PENGARUH MODEL SAINS TEKNOLOGI MAYARAKAT (STM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN (Penelitian True Eksperiment di Kelas IV SDN Sindanghaji I dan SDN Tarikolot I Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka).

(1)

PENGARUH MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD KELAS IV PADA MATERI

PERUBAHAN LINGKUNGAN

(Penelitian Eksperimen di Kelas IV

SDN Sindanghaji I dan SDN Tarikolot I Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NOVIANTI TRISNA DEWI

0903247

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PENGARUH MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD KELAS IV PADA MATERI

PERUBAHAN LINGKUNGAN (Penelitian Eksperimen di Kelas IV

SDN Sindanghaji I dan SDN Tarikolot I Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka )

Oleh

Novianti Trisna Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Novianti Trisna Dewi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Batasan Istilah ... 5

BAB II STUDI LITERATUR ... 6

A. Hakikat Pembelajaran IPA ... 6

1. Pengertian IPA ... 6

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 7

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA... 7

4. Pembelajaran IPA di SD ... 8

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di SD ... 9

B. Teori Belajar IPA ... 10

1. Teori Belajar Piaget... 10

2. Teori Belajar Bruner ... 10

C. Model Pembelajaran... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 11

2. Manfaat Model Pembelajaran ... 11

D. Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) ... 12

1. Pengertian Model STM ... 12

2. Langkah-langkah pembelajaran model STM ... 13

3. Kelebihan Model STM ... 13

4. Kekurangan Model STM... 14

E. Pembelajaran Konvensional ... 14

F. Hasil Belajar Siswa ... 14

G. Materi Perubahan Lingkungan ... 15

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17

I. HipotesisPenelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode dan Desain Penelitian ... 20


(4)

2. Desain Penelitian ... 20

B. Subjek Penelitian ... 22

1. Populasi ... 22

2. Sampel ... 22

C. Prosedur Penelitian... 23

1. Tahap Perencanaan... 23

2. Tahap Pelaksanaan ... 23

3. AlurPenelitian ... 25

D. Instrument Penelitian ... 26

1. Soal Tes ... 26

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 26

1. Teknik Pengolahan Data ... 26

2. Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Pretes ... 33

a. Uji Normalitas ... 37

b. Pengujian Hipotesis ... 39

2. Hasil Postes ... 40

a. Uji Normalitas ... 44

b. Pengujian Hipotesis ... 46

3. Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah ... 46

a. Rumusan Masalah 1 ... 46

b. Rumusan Masalah 2 ... 47

c. Uji N-Gain ... 48

B. Pembahasan ... 48

1. Data Proses Pembelajaran ... 48

a. Proses Pembelajaran di Kelompok Kontrol ... 48

b. Proses Pembelajaran di Kelompok Eksperimen ... 49

c. Perubahan Kemampuan Siswa Kelompok Kontrol... 50

d. Perubahan Kemampuan Siswa Kelompok Eksperimen ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Pretest-Posttest Control Group ... 21

3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 22

3.3 Kriteria Kolerasi Koefisien ... 27

3.4 Klarifikasi Koefisien Reliabilitas ... 28

3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 29

3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 29

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 30

4.1 Data Hasil Pretes Kelompok Eksperimen ... 33

4.2 Distribusi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen ... 34

4.3 Data Hasil Pretes Kelompok Kontrol ... 35

4.4 Distribusi Nilai Pretes Kelompok Kontrol ... 36

4.5 Uji Normalitas Pretes ... 38

4.6 Data Hasil Postes Kelompok Eksperimen... 40

4.7 Distribusi Nilai Postes Kelompok Eksperimen ... 41

4.8 Data Hasil Postes Kelompok Kontrol ... 42

4.9 Distribusi Nilai Postes Kelompok Kontrol ... 43

4.10 Uji Normalitas Postes ... 44


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman 3.1 Bagan Alur Penelitian ... 25


