PENGARUH MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENCANA ALAM DAN DAMPAKNYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cibodas I dan SDN Cibodas II Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka).

(1)

PENGARUH MEDIA BERBASIS KOMPUTER

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENCANA ALAM DAN DAMPAKNYA

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cibodas I dan SDN Cibodas II di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ENCE ATAY TIRTA 0903919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SUMEDANG 2013


(2)

Oleh

Ence Atay Tirta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ence Atay Tirta 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “

Pengaruh Media Berbasis

Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Bencana Alam Dan

Dampaknya (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cibodas I Dan

SDN Cibodas II Di Kabupaten Majalengka)

” ini dan seluruh isinya adalah benar

-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut,

saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari

pihak lain terhadap karya saya.

Sumedang, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

Ence Atay Tirta


(4)

i

KATA PENGANTAR

...

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

...

iii

DAFTAR ISI

...

v

DAFTAR TABEL

...

vi

DAFTAR GAMBAR

...

vii

DAFTAR LAMPIRAN

...

viii

BAB I PENDAHULUAN

...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...

4

1.

Rumusan Masalah ... 4

2.

Batasan Masalah ... 5

C.

Tujuan Penelitian ...

5

D.

Manfaat Penelitian ...

5

E.

Definisi Operasional ...

6

BAB II STUDI LITERATUR

...

7

A.

Hakikat IPA ...

7

1.

Pengertian IPA ... 7

2.

Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7

3.

Ruang Lingkup Materi IPA di Sekolah Dasar ... 7

B.

Materi Pembelajaran ...

8

C.

Hasil Belajar ...

10

D.

Media Dalam Pembelajaran IPA ...

10

1.

Pengertian Media Pembelajaran ...

10

2.

Manfaat Media ...

11

E.

Media Berbasis Komputer ...

12

1.

Pengertian Media Berbasis Komputer ...

12

2.

Pengertian Powerpoint ...

12

3.

Kelebihan Media Berbasis Komputer ...

13

4.

Cara Membuat Media Berbasis Komputer ...

13

F.

Teori Belajar yang Menunjang Penelitian ...

14

1.

Teori Menurut Piaget ...

14

2.

Teori Menurut Bruner ...

15

3.

Teori Asosiasi ...

15

G.

Penelitian yang Relevan ...

16

H.

Hipotesis ...

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

...

18

A.

Metode dan Desain Penelitian ...

18


(5)

ii

1.

Populasi ...

19

2.

Sampel ...

19

C.

Prosedur Penelitian ...

19

1.

Tahap Persiapan ...

20

2.

Tahap Pelaksanaan ...

20

3.

Tahap Analisis Data ...

20

4.

Tahap Pembuatan Kesimpulan...

20

D.

Instrumen Penelitian ...

21

1.

Tes ...

22

a.

Validitas ...

22

b.

Reliabilitas ...

24

c.

Tingkat Kesukaran ...

25

d.

Daya Pembeda ...

26

2.

Nontes ...

28

a.

Format Observasi ...

28

E.

Anlisis Data ...

30

BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

...

34

A.

Pemaparan Data ...

34

1.

Pemaparan Data Kuantitatif ...

34

a.

Pemaparan Data Pretes ...

34

1)

Uji Normalitas Data Hasil Pretes ...

37

2)

Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Pretes ...

38

b.

Pemaparan Data Postes ...

39

1)

Uji Normalitas Data Postes ...

41

2)

Uji Homogenitas Data Postes ...

41

3)

Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes ...

42

c.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bencana Alam

dan Dampaknya dengan Menggunakan

Media Berbasis Komputer ...

43

d.

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bencana

Alam dan Dampaknya ...

44

1)

Uji Normalitas Data N-Gain ...

45

2)

Uji Homogenitas Data N-Gain ...

46

3)

Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data N-Gain ...

47

e.

Pengujian Hipotesis ...

48

1)

Pengujian Hipotesis 1 ...

48

2)

Pengujian Hipotesis 2 ...

49

3)

Pengujian Hipotesis 3 ...

51

2.

Pemaparan Data Kualitatif ...

52

a.

Pemaparan Data Observasi ...

52

1)

Pemaparan Data Observasi kinerja guru ...

52

2)

Pemaparan Data Observasi aktivitas siswa ...

55

b.

Data Proses Pembelajaran ...

57


(6)

iii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

...

63

A.

Kesimpulan ...

63

B.

Rekomendasi ...

65

DAFTAR PUSTAKA

...

67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

...

69


(7)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Media ...

11

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ...

21

Tabel 3.2 Interpreasi Nilai r ...

23

Tabel 3.3 Analisis Validitas Butir Soal ...

23

Tabel 3.4 Kriteria Korelasi Koefisien Reliabilitas ...

24

Tabel 3.5 Kriteria Korelasi Koefisien Tingkat Kesukaran ...

25

Tabel 3.6 Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal ...

26

Tabel 3.7 Kriteria Korelasi Koefisien Daya Pembeda ...

27

Tabel 3.8 Analisis Daya Pembeda ...

27

Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Di Kelas Eksperimen ...

35

Tabel 4.2 Data Hasil Pretes Di Kelas Kontrol...

36

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Nilai Pretes ...

37

Tabel 4.4 Uji Mann-Whitney pada Data Pretes ...

38

Tabel 4.5 Data Hasil Postes Di Kelas Eksperimen ...

39

Tabel 4.6 Data Hasil Postes Di Kelas Kontrol ...

40

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Postes ...

41

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Postes ...

42

Tabel 4.9 Uji T Dua Sampel pada Data Postes ...

43

Tabel 4.10 Uji Normalitas data N-Gain ...

