MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon).

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

(PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

HENDRIK KRISTIANTO 0903306

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

(PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon)

Oleh

Hendrik Kristianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hendrik Kristianto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNMENT (TGT)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon)

HENDRIK KRISTIANTO

NIM. 0903306

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd

NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Drs. Entan Saptani, M.Pd

NIP. 196204131987031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M. Pd


(4)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Toeritis ... 12

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 12

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 12

b. Makna Pendidikan Jasmani ... 13

c. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 16

2. Pengertian Gerak Dasar Atletik ... 17

3. Pengertian Tolak Peluru ... 17

a. Tolak Peluru ... 17

b. Teknik Menolak Peluru ... 18

c. Bentuk dan Ukuran Lapangan Tolak Peluru ... 22

d. Bentuk dan Ukuran Balok Tolak Peluru ... 23

4. Pembelajaran Kooperatif ... 24

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 24

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 25

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ... 25

1) Kelebihan Pemebelajaran Kooperatif ... 25

2) Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ... 26

5. Pengertian Teams Games Tournament (TGT) ... 27

6. Pembelajaran Tolak Peluru Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ... 27

B. Kajian Praktik ... 28


(5)

vi BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Metode dan Desain Penelitian ... 31

1. Metode Penelitian ... 31

2. Desain Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 34

1. Perencanaan Tindakan (Planing) ... 34

2. Penerapan Tindakan (Action) ... 35

3. Observasi (Observation) ... 35

4. Refleksi (Reflection) ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 36

1. Lembar Observasi ... 36

a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran (IPKG I) ... 36

b. Format Observasi Kinerja Guru (IPKG 2)... 37

c. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 37

2. Tes Praktek Gerak Dasar Tolak Peluru ... 37

3. Wawancara ... 37

4. Catatan Lapangan ... 38

5. Format Tes ... 39

6. Dokumentasi ... 39

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39

1. Teknik Pengolahan Data ... 39

a. Reduksi Data ... 40

b. Paparan Data ... 40

c. Penyimpulan ... 40

2. Teknik Analisis Data ... 40

G. Validasi Data ... 41

1. Member Chek ... 41

2. Triangulasi . ... 41

3. Expert Opinion ... 41

4. Audit Trail ... 41

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 42

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 42

2. Paparan Data Awal Kinerja Guru ... 42

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 43

4. Paparan Data Awal Hasil Tes ... 43

B. Paparan Data Tindakan ... 44

1. Paparan Data Siklus I ... 44

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 45

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus I ... 47


(6)

vii

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 52

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus I ... 54

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus I ... 54

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 57

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

2. Paparan Data Siklus II ... 62

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 62

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 65

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 69

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus II ... 72

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 72

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 74

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 76

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 77

3. Paparan Data Siklus III ... 80

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 80

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 82

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus III ... 85

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 87

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus III ... 88

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 88

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 89

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus III ... 90

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 91

C. Pembahasan ... 92

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ... 92

2. Pembahasan Kinerja Guru ... 94

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 97

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ... 100

5. Temuan Hasil Refleksi Penelitian ... 103

6. Pembuktian Hipotesis ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 113


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Tes Data Awal Gerak Dasar Tolak Peluru ... 6

3.1 Jadwal Penelitian ... 31

4.1 Data Awal Hasil Tes Gerak Dasar Tolak Peluru ... 44

4.2 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 46

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 49

4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 51

4.5 Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I ... 53

4.6 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 55

4.7 Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 58

4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

4.10 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 64

4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 67

4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 69

4.13 Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus II ... 71

4.14 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 73

4.15 Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus Siklus II ... 75

4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 77

4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II... 78

4.18 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 81

4.19 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 84

4.20 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 86

4.21 Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus III ... 87

4.22 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 89

4.23 Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 90

4.24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 91


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Cara Memegang Peluru ... 18

2.2 Persiapan Gaya Ortodoks ... 19

2.3 Sikap Menolak Peluru ... 20

2.4 Persiapan Gaya O’brien ... 21

2.5 Sikap Menolak Peluru ... 22

2.6 Diagram Lapangan Tolak Peluru ... 23

2.7 Potongan Melintang Balok Tolak Peluru ... 24


(9)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 62 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 79 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Format Observasi dan Deskriptor Perencanaan Pembelajaran ... 113

2. Format Observasi dan Deskriptor Kinerja Guru ... 121

3. Format Observasi dan Deskriptor Aktifitas Siswa ... 125

4. Format Observasi dan Deskriptor Hasil Belajar ... 127

5. Format Observasi Catatan Lapangan ... 129

6. Format Observasi Wawancara Siswa ... 130

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 132

8. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 139

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 141

10.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 143

11.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus I ... 144

12.Hasil Observasi Catatan Lapangan I ... 145

13.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus I ... 146

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 147

15.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 154

16.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 156

17.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 158

18.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus II ... 159

19.Hasil Observasi Catatan Lapangan II ... 160

20.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus II ... 162

21.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 163

22.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 168

23.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 170

24.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 172

25.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus III ... 173

26.Hasil Observasi Catatan Lapangan III ... 174

27.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus III ... 175

28.Surat Izin Penelitian ... 176

29.SK Pembimbing ... 177

30.Monitoring Bimbingan ... 178

31.Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 179


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran manusia yang berlangsung seumur hidup yang di dalamnya terdapat aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang R.I Nomor II Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan jasmani di Indonesia adalah pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, yang dimaksud manusia Indonesia seutuhnya menurut Cholik dan Lutan (1997: 1),

Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dan pendidikan jasmani juga erat hubungannya dengan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia. Menurut Cholik dan Lutan (1996: 14),

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

Menurut Bucher (Nadisah, 1992: 16) mengemukakan bahwa:

Dalam menetapkan pendidikan jasmani harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi.

Pengertian di atas menyadarkan kita, bahwa pendidikan jasmani itu adalah Pendidikan walaupun mediumnya pendidikan jasmani, namun dampaknya menyangkut pribadi anak didik itu secara keseluruhan. Hal ini tercermin dalam sasaran seperti yang dikemukakannya di atas, yaitu menuju kepada keserasian antara perkembangan jasmani, mental atau rohani, dan sosialnya. Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya


(12)

2

dengan permainan dan olahraga. Menurut Menpora (Syarifuddin dan Muhadi, 1993: 15), „Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal‟.

Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif. Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani. Meskipun demikian penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan pertandingan atau perlombaan.

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani semuanya mengandung gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu. Bermain dapat dipakai sebagai reaksi dan kegembiraan, tanpa tujuan sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan.

Bucher (Sukintaka, 1992: 6) berpendapat bahwa „permainan yang telah lama dikenal oleh anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan menggerakkan untuk berlatih, bergembira, dan rileks‟. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan.

Berbicara tentang permainan anak-anak setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini sangat tergantung pada lingkungan daerahnya dan kreativitas orang yang menciptakan permainan itu. Huizinga (Sukintaka, 1992: 6) menulis kedudukan permainan bahwa „masalah permainan dalam perluasannya merupakan gejala kebudayaan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis‟.

Sejak zaman dahulu permainan anak-anak tidak terlepas dari keadaan lingkungannya. Jauh sebelum permainan sepak bola, bola volley, ding-dong atau permainan modern lainnya. Telah bermunculan permainan tradisioanal yang dilakukan oleh anak-anak. Lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap lahirnya anak-anak.


(13)

3

Bigo dkk (Sukintaka, 1992: 5) berpendapat bahwa permainan mempunyai makna pendidikan, dengan uraian sebagai berikut:

1. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau masyarakat. Anak akan memahami dan menghargai dirinya atau temannya. Pada anak yang bermain, akan tumbuh rasa kebersamaan, yang sangat baik bagi pembentukkan rasa sosialnya.

2. Dalam permainan anak akan mengetahui kekuatannya, menguasai alat bermain, dan mengetahui sifat alat.

3. Dalam permainan, anak akan mempunyai suasana, yang tidak hanya mengungkapkan fantasinya saja, tetapi juga akan mengungkapkan semua sifat aslinya, dan pengungkapan itu dilakukan secara patuh dan spontan. Anak laki-laki dan perempuan yang berumur sama akan berbuat yang berbeda terhadap permainan yang sama (misalnya bermain dengan kubus, atau boneka).

4. Dalam permainan, anak mengungkapkan macam-macam emosinya, dan sesuai dengan yang diperolehnya saat itu jenis emosi itu diungkapannya, serta tidak mengarah pada prestasi.

5. Dalam bermain anak akan dibawa pada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam dunia kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan.

6. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan watak jujur dalam bermain, dan semuanya akan membentuk sifat “fair play (jujur, sifat ksatria atau baik) dalam bermain.

7. Bahaya dalam bermain dapat saja timbul, dan keadaan ini akan banyak gunanya dalam hidup yang sesungguhnya.

Siapapun orangnya, pasti pernah mengalami masa kecil dan pasti pernah terlibat dan merasakan permainan anak-anak. Permainan anak-anak itu sendiri dilakukan baik di desa maupun di kota. Setiap anak tidak terlepas dari keinginan melakukan permainan dengan kawan-kawan sebayanya.

Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet).

Menurut Syarifuddin (1992: 1), “Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar”.

Bangsa primitif mencari nafkah dengan cara berburu dan menangkap ikan, serta membela dirinya dari serangan binatang buas atau melawan keadaan alam.


(14)

4

Untuk kepentingan itu mereka harus memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan keuletan. Kesemuanya itu dilakukan dengan berjalan, berlari, melompat, dan melempar agar tidak kehilangan sasarannya.

Nomor-nomor yang terdapat pada cabang olahraga atletik secara garis besar dapat dijadikan 3 bagian, yaitu: nomor jalan dan lari, nomor lompat dan nomor lempar. Salah satu cabang yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu cabang tolak peluru. Tolak peluru adalah suatu cara menolak benda bulat yang terbuat dari besi atau beton yang di tolak sekuat tenaga supaya menghasilkan jarak yang jauh.

