IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN FOREHAND GROUNDSTROKE PADA PERMAINAN TENIS LAPANG : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 di SMA Negeri 3 Karawang.

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN FOREHAND GROUNDSTROKE PADA PERMAINAN TENIS LAPANG

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 di SMA Negeri 3 Karawang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Dery Apriadi Darma 0800116

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS

DALAM PEMBELAJARAN FOREHAND

GROUNDSTROKE PADA PERMAINAN

TENIS LAPANG

(PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 3 Karawang)

Oleh

Dery Apriadi Darma

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dery Apriadi Darma 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nama Na: Dery Apriadi Darma

Nim : 0800116

Judul : Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Forehand Groundstroke Pada Permainan Tenis Lapang (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas X2 SMA N 3 Karawang).

Disetujui dan disahkan oleh, Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd

NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Drs. Andi Suntoda, M.Pd

NIP. 195806201986011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd


(4)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan pembelajaran penguasaan keterampilan dasar forehand groundstroke pada permainan tenis lapang siswa kelas X2 SMA Negeri 3 Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Desain penelitian yang digunakan adalah desain kemmis, S. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Karawang Kabupaten Karawang Barat kelas X2 dengan sampel 48 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observer, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptip kuantitatip.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan taktis berpengaruh terhadap upaya meningkatkan penguasaan keterampilan dasar forehang groundstroke pada permainan tenis lapang, pembelajaran siklus I (67%), II (70,83%), dan III (87,5%) Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa melalui pendekatan taktis siswa mampu melakukan pembelajaran forehand groundstroke dalam keadaan diam maupun bergerak pada datangnya bola jauh dan dekat kearah badan kita dengan menggunakan kaki silang (kaki kiri dilangkahkan kedepan kaki kanan sebagai kaki tumpu) dan raket ayun diayunkan kebelakang dalam keadaan bergerak pada saat datangnya bola jauh sebelum melakukan pukulan forehand groundstroke (perkenaan terhadap bola).


(5)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how the effect of implementation of a tactical approach in an effort to improve the mastery of basic skills learning forehand tennis groundstrokes on the game field X2 grade students of SMA Negeri 3 Falkirk. The method used in this study is action research (Classroom Action Research). Design research is the design Kemmis, S. The population in this study were students of SMA Negeri 3 West Karawang Karawang regency class X2 with 48 samples. The instrument used in this study was an observer sheets, field notes, and documentation. Data analysis was performed using descriptive data analysis techniques kuantitatip.Hasil showed that application of tactical approaches affect the efforts to improve the mastery of basic skills in the passing game of football. This is evidenced by the increasing development of the learning process of the first cycle (67%), II (70.83%), and III (87.5%) The conclusion of this study is that the tactical approach of students capable of learning forehand groundstrokes idle and moving the ball away and coming closer towards our bodies by using cross foot (left foot stepped forward right foot as pivot foot) and racket swing swung backward in motion at the time when the ball away before it hit a forehand groundstrokes (perkenaan the ball).


(6)

DAFTARISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Cara Pemecahan Masalah ... 8

F. Batasan Masalah ... 9

G. Metode Penelitian ... 9

H. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 10

I. Rencana Kegiatan Penelitian ... 12

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pendekatan Pembelajaran ... 13

1. Pendekatan Taktis ... 15

2. Dasar-dasar Pendekatan Taktis ... 18

a. Memupuk Minat Kegembiraan ... 20

b. Merangsang Untuk Berfikir ... 20

c. Pengalihan Pemahaman Melalui Bermain ... 21

3. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Taktis ... 21

4. Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran ... 22

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 22

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 24


(7)

6. Konsep Permainan Mini Tenis ... 26

7. Tujuan Permainan Mini Tenis ... 27

8. Karakteristik Teknik Dasar Bermain Tenis Lapang ... 27

a. Grip (Pegangan Raket) ... 27

b. Groundstroke Forehand ... 32

c. Gerakan Goundstroke Flatdrive ... 36

d. Posisi Badan ... 36

e. Racket Dribble ... 37

f. Shake Hand ... 37

g. Karakteristik Permainan Tenis Lapang ... 38

h. Belajar Mencurahkan Perhatian pada Bola ... 38

i. Konsentrasi pada Permukaan Raket yang Baik ... 39

j. Kosentrasi ... 39

B. Penelitian Tindakan Kelas ... 39

a. Tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 41

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 44

C. Karakteristik siswa SMA Negeri 3 Karawang ... 47

D. Hipotesis ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian ... 50

B. Setting Penelitian ... 50

C. Subjek Penelitian ... 51

D. Faktor yang diteliti ... 51

E. Metode Penelitian ... 52

F. Data Penelitian ... 53

G. Langkah-langkah Penelitian ... 54

1. Prosedur Penelitian ... 54


(8)

