INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN PADA MASA AKHIR KOLONIAL (1900-1942).
INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah
Kepada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C0512024
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
i
INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
Disusun Oleh
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C.0512024
Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing
Prof. Dr. Warto, M. Hum.
NIP. 196109251986031001
Mengetahui,
Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Tiwuk Kusuma Hastuti S.S., M.Hum.
NIP. 197306132000032002
ii
INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
Disusun Oleh
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C0512024
Telah Disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Pada tanggal...................
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua penguji
Dr. Susanto, M.Hum.
NIP. 195911291988031001
Sekretaris penguji
Drs. Supariadi, M.Hum.
NIP. 196207141989031002
Penguji I
Prof. Dr. Warto, M. Hum.
NIP. 196109251986031001
Penguji II
Dra. Sawitri Pri Prabawati, M. Pd.
NIP. 195806011986012001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Prof. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D.
NIP. 196003281986011001
iii
PERNYATAAN
Nama : Ela Aprilia Putriningtias
NIM
: C.0512024
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul ”Industri Perkebunan
Tebu di Residensi Madiun Pada Masa Akhir Kolonial (1900-1942)” adalah betulbetul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal
yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta,
November 2016
Yang membuat pernyataan
Ela Aprilia Putriningtias
iv
MOTTO
“ Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil: kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”
( Evelyn Underhill)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua, Bapak Sumani dan Ibu Sartun
2. Adik Ifan Hana Dwi
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Industri Perkebunan Tebu di Residensi Madiun Pada Masa
Akhir Kolonial (1900-1942”.
Penyusunan skripsi ini melalui proses yang panjang dan di dalamnya
banyak menghadapi hambatan namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi
ini mampu terselesaikan.
Dengan segala kerendahan, keikhlasan dan ketulusan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk belajar dan menyelesaikan studi dengan baik.
2. Tiwuk Kusuma H. S.S, M.Hum selaku Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing
Akademik.
3. Prof. Dr. Warto, M. Hum sebagai Pembimbing I dalam penulisan skripsi yang
selalu sabar memberikan bimbingan dalam menulis dan memahami sejarah.
4. Dra. Sawitri Pri P, M. Hum sebagai Pembimbing II dalam menulis skripsi.
5. Segenap dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan
kepada penulis.
6. Kedua Orang Tua penulis Bapak Sumani dan Ibu Sartun serta Adik Ifan dan
seluruh keluarga yang telah mendukung secara moral dan material hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
7. Terimakasih kepada seluruh pihak Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Jawa Timur, yang telah membantu penulis mencari data untuk melengkapi
penelitian ini.
vii
8. Terimakasih petugas perpustakaan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, yang telah memberi kesempatan penulis mencari data untuk
melengkapi penelitian ini.
9. Terimakasih kepada teman-teman mahasiswa Ilmu Sejarah angkatan 2012
yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk menyelesaikan
penulisan ini.
Penulis sepenuhnya sadar betul bahwa dalam penelitian ini merupakan
proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat memberi
manfaat.
Surakarta,
2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL........................................................................... i
2. HALAMAN PERSETUJUAN............................................................ ii
3. HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii
4. HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... iv
5. HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
6. HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ vi
7. KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
8. DAFTAR ISI..................................................................................... vix
9. DAFTAR TABEL.............................................................................. xii
10. DAFTAR ISTILAH .......................................................................... xiii
11. DAFTAR SINGKATAN ................................................................... xv
12. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvi
13. DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xvii
14. ABSTRAK ....................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
E. Tinjauan Penelitian................................................................. 7
