanya keterbatasan penelitian antara
lain
dalam metodologi yang digunakan maka dipandang perlu
penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama
ada
dengan
menggunakan metode/prosedur penelitian yang berada
atau
juga sekaligus dengan menentukan variabel yang tidak
ber-
sifat nominal.
2. Bagi kepenxingan ilmiah pada dasarnya hasil penelitian
ini telah berhasil mengungkapkan
hasil penelitian
terda-
hulu dan mendukung teori conformity, interaksi dan commu •nity organization.
3. Untuk kepentingan organisasi pemuda perlu diperhitung kan adanya pendekatan pernbinaan yang lebih bersifat interaktif edukatif dengan memperhatikan pula karakteristik
yang tidak semata-mata untuk kepentingan praktis
derai untuk kepentingan program yang lebih mendasar.
tetapi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI TESIS
1
KATA PENGANTAR
±
UCAPAN TERIMA KASIH
±±±
DAFTAR ISI
v±i
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
7
D. Kegunaan Penelitian
8
E. Anggapan Dasar
9
F. Hipotesis
G. Definisi Istilah
11
12
H. Limitasi Studi
13
I. Sistematika Pembahasan
16
PARTISIPASI DAN PERUBAHAN SOSIAL ..
19
A. Manajeraen Perubahan Sosial
Se
bagai Dasar Timbulnya Partisipa
si
19
B. Partisipasi Sebagai Wujud Peru bahan Sosial
23
C. Pentingnya Pernbinaan Pemuda ....
27
D. Perubahan
Sosial
dan Pernbinaan
Pemuda
33
1. Pemuda dan Perubahan Sosial..
2. Pernbinaan Generasi Muda
33
di
Indonesia
36
E. Hasil Penelitian Interaksi Sosial
Yang Relevan
F. Gambaran Organisasi Pemuda (KMM)
KPAD Gegerkalong
vii
^3
46
Halaman
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
BAB IV
.
'.
52
52
53
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
D. Langkah-Langkah Pengumpulan Data..
53
54
HASIL PENELITIAN
63
A. Deskripsi Subyek
63
B. Analisis Satu Variabel
C. Analisis Dua Variabel
6b
72
D. Pengujian Hipotesis
90
E. Pembahasan Terhadap Hasil Peneliti9k
an
BAB V
KESIMPULA-N DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
B. I mplikasi
DAFTAR BACAAN
H^
H^
H£
l2Zf
vm
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Unit Populasi dan Sampel Penelitian
53
2. Komposisi banyak Pertanyaan Untuk Mengukur Parti sipasi
55
3. Perhitungan Chi Kuadrat Dari Hasil Angket Hubungan
Frekuensi Durasi dan Persistensi Dengan
Umur Anggota KMM Tahun 1986
Perbedaan
73
4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Dari
Data Hubungan Umur Partisipan Dengan partisipasi
Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
136
5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q Dari
Data Hubungan Golongan, Umur Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
137
6. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi
Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Umur Par
tisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
±38
7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Dari
Data Hubungan Jehis Kelamin Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
139
8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q Dari
Data Hubungan Jenis Kelamin Partisipan Dengan Par
tisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Ke
camatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun
1986
1^0
9. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Jenis Ke
lamin Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong
Kecamatan
Sukasari Kotamadua D.T. II Bandung Tahun 1986
141
10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat
Dari
Data Hubungan Pendidikan Partisipan Dengan Parti sipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamat
an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tangun 1986. 142
11. Rekapitulasi Hasil Nilai Yule's Q Dari Data Hubung
an Pendidikan Partisipan Dengan Partisipasi Dalam
Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
IX
Sukasari
143
12. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan
Pen
didikan Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986 ...
144
13. Rekapitulasi Hasil Chi Kuadrat Dari Data Hubungan
Kesibukan Partisipan Dengan Partisipasi Dalam Ke
giatan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan
Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1966
14. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai Yule's Q
Dari Data Hubungan Kesibukan Partisipan
Dengan
Partisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung
Tahun 1986
145
146
15. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Kesibuk
an Partisipan KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung Tahun 1986
147
16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Chi Kuadrat
Dari
Data Hubungan Orang Tua (Bekerja/Pensiun) Parti sipan Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan KMM -KPAD
Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
. Bandung Tahun 1986
148
17. Rekapitulasi Perhitungan Nilai Yule's Q Dari Data
Hubungan Orang Tua {Bekerja/Pensiun)
Partisipan
Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan KMM-KPAD Geger
kalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
Ban
dung Tahun 1986
149
18. Rekapitulasi Nilai Koefisien Kontingensi Hubungan
Ketergantungan Antara Partisipasi Dengan Orang
Tua (Bekerja/Pensiun) Partisipan KMM-KPAD Geger kalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II
dung Tahun 1986
Ban
150
19. Tabel Distribusi Probabilitas Kai Kuadrat
x
151
DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN
Halaman
1. Diagram (Paradigma) Hubungan Variabel Bebas
Dengan Variabel Terikat Dalam Penelitian...