H. Teknik Analisis Data dan Pengambilan Data ... 60

1. Teknik Analisis Data ... 60

2. Pengambilan data ... 61

3. Kategori penilaian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi ... 63

B. Hasil Mentoring ... 64

C. Hasil Penelitian ... 66

D. Pembahasan ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

C. Rekomendasi ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu maupun kelompok, yang meliputi aspek jasmani, rohani, spiritual, material dan kematangan berpikir. Dari penjelasan tersebut maka tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” Pendapat lain mengenai pengertian pendidikan juga dikemukakan oleh Mudyahardjo (2001:11) yang dikutip oleh Somarya dan Nuryani (2007:27) mengatakan bahwa:

Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk menyiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana yang dilakukan oleh tenaga pendidik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bekal dikehidupan yang akan datang.

Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dan pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar sekolah. Salah satu jenis pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan jasmani, dimana pendidikan jasmani


(10)

merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa sebagai sarana bagi siswa agar dapat mengembangkan potensi diri dan untuk merubah tingkah laku.

Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Lebih lanjut menurut Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa pendidikan jasamani adalah: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.”

Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan juga memiliki tujuan yang ingin dicapai, tujuan pendidikan jasmani tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang olahraga atau hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik, akan tetapi pendidikan jasmani memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh (holistik).

Menurut Lutan (2000:2-3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasamani adalah:

Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2) membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga.

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan jasmani harus mengetahi keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta harus mengetahui keadaan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada hakekatnya harus mencakup 3 aspek pendidikan yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor


(11)

(keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka kurikulum pembelajaran yang diterapkan di sekolah memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.

Kurikulum merupakan landasan dalam melakukan proses pembelajaran, Beauchamp (1975) dalam Sukmadinata (2008:39) menjelaskan bahwa “Kurikulum sebagai seperangkat pernyataan yang saling terkait, yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, dengan cara menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan bagaimana pengembangan, penggunaan dan evaluasinya.” Oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan juga keadaan sekolah, selain itu juga dalam menetapkan kurikulum pembelajaran harus sesuai dengan landasan dan prinsip-prinsip pengembangannya, Sukmadinata (2008:39) menjelaskan bahwa:

Praktek kurikulum dikembangkan dari teori kurikulum dan pengembangan teori kurikulum lebih luas dari praktek kurikulum. Pengembangan teori berkenaan dengan pengembangan konsep, prinsip, kaidah, model, prosedur di dalam profesi pendidikan, sebab teori kurikulum merupakan bagian dari teori pendidikan

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik.

Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa antara lain adalah mata pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan.

Olahraga permainan merupakan salah satu materi yang harus diikuti oleh siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, klasifikasi jenis olahraga permainan dapat di golongkan menjadi 4 jenis permainan yaitu Invasion, Net/Wall, Fielding/Run-scoring dan Target.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Almond (1986) dalam Griffin et.al (1997) yang dikutip oleh Hoedaya (2001:21) yang mengatakan bahwa “....Kesemua


(12)

jenis olahraga tersebut memiliki ciri-ciri pelaksanaan yang serupa, meski keterampilan teknik dasar yang berbeda-beda. Klasifikasi sistem permainan yang serupa dari berbagai cabang olahraga terlihat dalam tabel 1.1.”

Tabel 1.1

Klasifikasi Sistem Permainan Berbagai cabang Olahraga Almond (1986) dalam Griffin et.al (1997)

Invasion Net/Wall Fielding/Run-scoring Target

Basketball Badminton Baseball Golf

Team handball Volleyball Softball Croquet

Water polo Tennis Rounders Bowling

Soccer Table tennis Cricket Lawnbowls

Hockey Squash Kickball Pool

Rugby Pickle ball Billiards

Speedball Racquetball Snookes

Netball Net

Foorball Fives

Ultimate Frisbee

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Invasion games adalah permainan yang bertujuan untuk menguasai daerah lawan untuk membuat skor atau dapat diartikan sebagai permainan saling sering untuk memenangkan pertandingan. Net/Wall games melibatkan benda yang sengaja dilemparkan atau dipukul ke udara dengan tujuan untuk bisa dikembalikan oleh lawan bermainnya. Fielding/run scoring games tujuannya adalah untuk memukul suatu benda (biasanya bola) sehingga menghindarkannya dari penguasaan lawan. Target games diartikan sebagai permainan yang menuntut pelaku menggerakan benda dengan tingkat ketepatan tinggi ke sasaran tertentu.


(13)

Jenis olahraga permainan yang telah dijelaskan di atas merupakan bagian dari materi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, akan tetapi tidak semua jenis olahraga permainan merupakan materi wajib yang diajarkan kepada siswa dan tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah. Ada pun materi olahraga permainan yang sering diajarkan di sekolah, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan,bulu tangkis dan permainan bola kecil (tenis). Sedangkan jenis olahraga permainan yang lainnya jarang dan bahkan tidak diajarkan di sekolah sebagai materi pembelajaran.

