PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS.

(1)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA ANAK TUNARUNGU

KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh,

ELPI SUKAESIH

0909512

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA ANAK TUNARUNGU

KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS

Oleh,

ELPI SUKAESIH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Elpi Sukaesih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ELPI SUKAESIH

0909512

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN

WUJUD BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Endang Rusyani, M.Pd. NIP. 19570510 198003 1 003

Pembimbing II

Dr. H.M. Sugiarmin, M.Pd. NIP. 19540527 198703 1 002

Diketahui Oleh


(4)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 1985031 1 001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat Pernyataan,

Elpi Sukaesih NIM 0909512


(5)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA

PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV SLB NEGERI CIAMIS ELPI SUKAESIH 0909512

Mata pelajaran sains di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk membina dan menyiapkan peserta didik agar nantinya peserta didik tanggap dalam menghadapi lingkungannya, Darmodjo (1991:6) mengemukakan

bahwa “Sains diperlukan oleh peserta didik SDLB, karena Sains dapat memberikan

masukan untuk tercapainya pendidikan dasar”. Perlu diketahui bahwa menerapkan pembelajaran Sains yang tepat bagi peserta didik sekolah dasar adalah harus sesuai dengan struktur kognitif anak, yaitu materi Sains harus menyederhanakan konsep yang terstruktur hingga mereka bisa membangun diri, pola pikir maupun ide-ide, proses perkembangan belajar murid sekolah dasar memiliki kecenderungan beranjak dari hal- hal yang konkrit ke hal- hal yang abstrak (tidak nyata). Kenyataannya menunjukan pembelajaran Sains di SDLB belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil ujian akhir semester yang didapatkan oleh peserta didik tunarungu kelas IV SLB Negeri Ciamis terlihat jelas bahwa terjadi penurunan nilai dalam mata pelajaran sains khususnya materi perubahan wujud benda,dan tidak mampu mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Mengatasi permasalahan pemahaman konsep perubahan wujud benda perlu diadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata “Penilitian, Tindakan dan Kelas”. Pelaksanaan PTK ini dilakukan melaui tiga siklus yang bertahap dan berkelanjutan, adapun hasil terdapat pada kutipan wacana dibawah ini. Hasil tindakan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan, aktivitas proses dan hasil tes formatif peserta didik belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 70. Siklus II terjadi peningkatan baik dari aktivitas proses dan hasil tes formatif peserta didik, namun peneliti masih merasa kurang terhadap hasil peningkatan tersebut. Peneliti ingin kembali melakukan siklus selanjutnya yaitu siklus III, pada kegiatan pembelajaran yang terakhir yaitu siklus III peserta didik mampu melaksanakan semua indikator-indikator pendekatan keterampilan proses dan mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan rangkuman dari hasil pelaksanaan siklus di atas diyakini bahwa penerapan pendekatan keterampilan proes dalam pembelajaran sain di SLB Negeri Ciamis dapat meningkatkan kemampuan siswa tunarungu dalam pembelajaran perubahan wujud benda.

KATA KUNCI : Tunarungu, Pendekatan Keterampilan Peroses, Mata Pelajaran Sains


(6)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis


(7)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. ABSTRAK ………... KATA PENGANTAR ………. UCAPAN TERIMA KASIH ……… DAFTAR ISI ……… DAFTAR TABEL ……… DAFTAR DIAGRAM ……….. DAFTAR GAMBAR ………...

DAFTAR LAMPIRAN ………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Sasaran Tindakan ………... 4

C. Rumusan Masalah ……….. 4

D. Hipotesis Tindakan ………. 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………... 5

1. Tujuan Penellitian ……… 5

2. Kegunaan Penelitian ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Tunarungu ………. 8

1. Pengertian Anak Tunarungu ……… 8

2. Dampak Ketunarunguan ………. 9

3. Klasifikasi Anak Tunarungu ……… 13


(8)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan Pembelajaran Sains ………. 16

2. Fungsi Pembelajaran Sains ……….. 17

3. Pemahaman Tentang Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar ….. 18

4. Perubahan Wujud Benda padat, Cair, dan Gas ………. 19

C. Pendekatan Keterampilan Proses ………... 21

1. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses ……….. 21

2. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses ……… 22

3. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Sains ………. 22

4. Karakteristik Pendekatan Keterampilan proses ……….. 25

5. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Perubahan Wujud Benda ………... 27