45

Tabel 4.11 Uji Homogenitas pada Data N-Gain ...

47

Tabel 4.12 Uji T Dua Sampel pada Data N-Gain...

48

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis 1 ...

49

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis 2 ...

50

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis 3 ...

51

Tabel 4.16 Analisis Hasil Observasi Guru Pertemuan Pertama ...

52

Tabel 4.17 Analisis Hasil Observasi Guru Pertemuan Kedua...

53

Tabel 4.18 Analisis Hasil Observasi Guru Pertemuan Ketiga ...

54

Tabel 4.19 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ...

55

Tabel 4.20 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua...

56


(8)

v

Gambar 4.1

Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretes dan Postes ....

44

Gambar G

Proses Pembelajaran ...

162


(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ...

69

Lampiran B...

92

Lampiran C...

98

Lampiran D ...

105

Lampiran E ...

116

Lampiran F ...

155

Lampiran G ...

161


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah kebutuhan pokok pada masa sekarang ini.

Dengan pendidikan sumber daya manusia akan meningkat kualitasnya. Dengan

meningkatnya kualitas sumber daya manusia, Insya Allah negara Indonesia akan

sejahtera dan sejajar dengan negara-negara lain yang ada di dunia.

Pendidikan diperlukan agar manusia dapat menjadi manusia seutuhnya,

karena dalam pendidikan itu ada proses belajar yang di dalamnya dapat

menambah hal positif dan membuang hal negatif.

Selain itu dengan pendidikan manusia dapat menyesuaikan diri dengan

tuntutan zaman yang semakin lama semakin modern. Zaman modern ini manusia

dituntut untuk serba bisa dan serba tahu. Jika manusia tidak bisa menyesuaikan

diri, maka akan terjadi seleksi alam, di mana yang pintar akan bertahan dan yang

bodoh akan kalah dan kemudian mati.

Di dalam pendidikan ada proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada

dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari

interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Salah satu komponen penunjang pendidikan adalah IPA (Sains). Sains

Menurut Conant (Samatowa, 2006:1) adalah

suatu deretan konsep serta skema

konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil

eksperimentasi

dan

observasi,

serta

berguna

untuk

diamati

dan

dieksperimentasikan lebih lanjut

.

IPA merupakan pelajaran yang abstrak, untuk memberikan pengalaman

yang konkrit pada siswa sekolah dasar maka dibutuhkan media. Siswa usia

sekolah dasar masih pada tahap operasi berpikir konkret sebagaimana pendapat

Piaget (Dahar, 1996: 154), bahwa:

Periode operasional konkret adalah antara

umur 7-11 tahun. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti,


(11)

2

anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada

masalah-masalah konkret

.

Di dalam proses belajar mengajar itu dibutuhkan media pembelajaran.

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan perantara pesan

dari pengirim kepada penerima. Tanpa media apa yang ingin disampaikan dari

pengirim pesan tidak akan tersampaikan kepada penerima, dengan kata lain media

merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pembelajaran.

Menurut Gagne (Sadiman, dkk. 1986:6)

media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar

.

Selain pendapat Gagne di atas, menurut Sadiman (1986:6) media yang baik adalah

media yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Di dalam perkembangannya media awalnya hanya dianggap sebagai alat

bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya

gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman

konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Menurut Sadiman, dkk.(1986:17-18) Secara umum media pendidikan

mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.

1.

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

2.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a.

Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,

film, atau model;

b.

Objek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau

gambar;

c.

Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, bisa dibantu dengan

timelapse

atau high-speed photography;

d.

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e.

Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan

model, diagram dan lain-lain, dan

f.

Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)

dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3.

Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a.

Menimbulkan kegairahan belajar;


(12)

b.

Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan;

4.

Dengan sifat unik setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan

bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar

belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat

diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a.

Memberikan perangsang yang sama;

b.

Mempersamakan pengalaman;

c.

Menimbulkan persepsi yang sama.

Komputer merupakan salah satu benda yang dapat dijadikan media

pembelajaran. Dengan komputer pembelajaran dapat dikemas menjadi lebih

menarik. Karena komputer memiliki berbagai macam

software yang dapat

menunjang pembelajaran, misalnya Powerpoint, flash, corel draw,

dan

sebagainya.

Dengan media komputer ini segala macam keterbatasan pada media-media

terdahulu dapat teratasi dengan segala kecanggihan komputer saat ini. Misalnya

ketika ingin memperkenalkan berbagai jenis hewan kepada siswa maka dahulu

media yang digunakan hanya sebatas foto, maka dengan adanya komputer ini

seorang guru bisa menampilkan video tentang hewan yang di mana akan lebih

jauh memberikan pengalaman konkrit kepada siswa dibanding hanya sebuah

gambar atau foto saja.

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi dan informasi

berkembang semakin canggih. Untuk itu pengembangan media pembelajaran juga

harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada saat ini banyak sekolah

yang sudah memiliki fasilitas teknologi yang cukup canggih seperti

komputer/laptop serta in focus. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut,

masalah-masalah pembuatan media seperti terbatasnya waktu untuk membuat media, sulit

mencari media yang tepat agar suatu materi jadi konkret, tidak adanya dana, dan

lain sebagainya akan semakin mudah teratasi.

Oleh karena itu, media berbasis komputer merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.

Komputer yang ditunjang dengan

software

(perangkat lunak) dan

hardware


(13)

4

(perangkat keras) seperti aplikasi program

microsoft office Powerpoint, in focus,

dan speaker.

