IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG.

(1)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Utami Widyaiswari 0900413

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS

KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP

BANDUNG

Oleh Utami Widyaiswari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Utami Widyaiswari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

UTAMI WIDYAISWARI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Winny Liliawati, S.Pd, M.Si. NIP. 197812182001122001

Pembimbing II,

Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195904011986011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032001


(4)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran konsep IPBA, siswa cenderung pasif menerima materi yang diberikan dan hanya memfasilitasi kecerdasan linguistik siswa. Pembelajaran seperti itu tidak mampu memfasilitasi delapan kecerdasan yang dimiliki siswa. Untuk itu dirancang sebuah pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang bertujuan memfasilitasi kecerdasan majemuk siswa, kemudian dilihat profil kecerdasan majemuk siswa sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok kecerdasan, yang diperoleh dari hasil identifikasi kecerdasan majemuk sebelum pembelajaran, berdasarkan perolehan nilai gain yang dinormalisasi untuk tiap jenis kecerdasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di salah satu SMP Swasta di Bandung dengan jumlah sampel 23 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kecerdasan dominan siswa di awal pembelajaran, yang mayoritas kinestetik, tidak mempengaruhi gaya belajar siswa selama pembelajaran. Selama pembelajaran, tidak semua kegiatan yang memfasilitasi berbagai jenis kecerdasan mampu dilaksanakan siswa. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi yang disampaikan dalam setiap pertemuan. Setelah pembelajaran, profil kecerdasan siswa mengalami perubahan dan berdasarkan hasil penilaian diri siswa, mayoritas siswa cerdas dominan pada kategori interpersonal. Sedangkan dari segi peningkatan pemahaman, kelompok kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah yang paling tinggi dengan nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,38 dan 0,36 dengan kategori sedang. Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk merancang pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dengan topik yang lebih fokus dan sempit serta mengurangi kuantitas jenis kecerdasan dalam setiap pertemuan, namun meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jenis kecerdasan. Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk, IPBA


(5)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF MULTIPLE INTELLIGENCES BASED ON LEARNING IN EARTH AND SPACE SCIENCE CONCEPT IN JUNIOR

HIGH SCHOOL

ABSTRACT

Earth and Space Science learning was held passively and only facilitated linguistic intelligence. It couldn’t facilitated student’s multiple intelligences. Therefore, this research implements learning process based on multiple intelligences. The aim of this research is to see student’s multiple intelligences profile before, during, and after experiment. Beside that, this research is also aimed to see the increases of comprehension in Earth and Space Science of each group of intelligences from normalized gain score. This research used descriptive method with quantitative approach and used one group pretest-posttest design. This reasearch was held in Junior High School in Bandung with 23 sampel student. The result of this research showed that student’s dominant intelligence profile before experiment was kinestetic area. During experiment, the learning process have not facilitated all of eight intelligences yet. It could happen because the learning matter was too dense. After experiment, student’s intelligence profile was dominated by interpersonal intelligences. Other result of this research showed that intrapesonal and interpersonal intelligences get the highest increases of comprehension with normalized gain score 0,38 and 0,36 include medium category. For further research, its recomended to plan the learning process with more focused object and intelligences that facilitated.


(6)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 3

1. Rumusan Masalah ... 3

2. Batasan Masalah ... 3

3. Variabel Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP ... 8

A. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Sekolah Menengah Pertama .. 8

B. Teori Kecerdasan Majemuk ... 9

C. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 17


(7)

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Penyusunan RPP ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Pengolahan Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa ... 36

B. Peningkatan Pemahaman Konsep IPBA Tiap Kelompok Kecerdasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1. Pemberian Materi dan Ruang Lingkup Materi IPBA di SMP ... 8 2.2. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk ... 13 2.3. Delapan Cara Mengajar ... 19 3.1. Jumlah Kegiatan Tiap Jenis Kecerdasan yang Diterapkan Selama Proses

Pembelajaran ... 31 3.2. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi... 35 4.1. Rekapitulasi Kecerdasan Dominan Siswa Berdasarkan Hasil Identifikasi

Kecerdasan Majemuk ... 36 4.2. Rekapitulasi Kecerdasan Dominan Siswa Berdasarkan Hasil Angket

Penilaian Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 57 4.3. Persentase Jumlah Siswa yang Dominan untuk Tiap Kecerdasan

Berdasarkan Hasil Angket Penilaian Diri Siswa ... 58 4.4. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Linguistik ... 59 4.5. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Logika-Matematika... 60 4.6. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Visual-Spasial ... 62 4.7. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Kinestetik ... 63 4.8. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Musikal ... 65 4.9. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada


(9)

4.10. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada Kecerdasan Intrapersonal ... 67 4.11. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada

Kecerdasan Naturalis ... 68 4.12. Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep IPBA Tiap Kelompok


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

2.1. Diagram Pertanyaan untuk Tiap Jenis Kecerdasan ... 20

2.2. Gagasan Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk 21 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 22

3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 25

3.2. Diagram Alur Penelitian ... 29

4.1. Rekapitulasi Jumlah Kecerdasan yang Dicapai Tiap Siswa pada Tiap Pertemuan ... 38

4.2. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P1 Selama Pembelajaran ... 39

4.3. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L1 Selama Pembelajaran... 40

4.4. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L2 Selama Pembelajaran... 40

4.5. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P2 Selama Pembelajaran ... 41

4.6. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L3 Selama Pembelajaran... 42

4.7. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P3 Selama Pembelajaran ... 42

4.8. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L4 Selama Pembelajaran... 43

4.9. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P4 Selama Pembelajaran ... 44

4.10. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P5 Selama Pembelajaran ... 45

