PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPBA SISWA SMK.

(1)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPBA SISWA SMK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh:

KARTIKA WULANSARI 0806698

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Model Pembelajaran TANDUR

berbasis Kecerdasan Majemuk untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPBA Siswa

SMK

Oleh Kartika Wulansari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Kartika Wulansari Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPBA SISWA SMK

Oleh:

Kartika Wulansari NIM. 0806698

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd NIP. 198108122005011003

Pembimbing II,

Judhistira Aria Utama, M.Si NIP. 197793312008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPBA SISWA SMK

Kartika Wulansari NIM. 0806698

Pembimbing I: Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd Pembimbing II: Judhistira Aria Utama, M.Si

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu SMK Swasta di Kota Bandung menunjukan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi gaya belajar. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru pun kurang bervariatif. Sementara untuk hasil belajar IPA, 71,43% siswa di bawah KKM. Dan sikap siswa dalam pembelajaran IPA kurang baik. Model Pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya IPBA aspek kognitif dan aspek afektif setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Model ini merupakan model pembelajaran yang dikolaborasikan dengan kecerdasan majemuk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen sedangkan desain penelitian yang digunakan yaitu One group Pretest-Postest Design. Penelitian ini dilakukan di kelas X pada salah satu SMK Swasta di kota Bandung. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa digunakan instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda. Untuk mengukur hasil belajar aspek afektif siswa digunakan lembar observasi sikap tiap pertemuan.Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan rata-rata gain yang dinormalisasi <g> sebesar 0,55 dengan kategori sedang dan hasil belajar pada aspek afektif mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata tiap pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga berturut-turut adalah 83,06%, 85,56% dan 92,78%.


(5)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii

MODEL APPLICATION INTELLIGENCE BASED LEARNING TANDUR COMPOUND TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES EARTH AND SPACE

SCIENCE STUDENT VOCATIONAL HIGH SCHOOL Kartika Wulansari

NIM. 0806698

Supervisor I: Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd Supervisor II: Judhistira Aria Utama, M.Si Department of Physical Education FPMIPA UPI

ABSTRACT

Based on the results of preliminary studies in one of the private vocational high school in bandung showed that every student has different intelligences that affect learning styles. Learning undertaken by teachers were less varied. As for the learning outcomes natural sciences, 71.43% of students below minimum completeness criteria. And attitudes of students in learning natural sciences unfavorable. Learning models TANDUR based multiple intelligences be a solution to overcome the problems found. This study aims to improve learning outcomes in particular natural sciences earth and space science cognitive and affective aspects of learning TANDUR after the implementation of the model-based multiple intelligences. This model is a learning model in collaboration with multiple intelligences. The method used in this study is quasi-experimental research design that is used while the one group pretest-posttest design. The research was conducted in class x in one of the private vocational high school in bandung. To measure the increase in cognitive learning outcomes of students used the instrument in the form of multiple-choice tests. To measure the learning outcomes of students used affective aspects of attitude observation sheet each meeting. Results of research conducted on 30 students showed an increase in student achievement with an average gain of 0.55 <g> normalized with medium category and learning outcomes in the affective aspect has increased with the average percentage of each first meeting, a second meeting and the third meeting in a row is 83.06%, 85.56% and 92.78%.


(6)

Kartika Wulansari, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang Masalah 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 3

C.Tujuan Penelitian 5

D.Manfaat Penelitian 5

E. Struktur Organisasi Skripsi 6

BAB II Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Kecerdasan Majemuk untuk meningkatkan Hasil Belajar IPBA Siswa SMK 7

A.Model Pembelajaran TANDUR 7

B.Kecerdasan Majemuk 8

C.Hasil Belajar 10

D.Hubungan antara Model Pembelajaran TANDUR, Kecerdasan Majemuk

Dan Hasil Belajar 12

BAB III METODE PENELITIAN 14

A.Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian 14

B.Desain Penelitian 14

C.Metode Penelitian 15

D.Definisi Operasional 15

E. Prosedur Penelitian 17

F. Teknik Pengumpulan Data 20

G.Analisis Instrumen Tes 21

H.Teknik Pengolahan Data 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31

A.Hasil Penelitian 31

B.Pembahasan 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45


(7)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi B.Saran

DAFTAR PUSTAKA 47


(8)

Kartika Wulansari, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Hubungan antara Model Pembelajaran TANDUR dan