(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 37

4.2 Abnormal Data Nilai Pretes Kelompok Eksperimen ... 38

4.3 Abnormal Data Nilai Pretes Kelompok Kontrol ... 39

4.4 Hasil Postes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 43

4.5 Abnormal Data Nilai Postes Kelompok Eksperimen ... 45


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A ... 56

1.1RPP Kelompok Kontrol ... 57

1.2RPP Kelompok Eksperimen ... 61

LAMPIRAN B ... 65

2.1Kisi-kisi Soal ... 66

2.2Soal Tes ... 67

2.3Kunci Jawaban ... 68

2.4Penskoran ... 69

2.5Soal Kuis Kelompok Kontrol ... 70

2.6Artikel ... 71

2.11 LKS Kelompok Eksperimen ... 76

2.12 LKS Kelompok Kontrol ... 77

LAMPIRAN C ... 78

3.1Tingkat Kesukaran ... 79

3.2Validitas Butir Soal ... 80

3.3Kelompok Unggul Asor ... 81

3.4Daya Pembeda ... 83

3.5Validitas Keseluruhan ... 84

LAMPIRAN D ... 86

4.1Hasil Pretes Kelompok Eksperimen ... 87

4.2Hasil Pretes Kelompok Kontrol ... 87

4.3Distribusi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen ... 88

4.4Distribusi Nilai Pretes Kelompok Kontrol ... 89

4.5Hasil Postes Kelompok Eksperimen ... 89

4.6Hasil Postes Kelompok Kontrol ... 90

4.7Distribusi Nilai Postes Kelompok Eksperimen ... 91

4.8Distribusi Nilai Postes Kelompok Kontrol ... 91

LAMPIRAN E ... 92

5.1SK Pembimbing ... 93

5.2Surat Izin Penelitian ... 94

5.4Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 96

5.6Monitoring Bimbingan ... 98

LAMPIRAN F ... 99

6.1Uji Normalitas Pretes ... 100

6.2Uji U Data Pretes ... 101

6.3Uji Normalitas Postes ... 102

6.4Uji U Data Postes ... 104

6.5Hasil Uji Rumusan Masalah 1... 104

6.6Hasil Uji Rumusan Masalah 2... 105


(9)

LAMPIRAN G ... 107

7.1Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen ... 108

7.2Pembelajaran Pada Kelompok Kontrol ... 108

LAMPIRAN H ... 110

8.1Hasil Pretes Tertinggi Kelompok Eksperimen ... 111

8.2Hasil Pretes Terendah Kelompok Eksperimen ... 112

8.3Hasil Pretes Tertinggi Kelompok Kontrol ... 113

8.4Hasil PretesTerendah Kelompok Kontrol ... 114

8.5Hasil Postes Terendah Kelompok Eksperimen ... 115

8.6Hasil Postes Tertinggi Kelompok Eksperimen ... 116

8.7Hasil Postes Terendah Kelompok Kontrol ... 117

8.8Hasil Postes Tertinggi Kelompok Kontrol ... 118


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan saat ini sudah berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut menuntut kreativitas dan kualitas sumber daya manusia, yang dapat dilakukan melalui jalur pendidikan.

Kualitas Pendidikan Indonesia menurut hasil survei Word Competitiveness Year Book (Naszh, 2012) dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan sebagai berikut:

1. Pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39.

2. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46.

3. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47.

4. Pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53.

Berdasarkan data diatas kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun, maka diperlukan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Depdiknas (2010) tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Untuk mewujudkan proses belajar-mengajar tersebut, dibutuhkan rancangan pembelajaran yang matang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gagne, Briggs, dan Wager (Winataputra, Udin S dkk 2007: 1.19) „Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa‟.


(11)

2

Dalam proses pembelajaran terdapat mata pelajaran yang wajib diikuti, diantaranya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak hanya mengembangkan kemampuan pengetahuan saja, tetapi keterampilan dan sikap juga. Hal ini sejalan dengan pendapat Asy‟ari (2006: 37) “Pembelajaran sains dikatakan edukatif bila berorientasi pada pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dilihat dari hasil akhir saja, namun proses pembelajaran juga diperlukan untuk mengukur keberhasilan pendidikan.

