KEAHLIAN AUDITOR EKSTERNAL DALAM PENUGASAN AUDIT E-COMMERCE.

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Hidayah yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keahlian Auditor Eksternal dalam Penugasan Audit E-Commerce.”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.

Tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberikan ilmu dan membimbing saya serta kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan saya yang tidak dirancang untuk menjadi sempurna, namun senantiasa berupaya untuk menjadi sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran serta kritik yang konstruktif dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Harapan saya dengan terselesaikannya skripsi ini, semoga memberikan kontribusi bagi saya khususnya dan pembaca pada umumnya.

Akhir kata, semoga pembaca dapat memperoleh inspirasi, gagasan dan panduan dalam setiap lembaran skripsi ini. Aamiin.

Bandung, Juli 2012 Penulis


(2)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih sebagai penghargaan yang tulus penulis ucapkan untuk ibunda dan ayahanda tercinta selaku orang tua penulis yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik serta selalu memberikan motivasi dan bimbingannya, juga senantiasa menjadi penyemangat bagi penulis yang tidak bisa terbayar dengan apapun. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Dadang Sadeli., M.Si dan Ibu R. Nelly Nur Apandi, S.E.,M.Si. selaku pembimbing penulis yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat serta telah meluangkan banyak waktu, pikiran, tenaga dan selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

4. Seluruh dosen program studi akuntansi fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia, dan dosen-dosen dari program studi lain yang telah memberikan materi dan ilmu selama perkuliahan

5. Kakak penulis yang telah memberikan waktunya untuk bisa saling bertukar pikiran selama penulisan skripsi serta selalu memberikan dukungan kepada penulis.

6. Annisa Mulia Octavia, Novi Nur Widayanti, Hidayani, Rahma Nilla Sari Putri selaku sahabat tercinta yang saling mendukung dan memotivasi sejak pertama masuk kuliah hingga selesainya masa studi, sahabat yang selalu ada saat suka maupun duka, semoga persahabatan ini akan selalu terjalin. 7. Lenny Purwanti, sahabat penulis sejak SMA yang telah memberikan

motivasi dan semangat saat penulisan skripsi ini serta selalu menemani saat penulis butuh refreshing. Sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan berbagi cerita.

8. Ria Wahyuni, yang telah membantu penulis mencari data, teman berbagi yang senasib.

9. Teman-teman di kelas Akuntansi B dan kelas Akuntansi Bisnis atas kebersamaannya selama perkuliahan. Idot, Fida, Adit, Afril yang selalu memberikan motivasi dan tempat bertukar pikiran.

10.Teman-teman KKN Desa Patrolsari, yang telah mengukir cerita untuk masa depan.


(4)

iv

11.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Bandung, Juli 2012


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……… i

Ucapan Terima Kasih……….

Daftar Isi………...

ii v

Daftar Tabel……….…... viii

Daftar Gambar………... ix

Daftar Lampiran………. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang……….…..

1.2Rumusan Masalah………..

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………..

1.3.1 Maksud Penelitian………..

1.3.2 Tujuan Penelitian………....

1.4Kegunaan Penelitian………..

1 7 7 7 7 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka……….

2.1.1Audit……….………….

2.1.1.1 Pengertian Audit………...

2.1.1.2 Jenis-Jenis Audit………..

2.1.1.3 Jenis-Jenis Auditor………...

2.1.2Keahlian Auditor………

10 10 10 12 14 16


(6)

vi

2.1.2.1 Pengertian Keahlian………..

2.1.2.2 Standar Profesional Akuntan Publik……….

2.1.3Audit E-Commerce……….………

2.1.3.1 Pengertian E-Commerce……….……….

2.1.3.2 Ruang Lingkup E-Commerce………..

2.1.3.3 Karakteristik E-Commerce……….….

2.1.3.4 Jenis-Jenis E-Commerce……….. 2.1.3.5 Infrastruktur E-Commerce………...

2.1.3.6 Pilar-Pilar E-Commerce………...

2.1.3.7 Perbedaan Proses Bisnis E-Commerce dengan

Proses Bisnis Manual………...

2.1.3.8 Manfaat E-Commerce……….

2.1.3.9 Kelemahan E-Commerce………

2.1.3.10 Penghambat E-Commerce………... 2.1.3.11 Pilar dalam Keamanan E-Commerce……….. 2.1.3.12 Ancaman Keamanan E-Commerce……….

2.1.3.13 Mekanisme E-Commerce………

2.1.3.14 Pengertian Audit E-Commerce……….…...

2.1.3.15 Konsep Audit E-Commerce………….………

2.1.3.16 Pendekatan Audit E-Commerce……….. 2.1.3.17 Perbedaan Financial Audit dengan E-Commerce

Audit………

2.1.3.18 Hubungan Antara Keahlian Auditor Eksternal

16 18 20 20 21 23 25 26 26 27 28 30 32 33 33 39 41 45 46 48


(7)

terhadap Audit E-Commerce……..……….

2.2 Kerangka Pemikiran……….………...

49 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian……….………

3.2 Metode Penelitian……….………..

3.2.1 Desain Penelitian……….……….

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data..………

3.2.3 Instrumen Penelitian……….…

3.2.4 Teknik Analisis Data………... 3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data……….

57 57 57 58 64 66 69 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Keahlian Auditor Eksternal dalam Penugasan Audit E-Commerce... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………. 5.2 Saran………...