KecerdasanMajemuk 12

3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran 22

3.2 Kriteria Daya Pembeda 22

3.3 Kriteria Validitas 23

3.4 Kriteria Reliabilitas 24

3.5 Rekap Analisis Instrumen Tes 25

3.6 Kriteria Gain Dinormalisasi 27

3.7 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran 28

3.8 Tingkat keberhasilan Hasil Belajar 28

3.9 Skor Tanggapan Tiap Item Pernyataan 29

3.10 Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan 30

4.1 Pelaksanaan Penelitian 32

4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran 34

4.3 Hasil Belajar Aspek Afektif 38

4.4 Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran TANDUR berbasis


(9)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1Desain Penelitian 14

3.2Bagan Prosedur Penelitian 19

4.1Diagram Skor rata-rata Pretest, Posttest dan Gain Dinormalisasi 36 4.2Diagram Skor rata-rata Pretest, Posttest dan Gain Dinormalisasi tiap

Aspek Kognitif 37

4.3Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Afektif Tiap Kategori


(10)

Kartika Wulansari, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN 49

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 50

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) 59

A.2.1Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan ke-1 59 A.2.2Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan ke-2 64 A.2.3Lembar Kerja Siswa (LKS)Pertemuan ke-3 69

B.ANALISIS UJI COBA 76

B.1 Lembar Judgment Instrumen Penelitian 77

B.2 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba 102

B.3 Analisis Uji Coba 120

C.INSTRUMEN PENELITIAN 123

C.1 Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest 124

C.2 Lembar Observasi Sikap 138

C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran 140

C.4 Angket Respon Belajar 149

D.OLAH DATA PENELITIAN 150

D.1 Analisis Gain yang dinormalisasi 151

D.2 Analisis aspek afektif siswa 156

D.3 Keterlaksanaan Pembelajaran 158

D.4 Respon Belajar Siswa 170

E.DOKUMENTASI PENELITIAN 171

E.1 Surat keterangan studi pendahuluan dari sekolah 172

E.2 Surat tugas 173

E.3 Surat kesediaan penilai instrumen 174

E.4 Surat keterangan uji instrumen dari universitas 177 E.5 Surat keterangan uji instrumen dari sekolah 178 E.6 Surat keterangan penelitian dari unversitas 179 E.7 Surat keterangan penelitian dari sekolah 180

E.8 Format bimbingan 181

E.9 Foto-foto penelitian 183

F. STUDI PENDAHULUAN 185

F.1 Angket Kecerdasan Majemuk 186

F.2 Klasifikasi Kecerdasan Majemuk 189

F.3 Format Wawancara 191


(11)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(12)

Kartika Wulansari, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia diapit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Iklim tropis merupakan iklim wilayah Indonesia karena terletak di garis khatulistiwa, akibatnya Negara Indonesia mempunyai dua musim, musim hujan dan musim kemarau yang rentang waktunya 6 bulan sekali. Indonesia merupakan negara kepulauan.

Untuk memahami dan mengelola sumber daya alam yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, warga negara Indonesia memerlukan suatu pengetahuan tentang bumi dan isinya atau Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dan kemampuan mengelola kecerdasan diri. IPBA termasuk lingkup mata pelajaran IPA. Pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)Sekolah Menengah menyatakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. (Depdiknas, 2006)

Menurut KTSP, IPA bukan hanya mata pelajaran yang melibatkan daya ingat dengan menghafal sekumpulan kata berupa fakta, konsep dan prinsip, tetapi juga hakikatnya IPA merupakan mata pelajaran bagaimana mencari tahu tentang alam dan merupakan sebuah proses penemuan. Proses penemuan tersebut diantaranya mengkaji fenomena alam yang sekaligus mempelajari diri sendiri dan pengembangan lebih lanjut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari mempelajari diri sendirimelibatkankecerdasan dalam diri siswa. Setiap siswa tentu punya kecerdasan bawaan yang berbeda-beda dan kecerdasan tersebut berpengaruh terhadap gaya belajar. Sejalan dengan ungkapan Dryden (2002:345)


(13)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 yakni “setiap orang juga memiliki gaya belajar, bekerja dan karakter yang unik. Seseorang bisa saja mempunyai dua kecerdasan yang menonjol atau lebih”.