Menurut Asy‟ari (2006: 22) IPA pada hakikatnya mencakup beberapa aspek antara lain:

1. Faktual

2. Keseimbangan antara proses dan produk 3. Aktif melakukan investigasi

4. Berpikir deduktif dan induktif 5. Pengembangan sikap

Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA seyogyanya diciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk selalu aktif, dan mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam sekitar maupun masalah yang berhubungan dengan IPA pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa yang masih senang bermain dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi menuntut guru untuk cerdas dalam membelajarkan siswa dan mampu memanipulasi situasi belajar menjadi situasi yang menyenangkan seperti layaknya bermain. Siswa Sekolah Dasar (SD) masih berada pada tahap oprasional kongkrit. PembelajaranIPA di SD dilakukan bukan hanya memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi juga mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki siswa. Menurut Sutarno (2008: 8.5) bahwa :

Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar adalah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru. Melalui penugasan dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer belajar. Guru harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung peranan tersebut, sehingga kegiatan


(12)

3

belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan efektif. Namun kenyataan di lapangan proses belajar mengajar masih didominasi metode konvensional.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dibutuhkan kesungguhan dan kreativitas dari guru, sebagai perancang pembelajaran agar hasilnya tercapai maksimal.

Dari hasil penelitian di kelas IV SDN Sindanghaji I pada materi perubahan lingkungan ditemukan kekurangan pada kinerja guru. Guru menggunakan pembelajaran konvensional sehingga berdampak kurang baik pada siswa dan kurang mengoptimalkan kemampuan siswa. Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dan jenuh dengan proses belajar-mengajar. Bukan hanya pengetahuan saja yang harus dicapai dalam pembelajaran IPA, keterampilan pemecahan masalah dan investigasi juga dibutuhkan dalam pembelajaran IPA.

Agar keterampilan melakukan investigasi pada materi perubahan lingkungan meningkat hendaknya pembelajaran menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan penggunaan model pembelajaran ini dapat menggali kemampuan siswa untuk menyelidiki isu-isu yang berhubungan dengan IPA di masyarakat, dan dapat memecahkan masalah tersebut.

Menurut Asy‟ari (2006: 55) “Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan sehari-hari”. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STM ini merupakan model pembelajaran yang saling berkaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat.

Tujuan penggunaan model ini antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi, pembelajaran bermakna dan hasil belajar di samping memperluas wawasan peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian guru dapat menggunakan model STM untuk menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kepentingan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Asy‟ari (2006: 55) “Siswa dikondisikan agar mampu menerapkan


(13)

4

prinsip sains untuk menghasilkan teknologi sederhana atau solusi dampak negatif penggunaan teknologi”.

Dari uraian diatas penulis merencanakan suatu penelitian eksperimen untuk mengetahui pengaruh model STM terhadap hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan yang diberi judul : “Pengaruh Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Kelas IV pada Materi Perubahan Lingkungan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas maka rumusan masalah penelitian eksperimen yaitu:

1. Adakah peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi perubahan lingkungan di kelas IV?

2. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV tentang materi perubahan lingkungan pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi perubahan lingkungan di kelas IV.

2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV tentang materi perubahan lingkungan pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM).

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi siswa

Memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran dan membuat siswa jadi lebih aktif serta dapat melatih keterampilan proses siswa. Siswa dapat memecahkan isu-isu tentang ilmu pengetahuan alam yang ada di masyarakat.


(14)

5

Proses pembelajaran jadi menyenangkan dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat.

2. Bagi guru

Dapat menjadikan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ini sebagai alternatif dalam proses pembelajaran IPA.

3. Bagi sekolah

Merintis pelaksanaan pembelajaran yang benar-benr merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistik sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi peneliti

Menyampaikan informasi tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada materi perubahan lingkungan kelas IV.

D. Batasan Istilah

1. Menurut Asy‟ari (2006: 55) “Sains Teknologi Masyarakat merupakan pembelajaran yang membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-hari”. Model STM dapat digunakan dalam pembelajaran pada materi perubahan lingkungan, air sebagai lingkungan/ objek sains (potensi air, banjir), teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan air (irigasi), upaya yang ditempuh masyarakat untuk memelihara air sehingga tidak mengakibatkan banjir.