Selain dapat memberikan gambaran konkret kepada siswa, media

pembelajaran berbasis komputer bisa menjembatani keanekaragaman gaya belajar

yang dimiliki setiap siswa. Untuk itu suatu materi pembelajaran harus didesain

sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan ketiga gaya belajar

tersebut. Gaya mengajar seorang guru yang cenderung pada salah satu gaya

belajar saja bisa dihindari dengan bantuan media berbasis komputer.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian kuasi eksperimen dengan judul Pengaruh Media Berbasis Komputer

Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V pada Materi Bencana Alam

dan Dampaknya.

B.

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul suatu rumusan masalah umum

untuk diketahui,

apakah Media Berbasis komputer memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada materi Bencana

Alam dan Dampaknya?

Rumusan masalah tersebut secara lebih rinci dapat diuraikan menjadi

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

a.

Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada

materi Bencana Alam dan Dampaknya menggunakan pembelajaran

konvensional?

b.

Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada

materi Bencana Alam dan Dampaknya dengan pembelajaran menggunakan

Media Berbasis komputer?

c.

Apakah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada hasil belajar

siswa antara siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran konvensional

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media berbasis

komputer pada materi bencana alam dan dampaknya?


(14)

2.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian eksperimen mengenai media

pembelajaran, dalam hal ini yaitu pengaruh Media Berbasis komputer terhadap

hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada materi Bencana Alam dan

Dampaknya.

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas

V pada materi Bencana Alam dan Dampaknya dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

2.

Untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas

V pada materi Bencana Alam dan Dampaknya dengan menggunakan Media

Berbasis komputer.

3.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan

pada hasil belajar siswa antara siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran

konvensional dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media

berbasis komputer pada materi bencana alam dan dampaknya.

D.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif

bagi pihak-pihak yang berada dalam dunia pendidikan, diantaranya yaitu:

1.

Bagi Guru Sekolah Dasar

a.

Memberikan pengalaman baru bagi guru dalam pembelajaran.

b.

Memotivasi guru agar menggunakan dan menciptakan media pembelajaran

yang baik dan menarik minat belajar siswa.

c.

Memberikan referensi bagi guru media apa yang dapat menarik minat belajar

siswa.

2.

Bagi Siswa

Menarik minat siswa untuk lebih giat lagi dalam pembelajaran.

3.

Bagi Sekolah


(15)

6

4.

Bagi Peneliti

Memotivasi bagi peneliti selanjutnya untuk menciptakan media pembelajaran

yang menarik dan inovatif.

E.

Definisi Operasional

1.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi (Sadiman, dkk. 2006: 7).

2.

Media Berbasis komputer adalah media yang berbasis komputer yang dibuat

menggunakan

software Microsoft Power Point

dan terdapat Teks, foto,

gambar dan video di dalamnya.

3.

Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak

digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran,

presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya (Susilana,

2009: 100).

4.

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alam.

5.

Hasil belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) adalah hasil dari suatu

interaksi tindak belajar mengajar.


(16)

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, karena

pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini membandingkan

dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

diberikan perlakuan berupa penggunaan media berbasis komputer, sedangkan

kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelas diberikan

pretes dan postes dengan soal yang sama, dimana pretes diberikan sebelum

pembelajaran, dan postes diberikan setelah pembelajaran.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized control group

pretest-posttest design). Berikut gambar desain dalam penelitian ini.

B.

C.

Gambar 3.1

Desain Pretes-Postes Grup Kontrol Tidak Secara Random

(Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design) (Sukardi,

2005:186)

Desain pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized

control group pretest-posttest design) membandingkan dua kelompok, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen diberikan

perlakuan (X) berupa penggunaan media berbasis komputer, sedangkan pada

kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Pada kelas kontrol dilakukan

pembelajaran secara konvensional atau pembelajaran yang biasa dilakukan di

kelas tersebut. Kedua kelas diberikan pretes (Y

1

) dan postes (Y

2

) dengan soal tes

yang sama, dimana pretes diberikan sebelum pembelajaran, dan postes diberikan

setelah pembelajaran.

Grup

Pretes

Variabel Terikat

Postes

Eksperimen

Kontrol

Y

1

Y

1

X

-

Y

2


(17)

19

B.

Subjek Penelitian

1.

Populasi

Populasi merupakan “keseluruhan subjek atau objek penelitian,....”

(Maulana, 2009: 25-26). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SD

yang termasuk kelompok sedang di Kecamatan Majalengka berdasarkan nilai UN

Mata Pelajaran IPA tahun 2012, Kabupaten Majalengka. Berikut populasi dalam

penelitian ini.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No.

SD

Jumlah siswa kelas

V

1.

SDN Cicurug I

25

2.

SDN Cicurug II

30

3.

SDN Sindangkasih I

45

4.

SDN Sindangkasih II

39

5.

SDN Sindangkasih III

25

6.

SDN Kulur I

25

7.

SDN Kulur II

30

8.

SDN Cibodas I

31

9.

SDN Cibodas II

32

10. SDN Majalengka Wetan I

43

11. SDN Majalengka Wetan II

40

12. SDN Majalengka Wetan IV

52

13. SDN Majalengka Wetan V

45

14. SDN Babakan Jawa I

31

15. SDN Babakan Jawa II

34

Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Majalengka (2012)

2.

Sampel

Pengertian sampel menurut Maulana (2009:26) “sampel yaitu sebagian

atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil

ada 2 kelas dari 2 sekolah yang berbeda. Dipilihlah SDN Cibodas I sebagai kelas

eksperimen dan SDN Cibodas II sebagai kelas kontrol.

C.

Prosedur Penelitian


(18)

1.

Tahap Persiapan

Pada tahap ini dipersiapkan RPP, instrumen, izin penelitian, dan penentuan

subjek penelitian.