4.11. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L5 Selama Pembelajaran... 45

4.12. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P6 Selama Pembelajaran ... 46

4.13. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P7 Selama Pembelajaran ... 46

4.14. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P8 Selama Pembelajaran ... 47

4.15. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P9 Selama Pembelajaran ... 47

4.16. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P10 Selama Pembelajaran ... 48

4.17. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P11 Selama Pembelajaran ... 48

4.18. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L6 Selama Pembelajaran... 49

4.19. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P12 Selama Pembelajaran ... 50


(11)

4.21. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L7 Selama Pembelajaran... 51

4.22. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P14 Selama Pembelajaran ... 51

4.23. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P15 Selama Pembelajaran ... 52


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1 Perangkat Pembelajaran ... 75

1.1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran ... 76

1.1.1. RPP Pertemuan Pertama ... 76

1.1.2. RPP Pertemuan Kedua ... 81

1.1.3. RPP Pertemuan ... 87

1.2.Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 92

i. LKS Pertemuan Pertama... 92

ii. LKS Pertemuan Kedua ... 95

iii. LKS Pertemuan Ketiga ... 97

2 Instrumen Penelitian ... 100

2.1.Lembar Observasi Keterlaksanaan Kecerdasan Majemuk ... 101

2.2.Angket Identifikasi Kecerdasan Majemuk ... 107

2.3.Angket Penilaian Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 111

2.4.Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep IPBA ... 114

2.5.Instrumen Tes Pemahaman Konsep IPBA ... 134

3 Data Hasil Penelitian ... 139

3.1.Sebaran Jawaban Pre-test ... 140

3.2.Sebaran Jawaban Post-test ... 142

3.3.Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi untuk Tiap Kelompok Kecerdasan ... 144

3.4.Rekapitulasi Jawaban Angket Identifikasi Kecerdasan Majemuk ... 145


(13)

3.5.Rekapitulasi Jawaban Angket Penilaian Diri Siswa Terhadap

Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 146

3.6.Rekapitulasi Ketercapaian Kecerdasan Majemuk Siswa Berdasarkan Hasil Observasi ... 152

4 Dokumentasi dan Surat-surat Penelitian... 156

4.1.Dokumentasi Penelitian ... 157

4.2.Surat Tugas Membimbing ... 159

4.3.Lembar Kesediaan Judgment ... 160

4.4.Surat Izin Penelitian ... 164

4.5.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 165


(14)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) merupakan salah satu konsep yang terintegrasi dalam mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang SMP, porsi IPBA dalam mata pelajaran IPA sangat sedikit jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah Standar Kompetensi (SK) yang diberikan. Berdasarkan penelitian Liliawati dan Iryanti (2008: 100), di pelajaran IPA, IPBA mendapat porsi 5,56% dari jumlah keseluruhan Standar Kompetensi (SK) yang diberikan di SMP. Selain itu, konsep IPBA pada mata pelajaran IPA diberikan di kelas IX semester 2. Hal tersebut menyebabkan kurang terbahasnya konsep IPBA dalam praktik pembelajaran di kelas karena terdesak oleh persiapan Ujian Nasional yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Padahal, IPBA merupakan konsep yang perlu dipahami oleh siswa karena berkaitan dengan lingkungan sekitar dan fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam penyampaiannya, siswa hanya menerima informasi secara pasif. Hal ini didukung dari hasil penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa pada pembelajaran konsep IPBA, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi pelajaran bila diminta oleh guru, dan mengerjakan latihan soal (Anwar, 2012: 3).

Pembelajaran IPBA yang terjadi di lapangan ternyata lebih mengandalkan kemampuan siswa dalam mendengar, mencatat, dan menuliskan kembali informasi yang diperolehnya dari guru, yang semuanya termasuk dalam kecerdasan linguistik. Padahal, perlu diingat bahwa dalam suatu kelas, kemajemukan selalu ada. Menurut Yaumi (2012: 6), pengembangan pembelajaran di SMP masih cenderung menerapkan pola pembelajaran konvensional yang otoriter. Padahal, model pembelajaran yang perlu dikembangkan di sekolah adalah pembelajaran yang demokratis, seperti


(15)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi

hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

Selain kemajemukan dalam segi agama, ras, dan budaya, terdapat pula kemajemukan dalam hal kecerdasan. Kecerdasan setiap individu di lingkungan tertentu berbeda, bergantung pada keadaan sekitar dan kebiasaan individu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemajemukan bangsa juga memberi dampak pada kecerdasan majemuk siswa. Pembelajaran yang hanya mengandalkan kecerdasan linguistik seperti yang telah dikemukakan sebelumnya sebenarnya belum mampu memfasilitasi kemajemukan siswa dalam hal kecerdasan, karena tidak semua siswa dalam satu kelas cerdas dominan pada kategori linguistik. Hal ini perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPBA.

Teori kemajemukan kecerdasan yang dimiliki oleh individu dikemukakan oleh Howard Gardner (1993). Gardner (1993: 8) membagi kecerdasan ke dalam delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Menurut Gardner (1993: 15), setiap individu memiliki kecerdasan dominan, kombinasi kecerdasan, dan level kecerdasan yang berbeda, serta dapat mengembangkan lebih dari satu kecerdasan. Pembelajaran dengan kecerdasan majemuk menuntut siswa untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan metode student centerred yang dianjurkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Undang-undang menuntut guru dan calon guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan tetap memfasilitasi kemajemukan kecerdasan yang dimiliki siswa di dalam kelas. Untuk itu, perlu dirancang suatu pembelajaran, dalam IPBA khususnya, yang memperhatikan, memfasilitasi, dan merangsang setiap jenis kecerdasan siswa. Untuk memfasilitasi setiap individu agar dapat mengembangkan kemampuan


(16)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikirnya dalam konsep IPBA, perlu dilakukan pembelajaran yang mencakup seluruh jenis kecerdasan. Dengan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, siswa diharapkan mampu membangun pengetahuan dan meningkatkan pemahamannya mengenai konsep IPBA agar siswa lebih bijaksana dalam menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan konsep IPBA.