2. Menurut Sudjana (2009: 20) “Hasil belajar siswa adalah program yang dinilai”. Program yang dinilai ini berupa kognitif, apektif, dan psikomotor.

3. Perubahan lingkungan dapat mengarah pada kerusakan lingkungan atau perbaikan lingkungan.


(15)

20 BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107) “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Sedangkan menurut Syaodih,

(2010: 194) “Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif

yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat”. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji atau untuk mencari pengaruh hubungan sebab akibat pada suatu penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen suatu kondisi perlakuan yang kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design, hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono, (2012: 112) yang

menyatakan „desain penelitian eksperimen diantaranya adalah Pretest-Posttest

Control Group Design‟. Dengan menggunakan desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok terlebih dahulu diberi tes awal (pretes) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu pembelajaran dengan menggunakan model STM, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan seperti biasanya yaitu


(16)

21

menggunakan model Kooperatif. Setelah diberi perlakuan kedua kelempok di tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (postes) hasil kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok.

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group:

Tabel 3.1

Desain Pretest-Posttest Control Group

Kelompok Pretest perlakuan Posttest

K.Eksperimen (R) R O1 X O2

K.Kontrol (R) R O3 O4

Sumber: Sugiyono, 2012: 112

Keterangan :

R = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa SD yang diambil secara simple random sampling.

O1 dan O3 = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama diberikan pretes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

X = perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada kelompok eksperimen.

O2 = postes pada kelompok eksperimen setelah diberi pembelajaran dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). O4 = postes pada kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran seperti

biasanya yaitu menggunakan model kooperatif.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan model Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada sampel yang telah ditentukam. Untuk mengetahui variabel tersebut penulis menggunakan desain True Experiment ini.


(17)

22

B. Subjek Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008: 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV pada semester genap yang berada di gugus 2 Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Dasar Jumlah Siswa Kelas IV

1. SDN Tarikolot 1 33

2. SDN Tarikolot 2 27

3. SDN Tarikolot 3 36

4. SDN Sindanghaji 1 34

5. SDN Sindanghaji 2 18

6. SDN Sindanghaji 3 35

7. SDN Weragati 1 27

8. SDN Weragati 2 23

Jumlah 233

Sumber: UPTD Kecamatan Palasah

2. Sampel

Menurut Syaodih (2010: 250) “Kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan

tarik kesimpulan dari padanya disebut sampel”. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 120). Dari hasil simple random sampling dengan cara mengundi dikocok seperti arisan, didapatkan sampel SDN Sindanghaji I dan SDN Tarikolot I. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV pada semester genap yang terdiri dari


(18)

23

dua sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 60 orang. Satu sekolah dijadikan kelompok eksperimen dan satu sekolah dijadikan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IV SDN Sindanghaji I, sedangkan kelompok kontrol yaitu SDN Tarikolot I.

C. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam dua tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan penelitian ini meliputi:

a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

b. Merancang instrument yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Mengkonsultasikan instrument yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk menetukan validasi isi, apakah instrument tersebut layak atau tidaknya untuk digunakan.

d. Melakukan ujicoba instrument, untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrument.

e. Melakukan pengolahan terhadap instrument. f. Membuat RPP.

g. Membuat media pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap Pelaksanaan di Kelas Kontrol

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas kontrol meliputi: 1) Melakukan tes awal (pretes)

2) Menerapkan pembelajaran dengan model Course Review Horey

3) Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok


(19)

24

5) Guru meminta siswa untuk menuliskan angka 1 sampai 9 secara acak di pojok kiri setiap kotak pada kertas yang sudah dibagikan

6) Guru membacakan soal dan jawabannya harus di tulis pada kotak yang nomornya ditetapkan guru kalau benar diberi tanda kalau salah tanda X

7) Guru meminta siswa yang sudah mendapatkan tanda √ secara pertikal, horizontal, atau diagonal harus berteriak horey

8) Menyimpulkan hasil diskusi

9) Melakukan postes

b. Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi: 1) Melakukan pretes.

