PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... ……… I

PERNYATAAN .……… Ii

KATA PENGANTAR ……… iii

ABSTRAKSI ……… v

UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR GAMBAR ……… xii

DAFTAR TABEL ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A Latar Belakang Masalah ……… 1

B Identifikasi Masalah ……… 4

C Rumusan Masalah ……… 5

D Batasan Masalah ……… 5

E Tujuan Penelitian ……… 6

F Manfaat Penelitian ……… 7

G Definisi Operasional ……… 7

BAB II PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI……… 10 A Kajian Pustaka 10 1 Media Pembelajaran ……… 10


(2)

3 Hasil Belajar ……… 14

4 Konsep Asam Basa di SMK..……….… 17

5 PengaruhPenggunaan Multimedia terhadap Hasil Belajar Siswa 27 B Kerangka Berpikir ……… 28

C Hipotesis ……… 30

BAB III METODE PENELITIAN……….. 31

A Metode Penelitian ……… 31

B Subjek Penelitian ……… 31

C Variabel Penelitian ……… 32

D Instrumen Penelitian ……… 32

E Teknik Pengolahan Data ……… 37

F Prosedur Penelitian ……… 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 42

A Hasil Penelitian ……… 42

B Pembahasan ……… 49

1 Penguasaan Konsep Siswa Terhadap Asam Basa…… 49

2 Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Multimedia Interaktif……… 51 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………. 52

A Kesimpulan ……… 52

B Rekomendasi ……… 53


(3)

LAMPIRAN-LAMPIRAN A ALAT PENGUMPUL DATA

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……….………… 55

2 Silabus………..…… 64

3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes……… 66

4 Lembar Soal Tes………..…… 68

5 Kunci Jawaban Tes……….…… 70

6 Kisi- kisi Angket………..… 71

7 Contoh Angket Tanggapan Siswa……….…… 72

8 Lembar Penilaian Multimedia Interaktif…………..………… 74

9 Story Board Multimedia Interaktif……… 77

B DATA PENELITIAN 1 Uji Validitas Tes………..………… 97

2 Uji Reliabilitas Tes……… 97

3 Tingkat Kesukaran……….… 99

4 Daya Pembeda……….… 100

5 Rekapitulasi Nilai……… 101

6 Uji Validitas Angket……… 105

7 Uji Reliabilitas Angket……….……… 107

8 Rekapitulasi Angket……… 108

9 Uji Normalitas……….… 109


(4)

DOKUMENTASI KBM……….………. 134

IZIN PENELITIAN DARI UPI………..……… 136

IZIN PENELITIAN DARI SEKOLAH……… 137


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari waktu ke waktu. Dengan berkembangnya sains dan teknologi tersebut menyebabkan perkembangan dan perubahan dalam masyarakat semakin nyata. Begitu pula dalam bidang pendidikan harus selalu terjadi perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Perlu diadakan berbagai tindakan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, salah satunya dengan mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran banyak komponen yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut: bahan atau materi yang dipelajari, model pembelajaran, metode pengajaran yang dilakukan, siswa dan guru sebagai subyek belajar (Sudjana 2001:39). Komponen-komponen tersebut saling terkait satu sama lain sehingga apabila satu komponen melemah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari salah satu guru mata pelajaran kimia SMK Negeri Garut bahwa pembelajaran kimia masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Akibatnya


(6)

hasil penguasaan konsep yang tercapai dari pembelajaran konvensional cukup rendah. Dari hasil ulangan beberapa siswa kelas XI masih dibawah kriteria ketuntasan belajar minimum (KKM). Dari hasil ulangan tengah semester 4 pada tahun pelajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa 55% dari jumlah siswa kelas XI-TKJ 1 maupun XI-XI-TKJ 2 memperoleh nilai kurang dari 59,69 , sedangkan rata-rata kelas untuk XI-TKJ 1 dan XI-TKJ 2 adalah 50,56 dan 46,19. Dari informasi guru banyak siswa yang beranggapan bahwa kimia tidak dapat dirasakan aplikasinya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. sehingga siswa kurang berminat dengan mata pelajaran kimia. Saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran kimia. Siswa merasa malu dan takut bertanya kepada guru, walaupun ia belum memahami materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan materi pelajaran tidak dapat dipahami siswa secara utuh. Secara klasikal guru menjelaskan materi pelajaran kemudian diakhiri dengan tugas individual yang harus dikerjakan siswa di rumah. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa merasa bosan dan kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Cara ini ternyata kurang efektif untuk mencapai standar ketuntasan belajar sesuai yang ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang mampu menarik siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan penggunakan media pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan


(7)

memudahkan siswa memahami. Pertimbangan dalam pemilihan media hendaknya dilakukan secara logis dan benar. Hal ini dilakukan agar pendekatan belajar lebih kuat menghubungkan karakteristik media dengan karakteristik siswa. Pemilihan ini memungkinkan dilakukan oleh pada guru karena dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), para guru diberi otoritas penuh dalam hal penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahkan sekolah melalui gurunya diberi otoritas untuk memberikan pengembangan dan penguatan pada kompetensi-kompetensi tertentu.

Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah Multimedia Interaktif. Multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi, dan video). Menurut (Setiawan, 2008) bahwa “…Multimedia Interaktif menambahkan elemen ke-enam yaitu aspek interaktif”. Sedangkan “Multimedia Interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan sehingga cukup efektif meningkatkan hasil belajar” (Munadi, 2008: 152).

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan multimedia interktif yaitu : (Fadli, 2008) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan Multimedia Interaktif meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ilmu logam kelas X SMKN 1 Jeunieb Kabupaten Bireun secara signifikan. Hal ini ditandai dengan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia dengan kelompok yang tidak menggunakan multimedia. (Samsudin,


(8)

2008) menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran multimedia pada materi Optika Geometri dapat meningkatkan penguasaan konsep dan sikap belajar siswa secara signifikan. (Puspita, 2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pembelajaran Multimedia Interaktif meningkatkan keterampilan generik siswa dan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas pembanding dalam semua indikator jenjang kognitif dan lebih banyak untuk mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan penggunaan Multimedia Interaktif dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI pada konsep Asam basa di salah satu SMK Negeri di Kabupaten Garut. Pemilihan konsep Asam Basa pada penelitian ini, karena pada konsep ini terdapat konsep-konsep yang abstrak. Selanjutnya, pembelajaran Multimedia Interaktif ini diharapkan dapat merubah konsep yang abstrak menjadi lebih nyata juga dapat mengingkatkan hasil belajar kognitif siswa.

B. Identifikasi Masalah

Sebelum dipilih metode atau pendekatan dalam proses pembelajaran terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah yang menyangkut kekurangan proses pembelajaran kimia pada salah satu SMK Negeri di Garut yang mencakup: 1. Hasil belajar siswa pada konsep Asam Basa kurang dari Kriteria Ketuntasan


(9)

2. Pelaksanaan pembelajaran guru hanya menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan informasi lebih banyak dari guru.

3. Siswa kurang berminat dan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, agar penelitian lebih terarah, rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran antara kelas yang menggunakan Multimedia Interaktif dan kelas yang tidak menggunakan Multimedia Interaktif pada konsep Asam Basa?

2. Bagaimana respon atau tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia pada konsep Asam Basa mata pelajaran kimia?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, beberapa kondisi yang menjadi faktor rendahnya hasil belajar. Jika permasalahan ini tidak dipecahkan akan berdampak prestasi dan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Dengan keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan mengingat luasnya lingkup permasalahan, agar


(10)

penelitian lebih terarah kepada jawaban pertanyaan penelitian, maka penelitian dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Media membahas penguasaan konsep larutan Asam Basa pada sub bahasan teori Asam Basa, menentukan sifat larutan, dan menghitung pH larutan.

2. Multimedia yang digunakan dalam pembelajaran konsep Asam Basa adalah Multimedia Interaktif yaitu penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi, dan video) dan menambahkan elemen ke-enam yaitu aspek interaktif dengan menggunakan software macromedia flash.

3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Multimedia Interaktif terhadap hasil belajar siswa pada proses pembelajaran konsep Asam Basa yang diukur dari ranah kognitif.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran Asam Basa siswa kelas XI SMK Negeri 7 Garut sehingga diperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa. Di samping itu juga dapat diketahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Multimedia Interaktif.


(11)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :

1. Memberikan masukan kepada guru bahwa penggunaan Multimedia Interaktif sebagai media pembelajaran alternatif dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Diharapkan setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia hasil belajar siswa lebih meningkat dan siswa lebih memahami konsep-konsep kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mengaplikasikannya sesuai kompetensi keahlian dan siswa tidak jenuh dalam belajar.

3. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam pengembangan proses pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran dan sebagai salah satu media mengukur diri sendiri (self evaluation), sehingga akan mampu mengukur target keberhasilan minimal yang harus dicapai oleh guru dan siswa dalam mata pelajaran kimia.

G. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dalam penyusunan tesis ini, maka perlu adanya pembatasan istilah , diantaranya :


(12)

1. Multimedia interaktif adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi, dan video), multimedia Interaktif menambahkan elemen ke-enam yaitu aspek interaktif (Setiawan, 2008). Multimedia Interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Media Pembelajaran

Merupakan penyebab atau alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

3. Hasil belajar siswa

Merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan dalam waktu tertentu. Pada penelitian lebih diarahkan pada hasil belajar kognitif yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis, dan mengevaluasi. Penguasaan konsep diukur dengan tes dengan bentuk soal pilihan ganda.

4. Asam Basa

Merupakan salah satu materi kimia yang menjelaskan mengenai reaksi kimia yang berdasarkan penggunaan ion H+ dan OH- dan apabila


(13)

dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi yang dapat mengeluarkan derajat keasaman dan sebagai aplikasinya dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dan pengertian asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+ sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH-. . Sifat larutan Asam Basa dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator Asam Basa.


(14)

(15)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu dengan desain satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Untuk memperoleh hasil maka dilakukan pretest (tes awal) dan postest. (tes akhir).

Tabel 3.1. Desain penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Kelas Eksperimen (X1) T X1 T

Kelas Kontrol (X2) T X2 T

Keterangan :

X1 = Kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan multimedia. X2 = Kelas kontrol proses pembelajaran tanpa menggunakan multimedia.

T = Pretes dan postes untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Garut Tahun Pelajaran 2009/2010. Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah berjumlah 68 diambil dari seluruh populasi kelas. Sampel dipilih secara acak sebanyak 34 siswa dikenai perlakuan penelitian dengan


(17)

menggunakan media komputer untuk mendukung penggunaan multimedia interaktif dan 34 siswa lainnya diberikan perlakuan secara konvensional.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini ada dua variabel yaitu dengan menggunakan variabel bebas /independen dan variabel terikat/ dependen. Variabel bebas adalah penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran asam basa dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

Gambar 3.1. Variabel Penelitian

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1999: 151) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk memperoleh data-data

Multimedia Interaktif Indikator:

1.Tampilan Program 2.Kemudahan

Penggunaan MMI 3.Ketertarikan

menggunakan MMI 4.Media Belajar

Hasil Belajar Indikator:

1. Penguasaan Konsep (Kognitif)

2. Sikap terhadap proses pembelajaran


(18)

yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan menyebabkan kesimpulan yang ditarik akan salah juga (Suharsimi Arikunto, 1999 : 21).

Instrumen penelitian ini menggunakan data–data dari soal tes hasil belajar, angket pada siswa.

a. Tes

Tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa (kognitif) sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Tes dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep Asam Basa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran.

Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Soal pilihan gandadigunakan karena dapat dinilai dengan mudah, cepat, objektivitas yang tinggi, mengukur tingkatan kognitif. Dari metode tes ini akan diperoleh data yang berupa hasil belajar siswa kelas XI pada sub pokok bahasan asam basa, sifat larutan dan perhitungan pH.

b. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan kepada responden untuk menjawabnya. Angket digunakan untuk mengumpulkan pendapat atau tanggapan dari siswa tentang proses pembelajaran konsep Asam Basa dengan


(19)

menggunakan multimedia interaktif. Dalam penelitian ini digunakan sistem skoring dengan 4 alternatif. Untuk pertanyaan dengan skor 4, 3, 2 dan 1. Ada beberapa komponen yang diukur melalui angket ini seperti pada kisi-kisi berikut ini :

Tabel 3.2 Indikator Angket

No Indikator No Soal

1 Respon Tampilan dan isi Program 1, 2, 4, 6,11,12,13,20

2 Kemudahan penggunaan MMI Asam Basa

dan pH Larutan

3, 5, 17,19

3 Ketertarikan menggunakan program 8, 10,15

4 Media belajar 7, 9, 16,18

2. Analisis Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen penelitian yang tersusun harus melewati tahapan proses uji coba. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kualitas instrumen sehingga dapat mengungkapkan data yang benar-benar dibutuhkan. Uji coba instrumen yang dimaksud adalah validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan ketetapan atau kejituan alat pengukur serta ketelitian, kesamaan atau ketetapan pengukuran apa yang sebenarnya diukur. Menurut Arikunto, validitas terdiri atas tiga yaitu : Validitas keseluruhan, validitas soal, dan validitas item, dan validitas faktor (Suharsimi Arikunto, 1999 : 65).


(20)

( ) ( )( )

( )

( )

{

2 2

}

{

( )

2

( )

2

}

=

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

(Suharsimi Arikunto, 2006:274)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam jumlah Y

X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan dalam pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikan yaitu sebagai berikut :

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (r hitung ≥ r tabel ).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (r hitung ≤ r tabel).


