PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI PERMAINAN MEROBOHKAN TONGGAK SISWA KELAS VI SDN 2 SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON.

(1)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Melalui Permainan Merobohkan Tonggak" SDN Susukan 2 Kelas VI Kabupaten Cirebon Ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabiia ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Juni 2011

Roy Juki

0701131


(2)

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI PERMAINAN

MEROBOHKAN TONGGAK

(Penelitian Tindakan Kelas V SDN 2 Susukan Cirebon)

ROY JUKI NIM.0701131

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Prof.Dr. H.JS Husdarta, M.Pd NIP. 194506121973031001

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

Dr. H. Ayi Suherman, M.Pd. NIP. 1960002151984111001


(3)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Pemecahan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

F. Definisi Oprasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14

1. Hakikat Pembelajaran Jasmani ... 14

2. Manfaat pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 17

3. Permainan dalam Pendidikan Jasmani ... 2

4. Tujuan Pendidikan Jasmani 22 5. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar ... 23

B. Konsep Tolak Peluru ... 24

1. Pengertian Tolak Peluru 24 2. Teknik Tolak Peluru gaya Menyamping ... 25


(4)

ii 3. Teknik Memegang Peluru 25

4. Teknik Meletakan Peluru di Bahu ... 27

5. Sikap Menolak Tanpa Awalan ... 28

6. Sikap Menolak dengan Awalan Menyamping... 30

C. Pembelajaran Pendidikan Jasamani ... 32

1. Sistematika Pembelajaran Jasmani ... 32

a. Latihan Pendahuluan/Pemanasan ... 32

b. Latihan Inti ... 33

c. Latihan Penutup/Penegangan ... 33

D. Media Pembelajaran ... 34

1. Pengertian ... 34

2. Media Tonggak ... 35

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 37

F. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Waktu Penelitian ... 39

B. Subjek Penelitian ... 39

C. Metode dan Desain Penelitian ... 40

1. Metode Penelitian ... 40

2. Desain Penelitian ... 41

D. Prosedur Penelitian... 44

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 44

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 45

3. Tahap Observasi ... 46

4. Tahap Refleksi ... 47

E. Instrumen Penelitian... 47

1. Lembar Observasi ... 48


(5)

iii

3. Pedoman wawancara ... 49

4. Catatan Lapangan ... 49

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 49

1. Teknik Pengolahan Data ... 49

2. Analisis Data ... 50

G. Validasi ... 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 53

B. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 64

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 64

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 64

3. Paparan Data Hasil Observasi ... 66

a. Paparan Data Perencanaan Kinerja Guru... 66

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 68

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 70

d. Paparan Data Hasil Tes... 73

4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 76

a. Analisis dan Refleksi Perencanaan ... 76

b. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan ... 76

c. Analisis dan Refleksi dalam Aktivitas Siswa ... 77

d. Analisis dan Refleksi dalam Hasil Belajar ... 77

C. Paparan Data Tindakan Siklus II... 78

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II... 78

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 79

3. Paparan Data Hasil Observasi ... 80

a. Paparan Data Perencanaan Kinerja Guru... 81

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 83

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 85

d. Paparan Data Hasil Tes... 87


(6)

iv

a. Analisis dan Refleksi Perencanaan ... 90

b. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan ... 91

c. Analisis dan Refleksi dalam Aktivitas Siswa ... 91

d. Analisis dan Refleksi dalam Hasil Belajar ... 91

D. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 92

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 92

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 93

3. Paparan Data Hasil Observasi ... 94

a. Paparan Data Perencanaan Kinerja Guru... 95

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 97

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 99

d. Paparan Data Hasil Tes... 101

4. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 104

E. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 106

1. Paparan Pendapat Siswa ... 106

2. Paparan Pendapat Guru ... 106

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

G. Diskusi Penemuan ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP ... 180


(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Data Awal ... 7

4.1Data Awal Observasi Perencanaan dalam Pembelajaran Tolak Peluru ... 53

4.2Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tolak Peluru………. 55

4.3Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 57

4.4Data Hasil Siswa Pada Saat Tes Gerak Dasar Tolak Peluru Data Awal ... 60

4.5Data Hasil Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Tolak Peluru Siklus I ... 65

4.6Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 67

4.7Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 70

4.8Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 72

4.9Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa Dari Data Awal Dan Siklus I 74 4.10 Data Hasil Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Tolak Peluru Siklus II ... 80

4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Siklus II ... 82

4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Tolak Peluru Siklus II ... 84


(8)

vi

4.13 Data Hasil Siswa Pada Saat Tes Gerak Dasar Tolak Peluru

Siklis II ... 87 4.14 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa Dari Data Awal,

Siklus I, dan Siklus II ... 88 4.15 Data Hasil Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran

Tolak Peluru Siklus III ... 94 4.16 Data Hasil Observasim Kinerja Guru Dalam Pembelajharan

Tolak Peluru Siklus III ... 96 4.17 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Tolak

Peluru Siklis III ... 98 4.18 Data Hasil Siswa Pada Saat Tes Gerak Dasar Tolak Peluru