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dirancang dan diimplementasikan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada konsep IPBA untuk melihat profil kecerdasan majemuk siswa dalam kelas sampel dan dianalisis kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang dirancang. Oleh karena itu, penelitian

ini diberi judul: “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk pada Konsep IPBA di SMP Bandung”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana profil kecerdasan majemuk siswa dalam kelas sampel?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok kecerdasan setelah diterapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk?

2. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini, perlu dijelaskan batasan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Swasta di Bandung, kelas IX. Pembelajaran dirancang untuk tiga kali pertemuan. Setiap satu KD akan dibahas dalam satu pertemuan. Teori kecerdasan majemuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yang terdiri dari delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual-spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Teori kecerdasan majemuk tersebut digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perancangan kegiatan pembelajaran dalam RPP


(17)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengadopsi langkah-langkah pengembangan rencana pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang dikemukakan Armstrong (2009: 58).

Profil kecerdasan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah profil kecerdasan majemuk siswa sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Profil kecerdasan majemuk siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran diperoleh dari angket identifikasi kecerdasan majemuk siswa yang diadopsi dari Armstrong (2009: 22). Selama pembelajaran, profil kecerdasan majemuk siswa diobservasi dengan lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk. Sedangkan profil kecerdasan majemuk siswa setelah pembelajaran diperoleh dari angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Pemahaman siswa terhadap konsep IPBA dilihat berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi untuk tiap kelompok kecerdasan. Pengelompokan kecerdasan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi kecerdasan majemuk sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan mengelompokkan siswa sesuai dengan kecerdasan dominan mereka. Tes yang digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa berupa soal pilihan ganda dan uraian.

3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk sebagai variabel bebas, dan kecerdasan majemuk siswa sebagai variabel terikat.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang kecerdasan majemuk siswa.

2. Menunjukkan peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok kecerdasan setelah dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk.


(18)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Definisi Operasional

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, diperlukan definisi operasional untuk lebih memfokuskan penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kecerdasan majemuk merupakan teori yang dikemukakan oleh Howard

Gardner. Gardner (1993: 8) membagi kecerdasan menjadi delapan jenis, yaitu: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan Visual-Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Naturalis. Setiap kecerdasan memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda-beda. 2. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah pembelajaran yang

menggabungkan minimal dua kecerdasan dari delapan kecerdasan yang dikemukakan Gardner. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan pengembangan perencanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dari Armstrong (2009: 58). Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan dan memasukkan salah satu karakter dari masing-masing jenis kecerdasan tersebut. Tidak ada metode tertentu yang digunakan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Standar Proses yang tercantum dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Pembelajaran direncanakan untuk satu SK yang terdiri dari tiga KD dengan jumlah pertemuan tiga kali pertemuan. Dalam satu pertemuan dibahas satu KD dan direncanakan kegiatan yang memfasilitasi kecerdasan majemuk siswa. Pertemuan pertama dan kedua membahas KD 5.1 dan 5.2 serta memfasilitasi delapan jenis kecerdasan yang tiap kecerdasannya diwakili minimal oleh satu kegiatan. Sedangkan pertemuan ketiga membahas KD 5.3 serta memfasilitasi enam kecerdasan yang tiap kecerdasannya diwakili minimal oleh satu kegiatan. Profil kecerdasan majemuk sebelum pembelajaran diperoleh dari hasil angket identifikasi kecerdasan majemuk yang diisi oleh siswa sebelum kegiatan pembelajaran untuk melihat kecerdasan dominan siswa sebelum diterapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk.


(19)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pernyataan dalam angket kecerdasan majemuk diadopsi dari Armstrong (2009: 22). Selama pembelajaran, profil kecerdasan majemuk siswa diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk yang diisi oleh observer selama pembelajaran. Sedangkan profil kecerdasan majemuk siswa setelah dilaksanakan pembelajaran diperoleh dari angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran untuk melihat pengaruh pembelajaran yang telah dilakukan terhadap kecerdasan majemuk siswa melaui penilaian diri siswa, dalam materi Hukum Kepler dan Tata Surya, yang pernyataannya disesuaikan dengan kegiatan belajar dalam kelas.

3. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman siswa mengenai konten atau isi dari materi Hukum Kepler dan Tata Surya. Pemahaman siswa dinilai dari pre-test dan post-test. Peningkatan pemahaman dilihat berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi untuk tiap kelompok kecerdasan. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kecerdasan dominan yang mereka miliki berdasarkan hasil identifikasi kecerdasan majemuk. Kemudian dilihat kelompok kecerdasan mana yang memiliki peningkatan paling tinggi.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai segi. Dari segi teori, penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan langkah-langkah perencanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada konsep IPBA. Sedangkan dari segi praktik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan memperlihatkan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah dirancang agar dapat dikembangkan untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Dari segi kebijakan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan membuat kebijakan mengenai perlunya pertimbangan keberagaman kecerdasan dalam melaksanakan pembelajaran.