2) Penerapan pembelajaran menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat

3) Guru memberikan ilustrasi tentang banyaknya banjir akibat penerapan teknologi dan perilaku manusia yang tak terkontrol

4) Guru membacakan artikel dari surat kabar tentang kerusakan yang disebabkan oleh erosi serta menunjukkan gambar-gambarnya

5) Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok sesuai dengan gambar yang sudah di tempel pada bagian belakang kursi siswa.

6) Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk mencari artikel di perpustakaan sekolah sesuai dengan gambar yang mereka dapatkan.

7) Guru memberikan LKS sesuai dengan artikel yang mereka dapatkan

8) Guru memberikan penjelasan tentang cara pencegahan lingkungan yang diakibatkan oleh erosi, abrasi, banjir, longsor yang dikaitkan dengan pengerjaan LKS sebelumnya.

9) Siswa diminta mengarang singkat berupa gagasan untuk menjelaskan cara mencegah atau mengatasi kerusakan lingkungan

10) Melakukan postes

11) Pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data


(20)

25

3. Alur Penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian Revisi instrumen

Tes awal Meumuskan masalah

Mengumpulkan data dan kajian pustaka

Menyusun proposal penelitian, seminar proposal dan revisi

Menyusun instrument penelitiandan RPP pembelajaran

Tes akhir

Pengumpulan data

Pengolahan data dananalisis data

Hasil dan kesimpulan


(21)

26

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Soal Tes

Tes merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran. Berdasarkan pengertian diatas mengenai tes, penulis menggunakan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi perubahan lingkungan dalam pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran yang menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat. Bentuk soal berupa essay dengan jumlah 5 soal, dengan soal tes berupa essay bisa lebih mengukur kemampuan siswa dalam menerima pelajaran.

E. Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Sebelum instrumen tes diberikan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap validasi, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen test tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Validasi instrumen

Untuk mengetahui tingkat (indeks) validitas suatu tes (dalam hal ini validitas banding) dapat dihitung Koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Cara mencari koefisien validitas dapat digunakan rumus korelasi produk moment corelation memakai angka kasar (Wahyudin, 2006:148) sebagai berikut:

= � − ( )

� 2− 2 � 2− 2

Keterangan:


(22)

27

N = banyaknya siswa

X = nilai dari soal yang diujicobakan

Y = nilai dari tujuan atau tes lain yang dibandingkan

Koefisien korelasi yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria koefisin korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Korelasi Koefisien

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00-0,20 hampir tidak ada korelasi

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Cukup

0,61-0,80 Tinggi

0,81- 1,00 sangat tinggi

Sumber : Purwanto, 2010 :144

Berdasarkan rumus di atas, dari uji coba soal yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,43. Jadi soal yang telah diujikan memiliki validitas cukup dan instrumen layak untuk digunakan.

b. Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen digunakan reliabilitas metode belah dua.Pada metode ini butir-butir soal dikelompokkan menjadi dua, yaitu soal ganjil dan soal genap.Setelah dipisahkan dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan rumus product moment korelasi untuk mencari koefisien korelasinya. Setelah dihitung koefisien korelasinya kemudian dihing reliabilitasnya dengan rumus berikut ini (Wahyudin, 2006 : 148).

= 2 1 +

Keterangan :


(23)

28

= koefisien korelasi ganjil-genap

Selanjutnya koefisien korelasi yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi korelasi (koefisien reliabilitas).

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00-0,20 hampir tidak ada korelasi

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Cukup

0,61-0,80 Tinggi

0,81- 1,00 sangat tinggi

Sumber : Purwanto, 2010 :144

Berdasarkan rumus di atas, dari uji coba soal yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,31. Jadi, soal yang telah diujikan memiliki reliabilitas rendah dan instrumen layak untuk digunakan.

c. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal, dapat digunakan formula sebagai berikut. (Wahyudin, 2006 : 95)

� = � �

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran yang dicari

� = jumlah siswa yang menjawab benar

N = jumlah siswa yang memberikan jawaban pada soal yang bersangkutan

Tingkat kesukaran yang telah diperoleh, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan criteria sebagai berikut (Wahyudin, 2006 : 95).