Siklis III ... 101 4.19 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa Dari Data Awal, Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III ... 103 4.20 Analisis Proses Dan Hasil Pembelajaran Siklus III ... 104 4.21 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas Dan Presentase Ketuntasan. 107 4.22 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus ... 108 4.23 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus ... 108 4.24 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 108


(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Cara Memegang Peluru ... 27

2.2 Cara Meletakkan Peluru di Bahu ... 28

2.3 Sikap Menolak Tanpa Awalan ... 29

2.4 Sikap Menolak dengan Awalan Gaya Menyamping ... 31

2.5 Contoh Media Tonggak... 36

2.6 Contoh Pembelajaran Siklus I ... 36

2.7 Contoh Pembelajaran Siklus II... 36

2.8 Contoh Pembelajaran Siklus III ... 36

3.1 Desain PTK Kemmis dan Taggart ... 41

4.1 Formasi Saat Melakukan Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Siklus I ... 64

4.2 Formasi Saat Melakukan Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Siklus II ... 79

4.3 Formasi Saat Melakukan Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluru Siklus III ... 93


(10)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Tingkat Perencanaan Pembelajaran... 55

4.2 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru... 57

4.3 Tingkat Aktivitas Siswa Pada Data Awal ... 59

4.4 Tingkat Ketuntasan Siswa ... 62

4.5 Tingkat Perencanaan Pembelajaran... 67

4.6 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru ... 69

4.7 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa ... 71

4.8 Tingkat Kelulusan Siswa ... 74

4.9 Tingkat Perencanaan Pembelajaran ... 81

4.10 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru ... 83

4.11 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa ... 86

4.12 Tingkat Kelulusan Siswa ... 88

4.13 Tingkat Perencanaan Pembelajaran ... 95

4.14 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru ... 97

4.15 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa ... 100

4.16 Tingkat Kelulusan Siswa ... 102

4.17 Perbandingan Presentase Ketuntasan Pada Seetiap Siklus ... 107


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. INSTRUMEN PENELITIAN

1. IPKP 1 Perencanaan Pembelajaran ... 114

2. IPKP 2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 120

3. Hasil Observasi Aktivitasi Siswa ... 123

4. Format Tes... 125

5. Format Catatan Lapangan... 127

6. Format Wawancara Untuk Guru ... 128

7. Format Wawancara Untuk Siswa ... 129

B. LAMPIRAN HASIL PENELITIAN 1. IPKP 1 Perencanaan Pembelajaran Data Awal ... 130

2. IPKP 2 Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 132

3. Observasi Aktivitas Siswa Siswa Data Awal... 134

4. Format Tes Data Awal ... 135

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 136

6. IPKP 1 Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 139

7. IPKP 2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 141

8. Observasi Aktivitas Siswa Siswa Siklus I ... 143

9. Format Tes Siklus I ... 144

10. Catatan Lapangan Siklus I ... 145

11. Format Wawancara Untuk Guru Siklus I... 146

12. Format Wawancara Untuk Siswa Siklus I ... 147

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 148


(12)

x

15. IPKP 2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 153

16. Observasi Aktivitas Siswa Siswa Siklus II ... 155

17. Format Tes Siklus II... 156

18. Catatan Lapangan Siklus II ... 157

19. Format Wawancara Untuk Guru Siklus II ... 158

20. Format Wawancara Untuk Siswa Siklus II ... 159

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 160

22. IPKP 1 Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 164

23. IPKP 2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 166

24. Observasi Aktivitas Siswa Siswa Siklus III ... 168

25. Format Tes Siklus III ... 169

26. Catatan Lapangan Siklus III... 170

27. Format Wawancara Untuk Guru Siklus III ... 171

28. Format Wawancara Untuk Siswa Siklus III... 172

C. DOKUMENTASI 1. Surat KepuTusan (SK) ... 173

2. Surat Izin Penelitian ... 174

3. Surat Keterangan Penelitian Dari SD ... 175

4. Lembar Monitoring Bimbingan ... 176


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik.

Meskipun bermain tidak selalu harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996: 14) menulis bahwa olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan, atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh reaksi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.


(14)

2

Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif. Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani. Meskipun demikian penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan pertandingan atau perlombaan.

Bucher (1940: 48) dalam sukintaka menulis bahwa “Permainan yang telah lama dikenal oleh anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan mampu menggerakkan untuk berlatih, bergembira, dan rileks”. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani semuanya mengandung gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu. Bermain dapat dipakai sebagai reaksi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan. Olahraga profesional tidak memiliki tujuan pendidikan, namun ia tetap olahraga karena pelakunya tidak selalu harus amatir.

Olahraga dan bermain dapat mata untuk kesenangan, semata-mata untuk pendidikan atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan kegembiraan tidak terpisahkan dari pendidikan, keduanya dapat harus disatukan.

Berbicara tentang permainan anak-anak setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Permainan anak-anak di daerah Jawa Barat, tentu berbeda dengan


(15)

3

permainan anak -anak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Permainan anak-anak Jawa Tengah dan Jawa Timur pun berbeda dengan permainan anak-anak-anak-anak dari Bali, Sasak, Sumbawa, atau daerah lainnya. Hal ini sangat tergantung kepada lingkungan daerahnya dan kreativitasnya orang yang menciptakan permainan itu.