D. Kerangka Berfikir ………... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 31

B. Setting Penelitian ………... 32

C. Siklus penelitian ………. 33

D. Variabel Penelitian ………. 38

E. Instrumen Pengumpulan Data ……… 39

F. Tekhnik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/Pernyataan …. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kegiatan ………. 41

1. Temuan Tidakan Siklus I ………. 41

a. Perencanaan ………... 41


(9)

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Observasi ………... 43

d. Analisis dan Refleksi ………. 47

2. Temuan Tindakan Siklus II 47 a. Perencanaan ………... 47

b. Pelaksanaan ………... 48

c. Observasi ………... 50

d. Analisis dan Refleksi ………. 53

3. Temuan Tindakan Siklus II 53 a. Perencanaan ………... 54

b. Pelaksanaan ………... 54

c. Observasi ………... 56

d. Analisis dan Refleksi ………. 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian 61 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ………. 64

B. Saran ………... 65

DAFTAR PUSTAKA ……… 67

LAMPIRAN ………... 70


(10)

1

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran sains di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk membina dan menyiapkan peserta didik agar nantinya peserta didik tanggap dalam menghadapi lingkungannya. Sejalan dengan itu Abruscato, (Khairudin dan Soedjono, 2005:15) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran sains di kelas dapat: „1) mengembangkan kognitif peserta didik, 2) mengembangkan afektif peserta didik, 3) mengembangkan psikomotorik peserta didik, 4) mengembangkan kreativitas peserta didik, 5) melatih peserta didik berpikir kritis.‟

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) mengungkapkan tujuan pengajaran Sains di sekolah dasar adalah (1) pengembangan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. (2) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains lingkungan, teknologi dan masyarakat, (3) mengembangkan keterampilan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, dalam memecahkan dan membuat keputusan. Sebagaimana yang diungkapkan bahwa : Untuk membekali peserta didik dengan berbagai macam keterampilan di SDLB, maka diperlukan pendidikan dan pengajaran dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu itu adalah pelajaran Sains. Darmodjo (1991:6) mengemukakan bahwa “Sains diperlukan oleh peserta didik SDLB, karena Sains dapat memberikan masukan untuk tercapainya pendidikan dasar”.

Menerapkan pembelajaran Sains yang tepat bagi peserta didik sekolah dasar adalah harus sesuai dengan struktur kognitif anak, yaitu materi Sains harus menyederhanakan konsep yang terstruktur hingga mereka bisa membangun diri, pola pikir maupun ide-ide. Proses perkembangan belajar murid sekolah dasar


(11)

2

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kecenderungan beranjak dari hal-hal yang konkrit ke hal-hal yang abstrak (tidak nyata).

Sains diyakini sebagai pelajaran yang penting dan sesuai dengan karakter peserta didik di SDLB, karena Sains dapat mengungkap pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan itu Samatowa (2006:78) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan.

Kenyataannya menunjukan pembelajaran Sains di SDLB belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil ujian akhir semester yang didapatkan oleh peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis terlihat jelas bahwa terjadi penurunan nilai dalam mata pelajaran sains, tidak mampu mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Dari jumlah empat peserta didik di kelas 4 diperoleh data : peserta didik yang berinisial AD mendapatkan nilai di mata pelajaran sains adalah 50, WT mendapatkan nilai 45, AN mendapakan nilai 55 dan RT mendapatkan nilai 55. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran atau metode yang digunakan oleh guru selalu menggunakan metode mengajar yang konvensional (ceramah), tanya jawab dan penugasan. Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh peserta didik, selain itu guru lebih banyak menggunakan ceramah tanpa menggunakan pendekatan dan percobaan secara langsung..

Di sekolah pada umumnya masih banyak dijumpai permasalahan-permasalahan dalam belajar yaitu, peserta didik sering mendapatkan nilai yang rendah, karena peserta didik dinilai kurang mampu menerapkan dalam pemerolehan maksud dari pembelajaran sains tersebut, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima melalui informasi verbal. Peserta didik tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan atau informasi dalam kehidupan nyata.