115 116

DAFTAR PUSTAKA……… 117


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Audit……….………. 13

Tabel 2.2 Ancaman Keamanan di Internet……..……….………… 34

Tabel 2.3 Standar Keamanan di Internet……….……….………… 36

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu………..……….…………. 50

Tabel 3.1 Daftar Wawancara Partisipan Penelitian………..……… 59

Tabel 3.2 Tabel Pertanyaan terhadap Partisipan……….………. 61

Tabel 4.1 Keahlian yang Harus Dimiliki Auditor dalam Penugasan Audit E-Commerce………..………. 87

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori 110 Tabel 4.3 Analisis SWOT Audit E-Commerce di Indonesia……….. 114


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang Lingkup E-Commerce.………... 23

Gambar 2.2 Proses Bisnis Manual………. 27

Gambar 2.3 Proses Bisnis dengan E-Commerce……… 27

Gambar 2.4 Proses Enkripsi………... 34

Gambar 2.5 Proses Dekripsi………... 35

Gambar 2.6 Standar Firewall………. 38

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Pemikiran……… 55

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif………… 69

Gambar 3.2 Triangulasi dengan Sumber……… 70

Gambar 3.3 Triangulasi dengan Sumber dan Teori………... 71


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ketetapan Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Frekuensi Bimbingan Skripsi Pembimbing I Lampiran 3 Frekuensi Bimbingan Skripsi Pembimbing II Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Wawancara

Lampiran 5 Formulir Persetujuan Revisi Skripsi

Lampiran 6 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Partner Auditor Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Senior Auditor Lampiran 8 Hasil Wawancara dari Partner Auditor

Lampiran 9 Hasil Wawancara dari Senior Auditor Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan proses interaksi dan saling mempengaruhi antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara. Dampak globalisasi terjadi di semua bidang kehidupan. Globalisasi biasanya berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi bangsa, dimensi tersebut yaitu dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang akan semakin sempit dan waktu semakin singkat dalam interaksi pada skala dunia. Faktor pendukung utama globalisasi adalah komunikasi dan teknologi informasi. Saat ini, perkembangan teknologi terjadi sangat cepat sehingga semua informasi dapat tersebar luas ke seluruh dunia.

Dampak globalisasi yang sangat terasa yaitu pada sektor bisnis. Dalam era baru dunia bisnis yang semakin global, bisnis memanfaatkan media elektronik

Internet, sudah pasti merupakan sektor yang utama dan melalui sektor ini

diharapkan dapat memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi para pelaku bisnis baik kecil, menengah, maupun besar untuk dapat bersaing. Para pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan ini untuk menawarkan produk mereka melalui internet yang kemudian berkembang menjadi perdagangan elektronik atau yang biasa disebut dengan e-commerce (electronic commerce). Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut berperan.


(12)

2

Dengan adanya layanan electronic commerce ini, pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dalam era teknologi yang canggih saat ini, para pelanggan yang ingin mengakses e-commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang menerapkan layanan e-commerce sangat diminati oleh pelanggan.

E-commerce merupakan sebuah konsep yang belum terdefinisikan,

artinya, e-commerce memiliki arti yang beda bagi orang yang berbeda-beda pula, tergantung pada sudut pandang yang mereka pergunakan. Setiap sudut pandang yang kita gunakan akan memberikan definisi yang berbeda-beda. Ding mendefinisikan e-commerce sebagai berikut:

Electronic commerce, or e-commerce as it is also known, is a commercial transaction between a vendor and a purchaser or parties in similar contractual relationship for the supply of goods, services or

acquisition of “rights”. This commercial transaction is executed or

entered into in an electronic medium (digital medium) where the physical presence of the parties is not required, and the medium exist in a public network or system as opposed to a private network (closed system). The public network or system must be considered an open system (e.g. the internet or world wide web). The transactions are concluded regardless of national boundaries or local requirements.

Maksud dari definisi diatas bahwa perdagangan elektronik, atau sebagaimana juga dikenal dengan e-commerce, adalah suatu transaksi komersil antara penjual dan pembeli atau para pihak dalam hubungannya sesuai kontrak untuk penyediaan barang, jasa atau akuisisi "hak-hak". Transaksi komersil ini


(13)

dimasukkan ke dalam satu medium elektronik (medium digital) di mana kehadiran secara fisik dari para pihak itu tidak diperlukan, dan medium ada di suatu jaringan atau sistem yang umum sebagai lawan suatu jaringan pribadi (sistem tertutup). Jaringan atau sistem publik yang harus dipertimbangkan satu sistem terbuka (eg. internet atau world wide web). Transaksi-transaksi itu disimpulkan dengan mengabaikan batasan-batasan nasional atau persyaratan-persyaratan lokal.

Transaksi komersial elektronik (e-commerce) merupakan salah satu bentuk bisnis modern yang bersifat non-face dan non-sign (tanpa bertatap muka dan tanpa ditandatangani). Transaksi komersial elektronik (e-commerce) memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya bahwa transaksi ini bersifat paperless (tanpa dokumen tertulis), borderless (tanpa batas geografis) dan para pihak yang melakukan transaksi tidak perlu bertatap muka. Transaksi komersial elektronik (ecommerce) mengacu kepada semua bentuk transaksi komersial yang didasarkan pada proses elektronis dan transmisi data melalui media elektronik.