F. Metode Penelitian.................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14
BAB II. GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN ABAD XX... 16
A. Tata Pemerintahan Karesidenan Madiun .............................. 17
B. Kondisi Geografis Madiun ................................................... 19
C. Kondisi Demografis Madiun................................................. 23
ix
1. Pendidikan....................................................................... 27
2. Migrasi ............................................................................ 29
D. Perkembangan Pertanian di Karesidenan Madiun ................ 31
BAB III. INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI MADIUN SEBELUM
KRISIS EKONOMI TAHUN 1929 .............................................................. 42
A. Pabrik-Pabrik Gula di Madiun ............................................. 44
B. Perluasan Areal Tanam Industri Perkebunan Tebu
di Madiun .............................................................................. 51
1. Cara Industri Perkebunan Tebu di Madiun Memperluas
Areal Tanam.................................................................... 53
2. Perluasan Areal Tanam Perkebunan Tebu Pagottan
di Ponorogo ..................................................................... 57
C. Pabrik Gula Redjo Agung, Industri Perkebunan Tebu
Tionghoa Terbesar di Jawa ............................................. 61
D. Irigasi di Madiun Dalam Perkembangan Industri Perkebunan
Tebu....................................................................................... 62
E. Tenaga Kerja Industri Perkebunan Tebu............................... 66
F. Sarana Transportasi............................................................... 72
BAB IV. INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI MADIUN PADA
MASA KRISIS EKONOMI 1929 HINGGA 1942........................................ 79
A. Produksi Gula di Madiun Pada Masa Krisis Ekonomi ........ 81
B. Kendala Pemasaran Gula Pada Masa Krisis Ekonomi.......... 84
C. Upaya Menanggulangi Krisis Ekonomi ............................... 86
1. Pengurangan Areal Tanam Tebu .................................... 88
2. Pengurangan Tenaga Kerja Perkebunan ......................... 90
3. Peralihan Ke Sektor Ekonomi Lain................................. 92
x
BAB V. KESIMPULAN................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98
LAMPIRAN ................................................................................................. 102
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah penduduk Madiun tahun 1905-1920...................................... 24
2. Perbandingan jumlah pendudk laki-laki dan
Perempuan di Karesidenan Madiun tahun 1920 ................................ 26
3. Luas tanah garapan di Madiun sejak 1918-1929................................ 34
4. Jumlah produksi gabah di Madiun 1918-1929................................... 34
5. Luas areal tanam pertanian di Madiun tahun 1918-1929................... 36
6. Produksi pertanian di Madiun tahun 1918-1929................................ 37
7. Produksi gula di Madiun tahun 1916 ................................................. 58
8. Luas areal tanam pabrik gula Pagottan di Ponorogo.......................... 59
9. Jumlah petani di Madiun tahun 1920-1930........................................ 69
10. Upah rata-rata bagi buruh di Hindia Belanda
tahun 1900-1931 ................................................................................ 70
11. Jumlah tenaga kerja perkebunan tebu di Madiun
tahun 1920-1930 ................................................................................ 72
xii
DAFTAR ISTILAH
Afdeling/Afdelingen
suatu wilayah administratif pada masa kolonial Hindia
Belanda setingkat kabupaten
Alluvial
jenis tanah liat yang dapat menampung air hujan
Bau
ukuran luasan tanah (7096 M²)
Centaur
istilah dalam mitologi Yunani yang mengibaratkan
manusia setengah kuda (dalam hal ini menggambarkan
adanya hubungan ketergantungan
antara industri
perkebunan dan masyarakat pribumi)
Cultuur Banken
Bank
yang
memberikan
kredit
lunak
terhadap
perusahaan perkebunan
Eigendom
hak milik mutlak
Eksploitasi
pengambilan sumber daya alam untuk dipakai dalam
berbagai kebutuhan manusia
Erpacht
hak sewa atas tanah
Imperialisme
bangsa yang menjalankan politik menjajah bangsa lain
untuk kepentingan industri dan modal
Jaman mallaise/meleset
masa krisis ekonomi tahun 1929
Kapitalisme
sistem ekonomi yang modalnya bersumber pada modal
pribadi atau perusahaan swasta dengan ciri persaingan
dalam pasar bebas
Kopschool
sekolah bagi kaum wanita
xiii
Oetjeng
seorang yang bertugas untuk mengatur irigasi sawah
dan perkebunan tebu
Ordonansi
peraturan pemerintah
Pikul
setara dengan 61,76 Kg
Ploeg
pembagian kelompok kerja
Polittical broker
seorang yang mampu mempengaruhi orang-orang