Selama ini dalam mengajarkan materi tentang konsep perubahan wujud benda: (1) guru kelas yaitu peneliti sendiri terlalu sering menggunakan metode


(12)

3

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ceramah, tanya jawab dan penugasan sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran terbatas dan peserta didik tunarungu cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran, (2) guru kurang melibatkan peserta didik pada lingkungan belajar yang konkrit, dalam memanipulasi alat peraga, artinya meskipun ada alat peraga tetapi hanya guru yang menggunakannya tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan percobaan-percobaan yang dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan kreatif peserta didik, (3) guru jarang menggunakan pendekatan keterampilan proses seperti mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakannya. (4) rendahnya pemahaman peserta didik pada materi perubahan wujud benda, ini terlihat dari ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal latihan pada latihan tes awal.

Memperhatikan masalah tersebut maka salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membantu peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis dalam meningkatkan pemahaman konsep perubahan wujud benda adalah melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan alat peraga untuk melakukan percobaan yang cocok diterapkan pada materi perubahan wujud benda agar motivasi belajar peserta didik meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efisien

Berdasarkan temuan-temuan masalah, dalam pembelajaran perubahan wujud benda tersebut di atas maka penulis sebagai guru kelas dan pelaksana penelitian tindakan kelas (PTK) akan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran. Adapun pokok bahasan yang dipilih adalah perubahan wujud benda, hal ini sesuai dengan kurikulum bahwa untuk pokok bahasan ini dipelajari pada kelas IV. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis”.


(13)

4

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Sasaran Tindakan

Sasaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis yang berjumlah empat orang yang terdiri dari satu orang peserta didik laki-laki dan tiga orang peserta didik perempuan. Peserta didik tersebut berinisial AD, WT, RT dan AN. AD merupakan salah satu peserta didik laki-laki di kelas IV, AD memiliki kepribadian yang pendiam namun pada mata pelajaran lain AD sering mendapatkan nilai yang cukup baik, sedangkan WT dan RT merupakan peserta didik tunarungu dengan prestasi yang kurang baik, mereka berdua seringkali mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran, hal tersebut mungkin dikarenakan kurang dilatihnya sisa–sisa pendengaran yang mereka miliki dan kemampuan artikulasi yang belum baik sehingga sangat sulit menerima informasi pembelajaran. Sedangkan AN merupakan pindahan dari sekolah lain, AN termasuk anak yang cerdas kemampuan artikulasi yang baik membuat AN sering bertanya ketika pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Menurut Moh. Nazir (1983 : 43) bahwa rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai titik tolak dalam merumuskan hipotesis penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah dan tema penelitian diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Apakah Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Peserta didik Tunarungu? ”.

Secara rinci rumusan tersebut dibagi dalam 3 pertanyaan :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Perubahan Wujud Benda yang dilakukan?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Perubahan Wujud Benda yang dilakukan?

3. Bagaimana bentuk penilaian pembelajaran Perubahan Wujud Benda yang dilakukan?


(14)

5

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 64) “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Melalui Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarugu”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dilakukan dalam penelitian itu. Tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tunarungu khususnya pada mata pelajaran Sains tentang Perubahan Wujud Benda. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian tindakan kelas memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, antara lain :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan keterampilan proses dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep perubahan wujud benda pada anak tunarungu di SLB Negeri Ciamis.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :

1) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Perubahan Wujud Benda melalui pendekatan keterampilan proses.

2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Perubahan Wujud Benda melalui pendekatan keterampilan proses.


(15)

6

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Untuk mengetahui penilaian pembelajaran Perubahan Wujud Benda melalui pendekatan keterampilan proses.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi peserta didik

1) Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. 2) Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses peserta

didik dapat menciptakan suasana belajar lebih aktif dan kreatif.

3) Pembelajaran melalui penerapan pendekatan keterampilan proses akan memberi pengalaman belajar yang kongkrit kepada peserta didik.

4) Pembelajaran melalui penerapan pendekatan keterampilan proses akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena setiap kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat segera teratasi.

5) Melatih peserta didik tunarungu terbiasa melakukan pembelajaran melalui tahapan-tahan yang benar.

b. Bagi Guru

1) Kemampuan guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan peningkatan dalam menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

2) Guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran

3) Melatih kreatifitas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas dan meningkatkan rasa percaya diri.

4) Penggunaan pendekataan-pendekatan pembelajaran dan metode yang sesuai dapat memperbaiki mutu pembelajaran di kelas.

5) Memberikan motivasi kepada rekan kerja yang lain untuk melakukan penelitian di dalam kelas guna memperbaiki hasil pembelajaran.

6) Guru dapat menemukan sebuah pendekatan yang tepat yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada pelajaran sains peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis.