(20)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari lima bab. Bab I menjabarkan tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian dengan melihat keadaan di sekolah melalui wawancara dan studi literatur. Dari studi literatur masalah diidentifikasi dan dirumuskan dalam sub bab identifikasi dan perumusan masalah yang didalamnya terdapat batasan masalah dan variabel penelitian. Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah dibuat tujuan penelitian, definisi operasional, dan manfaat penelitian. Serta dijabarkan tentang sistematika penulisan skripsi. Bab II berisi tentang kajian teori yang membahas mengenai kedudukan IPBA di SMP, teori kecerdasan majemuk, dan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Bab III menjabarkan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, di dalamnya termasuk metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan sampel penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, pengembangan RPP, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Bab IV menjabarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah. Dimulai dengan profil kecerdasan majemuk sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Profil kecerdasan majemuk selama pembelajaran dijabarkan untuk tiap siswa. Kemudian diikuti dengan pembahasan mengenai peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep IPBA untuk tiap kelompok kecerdasan. Bab V berisi kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta saran untuk penelitian berikutnya dan pelaksanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk.


(21)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Menurut Sukmadinata (2011: 52), metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah rangkaian kegiatan dan cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian sehingga dapat menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian.

Berdasarkan tujuan dan identifikasi masalah yang telah dibahas sebelumnya, penelitian ini menekankan pada penjabaran hasil yang diperoleh dari sampel penelitian selama proses penelitian, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian yang bersifat menggambarkan proses dan hasil penelitian disebut metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan mencari temuan-temuan berdasarkan data yang diperoleh. Karena data yang diperoleh merupakan data statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Desain Pretest-Posttest Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design). Desain ini dipilih karena hanya ada satu kelompok (kelas) yang menjadi sampel dan tidak ada kelas kontrol sebagai kelompok pembanding. Penentuan desain juga disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan selama penelitian, yaitu pemberian tes awal (pre-test) yang dilanjutkan dengan pemberian perlakuan selama rentang waktu tertentu berupa implementasi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dan diakhiri dengan pemberian tes akhir (post-test). Selama proses pembelajaran akan dilihat profil kecerdasan majemuknya,


(22)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan hasil kedua tes tersebut akan menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dalam konsep IPBA.

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

A O X1 O

Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design (Sukmadinata, 2011: 208)

Keterangan:

A : Kelompok (kelas) sampel yang akan diteliti (subjek penelitian) O : Pemberian instrumen evaluasi, sebelum dan sesudah perlakuan X1 : Perlakuan, yaitu Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk

C.Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dengan kriteria tertentu dan masih dalam wilayah generalisasi kesimpulan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX tahun ajaran 2012/2013 di SMP lokasi penelitian.

Sampel merupakan sebagian dari populasi penelitian yang menggambarkan seluruh karakteristik populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa satu kelas, kelas IX B, tahun ajaran 2012/2013 di lokasi penelitian.

Pemilihan lokasi dan sampel penelitian dilakukan berdasarkan saran dan rekomendasi dari pihak lain. Lokasi dan sampel yang ditemui peneliti bersedia diteliti. Pengambilan sampel ini disebut Convenience Sampling (Siregar, 2011: 148). Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh sekolah yang memperbolehkan pelaksanaan penelitian ini, karena sampel yang digunakan adalah siswa kelas IX yang mulai mempersiapkan Ujian Nasional.

Sampel penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini awalnya berjumlah 38 siswa. Namun, ketika pre-test, implementasi pembelajaran, dan


(23)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

post-test ada siswa yang tidak mengikuti salah satu kegiatan tersebut. Selain itu, ada beberapa siswa yang tidak menyerahkan kembali instrumen yang diserahkan kepada mereka untuk diisi, yaitu angket kecerdasan majemuk, baik angket identifikasi kecerdasan majemuk, maupun angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Sehingga terjadi reduksi sampel penelitian menjadi 23 siswa sampel karena hanya 23 siswa yang konsisten menghadiri dan menjalani rangkaian proses penelitian.

D.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu:

1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengambilan Data Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan pembelajaran dan pengambilan data meliputi:

a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk merumuskan masalah dalam pembelajaran IPBA dari hasil penelitian sebelumnya dan memperoleh teori yang akurat mengenai kecerdasan majemuk yang dikemukakan Howard Gardner dan perencanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang dikemukakan Thomas Armstrong.

b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan IPBA yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian ini, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai. Berdasarkan hasil telaah kurikulum, materi yang dibahas adalah materi IPBA di SMP untuk mata pelajaran IPA, Kelas IX Semester 2.

c. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat pelaksanaan penelitian berdasarkan rekomendasi dari pihak lain, karena terkendala kesulitan memperoleh sekolah yang bersedia dijadikan lokasi penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan


(24)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menentukan sampel penelitian berdasarkan rekomendasi dari pihak guru IPA di SMP lokasi penelitian. Kelas yang direkomendasikan adalah Kelas IX B dengan jumlah siswa 38 orang. Namun yang menjadi sampel penelitian adalah 23 siswa.

f. Analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi ajar. Standar Kompetensi (SK) yang digunakan adalah SK 5 yaitu memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya, dengan Kompetensi Dasar 5.1, 5.2, dan 5.3.

g. Menyusun RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran untuk SK 5, KD 5.1, 5.2, dan 5.3 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 dan dengan memperhatikan pemanfaatan dan pengembangan kecerdasan majemuk siswa.

h. Membuat dan menyusun instrumen penelitian, yaitu tes pemahaman konsep untuk materi Hukum Kepler dan Tata Surya, angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dan lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk sedangkan angket identifikasi kecerdasan majemuk diadopsi dari angket yang dikemukakan Armstrong (2009: 22).

i. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada tiga orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran fisika dan dilakukan expert judgment terhadap validitas isi instrumen.