2.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakuakan adalah memberikan pretes pada

siswa pada materi bencana alam dan dampaknya, baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol, hal ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan

awal siswa sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran menggunakan Media

Berbasis komputer. Selanjutnya melakukan pembelajaran dengan menggunakan

Media Berbasis komputer pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa pada

kelas kontrol sesuai jadwal dan materi yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dan

setelah pembelajaran akan dilaksanakan postes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Selanjutnya akan diberikan angket kepada siswa yang sudah melakukan

pembelajaran dengan Media Berbasis komputer.

3.

Tahap Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan yaitu, pengumpulan data kuantitaf dan

kualitatif, pengolahan dan penganalisisan hasil data kuantitatif berupa pretes dan

postes hasil belajar siswa mengenai materi bencana alam dan dampaknya.

Sedangkan pengolahan dan penganalisisan hasil data kualitatif berupa data

observasi kinerja guru dan siswa.

4.

Tahap Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini akan dilakukan penyimpulan terhadap penelitian yang telah

dilakukan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.


(19)

21

Y

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

D.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua buah

instrumen, yaitu: instrumen tes dan instrumen non tes. Untuk instrumen tes

digunakan soal dan instrumen non tes adalah lembar observasi kinerja guru dan

siswa. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen yang akan

digunakan.

Pemilihan Software Pemilihan Materi pelajaran Pembuatan Media Berbasis komputer Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen/ Validasi Ahli

Populasi

Pre-test

Y

Diberikan pembelajaran biasa

Post-test

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan Sampel

X Y

X

Diberikan pembelajaran dengan Media Berbasis


(20)

1.

Tes (hasil belajar siswa)

Bentuk soal tes dalam penelitian ini adalah isian. Pemelihan soal dengan

bentuk tersebut bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana hasil belajar

siswa. Instrumen tes digunakan pada saat pretes dan postes dengan indikator

setiap soal identik. Instrumen penelitian yang akan digunakan harus instrumen

yang sudah diuji cobakan dan valid.

Agar instrumen dalam hal ini tes hasil belajar yang digunakan dalam

penelitian memenuhi kriteria soal tes yang baik maka dilakukan uji coba terlebih

dahulu. Analaisis yang dilakukan meliputi validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda butir soal

.

a.

Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Dalam arti soal tes yang diberikan harus valid atau sahih. Soal tes

dapat dikatakan valid apabila soal tes tersebut mampu mengukur apa yang akan

diukur. Untuk mengetahui validitas soal tes yang akan digunakan maka terlebih

dilakukan uji validitas soal tes dengan menggunakan rumus korelasi

product

moment dengan angka kasar dari Pearson sebagai berikut:

r

xy =

– ∑

(

)

2

²

²

− ∑

²

Keterangan: r

=

koefisien korelasi antara X dan Y

N = jumlah testi

X = nilai uji coba

Y = nilai rata-rata harian

Berdasarkan rumus di atas, hasil yang diperoleh dari uji coba yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa validitas instrumen sebesar 0,69. Jadi, dapat

diinterpretasikan bahwa soal yang telah diujikan memiliki validitas tinggi.

Sementara validitas tiap butir soalnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(perhitungan validitas hasil uji coba instrumen terlampir).


(21)

23

Tabel 3.2

Validitas Butir Soal

No.

Koefisien Korelasi

Interpretasi

1.

0,33

Rendah

2.

0,18

Sangat rendah

3.

0,25

Rendah

4.

0,41

Cukup

5.

0,49

Cukup

6.

0,48

Cukup

7.

0,006

Sangat rendah

8.

0,25

Rendah

9.

0,28

Rendah

10.

0,59

Cukup

11.

0,65

Tinggi

12.

0,53

Cukup

13

0,63

Tinggi

14

0,68

Tinggi

15

0,32

Rendah

16

0,52

Cukup

17

0,61

Tinggi

18

0,56

Cukup

19

0,58

Cukup

20

0,63

Tinggi


(22)

Tabel 3.3

Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r

Interpretasi

0.81 - 1.00

Sangat tinggi

0.61 - 0.80

Tinggi

0.41 - 0.60

Cukup

0.21 - 0.40

Rendah

0.00 - 0.20

Sangat rendah

b.

Reliabilitas

“Reliabilitas adalah

tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen”

(Arifin, 2009:258). Instrumen dalam penelitian ini berbentuk uraian, sehingga

untuk menghitung reliabilitasnya digunakan

formula Koefisien Alfa (á). “Rumus

Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan

0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.” (Arikunto

, 2006:196).

Rumus Alpha:

11

=

k

k

1

.

1

Σ�

�2

2

Keterangan:

r

11

=

Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k

= Banyaknya butir soal

∑�

2

= Jumlah varians butir

�2

= Varians total

N

= Jumlah responden

Tabel 3.4

Kriteria Korelasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi

Interpretasi

0,80 < ≤ 1,00

Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < ≤ 0,80

Reliabilitas tinggi

0,40 < ≤ 0,60

Reliabilitas sedang

0,20 < ≤ 0,40

Reliabilitas rendah


(23)

25

Berdasarkan rumus di atas, ujicoba soal yang telah dilaksanakan diperoleh

koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,77. Jadi, soal yang telah diujikan memiliki

reliabilitas tinggi. (perhitungan reliabilitas hasil uji coba instrumen terlampir).

c.