(16)

7

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah yang tercermin dalam peningkatan kemampuan profesional guru, perbaikan proses dan hasil belajar peserta didik, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di sekolah khususnya di SLB Negeri Ciamis.

3) Dijadikan sebagai tolak ukur proses dan hasil belajar atau prestasi sekolah pada umumnya

4) Peningakatan hasil belajar peserta didik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan SLB di Ciamis.


(17)

31

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan paparan gabungan definisi dari tiga

kata “Penilitian, Tindakan dan Kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati

suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan Kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.

Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, baik dirinya sebagai aktor dalam penelitian maupun dilakukan secara berkolaborasi dengan teman sejawat, maka secara bertahap dan berkelanjutan professional guru akan dapat meningkat dengan dasar penekanan pada prinsip emansipasi, artinya guru memiliki kesamaan hak untuk memperbaiki tindakan dalam mengajar secara otonomi.

Alasan-alasan penggunaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep perubahan wujud benda yang merupakan masalah aktual yang dihadapi peneliti saat ini.


(18)

32

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penelitian dilakukan sendiri oleh guru di dalam kelas dan tanpa mengorbankan pembelajaran, karena dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari.

4. Melalui PTK guru dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktek pembelajaran yang dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

5. Penelitian dilaksanakan berdaur siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahapan yakni : tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Setting Penelitian

Masalah pada penelitian bukanlah merupakan hasil dari kajian teoritis atau hasil kajian penelitian terdahulu, tetapi merupakan permasalahan nyata dan aktual terjadi dalam pembelajaran di kelas. Permasalahan yang akan diteliti yaitu pada mata pelajaran sains sub pokok bahasan tentang perubahan wujud benda.

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 yaitu pada Bulan Januari 2013. Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik tunarungu kelas D-IV SLB Negeri Ciamis yang beralamat Jalan Jenderal Sudirman Nomor 191 Ciamis, Jawa Barat. Jumlah peserta didik terdiri dari empat orang yang terdiri dari satu orang peserta didik laki-laki dan tiga orang peserta didik perempuan. Peserta didik tersebut berinisial AD, WT, AN dan RT. AD salah satu peserta didik yang memiliki kepribadian pendiam namun pada mata pelajaran lain AD sering mendapatkan nilai yang cukup baik, sedangkan WT dan AN merupakan siswi tunarungu dengan prestasi yang kurang baik, mereka berdua seringkali mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran, hal tersebut mungkin dikarenakan kurang diasahnya sisa–sisa pendengaran yang mereka miliki dan kemampuan artikulasi yang belum baik sehingga sangat sulit menerima informasi pembelajaran. Sedangkan RT merupakan pindahan dari sekolah lain, RT termasuk anak yang cerdas kemampuan artikulasi yang baik membuat RT sering bertanya ketika pembelajaran.


(19)

33

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Siklus Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam empat tahapan yang bersifat spiral dan siklus tahapan tersebut meliputi: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan ( Planing )

Tahap perencanaan, peneliti selaku guru kelas menyusun rencana tindakan berdasarkan permasalahan di lapangan, seperti bahan atau materi pelajaran yang akan diberikan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat pedoman observasi dan menyusun alat evaluasi. Tahap ini peneliti melakukan observasi awal yang berkaitan dengan situasi belajar dan kemampuan awal peserta didik. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahapan kedua ini ialah melaksanakan tindakan dengan melakukan proses pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menggunakan pendekatan keterampilan proses. Tahapan ini peneliti berkoloborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat (observer) sehingga observer dapat mengamati dan mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi ketika tindakan dilakukan. Fokus utama yang dijadikan kajian dalam tindakan ini adalah :

a. Kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran perubahan wujud benda dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

b. Kinerja peserta didik dalam mengikuti pembelajaran perubahan wujud benda melalui pendekatan keterampilan proses.

c. Hasil akhir berupa prestasi belajar peserta didik dalam memahami konsep perubahan wujud benda.