Karena menggunakan jaringan publik, maka masalah keamanan menjadi suatu hal yang amat rentan dan sangat perlu dicermati. Hal ini memunculkan polemik dalam masyarakat, sebab di satu sisi transaksi e-commerce mendatangkan keuntungan, tetapi di sisi lain juga memiliki kelemahan dari segi keamanan karena penggunaan jaringan publik dan transaksinya bersifat tidak langsung (faceless

nature).

Kenyataan ini dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi dalam transaksi e-commerce seperti contohnya perusahaan e-commerce yang terkenal yaitu toko bagus memiliki 2 fenomena penipuan atas konsumen. Kasus yang


(14)

4

pertama (Dari Facebook toko bagus beralamat Facebook.com/tokobagus) korban membeli BB torch 9800 dan sudah mentransfer sejumlah Rp.800.000,- Ke BRI dengan NO REK 530601012007534 AN. Ricky Edisyah Putra dengan nomor HP 0857 6086 8349. Setelah uang di transfer, nomor hp pelaku tidak aktif dan barang pun tidak diterima dan korban pun sangat kecewa setelah belanja online di situs toko bagus.COM . Kasus yang ke dua (Kasus ini di ambil dari postingan F David

Talalo, di Forum fotografer.net), korban tergiur dengan iklan penawaran kamera

digital SLR di situs tokobagus.com, disitu ditawarkan oleh seorang pengiklan bernama charles zhang yang berdomisili di Medan, kamera Nikon D200 body only hanya seharga 2,8jt. Pengiklan menyertakan alamat lengkap beserta nama toko - Miracle Komputer di Shopping Centre YUKI Suka Ramai Lt.2 no.29 dan nomor telepon 061-76503903. Tapi setelah uang di tranfer sejumlah 2,8jt ke rekening milik Bapak Syukran. Baru kemudian setelah itu konfirmasi dari pihak mall di Medan menyatakan bahwa toko itu sudah tutup. barang tidak sampai, nota

pembelian pun tidak di fax. (Sumber:

http://riangold.wordpress.com/2011/03/13/contoh-beberapa-kasus-penipuan-di-tokobagus-dan-tanggapan-dari-fihak-tokobagus-com/ di akses pada 10 Maret 2012 pukul 22:00). Melihat dua fenomena ini korban selaku konsumen merasa dia

tidak mendapatkan hak-hak dia sebagai konsumen atas pembelian barang atau jasa dan juga konsumen entah harus menyelesaikan atau mengadu kemana, dikarenakan banyak perusahaan fiktif dan kurangnya perhatian atas kementerian terkait sehingga konsumen sulit untuk mengadu.


(15)

Faktor keamanan yang masih minim inilah yang membuat masyarakat masih memandang skeptis terhadap keamanan bertransaksi via internet. Hal tersebut menjadi hambatan bagi perkembangan e-commerce. Untuk mengatasi hambatan tersebut, sebuah perusahaan on-line membutuhkan jasa audit dari kantor akuntan publik. Jasa audit yang dibutuhkan tidaklah sama dengan jasa audit yang diberikan oleh akuntan publik kepada perusahaan yang tidak melakukan kegiatan bisnis e-commerce atau perusahaan pada umumnya. Di luar negeri telah menjadi hal yang umum suatu kantor publik memberikan jasa audit e-commerce, untuk memberikan bukti bahwa suatu bisnis berbasis web memang dapat dipercaya,

maka sejumlah organisasi pihak ketiga (Kantor Akuntan Publik) yang “dipercaya”

menawarkan segel keamanan (Seal of Assurance) yang dapat ditampilkan perusahaan terkait dalam situs Web utamanya, untuk dapat secara sah menampilkan segel tersebut, perusahaan terkait harus menunjukan bahwa perusahaan tersebut mentaati berbagai praktik, kemampuan dan pengendalian bisnis tertentu. Contoh 6 organisasi pemberi segel, yaitu: Better Business Bureau

(BBB), TRUSTe, Veri-Sign, Inc., International Computer Security Association (ICSA), AICPA/CICA Webtrust, dan AICPA/CICA Sys Trust.(James A. Hall dan Tommie Singleton ,2007:353)

Di Indonesia, fenomena e-commerce sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculnya situs http://www.sanur.com sebagai toko buku on-line pertama meskipun tidak begitu populer. Kemudian mulailah bermunculan berbagai situs yang melakukan transaksi e-commerce. Namun sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi e-commerce di Indonesia sedikit terabaikan karena krisis ekonomi.


(16)

6

Namun mulai tahun 1999 sampai 2006 transaksi e-commerce kembali menjadi fenomena yang menarik perhatian meskipun masih terbatas pada minoritas masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi.