Huizinga (1950: 6) dalam sukintaka menulis kedudukan permainan bahwa “Masalah permainan dalam perluasannya merupakan gejala kebudayaan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis”.

Sejak jaman dahulu permainan anak-anak tidak terlepas dari keadaan lingkungannya. Jauh sebelum permainan sepak bola, bola volly, ding-dong atau permainan modern lainnya. Telah bermunculan permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak. Lingkungan memang amat berpengaruh terhadap lahirnya permainan anak-anak.

Bigo dkk. (1950: 275-276) dalam sukintaka berpendapat bahwa permainan mempunyai makna pendidikan, dengan uraian sebagai berikut.

1. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau bermasyarakat. Anak akan memahami dan menghargai dirinya atau temanya. Pada anak yang bermain, akan tumbuh rasa kebersamaan, yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosialnya.

2. Dalam permainan anak akan mengetahui kekuatannya, menguasai alat bermain, dan mengetahui sifat alat.

3. Dalam permainan, anak akan mempunyai suasana, yang tidak hanya mengungkapkan fantasinya saja, tetapi juga akan mengungkapkan semua


(16)

4

sifat aslinya, dan pengungkapan itu dilakukan secara patuh dan spontan. Anak laki-laki dan perempuan yang berumur sama akan berbuat yang berbeda terhadap permainan yang sama (misalnya bermain dengan kubus, atau boneka).

4. Dalam permainan, anak mengungkapkan macam-macam emosinya, dan sesuai dengan yang diperolehnya saat itu jenis emosi itu diungkapkannya, serta tidak mengerah pada prestasi.

5. Dalam bermain anak akan dibawa pada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam dunia kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan.

6. Permainan akan mendasari kerja sama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan watak jujur dalam bermain, dan semuanya ini akan membentuk sifat “fair play” ( jujur, sifat kesatria atau baik) dalam bermain.

Menurut Pangrazi dan Dauer (1992: 6) sebagai berikut.

Physical educations is a part of the general educational program that contributes, primarily thought movement experience, to the total growth and development of all children. Physical educations is defines education of and thought movement, and must be conducted in a mummer that merit this meanin.

Uraian Pangrazi dan Daueur di atas mengungkapkan bahwa, pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak dan harus dilakukan dengan cara-cara sesuai dengan konsepannya.


(17)

5

Siapapun orangnya, yang pasti telah mengalami masa kecil tentu pernah terlibat dalam permainan anak-anak. Permainan anak-anak itu sendiri dilakukan baik di desa maupun di kota. Setiap anak tidak terlepas dari keinginan melakukan permainan dengan kawan-kawan sebayanya. Bahkan kadang-kadang mereka menghabiskan waktunya untuk melakukan permainan yang memang mengasyikkan.

Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon atau athlun” yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet).

Syarifudin (1992:1) menulis “Dengan dapat dikemukakan, bahwa atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar”.

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia, sejak jaman purba sampai dewasa ini. Berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang hampir dilakukan oleh setiap manusia di dalam kehidupan sehari hari.

Bangsa primitif mencari nafkah dengan jalan berburu dan menangkap ikan, serta membela dirinya dari serangan binatang buas atau melawan keadaan alam. Untuk kepentingan itu mereka harus memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan keuletan kesemuanya itu dilakukan dengan berjalan, berlari, melompat, dan melempar agar tidak kehilangan sasarannya.

Menurut Jarver (1999: 112) dalam Syarifuddin menulis bahwa,

Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. sesuai dengan namanya maka peluru tidak dilempar tetapi ditolak atau


(18)

6

didorong,yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan tangan, pergalangan tangan dan jari-jari yang terarah dengan tujuan agar didapat jarak tolakan yang maksimal.

Salaha satu gaya dalam tolak peluru adalah gaya obrien (menyamping) atau gaya menyamping adalah suatu cara melakukan gerakan menolak, mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru dalam keadaan menyamping untuk melakukan tolakan. Adapun gaya tolakan membelakangi (ortodoks) gaya tolakan tersebut adalah gaya pertama kali digunakan oleh para atlet dalam perlombaan tolak peluru namun sampai sekarang pun masih ada yang mempergunakan terutama para atlet pemula oleh karena itu gaya tersebut sering kali disebut gaya kuno (ortodoks).

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi tolak peluru sangat diperlukan bimbingan yang terarah karena untuk menjadi penolak peluru yang baik diperlukan persyaratan gerak dasar yang baik dan benar.

Namun berdasarkan hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran tolak peluru menemui banyak kendala dalam pelaksanaannya. Salah satu masalah saat melakukan observasi di SDN 2 Susukan.

Hal tersebut di sebabkan karena:

1. Perencanaannya tidak disipakan matang oleh guru.

2. Materi pembelajaran tolak peluru di anggap kurang menarik karena tidak adanya tantangan yang menarik sehingga menimbulkan rasa jenuh.

3. Pembelajaran tolak peluru yang di sajikan tidak adanya permainan. 4. Kurangnya bimbingan yang terarah dari guru.


(19)

7

6. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran .

Berdasarkan hasil tes awal yang telah dilakukan dalam tes tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak diperoleh siswa bisa dilihat dalam tabel 1.1:

Tabel 1.1 Hasil Data Awal

No Nama

Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor Nilai

KKM Sikap awal Pelaksanaan

Gerak

Sikap akhir

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 T TT

1 Fadlin √ √ √ 7 58,3 √

2 Ade Wahyudi √ √ √ √ 8 66,7 √

3 Ade Vidia Imbar √ √ √ 9 75 √

4 Ade Rosadi √ √ √ 6 50 √

5 Aditia Munargi √ √ √ 9 75 √

6 Agus Setiawan √ √ √ 8 66,7 √

7 Ahmad Musonif √ √ √ 8 66,7 √

8 Ali √ √ √ 11 91,7 √

9 Apipah √ √ √ 8 66,7 √

10 Atin Supriatin √ √ √ 8 66,7 √

11 Azzwazum Mutharoh √ √ √ 7 58,3 √

12 Bibit Khadig √ √ √ 9 75 √

13 Dewi Permana √ √ √ 7 58,3 √

14 Diyan Sudianti √ √ √ 8 66,7 √

15 Imay Safitri √ √ √ 10 83,3 √

16 Iskandar √ √ √ 8 66,7 √

17 Kesih Nuraeni √ √ √ 7 58,3 √

18 Khawa Khibul Lamaan √ √ √ 8 66,7 √

19 Khusaini √ √ √ 9 75 √

20 Komarudin √ √ √ 9 75 √

21 Logby Luqman √ √ √ 7 58,3 √

22 Maya Safitri √ √ √ 6 50 √

23 Melawati √ √ √ 8 66,7 √

24 Mohamad Alfan √ √ √ 9 83,3 √

25 Mohamad Abdilah √ √ √ 8 66,7 √

26 Mohamad Amaludin √ √ √ 6 50 √


(20)

8

28 Mohamad Firdaus √ √ √ 9 75 √

29 Mohamad Yasir √ √ √ 8 66,7 √

30 Mutiara Qotrun Nada √ √ √ 6 50 √

31 Nova Aulia √ √ √ 8 66,7 √

32 Nur Alimah √ √ √ 8 66,7 √

Jumlah 9 23

Rata-rata 7,91 69,5

Persentase (%) 28,13 71,88

Deskriptor pengamatan terhadap siswa : Kekuatan menolak siswa

Sikap Awal

4 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan awal sangat baik 3 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan awal baik

2 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan awal cukup 1 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan awal kurang Pelaksanaan Gerakan

4 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan sangat baik 3 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan baik 2 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan cukup 1 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat gerakan kurang Sikap Akhir

4 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat melakukan gerakan akhir sangat baik

3 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat melakukan gerakan akhir baik 2 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat melakukan gerakan akhir cukup 1 = Sikap kaki, tangan, pandangan, mata saat melakukan gerakan akhir kurang


(21)

9

KKM = 70 (KKM mata pelajaran pendidikan jasmani SDN 2 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon

Nilai = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal (12)

Berdasarkan paparan di atas yang menunjukkan bahwa kurangnya hasil belajar siswa mengenai tolak peluru maka penulis tertarik untuk melaksanakan upaya untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar siswa mengenai tolak peluru dengan menerapkan permainan merobohkan tonggak untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak peluru dalam pembelajaran tolak peluru di kelas VI SDN 2 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Masalah menurut Arikunto (2002: 51) adalah bagian pokok dari suatu kegiatan, langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan problematik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak di kelas VI?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru di kelas VI? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa tetntang pembelajaran tolak


(22)

10

C. Pemecahan Masalah

Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas maka penulis mencoba berbagai cara agar dapat dimodifikasi pembelajaran gerak dasar tolak peluru salah satu caranya adalah sebagai berikut.

1. Mengembangkan cara dan bentuk perencanaan model permainan merobohkan tonggak yang mengarah kepada pembelajaran gerak dasar tolak peluru.

2. Penerapan model permainan merobohkan tonggak sebagai modifikasi pembelajaran tolak peluru.

3. Dengan menggunakan metode bermain untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa ketika melakukan tolak peluru pada pembelajaran atletik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dicapai dari penelitian ini ialah.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan merobohkan tonggak untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tolak peluru kelas VI? 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru di

kelas VI?

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak.


(23)

11

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru penjas, penulis dan pembaca.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan gerak dasar pembelajaran tolak peluru siswa SD dalam mengikuti pembelajaran penjas

b. Dapat melakukan gerak dasar maksimal pembelajaran tolak peluru yang benar, sebagai pengaruh melakukan permainan merobohkan tonggak

2. Manfaat bagi guru

a. Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penilaian tentang permainan

b. dapat memperoleh data yang jelas tentang manfaat permainan merobohkan tonggak dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar pembelajaran tolak peluru di kelas VI SD Negeri 2 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.

3. Manfaat bagi lembaga

a. Dapat diterapkannya permainan merobohkan tonggak ini dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran tolak peluru.


