POLA ASUH MENDIDIK DALAM KELUARGA.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. (2009). 5 Terobosan Dasyat Menyulap Si Kecil Jadi Luar Biasa. Jogjakarta: Gara Ilmu

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia Dimas, R.(2005). 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak. Bandung: Syaamil Faber, A. (2008). Berbicara Agar Anak Mau Mendengar dan Mendengar Agar Anak

Mau berbicara. Tanggerang: Buah Hati

Godam64. (2008). Jenis/macam Tipe Pola Asuh Orang Tua Pada Anak dan Cara

mendidik/mengasuh Anak Yang Baik. [Online]. Tersedia:

http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik [21 Februari 2012].

Mahdawi, I. (2007). 100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak. Bandung: Ibs

Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Okvina. (2009). Konsep Pengasuhan (Parenting). [Online]. Tersedia:http//okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/ [25 Maret 2012].

Rakhmat, J. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosada Karya

Sarwono, S. (1999). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta

Sopiawati, W. (2012). Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Anggota BKB di Pos

PAUD Melati IX Desa Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Skripsi

Sarjana Pendidikan Indonesia Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sudrajat, A. (2008). Tentang Taksonomi Perilaku Individu-Bloom [kognitif, afektif,

dan psikomotor]. [Online]. Tersedia:

http//akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomu-perilaku-individu/ [12 Juli 2012]


(2)

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sukmana, C. (2009). Partisipasi dan Persepsi Tokoh Masyarakat Terhadap Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) As Shodiq Desa Pegerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Undang-undang Sikdiknas No 20 th 2003. Jakarta: Depsiknas

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Vannoy, S. (2001). 10 Anugerah Terindah Untuk Ananda. Bandung: Kaifa

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


(3)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencangkup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Keluarga juga memiliki peranan dan tanggung jawab yang dan tanggung jawab utama atas perawatan dan perlindungan anank sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan sosial terkecil dalam masyarakat memegang peran dan posisi penting dalam membentuk kepribadian anak seperti pembentukan karakter, sifat, pengetahuan, penalaran, dan sebagainya. Dalam lingkungan keluarga anak mengalami proses sosialisasi dimana mereka memperoleh pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati, dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.

Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT, dengan demikian orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar dapat menjadi insan yang sholeh, berilmu, dan bertaqwa. Orang tua harus memberikan keteladanan yang baik untuk anak. Keteladanan merupakan aspek kehidupan yang paling mempengaruhi tingkah laku anak dari nasihat-nasihat karena masa kanak-kanak lebih banyak di isi dengan peniruan-peniruan. Contohnya ketika orang tua selalu berkata-kata yang baik kepada anak maka anak pun akan


(4)

menggunakan kata-kata yang baik pula ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Orang tua harus mengajarkan prinsip-prinsip kebaikan sejak dini dengan penuh cinta dan kasih. Akan tetapi di sekitar kita, masih banyak kasus-kasus kekerasan yang dilakukan kepada anak-anak. Anak tumbuh dengan keterpaksaan intelektual dan emosional. Kekerasan pada anak bukan hanya terjadi pada fisik saja, tetapi kekerasan juga terjadi pada spikis anak. Mirisnya lagi kekerasan ini banyak dilakukan oleh para orang tua sendiri, tak jarang anak sampai menemui ajalnya.

Fakta lain yang terjadi dimasyarakat kita mengenai kekerasan kepada anak, pada tahun 2011 komnas perlindungan anak menerima data bahwa kekerasan terhadap anak paling banyak dilakukan oleh orang tua kandung (44,32 persen), teman (25,9 persen), tetangga (10,9 persen), orang tua tiri (9,8 persen), guru (6,7 persen) dan saudara (2 persen).

Alangkah menyedihkan nasib anak-anak kita saat ini. Dari data di atas dapat di lihat bahwa yang paling banyak melakukan kekerasan terhadap anak adalah para orang tua. Kasus-kasus kekerasan ini terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman oaring tua mengenai cara pengasuhan yang baik kepada anak. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa pengasuhan adalah hal yang naluriah dan tidak perlu untuk dikaji. Sehingga terciptalah sebuah pola pengasuhan yang tidak baik dalam keluarga.