Berkembangnya perusahaan e-commerce di Indonesia ini belum diimbangi dengan kebutuhan akan jasa audit e-commerce. Hal ini terbukti dengan masih sedikitnya orang ahli yang mampu melaksanakan audit e-commerce di Indonesia. Selain itu implementasi undang-undang transaksi elektronik di Indonesia belum diterapkan secara maksimal terbukti dengan masih banyaknya penipuan yang terjadi oleh perusahaan e-commerce yang merugikan pihak konsumen. Salah satu faktor penghambat berkembangnya audit e-commerce di Indonesia yaitu kesadaran akan kebutuhan audit yang masih belum masuk dalam kategori wajib. Sampai saat ini, perusahaan melakukan audit bukan karena peraturan, tetapi lebih kepada untuk mendapatkan advice (sumber: Isnaeni Achdiat).

Namun belum lama ini, para akuntan publik telah memperluas jenis jasa

assurance yang mereka lakukan hingga mencakup jenis-jenis informasi yang

berpandangan ke depan serta jenis informasi lainnya, seperti perkiraan keuangan perusahaan dan pengendalian situs Internet. Sebagai contoh, perusahaan dan konsumen yang menggunakan jaringan komunikasi, seperti Internet, dalam melakukan bisnis dan membuat keputusan memerlukan kepastian yang independen mengenai reliabilitas dan keamanan informasi elektronik tersebut. Permintaan akan jasa assurance diperkirakan terus meningkat karena permintaan


(17)

akan informasi juga meningkat dan karena makin banyak informasi real-time yang tersedia melalui Internet.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui kondisi perkembangan audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang dibutuhkan dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce. Oleh karena itu, peneliti

merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “KEAHLIAN AUDITOR

EKSTERNAL DALAM PENUGASAN AUDIT E-COMMERCE.”

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apa saja keahlian yang harus dimiliki auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui keahlian auditor eksternal yang harus dimiliki dalam melakukan penugasan audit e-commerce.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keahlian apa saja yang harus dimiliki auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce.


(18)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Teoritis :

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini hendaknya dapat mengetahui bagaimana kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia.

2. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi khususnya auditing

Hasil penelitian ini hendaknya memberikan pengetahuan dan teori yang berkaitan tentang audit e-commerce di Indonesia.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji bidang yang sama sehingga menjadikan hasil penelitian ini sebagai pembanding.

Kegunaan Praktisi :

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Auditor Eksternal pada Kantor Akuntan Publik

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang bagaimana kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang diperlukan auditor dalam proses audit e-commerce, sehingga auditor dapat meningkatkan keahliannya dalam memberikan jasa audit e-commerce.


(19)

2. Bagi Kantor Akuntan Publik

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia. sehingga dapat digunakan sebagai masukan bagi auditor eksternal dalam meningkatkan pemahaman dalam Teknologi Informasi.

3. Bagi masyarakat umum

Memberikan gambaran tentang kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia, sehingga memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat.


(20)

57

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Husein Umar (2005:303), objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah keahlian auditor eksternal dan penugasan audit e-commerce. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada narasumber mengenai kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian apa saja yang dibutuhkan auditor dalam melakukan penugasan audit e-commerce.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Memilih dan menentukan suatu metode tertentu dalam suatu penelitian mempunyai dampak yang besar terhadap keberhasilan penelitian. Adapun yang

dimaksud dengan metode adalah “… adalah cara kerja yang utama untuk menguji


(21)

cara utama ini digunakan setelah penyelidikan serta dari situasi penyelidikan”

(Winarno Surakhmad, 1982:131).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan memberikan penjelasan tentang fenomena yang terjadi dimasa sekarang, serta untuk menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta dan hubungan antara fenomena yang diteliti.

Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, peneliti ingin mencari pemahaman lebih dalam mengenai fakta yang ada dilapangan dari perspektif orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Penelitian ini difokuskan pada kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia, serta keahlian yang dibutuhkan auditor dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce.

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2010:157)

„sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain‟. Oleh karena itu, jenis data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth

interview) terhadap para informan berupa kata-kata maupun tindakan. Sumber


(22)

59

wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Lexy J. Moleong, 2002:112).

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang digunakan untuk mendukung penulisan pada penelitian ini adalah dokumen atau kajian literatur dari buku-buku, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.

Penentuan sumber data dalam penelitian kualitatif menggunakan

nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Non-probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:60). Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:96).

Individu-individu yang akan menjadi informan dalam penelitian ini terdiri atas auditor yang dalam penugasannya terjun langsung dalam mengaudit teknologi informasi. Auditor ini merupakan auditor ahli yang memiliki sertifikat audit sistem informasi dan telah lebih dari 5 tahun bekerja sebagai auditor IT. Nama partisipan dalam penelitian ini disamarkan.

Tabel 3.1

Daftar Partisipan Wawancara Penelitian

No Partisipan Lokasi Wawancara Dasar Pemilihan

1 Partner Indonesia Stock

Exchange Building Tower 1, 13th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta

 Aktif sebagai pembicara dalam seminar tentang audit sistem informasi,


(23)

 Memiliki sertifikasi CISA,

 Memiliki pengalaman kerja 20 tahun sebagai auditor.