Menurut Muhtar dan Irawati (2009: 114) mengemukakan bahwa, “Tolak peluru adalah suatu bentuk garakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”.

Tolak peluru mempunyai dua gaya yang pertama adalah gaya Ortodoks (menyamping) atau gaya menyamping yaitu suatu cara melakukan gerakan menolak, mulai dari sikap permulaan sampai bergerak ke depan untuk menolakkan peluru dalam keadaan menyamping untuk melakukan tolakan dan yang kedua yaitu gaya tolakan O’brien (membelakangi) gaya tolakan tersebut adalah gaya yang pertama kali digunakan oleh para atlet dalam perlombaan tolak peluru, namun sampai sekarang pun masih ada yang mempergunakan terutama para atlet pemula oleh karena itu gaya tersebut sering kali disebut gaya kuno.

Pada dasarnya anak SD itu rasa ingin bermainnya sangat tinggi, Adapun model pembelajaran yang berkaitan dengan permainan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Menurut Christz (2011),

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

Hasil observasi yang dilakukan pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2012 di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, hasil yang diperoleh adalah Guru penjas pada SDN 1 Sumberlor sudah membuat RPP


(15)

5

semaksimal mungkin, tetapi pada pelaksanaannya belum memenuhi kriteria yang sudah di tentukan pada IPKG 1. Guru mengajarkan tolak peluru tanpa menggunakan model atau permainan sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya tolak peluru. Guru mengajarkannya secara komando sehingga siswa merasa jenuh terhadap pelajaran tolak peluru. Guru kurang memodifikasi dan tidak kreatif sehingga siswa bosan dan jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, ketika guru mengajarkan tolak peluru terlihat monoton sehingga siswa banyak yang main-main sendiri dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Aktivitas siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau meningkatkan gerak dasar tolak peluru. Siswa merasa jenuh terhadap pelajaran atletik khususnya tolak peluru. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mukanya murung dan tidak ceria, kurang berantusias saat mengikuti pembelajaran, merasa bosan terhadap pelajaran yang disampaikan. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang bersemangat, karena kebanyakan siswa melakukan aktifitas sendiri-sendiri seperti ngobrol dengan temannya, siswa banyak yang bersenda gurau dan tidak memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Untuk alat dan media pembelajaran sudah memadai, seperti bola tolak peluru dan simpai, namun guru tidak bisa memanfaatkan alat yang tersedia di sekolah.

Pada saat saya melakukan tes terhadap siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon maka hasilnya adalah banyak dari mereka yang tidak bisa melakukan gerak dasar tolak peluru dengan baik, baik itu dari sikap tubuh, tangan, pandangan, memegang dan tolakan. Siswa banyak yang melakukan tolak peluru asal-asalan yang penting bagi mereka adalah menolak sejauh mungkin. Memang benar tolak peluru itu menolak peluru sejauh mungkin tapi ini bukan merupakan perlombaan dimana setiap siswa ketika melakukan tolak peluru harus menolak peluru sejauh mungkin, tetapi lebih menilai ke gerakan dasarnya. Kesimpulannya pada saat dilakukan tes terhadap siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon mengenai pembelajaran gerak dasar tolak peluru banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).


(16)

6

Tabel 1.1

Hasil Tes Awal Gerak Dasar Tolak Peluru

Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan

Kabupaten Cirebon

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

No Nama

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai

KKM (76) Sikap awal Pelaksanaan

Gerak Sikap Akhir T TT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Arul arifin √ √ √ 10 83,3 √