2. Diagram ( aradigma) Keran^ka Berfikir
7
ke
Arah Penelitian Hubungan Karakteristik Par
tisipan Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan
KMM-KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung
3. Diagram Manajemen Perubahan Sosial
18
21
4. Gambar Orientasi Nilai Dalam Pernbinaan Ge -
nerasi Muda
42
5. Diagram Frekuensi Partisipan Berdasarkan
Umur
6. Diagram Frekuensi Partisipan
64
Berdasarkan
Jenis Kelamin
64
7. Diagram Keadaan Orang Tua (Bekerja/Pensiun)
Partisipan
65
8. Intrumen Penelitian
129
9. Tabel
I36
10. Distribusi Probabilitas Kai Kuadrat
151
•
11. Riwayat Hidup
..........-,;
152
12. Peta Kotamadya D.T. II Bandung
154
13. Peta Kecamatan Sukasari
I55
14. Peta Kelurahan Gegerkalong
156
15. Peta Penyebaran Responden Anggota KMM-KPAD
Gegerkalong
157
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mflsalah
Pencapaian tujuan nasional yaitu memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melak
sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial, merupakan suatu perjuangan tersendiri
yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan
hormatan bagi generasi muda sebagai pelopor dan
ke-
penerus
pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/
1983 yang berbunyi sebagai berikut :
Generasi muda adalah penerus cita-cita
perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional.
dan
Oleh karena itu perlu ditetapkan upaya pernbinaan
pengembangan generasi muda secara terus menerus dalam
rangka pendidikan nasional. Pernbinaan dan pengembangan
generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab
semua pihak dan untuk itu perlu ditingkatkan kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh dan
terpadu.
Usaha-usaha guna membina dan mengembangkan generasi
muda untuk melibatkan dalam proses kehidupan bangsa
dan
bernegara harus dilihat dalam rangka generasi yang mengandung pengertian jaminan bagi kelangsungan bangsa dan negara
atas dasar Sumpah Pemuda 1928, Pancasila, UUD 1945
serta
pembangunan nasional yang berkeadilan sosial. Dilihat dari
segi kebutuhan pembangunan, pemuda merupakan sumber
daya
manusia, sumber tenaga kerja kini dan masa mendatang
yang
perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan
memberikan
sumbangan yang nayata kepada pembangunan bangsa dan negara.
Untuk kepentingan ini diperlukan penataan kehidupan pemuda
karena memainkan peranan penting dalam pelaksanaan
bangunan yang didasari bahwa masa depan adalah
pem
kepunyaan
generasi muda, namun disadari pula bahwa masa depan
tidak
berdiri sendiri, ia adalah lanjutan dari masa sekarang ha
sil dari masa lampau. Dalam hubungan itu maka
pernbinaan
dan pengembangan generasi muda harus menanamkan
motivasi
kepekaan terhadap masa datang.
Generasi muda secara umum dapat dipandang
suatu fase dalam siklus kepribadian manusia,
sebagai
maka
dalam
fase generasi muda ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Ciri-ciri tersebut menurut Napitupulu, (1979:14)
antara
lain; kemurnian idealisme, keberanian dan keterbukaan
me-
nerima dan menyerap gagasan baru, semangat kepribadian,
spontanitas dan dinamikanya, keinginan untuk
segera
me-
wujudkan gagasan baru, keteguhan janji, keinginan
untuk
menampilkan sikap dan kepribadian mandiri
masih
serta
lengkapnya pengalaman untuk merelefansikan pendapat, sikap
dan tindakan dengan
kenyataan yang ada.
Dengan melihat ciri-ciri arah dan kaitannya
pembangunan nasional, pernbinaan dan pengembangan
dengan
generasi
muda bertujuan :
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai
dalam
dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda th 1928
rangka pembangunan bangsa dan kepribadian nasional.
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
berpegang teguh kepada Pancasila sebagai suatu idiologi dan
pandangan hidup bangsa dan negara serta UUD 1945
se
cara murni dan konsekuen.
3
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional
dan
angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif
berilmu dan berketrampilan, bersemangat
kepeloporan
dan berjiwa kerakyatan.
^. Mewujudkan warga negara bangsa dimasa depan yang
memiliki kreativitas kebudayaan nasional maju
tetapi
tetap bercirikan dan bercorak kepribadian bangsa.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela
bangsa
dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasional
pengemban dan penerus nilai-nilai serta cita-cita
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ( Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1979 : 25).
Pola pernbinaan dan pengembangan generasi muda
me-
merlukan penilaian yang sesuai dengan perkembangan politik,
ekonomi, sosial budaya dan perubahan-perubahan yang
diha-
yati oleh generasi muda. Selain itu dengan menggunakan ja-
lur-jalur yang ada kaitannya dengan pernbinaan generasi mu
da akan mudah dilaksanakan partisipasi dalam kegiatan pern
binaan. Oleh sebab itu sasaran pernbinaan dan pengembangan
generasi muda menurut konsep Departemen Pendidikan
dan
Kebudayaan ( 1979:29 ) adalah :
ke
Sasaran pernbinaan kerohanian, kepribadian dan
budayaan, sasaran jasmaniah, sasaran pernbinaan
dan
pengembangan intelek, sasaran pernbinaan dan pengemba ngan kerja, sasaran pernbinaan ideologi, sasaran pernbi
naan dan pengembangan patriotisme dan disiplin nasio nal, sasaran pernbinaan dan pengembangan kepemimpinan.
Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan
di
atas dapat disimpulkan bahwa pernbinaan dan pengembangan
generasi muda merupakan tanggung jawab pemerintah,keluarga
dan masyarakat. Oleh sebab itu pula organisasi-organisasi
sosial pemuda rautlak peranannya diperlukan.
Salah satu wadah organisasi sosial
pemuda
adalah
organisasi Keluarga Muda Mudi (KMM) di daerah Rukun
02 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya
II Bandung. Organisasi sosial ini mencoba membina,
Warga
D.T
4
membimbing dan mengarahkan minat dan bakat serta idee
muda dalam berbagai kegiatan organisasi pemuda.
pe
Kegiatan
tersebut antara lain kegiatan kerohanian, kesegaran jasmani, kesenian, pengembangan intelek, dan kerja kemasyarakaV
an.
Berdasarkan informasi sementara kegiatan
pemuda di
daerah tersebut dari masa ke masa menunjukkan kegiatan
yang mengarah kepada peningkatan. Hal ini bisa dilihat da
ri aspek jumlah partisipan dalam berbagai bidang
kegiatan
KMM serta hasil partisipasinya dalam menunjang
kegiatan
kemasyarakatan selain untuk kepentingan organisasi.
Informasi sementara ini sebagai titik tolak bahan
pemi-
kiran untuk mencoba meneliti lebih lanjut tentang kebenarannya dengan pokok masalah sebagaimana uraian berikut.
B. Perumusan Masalah
Beranjak dari berbagai hasil penelitian yang
di
pandang relevan antara lain bahwa "Individu dapat lebih
baik menampilkan kepribadiannya dan dapat pula
pribadinya
berkembang dengan adanya pengaruh tekanan kelompok
dimana
ia berada" (Krech, Chrutchfield and Ballachey ; 1962:486).
Pengaruh tekanan kelompok ini berarti adanya interaksi so
sial yang menggambarkan hubungan antara dua atau
lebih
individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memper
-
baiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya(Gerungan
1978:61).
Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh ber
bagai pengaruh yang bekerja mempengaruhi pula derajat
5
partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok.
Bahwa cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat
konformi-
tas dipengaruhi oleh motif yang ada pada individu
yang
terlibat dalam proses koformity (Gerard and Jackson
1958
dalam Krech; 1962:519).
Sehubungan dengan itu pula dikemukakan oleh
(1948) dan Krech (1962; Box 13.10) bahwa
tujuan - tujuan
baru kelompok lain siap diterima bilamana
organisasi turut dalam menate
French
para
anggota
dari pada bilamana
dipaksakan dalam kelompok itu. Di lain
pihak
mereka
dikemukakan
oleh Bennet (1955) dalam Krech (1962) bahwa tindakan
yang
diinginkan lebih sering diterima bila pribasi-pribadi
rasa bahwa persetujuan, persatuan dalam keputusan
dibuat oleh anggota kelompok atau organisasi
me-
pribadi
untuk
keun-
tungan tingkah laku yang diinginkan. Kemudian cepat lambat
nya seseorang untuk dapat mengadaptasikan dirinya atau me-
libatkan dirinya di dalam suatu kegiatan, dipengaruhi oleh
karakteristik anggota antara lain latar belakang pendidikannya. Kenyataan ini telah terbukti antara lain dalam
du-
nia pertanian dikemukakan oleh Margono Slamet ( 1982 : 22)
sebagai berikut :
Variabel yang mempengaruhi cepat lambatnya individu
mengadaptasi inovasi adalah tingkat pendidikan..Ada kecenderungan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
cepat mengadaptasi inovasi dan sebaliknya seraakin ren-
rendah tingkat pendidikan semakin lambat pula
meng
adaptasi inovasi.
Dengan demikian diduga latar belakang tingkat
didikan muda-mudi akan memberikan predikat terhadap
pen
ter-
jadinya perbedaan partisipasi dalam berbagai aspek kegiatan
muda-mudi.
Berdasarkan pemikiran di atas dapat diperkirakan
adanya berbagai faktor yang mempengaruhi muda-mudi berpartisipasi dalam kegiatan KMM. Berbagai faktor
di antaranya
berkenaan dengan karakteristik partisipan KMM, yakni :
a). Latar belakang pendidikan, b) umur, c) jenis
kelamin,
d) pekerjaan/kesibukan, e) latar belakang keadaan status
orang tua. Dengan demikian rumusan masalah dalam peneliti
an ini akan diarahkan pada penelusuran ada tidaknya perbe
daan antara karakteristik partisipan KMM terhadap partisi
pasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi di daerah rw 02 Ke
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung.