2 Senior Auditor

E-Mail  Senior auditor Technology and

Security Risk Services (TSRS) of Ernst & Young

 Memiliki lebih dari 8 tahun pengalaman kerja dalam bidang Internal controls, financial auditing, Key Performance Indicator Assessment, IT risks management and IT advisory dengan berbagai tipe dari lingkungan IT dalam institusi financial, Consumer & Industrial Products, dan transportation services,

 Memiliki keahlian dan

keterampilan: 1. CISA

2. Internal Audit 3. Internal Controls 4. COBIT

5. Risk Assessment

 Memiliki sertifikasi CISA Sumber: data diolah

Pemilihan para informan dilakukan secara sengaja. Bungin (2003:54) menjelaskan „bahwa informan merupakan individu yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran


(24)

61

penelitian. Mereka tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi, tetapi telah menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan‟.

Peneliti telah menyiapkan pertanyaan dalam mencari data yang berhubungan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Peneliti akan meminta kesediaan dari partisipan untuk dapat melakukan wawancara. Adapun daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan partisipan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Pertanyaan terhadap Partisipan

No Pertanyaan Hal yang ingin di dapat dari

pertanyaan 1 Bagaimana perkembangan audit

e-commerce di Indonesia?

Peneliti ingin mengetahui

perkembangan audit e-commerce di Indonesia

2 Faktor apa saja yang menghambat perkembangan audit

e-commerce?

Peneliti ingin mengetahui faktor yang menghambat perkembangan audit e-commerce di Indonesia

3 Bagaimana prediksi

perkembangan audit e-commerce di Indonesia kedepannya?

Peneliti ingin mengetahui prediksi perkembangan audit e-commerce di Indonesia kedepannya.

4 Tipe perusahaan yang bagaimana yang ingin mengajukan

pelaksanaan audit e-commerce?

Peneliti ingin mengetahui tipe perusahaan yang ingin mengajukan pelaksanaan audit e-commerce 5 Tujuan atau motivasi apa yang

mendorong perusahaan tersebut

Peneliti ingin mengetahui motivasi yang mendorong perusahaan


(25)

untuk melakukan audit e-commerce?

melakukan audit e-commerce

6 Keahlian apa saja yang

diperlukan seorang auditor dalam melakukan audit e-commerce?

Penulis ingin mengetahui keahlian yang diperlukan auditor dalam melakukan penugasan audit e-commerce.

7 Bagaimana prosedur dalam audit

e-commerce?

Penulis ingin mengetahui prosedur dalam audit e-commerce.

8 Program apa saja yang dilakukan dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce?

Peneliti ingin mengetahui program yang dilakukan dalam penugasan e-commerce.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan

menggunakan metode kualitatif dimana menurut Sugiyono (2009: 1),

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Moleong (2010:9), “penelitian kualitatif menggunakan metode

kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.” Dalam

rangka pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan sejumlah teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Moleong (2010:186) menjelaskan “wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee).”


(26)

63

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka. Wawancara terbuka adalah wawancara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula

apa maksud dan tujuan wawancara itu” (Lexy J.Moleong, 2010:189).

Sedangkan penelaahan dokumen dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek dan masalah penelitian. Dalam melakukan wawancara terbuka dengan informan, penulis membatasi waktu selama 1 jam, sampai data yang ditemukan sudah jenuh.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu sumber informasi dari para ahli yang sifatnya teoritis yang ada hubungannya dengan penelitian ini dan dapat dipergunakan sebagai dasar perbandingan yang mendukung dalam pembahasan. Data sekunder diperoleh melalui kajian literatur dari buku-buku, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.

Data yang akan digunakan dalam studi pustaka ini berupa buku-buku yang membahas tentang audit teknologi informasi (termasuk

e-commerce di dalamnya) secara teoritis sehingga dapat dilakukan

pembandingan antara hasil penelitian di lapangan dengan konsep audit

e-commerce yang ada, selain itu untuk memberikan argumentasi tentang

permasalahan yang muncul dalam penelitian sehingga bisa dijadikan landasan teori untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian.


(27)

Dalam penelitian ini juga menggunakan artikel dan jurnal yang berkaitan dengan audit e-commerce dan keahlian yang dibutuhkan dalam melakukan penugasan audit e-commerce. Artikel dan jurnal ini digunakan untuk mengetahui pendapat para praktisi tentang bagaimana kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang dibutuhkan dalam menjalankan penugasan audit e-commerce. Penggunaan artikel dan jurnal ini berguna untuk memperkuat hasil wawancara yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut.

3.2.3 Instrumen Penelitian

Hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh

karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh

peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber data, dan hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument.” Jadi peneliti adalah merupakan instrument kunci dalam

penelitian kualitatif. (sumber: http://skripsimahasiswa.blogspot.com 14 Maret 2012 pukul 23:24.)

Nasution (dalam Sugiyono,2010:223) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya


(28)

65

ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah,fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Selain peneliti sebagai instrument utama penelitian, instrumen penelitian lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk menjaring data tentang audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang dibutuhkan dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce. Pedoman wawancara disusun dalam bentuk rangkaian pertanyaan terhadap masing-masing partisipan secara terpisah.

Pedoman/petunjuk wawancara secara garis besar, sebagai berikut menurut Bimo Walgito (2005):

1. Persiapan.

a) Menentukan tujuan.

b) Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ). c) Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi. d) Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai

e) Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara f) Mengadakan hubungan dengan responden.


(29)

2. Pelaksanaan

a) Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi.

b) Mengadakan wawancara.

3. Penutup.

a) Menyusun laporan wawancara secara sistematis b) Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara

c) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara itu.