(21)

b. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:154), reliabilitas instrumen menunjukkan suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Uji reliabilitas ini menggunakan Rumus K-R 20.

(Suharsimi Arikunto,2006:196)

= − 1

− ∑ −

Keterangan

11

r = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

P = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 q = 1-p

2

b

σ = varians total

∑ ∑

(Suharsimi Arikunto,2006 : 196)

Keterangan

σt2 = varians ∑X = jumlah skor N = jumlah responden


(22)

Keputusan uji reliabilitas instrumen ini berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

Jika rhitung> rtabel maka instrumen dikatakan reliabel. Jika rhitung< rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliable.

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Data hasil tes awal dan tes akhir dengan memasukkan ke dalam rumus gain dinormalisasi (N-gain) akan diperoleh gain untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Gain ini selanjutnya diuji normalitasnya dengan rumus. (Ruseffendi, 1998). Uji distribusi dilakukan dengan mernggunakan rumus Chi-Kuadrat ( χ2 ).

Distribusi dengan rumus tadi adalah distribusi chi kuadratdengan derajat kebebasan (k-1). Menurut table chi kuadrat dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (k-1), akan diperoleh nilai χ2 tabel tertentu. Selanjutnya dengan menggunakan perjitungan akan dihasilkan χ2 hitung tertentu juga. Jika χ2 tabel > χ2 hitung maka sampel data berdistribusi normal (Ruseffendi, 1998).


(23)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sample dari populasi dari dua kelas yang homogen. Apabila kedua kelas homogen maka data berasal dari populasi yang sama.

Langkah-langkah menguji homogenitas

(

)

1 2 1 2 − − =

n x x S S S Fhitung 2 1 =

dk – (n-1)

Ftabel dihitung dari tabel nilai distribusi f dengan derajat kebebasan (k-1)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t(t-test). Tujuan dari hipotesis yaitu untuk mencari perbedaan yang signifikan antara peningkatan N-gain pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Rumus uji t (t-test) sebagai berikut:

=

!

! " # $

Sugiyono (2007: 138)

% = Rata-rata sampel 1


(24)

& = Varians sampel 1

& = Varians sampel 2

Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis

b. Menentukan rata-rata kedua kelompok sampel c. Menentukan varians kedua kelompok sampel d. Menentukan harga t hitung

e. Menentukan harga t tabel dan derajat kebebasan f. Menghubungkan t hitung dan t tabel

g. membuat kesimpulan pengujian hipotesis

Menurut Sugiyono (2007: 119), Rumusan pengujian hipotesis komparatif terdiri dari tiga macam yaitu uji dua pihak, uji pihak kiri dan uji pihak kanan.

a. .Uji dua pihak Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2 b. Uji pihak kiri Ho : µ1 ≥ µ2 Ha : µ1 < µ2 c. Uji pihak kanan Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2


(25)

Apabila t hitung lebih besar dari harga t tabel dan berada pada daerah penolakan Ho, maka Ha diterima, jika t hitung lebih kecil dari t tabel dan berada pada penerimaan Ho, maka Ha yang diterima.

4. Analisis peningkatan hasil belajar (N-gain)

Data primer tes hasil siswa sebelum dan sesudah perlakuan, dianalisis dengan cara membandingkan skor tes awal dan tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran diperhitungkan dengan rumus (N-gain) yang dikembangkan oleh Hake (1998) dengan rumus :

' = ()*+, ()-.

(/01+ 2)-.

Spost = skor tes akhir Smaks = skor maksimum Spre = skor tes awal Kriteria tingkat gain adalah :

' ≥ 0,7 ∶ tingg<

0,3 ≤ g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah


(26)

F. Prosedur Penelitian

Berikut ini merupakan skema penelitian yang merupakan rencana tahap-tahap pelaksanaan penelitian. Pembuatan skema ini dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian.

Gambar 3.2 Skema Penelitian

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Penyusunan Rencana Pembelajaran

Penyusunan Instrumen Penelitian

1. Pembuatan MMI 2. Pembuatan kisi-kisi soal 3. Pembuatan angket

Instrumen Hasil Ujicoba dan Revisi

Pre-test Pre-test

Pembelajaran dengan Multimedia Pembelajaran Secara

Konvensional

Post-test Post-test

Pembagian Angket kepada Siswa

Analisis Data

Pembahasan


(27)

(28)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran antara kelas yang menggunakan multimedia dan kelas yang tidak menggunakan multimedia pada mata pelajaran kimia konsep asam- basa. Peningkatan hasil belajar siswa yang memperoleh multimedia interaktif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelas yang tidak menggunakan multimedia. Meningkatnya nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif membantu siswa dalam pemahaman kognitif siswa pada konsep Asam Basa.