Dalam penelitian ini ada 2 variabel utama yang men
dapat perhatian ialah ; 1) partisipasi yang disimbolkan
dengan huruf Y sebagai variabel respons (dependent
varia
bel), dan 2) karakteristik parauda sebagai variabel
stimu
lus (independent variabel) yang disimbolkan dengan huruf X.
Untuk tidak mengacaukan pengertian variabel-varia bel yang terkandung dalam penelitian ini, maka berikut ini
akan dijelaskan sebagai berikut :
Yang dimasud dengan karakteristik pemuda (variabel X) ada
lah ciri-ciri atau keadaan latar belakang pemuda partisipai
kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD meliputi :
a). Latar belakang pendidikan (X )
b). Umur (X )
c) Jenis kelamin (X_)
3
d). Kesibukan/pekerjaan (X.)
e). Status keluarga (X^)
7
Yang dimaksud partisipasi pemuda (variabel Y)adalah
keadaan, keikutsertaan pemuda sebagai partisipan
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi KPAD dengan indikator berupa :
a). Frekuensi, durasi dan persistensi.
b). Ketabahan atau keuletan dalam melakukan kegiatan
dan
memecahkan masalah yang dihadapi.
c). Pengabdian atau dedikasi dalam melakukan kegiatan.
d). Tingkat aspirasi dan tindakan kualifikasi produk
yang
didapat.
e). Arah sikap terhadap kegiatan sasaran.
Lebih jelas lagi bisa dilihat hubungannya dalam
paradigma
sebagai berikut :
C. Tu.luan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang hubungan karakteristik partisipan kegiatan Keluarga
Muda-Mudi dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga MudaMudi di RW 02 KPAD Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kotamadya D.T. II Bandung. Secara khusus tujuan penelitian
8
ini untuk mengungkapkan data tentang bagaimana
hubungan
dan perbedaan partisipasi diantara partisipan dilihat dari
karakteristiknya. Secara terperinci akan diungkapkan
data
empirik tentang :
1. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan golongan umur,
2. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan
partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan je is kelamin.
3. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan
partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
yang berlatar belakang pendidikan sekolah
menengah
tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas dan per
guruan tinggi (akademi/universitas).
4. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi
yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan kesibukan/pekerjaan.
5. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang
dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
berdasarkan latar belakang status orang tua yang
masih
bekerja dan pensiun.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian adalah bagian integral dari
Tri
Perguruan Tinggi, karena suatu ilmu akan berkembang
Dharma
bila
ditelusuri dan dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Penelitian merupakan pula upaya peningkatan kemampuan profesional, penalaran dan penyadaran akan rumusan
tujuan
akhir pendidikan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi
yakni
membentuk manusia yang berkepribadian Pancasila yang mampu
menjalankan pekerjaan dalam masyarakat secara profesional,
serta mempunyai sikap dan kompetensi ilmiah (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1980 : 1).
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka kegunaan pe
nelitian ini adalah :
1. Untuk memperluas dan memperdalam jangkauan dan
pengem
bangan konsep perilaku organisasi khususnya konsep
in
teraksi partisipasi, komunikasi, dan perubahan sosial.
2. Untuk dapat memberikan bahan kajian bagi para
pembina
dan pengelola organisasi kepemudaan dalam rangka upaya
meningkatkan pelayanan dan perumusan program
kegiatan
dengan menghayati anggota yang bervariasi latarbelakang
nya. Hal ini dimaksudkan demi tercapainya tujuan
orga
nisasi dan juga demi terpenuhinya atau terjawabnya
ke-
butuhan anggota sesuai dengan motifnya masing-masing.
3. Untuk dapat dijadikan bahan informasi bagi berbagai pi
hak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
tentang
aspek pernbinaan pemuda dari sisi lain yang lebih
arti dan
ber-
seksama untuk kepentingan ilmiah maupun untuk
kepentingan praktis dalam usaha pembangunan.
E. Anflftapan Dasar
Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan yang dimi
liki, maka ada beberapa anggapan dasar yang
. diajukan
10
sebagai titik tolak dalam pemikiran, yakni sebagai berikut:
1. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga %da-Mudi KPAD
Ke
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
Bandung yang menjadi obyek penelitian ini memiliki
II
karak
teristik latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin
,
terapat tinggal, kesibukan, yang berada satu sama lainnya.
2. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD
lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
Bandung pada dasarnya pernah mengikuti kegiatan
Ke
II
pemuda
yang diselenggarakan oleh KMM KPAD Gegerkalong.
3. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
pada tingkat tertentu atau secara relatif, dapat mengung kapkan apa yang dimaksud atau diukur.
4. Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh berbagai
pengaruh yang bekerja mempengaruhi setiap anggota-organisasi atau kelompok sehingga akan mempengaruhi pula
derajat
partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok,
dan
cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat konformitas
di
pengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang terlibat
dalam proses konformiti (Gerard and Jackson, Saltztain
1958 dalam Krech; 1962:519).