3.2.4 Teknik Analisis Data

„Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.‟ (Robert Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2010:280))

Dari definisi diatas, Lexy J. Meoleong (2010:280) menyimpulkan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Miles and Huberman (1984) menyatakan bahwa “the most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulat.” Artinya, yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif


(30)

67

adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Susan Stainback menyatakan hal yang serupa bahwa “there are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Artinya, belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan dan teori.

Teknik analisis data penelitian kualitatif menurut Matthew B.Miles dan A. Michael Hubermandilakukan dalam tiga alur, yaitu pengumpulan data reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing & verifying).

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian kualitatif ini berlangsung. Mereduksi artinya merangkum. Data yang telah diperoleh disederhanakan dan diseleksi relevansinya dengan masalah penelitian, sedangkan data yang tidak diperlukan dibuang.

2. Penyajian Data

Suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian tersebut dapat dipahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data ini


(31)

bisa dengan matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menggabungkan informasi.

3. Penyimpulan dan Verifikasi

Kegiatan ketiga menurut Miles dan Huberman adalah penyimpulan dan verifikasi. Kegiatan ini merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat. Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus “diuji” kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan teori.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


(32)

69

Gambar 3.1

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data

Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan teori. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2004:330). Menurut Lincoln dan Guba dalam buku Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif triangulasi dengan teori adalah berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajad kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi. data atau informasi dari satu pihak harus dichek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Simpulan-simpulan: Penarikan/verifikasi


(33)

membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti saat menggunakan teknik ini ialah sebagai berikut:

1. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian, peneliti akan mensortir data yang dianggap penting dari hasil wawancara dengan partisipan auditor ahli yang mempunyai gelar CISA.

2. Peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen-dokumen ataupun artikel-artikel yang berkaitan.

Berikut ini adalah gambaran dari teknik triangulasi dengan sumber yang dilakukan oleh peneliti:

Gambar 3.2

Triangulasi dengan sumber


(34)

71

Triangulasi dengan Sumber

Triangulasi dengan Teori

3. Pembandingan di atas dilakukan untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara hasil wawancara dan isi dokumen yang berkaitan satu sama lainnya.

4. Apabila ternyata antara hasil wawancara dan isi dokumen yang terkait tidak relevan, maka peneliti akan mengkonfirmasikan perbedaan itu kepada informan/subjek penelitian yang bersangkutan. Pengkonfirmasian informasi tersebut dilakukan dengan mengadakan pertemuan kembali dengan informan dan memperlihatkan kutipan hasil wawancara yang telah peneliti catat, dengan tujuan untuk mendapatkan koreksi dari informan apabila terdapat kesalahan pemahaman peneliti terhadap hasil wawancara tersebut atau untuk mendapatkan informasi lebih lanjut yang dapat lebih memperjelas informasi/hasil wawancara sebelumnya, serta untuk mengkaji kembali dokumen-dokumen yang berkaitan.

5. Selain itu juga peneliti membandingkan hasil penelitian/wawancara dengan teori-teori yang ada untuk mencari hubungannya dan membantu dalam menginterpretasikan data yang diperoleh (triangulasi dengan teori).

Gambar 3.3


(35)

6. Setelah mendapatkan kesimpulan, kecocokan, dan kepastiannya (baik dengan teori maupun dengan hasil konfirmasi), maka peneliti akan mendeskripsikan atau menginterpretasikan data tersebut dengan kata-kata peneliti sendiri yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan dalam sebuah laporan.


(36)

115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai “keahlian

auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce”, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa audit e-commerce adalah audit yang dilakukan untuk menilai kewajaran dalam hal keamanan transaksi pada sistem commerce. Perusahaan

e-commerce meminta auditor eksternal untuk mengaudit e-e-commerce pada

perusahaannya dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari calon konsumen kepada perusahaan e-commercenya. Audit e-commerce dilakukan oleh auditor eksternal. Dalam melaksanakan audit e-commerce, auditor eksternal harus memiliki keahlian khusus. Keahlian tersebut antara lain:

1. pemahaman mengenai dasar audit

2. pemahaman mengenai audit teknologi informasi 3. pemahaman mengenai audit TI khusus security 4. pemahaman mengenai audit dan manajemen resiko 5. pemahaman mengenai audit pengendalian

Keahlian tersebut dapat dimiliki oleh auditor dari pengalaman selama ia bekerja menjadi auditor dan didapat dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan mengenai teknologi dan sistem informasi.


(37)

5.2 Saran

Diharapkan dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyumbangkan kontribusinya kepada pihak auditor eksternal, perusahaan e-commerce, dan masyarakat pada umumnya, berupa saran-saran berikut ini:

1. Saran bagi auditor eksternal, dengan memperbanyak pengalaman dan meningkatkan pemahaman mengenai teknologi informasi akan menunjang auditor eksternal dalam melakukan penugasan audit e-commerce.

2. Saran bagi perusahaan e-commerce, sebaiknya audit dilakukan pada perusahaan e-commerce, hal ini dikarenakan audit e-commerce dapat memberikan manfaat kepada perusahaan seperti meningkatnya tingkat kepercayaan calon konsumen kepada perusahaan tersebut.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya dengan metode kualitatif, akan lebih baik apabila tidak hanya dengan melakukan wawancara, tetapi dengan melakukan observasi dan peneliti benar-benar masuk ke dalam lingkungan objek penelitian tanpa mengganggu suasana objek penelitian maupun informan-informan yang dituju.