untuk satu hal tertentu demi kepentingan politik dan
keuangan
Regentschap
istilah untuk menyebut kabupaten
Staatsblad
lembaran-lembaran negara pada masa Hindia Belanda
Tweede klasse
kelas pribumi, setingkat sekolah dasar kelas dua
Vervolg school
kelas sambungan, setelah lulus dari Volkschool
(sekolah desa)
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AVROS
Algemeene Vereniging van Rubber Planters ter
Oostkust van Sumatra
NILM
National Industrie En Landbouw Maatschappy
VVCMC
Verenigde Vorsendsche Cultural Maatschappy
NHM
Nederlands Hendel Maatschapij
POJ
Proefstation Oost Java
NIVAS
Nederlandsch Indie Veereningde Voor De Afzet Van
Suiker
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Peta geografis Madiun........................................................................ 22
2. Kali Madiun tahun 1916-1919 ........................................................... 39
3. Pabrik gula Redjo Agoeng tahun 1910 .............................................. 46
4. Peta lokasi pabrik gula Pagottan ........................................................ 47
5. Mesin ruang pabrik gula Pagottan...................................................... 50
6. Saluran irigasi di telaga Ngebel tahun 1930 ...................................... 65
7. Peta jalur kereta Madiun-Ponorogo abad XX .................................... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Landbouw nomor 43 (Nota Over Den Inveloet Van De
Particuliere Suikerriet-Cultuur Op De Teelt Van Inlandsche Voe
Dings Gewassen Batavia Landsdrukkerij 1900).............................. 102
2. Volkstelling 1920 ( sensus penduduk tahun 1905-1920)................... 104
3. Verslag nomor 379 ( hasil panen pabrik gula Pagottan
tahun 1887-1922) ............................................................................ 107
4. Volkstelling 1930 ( jumlah petani di Jawa Timur sejak
tahun 1921-1930) ............................................................................ 111
5. Volkstelling 1930 ( jumlah tenaga kerja perempuan dan laki-laki
pada sensus penduduk tahun 1930)................................................... 112
6. Volkstelling 1930 ( jumlah tenaga kerja perkebunan tebu
pada tahun 1930) ............................................................................ 113
7. Indisch Courant, 14 Maret 1927 ....................................................... 114
8. De Telegraaf, 28 Desember 1934 ..................................................... 115
9. Indisch Courant, 7 Februari 1934 .................................................... 117
xvii
ABSTRAK
Ela Aprilia Putriningtias. C.0512024. 2016. Industri Perkebunan Tebu di
Residensi Madiun Pada Masa Akhir Kolonial (1900-1942). Skripsi: Program
Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Penelitian sejarah industri perkebunan tebu di Madiun pada masa kolonial
akhir ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri perkebunan tebu di Madiun
sebelum krisis ekonomi tahun 1929 dan untuk mengetahui perkembangan industri
perkebunan tebu di Madiun pada masa krisis ekonomi 1929 dan sesudahnya
hingga tahun 1942.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap
heuristik, yakni pengumpulan data dari berbagai sumber sejarah sezaman yang
berupa arsip dan dokumen. Tahap selanjutnya kritik sumber, yakni untuk
mendapatkan data yang valid, interpretasi yaitu tahap menganalisis data sehingga
memperoleh fakta dalam suatu peristiwa, dan terakhir penulisan hasil penelitian
atau historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan industri
perkebunan tebu di Madiun sebelum krisis ekonomi 1929 terus mengalami
peningkatan yakni meliputi perluasan areal tanam, peningkatan jumlah tenaga
kerja yang terserap, perkembangan sarana transportasi, serta pembangunan sarana
irigasi. Adanya kelonggaran dalam penyewaan tanah telah terjadi sejak tahun
1870 terkait adanya UUA ((Undang-Undang Agraria), hingga pada tahun 1918
muncul ketentuan No. 88 mengenai adanya hak industri untuk mengatur upah
maupun sewa sendiri. Ketentuan tersebut memberikan kompensasi perpanjangan
hak sewa bagi industri gula hingga lima puluh tahun, ini menjadi faktor penting
awal pertumbuhan industri perkebunan tebu pada abad ke-20. Memasuki
dasawarsa ketiga abad dua puluh produksi gula di Madiun semakin melimpah
bahkan mengalami penumpukan produksi. Namun pada tahun 1929 krisis
ekonomi menimpa perekonomian Hindia Belanda, perkebunan tebu di Madiun
mengalami kemerosotan. Untuk mengatasi kebangkritan industri gula, pemerintah
melakukan pembatasan terhadap arus distribusi gula.
Industri perkebunan tebu di Residensi Madiun pada masa akhir kolonial
(1900-1942) mengalami kenaikan dan kemerosotan. Adapun nilai penting dari
perkembangan industri perkebunan tebu adalah menjadi proses peredaran arus
uang di kalangan masyarakat yang diperoleh dari upah kerja maupun upah sewa.