(24)

29

Tabel 3.5

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat kesukaran

0,00 - 0,30 Sukar

0,30 - 0,70 Sedang

0,70 - 1,00 Mudah

Sumber : Wahyudin, 2006 :95

Tabel 3.6

Hasil PerhitunganTingkat Kesukaran Soal No Tingkat

Kesukaran

Keterangan

1 1.74 Mudah

2 0.26 Sukar

3 0.29 Sukar

4 1.39 Mudah

5 0.68 Sedang

d. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan formula sebagai berikut. (wahyudin, 2006:96)

��= − �

Keterangan :

DP = daya pembeda

WL = kelompok asor yang menjawab salah W = kelompok unggul yang menjawab benar n = 27% dari jumlah siswa


(25)

30

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00- 0,20 Rendah

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71 -1,00 Baik sekali

Sumber : Wahyudin, 2006 :96

2. Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan bantuan program komputer Microsoft Excel dan software SPSS versi 16 for windows. Secara rinci teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penskoran

Data yang telah diperoleh berupa tes tertulis dari pretest dan posttest kemudian diolah dengan memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa. Hasil skor mentah yang telah diperoleh dari pretest dan posttest kemudian dihitung totalnya memperoleh nilai akhir. (Purwanto, 2010:102)

a. Untuk soal tes berbentuk esai yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:

NP = R

SM x 100

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap


(26)

31

c. Menghitung simpangan baku skor dari hasil pretest dan posttest kelas ekperimen dan kelas kontrol. Untuk menghitung simpangan baku menggunakan rumus sebagai berikut:

= −

2 =1

−1

Keterangan: s = simpangan baku ;x = rataan ; = skor ke-i ; n = banyak data 2. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas, jika kedua data berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Tetapi jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Langkah-langkah pelaksanaan uji normalitas adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tingkat keberartian α sebesar 0,05.

b) Menentukan derajat kebebasan dk = j-3 dengan j = banyaknya kelompok interval. c) Menentukan nilai dengan rumus chi kuadrat.

�2 = Σ( − )

2

Keterangan:

�2 = chi kuadrat

fo = frekuensi nyata

fh = frekuensi yang diharapkan

d) Pengambilan kesimpulan dengan cara membandingkan nilai �2 dengan

�2 . Jika 2 2 , maka data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing- masing kelompok sampel mempunyai varians sampel yang sama atau berbeda.


(27)

32

a. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t (Independent Sample Test).

b. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen,

maka pengujian dilakukan menggunakan uji t‟ (Independent Sample Test).

Untuk menentukan homogenitas suatu sampel digunakan rumus sebagi berikut. H0: tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

H1 : terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel. Dengan kriteria uji:

Terima H0 untuk F hitung< F tabel

=

2

2

4. Uji t

Uji t dilakukan untuk menghitung perbedaan dua rerata. Uji perbedaan dua rerata bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak.

H0: tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

Dengan kriteria uji : terima H0untuk − 11 2�

< < 11 2�

= 1− 2

1−1 12+ 2− 1 22 1+ 2− 2

1

1+

1

2

5. Menghitung N-Gain, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Hake (Yulianti, 2012:43) untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus:

N−gain = skor tes akhir−skor tes awal skor maksimal−skor tes awal


(28)

52 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan mengenai pembelajaran IPA menggunakan model STM sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Sindanghaji I pada materi perubahan lingkungan. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunaka model STM mengalami peningkatan dari sisi nilai rata-rata kelasnya dari 57,67 menjadi 80,67. Hasil yang diperoleh mean pretes < mean postes, maka H1 di terima H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata data pretes dan data postes

kelompok eksperimen dengan uji U dan menggunakan α = 5 % two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diuji satu arah, maka 0,000 dibagi dua, sehingga hasilnya 0. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0 ditolak atau H1 ditolak.Jadi, dapat disimpulkan bahwa STM dapat meningkatkan hasil belajar materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV di SDN Sindanghaji I.

2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model STM dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada kelompok tinggi, sedang,dan asor. Dari hasil perhitungan uji anova kelompok eksperimen antara unggul, sedang dan asor terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran STM.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran STM terhadap hasil belajar siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan.