Tingkat kesukaran

Selain memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, soal tes yang baik

harus memiliki keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut. Artinya dalam

soal tes tersebut terdapat soal yang termasuk rendah, sedang, dan sukar secara

proporsional. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan dengan rumus:

IK =

� �

Keterangan: IK

= tingkat kesukaran

= rata-rata skor setiap butir soal

SMI = skor maksimum ideal

Dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Korelasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran

Interpretasi

IK = 0,00

Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30

Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70

Sedang

0,70 < IK < 1,00

Mudah

IK = 1,00

Terlalu Mudah

Berdasarkan rumus di atas, indeks kesukaran soal ujicoba dapat dilihat

pada tabel 3.6 di bawah ini. (perhitungan indeks kesukaran hasil uji coba

instrumen terlampir).


(24)

Tabel 3.6

Indeks Kesukaran Butir Soal

Nomor

Soal

Indeks Kesukaran

Interpretasi

1

0,41

Sedang

2

0,67

Sedang

3

0,95

Mudah

4

0,81

Mudah

5

0,46

Sedang

6

0,36

Sedang

7

0,84

Mudah

8

0,55

Sedang

9

0,69

Sedang

10

0,77

Mudah

11

0,71

Mudah

12

0,55

Sedang

13

0,68

Sedang

14

0,45

Sedang

15

0,95

Mudah

16

0,51

Sedang

17

0,50

Sedang

18

0,52

Sedang

19

0,35

Sedang

20

0,57

Sedang

d.

Daya pembeda

Daya pembeda soal tes berfungsi untuk mengetahui kemampuan soal dalam

membedakan siswa yang prestasinya tinggi dengan siswa yang prestasinya

rendah. Artinya, jika soal diberikan kepada siswa pandai/mampu maka hasil tes

menunjukan prestasi tinggi dan sebaliknya jika soal diberikan kepada siswa yang


(25)

27

kurang maka hasilnya menunjukan prestasi rendah. Untuk menghitung daya

pembeda soal tes dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

DP =

� −

� �

Keterangan: DP = Daya pembeda

= Rata-rata skor kelompok atas

= Rata-rata skor kelompok bawah

SMI = Skor maksimum ideal

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, berikut dijabarkan

pemerolehan daya pembeda perbutir soal.

Tabel 3.7

Analisis Daya Pembeda

Nomor soal

Daya pembeda

Interpretasi

1

0

Sangat jelek

2

0,15

Jelek

3

0,15

Jelek

4

0,54

Baik

5

0,15

Jelek

6

0

Sangat jelek

7

-0,07

Sangat jelek

8

0,23

Cukup

9

0,15

Jelek

10

0,69

Baik

11

0,76

Sangat baik

12

0,38

Cukup

13

0,69

Baik

14

0

Sangat jelek

15

0,07

Jelek

16

0,23

Cukup

17

0,15

Jelek

18

0,23

Cukup

19

0

Sangat jelek


(26)

Kriteria daya pembeda yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Korelasi Koefisien Daya Pembeda

Daya Pembeda

Interpretasi

DP ≤ 0,00

Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20

Jelek

0,20 < DP ≤

0,40

Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70

Baik

0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat Baik

Dari uraian di atas, dari 20 butir soal yang telah diuji cobakan, setelah diskusi

dengan ahli hanya 17 butir soal yang dipergunakan dalam penelitian ini, tiga butir

soal dibuang, yaitu soal no 1, 2 dan 7. Tiga soal tersebut tidak memenuhi kriteria

soal yang baik.

2.

Non Tes

a.

Format Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan

(Maulana, 2009: 35). Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran baik saat di kelas maupun di luar

kelas. Aktivitas ini diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk

daftar cek (checklist). Ada tiga aspek yang diukur dalam aktivitas siswa ini, yaitu,

partisipasi, kerjasama, dan motivasi. Setiap aspek diukur dengan skor pada

rentang 0

3 dengan indikator yang telah disusun (format observasi aktivitas

siswa beserta indikatornya terlampir). Skor yang telah diberikan untuk

masing-masing aspek dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku

baik (B), cukup (C), atau kurang (K). Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan

skor observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut ini.


(27)

29

Kurang (K) = jika perolehan jumlah skor siswa 0 sampai 3

Cukup (C) = jika perolehan jumlah skor siswa 3 sampai 6

Baik (B) = jika perolehan jumlah skor siswa 6 sampai 9

Selain aktivitas siswa, observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru mulai

dari tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga

evaluasi yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Sama

seperti observasi aktivitas siswa, pada observasi kinerja guru juga diukur melalui

format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist). Aspek yang

diukur dalam observasi kinerja guru ini terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek

perencanaan pembelajaran yang terdiri dari lima kegiatan, aspek pelaksanaan

pembelajaran yang terdiri dari sembilan kegiatan, dan yang terakhir adalah aspek

evaluasi pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan (format observasi kinerja

guru terlampir). Setiap kegiatan diukur dengan skor pada rentang 1

4 dengan

deskriptor yang telah disusun berdasarkan pengembangan dari IPKG 2 (instrumen

penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan) yang dibuat oleh UPI. Skor yang telah

diberikan untuk masing-masing kegiatan dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke

dalam bentuk nilai dengan ukuran sangat baik (A), baik (B), cukup (C), atau

kurang (D). Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan skor observasi kinerja guru

adalah sebagai berikut ini.

Sangat Baik (SB) = indikator yang muncul 81 - 100%

Baik (B)

= indikator yang muncul 61 - 80%

Cukup (C) = indikator yang muncul 41 - 60%

Kurang (K) = indikator yang muncul 21 - 40%

Sangat Kurang (SK) = indikator yang muncul 0 - 20%

E.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan

menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata.

Nilai pretes digunakan utuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan nilai


(28)

postes digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Sementara untuk

mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman sebelum dan sesudah tes dapat

dihitung melalui skor Gain Normal.