Kata kunci: krisis ekonomi, masa kolonial akhir, perkebunan, tebu, Madiun.
xviii
ABSTRACT
Ela Aprilia Putriningtias. C.0512024. 2016. Sugarcane Plantation Industry in
Madiun Residency During The End of Colonial Period (1900-1942). Thesis:
Studies Program History Faculty of Humanities Sebelas Maret University
Surakarta.
Research the history of the industry of sugarcane plantationin Madiun at
the end of the colonial period had several objectivesto determine the condition of
sugarcane plantation industry in Madiun before the economic crisis of 1929 and to
know the development of the industry of sugarcane plantation in Madiun during
the crisis economic of 1929 until 1942.
This research uses history approach that began with a heuristic stage, the
collection of data from various sources of contemporary history consist of
archives and documents. The next stage of source criticism, which is to obtain
valid data, the interpretation is the stage of analyzing the data so as to obtain the
facts of an event, and the latter wrote a research report or historiography.
Results from this study indicate that the development sugarcane plantation
industry in Madiun residency before the economic crisis always increased, which
consists of the expansion of planting area, increased number of workers, the
developed transportation, and expansed irrigations. Flexibility towards land rent
had been occured since 1870 related to UUA (Agrarisch Wet), until in 1918 the
emerged industry provisions regard their right to regulate wages and rent to own.
There were requirements prolongation of rent-right for sugar industry up to 50
years, this became an important factor for early sugarcane plantation development
in 20th century, production of sugar in Madiun became more abundant even there
was a stack of sugar production, but in 1929 economic crisis effected Dutch east
Indie’s ecomony, sugarcane plantation in Madiun had been in decline. To
resolved bankruptcy of sugar industry, the government limited the distribution of
sugar.
Sugarcane plantation industri in Madiun Residency during the end of
colonial period (1900-1942) increased and decreased, indirrectly sugarcane
plantation industry became a cash flow process in society, from wages or rent the
land acquired.
Keywords: economic crisis, the end of the colonial periode, plantation, sugarcane,
Madiun
xix
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah
Kepada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C0512024
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
i
INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
Disusun Oleh
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C.0512024
Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing
Prof. Dr. Warto, M. Hum.
NIP. 196109251986031001
Mengetahui,
Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Tiwuk Kusuma Hastuti S.S., M.Hum.
NIP. 197306132000032002
ii
INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI RESIDENSI MADIUN
PADA MASA AKHIR KOLONIAL
(1900-1942)
Disusun Oleh
ELA APRILIA PUTRININGTIAS
C0512024
Telah Disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Pada tanggal...................
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua penguji
Dr. Susanto, M.Hum.
NIP. 195911291988031001
Sekretaris penguji
Drs. Supariadi, M.Hum.
NIP. 196207141989031002
Penguji I
Prof. Dr. Warto, M. Hum.
NIP. 196109251986031001
Penguji II
Dra. Sawitri Pri Prabawati, M. Pd.
NIP. 195806011986012001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Prof. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D.
NIP. 196003281986011001
iii
PERNYATAAN
Nama : Ela Aprilia Putriningtias
NIM
: C.0512024
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul ”Industri Perkebunan
Tebu di Residensi Madiun Pada Masa Akhir Kolonial (1900-1942)” adalah betulbetul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal
yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta,
November 2016
Yang membuat pernyataan
Ela Aprilia Putriningtias
iv
MOTTO
“ Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil: kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”
( Evelyn Underhill)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua, Bapak Sumani dan Ibu Sartun
2. Adik Ifan Hana Dwi
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Industri Perkebunan Tebu di Residensi Madiun Pada Masa
Akhir Kolonial (1900-1942”.
Penyusunan skripsi ini melalui proses yang panjang dan di dalamnya
banyak menghadapi hambatan namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi
ini mampu terselesaikan.
Dengan segala kerendahan, keikhlasan dan ketulusan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk belajar dan menyelesaikan studi dengan baik.
2. Tiwuk Kusuma H. S.S, M.Hum selaku Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing
Akademik.
3. Prof. Dr. Warto, M. Hum sebagai Pembimbing I dalam penulisan skripsi yang
selalu sabar memberikan bimbingan dalam menulis dan memahami sejarah.