5. Cepat lambatnya seseorang sebagai anggota kelompok
lam melakukan penyesuaian diri atau melakukan
da
conformity
dalam kehidupan kelompok tergantung kepada situasi kebuda
yaan kelompok yang menekan dirinya dan karakteristik
in
dividu itu sendiri (Krech and Crutchfield; 1962:504).
6. Kesamaan latar belakang seperti misalnya, jenis kelamin,
agama, pendidikan, ras, kebangsaan, keperjaan/kesibukan
seseorang merupakan suatu kecenderungan yang
melandasi
berinteraksi dengan orang lain. ( Penelitian Lott and Lott
dalam Miftah Thaha, 1983 : 96).
11
7. Keeratan hubungan merupakan kekuatan mutlak suatu
ke
lompok untuk berfikir dan bertindak sebagai suatu kesatuan
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi keeratan
hubungan
suatu kelompok berkaitan dengan sejauhmana anggota kelompok
saling tertarik dan terdorong untuk tetap berada
dalam
kelompok tersebut. (Duncan dalam Ibrahim Indrawijaya,
1983 : 112).
F.
JJ '
Hipotesis
Untuk mengarahkan penelitian ini diajukkan hipote -
sis sebagai pedoman sementara untuk menjawab
masalah,
yaitu :
1. (a) Terdapat perbedaan antara golongan umur
partisipan
dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan umur dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi
KPAD
Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II
Bandung.
2. (a) Terdapat perbedaan antara jenis kelamin partisipan
dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan jenis kelamin dalam kegiatan Keluarga
Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Muda-
Kotamadya
D.T. II Bandung.
3. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan
partisipan dengan partisipasi dalam
kegiatan
12
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan latar belakang pendidikan dalam
kegiatan
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung.
4. (a) Terdapat perbedaan antara kesibukan partisipan
de
ngan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan kesibukan dalam kegiatan Keluarga Muda- Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II Bandung.
5. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang
keluarga partisipan dengan partisipasi dalam
status
ke
giatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatai
Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung,
(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi
dengan latar belakang status keluarga dalam kegiatai
Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan
Su
kasari Kotamadya D.T. II Bandung.
G.
Definisi Istilah
1. Yang dimaksud dengan karakteristik partisipan
umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan
keluarga partisipan.
ialah
status
13
2. Partisipasi adalah ikut serta ambil bagian dalam
giatan dan ikut serta memanfaatkan, menikmati
ke
hasilnya
sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia.
3. Pemuda adalah partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi
KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.
II
Bandung yang berumur antara 15 tahun sampai 35 tahun.
4. Organisasi Keluarga Muda-Mudi adalah organisasi
sosial
kemasyarakatan yang bergerak dalam kepemudaan dan
beradaannya direstui oleh pemerintah daerah
ke-
setempat
serta diakui oleh masyarakat penghuni KPAD.
5. Hubungan ketergantungan adalah ada tidaknya dan
rendahnya partisipasi pemuda dalam kegiatan
tinggi
Keluarga
Muda-Mudi (KMM) tergantung kepada karakteristiknya
yakni ; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan (be
kerja/tidak bekerja), dan keadaan status orang tua (masih bekerja/sudah pensiun). Partisipasi pemuda dalam
kegiatan KMM diduga dipengaruhi oleh karakteristiknya >
misalnya partisipasi atau perilaku disaat
mengikuti
kegiatan. Dengan demikian hubungan ketergantungan dapat
diartikan sebagai kontribusi dari suatu kondisi ke kon
disi lain. Dalam hal ini karakteristik pemuda
mewarnai
bentuk, frekuensi, dan keeratan partisipasi. Atas dasar
itu maka dapat diperkirakan bahwa partisipasi
pemuda
mendapat urunan positip yang signifikan dari karakteris
tiknya.
14
H. Limitasi Studi
1. Materi
:
Dalam pemenuhan kebutuhan materi, penelitian ini baru
menggali sebagian kecil faktor dari sekian banyak
yang saling berkaitan dalam masalah partisipasi.
faktor
Beberapa
hal yang dikemukakan dalam penelitian ini ialah
faktor
karaKteristik pemuda partisipan KM dihubungkan
dengan
partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
Ke
luarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong.
Membicarakan partisipasi sebenarnya adalah berbica-
ra tentang pencapaian tujuan kegiatan yang telah
ditetap-
kan lebih dahulu baik untuk setiap jenis kegiatan
maupun
secara keseluruhan. Dalam hal ini tidak terlepas dari pada
keadaan partisipasi kegiatan yang bervariasi latar belakang
pribadi dan kesibukannya. Selain itu harus dipertimbangkan
pula kualitas program latihan termasuk para pelatih,
pe-
ngurus, dan perabinanya.