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program

Microsoft Excel dan

SPSS versi 16. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yaitu sebagai

berikut.

1.

Menghitung skor jawaban

pretest dan posttest berdasarkan kunci jawaban dan

pedoman penskoran.

2.

Mengubah skor menjadi nilai, dengan rumus berikut ini.

NP =

R

SM

x 100

Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R

= skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100= bilangan tetap

3.

Memasukan data berupa nilai tersebut ke dalam program SPSS versi 16.

Aktifkan program

SPSS versi 16. Pada lembar

Variable view

ketik

“kelompok” pada kolom

Name di nomor 1. Pada kolom

Decimals ubah sesuai

kebutuhan. Pada kolom

Label

isi dengan ketik “kelompok yang diteliti”. Pada

Values

isi dengan keterangan

Value: 1 dan

Label: Kelompok eksperimen,

kemudian klik add, kemudian isi kembali dengan keterangan Value: 2 dan Label:

Kelompok kontro, kemudian klik add, lalu

continue. Pada kolom Name di nomor

2 ketik “

pretest

”, ketik “

posttest

” pada nomor 3 dan “N_Gain” pada nomor 4,

masing-masing hanya mengubah kolom

Decimals

sesuai kebutuhan. Untuk

lembar kerja

Data View

pada kolom

Kelompok di isi dengan angka 1 sebanyak

jumlah siswa di kelas eksperimen dan dilanjutkan dengan angka 2 sebanyak

jumlah siswa di kelas kontrol. Pada kolom

Pretest

diisi dengan nilai

pretest,

sedangkan pada kolom

Posttest

diisi dengan nilai

posttest,

dan kolom

N_Gain

diisi dengan hasil perhitungan N-Gain.


(29)

31

4.

Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Cara uji normalitas pada program

SPSS versi 16,

yaitu klik

menu

Analyze,

klik

Descriptive Statistic, klik

Explore. Kelompok yang diteliti

diletakkan di

Faktor List, sedangkan

pretest, posttest,

dan

N_Gain diletakkan di

Dependent List. Klik Plots, cheklist

(√)

Normality Plots With Tests, klik continue.

Lalu klik ok. Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data akan tersajikan.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika data

tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non parametik, dalam

penelitian ini digunakan uji Mann-Whitney U.

Rumusan hipotesis untuk uji normalitas:

H

0

= data berasal dari sampel yang berdistribusi normal

H

1

= data tidak berasal dari sampel yang berdistribusi normal

Dengan: Jika sig. <

, maka H

0

ditolak

Jika sig.

≥ �

, maka H

0

diterima

Keterangan: tingkat keberartian

= 0,05

5.

Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk mengetahui apakah varian sampel yang diperoleh

homogen atau tidak. Cara uji homogenitas pada program SPSS versi 16, yaitu klik

menu

Analyze, klik

Compare Means, klik

Independent Sample t-test.

Kelompok

yang diteliti diletakkan di

grouping, sedangkan

pretest, posttest,

dan

N_Gain

diletakkan di test variabel. Klik

Define Group, isi dengan

Group 1: 1 dan

Group

2: 2, klik

continue,

lalu ok.

Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data

akan tersajikan. Jika homogen maka dilanjutkan dengan uji t. Jika data tidak

homogen maka dilanjutkan dengan uji t’. Untuk menentukan homogenitas suatu

sampel digunakan rumus sebagai berikut.

Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas:

H

0

= tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel

(homogen)

H

1

= terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel (tidak


(30)

Dengan: Jika sig. <

, maka H

0

ditolak

Jika sig.

≥ �

, maka H

0

diterima

Keterangan: tingkat keberartian

= 0,05

6.

Uji Perbedaan Rata-rata

Uji-t (uji perbedaan rata-rata) atau uji

Mann-Whitney U digunakan untuk

mengetahui rata-rata kemampuan siswa. Jika data bersifat normal dan homogen

maka digunakan uji-t, jika data tidak bersifat normal dan homogen maka yang

digunakan adalah uji

Mann-Whitney U. Cara menghitungnya dengan

menggunakan program

SPSS versi 16, yaitu dengan cara klik menu Analyze,

klik

Nonparametics Tests, klik

2-Independent Samples Tests.

Kelompok yang diteliti

diletakkan di grouping, sedangkan pretest, posttest, dan N_Gain diletakkan di test

variabel. Klik Define Group, isi dengan Group 1: 1 dan Group 2: 2, klik continue,

lalu ok. Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data akan tersajikan.

Rumusan hipotesis untuk uji-t atau perbedaan rata-rata:

H

0

= tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

H

1

= terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol

Dengan: Jika sig. <

, maka H

0

ditolak

Jika sig.

≥ �

, maka H

0

diterima

Keterangan: tingkat keberartian

= 0,05

7.

Menghitung N-Gain

Menghitung N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Menurut

Hake (Yulianti, 2012:43) untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus:

N

gain

=

skor

tes

akhir

skor

tes

awal

skor

maksimal

skor

tes

awal

Rumusan hipotesis untuk N-Gain:

H

0

= tidak terdapat peningkatan kemampuan siswa


(31)

33

Dengan: Jika sig. <

, maka H

0

ditolak

Jika sig.

≥ �

, maka H

0

diterima

Keterangan: tingkat keberartian

= 0,05

Menurut Hake (Fauzan, 2012:82) Jika rata-rata N-Gain

0,7 maka

berkriteria tinggi, jika 0,3 ≤

g < 0,7 berkriteria sedang, sedangkan jika rata-rata

N-Gain < 0,3 maka berkriteria rendah.


(32)

64

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

1.

Pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, hasil belajar siswa

pada materi bencana alam dan dampaknya dilihat dari data pretes

menunjukkan hasil yang masih rendah. Namun dilihat dari data postes, hasil

belajar mengalami peningkatan. Berdasarkan kedua data tersebut dan dari

hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa

pada materi bencana alam dan dampaknya menggunakan pembelajaran

konvensional namun peningkatan tersebut tergolong rendah. Hal tersebut

diperkuat dengan hasil perhitungan gain ternormalisasi di kelas kontrol yaitu

diperoleh nilai gain sebesar 0,19, dengan interpretasi peningkatan rendah.

2.

Pada kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan media berbasis

komputer,

hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya

dilihat dari data pretes menunjukkan hasil yang masih rendah. Namun dilihat

dari data postes, hasil belajar mengalami peningkatan. Berdasarkan kedua data

tersebut dan dari hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya menggunakan media

berbasis komputer dan peningkatan tersebut tergolong sedang. Hal tersebut

diperkuat dengan hasil perhitungan gain ternormalisasi di kelas eksperimen

yaitu diperoleh nilai gain sebesar 0,40, dengan interpretasi peningkatan

sedang.

3.

Dengan uji t diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional di kelas kontrol

dan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer di kelas

eksperimen, dengan taraf signifikansi 0,05 itu artinya tingkat kepercayaan

penelitian ini sebesar 95%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media berbasis komputer lebih baik daripada pembelajaran


(33)

65

dengan menggunakan pendekatan konvensional dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya. Dengan

membandingkan data pretes dengan data postes, nilai rata-rata hasil belajar

siswa di kelas eksperimen sebesar 68,03 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar

siswa di kelas kontrol sebesar 58,27. Hasil belajar siswa di kedua kelas baik,

namun jika hasil belajar siswa di kedua kelas dibandingkan maka hasil belajar

siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan media berbasis komputer

lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan

menggunakan pembelajaran konvensional.

4.

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran konvensional dan pembelajaran

dengan menggunakan media berbasis komputer merupakan pembelajaran

yang baik. Pembelajaran konvensional akan menjadi pembelajaran yang baik

ketika pembelajaran konvensional tersebut dilaksanakan secara optimal dan

dilandasi perencanaan yang matang misalnya sebelum melaksanakan

pembelajaran, seorang guru hendaknya menyiapkan media pembelajaran yang

cocok untuk siswa, merancang materi ajar yang dapat memfasilitasi

kemampuan siswa secara menyeluruh, baik itu kemampuan siswa yang

rendah maupun kemampuan siswa yang tinggi. Begitu pula dengan

pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer

akan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, karena media berbasis komputer itu dapat

menyampaikan apa yang ingin disampaikan guru kepada siswa secara konkret

sesuai tahap perkembangan anak SD yang masih dalam tahap berfikir

operasional konkrit.

B.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dikemukakan di atas, maka

diajukan beberapa rekomendasi kepada semua pihak yang terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

1.

Untuk Siswa

Agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi maka siswa harus lebih

konsentrasi lagi ketika mengikuti pembelajaran.


(34)

2.

Untuk Guru

Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer hendaknya

dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA.

3.

Untuk Penelitian Selanjutnya

a.

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut lagi untuk mempertegas penelitian

ini, baik itu berupa penelitian kuantitatif maupun kualitatif terkait

pembelajaran IPA dengan menggunakan media berbasis komputer.

b.

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut untuk memperluas daerah yang

akan dijadikan sebagai populasi, dalam hal ini daerah populasi mencakup

se-Kabupaten atau se-Kotamadya.


(35)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009.

Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. REMAJA

ROSDAKARYA.

Arikunto, Suharsimi. 2009.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. BUMI

AKSARA.

Azizah, Siti. 2012.

Pengaruh Metode Horisontal (Metris) terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas III pada Materi Perkalian (Penelitian Kuasi Eksperimen di

Kelas III SD Negeri 3 Arjawinangun Desa Arjawinangun Kecamatan

Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak

diterbitkan.

Dahar, Ratna W.(1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyanti Dan Mudjiono. 2006.

Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: RINEKA

CIPTA

Fauzan. 2012. Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan

Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah

Dasar terhadap Materi Kesebangunan (Penelitian Eksperimen terhadap

Siswa Kelas V SDN Jatihurip dan SDN Cilengkrang di Kabupaten

Sumedang). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Iskandar, S.M. 1997.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud

Dikjendikti.

Maulana. 2009.

Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian

Pendidikan dengan Benar.

Bandung: Learn2Live ‘n

Live2Learn.

Nurjanah, Ika. 2012.

Hubungan Media Power Point dengan Hasil Belajar.

[Online].

Tersedia:

http://ikanurjanah-

ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html [26 November 2012]

Sadiman, Arief dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda.

Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta:


(36)

Sapta, Fajar. 2011.

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi dengan Pemanfaatan Program Power Point

untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Penjajahan Belanda

di Indonesia Kelas V SDN 3 Arjawinangun. Skripsi pada FIP UPI

Sumedang: tidak diterbitkan.

Setyo Bekti, Didit. 2012.

Pengaruh Media Powerpoint Terhadap Prestasi

Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebung

Beran

Tahun

Ajaran

2011/2012.

[online]

available

at

http://eprints.uny.ac.id/9723/ [ Juni 1, 2013]

Slameto.2003.

Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

RINEKA CIPTA

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008.

Cooperative

Learnig Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana dan Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suherman, Ayi. 2012.

Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli

Artika.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: ALFABETA

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

REMAJA ROSDAKARYA.

Sulistyanto H dan Wiyono E.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk untuk Sekolah

Dasar dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Susilana dan Riyana. 2009.