Mata pelajaran IPA terdapat pada setiap satuan pendidikan. Mata pelejaran IPA di sekolah dasar berdiri sendiri. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama mata Pelajaran IPA dibagi kedalam 3 mata pelajaran yaitu Fisika, Kimia dan Biologi sama halnya dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan untuk SMK, IPA meliputi mata pelajaran khusus IPA yang berdiri sendiri dan ditambah dengan Fisika, Kimia atau Biologi, disesuaikan dengan konsentrasi bidang kejuruan masing-masing sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan di salah satu SMK di kota Bandung kelas Xtentang pembelajaran, identifikasi kecerdasan majemuk dan hasil belajar siswa.Hasil dari studi pendahuluan angket identifikasi kecerdasan majemuk, kecerdasan yang dominan adalah kecerdasan musikal 19,44%, kecerdasan intrapersonal 19,44% dan kecerdasan naturalis 22,22%. Sementara itu, siswa rendah dalam kecerdasan visual 25,00%, kecerdasan interpersonal 16,67% dan kecerdasan verbal 16,67%. Sedangkan untuk KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran IPA di sekolah tersebut adalah adalah 70. Namun pada kenyataannya rata-rata nilai ulangan harian di SMK tersebut adalah 63,14. Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM hanya 28,57%, sedangkan sebanyak 71,43% dibawah KKM. Dan hasil wawancara yang diperoleh dari seorang guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut, sikap siswa dalam mata pelajaran IPA kurang baik dan antusias.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan angket identifikasi kecerdasan majemuk, data hasil belajar yang diperoleh dan wawancara mengenai sikap siswa, kecerdasan tiap siswa bermacam-macam sehingga mempengaruhi gaya belajar dan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, diperlukan pembelajaran bervariatif yang mampu menyokong kebutuhan kecerdasan setiap siswa. Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan bervariasi adalah model pembelajaran TANDUR. TANDUR merupakan singkatan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (DePorter, 2011:39). Sedangkan untuk menyokong setiap kecerdasan yang dimiliki siswa, pembelajaran dikaitkan


(14)

Kartika Wulansari, 2013

dengan gaya belajar seperti apa yang diinginkan siswa yakni pembelajaran yang mencakup seluruh kecerdasan majemuk. Oleh sebab itu, Tahapan model pembelajaran TANDUR yang bervariatif dikolaborasikan dengan setiap kecerdasan majemuk yang mampu memenuhi kebutuhan gaya belajar siswa. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPBA Siswa SMK.”

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian studi pendahuluhan pada latar belakang, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Rendahnya hasil belajar siswa SMK aspek kognitif dan afektif. b. Pembelajaran kurang bervariatif.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

“Apakah terdapat peningkatan terhadap hasil belajar IPBA siswa SMK, setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”

Rumusan masalah penelitian dijabarkan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPBA pada aspek kognitif siswa SMK, setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”

b. “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPBA pada aspek afektif siswa SMK, setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”

c. “Bagaimana respon siswa SMK, terhadap model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”


(15)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 3. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

a. Peningkatan hasil belajar untuk aspek kognitif yaitu perubahan hasil belajar kognitif padapretest-posttestdan dikualisifikasikan dengan rata-rata skor gain yang dinormalisasi.

b. Peningkatan hasil belajar untuk aspek afektif adalah perubahan hasil belajar afektif pada tiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi afektif pada saat treatment.

4. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti meliputi:

a. Variabel bebas yaitu model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.

b. Variabel terikat yaitu hasil belajar IPBA siswa SMK.

5. Definisi Operasional

a. Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang akan dilaksanakan pada penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (DePorter, 2011:39). Seluruh tahapan tersebut dihubungkan dengan kecerdasan majemuk. Pada model pembelajaran TANDUR guru sebagai fasilitator dan siswa dibimbing untuk mengerjakan dan mendemonstrasikan setiap butir pertanyaan di dalam LKS. Pelaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dapat dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.

b. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan perubahan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Adapun hasil belajar yang diteliti meliputi aspek


(16)

Kartika Wulansari, 2013

kognitif dan afektif. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Peningkatan hasil belajar siswa aspek kognitif dapat diukur dengan seperangkat tes kognitif bentuk pilihan ganda sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Sedangkan hasil belajar siswa aspek afektif mencakup perhatian dalam pembelajaran, keaktifan dalam kelompok dan kejujuran. Peningkatan hasil belajar aspek afektif dapat diukur dengan lembar observasi sikap siswa pada saat pembelajaran.

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan hasil belajar IPBA siswa SMK yang meliputi aspek kognitif, afektif dan setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk pada pokok bahasan IPBA.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dapat memberikan gambaran dalam meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti: guru, siswa, mahasiswa, praktisi pendidikan dan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan di SMK yaitu “...meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.” (BSNP, 2006)


(17)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari penulisan skripsi yaitu:

1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II berisi kajian teoritis tentang model pembelajaran TANDUR, kecerdasan majemuk, hasil belajar dan hubungan antara model pembelajaran TANDUR dengan kecerdasan majemuk.

3. Bab III tentang metode penelitian.

4. Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan. 5. Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.