Penerapan model pembelajaran Multimedia Interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa serta menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap penggunaan Multimedia Interaktif. Materi-materi yang bersifat abstrak dapat divisualisasikan oleh Multimedia Interaktif. Sehingga proses pembelajaran lebih maksimal dan hasil belajar yang dicapai siswa lebih baik dari hasil belajar sebelumnya.

B. Rekomendasi

Suatu penelitian belum tentu sempurna, oleh sebab itu ada beberapa saran yang direkomendasikan, diantaranya :


(29)

1. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan diharapkan dapat mensosialisasikan pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif di tiap-tiap sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Kepala Sekolah untuk memotivasi guru dalam mengembangkan keterampilan dalam menyusun pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif sebagai media pembelajaran..

3. Perlu diadakan pelatihan multimedia untuk para guru baik oleh Sekolah maupun Lembaga Pendidikan, Dinas Pendidikan sehingga dapat mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan model Multimedia Interaktif sebagai media pembelajaran.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hake, R.R. (1998). Interaktive-engagement vs traditional methods: A Six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics course. American Journal of Physics 66-74.

Hasan, Bachtiar. (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi, Edisi 3. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Pressindo.

Kusnandar,. (2007). Guru professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. TajaGrafindo Persada.

Mulyanta, St. Leong Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta: Gaung Persada Press.

Puspita, Gita Nurul. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX. Bandung : tesis. PPS UPI, Tidak Diterbitkan.

Reksoatmodjo, T.N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : PT. Refika Aditama.

Russefendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.


(31)

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. dan Rivai Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian . Bandung:Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Tidak Dipublikasikan


(1)

31 F. Prosedur Penelitian

Berikut ini merupakan skema penelitian yang merupakan rencana

tahap-tahap pelaksanaan penelitian. Pembuatan skema ini dilakukan sebelum

pelaksanaan penelitian.

Gambar 3.2 Skema Penelitian Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Penyusunan Rencana Pembelajaran

Penyusunan Instrumen Penelitian 1. Pembuatan MMI

2. Pembuatan kisi-kisi soal 3. Pembuatan angket

Instrumen Hasil Ujicoba dan Revisi

Pre-test Pre-test

Pembelajaran dengan Multimedia

Pembelajaran Secara Konvensional

Post-test Post-test

Pembagian Angket kepada Siswa

Analisis Data

Pembahasan


(2)

(3)

53 BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran antara kelas yang

menggunakan multimedia dan kelas yang tidak menggunakan multimedia pada

mata pelajaran kimia konsep asam- basa. Peningkatan hasil belajar siswa yang

memperoleh multimedia interaktif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan

kelas yang tidak menggunakan multimedia. Meningkatnya nilai rata-rata siswa

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif

membantu siswa dalam pemahaman kognitif siswa pada konsep Asam Basa.

Penerapan model pembelajaran Multimedia Interaktif dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa serta menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap

penggunaan Multimedia Interaktif. Materi-materi yang bersifat abstrak dapat

divisualisasikan oleh Multimedia Interaktif. Sehingga proses pembelajaran lebih

maksimal dan hasil belajar yang dicapai siswa lebih baik dari hasil belajar

sebelumnya.

B. Rekomendasi

Suatu penelitian belum tentu sempurna, oleh sebab itu ada beberapa saran


(4)

54

1. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan diharapkan dapat

mensosialisasikan pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif

di tiap-tiap sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran

dan hasil belajar siswa.

2. Kepala Sekolah untuk memotivasi guru dalam mengembangkan

keterampilan dalam menyusun pembelajaran dengan menggunakan

Multimedia Interaktif sebagai media pembelajaran..

3. Perlu diadakan pelatihan multimedia untuk para guru baik oleh

Sekolah maupun Lembaga Pendidikan, Dinas Pendidikan sehingga

dapat mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan model


(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hake, R.R. (1998). Interaktive-engagement vs traditional methods: A Six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics course. American Journal of Physics 66-74.

Hasan, Bachtiar. (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi, Edisi 3. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Pressindo.

Kusnandar,. (2007). Guru professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. TajaGrafindo Persada.

Mulyanta, St. Leong Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta: Gaung Persada Press.

Puspita, Gita Nurul. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif pada

Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX. Bandung : tesis. PPS UPI, Tidak Diterbitkan.

Reksoatmodjo, T.N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : PT. Refika Aditama.

Russefendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Setiawan, Agus (2008). Bahan kuliah Aplikasi Teknologi. Bandung : SPS UPI: Tidak dipublikasikan.


(6)

56

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. dan Rivai Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian . Bandung:Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Tidak Dipublikasikan