4. Dra. Sawitri Pri P, M. Hum sebagai Pembimbing II dalam menulis skripsi.
5. Segenap dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan
kepada penulis.
6. Kedua Orang Tua penulis Bapak Sumani dan Ibu Sartun serta Adik Ifan dan
seluruh keluarga yang telah mendukung secara moral dan material hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
7. Terimakasih kepada seluruh pihak Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Jawa Timur, yang telah membantu penulis mencari data untuk melengkapi
penelitian ini.
vii
8. Terimakasih petugas perpustakaan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, yang telah memberi kesempatan penulis mencari data untuk
melengkapi penelitian ini.
9. Terimakasih kepada teman-teman mahasiswa Ilmu Sejarah angkatan 2012
yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk menyelesaikan
penulisan ini.
Penulis sepenuhnya sadar betul bahwa dalam penelitian ini merupakan
proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat memberi
manfaat.
Surakarta,
2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL........................................................................... i
2. HALAMAN PERSETUJUAN............................................................ ii
3. HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii
4. HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... iv
5. HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
6. HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ vi
7. KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
8. DAFTAR ISI..................................................................................... vix
9. DAFTAR TABEL.............................................................................. xii
10. DAFTAR ISTILAH .......................................................................... xiii
11. DAFTAR SINGKATAN ................................................................... xv
12. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvi
13. DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xvii
14. ABSTRAK ....................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
E. Tinjauan Penelitian................................................................. 7
F. Metode Penelitian.................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14
BAB II. GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN ABAD XX... 16
A. Tata Pemerintahan Karesidenan Madiun .............................. 17
B. Kondisi Geografis Madiun ................................................... 19
C. Kondisi Demografis Madiun................................................. 23
ix
1. Pendidikan....................................................................... 27
2. Migrasi ............................................................................ 29
D. Perkembangan Pertanian di Karesidenan Madiun ................ 31
BAB III. INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI MADIUN SEBELUM
KRISIS EKONOMI TAHUN 1929 .............................................................. 42
A. Pabrik-Pabrik Gula di Madiun ............................................. 44
B. Perluasan Areal Tanam Industri Perkebunan Tebu
di Madiun .............................................................................. 51
1. Cara Industri Perkebunan Tebu di Madiun Memperluas
Areal Tanam.................................................................... 53
2. Perluasan Areal Tanam Perkebunan Tebu Pagottan
di Ponorogo ..................................................................... 57
C. Pabrik Gula Redjo Agung, Industri Perkebunan Tebu
Tionghoa Terbesar di Jawa ............................................. 61
D. Irigasi di Madiun Dalam Perkembangan Industri Perkebunan
Tebu....................................................................................... 62
E. Tenaga Kerja Industri Perkebunan Tebu............................... 66
F. Sarana Transportasi............................................................... 72
BAB IV. INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI MADIUN PADA
MASA KRISIS EKONOMI 1929 HINGGA 1942........................................ 79
A. Produksi Gula di Madiun Pada Masa Krisis Ekonomi ........ 81
B. Kendala Pemasaran Gula Pada Masa Krisis Ekonomi.......... 84
C. Upaya Menanggulangi Krisis Ekonomi ............................... 86
1. Pengurangan Areal Tanam Tebu .................................... 88
2. Pengurangan Tenaga Kerja Perkebunan ......................... 90
3. Peralihan Ke Sektor Ekonomi Lain................................. 92
x
BAB V. KESIMPULAN................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98
LAMPIRAN ................................................................................................. 102