Media Pembelajaran. Bandung: CV. WACANA

PRIMA.

Tim Penyusun Panduan KTSP SD/MI. 2006.

Panduan KTSP SD/MI. Jakarta:

Depdiknas.


(1)

33

Dengan: Jika sig. < �, maka H0 ditolak Jika sig. ≥ �, maka H0 diterima Keterangan: tingkat keberartian � = 0,05

Menurut Hake (Fauzan, 2012:82) Jika rata-rata N-Gain 0,7 maka berkriteria tinggi, jika 0,3 ≤ g < 0,7 berkriteria sedang, sedangkan jika rata-rata N-Gain < 0,3 maka berkriteria rendah.


(2)

64

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya dilihat dari data pretes menunjukkan hasil yang masih rendah. Namun dilihat dari data postes, hasil belajar mengalami peningkatan. Berdasarkan kedua data tersebut dan dari hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya menggunakan pembelajaran konvensional namun peningkatan tersebut tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan gain ternormalisasi di kelas kontrol yaitu diperoleh nilai gain sebesar 0,19, dengan interpretasi peningkatan rendah. 2. Pada kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan media berbasis

komputer, hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya dilihat dari data pretes menunjukkan hasil yang masih rendah. Namun dilihat dari data postes, hasil belajar mengalami peningkatan. Berdasarkan kedua data tersebut dan dari hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya menggunakan media berbasis komputer dan peningkatan tersebut tergolong sedang. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan gain ternormalisasi di kelas eksperimen yaitu diperoleh nilai gain sebesar 0,40, dengan interpretasi peningkatan sedang.

3. Dengan uji t diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional di kelas kontrol dan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer di kelas eksperimen, dengan taraf signifikansi 0,05 itu artinya tingkat kepercayaan penelitian ini sebesar 95%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer lebih baik daripada pembelajaran


(3)

65

dengan menggunakan pendekatan konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bencana alam dan dampaknya. Dengan membandingkan data pretes dengan data postes, nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen sebesar 68,03 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol sebesar 58,27. Hasil belajar siswa di kedua kelas baik, namun jika hasil belajar siswa di kedua kelas dibandingkan maka hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan media berbasis komputer lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

4. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer merupakan pembelajaran yang baik. Pembelajaran konvensional akan menjadi pembelajaran yang baik ketika pembelajaran konvensional tersebut dilaksanakan secara optimal dan dilandasi perencanaan yang matang misalnya sebelum melaksanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya menyiapkan media pembelajaran yang cocok untuk siswa, merancang materi ajar yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa secara menyeluruh, baik itu kemampuan siswa yang rendah maupun kemampuan siswa yang tinggi. Begitu pula dengan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena media berbasis komputer itu dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan guru kepada siswa secara konkret sesuai tahap perkembangan anak SD yang masih dalam tahap berfikir operasional konkrit.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dikemukakan di atas, maka diajukan beberapa rekomendasi kepada semua pihak yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Untuk Siswa

Agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi maka siswa harus lebih konsentrasi lagi ketika mengikuti pembelajaran.


(4)

2. Untuk Guru

Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer hendaknya dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

a. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut lagi untuk mempertegas penelitian ini, baik itu berupa penelitian kuantitatif maupun kualitatif terkait pembelajaran IPA dengan menggunakan media berbasis komputer.

b. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut untuk memperluas daerah yang akan dijadikan sebagai populasi, dalam hal ini daerah populasi mencakup se-Kabupaten atau se-Kotamadya.


(5)

67 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. BUMI AKSARA.

Azizah, Siti. 2012.Pengaruh Metode Horisontal (Metris) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III pada Materi Perkalian (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas III SD Negeri 3 Arjawinangun Desa Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Dahar, Ratna W.(1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyanti Dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: RINEKA CIPTA

Fauzan. 2012. Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatihurip dan SDN Cilengkrang di Kabupaten Sumedang). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Iskandar, S.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud Dikjendikti.

Maulana. 2009. Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Nurjanah, Ika. 2012. Hubungan Media Power Point dengan Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://ikanurjanah- ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html [26 November 2012]

Sadiman, Arief dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda. Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta:


(6)

Sapta, Fajar. 2011. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pemanfaatan Program Power Point untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Penjajahan Belanda di Indonesia Kelas V SDN 3 Arjawinangun. Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Setyo Bekti, Didit. 2012. Pengaruh Media Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebung Beran Tahun Ajaran 2011/2012. [online] available at http://eprints.uny.ac.id/9723/ [ Juni 1, 2013]

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RINEKA CIPTA

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learnig Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana dan Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suherman, Ayi. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli

Artika.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: ALFABETA

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Sulistyanto H dan Wiyono E.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk untuk Sekolah Dasar dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Susilana dan Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. WACANA

PRIMA.

Tim Penyusun Panduan KTSP SD/MI. 2006. Panduan KTSP SD/MI. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KEMERDEKAAN : Eksperimen Kuasi di SDN Majalengka Kulon V dan SDN Tarikolot I Kabupaten Majalengka.

0 2 39

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatimulya II dan SDN Jatimulya III Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD PADA MATERI GAYA GESEK (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Parungjaya II dan SDN Ciparay I Kecamatan Leuwimunding Ka

0 0 30

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA. (Penelitian eksperimen terhadap kelas V SDN I Muara dan Kelas V SDN II Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon).

0 2 36

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Leuwimunding II dan SDN Mirat I Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka).

0 0 33

PENGARUH PERMAINAN JELAJAH CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Sindang III dan SDN Garawastu II di Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka).

0 0 35

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

0 1 37

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang).

0 1 51