(24)

12

4. Manfaat bagi peneliti

a. Dapat memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah di dalam proses belajar siswa di kelas VI di dalam mengikuti pelajaran penjas

b. dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang tata cara menyusun karya ilmiah

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini dijelaskan secara optimal beberapa istilah yang dipandang perlu diketahui kejelasannya, sebagai berikut.

1. Permainan adalah suatu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani (Sukintaka, 1992: 11).

2. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Cholik dan Lutan (1995/ 1996: 14).

3. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia sejak jaman Yunani kuno sampai dewasa ini (Syarifudin dan Muhadi, 1992: 59).


(25)

13

4. Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. sesuai dengan namanya maka peluru tidak dilempar tetapi ditolak atau didorong,yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan tangan, pergelangan tangan dan jari-jari yang terarah dengan tujuan agar didapat jarak tolakan yang maksimal (Jarver, 1999: 112).

5. Bentuk tolakan dalam permainan merobohkan tonggak dapat dikembangkan lebih lanjut, tergantung pada tingkat kemampuan siswa, dalam permainan merobohkan tonggak, anak dibagi 5 kelompok dalam 5 tonggak untuk permainan merobohkan tonggak ,anak yang terdepan dari semua kelompok berdiri di luar garis yang berjarak 4 m dari tonggak sasaran, anak yang lain dari anggota suatu kelompok berdiri berurutan di belakang anak yang membawa peluru, anak yang habis melempar harus cepat mengambil peluru untuk diserahkan kepada teman berikutnya, kemudian ia harus kembali pada kelompoknya, dan berdiri di tempat yang paling belakang, tiap kali ada perkenaan dihitung sebagai skor bagi kelompoknya dan individu siswa, jika siswa gagal dalam perkenaan merobohkan tonggak harus melakukan tolakan berulang kali agar proses tujuan pembelajaran tercapai. Permainan merobohkan tonggak itu sendiri diperdirikan dengan lurus dengan tinggi tonggak berukuran 70 cm dengan lingkaran 30 cm.

6. Gerak dasar atletik adalah suatu dorongan dalam usaha mengalihkan bentuk-bentuk gerakan yang telah dimiliki angka sebelum memasuki sekolah menjadi bentuk-bentuk gerakan dasar yang mengarah pada gerakan dasar atletik (Syarifuddin, 1992:18)


(26)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Negeri 2 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian disekolah tersebut adalah sebagai berikut : 1) merasa bertanggung jawab terhadap masalah yang ada disekolah tersebut yaitu materi pembelajaran tolak peluru dianggap kurang menarik, sehingga berusaha untuk merancang model permainan yang dapat memecahkan permasalahan tersebut, 2) sebagian besar siswa kelas VI SDN II Susukan memiliki ketertarikan yang masih rendah terhadap pembelajaran tolak peluru, 3) kurangnya bahan media pembelajaran yang dimiliki sekolah.

2. Waktu Penelitian

Waktu tindakan penelitian diperkirakan akan dilaksanakan selama 5 bulan, yang dimulai dari bulan Januari sampai Juni. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus, setiap siklus dilaksanakan satu sampai dua kali pertemuan. Pelaksanaan siklus akan dihentikan jika tujuan penelitian tercapai.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Susukan, yang berjumlah 32 orang siswa terdiri dari 19 orang


(27)

40

siswa laki-laki dan 13 orang perempuan. Pemilihan kelas VI sebagai subjek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan dikelas VI. Banyak kesulitan dalam melakukan gerak dasar tolak peluru.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada saat pembelajaran berlangsung, tidak jarang kita temukan berbagai masalah yang muncul baik dari aktivitas siswa maupun dari kinerja guru, yang menyebabkan terhambatnya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Untuk memperbaiki permasalahan yang timbul pada pembelajaran diperlukan suatu permainan yang tepat untuk mengatasinya. Adapun permainan yang digunakan adalah permainan merobohkan tonggak untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar tolak peluru.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan adalah yang dikenal dengan istilah penelitian tindakan kelas (classroom, action research)

Berikut ini merupakan beberapa pengertian PTK yang dikutip dari beberapa sumber, pendapat Arikunto (2006 : 93) mengenai PTK adalah sebagai berikut :

Satu diantara macam-macam lokasi atau setting penelitian tindakan adalah yang dikenal dengan penelitian dindakan kelas yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan misalnya untuk meningkatkan efektivitas metode mengajar, pemberian tugas kepada siswa, penelitian dan lain sebagainya.


(28)

41

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai penelitian tindakan kelas, Wiriaatmadja (2005 : 130) mengungkapkan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekolah, guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Pengertian PTK lain seperti yang dikemukakan Kasbolah (1998 : 150)

bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilakukan

dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan

kualitas pembelajaran.”

Berdasarkan uraian mengenai pengertian penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode penelitian yang direncanakan sedemikian rupa yang kemudian digunakan oleh guru sebagai upaya memperbaiki kondisi pembelajaran sebelumnya, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada penelitian tindakan kelas (clasroom action research) yang terdiri dari beberapa siklus. Dalam setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu perencanaaan

(Planning), pelaksanaan (Action), observasi (observation), dan refleksi

(reflection).