(18)

Kartika Wulansari, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:215), “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannnya”. Sedangkan “sampel adalah sebagian dari populasi itu”. (Sugiyono, 2012:215). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMK di kota Bandung. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X-Teknik Pemesinan-B sebanyak 30 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah “purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. (Sugiyono, 2012:219)

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpre-test and post-test group. Dalam desain ini dilakukan 2 kali tes yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum perlakuan/treatment, sedangkan tes akhir adalah tes yang dilaksanakan sesudah perlakuan/treatment. Bentuk perlakuannya yaitu menerapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk pada materi gempa bumi di SMK kelas X mata pelajaran IPA.

Keterangan:

O1 : tes awal atau pre-test

O

1

X

O

2


(19)

15 X : perlakuan atau treatmentmodel pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan

majemuk

O2: tes akhir atau post-test

C.Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Arikunto (2010:123) menyatakan “eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu”. Sedangkan jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif.

D.Definisi Operasional

1. Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk

Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang akan dilaksanakan pada penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu “Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan” (DePorter, 2011:39). Seluruh tahapan tersebut dihubungkan dengan kecerdasan majemuk. Pada model pembelajaran TANDUR guru sebagai fasilitator dan siswa dibimbing untuk mengerjakan dan mendemonstrasikan setiap butir pertanyaan di dalam LKS. Pada penelitian ini, model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan mejemuk merupakan variabel bebas. Pelaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dapat dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Instrumen untuk mengukur keterlaksanaan model menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.Pengolahan data untuk keterlaksanaan pembelajaran yakni menghitung dengan membandingkan jumlah jawaban “ya” yang diamati tiap observer dengan jumlah observer dan hasil yang diperoleh menunjukan kriteria keterlaksanaan pembelajaran yang merujuk pada persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diungkapkan Ratumanan (Ardana, 2008).


(20)

2. Peningkatan hasil belajar siswa

Peningkatan hasil belajar siswa merupakan perubahan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Adapun hasil belajar yang diteliti meliputi aspek kognitif dan afektif.

a. Hasil belajar aspek kognitif

Indikator hasil belajar siswa pada aspek kognitif mencakup: 1) Pengetahuan

Menguji ingatan siswa, yang terdiri dari 10 soal. 2) Pemahaman

Menguji kepahaman siswa yang terdiri dari 8 soal. 3) Penerapan

Menguji kemampuan untuk diterapkan dalam situasi kongkret yang terdiri dari 3 soal.

4) Analisis

Menguji kemampuan daya analisis siswa yang terdiri dari 4 soal.

Peningkatan hasil belajar siswa aspek kognitif dapat diukur dengan seperangkat tes kognitif bentuk pilihan ganda 25 soal sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk serta dikualisifikasikan dengan rata-rata skor gain yang dinormalisasi.

b. Hasil belajar aspek afektif

Indikator hasil belajar siswa aspek afektif mencakup perhatian dalam pembelajaran, keaktifan dalam kelompok dan kejujuran, sebagai berikut:

1) Receiving yakni perhatian dalam pembelajaran yaitu pada saat memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan LKS.

2) Responding yakni keaktifan dalam kelompok yaitu ketika siswa berdiskusi dan mengeluarkan pendapat saat presentasi atau peragaan.


(21)

17 Peningkatan hasil belajar aspek afektif dapat diukur dengan lembar observasi sikap siswa pada saat pembelajaran. Dan diolah menggunakan formulasi Sugiyono dalam menentukan nilai/hasil belajar.

E.Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan tentang hasil belajar IPA dan kecerdasan majemuk setiap siswa.

b. Mencari referensi terkait peningkatan hasil belajar IPA dengan mngkombinasikan kegiatan belajar mengajar berbasis kecerdasan majemuk. c. Menyusun proposal penelitian.

d. Seminar proposal dan perbaikan proposal.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyusun kisi-kisi 34 soal kognitif sesuai dengan indikator yang tertuang di RPP.

c. Menyusun rubrik afektif untuk melihat peningkatan hasil belajar pada aspek sikap.

d. Melakukan judgement kepada 2 dosen jurusan pendidikan fisika dan 1 guru di sekolah yang akan dilaksanakan penelitian.

e. Melakukan uji coba instrumen di kelas XI-Teknik Pemesinan-B dengan sekolah yang akan dilaksanakan penelitian.

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen. g. Memperbaiki instrumen.

h. Mengurus surat izin penelitian.

i. Menentukan kelas penelitian yaitu kelas X-Teknik Pemesinan-B. j. Melakukan tes awal dengan 25 soal pilihan ganda kepada siswa.

k. Melakukan kegiatan belajar mengajar dilengkapi dengan observer untuk melihat sikap siswa dalam pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran. l. Melakukan tes akhir kepada siswa.