Pengasuhan anak adalah seseuatu yang sangat penting. Sebab, pendidikan pada masa awal akan berpengaruh di kemudian hari. Apabila


(5)

orang tua mendidik dan mengasuh anak dengan kekerasan pada masa kecilnya maka dapat dipastikan bahwa sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang keras dan penuh dendam, akan tetapi ketika anak dididik dan diasuh dengan penuh kasih dan sayang maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berakhlak baik. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami dan mengkaji bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak dengan baik dan benar.

Pengasuhan adalah proses mempromosikan dan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, dan itelektual seorang anak dari bayi sampai dewasa. Pengasuhan mencangkup beberapa aktivitas, yaitu : melindungi anak, memberikan perumahan atau tempat perlindungan, pakaian, makanan, merawat anak (termasuk memandikan, mengajar cara buang air, dan memelihara ketika anak sakit), memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak, berinteraksi dengan anak dan memberikan stimulus kepadanya, serta memberikan kemampuan sosialisasi dengan budayanya.

Pengasuhan sering disebut pula sebagai child-rearing yaitu pengalaman, keterampilan, kualitas, dan tanggung jawab sebagai orang tua dalam mendidik dan merawat anak. Pengasuhan atau disebut juga parenting adalah proses menumbuhkan dan mendidik anak dari kelahiran anak hingga memasuki usia dewasa. Selain itu pengertian yang lain dari pengasuhan adalah saat dimana orangtua memberikan sumberdaya paling dasar kepada anak, pemenuhan kebutuhan anak, kasih sayang, memberikan perhatian dan mangajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anak.


(6)

Bronfenbenner dan Pamela Morris menyatakan, seorang anak akan mendapatkan pertumbuhan yang optimal jika terjalin hubungan dua arah dengan orang, benda, maupun simbol yang ia temukan pertama kali dilingkungan sekitarnya. Bronfenbenner dan Pamela Morris percaya bahwa interaksi seperti ini sangat penting untuk dilakukan secara berkesenambungan agar menjadi hubungan yang lebih kompleks dan akan menjadi stimulus dalam perkembangan seorang anak, dengan memahami konsep pengasuhan yang benar maka orang tua akan dapat membantu perkembangan anaknya dengan dengan optimal dan akan terjadi pola asuh mendidik yang baik dilingkungan keluarga.

Saat ini banyak seminar-seminar mengenai parenting, seminar tersebut akan memeberi banyak manfaat bagi orang tua dalam memberikan pendidikan dan pengertian pada anak. Semua fenomena harus diketahui dampak positif dan negatifnya oleh orang tua serta bagaimana dampaknya bagi tumbuh kembang anak.

Pada keluarga yang mengikuti program parenting terlihat ada beberapa cara pengasuhan yang berbeda dengan keluarga yang tidak pernah mengikuti program parenting. Pada keluarga yang mengikuti program parenting terlihat orang tua tidak pernah berkata kasar kepada anak, ketika anak berbuat sesuatu yang salah orang tua tidak memarahi anak atau berkata kasar atau pun memukul anak, tapi orang tua memberikan pemahaman kepada anak bahwa yang dilakukannya adalah salah dan tidak baik kalau dilakukan. Pada keluarga yang mengikuti parenting pun, anak- anak tumbuh dengan kebebasan


(7)

mengeluarkan pendapat, menyalurkan ide-ide yang hebat dalam permainannya sehari-hari karena ibu tidak pernah membatasi kreativitas anak.

Menurut penulis hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji. Keluarga yang aktif mengikuti program parenting terlihat mudah mengontrol emosi walaupun kesal dengan anak. Oleh karena itu penulis mengetahui bagaimana pola asuh mendidik dalam keluarga yang sering

mengikuti parenting dan penulis mengangkat judul penelitian “Pola Asuh Mendidik Dalam Keluarga (Studi Kasus Pada Keluarga Yang Mengikuti Program Parenting)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah pokok yang berhasil di identifikasi berdasarkan temuan dilapangan adalah sebagai berikut:

a) Pada keluarga yang orang tuanya aktif mengikuti program parenting anak tumbuh dengan keceriaan, kebebasan berpendapat, dan tumbuh dengan semestinya menjadi anak-anak.

b) Orang tua yang mengikuti program parenting lebih sabar. Ketika anak berbuat salah orang tua tidak memarahi anak, tetapi orang tua memberikan pengertian yang baik mengenai kesalahan yang anak perbuat agar dilain waktu tidak mengulanginya lagi.