Adapun prosedur penelitian yang dipillih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, sehingga tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan serangkaian siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai.


(29)

42

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998: 111), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil.

Gambar 3.1

Desain PTK Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998: 111)

Gambar di atas, diawali dengan perencanaan (planning) yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran , lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah; pelaksanaan (actiaon) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana


(30)

43

tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Adapun model siklus ini meliputi langkah-langkah sebagai berukut: a. Perencanaan Tindakan

1) Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru.

2) Melakukan observasi awal untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian.

3) Mengidentiflkasi pokok permasalahan 4) Merencanakan tindakan siklus I 5) Menyiapakan instrumen observasi b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan yaitu menerapakan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan yang terdiri dari : 1) Tahapan Kegiatan Awal

a) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran tolak peluru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar tolak peluru

b) Mempersiapkan alat Bantu c) Mengkondisikan siswa

d) Melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan e) Menginformasikan tujuan pembelajaran


(31)

44

2) Tahapan Kegitan Inti

a) Guru memperagakan teknik tolak peluru dari mulai sikap awal sampai dengan sikap akhir

b) Membimbing siswa belajar gerak dasar tolak peluru melalui model permainan merobohkan tonggak

c) Memantau kegiatan praktek gerak dasar tolak peluru siswa mulai dari gerakan kaki, lengan, dan badan melalui model permainan merobohkan tonggak

3) Tahap Akhir

a) Melaksanakan evaluasi proses b) Melakukan tanyajawab

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Taggart.

Pelaksanaan tindakan didasari pada temuan yang diperoleh pada observasi awal yang sekiranya memerlukan upaya perbaikan. Kemudian data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui apakah hasilnya sudah rnencapai target atau belum.

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai target maka pelaksanaan tindakan dihentikan, sebaliknya jika belum maka diadakan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya dengan upaya perbaikan yang lebih relevan dan tepat sasaran sehingga target yang ditentukan dalam pelaksanaan penelitian dapat tercapai.


(32)

45

Berikut ini merupakan penjabaran dari prosedur penelitian yang dilaksanakan pada pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak, maka peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dan merumuskan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran RPP perbaikan b. Membuat lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja guru

dan aktivitas siswa.

c. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang grak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak 2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan awal

1) Siswa dibariskan menjadi tiga bersap 2) Berdo'a

3) Mengecek kehadiran siswa

4) Menegur siswa yang tidak mengenakan seragam olahraga 5) Melakukan gerakan pemanasan Senam stretching:

a) Gerakan merenggutkan kepala depan belakang

b) Gerakan menengokkan kepala samping kiri dan kanan c) Gerakan lengan membentuk huruf S


(33)

46

d) Gerakan kaki dilipat kebelakang kemudian kesamping e) Gerakan kombinasi

b. Kegiatan lnti

1) Guru memperagakan dan menjelaskan gerak dasar cara menolakkan peluru mulai dari sikap awal sampai sikap akhir

2) Sebelum permainan dimulai siswa dibagi menjadi 5 kelompok laki-laki dan perempuan, setiap siswa harus melakukan tolakan satu-persatu sesuai dengan nomor urut absen

3) Setiap siswa melakukan tolakan diluar garis yang berjarak 4 meter dari tonggak sasaran

4) Bagi siswa yang gagal dalam perkenaan merobohkan tonggak harus melakukan tolakan berulang kali agar proses tujuan pembelajaran tercapai

5) Guru mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung c. Kegiatan Akhir

1) Siswa dikumpulkan sambil duduk dan kaki dilujurkan.

2) Siswa menyimak evaluasi dari guru dan melakukan tanya jawab. Setelah kegiata selesai, siswa diperintahkan untuk berganti pakaian dan mengikuti pelajaran selanjutnya.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dilakukan dengan mengisi lembar


(34)

47

observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran. Yang dapat dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian.

3) Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian, diperlukan langkah-langkah pembelajaran gerak dasar tolak peluru dalam sebuah permainan merobohkan tonggak pada peningkatan kemampuan gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak, dilakukan dengan cara observasi langsung dilapangan saat kegiatan pembelajaran, pemberian test hasil belajar siswa dan guru.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian menganai pembelajaran gerak dasar tolak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak adalah sebagai berikut :


(35)

48

1. Lembar Observasi

Observasi dilakukan dalam upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak. Lembar observasi dilakukan untuk mencatat kinerja guru dan aktifitas siswa dalam pembelajran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak di kelas 6.

Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindakan berikutnya sebagai dasar refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Maka dari itu peneliti menyusun lembar observasi. Adapun lembar observasi ini adalah data yang berupa perkataan dan aktivitas siswa dan guru pada saat proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak, siswa dalam menguasai kemampuan gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak dapat terekam melalui lembar observasi ini. Format observasi untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

2. Test Hasil Belajar

Lembar test ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak. Test yang digunakan adalah test praktik.