Dalam studi ini yang menjadi perhatian ialah faktor
faktor yang diasumsikan ada hubungannya dengan partisipasi
pemuda dalam mengikuti kegiatan KMM yang berasal dari
muda partisipan kegiatan tersebut. Perhatian khusus
arah satu pihak dalam suatu proses kegiatan pernbinaan
pe
ke
dan
pendidikan dalam kondisi tertentu dipandang memungkinkan,
sebagaimana diungkapkan oleh seorang akhli
pendidikan
Doroty G Peterson (I964) dalam BP3K (1980:18) bahwa
melihat interaksi guru dan murid dapat dikelompokkan
untuk
dua
15
macam; a), survey of opinion of expersts, b). survey
of
opinion of pupils. Kiranya pendapat ini dapat dianalogikan
dalam studi interaksi dan partisipasi pemuda dalam kegiatai
kepemudaan. Maka studi ini akan menggunakan pendekatan
dua, karena unit analisisnya dari penelitian ini
ke
ialah
partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi.
2. Subyek :
Keterbatasan subyek dapat dijelaskan bahwa sebenar-
nya lebih mengenai masalahnya, kalau subyeknya
mewakili
keseluruhan peserta (anggota) sejak anggota yang berpen
-
didikan Sekolah Dasar (Usia Sekolah Dasar) sampai
dengan
Perguruan Tinggi. Tetapi dengan berpedoman kepada
suatu
pandangan tentang pemuda bisa dilihat dari berbagai
sisi
antara lain dari segi usia 15 tahun - 35 tahun, dan
per-
timbangan lain bahwa penggalian data dari anak-anak
usia
Sekolah Dasar, baik menggunakan angket maupun
wawancara
dalam pelaksanaannya masih sukar. Oleh karena itu peneliti
an ini dipusatkan kepada partisipan KMM yang berpendidikan
Sekolah Menengah Pertama sampai Perguruan Tinggi
dengan
pembatasan umur antara 15 tahun - 35 tahun sejumlah
150
orang yang diperlakukan sebagai sampel. Secara jelas
pe-
riksa bab II prosedur penelitian.
3.
Metode :
Metode penelitian ini terbatas hanya
menggunakan
metode deskriptif dengan menggunakan teknik wawncara,
servasi, dokumentasi, angket dan studi kepustakaan.
ob
16
Dalam pelaksanaan pengumpulan data lebih menitik
beratkan
kepada penggunaan angket, sekalipun disadari bahwa inter
view dan dilengkapi dengan observasi yang jeli akan lebih
banyak mendapatkan data yang diperlukan.
4. Generalisasi :
Seperti diutarakan bahwa subyek penelitian ini
pe
muda partisipan kegiatan KMM usia 15 tahun - 35 tahun ber
pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama sampai
Per
guruan Tinggi. Penelitian ini dilaksaru...an di darah
Kom-
pleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong Kecamat
an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung. Lokasi ini
bukan
sebagai wilayah yang luas seperti kecamatan atau kelurahan
dan kabupaten. Oleh karena itu hasilnya hanya
berlaku
untuk wilayah KPAD Gegerkalong. Apabila hendak digeneralisasikan pada daerah lain yang setara, misalnya ke RW-an
(Rukun Warga) lain dalam wilayah kecamatan yang sama perlu
pertimbangan-pertimbangan khusus.
I. Sistematika Penulisan
Pokok-pokok uraian dalam penulisan hasil penelitian
disajikan dalam sistematika uraian sebagai berikut :
Bab I berupa pendahuluan, berisikan sajian tentang masalah
yang diteliti dan metode penelitiannya. Bab II berisi saji
an tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.
Dalam hal ini diawali dengan uraian konsep manajemen
robahan sosial sebagai dasar partisipasi, dan
sebagai wujud perobahan sosial.
pe-
partisipasi
17
Berikutnya uraian mengenai pentingnya pembinaan pemuda dan
diakhiri dengan uaraian pemuda dan perubahan sosial
serta
pembinaannya. Sajian penutup dalam bab ini berupa informa
si data empirik yang relevan dan informasi secara deskriptif mengenai keadaan organisasi Keluarga Muda-Mudi
KPAD
Gegerkalong. Bab II mengenai prosedur penelitian
meliputi
aspek uraian pendekatan penelitian, populasi dan
sampel,
metode dan teknik pengumpulan data serta pengolahan
Bab IV hasil penelitian dengan uaraian tentang
data.
deskripsi
subyek penelitian, analisis satu variabel dan analisis dua
variabel menurut pola pikir dari Yule's Q, dan
diakhiri
dengan diskusi. Sebagai bab penutup berupa kesimpulan
dan
rekomendari (Bab V).
Kerangka pemikiran ke arah penelitian kasus ini dijabarkan
sebagaimana tampak dalam halaman berikut.
Kerangka pemikiran ini menggambarkan alur pemikiran
dalam
penelitian dan hubungan aspek-aspek kegiatan serta gambarai
feed-back dari hasil penelitian yang diperoleh.
kerangka berfikir ke arah...