(22)

m.Melakukan pengisian angket respon belajar oleh siswa

3. Tahap Akhir a. Menganalisis data.

b. Memberikan kesimpulan dan saran. c. Menyusun hasil penelitian


(23)

19 Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Studi Pendahuluan

Pembuatan Instrumen Penelitian

Pre-test Post-test

Treatment:

Kegiatan belajar mengajar (KBM) menerapkan model pembelajaran

TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.

Analisis Data

Penyusunan Hasil dan Kesimpulan

Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dan Sikap

Angket Respon Belajar Siswa Judgement

Instrumen

Uji Coba Instrumen Tes

Perbaikan Instrumen


(24)

F. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Tes

Bentuk instrumen dari tes adalah satu perangkat tes kognitif pilihan ganda sebanyak 25 soal yang terdiri dari 10 soal C1 (pengetahuan), 8 soal C2 (pemahaman), 3 soal C3 (penerapan/aplikasi) dan 4soal C4 (analisis).

2. Non-Tes

Bentuk instrumen dari non-tes yaitu: a. Angket Kecerdasan Majemuk

Angket yang bertujuan untuk melihat kecerdasan yang menonjol pada siswa. Angket ini diberikan saat studi pendahuluan.

b. Lembar Wawancara

Lembar wawancara yang ditujukan kepada guru mata pelajaran IPA bertujuan untuk mengetahui sikap siswa sepanjang pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada saat studi pendahuluan.

c. Lembar Observasi Sikap

Lembar observasi sikap dibutuhkan untuk melihat sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun 3 buah untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran selama 3 kali perlakuan.

e. Angket Respon Belajar

Angket respon belajar dibuat untuk melihat sejauh mana ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dan untuk menganalisis data hasil belajar.


(25)

21

G.Analisis Instrumen Penelitian

1. Analisis Instrumen Tes

Instrumen berupa seperangkat tes kognitif yang akan dipakai pada saat tes awal dan tes akhir diuji coba terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2010:210), tujuan uji coba meliputi:

a. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen. b. Untuk mengetahui teknik paling efektif.

c. Untuk memperkirakan waktu.

d. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan lapangan.

Dari uraian tentang tujuan uji coba instrumen di atas, maka diperlukan analisis uji coba instrumen yaitu:

a. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Arikunto (2007:209) menyatakan bahwa “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Tingkat kesukaran suatu soal menunjukan banyaknya siswa dalam suatu peserta tes tertentu yang menjawab tepat. Tingkat kesukaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

� =

(Arikunto, 2007:209) Keterangan :

P = indeks tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan tepat JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


(26)

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2007:210)

b. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda adalahdaya atau suatu kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Dirumuskan:

=

� − �

(Arikunto, 2007:213) Keterangan :

D = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB= Banyaknya peserta kelompok bawah

Tabel 3.2 KriteriaDaya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00-0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20-0,40 Cukup (satisfactory)

0,40-0,70 Baik (good)

0,70-1,00 Baik sekali (excellent)


(27)

23 c. Analisis Validitas Instrumen

“Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur” (Arikunto, 2007). Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :

= � −

� 2− 2 � 2− 2

(Arikunto, 2007:72) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa.

Dengan kriteriavaliditas sebagai berikut :

Tabel 3.3Kriteria Validitas Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < r  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r  0,80 Tinggi

0,40 < r  0,60 Cukup 0,20 < r  0,40 Rendah

0,00 < r  0,20 Sangat Rendah


(28)

d. Analisis Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2007:86) menyatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (tes)”. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

11 =

2 1 21 2

1 + 1 212

Arikunto (2007:93)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes dengan r11 yaitu reliabilitas instrumen, r

2 1 2

1 yaitu korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel seperti berikut ini :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,81  r  1,00 Sangat Tinggi 0,61  r  0,80 Tinggi

0,41  r  0,60 Cukup 0,21  r  0,40 Rendah

0,00  r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2007:75)

Dari hasilanalisisujicobainstrumendenganjumlah 34 butirsoaldidapatkan data sepertipadatable 3.5:


(29)

25 Tabel 3.5 Rekap Analisis Instrumen Tes

No. Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas

Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1. 0,85 Mudah 0,2 Cukup 0,299 Rendah Dipakai 2. 0,675 Sedang -0,05 Sangat