Pencapaian keberhasilan dapat diketahui melalui penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan guru dengan cara


(36)

49

mengobservasi siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian sesudah proses adalah hasil belajar siswa, yaitu penilaian test individu yang berupa test perbuatan. Adapun lembar penilaian untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan dari pihak terkait tentang penerapan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pertanyaan disesuaikan dengan fakta yang terjadi dilapangan. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dilapangan ketika pembelajaran berlangsung dari setiap siklus sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap siklus.

Catatan lapangan yaitu catatan kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang terjadi di kelas ataupun diluar kelas yang berisi deskripsi proses dan hasil.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan test hasil pembelajaran yang dilakukan siswa kelas 6 SD Negeri 2 Susukan. Data penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.


(37)

50

a. Data Proses

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu pemilihan terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Data Hasil Belajar

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak adalah kemampuan siswa melakukan gerak dasar tolak peluru mulai dari sikap kaki, tangan, pandangan sampai pelaksanaan gerakan sampai dengan sikap akhir, setelah siswa beberapa kali melakukan sebagian siswa dapat melakukan gerakan yang baik dan benar.

Nilai = 100

) 12

( x

ideal Skor

diperoleh yang

Skor

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai dilapangan, Dalam penelitian kuallitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasution (Sugiyono, 2005: 89) yang menyatakan bahwa "Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian".

Proses analisis data selama di lapangan menggunakan model Miles and Huberman (Sugiyono. 2005: 91), yaitu pada saat pengumpulan data berlangsung


(38)

51

dan setelah selesai pengumpulan data ada periode tertentu dengan langkah-langkah: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). Menerangkan sebagaimana telah dijelaskan sebagai berikut:

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan membuang yang tidak perlu. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa table, bagan, ataupun grafik. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapanngan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Validitas Data

Validasi yang dipiiih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada Hopkins (Wiraatmadja, 2005: 168-171), yaitu:

1. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pertemuan.


(39)

52

2. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

3. Audit Trail, adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.


(40)

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai meningkatkan meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan tradisional merobohkan tonggak pada siswa kelas VI SDN Susukan 2 Kecamatan susukan, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan merobohkan tonggak dalam pembelajaran tolak peluru untuk meningkatkan gerak dasar dimulai dengan merencanakan jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan. Seluruh siswa semua mengikuti dalam siklus 1, siklus 2 dan 3. Dalam perencanaan di fokuskan lebih untuk pelaksanaan yang akan peneliti laksanakan pada tahap selanjutnya. Dalam perencanaan kinerja guru nilai persentase yang di dapatkan yang berangkat dari data awal adalah

51,38 % dan berakhir di siklus III yaitu 100 % .

2. Pelaksanaan kinerja guru meningkatakan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak di mulai oleh pelaksanaan kinerja guru yang maksimal dalam aktivitas siswa melalui apresepsi yang relevan dengan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru dengan informasi yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya melalui permainan tradisional, dengan serangkaian pelaksanaan kinerja guru persentase yang didapatkan dalam


(41)

113

pelaksanaan tersebut adalah 59,7 % dalam data awal serta dalam siklus III medapatkan hasil yaitu 100% lntinya gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak mampu meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa.

3. Penerapkan permainan tradisional merobohkan tonggak meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru tingkat gerak dasar siswa dalam melakukan pembelajaran tolak peluru mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan gerak dasar siswa ini terlihat dari persentase nilai ketuntasan siswa dari mulai di ambilnya data awal yaitu 28,12 % dan berakhir di sklus III yaitu 87,5 %. Hal tersebut adalah bukti yang sangat bagus dalam pencapaian untuk hasil ketuntasan siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil dan temukan yang diperoleh oleh penulis selama penelitian berlangsung, penulis mengajukan beberapa saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan hasil penelitian jasmani (penjas) mencoba berbagi mecam model pembelajaran diantaranya dengan mengkemas pelatihan peningkatan dengan memodifikasi ke dalam permainan contohnya adalah dalam meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak, atau cara yang sesuai dengan tuntunan tujuan pembelajara.

2. Bagi Siswa

Diharapkan meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak mampu belajar dengan maksimal pada saat proses


(42)

114

pembelajaran, dan disamping itu juga mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran tersebut. Khususnya semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, disiplin, dan bekerjasama dengan teman.

3. Bagi Lembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan pemasukan sebagai nilai tambah atau wawasan meningkatkan gerak dasar salam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak yang lebih menarik, efektif, serta efisien.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Bumi Aksara.

Ari kunto, Suharsini. Suatu pendekatan (2006) .prosedur praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Depdikbud. (1986). Kurikulum Sekolah Dasar Kls 1s/d VI Garis Garis Besar Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen PDM

Kasbolah, Kasihani, 1998. Penelitian tindakan kelas. Malang : Deptikbud.

Komarudin dan Dikdik Jafar Sidik. (2008). Pedoman Mengajar Dan Melatih Atletik Jurusan Pendidikan Kepelatiahan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Bandung: UPI.