j. Merevisi dan mengkonsultasikan kembali hasil expert judgment instrumen penelitian dengan pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan Pengambilan Data

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Pelaksanaan pre-test dan pengisian angket identifikasi kecerdasan majemuk yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2012.

b. Penerapan pembelajaran berbasis kecerdaan majemuk dengan tahapan kegiatan pembelajaran berdasarkan standar proses seperti


(25)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Pembelajaran dilakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 01 November 2012 yang membahas KD 5.1, pertemuan kedua tanggal 08 November 2012 yang membahas sebagian KD 5.1 dan KD 5.2, dan pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 10 November 2012 yang membahas KD 5.3.

c. Pelaksanaan post-test pada tanggal 10 November 2012 setelah pertemuan terakhir selesai dilaksanakan. Pada tanggal yang sama angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk diberikan kepada siswa untuk diisi di rumah dan dikembalikan keesokan harinya.

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil implementasi RPP berbasis kecerdasan majemuk, pre-test dan post-test dengan data jumlah siswa sebanyak 23 siswa dan jumlah soal sebanyak 30 soal Pilihan Ganda (PG) dan 5 soal uraian.

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan memberikan saran terhadap aspek penelitian yang kurang.


(26)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara singkat alur penelitian digambarkan pada Gambar 3.2.:

q Pelaksanaan pre-test dan pengisian angket identifikasi kecerdasan majemuk q Implementasi RPP Berbasis Kecerdasan Majemuk

q Pelaksanaan post-test dan pengisian angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran

dan Pengambilan Data

Tahap Pelaksanaan

Pengambilan Data Tahap Akhir

Pengolahan dan analisis data hasil

implementasi pembelajaran,

pre-test, dan post-test

Penarikan kesimpulan dan saran Studi Literatur Telaah Kurikulum Perencanaan dan Penyusunan RPP dan Instrumen Penentuan sampel penelitian Pembuatan instrumen penelitian Konsultasi Instrumen penelitian dan expert judgment Konsultasi kembali Hasil expert judgment dengan pembimbing

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian

E.Penyusunan RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dirancang sesuai dengan metode dan cara belajar tiap jenis kecerdasan yang disarankan Armstrong (2009: 58). Pada penelitian kali ini, konsep IPBA yang disampaikan mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Standar Kompetensi (SK) yang disampaikan adalah SK 5 dengan Kompetensi Dasar (KD) 5.1, 5.2, dan 5.3. Ketiga KD ini disampaikan karena tujuan atau topik yang disampaikan dalam penelitian ini secara umum adalah IPBA, yang terdiri dari materi Hukum Kepler dan Tata Surya. Pembelajaran hanya diberikan sebanyak tiga kali pertemuan. Oleh karena itu, peneliti merancang satu pertemuan untuk


(27)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membahas satu KD. Di dalam setiap pertemuan dirancang kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi enam sampai delapan jenis kecerdasan. Di setiap pertemuan, pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok yang bertujuan menciptakan pembelajaran IPBA yang interaktif seperti amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Bab IV Tentang Standar Proses. Dalam pasal 19 ayat (1) disebutkan bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Perencanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama membahas KD 5.1 mengenai Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi Newton. Alokasi waktu untuk pertemuan pertama adalah 2 x 40 menit. Pada pertemuan pertama, RPP dirancang untuk memfasilitasi delapan jenis kecerdasan dengan jumlah kegiatan untuk setiap jenis kecerdasan ditunjukkan pada Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 1.1.1. 2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua membahas sebagian KD 5.1 mengenai pembentukan Tata Surya dan anggotanya serta KD 5.2 mengenai matahari sebagai bintang dan Bumi sebagai planet. Alokasi waktu untuk pertemuan kedua adalah 2 x 40 menit. 40 menit pertama untuk membahas KD 5.1 dan 40 menit terakhir untuk membahas KD 5.2. Jumlah kegiatan untuk tiap jenis kecerdasan dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 1.1.2. 3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga membahas KD 5.3 mengenai gerak edar bumi, bulan dan satelit, serta dampak yang ditimbulkan peredaran bulan terhadap bumi, dan bumi terhadap matahari. Alokasi waktu untuk pertemuan ketiga adalah 2 x 40 menit. Jumlah kegiatan untuk tiap jenis kecerdasan dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 1.1.3.


(28)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Jumlah Kegiatan Tiap Jenis Kecerdasan yang Diterapkan Selama Proses Pembelajaran

No. Kecerdasan Majemuk

Banyak Kegiatan pada

Pertemuan ke- Jumlah

I II III

1 Kecerdasan Linguistik 4 6 6 16

2 Kecerdasan Logika-Matematika 3 5 1 9

3 Kecerdasan Visual-Spasial 3 2 3 8

4 Kecerdasan Kinestetik 1 1 1 3

5 Kecerdsasan Musikal 1 1 - 2

6 Kecerdasan Interpersonal 3 2 3 8

7 Kecerdasan Intrapersonal 1 1 1 3

8 Kecerdasan Naturalis 1 1 - 2

 17 19 15

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian diperlukan alat yang disebut insturmen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk (Lampiran 2.1.). Lembar observasi ini diisi oleh observer sesuai dengan apa yang terjadi di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan observer adalah siswa. Jika dalam satu kelompok hanya satu orang yang terlibat dalam pembelajaran, maka hanya kolom siswa bersangkutan yang dicentang oleh observer. Lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk digunakan untuk melihat ketercapaian kecerdasan majemuk siswa selama pembelajaran, apakah mampu memfasilitasi seluruh kecerdasan siswa, atau hanya sebagian saja.