Buruk -0,285

Sangat

Rendah Dibuang 3. 0,475 Sedang 0,05 Jelek -0,020 Sangat

Rendah Dibuang 4. 0,35 Sedang 0,5 Baik 0,722 Tinggi Dipakai 5. 0,6 Sedang 0,2 Cukup 0,311 Rendah Dipakai 6. 0,5 Sedang 0,3 Cukup 0,277 Rendah Dipakai 7. 0,4 Sedang 0,5 Baik 0,616 Tinggi Dipakai 8. 0,225 Sukar 0,15 Jelek 0,361 Rendah Dipakai 9. 0 Sukar 0 Jelek #DIV/0! #DIV/0! Dibuang 10. 0,425 Sedang 0,25 Cukup 0,372 Rendah Dipakai 11. 0,3 Sedang 0,1 Jelek 0,263 Rendah Dipakai 12. 0,275 Sukar -0,05 Sangat

Buruk -0,004

Sangat

Rendah Dibuang 13. 0,2 Sukar 0,2 Cukup 0,293 Rendah Dipakai 14. 0,9 Mudah 0,2 Cukup 0,284 Rendah Dipakai 15. 0,475 Sedang 0,25 Cukup 0,346 Rendah Dipakai 16. 0,7 Mudah 0,3 Cukup 0,421 Cukup Dipakai 17. 0,675 Sedang 0,45 Baik 0,496 Cukup Dipakai 18. 0,625 Sedang 0,45 Baik 0,352 Rendah Dipakai 19. 0,675 Sedang 0,55 Baik 0,597 Cukup Dipakai 20. 0,25 Sukar 0,1 Jelek 0,015 Sangat

Rendah Dipakai 21. 0,275 Sukar 0,35 Cukup 0,581 Cukup Dipakai 22. 0,425 Sedang -0,15 Sangat

Buruk -0,167

Sangat

Rendah Dibuang 23. 0,575 Sedang 0,55 Baik 0,600 Cukup Dipakai 24. 0,95 Mudah 0,1 Jelek 0,267 Rendah Dipakai 25. 0,175 Sukar 0,05 Jelek -0,042 Sangat

Rendah Dibuang 26. 0,675 Sedang 0,35 Cukup 0,485 Cukup Dipakai 27. 0,775 Mudah -0,05 Sangat

Buruk 0,102

Sangat

Rendah Dibuang 28. 0,3 Sedang 0,1 Jelek -0,033 Sangat

Rendah Dibuang 29. 0,225 Sukar 0,35 Cukup 0,586 Cukup Dipakai 30. 0,175 Sukar 0,05 Jelek 0,220 Rendah Dipakai 31. 0,35 Sedang 0,2 Cukup 0,383 Rendah Dibuang 32. 0,35 Sedang 0,3 Cukup 0,460 Cukup Dipakai 33. 0,4 Sedang 0,5 Baik 0,563 Cukup Dipakai


(30)

No. Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas

Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 34. 0,35 Sedang 0,7 Baik

Sekali 0,832

Sangat

Tinggi Dipakai Koefesian korelasi reliabilitas instrumen 0,87 dengan kriteria sangat tinggi. 2. Analisis Instrumen Non Tes

Untuk analisis instrumen non tes yaitu angket kecerdasan majemuk, lembar wawancara, lembar observasi sikap, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan angket respon beljara siswa dilakukan validasi oleh dosen pembimbing.

H.Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes dan non tes. 1. Data Tes

a. Pemberian Skor

Skor merupakan jumlah soal yang dijawab dengan benar. Pemberian skor ini untuk masing-masing tes awal dan tes akhir siswa.

=

(Munaf, 2001:44) Keterangan:

S = skor yang diperoleh

= jumlah jawaban yang benar

b. Menentukan Rata-rata Skor

Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest, digunakan rumus:

= � (Sudjana, 2005:67)


(31)

27 dengan :

= rata-rata skor atau nilai x

� = skor atau nilai siswa ke i

= jumlah siswa

c. Menentukan Rata-rata Nilai Gain yang Dinormalisasi

Untuk menentukan rata-rata nilai gain dinormalisasi dari kedua rata-rata skor tes awal dan tes akhir digunakan persamaan (Hake) sebagai berikut.

= % �

% � �� =

% −%

100%−% (Hake, 1998: 1)

Keterangan :

= rata-rata gain yang dinormalisasi = rata-rata skor tes akhir (posttest)

= rata-rata skor tes awal (pretest)

Tabel 3.6 Kriteria Gain Dinormalisasi

Nilai gain Kriteria

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang 0,70 < g ≤1,00 Tinggi

(Hake, 1998)

2. Data Non-Tes

a. Angket Kecerdasan Majemuk

Format angket kecerdasan majemuk berbentuk kolom ya/tidak, dan diolah secara presentase tiap-tiap kecerdasan majemuk.

b. Lembar Wawancara

Lembar wawancara yang dilakukan dengan mewawancarai guru mata pelajaran IPA diolah secara deskriptif.

c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Format observasi ini berbentuk kolom ya/tidak, observasi ini dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaranTANDUR. Untuk