Lutan, Rusli. 2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas : Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Mahendra, Agus.1996. Teori Belajar Motorik. Bandung : Fpok Upi Bandung. Muhajir. 2004. Pendidikan jasmani, Teori dan Praktek Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Soegito, dkk. 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta : Depdikbud. Universitas

Terbuka.

Soemitro. (1991). Permainan Kecil. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Sugiono. (2005) Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Adang. (1999/ 2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Depdikbud Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3.

Suherman, dkk. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisi. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Olahraga. Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992

Syaripudin Aip dan Muhadi (1993) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(44)

Toho, Cholik, M. Dan Rusli, Lutan, (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.


(1)

52

2. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

3. Audit Trail, adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.


(2)

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai meningkatkan meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan tradisional merobohkan tonggak pada siswa kelas VI SDN Susukan 2 Kecamatan susukan, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan merobohkan tonggak dalam pembelajaran tolak peluru untuk meningkatkan gerak dasar dimulai dengan merencanakan jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan. Seluruh siswa semua mengikuti dalam siklus 1, siklus 2 dan 3. Dalam perencanaan di fokuskan lebih untuk pelaksanaan yang akan peneliti laksanakan pada tahap selanjutnya. Dalam perencanaan kinerja guru nilai persentase yang di dapatkan yang berangkat dari data awal adalah

51,38 % dan berakhir di siklus III yaitu 100 % .

2. Pelaksanaan kinerja guru meningkatakan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak di mulai oleh pelaksanaan kinerja guru yang maksimal dalam aktivitas siswa melalui apresepsi yang relevan dengan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru dengan informasi yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya melalui permainan tradisional, dengan serangkaian pelaksanaan kinerja guru persentase yang didapatkan dalam


(3)

113

pelaksanaan tersebut adalah 59,7 % dalam data awal serta dalam siklus III medapatkan hasil yaitu 100% lntinya gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak mampu meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa.

3. Penerapkan permainan tradisional merobohkan tonggak meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru tingkat gerak dasar siswa dalam melakukan pembelajaran tolak peluru mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan gerak dasar siswa ini terlihat dari persentase nilai ketuntasan siswa dari mulai di ambilnya data awal yaitu 28,12 % dan berakhir di sklus III yaitu 87,5 %. Hal tersebut adalah bukti yang sangat bagus dalam pencapaian untuk hasil ketuntasan siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil dan temukan yang diperoleh oleh penulis selama penelitian berlangsung, penulis mengajukan beberapa saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan hasil penelitian jasmani (penjas) mencoba berbagi mecam model pembelajaran diantaranya dengan mengkemas pelatihan peningkatan dengan memodifikasi ke dalam permainan contohnya adalah dalam meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak, atau cara yang sesuai dengan tuntunan tujuan pembelajara.

2. Bagi Siswa

Diharapkan meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak mampu belajar dengan maksimal pada saat proses


(4)

114

pembelajaran, dan disamping itu juga mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran tersebut. Khususnya semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, disiplin, dan bekerjasama dengan teman.

3. Bagi Lembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan pemasukan sebagai nilai tambah atau wawasan meningkatkan gerak dasar salam pembelajaran tolak peluru melalui permainan merobohkan tonggak yang lebih menarik, efektif, serta efisien.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Bumi Aksara.

Ari kunto, Suharsini. Suatu pendekatan (2006) .prosedur praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Depdikbud. (1986). Kurikulum Sekolah Dasar Kls 1s/d VI Garis Garis Besar Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen PDM

Kasbolah, Kasihani, 1998. Penelitian tindakan kelas. Malang : Deptikbud.

Komarudin dan Dikdik Jafar Sidik. (2008). Pedoman Mengajar Dan Melatih Atletik Jurusan Pendidikan Kepelatiahan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Bandung: UPI.

Lutan, Rusli. 2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas : Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Mahendra, Agus.1996. Teori Belajar Motorik. Bandung : Fpok Upi Bandung. Muhajir. 2004. Pendidikan jasmani, Teori dan Praktek Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Soegito, dkk. 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta : Depdikbud. Universitas

Terbuka.

Soemitro. (1991). Permainan Kecil. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Sugiono. (2005) Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Adang. (1999/ 2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Depdikbud Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3.

Suherman, dkk. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisi. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Olahraga. Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992

Syaripudin Aip dan Muhadi (1993) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(6)

Toho, Cholik, M. Dan Rusli, Lutan, (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

0 19 52

PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA VOLI MINI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUSUKAN 01 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

0 7 139

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PERMAINAN BOLA TOLAK BEREKOR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 DARMAKRADENAN KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 2013

3 50 145

PENGARUH MODIFIKASI PELURU TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU PADA SISWA SMK NEGERI 4 BANDUNG.

0 2 38

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon).

1 5 40

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

1 10 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI SDN MARGAMULYA KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 53

PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN MELOMPATI BAN SEPEDA UNTUK MENINGKATKAN TEKNIK DASAR MENDARAT SISWA KELAS IV SDN 3 WINONG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON.

0 0 37

UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI PEMBERIAN MODEL BERMAIN PELURU CERIA SISWA KELAS V SD NEGERI I BANARAN KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRITAHUN PELAJARAN 2014/15.

3 42 143