(38)

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2007. Auditing dan Sistem Informasi (isu-isu Dampak Teknologi

Informasi). Yogyakarta : UUP AMP YKPN.

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke. (1996). Auditing (Pendekatan Terpadu). (Penerjemah: Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat)

Anonymous 1. http://niaas8.wordpress.com/2012/03/16/perkembangan-ti/ diakses pada 7 Juni 2012 pukul 13:20 WIB

Anonymous 2. http://www.scribd.com/doc/45334977/20091121-E-COMMERCE-1 diakses pada 21 Juni 2012 pukul 23:24 WIB

Anonymous 3. http://indrabexs.wordpress.com/2010/01/07/tujuan-dan-manfaat-audit/ diakses pada 15 September 2012 pukul 13:20 WIB

Anonymous 4. http://ambarwijaksono.blogspot.com/2010/05/ringkasan-mata-kuliah-bab-2-langkah.html diakses pada 15 September 2012 pukul 14:30 WIB

Anonymous 5. http://muhammad-ikhsan74.blogspot.com/2012/05/pengertian-kriptografi.html diakses pada 14 september 2012 pukul 20.30 WIB

Anonymous 6. http://yuliyani.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/16/audit-pengendalian-intern/ diakses pada 14 september 2012 pukul 21.00 WIB


(39)

Anonymous 7. http://blog-arul.blogspot.com/2011/11/manfaat-database-dalam-bidang-bisnis.html#ixzz26SNC3MCu diakses pada 14 september 2012 pukul 21.30 WIB

Bimo Walgito.2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset

Boynton, William C., et.al. 2001. Modern Auditing Seven Edition. New York: Juhn Willey and Sons Inc

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ding, Julian. 1999. E-Commerce Law and Practice. Selangor, Malaysia: Sweet and Maxwell Asia.

Greeaone Zone. 2010. E-Commerce dan Perkembangannya di Indonesia. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012. http://greeaone.wordpress.com/2010/10/22/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :Salemba Empat.

Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia. 2006. Standar Audit Sistem Informasi. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012. http://iasii.or.id/?p=13

Irfansyah Noor. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce. Universitas Widyatama.

Islahuzzaman. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce. Universitas Widyatama.


(40)

119

James A. Hall dan Tommie Singleton. 2007 . Audit Teknologi Informasi dan

Assurance. Jakarta: Salemba Empat.

Jayanti Octavia. 2010. Pengaruh Keahlian Auditor Eksternal Terhadap Audit

E-Commerce. UNIKOM

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

M. Suyanto. 2003. Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Andi

Mariza Arfina dan Robert Marpaung. 2005. Konsep Pelaksana E-Commerce. Maulanar. Contoh Beberapa kasus Penipuan Di Tokobagus, Dan Tanggapan Dari

Fihak Tokobagus.com. 2011. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.

http://riangold.wordpress.com/2011/03/13/contoh-beberapa-kasus-penipuan-di-tokobagus-dan-tanggapan-dari-fihak-tokobagus-com/

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6, Buku I. Jakarta: Salemba Empat

Noor Ifada. Pengantar E-Bussines dan E-Commerce. Universitas Trunojoyo. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012.

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tADKQ5gC1JoJ:noorifada.f

iles.wordpress.com/2010/03/pee_09-html-dan-hmtl-lanjut1.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgalZHbHBlmoUh6O5

xvCn9z5cyTpao7dE2UOg_Nm5T17wk-

BbizNNhhpeWgNOb6pAC6a73zAF_vv5SRCqrxcrzuPcc-KtC4Ooo4MYrSyMMLtg5El6s3yNYhaokm8GznTzhWCMjz&sig=AHIEtbS9 T5BUR83I64L6dDT6S7YOSlfb-w


(41)

Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi. 2001. Mengenal E-Commerce. Jakarta: Elex Media Komputindo

Robert E. Johnson, III. (http://www.cimcor.com) Roger Clarke. 2004. Electronic Commerce Definitions.

Ron Weber. 2000. Information System Controls and Audit. USA: Prentice-Hall Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito Bandung.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem diakses pada 14 September

2012 pukul 12.00 WIB

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Programmer diakses pada 14 september


(1)

115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai “keahlian auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce”, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa audit e-commerce adalah audit yang dilakukan untuk menilai kewajaran dalam hal keamanan transaksi pada sistem commerce. Perusahaan

e-commerce meminta auditor eksternal untuk mengaudit e-e-commerce pada

perusahaannya dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari calon konsumen kepada perusahaan e-commercenya. Audit e-commerce dilakukan oleh auditor eksternal. Dalam melaksanakan audit e-commerce, auditor eksternal harus memiliki keahlian khusus. Keahlian tersebut antara lain:

1. pemahaman mengenai dasar audit

2. pemahaman mengenai audit teknologi informasi 3. pemahaman mengenai audit TI khusus security 4. pemahaman mengenai audit dan manajemen resiko 5. pemahaman mengenai audit pengendalian

Keahlian tersebut dapat dimiliki oleh auditor dari pengalaman selama ia bekerja menjadi auditor dan didapat dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan mengenai teknologi dan sistem informasi.