(8)

c) Pada anak yang orang tuanya mengikuti program parenting, lebih suka berbagi dengan orang lain, tidak pernah berkata kasar dengan teman sebayanya dan lebih peka terhadap apa yang terjadi disekitanya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Pola Asuh Mendidik Pada Keluarga yang mengikuti Program Parenting?”

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a) Bagaimana persepsi orang tua terhadap kegiatan parenting? b) Bagaimana proses pengasuhan dalam keluarga?

c) Bagaimana perubahan pola asuh mendidik anak dalam keluarga setelah mengikuti program parenting

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

a) Mengetahui persepsi orang tua terhadap kegiatan parenting yang pernah diikutinya.

b) Mengetahui proses pengasuhan dalam keluarga

c) Mengetahui perubahan pola asuh mendidik anak dalam keluarga setelah mengikuti program parenting.


(9)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan teori dalam penelitian ini berguna untuk menemukan teori baru sebagai salah satu strategi pengembangan dalam Pendidikan Luar Sekolah, khususnya dalam bidang PAUD dalam program

Parenting.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dapat digunakan seperti dibawah ini:

a. Diperoleh informasi mengenai persepsi orang tua terhadap kegiatan

parenting.

b. Diperoleh infomasi mengenai proses pengasuhan anak dalam keluarga c. Diperoleh infomasi mengenai perubahan pola asuh mendidik anak

dalam keluarga setelah mengikuti program parenting.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang didalamnya membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II : Kajian teori, yang secara garis besar membahas mengenai teori dan konsep tentang masalah yang diteliti.


(10)

BAB III : Membahas metode penelitian, meliputi; lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, Instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV : Mendeskripsikan Hasil Penelitian BAB V : Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada orang tua yang sering mengikuti program parenting. Peneliti mengambil subjek penelitian terhadap 3 orangtua dari keluarga yang sering mengikuti kegiatan parenting, alasan penulis menjadikan keluarga tersebut menjadi subjek penelitian bukan dilihat dari banyaknya subjek yang diteliti, akan tetapi kedalaman makna yang diperlukan. Salah satu yang menjadi alasan mengambil tiga subjek ini adalah perbedaan partisipasi mengikuti program parenting dalam keluarga. Keluarga 1, adalah orang tua yang tidak hanya aktif sebagai peserta saja mengikuti program parenting, akan tetapi orang tua (ibu) tersebut sering menjadi narasumber dan pencetus sebuah program parenting dalam sebuah lembaga. Keluarga 2, adalah keluarga yang orang tua (ayah dan ibu) aktif dalam mengikuti program parenting, dan keluarga 3 adalah keluarga yang hanya ibu saja yang aktif dalam mengikuti program parenting, Keluarga tersebut berada diwilayah yang berbeda, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Jakarta.

Penentuan keluarga sebagai subjek penelitian tersebut didasarkan atas: 1. Keluarga yang memiliki anak usia dini

2. Keluarga yang terlibat dan sering mengikuti program parenting 3. Keluarga pada orang tua yang bersedia diwawancarai.


(12)

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Tahap pertama yang dilakukan oleh penulis adalah penyususnan proposal penelitian yang berisi rancangan penelitian, dalam proses ini peneliti dibimbing oleh dosen pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya menjadi acuan penelitian penulis.

Setelah proposal disetujui, untuk mendukung penelitian dan berdasarkan masalah yang ditemukan maka penulis memilih orang tua yang sering mengikuti program parenting yang berada pada wilayah yang berbeda. Dalam tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembaran pedoman wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin penelitian untuk kelancaran penelitian penulis selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara mendalam. Dengan pegangan pedoman observasi dan pedoman wawancara yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam. Dalam wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah data yang diperlukan terkumpul maka dilaksanakanlah analisis data.


(13)

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data yang merupakan pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat dari informan kepada orang lain atau pihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan. Tujuannya yaitu untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain yang dekat dengan informan.

Penulis penyusunan laporan dari hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung dan bersifat aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu masalah. Penggunaan metode deskriptif pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk


(14)

memecahkan dan menganalisa masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat itu.

Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan permasalahan yang penulis teliti yaitu persepsi orang tua terhadap program parenting dalam meningkatkan interaksi mendidik dalam keluarga, sesuai dengan tujuan penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2007: 15) menyatakan bahwa: Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makana daripada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan penulis ingin meneliti masalah parenting ini secara mendalam. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu dan untuk memahami makna dibalik data yang tampak diperlukan pendekatan kualitatif sebagai teknik yang tepat. Keikutsertaan langsung dalam penelitian merupakan fenomena yang penulis anggap menarik, dengan dibantu oleh teknik pengumpulan wawancara mendalam dan observasi partisipatif berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut, memahami dan


(15)

mendalami perasaan orang lain mengenai suatu hal belum dipahami oleh penulis sebelumnya.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka diuraikan dalam penjelasan: 1. Program Parenting (pengasuhan)

Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang disusun secara terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, pelakasaan kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber pendukung lainnya (Sudjana, 2006:2).

Menurut Brooks (Okvina, 2009), “Perenting (pengasuhan) adalah

sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang

dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak”.

Program parenting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang diikuti para orang tua untuk menambah pemahaman pengasuhan mengenai sebuah rangkaian proses aksi dan reaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak.

2. Pola Asuh

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai / norma,memberikan


(16)

perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Theresia,2009)

Pola asuh dalam penelitian ini adalah pola inteaksi orang tua yang sering mengikuti program parenting kepada anak untuk mempengaruhi atau mengubah anak ataupun sebaliknya dengan tujuan mengantarkan anak ke arah kedewasaan yang baik secara rohani dan jasmani.

3. Keluarga

Menurut Adiwikarta, Sigelman, dan Shaffer (Yusuf, 2008:36)

“keluarga merupakan unit terkecil tang bersifat universal, artinya terdapat

pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk), dalam sistem sosial yang lebih besar.

Keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga yang sering mengikuti program parenting, yaitu: keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program parenting, ayah dan ibu yang aktif mengikuti program parenting, dan keluarga yang tidak hanya aktif menjadi peserta tapi juga menjadi narasumber pada program parenting.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitaitf yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan


(17)

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan pnelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penilitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrument penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama

sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

Selanjutnya Nasution (Sugiyono, 2007: 306-307) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”

Berdasarkan penyataan tersebut dapat dipaham bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen


(18)

penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi partisipatif dan wawancara. Peneliti terjun kelapangan sendiri, melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrument, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi

4. Melakukan penelitian lapangan

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya mendapatkan data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat kegiatan dan peristiwa tertentu yang dilakukan oleh kasus sehingga dapat memberikan informasi yang berguna sesuai dengan permasalahan penelitian.


(19)

Alasan peneliti menggunakan teknik observasi adalah pengamatan dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Observasi memungkinkan peneliti untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu. Observasi memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Observasi memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.

Sanafiah Faisal (Sugiyono, 2007:310) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak berstruktur.

Dalam penelitian ini, observasi atau pengamatan dilakukan terhadap proses pola asuh mendidik orang tua kepada anak pada keluarga yang orang tuanya sering mengikuti program parenting. Peneliti menggunakan observasi partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar. Observasi partisipatif di sini adalah peneliti ikut terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari subjek, sedangkan observasi terus terang atau tersamar adalah peneliti dalam pengumpulan data menyetakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian, akan tetapi dalam suatu saat peneliti


(20)

juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindar kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Ketika melakukan observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada keluarga yang menjadi subjek penelitian. Pengamatan ini dilakukan selama 3 hari kepada informan, yang dilakukan dari pagi hingga sore atau malam hari. Pada (K1) observasi dilakukan pada tanggal 17 september sampai dengan 20 september 2012, pada (K2) 21 september sampai dengan 24 september 2012, dan pada (K3) 25 september sampai dengan 28 september 2012. Peneliti ikut dalam setiap aktivitas orang tua ketika berinteraksi (mengasuh) dengan anak di setiap harinya. Alat yang digunakan pada saat observasi alat yang digunakan peneliti adalah panduan observasi dan kamera.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (Moleong, 2012:186) antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian organisasi, perasaan, motivasi, tutuntan kepedulian dan lain-lain kebulatan.

Susan Stainback (Sugiyono, 2007:318) mengemukakan bahwa:


(21)

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena

yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi”.

Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan teknik observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang yang menjadi subjek penelitian.