(32)

observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru dihitung dengan:

keterlaksanaan model = observer menjawab ya

observer seluruhnya × 100% (Ratumanan dalam Ardana: 2008)

Interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran (Ratumanan dalam Ardana: 2008) terdapat pada tabel 3.7, sebagai berikut:

Tabel 3.7KriteriaKeterlaksanaan Model Pembelajaran No Kriteria Keterlaksanaan Model Kriteria

1. KM ≥ 90 % Sangat Tinggi 2. 80 % ≤ KM < 90% Tinggi

3. 70 % ≤ KM < 80% Sedang 4. 60 % ≤ KM < 70 % Rendah

5. KM < 60 % Sangat Rendah

(Ratumanan dalam Ardana: 2008) Keterangan :

KM = Keterlaksanaan Model

d. Lembar Observasi Afektif (Sikap Siswa)

Untuk penilaian sikap siswa diukur dengan: Nilai = Skor Mentah

Skor Maksimum Ideal x100%

(Sudijono, 2009) Tabel 3.8 Kriteria Hasil Belajar

Nilai Kriteria

80 % atau lebih Baik Sekali

66%-79% Baik

56%-65% Cukup

46%-55% Kurang

0% - 45% Gagal

(Sudijono, 2009:35)


(33)

29 e. Angket

Angketyang diberikan setelah pembelajaranberisipernyaatan siswa.Format angket respon belajar siswa yaitu skala likert bentuk checklist. Untukmenanggapipernyataantersebut siswadiberikanpilihan dengancaramemberitanda centang (√) padakolomSangatSetuju (SS), Setuju (S), TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS). Pengolahan data untuk angket adalahdengancaramengklasifikasikantanggapansiswa yang terdiridariSangatSetuju (SS), Setuju (S), TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS).

Tabel 3.9 Skor Tanggapan Tiap Item Pernyataan Tanggapan Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Menurut Sugiyono (2012:95) untuk menghitung tiap item pernyataan digunakan rumus:

Tingkat Persetujuan =Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor ideal x100% (Sugiyono, 2012:95)

Keterangan:

Jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor masing-masing jawaban dikalikan dengan jumlah responden yang memilih

Jumlah skor ideal = jumlah seluruh responden dikalikan dengan skor jawaban maksimum


(34)

Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan

Tingkat Persetujuan Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan 75%<TP≤100% Sangat Setuju

50%<TP≤75% Setuju 25%<TP≤50% Tidak Setuju

TP≤25% Sangat Tidak Setuju

(Sugiyono, 2012:95)

Keterangan :


(35)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Penelitian mengenai model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang diterapkan di salah satu SMK Swasta kota Bandung kelas X semester 2 materi gempa bumi didapatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Secara terperinci, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar pada aspek kognitif mengalami peningkatan dengan skor gain yang dinormalisasi 0,55 kategori sedang dari skor pretest dan posttest.

2. Secara umum hasil belajar pada aspek afektif mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata tiap pertemuanpertama, pertemuankedua dan pertemuanketiga berturut-turut adalah 83,06%, 85,56% dan 92,78%.

3. Respon belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk sangat baik. Berdasarkan angket, ditemukan bahwa siswa SMK lebih menyukai pelajaran praktik dibandingkan teori, begitupun mereka sebenarnya selalu termotivasi untuk hadir ke sekolah.

B.Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan pada penelitian, adapun saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:

1. Pada model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk tahapan yang kurang maksimal adalah tahapan demonstrasikan. Tahapan ini diperlukan kesiapan dan tingkat berpikir cepat tanggap siswa dalam hal peragaan atau pun presentasi materi pembelajaran, dengan cara mengajak siswa membaca semua materi yang akan dipelajari sebagai tugas rumah terstruktur.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjut tentang model pembelajaran TANDUR atau kecerdasan majemuk di SMK dengan kegiatan pembelajaran dikolaborasikan dengan metode praktikum.


(36)

3. Kecerdasan musikal pada pembelajaran sebaiknya dikembangkan lebih lanjut yakni siswa diajak membuat lirik lagu yang berisi tentang materi yang dipelajari dibantu dengan alat musik untuk menciptakan nada-nada tertentu.


(37)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipba Siswa Smk.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

47

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I.M. (2008). “Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Kontruktivis yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3), 628-649.

Arikunto, S. (2007).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jogjakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP.(2006). Panduan Penyusunankurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas.(2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006.Jakarta: Depdiknas.

DePorter, B. (2011).Quantum Teaching.Bandung: Kaifa.

Dryden, G. (2002). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.

Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences.Batam: Interaksara.