3. Observasi (Observing)

Tahap ini, pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif dari sebuah observasi/pengamatan maka observasi/pengamatan dilakukan selain oleh peneliti juga melibatkan satu


(20)

34

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang guru. Hasil observasi dan pengamatan berupa catatan-catatan tentang seluruh kegiatan proses belajar mengajar dari awal hingga akhir.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan refleksi ini peneliti dan observer mendiskusikan hasil-hasil yang diperoleh melalui pengamatan tadi. Berdasarkan hasil pengamatan itulah peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Dengan demikian, peneliti dan observer akan dapat mengetahui efektivitas pembelajaran perubahan wujud benda melalui pendekatan keterampilan proses pada anak tunarungu. Jika hasil refleksi menunjukan perlu adanya perbaikan atas tindakan pertama, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi pada tindakan selanjutnya. Tindakan yang dilaksanakan selanjutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya tetapi memperbaiki dan menyempurnakannya menjadi rencana yang lebih baik. Hal ini dilakukan sebagai siklus kedua. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti ini benar-benar dapat dipecahkan secara optimal sebagai upaya peningkatan hasil pembelajaran. Langkah pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut:


(21)

35

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rencana Tindakan

Tindakan I

Observasi

Refleksi

Rencana Tindakan

Tindakan II

Observasi

Refleksi

Tindakan Selanjutnya

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2) Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Setelah melakukan refleksi awal tentang kemampuan peserta didik tunarungu mengenai pemahaman konsep perubahan wujud benda dalam mata pelajaran sains, maka dirumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses. Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu disusun tahapan-tahan kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun desain materi dengan sistematis

2) Mengkonsultasikan materi yang telah disusun dengan kepala sekolah, dan teman sejawat

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai materi yang akan disampaikan.


(22)

36

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Menyiapkan lembar evaluasi

5) Menyiapkan instrument observasi untuk guru dan peserta didik

6) Menyeting ruangan kelas yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran pembelajaran.

b. Tindakan I

Tindakan merupakan pelaksanaan dari hasil perencanaan pembelajaran yang telah disusun sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang diinginkan. Untuk mempermudah melakukan tindakan dan tidak keluar jalur maka perlu dibuat skenario pembelajaran yaitu :

1) Memeriksa kelengkapan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran tentang perubahan wujud benda.

2) Mengkondisikan peserta didik pada situasi pembelajaran melalui :

Menyiapkan tempat duduk peserta didik, menyapa peserta didik

mengucapkan salam, berdo’a sebelum memulai pembelajaran, mengabsen

peserta didik, menyiapkan media dan alat-alat pembelajaran yang akan digunakan.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai perubahan wujud benda

4) Melakukan apersepsi dengan mengecek kemampuan dan pengetahuan peserta didik tentang macam-macam wujud benda.

5) Menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui penggunaan keterampilan proses pada perubahan wujud benda.

6) Membimbing peserta didik di dalam kelas baik secara individual maupun dalam kelompok dalam kegiatan:

a. Mengamati masalah yaitu guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi perubahan wujud benda.

b. Menggolongkan (mengklasifikasi) yaitu guru membimbing peserta didik untuk menggolong-golongkan dan mengklasifikasi masalah berdasarkan


(23)

37

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dan informasi awal yang telah ditemukan yaitu mana yang termasuk benda padat, benda cair dan benda gas beserta contohnya masing-masing. c. Menafsirkan yaitu guru membimbing peserta didik untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi perubahan wujud benda yang terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Meramalkan yaitu guru membimbing peserta didik untuk meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi perubahan wujud benda.

e. Menerapkan yaitu guru membimbing peserta didik untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku f. Merencanakan penelitian yaitu guru membimbing peserta didik untuk

menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal peserta didik terhadap masalah

g. Mengkomunikasikan yaitu guru membimbing peserta didik untuk mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan.

7) Melakukan evaluasi dan menilai hasil kerja peserta didik. c. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengamati dampak atau hasil dari tindakan proses pembelajaran yang diberikan pada peserta didik, sasarannya untuk mengamati apakah tindakan yang diberikan pada peserta didik tersebut memberikan pengaruh terhadap perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik atau tidak. Observasi dilakukan oleh observer sebagai anggota penelitian yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran ketika tindakan dilakukan. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan instrument observasi yang telah disiapkan sebelumnya, hasil dari pengamatan ini dapat dijadikan data.


(24)

38

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Refleksi adalah mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang sudah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, yang kemudian didiskusikan dengan anggota peneliti lain untuk merencanakan tindakan perbaikan pada hal-hal yang dianggap masih kurang. Proses yang dilakukan peneliti pada tahan ini adalah :

1) Menganalisis data

Data yang ada berdasarkan format observasi guru dan peserta didik, hasil belajar sisawa, didiskusikan dengan anggota penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dialami pada saat tindakan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses.