Dalam wawancara ini peneliti melakukan wawancara kepada 3 informan (keluarga) yang sering mengikuti kegiatan parenting, seperti yang telah dijelaskan di atas wawancara dilakukan selama peneliti melakukan observasi. Pada (K1) wawancara dilakukan pada tanggal 17 September sampai dengan 20 September 2012, pada (K2) 21 September sampai dengan 24 September 2012, dan pada (K3) 25 September sampai dengan 28 September 2012. Aspek wawancara yang terkait dalam hal ini adalah persepsi orang tua terhadap program parenting, partisipasi orang tua dalam program parenting, proses pengasuhan anak dalam keluarga, dan perubahan perilaku pengasuhan yang dilakukan orang tua setelah mengikuti program parenting. Setelah melakukan wawancara peneliti lebih memahami dan mendapatkan penjelasan dari aspek-aspek yang menjadi bahan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat observasi dan wawancara peneliti sudah melakukan


(22)

analisis terhadap apa yang telah diobservasi dan diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti harus melanjutkan pertanyaan lagi, sampai diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007: 337) mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Dalam menganalisis data dilapangan, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman. Terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Data Reduction (reduksi data)

Setelah peneliti mengumpulkan data yang banyak, komplek, dan rumit dari lapangan mengenai. Peneliti perlu melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hak-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. 2. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya mendisplay data. Dalam penelitian kualititif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie card, dan pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.


(23)

3. Conclusion Drawing / verification

Langkah ketiga setelah melakukan reduksi data dan display data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah diuraikan dimuka, pada bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan saran sebgai berikut:

1. Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting

a. Terdapat kesamaan kecendrungan antara keluarga yang hanya ibu saja aktif dalam program parenting, keluarga yang ayah dan ibu aktif dalam program parenting, dan keluarga yang ibu aktif sebagai narasumber dalam program parenting. Bahwa mengikuti program parenting itu penting bagi orang, dengan mengikuti program parenting akan menambah pengetahuan mengenai bagaimana agar dapat mengasuh anak dengan baik, mengetahui perkembangan anak, menjadikan mereka lebih memahami betapa pentingnya sikap sabar dalam mendidik anak, agar anak tumbuh dengan kepribadian yang baik.

b. Setelah mengikuti program parenting, setiap orang tua (K1), (K2), dan (K3) mengalami perubahan mengenai interaksi mendidik dalam keluarga, yang tadinya marah ketika anak tidak mau makan atau membereskan mainan setelah mengikuti program parenting dan mengetahui bahwa kemarahan pada anak tidak akan berpengaruh untuk kebaikan anak, orang tua mengubah interaksi mendidiknya. Hal ini menandakan bahwa dengan


(25)

mengikuti program parenting akan merubah pemikiran orang tua yang salah.

2. Proses Pengasuhan di Dalam Keluarga

a. Pada keluarga yang ayah dan ibu aktif mengikuti program parenting (K2) dan keluarga yang ibu katif menjadi narasumber pada program parenting (K3) memiliki kecendrungan menerapkan pola pengasuhan demokratis kelapa anak.

b. Pada keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program parenting, tidak bekerja, dan berpendidikan rendah menerapkan pola pengasuhan permisif.

3. Perubahan Pola Asuh Mendidik dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting

a. Pada keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program parenting (K1), keluarga yang ayah dan ibu aktif mengikuti program parenting (K2), dan keluarga yang ibu aktif menjadi narasumber dalam program parenting (K3) memiliki kecendrungan perubahan pola asuh mendidik kearah yang lebih baik setelah mengikuti program parenting.

b. Program parenting memberikan dampak perubahan sikap yang positif pada interaksi mendidik dalam keluarga terhadap semua keluarga yang aktif mengikuti program parenting.

c. Program parenting memberikan dampak perubahan psikomotorik atau keterampilan dalam mendidik anak terutama dalam cara mengajak anak


(26)

belajar terhadap semua keluarga yang sering mengikuti program parenting.

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Hasil penelitian yang menemukan bahwa program parenting memberi pengaruh positif terhadap pola asuh mendidik dalam keluarga. Hal ini memberi makna bahwa baiknya para orang tua turut aktif dalam mengikuti program parenting. Dengan mengikuti program parenting pemikiran orang tua akan lebih terarahkan dan minimal memiliki pengetahuan mengenai langkah awal mengasuh anak.