2. Rito Sunadi √ √ √ 8 66,7 √

3. Siska Safitri √ √ √ 6 50 √

4. Widiyanti √ √ √ 9 75 √

5. Wihanti Maulana √ √ √ 7 58,3 √

6. Windi √ √ √ 6 50 √

7. Laras Heriani √ √ √ 10 83,3 √

8. M. Ajiz √ √ √ 8 66,7 √

9. M. Hasim √ √ √ 8 66,7 √

10. M. jun junae √ √ √ 9 75 √

11. Pingki √ √ √ 8 66,7 √

12. Ririn A. Anursono √ √ √ 7 58,3 √

13. Rio Fernando √ √ √ 6 50 √

14. Rumi √ √ √ 6 50 √

15. Samsudin √ √ √ 6 50 √

16. Siti Latipah √ √ 7 58,3 √

17. Siti Nur Amelia √ √ √ 7 58,3 √

18. Siti Rohaeni √ √ √ 10 83,3 √

19. Soniawati √ √ √ 10 83,3 √

20. Sri Indah Sapitri √ 6 50 √

21. Susana √ √ √ 6 50 √

22. Tardiyana √ √ √ 6 50 √

23. Tedi √ √ √ 10 83,3 √

24. Teguh Hidayat √ √ √ 10 83,3 √

25. Tiya Setiawan √ √ √ 10 83,3 √

26. Tomi Aji √ √ √ 7 58,3 √

27. Uci Ardila √ √ √ 7 58,3 √

28. Wawan Suwanto √ √ √ 8 66,7 √

29. Wanarsih √ √ √ 8 66,7 √

30. Wirantiwi √ √ √ 6 50 √

31. Witno √ √ √ 7 58,3 √

32. Wiwin Winih √ √ √ 10 83,3 √

33. Yohan Wibisono √ √ √ 11 91,7 √

34. Cecep √ √ √ 10 83,3 √

Jumlah 87 94 83 270 2249,7 10 24

Presentase (%) 63,97% 69,11% 61,02% 66,17

% 66,17% 29 %

71 %


(17)

7

Skor ideal = 12 Nilai=skor yang diperoleh

skor ideal × 100 % KKM =76

Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas berjumlah 10 orang siswa (29%), sedangkan 24 orang siswa masih belum tuntas (71%). Data awal tersebut diperoleh dari hasil tes pembelajaran gerak dasar tolak peluru.

Masalah yang timbul harus segera mendapatkan penanganan secara profesional demi tercapainya peningkatan kemampuan siswa serta kemajuan dibidang pendidikan terutama bidang atletik khususnya tolak peluru. Dalam permasalahan ini saya akan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran ini selain untuk menambah antusias siswa dalam proses pembelajaran juga sebagai alat dalam meningkatkan gerak dasar tolak peluru. Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah ini untuk diteliti dan diberikan tindakan dengan judul penelitian Meningkatkan Gerak Dasar Tolak Peluru melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SDN 1 Babakan Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.

Melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan siswa Kelas IV SDN 1 Babakan Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon sehingga bisa melakukan gerak dasar tolak peluru dengan baik dari sikap awalnya, pelaksanaan gerak dan juga pada saat sikap akhirnya, sehingga pada akhirnya siswa kelas IV mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang telah ditentukan di Sekolah tersebut.

B.Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut ini.


(18)

8

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon?

b. Bagaimana kinerja guru pada saat pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon?

d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadikan fokus permasalahan peneliti adalah:

Pada tahap perencanaan, guru mempersiapkan RPP serta segala macam media yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan, dan hasil belajar yang diharapkan serta guru dapat menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan yang dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru.

Pada kinerja guru, guru menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang diaplikasikan dalam permainan tembak simpai dengan peraturan yang sudah ditentukan. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif melakukan pembelajaran.

Pada aktivitas siswa, guru mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum (persiapan), selama, dan setelah pelaksanaan.

Pada hasil belajar siswa, guru dapat mengevaluasi siswa dengan cara memberikan tes. Target yang dicapai pada hasil pembelajaran dapat terlihat dari


(19)

9

peningkatan kemampuan gerak dasar siswa pada pembelajaran tolak peluru dan perbaikan-perbaikan gerak dasar yang sesuai dengan format tes.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kinerja guru pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan aktifitas siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum diatas, dapat diperoleh informasi berkenaan dengan upaya meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Adapun manfaat yang diambil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:


(20)

10

1. Manfaat bagi siswa SD

a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa. 2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru dengan menciptakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). b. Mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani dalam melakukan

pembelajaran disekolah. 3. Manfaat bagi lembaga sekolah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan, pengolahan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.

4. Manfaat bagi penulis

a. Untuk dapat memahami Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di sekolah dasar.

5. Manfaat bagi lembaga UPI Kampus Sumedang

a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani di sekolah dasar dan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Dapat memberikan citra positif kepada masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari multi penafsiran terhadap pokok permasalahan yang diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya.


(21)

11

Meningkatkan adalah lapisan dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat menaikkan ke tingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Gerak dasar adalah semua proses dan tindakan yang diarahkan untuk terjadinya suatu perubahan perilaku dalam hal meningkatkan kemampuan gerak sehingga perilaku tersebut bersifat relatif permanen.(Lutan, 2001: 23).

Tolak peluru adalah suatu gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. (Muhtar dan Irawati, 2009: 114).

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. (Christz, 2011).


(22)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Dipilih sebagai lokasi dalam penelitian karena mengetahui kestrategisnya lapangan dan kondisi lapangan serta alat yang ada pada SD tersebut. Hal ini dinilai positif dan dapat mempermudah peneliti dalam proses penelitian. Alasan memilih SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon berdasarkan pertimbangan:

a. Sebagian besar siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon memiliki minat dan motivasi yang relatif masih rendah dan tidak konstan terhadap kegiatan pembelajaran penjas khusunya tolak peluru. b. Peneliti adalah orang yang ingin melakukan sebuah penelitian. Berdasarkan

observasi yang dilakukan pada tanggal 16 oktober 2012 pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru tidak memenuhi kriteria sesuai dengan IPKG 1 dan pada saat pembelajaran guru hanya mengajarkannya secara komando hal ini bisa dilihat pada saat guru mengajar hanya menyuruh siswa melakukan gerakan yang diucapkan, pada saat pembelajaran guru terlihat kurang kreatif. Siswa merasa jenuh apalagi pada saat pembelajaran tolak peluru, pada saat pembelajaran banyak siswa yang mukanya murung dan merasa tidak bersemangat saat belajar. Oleh karena itu peneliti memilih SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon sebagai lokasi penelitian karena di lokasi tersebut terdapat halaman yang cukup luas sebagai penunjang untuk meakukan sebuah penelitian ditambah lagi dengan alat-alat yang tersedia seperti peluru yang merupakan alat sebagai pendukung dalam penelitian.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian adalah selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2013. Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki


(23)

31

dan meningkatkan hasil belajar, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama untuk penelitian ini.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No

Penjelasan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 Pembuatan

Proposal

2 Seminar Proposal 3 Revisi Proposal 4 Persiapan dan

Pembekalan 5 Pelaksanaan

Siklus I 6 Pelaksanaan

Siklus II 7 Pelaksanaan

Siklus III 8 Pengolahan Data 9 Penyusunan

Laporan 10 Sidang Skripsi

B.Subjek Penelitian

Subjek peneliti adalah siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

C.Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelasa (PTK) merupakan penelitian dengan menggunakan siklus dan didalam tiap siklusnya terdapat empat komponen yang pertama perencanaan (plannig), pelaksanaan (action), observasi (observer), dan refleksi (reflection). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Persoalan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran dapat diatasi dengan suatu tindakan untuk memperbaikinya sesuai prosedur


(24)

32

dengan metode penelitian tindakan kelas. Hal ini sejalan dengan pedapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 11), yaitu:

Penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tinadakan substansive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi. Sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Berdasarkan pendapat di atas Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang praktis dan merupakan tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, lalu dicarikan solusi sebagai usaha perbaikan seperti motivasi yang lebih rendah. aktivitas pembelajaran atletik merupakan permasalahan sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru penjas dan siswa di lapangan dan harus segera dicarikan solusinya maka mencari solusinya melalui Penelitian Tindakan Kelas atau action class room. PTK merupakan penelitian yang praktis sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran di kelas oleh karena itu saya mengambil penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki masalah yang terjadi di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Masalah yang saya hadapi adalah dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran guru penjas yang bersangkutan dalam membuat RPP kurang memenuhi kriteria dalam IPKG 1, untuk kinerja gurunya, guru penjas yang bersangkutan dalam mengajarkan pembelajaran atletik khusunya tolak peluru guru mengajarkannya secara komando, oleh karena itu aktivitas siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam pembelajaran tolak peluru mengakibatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu dilakukanlah sebuah penelitian untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan action class room atau PTK. Karakteristik utama penelitian tindakan yaitu penelitian dilakukan melalui refleksi diri, artinya dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti pendidik, merupakan pelaku utama penelitian. Karakteristik-karakteristik lainnya adalah adanya latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik, diselenggarakan secara kolaboratif antar peneliti, pendidik, kepala sekolah atau ketua penyelenggara,


(25)

33

peserta didik, dan orang tua, dan adanya peran ganda pendidik sebagai praktik sekaligus sebagai peneliti praksisnya sendiri.

Menurut Kasbolah, (1999: 22) mengemukakan bahwa:

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas antara lain sebagai berikut:

a. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program di kelas guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal lapangan tempat dia mengajar.

b. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

c. Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan harus direncanakan secara cermat.

2. Desain penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dan target yang akan dicapai, setiap siklus bisa terdiri dari satu penelitian. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Siklus Kemmis Mc. Taggart ini akan dilakukan berulang dan berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2:

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)


(26)

34

D.Prosedur Penelitian

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) terdapat empat komponen, yaitu:

1. Rencana (Planning), yaitu merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa.

2. Tindakan (Action), yaitu melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

3. Observasi (Observation), yaitu mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenal terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak.

4. Refleksi (Reflection), yaitu mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih banyak kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran Meningkatkan Gerak Dasar Tolak Peluru melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Tindakan (planing)

Pada tahap ini meliputi semua perencanaan tindakan, sperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang di dalamnya meliputi penentuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan sebagainya. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi:

a) Peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang memuaskan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui perbaikan RPP.

b) Membuat lembar observasi yang bertujuan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa.

c) Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi tolak peluru.


(27)

35

2) Penerapan Tindakan (action) a) Kegiatan Awal

(1) Mengucapkan salam.

(2) Siswa dibariskan menjadi 5 bersap.

(3) Melakukan do‟a bersama sebelum melakukan kegiatan.

(4) Mengecek kehadiran siswa.

(5) Menegur siswa yang tidak memakai pakaian olahraga lengkap. (6) Apersepsi, motivasi dan pembelajaran materi.

(7) Melakukan gerakan pemanasan statis dan dinamis. b) Kegiatan Inti

(1) Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok.