2) Mereduksi data

Kegiatan mengumpulkan data yang benar-benar diperlukan untuk menunjang laporan dan menyimpan data yang tidak terpakai untuk arsip yang dapat digunakan lagi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

3) Menyusun langkah-langkah perbaikan

Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang hambatan dan permasalahan yang ada, pada kegiatan ini peneliti menyusun rencana selanjutnya untuk merumuskan tindakan siklus ke dua dengan mengacu pada hal-hal yang dirasakan kurang dalam siklus sebelumnya.

D. Variable Penelitian

Penelitian ini menggunaka dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas

Variabel bebas, yaitu “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam hal

ini yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses. Tahapan Pendekatan Keterampilan Proses yang dijadikan dasar dalam penilitian yaitu : mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan, mengkomunikasikan.


(25)

39

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Variabel terikat

Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain, adalah:

1. Observasi: yaitu instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik serta guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer yang tugasnya mencatat secara manual hal-hal yang tercantum pada lembar observasi. Data ini menjadi pertimbangan untuk melakukan refleksi pada siklus berikutnya.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran Sains Kelas IV (terlampir) 3. Tes : yaitu instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis maupun perbuatan yang dilakukan setelah akhir kegiatan pembelajaran. Hasil ini dapat dijadikan untuk memperkuat data meningkatnya kemampuan memahami konsep perubahan wujud benda.

F. Teknik pengolahan data untuk hipotesis tindakan/pertanyaan

1. Data yang sudah terkumpul akan diolah sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai hasil pelaksanaan tindakan tiap siklusnya, yang selanjutnya dijadikan dasar untuk pemecahan masalah pada siklus berikutnya.

2. Data yang diperoleh melalui observasi persiklus, dianalisis untuk menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Melalui kegiatan refleksi, setiap poin yang ada pada lembar observasi dicermati sehingga akan memperoleh kesimpulan rencana perbaikan pada siklus berikutnya.


(26)

40

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Data yang diperoleh melalui tes pada lembar evaluasi dikumpulkan dan dihitung untuk mengetahui ketuntasan belajar dan data inipun dapat untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami konsep perubahan wujud benda.

4. Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena didukung oleh kedua data tersebut.


(27)

64

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi sebelumnya baik dari persiapan, pelaksanaan, maupun prestasi belajar peserta didik dapat mempermudah dalam menyususn perencanaan pembelajaran berikutnya. Perencanaan pembelajaran akan lebih menekankan pada kebutuhan belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini di mulai dari objek nyata atau objek sebenarnya, sehingga peserta didik diharapkan terjun didalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistik, anak juga diajak, dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi dan membuat kesimpulan sendiri, hal ini dapat meberikan pengalaman langsung terhadap perta didik, untuk menambah rasa keingintahuan, mengembangkan keterampilan dan melatih anak untuk terbiasa dalam melakukan suatu penelitian.

Evaluasi pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan keterampilan proses dilakukan sebelum, selama dan setelah pembelajaran dilakukan. Evaluasi tidak hanya ditekankan pada prestasi hasil akhir peserta didik, tetapi lebih pada penilaian bagaimana peserta didik belajar, mengolah perolehannya sehingga dapat dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat. Nilai akhir yang diharapkan tidak hanya peningkatan prestasi belajarnya saja tetapi juga dapat memberikan nilai tambah pada peserta didik dalam mengembangkan nilai sikap pada dirinya sendiri diantaranya kejujuran, rasa ingin tahu, objektif dan disiplin.

,


(28)

65

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui penerapan pendekatan keterampilan proses, kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menyenangkan, terlihat dari antusias dan aktivitas peserta didik dalam melakukan setiap kegiatan pembelajaran, tahapan-tahapan dalam keterampilan proses dapat dilakukan dengan baik oleh peserta didik. Hal ini juga berdampak pada prestasi hasil belajar peserta didik yang mengalami peningkatan. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran materi perubahan wujud benda dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan wujud benda terhadap peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis.

B. Saran

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan perubahan wujud benda peserta didik SDLB. Oleh sebab itu, pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

Ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Sekolah

a. Perlu dimasyarakatkan oleh sekolah kepada guru-guru khususnya guru sains tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses karena pendekatan ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami perubahan wujud benda.

b. Pihak sekolah disarankan hendaknya memasukkan pendekatan ini sebagai salah satu pendekatan yang diterapkan di sekolah.