(2)

116

5.2 Saran

Diharapkan dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyumbangkan kontribusinya kepada pihak auditor eksternal, perusahaan e-commerce, dan masyarakat pada umumnya, berupa saran-saran berikut ini:

1. Saran bagi auditor eksternal, dengan memperbanyak pengalaman dan meningkatkan pemahaman mengenai teknologi informasi akan menunjang auditor eksternal dalam melakukan penugasan audit e-commerce.

2. Saran bagi perusahaan e-commerce, sebaiknya audit dilakukan pada perusahaan e-commerce, hal ini dikarenakan audit e-commerce dapat memberikan manfaat kepada perusahaan seperti meningkatnya tingkat kepercayaan calon konsumen kepada perusahaan tersebut.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya dengan metode kualitatif, akan lebih baik apabila tidak hanya dengan melakukan wawancara, tetapi dengan melakukan observasi dan peneliti benar-benar masuk ke dalam lingkungan objek penelitian tanpa mengganggu suasana objek penelitian maupun informan-informan yang dituju.


(3)

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2007. Auditing dan Sistem Informasi (isu-isu Dampak Teknologi

Informasi). Yogyakarta : UUP AMP YKPN.

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke. (1996). Auditing (Pendekatan Terpadu). (Penerjemah: Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat)

Anonymous 1. http://niaas8.wordpress.com/2012/03/16/perkembangan-ti/ diakses pada 7 Juni 2012 pukul 13:20 WIB

Anonymous 2. http://www.scribd.com/doc/45334977/20091121-E-COMMERCE-1 diakses pada 21 Juni 2012 pukul 23:24 WIB

Anonymous 3. http://indrabexs.wordpress.com/2010/01/07/tujuan-dan-manfaat-audit/ diakses pada 15 September 2012 pukul 13:20 WIB

Anonymous 4.

http://ambarwijaksono.blogspot.com/2010/05/ringkasan-mata-kuliah-bab-2-langkah.html diakses pada 15 September 2012 pukul 14:30 WIB

Anonymous 5.

http://muhammad-ikhsan74.blogspot.com/2012/05/pengertian-kriptografi.html diakses pada 14 september 2012 pukul 20.30 WIB

Anonymous 6.


(4)

118

Anonymous 7. http://blog-arul.blogspot.com/2011/11/manfaat-database-dalam-bidang-bisnis.html#ixzz26SNC3MCu diakses pada 14 september 2012 pukul 21.30 WIB

Bimo Walgito.2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset

Boynton, William C., et.al. 2001. Modern Auditing Seven Edition. New York: Juhn Willey and Sons Inc

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ding, Julian. 1999. E-Commerce Law and Practice. Selangor, Malaysia: Sweet and Maxwell Asia.

Greeaone Zone. 2010. E-Commerce dan Perkembangannya di Indonesia. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012. http://greeaone.wordpress.com/2010/10/22/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :Salemba Empat.

Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia. 2006. Standar Audit Sistem Informasi. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012. http://iasii.or.id/?p=13

Irfansyah Noor. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce. Universitas Widyatama.

Islahuzzaman. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce. Universitas Widyatama.


(5)

119

James A. Hall dan Tommie Singleton. 2007 . Audit Teknologi Informasi dan

Assurance. Jakarta: Salemba Empat.

Jayanti Octavia. 2010. Pengaruh Keahlian Auditor Eksternal Terhadap Audit

E-Commerce. UNIKOM

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

M. Suyanto. 2003. Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Andi

Mariza Arfina dan Robert Marpaung. 2005. Konsep Pelaksana E-Commerce. Maulanar. Contoh Beberapa kasus Penipuan Di Tokobagus, Dan Tanggapan Dari

Fihak Tokobagus.com. 2011. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.

http://riangold.wordpress.com/2011/03/13/contoh-beberapa-kasus-penipuan-di-tokobagus-dan-tanggapan-dari-fihak-tokobagus-com/

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6, Buku I. Jakarta: Salemba Empat

Noor Ifada. Pengantar E-Bussines dan E-Commerce. Universitas Trunojoyo. Diakses pada tanggal 7 Juni 2012.

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tADKQ5gC1JoJ:noorifada.f

iles.wordpress.com/2010/03/pee_09-html-dan-hmtl-lanjut1.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgalZHbHBlmoUh6O5

xvCn9z5cyTpao7dE2UOg_Nm5T17wk-

BbizNNhhpeWgNOb6pAC6a73zAF_vv5SRCqrxcrzuPcc-KtC4Ooo4MYrSyMMLtg5El6s3yNYhaokm8GznTzhWCMjz&sig=AHIEtbS9 T5BUR83I64L6dDT6S7YOSlfb-w


(6)

120

Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi. 2001. Mengenal E-Commerce. Jakarta: Elex Media Komputindo

Robert E. Johnson, III. (http://www.cimcor.com) Roger Clarke. 2004. Electronic Commerce Definitions.

Ron Weber. 2000. Information System Controls and Audit. USA: Prentice-Hall Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito Bandung.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem diakses pada 14 September

2012 pukul 12.00 WIB

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Programmer diakses pada 14 september