2. Lembar Angket

Ada dua lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, angket identifikasi kecerdasan majemuk (Lampiran 2.2.) yang digunakan untuk melihat profil kecerdasan majemuk siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Kedua, angket penilaian diri


(29)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk (Lampiran 2.3.) yang digunakan untuk melihat kecerdasan majemuk siswa setelah pembelajaran berdasarkan penilaian diri siswa. Kedua angket ini berisi pernyataan yang harus dicentang oleh siswa jika sesuai dengan keadaan yang dialaminya, dan tidak dicentang jika pernyataan tidak sesuai dengan dirinya.

3. Tes Pemahaman Konsep IPBA mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya Tes ini merupakan tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan uraian. Soal ini diberikan sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Soal tes ini terdiri dari 30 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 2.4. Instrumen tes telah melalui proses expert judgment yang dilakukan untuk melihat validitas isi. Pada expert judgment ini dilihat kesesuaian soal dengan materi yang dibahas dalam pembelajaran. Proses ini dilakukan sebagai salah satu syarat uji validitas soal. Instrumen cukup diuji validitas logisnya berupa validitas isi jika sudah melewati prosedur pembuatan kisi-kisi instrumen (Arikunto, 2009: 167). Dalam penelitian ini, kisi-kisi-kisi-kisi instrumen disusun dengan memperhatikan kesesuaian indikator soal dengan materi dan soal yang dibuat. Kemudian, kisi-kisi tersebut di-judgment oleh 4 orang ahli, yaitu satu dosen yang ahli dalam bidang Astronomi, dua dosen yang ahli dalam evaluasi pembelajaran, dan satu orang guru mata pelajaran IPA. Hasil judgment kemudian direvisi kesesuaian antara indikator soal dengan butir soalnya serta redaksi yang digunakan dalam soal. Setelah direvisi, instrumen dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, angket, dan tes.


(30)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi yang mereka dapat pada saat melakukan pengamatan. Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan pembelajaran secara langsung. Observasi dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan mencatat pencapaian siswa selama kegiatan pembelajaran. Yang menjadi fokus observer adalah siswa dalam satu kelompok. Satu observer mengawasi satu kelompok yang berjumlah enam sampai tujuh orang.

Lembar observasi yang harus diisi oleh observer yaitu lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk. Lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk berisi pernyataan berupa kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang memanfaatkan kecerdasan majemuk. Jika siswa melakukan apa yang tertulis di lembar observasi, observer akan mencentang kolom keterlaksanaan sesuai dengan urutan siswa. Hasilnya menunjukkan ketercapaian kecerdasan majemuk selama proses pembelajaran yang akan dibandingkan dengan kecerdasan majemuk yang direncanakan, kemudian dipersentasekan.

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai subjek penelitian tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk melihat kecerdasan majemuk siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup berbentuk check list.

Angket diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Angket yang diberikan sebelum pelaksanaan pembelajaran adalah angket identifikasi kecerdasan majemuk siswa. Daftar pernyataan dalam angket ini bersifat umum yaitu mengenai kesenangan dan cara mereka belajar. Angket yang diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran adalah angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Pernyataan


(31)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan dalam angket ini disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Angket ini digunakan untuk melihat seberapa besar aktivitas kecerdasan majemuk yang telah mereka rasakan dampaknya dalam mempelajari materi tersebut.

3. Tes Pemahaman Konsep

Menurut Arikunto (2006: 150), “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu berupa soal pilihan ganda dan uraian. Tes yang digunakan disesuaikan dengan materi yang telah dibahas selama pembelajaran, yaitu mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Instrumen tes telah melalui tahap expert judgment dan telah direvisi dan dikonsultasikan kembali dengan pembimbing sebelum digunakan dalam penelitian.

H.Teknik Pengolahan Data

1. Data Observasi dan Data Angket a. Analisis Persentase

Analisis data hasil pengisian angket menggunakan analisis persentase. Dari data yang diperoleh dihitung persentase tiap jenis kecerdasan kemudian dikategorikan kecerdasan dominan tiap siswa. Selain itu, analisis persentase digunakan untuk melihat aktivitas siswa di kelas. Dari hasil lembar observasi akan terlihat persentase kecerdasan majemuk siswa selama pembelajaran. Untuk mencari persentase digunakan persamaan berikut:


(32)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis a. Gain yang dinormalisasi

Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari skor gain yang dinormalisasi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut:

... (3.2) (Hake, 1998: 65) Dengan adalah rata-rata skor post-test dan adalah rata-rata skor pre-test. Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukkan Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

(Hake, 1998: 65)

Nilai Klasifikasi

Tinggi Sedang Rendah


(33)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang telah dilakukan di salah satu kelas IX di SMP Swasta di Kota Bandung mengenai implementasi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan dampaknya terhadap kecerdasan majemuk siswa, diperoleh kesimpulan bahwa rancangan pembelajaran yang telah diimplementasikan memberi dampak berbeda terhadap profil kecerdasan majemuk siswa. Kesimpulan lainnya berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Sebelum pembelajaran siswa memiliki kecerdasan dominan yang dipengaruhi lingkungan sekitarnya dan kebiasaan sehari-harinya. Hasil identifikasi menunjukkan sebagian besar siswa cerdas dominan pada kategori kinestetik. Selama pembelajaran diimplementasikan, profil kecerdasan majemuk siswa menunjukkan hasil yang berbeda-beda tergantung pada kemampuan siswa menerima dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Setelah pembelajaran kecerdasan dominan siswa yang paling banyak adalah kecerdasan interpersonal.

2. Berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi yang diperoleh, peningkatan pemahaman kelompok kecerdasan intrapersonal adalah yang tertinggi (0,38) dengan kategori sedang, kemudian disusul oleh kelompok kecerdasan interpersonal (0,36) dengan kategori sedang. Sedangkan peningkatan pemahaman kelompok kecerdasan lain menunjukkan nilai gain yang dinormalisasi kategori rendah.

B.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan penelitian berikutnya sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk perlu diberikan dan dibiasakan kepada siswa SMP untuk memfasilitasi kemajemukan yang dimiliki siswa.


(34)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis kecerdasan saja, namun diperdalam dan dilaksanakan hingga siswa mampu membangun pemahamannya tentang materi yang diajarkan.

2. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk sebaiknya dilakukan dengan alokasi waktu yang lebih panjang dalam penyampaiannya karena setiap siswa memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas untuk berbagai kategori kecerdasan.

3. Untuk mempersingkat waktu pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dapat digunakan sistem putaran. Siswa dengan kecerdasan dominan yang sama dikelompokkan, kemudian setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda sesuai dengan kecerdasan dominan mereka. jika tugas pertama sudah selesai, masing-masing kelompok mengerjakan tugas kelompok yang lainnya.

4. Untuk keperluan penelitian berikutnya, sebaiknya penelitian tidak dilaksanakan di kelas IX, karena waktu yang disediakan biasanya lebih sedikit.


(35)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, W.S. (2012). Penerapan Pembelajaran Konseptual Interaktif dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPBA dan Mengetahui Profil Aktivitas Siswa SMP. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Armstrong, T. (2009). Multiple Intelligences in the Classroom (Third ed.), [PDF]. Tersedia: http://www.slideshare.net/mikrop_2/multiple-intelligences-in-the-classroom-3-ed [21 Oktober 2012]

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Campbell, B. (1991). “Multiple Intelligences in The Classroom”. In Context, The Learning Revolution, 27 (2): 12.

Chandra, A. (2010). Ilmu Alamiah Dasar, [Online]. Tersedia: http://www.aguschandra.com/2010/10/ilmu-alamiah-dasar/ [06 September 2012]

Cohen, H.Y. (2013). What is Intelligences and How is it Measured?, [Online]. Tersedia: www.aboutintelligence.co.uk/what-intelligence.html [01 Agustus 2013]

Fischman, L.A. (2011). Using Gardner’s Multiple Intelligence Theory to Differentiate High School Physics Instruction. Tesis pada Science Education, Montana State University. Montana: Tidak Diterbitkan. Tersedia:http://etd.lib.montana.edu/etd/2011/fischman/FischmanL0811.pdf [23 November 2012]

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: BasicBooks.

Guzel, H. (2010). “Profiles of University Students Based on Multiple Intelligence Theory and its Effect on Their Success in Physics Lecture”. World Applied Sciences Journal, 10 (6): 665-674.


(36)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hake, R. R. (1998). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. American Association of Physics Teacher. 66, (1). [Online].Tersedia:http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers /Hake.pdf [18 Oktober 2012]

Liliawati, W. dan Iryanti, M. (2008). “Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Makalah pada Seminar Nasional Fisika 2008.

Nuh, M. (2010). Konsep Kecerdasan Mejamuk Menurut Gardner, [Online]. Tersedia: http://asahannews.com/konsep-kecerdasan-majemuk-menurut-gardner/ [25 Mei 2012]

Sahu, T. (____). A Conceptual Analysis of Spiritual Intelligence and its

Relavance, [Online]. Tersedia:

www.academia.edu/736512/A_Conceptual_analysis_of_Spiritual_Intellige nce_and_its_Relavance [01 Agustus 2013]

Santika, N. (2008). Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing

Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tn. (2009). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), [Online]. Tersedia: http://ruangpikir.multiply.com/journal/item/29/KECERDASAN_MAJEM UK_MULTIPLE_INTELLIGENCES_ [25 Mei 2012]

Tn. (2010). Multiple Intelligence, [Online]. Tersedia: http://psikometrika.com/tag/intelegensi-logika-matematika/ [25 Mei 2012] Xie, J. dan Lin, R. (2009). Research on Multiple Intelligences Teaching and

Assessment”. Asian Journal of Management and Humanity Sciences. 4, (2-3), 106-124. Tersedia:http://www.asia.edu.tw/ajmhs/vol_4_2and3/3.pdf [12 September 2012]

Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.


(1)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan dalam angket ini disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Angket ini digunakan untuk melihat seberapa besar aktivitas kecerdasan majemuk yang telah mereka rasakan dampaknya dalam mempelajari materi tersebut.

3. Tes Pemahaman Konsep

Menurut Arikunto (2006: 150), “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu berupa soal pilihan ganda dan uraian. Tes yang digunakan disesuaikan dengan materi yang telah dibahas selama pembelajaran, yaitu mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Instrumen tes telah melalui tahap expert judgment dan telah direvisi dan dikonsultasikan kembali dengan pembimbing sebelum digunakan dalam penelitian.