2. Guru

a. Sebaiknya menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran perubahan wujud benda di SLB.


(29)

66

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang interaktif, agar bisa memberikan pengalaman yang kuat terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar

3. Peneliti Lain

a. Peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada materi lain dalam mata pelajaran sains.

b. Peneliti lain selanjutnya dapat melakukan kepada subjek yang lain dengan karakteristik yang berbeda.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan menemukan terobosan baru yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan penelitian yang penulis lakukan.


(30)

67

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Abruscatto, J. 1992. Teaching Children Science. Boston: Allyn and Bacon. Ali, Muhammad. 2008. Teori Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses,

(Online), Http: // teknodik. net/?p=271 (diagses 18 April 2009).

Ardhana, 1999. Instumen Ilmu SAINS di Sekolah Dasar. Jakarta : Bima Cipta Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta Depdiknas. Direktorl Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Ketenagaan

Delphie,B.(2006) Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Damyati, Dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran..Jakarta:Depdikbud. Darmajo, Hendro, dkk. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud Hafid, Abdul. 1996. Studi Kemampuan Guru SD Menerapkan Pendekatan

Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Kecamatan Sukasari. Tesis. Kota Madya Bandung Bandung : Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Haryanto. 2007. Untuk Sains Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Khaeruddin dan Sujono, E. H. 2005. Pembelajaran SAINS (IPA) Berdasarakan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006. Mata Pelajaran IPA untuk Tingkat SD/MI. Jakarta Depdiknas.

Mangunwijaya. 1998. Berbagai pendekatan Proses Belajar Mengajar. Jakarta

: Bumi Aksara.

Miles, M.B dan Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi .Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia Pers.


(31)

68

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muhiria, 2008. Meningkatkan Pemahaman Konsep Gerak Benda Dalam Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Murid Kelas 1 SDN 2 Takimpo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. UNM.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurkanca. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Narbuko, C dan Abu Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Patta Bundu dan Ratna Kasim. 2006. Penelitian Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran SAINS Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud

Purba dan Wartono. 1991. Apa, Mengapa dan Bagaimana. IKIP Bandung

Rifai, Arman. 1998. Stategi Belajar Mengajar Pendidikan SAINS. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Somad, P dan Tati Hernawati. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Taggart. 1998. Theaction Research Plammer. Deaking Universitas Press. Thaha.2003. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Thamrin, Hartoyo. 1995. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan SAINS di

Sekolah Dasar. Jakarta : Rumin Pustaka Jaya.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.


(32)

69

Elpi Sukaesih, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Anak Tunarungu Kelas IV SLB Negeri Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas

Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia Sidharta, Priguna. 1998. Metode Inquiri Dalam Pengajaran Ilmu SAINS.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sumardi Yosaphat,dkk. 2007. Konsep Dasar IPA .Jakarta: Unuversitas Terbuka.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Widyatiningtyas, Reviandari. 2008. Peranan Guru dalam Melakukan Penilaian Keterampilan Proses. (Online), http: // educare.e-fkipunla.net. (diagses 17 februari 2013)


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi sebelumnya baik dari persiapan, pelaksanaan, maupun prestasi belajar peserta didik dapat mempermudah dalam menyususn perencanaan pembelajaran berikutnya. Perencanaan pembelajaran akan lebih menekankan pada kebutuhan belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini di mulai dari objek nyata atau objek sebenarnya, sehingga peserta didik diharapkan terjun didalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistik, anak juga diajak, dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi dan membuat kesimpulan sendiri, hal ini dapat meberikan pengalaman langsung terhadap perta didik, untuk menambah rasa keingintahuan, mengembangkan keterampilan dan melatih anak untuk terbiasa dalam melakukan suatu penelitian.

Evaluasi pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan keterampilan proses dilakukan sebelum, selama dan setelah pembelajaran dilakukan. Evaluasi tidak hanya ditekankan pada prestasi hasil akhir peserta didik, tetapi lebih pada penilaian bagaimana peserta didik belajar, mengolah perolehannya sehingga dapat dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat. Nilai akhir yang diharapkan tidak hanya peningkatan prestasi belajarnya saja tetapi juga dapat memberikan nilai tambah pada peserta didik dalam mengembangkan nilai sikap pada dirinya sendiri diantaranya kejujuran, rasa ingin tahu, objektif dan disiplin.