(29)

53

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih menyesuaikan penjelasan pemahaman pada siswa tingkat unggul, asor dan rendah dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan di ingat oleh siswa. Guru juga diharapkan mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga anak lebih mudah untuk menanerima materi yang disampaikan.

2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran IPA diharapkan siswa mampu mengaplikasikan pembelajaran yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga mampu menerapkan materi pembelajaran pada kehidupannya di masyarakat

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pembanding sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran perubahan lingkungan. Diharapkan peneliti lain jika ingin melakukan penelitian yang sama lebih baik jangan menggunakan artikel tetapi siswa dibawa langsung ke lingkungan yang mengalami kerusakan agar siswa mampu memahami materi sesuai fakta yang dilihatnya.

4. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(30)

54

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Maslichah. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Azizah, Sri Dewi. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Dan Pembelajaran Konvensional Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung: Tidakditerbitkan Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta: BP Dharma Bhakti

Depdiknas. (2010). Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Penidikan Nasional. Bandung: Citra Buana

Djuanda, Dadan. Et al. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Dwiyatmo, K (2007). Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya. Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Giani, S. (2009). Mengenal Lingkungan. Bandung: Graha Bandung Kencana

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Maulana, dkk. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.

Mulyanto. (2007). Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nakiya , M. (2010). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang bumi dan alam semesta di kelas III SD Negri 2 Kertasura Kec. Kapetakan Kab. Cirebon. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia.

Naszh, K. (2012). Kualitas Pendidikan Indonesia di Mata Dunia. [Online]. Tersedia: http://khoerun-nash.blogspot.com/2012/05/kualitas-pendidikan-indonesia-di-mata.html. [17 Maret 2013]

Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakarya


(31)

55

Rahmawati (2010). Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [12 Maret 2012].

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suhinah, I. (2010). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Konsep Perubahan Lingkungan Fisik. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutarno, Nono. (2008). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

TN. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Winataputra, Udin S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulianti. 2010. Penerapan Model POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada sub konsep pencemaran air. Bandung: Tidak diterbitkan


(1)

31

c. Menghitung simpangan baku skor dari hasil pretest dan posttest kelas ekperimen dan kelas kontrol. Untuk menghitung simpangan baku menggunakan rumus sebagai berikut:

= − 2 =1

−1

Keterangan: s = simpangan baku ;x = rataan ; = skor ke-i ; n = banyak data 2. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas, jika kedua data berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Tetapi jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Langkah-langkah pelaksanaan uji normalitas adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tingkat keberartian α sebesar 0,05.

b) Menentukan derajat kebebasan dk = j-3 dengan j = banyaknya kelompok interval. c) Menentukan nilai dengan rumus chi kuadrat.

�2 = Σ( − ) 2

Keterangan: �2 = chi kuadrat fo = frekuensi nyata

fh = frekuensi yang diharapkan

d) Pengambilan kesimpulan dengan cara membandingkan nilai �2 dengan �2 . Jika 2 2 , maka data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing- masing kelompok sampel mempunyai varians sampel yang sama atau berbeda.


(2)

32

a. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t (Independent Sample Test).

b. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen,

maka pengujian dilakukan menggunakan uji t‟ (Independent Sample Test). Untuk menentukan homogenitas suatu sampel digunakan rumus sebagi berikut. H0: tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

H1 : terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

Dengan kriteria uji:

Terima H0 untuk F hitung< F tabel

=

2

2 4. Uji t

Uji t dilakukan untuk menghitung perbedaan dua rerata. Uji perbedaan dua rerata bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak.

H0: tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok ekperimen dan

kelompok kontrol.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok ekperimen dan

kelompok kontrol.