18
KERANGKA BERFIKIR KE ARAH PENELITIAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PARTISIPAN
DENGAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN
KELUARGA MUDA-MUDI KPAD GEGERKALONG
KECAMATAN SUKASARI KOTAMADYA D.T. II
LATAR
BANDUNG
BELAKANG
MASALAH
^
T
KONSEP
KONDISI
OBYEKTIF
>J/
->
PERUMUSAN MASALAH
V
->
TUJUAN
PENELITIAN
LANDASAN
TEORI
HIPOTESIS
V
M
E
T
H
0
D
E
DATA YANG
DIHARAPKAN_
ANALISIS
DATA
POPULASI/SAMPEL
» ,
V
>
KESIMPULAN
TEKNIK PENGUM PULAN DATA
*
Implikasi
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam pelaksanaan
litian ini adalah survey. Pendekatan penelitian
pene
dengan
survey tepat bagi peneliti yang ingin mengambil data
dari
daerah tertentu atau dari beberapa daerah dalam waktu
re
latif pendek. Dengan methode survey data dapat dikumpulkan
untuk digunakan sebagai bahan dalam rangka pembuktian
hi-
pothesis ataupun untuk keperluan perencanaan penelitian.
Van Dalen, ( 1966:187 ) dalam,BP3K ( 1981:47 ) menyatakan:
Some men collect all three types of informational)
existing status, (2) comparisons of status and
stan
dards, and (3) methods and means of improving
status
and others confine their studies to one or two these
types.
Studi survey memungkinkan peneliti mengumpulkan in
formasi dari anggota populasi atau dari sebagian
sampel
terpilih saja. Survey juga memungkinkan terkumpulnya
jumlah besar data yang saling berkaitan dengan
se-
' sedikit
item terpilih.
Selain pendekatan survey penelitian ini menggunakan
pendekatan eksploratif. Dengan pendekatan ini untuk mencari deskripsi tentang gejala-gejala. Seperti diketahui
tu
juan utama riset sosial adalah menambah pengertian tentang
gejala-gejala masyarakat. Di dalam pelaksanaan
penelitian
dilaksanakan pula pendekatan komparatif untuk membanding -
kan pengaruh aspek latar belakang partisipan kegiatan
Ke
luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke
giatan yang diprogramkan oleh KMM.
52
53
Karakteristik pemuda yang bervariasi mempunyai
pengaruh
yang berbeda-beda terhadap partisipasi.
B.
Populasi dan Sampel
Unit populasi dalam penelitian ini adalah
atau partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi (KMM)
anggota
berusia
antara 15 tahun - 35 tahun dengan latar belakang pendidik-
annyapun berbeda-beda sejumlah 378 orang. Untuk kepenting
an penelitian ditarik sampel sejumlah 150 orang (40 %)•
Secara terperinci sebagaimana dalam tabel berikut.
TABEL 1
UNIT POPULASI DAN SAMPEL
BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
s s s s s :====================;
NO.
Tingkat Pendidikan
pssssssssss:
Populasi
_==_==
Ukuran Sampel
%
1.
Sekolah Menengah
Tingkat Pertama
116
46
40
2.
Sekolah Menengah
Tingkat Atas
172
68
40
3.
Perguruan Tinggi
(Akedemi/Univ.)
90
36
40
378
150
40
Jumlah
Sampel yang digunakan adalah sampel berstrata
me-
ngingat subyek penelitian memiliki karakteristik yang ber
beda-beda, dengan pengambilan sampel secara acak.
c« Methode dan T eknik Pepelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
me
thode deskriptif analitik. Artinya dalam penelitian
ini
bermaksud mendeskripsikan masalah sebagaimana adanya
de
ngan cara mengumpulkan data, dan selanjutnya dianalisis
54
serta ditarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan yaitu sebagai berikut :
1). Studi kepustakaan untuk mengungkapkan konsep - konsep
sebagai ramuan dasar yang berhubungan dengan
masalah
yang diteliti.
2). Studi dokumentasi untuk mengungkapkan data yang
ber
sifat administratif dan data kegiatan yang terdokumen-
tasikan sebagai bukti kegiatan organisasi
Keluarga
Muda-Mudi.
3). Observasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan organi
sasi KMM dan aktivitas anggota sebagai partisipan
da
lam berbagai bentuk kegiatan.
4). Wawancara untuk mendapatkan data dari berbagai
sumber
terutama dari pengurus dan pembina.
5). Angket untuk mendapatkan data pokok sebagai bahan kajian dalam menganalisis dan menafsirkan data yang erat
hubungannya dengan pemecahan masalah yang diteliti de
ngan menggunakan bantuan ukuran statistik yang
baku
dan relevan.
D. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
Setelah desain penelitian dirumuskan, maka ditempuh
proses penyusunan alat pengumpul data. Data yang
kan terjaring melalui alat pengumpul data berupa
diharap
angket
meliputi :
1). Data tentang karakteristik partisipan kegiatan Keluar
ga Muda-Mudi yang meliputi latar belakang tingkat pen
didikan, jenis kelamin, umur, kesibukan,serta komponen,
55
keadaan orang tua yang kesemuanya merupakan
variabel
bebas.