,


(2)

Melalui penerapan pendekatan keterampilan proses, kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menyenangkan, terlihat dari antusias dan aktivitas peserta didik dalam melakukan setiap kegiatan pembelajaran, tahapan-tahapan dalam keterampilan proses dapat dilakukan dengan baik oleh peserta didik. Hal ini juga berdampak pada prestasi hasil belajar peserta didik yang mengalami peningkatan. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran materi perubahan wujud benda dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan wujud benda terhadap peserta didik tunarungu kelas IV di SLB Negeri Ciamis.

B. Saran

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan perubahan wujud benda peserta didik SDLB. Oleh sebab itu, pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

Ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Sekolah

a. Perlu dimasyarakatkan oleh sekolah kepada guru-guru khususnya guru sains tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses karena pendekatan ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami perubahan wujud benda.

b. Pihak sekolah disarankan hendaknya memasukkan pendekatan ini sebagai salah satu pendekatan yang diterapkan di sekolah.

2. Guru

a. Sebaiknya menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran perubahan wujud benda di SLB.


(3)

b. Guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang interaktif, agar bisa memberikan pengalaman yang kuat terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar

3. Peneliti Lain

a. Peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada materi lain dalam mata pelajaran sains.

b. Peneliti lain selanjutnya dapat melakukan kepada subjek yang lain dengan karakteristik yang berbeda.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan menemukan terobosan baru yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan penelitian yang penulis lakukan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Abruscatto, J. 1992. Teaching Children Science. Boston: Allyn and Bacon. Ali, Muhammad. 2008. Teori Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses,

(Online), Http: // teknodik. net/?p=271 (diagses 18 April 2009).

Ardhana, 1999. Instumen Ilmu SAINS di Sekolah Dasar. Jakarta : Bima Cipta Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta Depdiknas. Direktorl Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Ketenagaan

Delphie,B.(2006) Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Damyati, Dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran..Jakarta:Depdikbud. Darmajo, Hendro, dkk. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud Hafid, Abdul. 1996. Studi Kemampuan Guru SD Menerapkan Pendekatan

Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Kecamatan Sukasari. Tesis. Kota Madya Bandung Bandung : Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Haryanto. 2007. Untuk Sains Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Khaeruddin dan Sujono, E. H. 2005. Pembelajaran SAINS (IPA) Berdasarakan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006. Mata Pelajaran IPA

untuk Tingkat SD/MI. Jakarta Depdiknas.

Mangunwijaya. 1998. Berbagai pendekatan Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Miles, M.B dan Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi .Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia Pers.


(5)

Muhiria, 2008. Meningkatkan Pemahaman Konsep Gerak Benda Dalam Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Murid Kelas 1 SDN 2 Takimpo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. UNM.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurkanca. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Narbuko, C dan Abu Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Patta Bundu dan Ratna Kasim. 2006. Penelitian Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran SAINS Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud

Purba dan Wartono. 1991. Apa, Mengapa dan Bagaimana. IKIP Bandung

Rifai, Arman. 1998. Stategi Belajar Mengajar Pendidikan SAINS. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Somad, P dan Tati Hernawati. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Taggart. 1998. Theaction Research Plammer. Deaking Universitas Press. Thaha.2003. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Thamrin, Hartoyo. 1995. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan SAINS di

Sekolah Dasar. Jakarta : Rumin Pustaka Jaya.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.


(6)

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas

Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia Sidharta, Priguna. 1998. Metode Inquiri Dalam Pengajaran Ilmu SAINS.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sumardi Yosaphat,dkk. 2007. Konsep Dasar IPA .Jakarta: Unuversitas Terbuka.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Widyatiningtyas, Reviandari. 2008. Peranan Guru dalam Melakukan Penilaian Keterampilan Proses. (Online), http: // educare.e-fkipunla.net. (diagses 17 februari 2013)


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 29

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS.

0 4 42

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 4 24

PENERAPAN PENDEKATAN CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT (CRA)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM MATEMATIKA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV SDLB DI SLB B SUKAPURA BANDUNG.

0 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KONSEP GERAK BENDA DALAM MATA PELAJARAN SAINS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS III.

0 0 31

PENERAPAN PERMAINAN CHEERLEADERS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA UJARAN KATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU.

0 0 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 BRANGKAL KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 17

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) | Karim | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3399 10620 1 PB

0 0 18

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS - repository UPI S PKH 1100697 Title

0 0 4

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Rendeng Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 20152016)

0 0 17