(2) Setelah itu anak mulai bermain permainan tembak simpai yang dikemas dalam Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

(3) Permainan berlangsung dengan cara siswa menolak peluru ke arah simpai secara bergantian.

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa melakukan gerakan pendinginan.

(2) Siswa dibariskan kembali untuk mendengarkan evaluasi dari guru. (3) Dari pembelajaran yang sudah dilakukan, siswa diberi kesempatan untuk

bertanya.

(4) Memberikan pujian atas hasil belajar siswa.

(5) Melakukan pengabsenan ulang dan berdo‟a.

(6) Siswa melanjutkan untuk berganti pakaian dan mengikuti pelajaran selanjutnya.

3) Observasi (Observation)

Pada tahap kegiatan observasi ini guru sebagai peneliti mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dengan penerapan metode resitasi menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada materi pemanfaatan sumber daya alam mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, baik dilihat dari kinerja guru maupun aktivitas siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kinerja guru dan aktivitas siswa sudah sesuai atau tidak


(28)

36

dengan lembar observasi. Kemudian data dari hasil observasi akan dijadikan rujukan dalam perbaikan siklus selanjutnya.

4) Refleksi (reflection)

Guru sebagai peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data yang ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan belum mencapai tujuan.

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Nasution (Sugiyono, 2006: 64) menyatakan bahwa „observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi‟. Marshall (Sugiyono, 2006: 64) menyatakan bahwa „melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut‟.

Dengan demikian observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung oleh penulis terhadap objek-objek masalah untuk mendapatkan data-data yang diperoleh dalam rangka menyelesaikan suatu masalah. Kegiatan ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data yang lengkap dan mengetahui sampai mana setiap aspek yang diamati mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa. Adapun aspek yang diamati dari kinerja guru dan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)

Format observasi perencanaan pembelajaran dibuat dan dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan sebelum pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini yang akan dinilai adalah kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).


(29)

37

b. Format Observasi Kinerja Guru (IPKG 2)

Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT). Dalam hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT).

c. Format Observasi Aktifitas Siswa

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berkaitan dengan aspek nilai-nilai kepenjasan siswa yaitu aspek afektif dalam implementasi nilai semangat, disiplin dan kerjasama pada saat pembelajaran gerak dasar tolak peluru.

2. Tes Praktek Gerak Dasar Tolak Peluru

Tes adalah suatu alat ukur yang biasa dipergunakan kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan tes, akan diketahui perubahan-perubahan pemahaman yang terjadi pada diri siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Apakah sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan atau belum. Data hasil tes dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat kelulusan atau ketuntasan siswa. Menurut Susilawati (2010: 2), menyatakan bahwa: tes adalaha alat untuk mengumpulkan informasi. Sedangkan tes menurut Gronlund (Rakhmat, 1999: 17), menyatakan bahwa:

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah perilaku (menjawab pertanyaan seberapa baikkah seorang siswa melakukan tugas pelajaran baik dibandingkan dengan siswa yang lainnya, maupun dibandingkan dengan tolak ukur pengerjaan sebuah tugas pelajaran).

Tes praktek ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam pembelajaran, khususnya mengenai penguasaan terhadap gerak dasar tolak peluru. Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa (pos tes) dalam gerak dasar tolak peluru.

3. Wawancara

Lembar wawancara digunakan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Wawancara dilakukan dengan mengacu pada tanggapan observer


(30)

38

terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapai dalam penerapan rencana pembelajaran. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap siswa mengenai tanggapan dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Fathoni (2006: 105), “ Wawancara yaitu pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah”.

Dengan demikian wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang terkait yaitu guru dan siswa untuk memperoleh data yang lebih akurat. Wawancara ini dilakukan dengan guru dan siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Adapun alat pengumpul data ini berupa pedoman wawancara. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data. Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran khususnya tolak peluru melalui model pembelajaran. Materi wawancara yang diberikan kepada guru yaitu kesulitan yang dirasakan pada saat penggunaan dengan model pembelajaran, dan respon siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan belajar siswa dalam gerak dasar tolak peluru. Wawancara yang dilakukan terhadap siswa berkaitan dengan tanggapan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisi apa saja yang terjadi selama pembelajaran dan perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan untuk menjaring dan memeperoleh data yang dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Selain itu aktivitas siswa juga di nilai untuk memperoleh data yang nantinya ditulis dalam sebuah catatan lapangan Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah mencatat segala sesuatu dari berbagai aspek pembelajaran di kelas, seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Format catatan


(31)

39

lapangan terlampir. Sesuai dengan pendapat Wiraatmadja (2005: 125) menyatakan bahwa:

Kekayaan data dalam catatatan lapangan, yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya merupakan kekuatan kualitatif secara mendasar dan merupakan internal validity dari penelitian. 5. Format Tes

Pemberian tes dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran yang telah dilakukan, khususnya setelah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan gerak dasar tolak peluru.

6. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penetilian yang dihasilkan dari suasana kegiatan selama pembelajaran dalam pembelajaran di kelas IV SDN Sumberlor 1 dalam meningkatkan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Dokumentasi dapat berupa gambar-gambar, foto, rekaman video, atau rekaman tape.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberlor dalam penelitian. Adapun sumber penelitian ini adalah seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif, dilakukan pada saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus pemerolehanya berdasarkan setiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul yang diperoleh dari seluruh instrumen penelitian hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, tes praktek, dan data hasil dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Langkah selanjutnya pengolahan data yang dilakukan melalui tiga langkah, yaitu:


(32)

40

a. Reduksi Data

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi, data kasar yang diperoleh menjadi informasi hasil tindakan.

b. Paparan Data

Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk paparan naratif dan representative grafik.

c. Penyimpulan

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur kausalitas dan fenomena, dan proporsi. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahanya.

Kriteria kelulusan mata pelajaran penjaskes materi pembelajaran gerak dasar tolak peluru di kelas IV SDN 1 Sumberlor menggunakan standar lulus dengan nilai minimal 76 yang dibuat oleh guru penjaskes.

2. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2006: 88) analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan melihat dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar. Kemudian data tersebut direduksi dengan membuat pokok-pokok yang penting dalam rangkuman, sehingga akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Setelah itu hasil data


(33)

41

tersebut dikumpulkan dan disusun sesuai dengan kategorinya serta disajikan, sehingga akan semakin dipahami dan diakhiri dengan ditarik kesimpulan.

G.Validasi Data

Keabsahan data dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan dengan tekhnik, member check, triangulasi, audit trail, dan ekspert opinion. Validasi data yang digunakan untuk penelitian ini mengecu pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja 2005: 168-171), yaitu:

1. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan yang diperoleh selama pengamatan dengan cara mengkomfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra secara kolaboratif dan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrument memiliki kelebihan dan kekurangan.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.

4. Expert Opinion, yaitu dengan mengecek kembali untuk terakhir kalinya terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional (dosen pembimbing).


(34)

106 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang dilakukan di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon dapat disimpulkan bahwa pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi gerak dasar tolak peluru. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Dimana guru penjas pada SDN 1 Sumberlor sudah membuat RPP semaksimal mungkin, tetapi pada pelaksanaannya belum memenuhi kriteria yang sudah di tentukan pada IPKG 1, kemudian RPP siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan gerak dasar tolak peluru yang menggunakan simpai sebagai sasaran tolak, dan simpai tersebut di gantungkan. perolehan persentase perencanaan pembelajaran sebesar 62,9%. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah melakukan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan simpai yang diletakkan dibawah dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 81,6% masih belum mencapai target dan tetap memerlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Kegiatan siswa pada siklus ke III adalah siswa melakukan gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media kaleng sebagai sasaran tembak dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target telah tercapai.


(35)

107

2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Guru mengajarkan tolak peluru tanpa menggunakan model atau permainan sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya tolak peluru. Guru mengajarkannya secara komando sehingga siswa merasa jenuh terhadap pelajaran tolak peluru. Guru kurang memodifikasi dan tidak kreatif sehingga siswa bosan dan jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, ketika guru mengajarkan tolak peluru terlihat monoton sehingga siswa banyak yang main-main sendiri dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar tolak peluru pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 67,08%, siklus II 86%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran, guru harus memberikan motivasi pada siswa saat pembelajaran berlangsung agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitas siswa pada data awal kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau meningkatkan gerak dasar tolak peluru. Siswa merasa jenuh terhadap pelajaran atletik khususnya tolak peluru. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mukanya murung dan tidak ceria, kurang berantusias saat mengikuti pembelajaran, merasa bosan terhadap pelajaran yang disampaikan. siklus I mencapai 41,17% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 80,39% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkatmenjadi 100% dari jumlah keseluruhan siswa.


(36)

108

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 85%. Untuk hasil data awal yang didapatkan pada lapangan, yang tuntas pada pembelajaran tolak peluru mencapai 10 siswa atau 29%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terbukti dari peningkatan setiap siklusnya dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas melakukan gerak dasar tolak peluru mencapai 16 siswa atau 47%, siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 82% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 30 siswa atau 88% yang tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 85%.