2). Data tentang keadaan partisipasi dalam kegiatan
KMM
yang ruang lingkupnya meliputi aspek ; frekuensi kegi
atan dan durasinya, ketabahan dan kesungguhan . dalam
kegiatan dan pemecahan masalah, dedikasi atau pengor banan demi kepentingan organisasi dan kegiatan,tingkat
aspirasi dan tindakan kualifikasi produk yang
didapat,
serta arah sikap terhadap kegiatan sasaran program.
Ifesemuanya ini merupakan sub variabel dari
partisipasi
sebagai variabel terikat. Alat pengumpul data
berupa
angket dengan komposisi item pertanyaan untuk
setiap
sub variabel yang akan terkena pengaruh dengan
perin-
cian sebagai berikut :
TABEL 2
KOMPOSISI BANYAK PERTANYAAN UNTUK
MENGUKUR PARTISIPASI
====== ============================== ===== =================
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
Sub Variabel
Frekuensi, persistensi dan
durasi kegiatan
No. 1 s/d 8
Ketabahan, keuletan, kesung
guhan dalam kegiatan dan pe
mecahan masalah
NO.
9 s/d 16
Dedikasi (pengorbanan untuk
kepentingan organisasi)
NO.
17 s/d 21
fikasi produk yang didapat
dari pelaksanaan kegiatan
NO.
22 s/d 25
Sikap terhadap kegiatan
sasaran program kegiatan
NO.
26 s/d 30
Aspirasi dan tindakan kuali
Jumlah
=====:
Item Pertanyaan
30
- . „ .sssss:=:::;^;:~ = —:z — — :
5 6
Pembuatan item pertanyaan mempertimbangkan
keseim-
bangan perbandingan yang kira-kira sama antara option
ja-
waban atau bergraduasi dengan sajian option pilihan.
Setelah disusun, sebelum diujicobakan telah mengalami
re-
visi disana-sini.
3). Uji Coba :
Uji coba terutama bertujuan untuk
melihat
apakah
item pertanyaan dapat dipahami dengan mudah oleh responden.
Karena apabila dimengerti oleh pemuda peserta uji coba
daerah, terutama di wilayah Kecamatan Sukasari
di
diharapkan
pula mudah dimengerti oleh pemuda partisipan kegiatan
Ke
luarga Muda-Mudi di daerah KPAD Gegerkalong.
Selain itu uji coba dimaksudkan untuk menguji cocok
tidaknya atau tepat tidaknya pertanyaan yang disajikan de
ngan keperluan penelitian atau dengan data yang diharapkan.
Uji coba dilakukan terhadap sejumlah 10 orang pemuda
Ta-
runa Karya dengan pertimbangan bahwa Taruna Karya memiliki
program kegiatan kepemudaan yang relevan dengan
kegiatan
KMM-KPAD. Pemuda yang dijadikan responden dalam uji
adalah pemuda partisipan Taruna Karya di RW 04
coba
Kelurahan
Gegerkalong. Hasil uji coba menunjukkan bahwa angket
yang
digunakan tidak mengalami kesulitan yang berarti, sehingga
dipandang memadai untuk dijadikan alat pengumpul data (APD)
yang digunakan dalam penelitian yang sebenarnya.
4). Pelaksanaan Pengumpulan Data
(a) Observasi :
Observasi dilakukan setelah pengurus KMM
dihubungi
5 7
untuk keperluan itu. Dalam kegiatan observasi
dilakukan
catatan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan. Pelaksanaan
menggunakan waktu sore hari bertepatan dengan berlangsung-
nya kegiatan KMM. Data yang diharapkan melalui
observasi
adalah berbagai kegiatan yang dilaksanakan dengan
pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan termasuk observasi ter
hadap fasilitas kegiatan yang dimiliki atau digunakan.
Dalam kesempatan yang sama dilakukan pula wawancara dengan
beberapa pengurus dan dengan beberapa partisipan.
(b) Pelaksanaan Angket
Pengumpulan data dengan angket
dilakukan
dengan
menggunakan bantuan tenaga mahasiswa yang sebelumnya telah
menerima pelajaran dahulu tentang beberapa pemahaman
dan
penguasaan materi angket serta teknik mewawancarakannya.
Waktu yang diperlukan selama 15 hari yang
berlang-
sung sejak tanggal 8 Januari s/d 23 Januari 1986.Penentuan
responden dibicarakan terlebih dahulu dengan ketua KMM de
ngan memperhitungkan persaratan yang ditentukan. Responden
sejumlah 150 orang tersebar diseluruh RT dilingkungan KPAD
Gegerkalong. Pelaksanaan pengumpulan data banyak mengalami
kesukaran dalam menghubungi responden yang telah
ditentu
kan.
5). Pengolahan Data
Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk
mem
buat data itu dapat dibicarakan (Winarno Surahkmad,1970 :
101). Karena itu data yang terkumpul perlu diolah menurut
organisasi yang baik. Langka-langkah yang ditempuh sebagai
58
berikut
:
(a). Pengecekan data
Pengecekan data dilakukan dengan memeriksa dan mem-
pelajari data yang telah terkumpul, apakah
dapat
atau tidak. Ternyata data yang ada semuanya
diolah
dapat
diola