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah penduduk Madiun tahun 1905-1920...................................... 24
2. Perbandingan jumlah pendudk laki-laki dan
Perempuan di Karesidenan Madiun tahun 1920 ................................ 26
3. Luas tanah garapan di Madiun sejak 1918-1929................................ 34
4. Jumlah produksi gabah di Madiun 1918-1929................................... 34
5. Luas areal tanam pertanian di Madiun tahun 1918-1929................... 36
6. Produksi pertanian di Madiun tahun 1918-1929................................ 37
7. Produksi gula di Madiun tahun 1916 ................................................. 58
8. Luas areal tanam pabrik gula Pagottan di Ponorogo.......................... 59
9. Jumlah petani di Madiun tahun 1920-1930........................................ 69
10. Upah rata-rata bagi buruh di Hindia Belanda
tahun 1900-1931 ................................................................................ 70
11. Jumlah tenaga kerja perkebunan tebu di Madiun
tahun 1920-1930 ................................................................................ 72
xii
DAFTAR ISTILAH
Afdeling/Afdelingen
suatu wilayah administratif pada masa kolonial Hindia
Belanda setingkat kabupaten
Alluvial
jenis tanah liat yang dapat menampung air hujan
Bau
ukuran luasan tanah (7096 M²)
Centaur
istilah dalam mitologi Yunani yang mengibaratkan
manusia setengah kuda (dalam hal ini menggambarkan
adanya hubungan ketergantungan
antara industri
perkebunan dan masyarakat pribumi)
Cultuur Banken
Bank
yang
memberikan
kredit
lunak
terhadap
perusahaan perkebunan
Eigendom
hak milik mutlak
Eksploitasi
pengambilan sumber daya alam untuk dipakai dalam
berbagai kebutuhan manusia
Erpacht
hak sewa atas tanah
Imperialisme
bangsa yang menjalankan politik menjajah bangsa lain
untuk kepentingan industri dan modal
Jaman mallaise/meleset
masa krisis ekonomi tahun 1929
Kapitalisme
sistem ekonomi yang modalnya bersumber pada modal
pribadi atau perusahaan swasta dengan ciri persaingan
dalam pasar bebas
Kopschool
sekolah bagi kaum wanita
xiii
Oetjeng
seorang yang bertugas untuk mengatur irigasi sawah
dan perkebunan tebu
Ordonansi
peraturan pemerintah
Pikul
setara dengan 61,76 Kg
Ploeg
pembagian kelompok kerja
Polittical broker
seorang yang mampu mempengaruhi orang-orang
untuk satu hal tertentu demi kepentingan politik dan
keuangan
Regentschap
istilah untuk menyebut kabupaten
Staatsblad
lembaran-lembaran negara pada masa Hindia Belanda
Tweede klasse
kelas pribumi, setingkat sekolah dasar kelas dua
Vervolg school
kelas sambungan, setelah lulus dari Volkschool
(sekolah desa)
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AVROS
Algemeene Vereniging van Rubber Planters ter
Oostkust van Sumatra
NILM
National Industrie En Landbouw Maatschappy
VVCMC
Verenigde Vorsendsche Cultural Maatschappy
NHM
Nederlands Hendel Maatschapij
POJ
Proefstation Oost Java
NIVAS
Nederlandsch Indie Veereningde Voor De Afzet Van
Suiker
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Peta geografis Madiun........................................................................ 22
2. Kali Madiun tahun 1916-1919 ........................................................... 39
3. Pabrik gula Redjo Agoeng tahun 1910 .............................................. 46
4. Peta lokasi pabrik gula Pagottan ........................................................ 47
5. Mesin ruang pabrik gula Pagottan...................................................... 50
6. Saluran irigasi di telaga Ngebel tahun 1930 ...................................... 65
7. Peta jalur kereta Madiun-Ponorogo abad XX .................................... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Landbouw nomor 43 (Nota Over Den Inveloet Van De
Particuliere Suikerriet-Cultuur Op De Teelt Van Inlandsche Voe
Dings Gewassen Batavia Landsdrukkerij 1900).............................. 102
2. Volkstelling 1920 ( sensus penduduk tahun 1905-1920)................... 104
3. Verslag nomor 379 ( hasil panen pabrik gula Pagottan
tahun 1887-1922) ............................................................................ 107
4. Volkstelling 1930 ( jumlah petani di Jawa Timur sejak
tahun 1921-1930) ............................................................................ 111
5. Volkstelling 1930 ( jumlah tenaga kerja perempuan dan laki-laki
pada sensus penduduk tahun 1930)................................................... 112
6. Volkstelling 1930 ( jumlah tenaga kerja perkebunan tebu
pada tahun 1930) ............................................................................ 113
7. Indisch Courant, 14 Maret 1927 ....................................................... 114
8. De Telegraaf, 28 Desember 1934 ..................................................... 115