B.Saran

Pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak dasar, semangat, disiplin, serta kerjasama. Dengan memperhatikan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada gerak dasar tolak peluru merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya tolak peluru. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan. b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai meodel

pembelajaran pembelajaran atau permainan-permainan untuk pembelajaran gerak dasar tolak peluru. Sesuai dengan konteks tolak peluru itu sendiri dimana


(37)

109

terdapat sikap awal, pelaksanaan gerak, dan sikap akhir sehingga pembelajaran dengan menggunakan model atau permainan akan sesuai.

c. Guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran gerak dasar tolak peluru yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran tolak peluru guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui model pembelajaran sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak dasar tolak peluru tersebut misalkan saja model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 2. Bagi siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak dasar tolak peluru harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasar tolak peluru yang bermanfaat bagi dirinya.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal


(38)

110

tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap pembelajaran tolak peluru yang dinilai sangat menjenuhkan, maka perlu dikemas dalam sebuah model pembelajaran yang berkaitan dengan permainan dan sebagai tanggung jawab dari pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas yang akan menunjang keberhasilan gerak dasar pada siswa, jika siswa memiliki potensi maka bisa diikutsertakan dalam O2SN yang diselenggarakan di kecamatan atau di kabupaten.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua yang terkait dengan ruang lingkup pendidikan dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.

5.Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran atau permainan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan model pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru lebih lengkap lagi.


(39)

111

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, M. Yusuf. (1986). Atletik dan Metodik. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan pendidikan jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan, Rusli. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Christz. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. [Online].Tersedia: http://heny-christz.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt.html. [22 Desember 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

Fathoni, Abdurahmat. (2006). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Isjoni.(2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhtar, Tatang dan Irawati, Riana. (2009). Atletik. Bandung: Upi Kampus Sumedang.

Nadisah. (1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Rakhmat, C. (1999). Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.


(40)

112

Sugiyono. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Program Pendidikan Jasmani Upi Kampus Sumedang.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik.Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Guru mengajarkan tolak peluru tanpa menggunakan model atau permainan sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya tolak peluru. Guru mengajarkannya secara komando sehingga siswa merasa jenuh terhadap pelajaran tolak peluru. Guru kurang memodifikasi dan tidak kreatif sehingga siswa bosan dan jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, ketika guru mengajarkan tolak peluru terlihat monoton sehingga siswa banyak yang main-main sendiri dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar tolak peluru pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 67,08%, siklus II 86%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran, guru harus memberikan motivasi pada siswa saat pembelajaran berlangsung agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitas siswa pada data awal kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau meningkatkan gerak dasar tolak peluru. Siswa merasa jenuh terhadap pelajaran atletik khususnya tolak peluru. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mukanya murung dan tidak ceria, kurang berantusias saat mengikuti pembelajaran, merasa bosan terhadap pelajaran yang disampaikan. siklus I mencapai 41,17% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 80,39% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkatmenjadi 100% dari jumlah keseluruhan siswa.


(2)

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 85%. Untuk hasil data awal yang didapatkan pada lapangan, yang tuntas pada pembelajaran tolak peluru mencapai 10 siswa atau 29%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar tolak pelurumelalui model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) terbukti dari peningkatan setiap siklusnya dimana pada siklus

I jumlah siswa yang tuntas melakukan gerak dasar tolak peluru mencapai 16 siswa atau 47%, siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 82% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 30 siswa atau 88% yang tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 85%.

B.Saran

Pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak dasar, semangat, disiplin, serta kerjasama. Dengan memperhatikan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada gerak dasar tolak peluru merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya tolak peluru. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan. b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai meodel

pembelajaran pembelajaran atau permainan-permainan untuk pembelajaran gerak dasar tolak peluru. Sesuai dengan konteks tolak peluruitu sendiri dimana


(3)

terdapat sikap awal, pelaksanaan gerak, dan sikap akhir sehingga pembelajaran dengan menggunakan model atau permainan akan sesuai.

c. Guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran gerak dasar tolak peluru yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran tolak peluru guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui model pembelajaran sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak dasar tolak peluru tersebut misalkan saja model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

2. Bagi siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak dasar tolak peluru harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasar tolak peluru yang bermanfaat bagi dirinya.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal


(4)

tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap pembelajaran tolak peluru yang dinilai sangat menjenuhkan, maka perlu dikemas dalam sebuah model pembelajaran yang berkaitan dengan permainan dan sebagai tanggung jawab dari pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas yang akan menunjang keberhasilan gerak dasar pada siswa, jika siswa memiliki potensi maka bisa diikutsertakan dalam O2SN yang diselenggarakan di kecamatan atau di kabupaten.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua yang terkait dengan ruang lingkup pendidikan dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.

5.Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran atau permainan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan model pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolak peluru lebih lengkap lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, M. Yusuf. (1986). Atletik dan Metodik. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan pendidikan jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan, Rusli. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Christz. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. [Online].Tersedia: http://heny-christz.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt.html. [22 Desember 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

Fathoni, Abdurahmat. (2006). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Isjoni.(2007). Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhtar, Tatang dan Irawati, Riana. (2009). Atletik. Bandung: Upi Kampus Sumedang.

Nadisah. (1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Rakhmat, C. (1999). Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.


(6)

Sugiyono. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Program Pendidikan Jasmani Upi Kampus Sumedang.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik.Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI SDN MARGAMULYA KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 53

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI PERMAINAN MEROBOHKAN TONGGAK SISWA KELAS VI SDN 2 SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON.

0 4 44

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON.

1 1 44