Permainan tenis lapang merupakan salah satu bagian dari pendidikan jasmani, walaupun demikian permainan tenis lapang ini belum menjadi mata pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah, permainan tenis lapang hanya menjadi mata pelajaran pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena permainan tenis lapang belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai tingkat pendidikan dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya.

Menurut Lucas Loman (2008) mengemukakan bahwa Pengertian tenis lapang adalah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan di sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Dari penjelasan di atas permainan tenis lapang dapat diajarkan sebagai meteri wajib, bukan hanya sebagai materi pengganti dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Akan tetapi, karena permainan tenis lapang merupakan jenis permainan yang baru dikenal oleh siswa, maka dalam proses pembelajarannya harus memperhatikan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat mengerti, memahami dan merasa senang ketika mengikuti pembelajaran tenis lapang.

Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran permainan tenis lapang tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam hal pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang guru pendidikan jasmani. Hoedaya (2001:14) mengemukakan bahwa “Tujuan utama dalam mengajarkan suatu


(14)

permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan keterampilan bermain siswa yang berdampak positif terhadap perilaku hidupnya.”

Pelaksanaan proses pembelajaran permainan tenis lapang di sekolah, khususnya di SMA N 3 Karawang harus menimbulkan rasa senang pada diri siswa yang mengikuti pembelajaran, akan tetapi Karena permainan tenis lapang merupakan permainan yang baru dikenal oleh siswa pasti akan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, yaitu ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran tenis lapang, teknik dasar permainan tenis lapang, peraturan permainan dan cara bermain tenis lapang yang belum semua siswa mengetahuinya.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan agar siswa dapat cepat memahami dan menguasai teknik dasar permainan tenis lapang, selain itu yang terpenting adalah siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran tenis lapang. Ada pun model pendekatan pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi maslah tersebut adalah dengan menggunakan model pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan tenis lapang.

Model pendekatan taktis adalah sebuah model yang menekankan kepada proses game-drill-game atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan, sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis akan memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan tenis lapang.

Pendekatan taktis yang dimaksud adalah pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain tenis lapang dan karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

Hal ini penulis berharap agar keterampilan motorik siswa lebih meningkat dan minat siswa lebih tertarik terhadap pembelajaran forehand groundstroke pada aktivitas permainan tenis lapang yang dapat bermanfaat bagi siswa tersebut, yaitu selain dapat menyalurkan dan mengembangkan kemampuan motorik siswa dalam pembelajaran olahraga tenis lapang, bertambahnya peminat tenis lapang di lingkungan sekolah-sekolah, khususnya di sekolah SMA N 3 Karawang.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis ingin meneliti tentang “Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Forehand


(15)

Groundstroke Pada Permainan Tenis Lapang (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 di SMA N 3 Karawang).”

B. RUMUSAN MASALAH

Aktivitas belajar siswa di SMA N 3 Karawang dalam mengikuti proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran taktis merupakan salah satu model yang dapat digunakan agar siswa dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang, yang akan berpengaruh terhadap tingkat keterampilan siswa dalam menguasai teknik dasar pembelajaran forehand goundstroke pada permainan tenis lapang.

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang siswa X2 SMA N 3 Karawang.?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah. Maka tujuan yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang siswa kelas X2 SMA N 3 Karawang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Teoritis

1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti tentang penelitian tindakan kelas (PTK) khususnya di bidang Penjas.


(16)

2. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya FPOK dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada sisiwa.

2. Secara Praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan atau referensi dalam penggunaan pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran penguasaan forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang.

b. Sebagai acuan dan variasi dari kegiatan belajar mengajar penguasaan forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang yang dilakukan oleh guru kepada siswa

E. CARA PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah kesulitan belajar gerak dasar permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang akan dipecahkan melalui pendekatan taktis dalam proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang. Pendekatan taktis yang diterapkan dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa, pendekatan taktis bertujuan agar siswa aktif bergerak dan dapat melakukan reli forehand groundstroke pada permainan tenis lapang.

Jadi pembelajaran permainan tenis lapang melalui pendekatan taktis yang menekankan proses game-drill-game atau pendekatan bermain akan membuat siswa memperoleh kesenangan selama proses pembelajaran, dengan demikian akan mempermudah siswa memahami dan menguasai cara bermain tenis lapang.

F. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang di bahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendekatan yang penulis gunakan adalah pembelajaran permainan bola kecil dengan menggunakan pendekatan taktis dalam aktivitas permainan tenis lapang.