Dari hasil penelitian pun, akan lebih baik lagi kalau tidak hanya ibu yang mengikuti program parenting. Lebih berkesan kalau kedua orang tua (ayah dan ibu) aktif mengikuti program parenting agar informasi yang didapatkan tidak terputus, sehingga akan membantu orang tua untuk saling mengingatkan dan membantu dalam mendidik anak.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini membahas mengenai persepsi orang tua terhadap program parenting, proses pengasuhan dalam keluarga, dan perubahan pola asuh mendidik orang tua setelah mengikuti program parenting. Peneliti menghimbau kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh program parenting pada keluarga hendaknya meneliti


(27)

mengenai modelparenting efektif untuk keluarga masyarakat yang berbeda atau berbagai aspek yang berhubungan dengan pengasuhan dalam keluarga dan program parenting yang belum tergali sepenuhnya oleh peneliti ini.


(28)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Karakteristik Persepsi... 12

3. Proses Terjadinya Persepsi ... 12


(29)

B. Konsep Pengasuhan ... 16

1. Pengertian Pengasuhan... 16

2. Jenis-jenis Pola Asuh ... 20

C. Konsep Keluarga ... 24

1. Pengertian Keluarga ... 24

2. Fungsi Keluarga ... 26

3. Peran Orang Tua Dalam Keluarga ... 30

D. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 32

1. Pengertian PAUD ... 32

2. Prinsip PAUD ... 33

3. Aspek Perkembangan AUD ... 35

E. Konsep Perubahan Tingkah Laku ... 37

1. Kawasan Kognitif... 37

2. Kawasan Afektif... 43

3. Kawasan Psikomotor ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Subjek Penelitian ... 48

B. Desain Penelitian ... 49

1. Tahapan Persiapan ... 49

2. Tahap Pelaksanaan ... 49


(30)

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional... 52

E. Instrumen Penelitian... 53

F. Proses pengembangan Instrumen ... 55

G. Teknik Pengumpulan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Keluarga 1 ... 62

a) Identitas Informan ... 62

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 64

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 65

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 69

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K1) ... 71

2. Keluarga 2 ... 72

a) Identitas Informan ... 72

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 73

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 75

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 81


(31)

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 83

3. Keluarga 3 ... 84

a) Identitas Informan ... 84

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 85

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 87

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 92

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 94

B. Pembahasan ... 95

1. Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 96

a. Kognitif ... 98

b. Afeksi ... 98

c. Konasi ... 98

2. Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 99

3. Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 105

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 110

A. Kesimpulan ... 110


(32)

DAFTAR PUSTAKA ... 114 DAFTAR LAMPIRAN ... 116 RIWAYAT HIDUP


(1)

113

mengenai modelparenting efektif untuk keluarga masyarakat yang berbeda atau berbagai aspek yang berhubungan dengan pengasuhan dalam keluarga dan program parenting yang belum tergali sepenuhnya oleh peneliti ini.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Karakteristik Persepsi... 12

3. Proses Terjadinya Persepsi ... 12


(3)

B. Konsep Pengasuhan ... 16

1. Pengertian Pengasuhan... 16

2. Jenis-jenis Pola Asuh ... 20

C. Konsep Keluarga ... 24

1. Pengertian Keluarga ... 24

2. Fungsi Keluarga ... 26

3. Peran Orang Tua Dalam Keluarga ... 30

D. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 32

1. Pengertian PAUD ... 32

2. Prinsip PAUD ... 33

3. Aspek Perkembangan AUD ... 35

E. Konsep Perubahan Tingkah Laku ... 37

1. Kawasan Kognitif... 37

2. Kawasan Afektif... 43

3. Kawasan Psikomotor ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Subjek Penelitian ... 48

B. Desain Penelitian ... 49

1. Tahapan Persiapan ... 49

2. Tahap Pelaksanaan ... 49


(4)

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional... 52

E. Instrumen Penelitian... 53

F. Proses pengembangan Instrumen ... 55

G. Teknik Pengumpulan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Keluarga 1 ... 62

a) Identitas Informan ... 62

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 64

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 65

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 69

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K1) ... 71

2. Keluarga 2 ... 72

a) Identitas Informan ... 72

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 73

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 75

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 81


(5)

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 83

3. Keluarga 3 ... 84

a) Identitas Informan ... 84

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 85

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 87

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 92

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 94

B. Pembahasan ... 95

1. Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 96

a. Kognitif ... 98

b. Afeksi ... 98

c. Konasi ... 98

2. Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 99

3. Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 105

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 110

A. Kesimpulan ... 110


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 114 DAFTAR LAMPIRAN ... 116 RIWAYAT HIDUP