Hake, R.R. (1998) Interactive-engagement versus traditional methods:A six-thousand-student survey of mechanic test data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66 (1), 64-74.

Khaerunisa, T. (2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA dengan Menerapkan Model Pembelajaran TANDUR Pada Pembelajaran Fisika.Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika UPI Bandung.Tidak diterbitkan. Munaf, S. (2001).Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI.

Ozgen, K. Tataroglu, B dan Alkan, H. (2011). An examination of multiple intelligence domains and learning styles of pre-service mathematics teachers: Their reflections on mathematics education.Educational Research and Reviews. 6 (2), 168-181.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(38)

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.


(1)

29 e. Angket

Angketyang diberikan setelah pembelajaranberisipernyaatan siswa.Format angket respon belajar siswa yaitu skala likert bentuk checklist. Untukmenanggapipernyataantersebut siswadiberikanpilihan dengancaramemberitanda centang (√) padakolomSangatSetuju (SS), Setuju (S), TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS). Pengolahan data untuk angket adalahdengancaramengklasifikasikantanggapansiswa yang terdiridariSangatSetuju (SS), Setuju (S), TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS).

Tabel 3.9 Skor Tanggapan Tiap Item Pernyataan

Tanggapan Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Menurut Sugiyono (2012:95) untuk menghitung tiap item pernyataan digunakan rumus:

Tingkat Persetujuan =Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor ideal x100% (Sugiyono, 2012:95)

Keterangan:

Jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor masing-masing jawaban dikalikan dengan jumlah responden yang memilih

Jumlah skor ideal = jumlah seluruh responden dikalikan dengan skor jawaban maksimum


(2)

30 Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan

Tingkat Persetujuan Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan 75%<TP≤100% Sangat Setuju

50%<TP≤75% Setuju 25%<TP≤50% Tidak Setuju

TP≤25% Sangat Tidak Setuju

(Sugiyono, 2012:95)

Keterangan :


(3)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Penelitian mengenai model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang diterapkan di salah satu SMK Swasta kota Bandung kelas X semester 2 materi gempa bumi didapatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Secara terperinci, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar pada aspek kognitif mengalami peningkatan dengan skor gain yang dinormalisasi 0,55 kategori sedang dari skor pretest dan posttest.

2. Secara umum hasil belajar pada aspek afektif mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata tiap pertemuanpertama, pertemuankedua dan pertemuanketiga berturut-turut adalah 83,06%, 85,56% dan 92,78%.

3. Respon belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk sangat baik. Berdasarkan angket, ditemukan bahwa siswa SMK lebih menyukai pelajaran praktik dibandingkan teori, begitupun mereka sebenarnya selalu termotivasi untuk hadir ke sekolah.

B.Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan pada penelitian, adapun saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:

1. Pada model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk tahapan yang kurang maksimal adalah tahapan demonstrasikan. Tahapan ini diperlukan kesiapan dan tingkat berpikir cepat tanggap siswa dalam hal peragaan atau pun presentasi materi pembelajaran, dengan cara mengajak siswa membaca semua materi yang akan dipelajari sebagai tugas rumah terstruktur.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjut tentang model pembelajaran TANDUR atau kecerdasan majemuk di SMK dengan kegiatan pembelajaran dikolaborasikan dengan metode praktikum.


(4)

46 Kartika Wulansari, 2013

Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil 3. Kecerdasan musikal pada pembelajaran sebaiknya dikembangkan lebih lanjut

yakni siswa diajak membuat lirik lagu yang berisi tentang materi yang dipelajari dibantu dengan alat musik untuk menciptakan nada-nada tertentu.


(5)

Kartika Wulansari, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipba Siswa Smk.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I.M. (2008). “Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Kontruktivis yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3), 628-649.

Arikunto, S. (2007).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jogjakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP.(2006). Panduan Penyusunankurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas.(2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006.Jakarta: Depdiknas.

DePorter, B. (2011).Quantum Teaching.Bandung: Kaifa.

Dryden, G. (2002). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.

Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences.Batam: Interaksara.

Hake, R.R. (1998) Interactive-engagement versus traditional methods:A six-thousand-student survey of mechanic test data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66 (1), 64-74.

Khaerunisa, T. (2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA dengan Menerapkan Model Pembelajaran TANDUR Pada Pembelajaran Fisika.Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika UPI Bandung.Tidak diterbitkan. Munaf, S. (2001).Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI.

Ozgen, K. Tataroglu, B dan Alkan, H. (2011). An examination of multiple intelligence domains and learning styles of pre-service mathematics teachers: Their reflections on mathematics education.Educational Research and Reviews. 6 (2), 168-181.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

48 Kartika Wulansari, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.