H.Teknik Pengolahan Data

1. Data Observasi dan Data Angket

a. Analisis Persentase

Analisis data hasil pengisian angket menggunakan analisis persentase. Dari data yang diperoleh dihitung persentase tiap jenis kecerdasan kemudian dikategorikan kecerdasan dominan tiap siswa. Selain itu, analisis persentase digunakan untuk melihat aktivitas siswa di kelas. Dari hasil lembar observasi akan terlihat persentase kecerdasan majemuk siswa selama pembelajaran. Untuk mencari persentase digunakan persamaan berikut:


(2)

2. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis

a. Gain yang dinormalisasi

Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari skor gain yang dinormalisasi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut:

... (3.2) (Hake, 1998: 65) Dengan adalah rata-rata skor post-test dan adalah rata-rata skor pre-test. Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukkan Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

(Hake, 1998: 65)

Nilai Klasifikasi

Tinggi Sedang Rendah


(3)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang telah dilakukan di salah satu kelas IX di SMP Swasta di Kota Bandung mengenai implementasi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan dampaknya terhadap kecerdasan majemuk siswa, diperoleh kesimpulan bahwa rancangan pembelajaran yang telah diimplementasikan memberi dampak berbeda terhadap profil kecerdasan majemuk siswa. Kesimpulan lainnya berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Sebelum pembelajaran siswa memiliki kecerdasan dominan yang dipengaruhi lingkungan sekitarnya dan kebiasaan sehari-harinya. Hasil identifikasi menunjukkan sebagian besar siswa cerdas dominan pada kategori kinestetik. Selama pembelajaran diimplementasikan, profil kecerdasan majemuk siswa menunjukkan hasil yang berbeda-beda tergantung pada kemampuan siswa menerima dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Setelah pembelajaran kecerdasan dominan siswa yang paling banyak adalah kecerdasan interpersonal.

2. Berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi yang diperoleh, peningkatan pemahaman kelompok kecerdasan intrapersonal adalah yang tertinggi (0,38) dengan kategori sedang, kemudian disusul oleh kelompok kecerdasan interpersonal (0,36) dengan kategori sedang. Sedangkan peningkatan pemahaman kelompok kecerdasan lain menunjukkan nilai gain yang dinormalisasi kategori rendah.

B.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan penelitian berikutnya sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk perlu diberikan dan dibiasakan kepada siswa SMP untuk memfasilitasi kemajemukan yang dimiliki siswa.


(4)

Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis kecerdasan saja, namun diperdalam dan dilaksanakan hingga siswa mampu membangun pemahamannya tentang materi yang diajarkan.

2. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk sebaiknya dilakukan dengan alokasi waktu yang lebih panjang dalam penyampaiannya karena setiap siswa memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas untuk berbagai kategori kecerdasan.

3. Untuk mempersingkat waktu pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dapat digunakan sistem putaran. Siswa dengan kecerdasan dominan yang sama dikelompokkan, kemudian setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda sesuai dengan kecerdasan dominan mereka. jika tugas pertama sudah selesai, masing-masing kelompok mengerjakan tugas kelompok yang lainnya.

4. Untuk keperluan penelitian berikutnya, sebaiknya penelitian tidak dilaksanakan di kelas IX, karena waktu yang disediakan biasanya lebih sedikit.


(5)

Utami Widyaiswari,2013

Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, W.S. (2012). Penerapan Pembelajaran Konseptual Interaktif dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPBA dan Mengetahui Profil Aktivitas Siswa SMP. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Armstrong, T. (2009). Multiple Intelligences in the Classroom (Third ed.), [PDF]. Tersedia: http://www.slideshare.net/mikrop_2/multiple-intelligences-in-the-classroom-3-ed [21 Oktober 2012]

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Campbell, B. (1991). “Multiple Intelligences in The Classroom”. In Context, The Learning Revolution, 27 (2): 12.

Chandra, A. (2010). Ilmu Alamiah Dasar, [Online]. Tersedia: http://www.aguschandra.com/2010/10/ilmu-alamiah-dasar/ [06 September 2012]

Cohen, H.Y. (2013). What is Intelligences and How is it Measured?, [Online]. Tersedia: www.aboutintelligence.co.uk/what-intelligence.html [01 Agustus 2013]

Fischman, L.A. (2011). Using Gardner’s Multiple Intelligence Theory to Differentiate High School Physics Instruction. Tesis pada Science Education, Montana State University. Montana: Tidak Diterbitkan. Tersedia:http://etd.lib.montana.edu/etd/2011/fischman/FischmanL0811.pdf [23 November 2012]

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: BasicBooks.

Guzel, H. (2010). “Profiles of University Students Based on Multiple Intelligence Theory and its Effect on Their Success in Physics Lecture”. World Applied Sciences Journal, 10 (6): 665-674.


(6)

Hake, R. R. (1998). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. American Association of Physics Teacher. 66, (1). [Online].Tersedia:http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers /Hake.pdf [18 Oktober 2012]

Liliawati, W. dan Iryanti, M. (2008). “Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Makalah pada Seminar Nasional Fisika 2008.

Nuh, M. (2010). Konsep Kecerdasan Mejamuk Menurut Gardner, [Online]. Tersedia: http://asahannews.com/konsep-kecerdasan-majemuk-menurut-gardner/ [25 Mei 2012]

Sahu, T. (____). A Conceptual Analysis of Spiritual Intelligence and its

Relavance, [Online]. Tersedia:

www.academia.edu/736512/A_Conceptual_analysis_of_Spiritual_Intellige nce_and_its_Relavance [01 Agustus 2013]

Santika, N. (2008). Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing

Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tn. (2009). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), [Online]. Tersedia: http://ruangpikir.multiply.com/journal/item/29/KECERDASAN_MAJEM UK_MULTIPLE_INTELLIGENCES_ [25 Mei 2012]

Tn. (2010). Multiple Intelligence, [Online]. Tersedia: http://psikometrika.com/tag/intelegensi-logika-matematika/ [25 Mei 2012] Xie, J. dan Lin, R. (2009). Research on Multiple Intelligences Teaching and

Assessment”. Asian Journal of Management and Humanity Sciences. 4, (2-3), 106-124. Tersedia:http://www.asia.edu.tw/ajmhs/vol_4_2and3/3.pdf [12 September 2012]

Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.