Dengan kriteria uji : terima H0untuk − 11 2�

< < 11 2�

= 1− 2

1−1 12+ 2− 1 22 1+ 2− 2

1 1+

1 2

5. Menghitung N-Gain, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Hake (Yulianti, 2012:43) untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus:

N−gain = skor tes akhir−skor tes awal skor maksimal−skor tes awal


(3)

52 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan mengenai pembelajaran IPA menggunakan model STM sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Sindanghaji I pada materi perubahan lingkungan. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunaka model STM mengalami peningkatan dari sisi nilai rata-rata kelasnya dari 57,67 menjadi 80,67. Hasil yang diperoleh mean pretes < mean postes, maka H1 di terima H0 ditolak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata data pretes dan data postes

kelompok eksperimen dengan uji U dan menggunakan α = 5 % two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diuji satu arah, maka 0,000 dibagi dua, sehingga hasilnya 0. Hasil yang diperoleh P-value < �, maka H0

ditolak atau H1 ditolak.Jadi, dapat disimpulkan bahwa STM dapat meningkatkan

hasil belajar materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV di SDN Sindanghaji I.

2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelompok tinggi, sedang,dan asor. Dari hasil perhitungan uji anova kelompok eksperimen antara unggul, sedang dan asor terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran STM.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran STM terhadap hasil belajar siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan.


(4)

53

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih menyesuaikan penjelasan pemahaman pada siswa tingkat unggul, asor dan rendah dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan di ingat oleh siswa. Guru juga diharapkan mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga anak lebih mudah untuk menanerima materi yang disampaikan.

2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran IPA diharapkan siswa mampu mengaplikasikan pembelajaran yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga mampu menerapkan materi pembelajaran pada kehidupannya di masyarakat

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pembanding sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran perubahan lingkungan. Diharapkan peneliti lain jika ingin melakukan penelitian yang sama lebih baik jangan menggunakan artikel tetapi siswa dibawa langsung ke lingkungan yang mengalami kerusakan agar siswa mampu memahami materi sesuai fakta yang dilihatnya.

4. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Maslichah. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Azizah, Sri Dewi. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Dan Pembelajaran Konvensional Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung: Tidakditerbitkan Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta: BP Dharma Bhakti

Depdiknas. (2010). Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Penidikan Nasional. Bandung: Citra Buana

Djuanda, Dadan. Et al. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Dwiyatmo, K (2007). Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya. Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Giani, S. (2009). Mengenal Lingkungan. Bandung: Graha Bandung Kencana

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Maulana, dkk. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.

Mulyanto. (2007). Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nakiya , M. (2010). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang bumi dan alam semesta di kelas III SD Negri 2 Kertasura Kec. Kapetakan Kab. Cirebon. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia.

Naszh, K. (2012). Kualitas Pendidikan Indonesia di Mata Dunia. [Online]. Tersedia: http://khoerun-nash.blogspot.com/2012/05/kualitas-pendidikan-indonesia-di-mata.html. [17 Maret 2013]

Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

55

Rahmawati (2010). Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [12 Maret 2012].

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suhinah, I. (2010). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Konsep Perubahan Lingkungan Fisik. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutarno, Nono. (2008). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

TN. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Winataputra, Udin S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulianti. 2010. Penerapan Model POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada sub konsep pencemaran air. Bandung: Tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat pada konsep energi bernuansa nilai terhadap hasil belajar siswa

0 9 72

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KEMERDEKAAN : Eksperimen Kuasi di SDN Majalengka Kulon V dan SDN Tarikolot I Kabupaten Majalengka.

0 2 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DI KELAS IV SDN JENGGOT 1 KECAMATAN MEKAR BARU KABUPATEN TANGERANG.

0 0 44

PENGARUH MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Bongas Wetan III dan SDN Bongas Wetan IV Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majaleng

0 0 31

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PENGARUH MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENCANA ALAM DAN DAMPAKNYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cibodas I dan SDN Cibodas II Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka).

0 0 36

PENGARUH MODEL KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV SD PADA MATERI ENERGI PANAS (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Jagatapa dan SDN Kirisik di Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).

0 1 38

this PDF file LITERASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Penelitian Preexperimental terhadap siswa kelompok atas, tengah, dan bawah SDN Waringin II dan SDN Palasah I di Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka pada Materi Energi Panas) | Nurjanah |

0 0 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SOWANKIDUL JEPARA

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANQUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FPB KELAS IV SD NEGERI SINDANGWASA KECAMATAN PALASAH KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 14