9. Indisch Courant, 7 Februari 1934 .................................................... 117
xvii
ABSTRAK
Ela Aprilia Putriningtias. C.0512024. 2016. Industri Perkebunan Tebu di
Residensi Madiun Pada Masa Akhir Kolonial (1900-1942). Skripsi: Program
Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Penelitian sejarah industri perkebunan tebu di Madiun pada masa kolonial
akhir ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri perkebunan tebu di Madiun
sebelum krisis ekonomi tahun 1929 dan untuk mengetahui perkembangan industri
perkebunan tebu di Madiun pada masa krisis ekonomi 1929 dan sesudahnya
hingga tahun 1942.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap
heuristik, yakni pengumpulan data dari berbagai sumber sejarah sezaman yang
berupa arsip dan dokumen. Tahap selanjutnya kritik sumber, yakni untuk
mendapatkan data yang valid, interpretasi yaitu tahap menganalisis data sehingga
memperoleh fakta dalam suatu peristiwa, dan terakhir penulisan hasil penelitian
atau historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan industri
perkebunan tebu di Madiun sebelum krisis ekonomi 1929 terus mengalami
peningkatan yakni meliputi perluasan areal tanam, peningkatan jumlah tenaga
kerja yang terserap, perkembangan sarana transportasi, serta pembangunan sarana
irigasi. Adanya kelonggaran dalam penyewaan tanah telah terjadi sejak tahun
1870 terkait adanya UUA ((Undang-Undang Agraria), hingga pada tahun 1918
muncul ketentuan No. 88 mengenai adanya hak industri untuk mengatur upah
maupun sewa sendiri. Ketentuan tersebut memberikan kompensasi perpanjangan
hak sewa bagi industri gula hingga lima puluh tahun, ini menjadi faktor penting
awal pertumbuhan industri perkebunan tebu pada abad ke-20. Memasuki
dasawarsa ketiga abad dua puluh produksi gula di Madiun semakin melimpah
bahkan mengalami penumpukan produksi. Namun pada tahun 1929 krisis
ekonomi menimpa perekonomian Hindia Belanda, perkebunan tebu di Madiun
mengalami kemerosotan. Untuk mengatasi kebangkritan industri gula, pemerintah
melakukan pembatasan terhadap arus distribusi gula.
Industri perkebunan tebu di Residensi Madiun pada masa akhir kolonial
(1900-1942) mengalami kenaikan dan kemerosotan. Adapun nilai penting dari
perkembangan industri perkebunan tebu adalah menjadi proses peredaran arus
uang di kalangan masyarakat yang diperoleh dari upah kerja maupun upah sewa.
Kata kunci: krisis ekonomi, masa kolonial akhir, perkebunan, tebu, Madiun.
xviii
ABSTRACT
Ela Aprilia Putriningtias. C.0512024. 2016. Sugarcane Plantation Industry in
Madiun Residency During The End of Colonial Period (1900-1942). Thesis:
Studies Program History Faculty of Humanities Sebelas Maret University
Surakarta.
Research the history of the industry of sugarcane plantationin Madiun at
the end of the colonial period had several objectivesto determine the condition of
sugarcane plantation industry in Madiun before the economic crisis of 1929 and to
know the development of the industry of sugarcane plantation in Madiun during
the crisis economic of 1929 until 1942.
This research uses history approach that began with a heuristic stage, the
collection of data from various sources of contemporary history consist of
archives and documents. The next stage of source criticism, which is to obtain
valid data, the interpretation is the stage of analyzing the data so as to obtain the
facts of an event, and the latter wrote a research report or historiography.
Results from this study indicate that the development sugarcane plantation
industry in Madiun residency before the economic crisis always increased, which
consists of the expansion of planting area, increased number of workers, the
developed transportation, and expansed irrigations. Flexibility towards land rent
had been occured since 1870 related to UUA (Agrarisch Wet), until in 1918 the
emerged industry provisions regard their right to regulate wages and rent to own.
There were requirements prolongation of rent-right for sugar industry up to 50
years, this became an important factor for early sugarcane plantation development
in 20th century, production of sugar in Madiun became more abundant even there
was a stack of sugar production, but in 1929 economic crisis effected Dutch east
Indie’s ecomony, sugarcane plantation in Madiun had been in decline. To
resolved bankruptcy of sugar industry, the government limited the distribution of
sugar.
Sugarcane plantation industri in Madiun Residency during the end of
colonial period (1900-1942) increased and decreased, indirrectly sugarcane
plantation industry became a cash flow process in society, from wages or rent the
land acquired.
Keywords: economic crisis, the end of the colonial periode, plantation, sugarcane,
Madiun
xix