(17)

2. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan taktis dapat membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan supaya siswa dapat menguasai pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang.

3. Objek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X2 SMA N 3 Karawang berjumlah 48 orang.

G. METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal adalah menemukan metode yang tepat dan mendukung terhadap jalannya penelitian tersebut. Metode penelitian merupakan salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam memperoleh suatu kesimpulan, penelitian yang dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan peneliti yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar penjas di SMA N 3 Karawang. Berhubungan dengan proses belajar mengajar, penelitian ini mengadung unsur tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Mengenai penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2009:3) menjelaskan segai berikut:

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas sacara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan yang dilakukan oleh guru yang dilakukan oleh siswa

Suhardjono (2009:62) mengemukakan tentang PTK, bahwa: “PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungn ilmiahnya”. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.

Memperhatikan kondisi tersebut bahwa guru dapat melaksanakan penelitian yang sumber masalahnya diangkat dari kegiatan nyata di kelasnya. Pada intinya Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas,


(18)

dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti.

H. MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Ada beberapa ahli yang mengungkapkan model penelitian tindakan kelas dengan

bagan yang berbeda. Arikunto (2007:17) menyatakan tentang tahapan yang lazim dilalui dalam sebuah penelitian tindakan, yaitu: “ secara garis bessar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi”.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal. Berikut adalah gambar model penelitian tindakan yang akan digunakan oleh peneliti.

Pelaksanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan


(19)

Bagan 1,2 Alur penelitian PTK

Adaptasi dari model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Wiraatmaja, 2008:62)

I. Rencana Kegiatan Penelitian

Tabel 1.1

Rencana Kegiatan Penelitian

No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu ke-)

1 2 3 4 5 6

1 Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaan X Menyepakati jadwal dan tugas X

Menyusun instrumen X

2 Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat X

Melakukan Tindakan Siklus I X XX

Melakukan Tindakan Siklus II XX X


(20)

Menyusun konsep laporan X

Perbaikan laporan X


(21)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. TUJUAN OPERASIONAL PENELITIAN

Tujuan operasional pada penelitian ini pada awalnya adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang, terutama untuk kelas X2, tetapi setelah proses observasi dan penelitian berlangsung terdapat beberapa pemfokusan masalah dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang. Maka tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk lebih mengidentifikasi masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang dengan menggunakan pendekatan taktis untuk meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran serta dapat melakukan teknik dasar dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang.

B. SETTING PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat. Untuk mata pelajaran Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) materi pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang siswa kelas X2 di SMA N 3 Karawang.

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas ((PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam permainan tenis lapang dengan menggunakan pendekatan taktis. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan melaksanakan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu (a) Perencanaan; (b) Tindakan; (c) Pengamatan dan (d) refleksi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melihat kekurangan dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran siklus satu.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilakukan pada siklus pertama tersebut maka peneliti menentukan rencana kegiatan untuk


(22)

siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan siklus pertama, akan tetapi pada kegiatan di siklus dua diberikan beberapa tambahan perbaikan dari tingkat terdahulu yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Jika pada siklus kedua masih terdapat permasalahan, maka dilanjutkan ke siklus tiga dengan memfokuskan kepada permasalahan yang terjadi pada siklus dua, agar peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat apakah siswa telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam hasil pembelajaran.

C. SUBJEK PENELITIAN

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X2 SMA N 3 Karawang yang berjumlah 48 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 15 orang dan siswa permpuan 33 orang.

D. FAKTOR YANG DITELITI

Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini ingin mengamati beberapa faktor. Faktor yang ingin diamati yaitu:

1. Faktor lemahnya siswa kelas X2 SMA N 3 Karawang dalam melakukan teknik dasar pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang dan belum pahamnya siswa tentang cara bermain tenis lapang.

2. Faktor siswa, dengan melihat kemampuan siswa kelas X2 SMA N 3 Karawang dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang dengan menggunakan pendekatan taktis, maka siswa tersebut akan mengalami perubahan terencana, terbimbing dan terarah sesuai dengan pemahaman dan kemampuan siswa dalam penguasaan teknik dasar pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang.

3. Faktor guru, melihat cara guru memberikan materi serta menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran forehand goundstroke pada permainan tenis lapang, apakah sudah sesuai dan mencakup materi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diingikan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.


(23)

E. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Sukardi (2003:210) menjelaskan bahwa: “Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengoranisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.”

Penelitian tindakan (Action research) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian tindakan (action research) tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan dimana saja guru bekerja atau mengajar. Action research juga berarti penelitian yang berifat partisipatif dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian dilakukan oleh sendiri oleh yang berkepentingan, yaitu si peneliti, dan diamati bersama rekan-rekannya.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Mcniff (1992:1) yang dikutip oleh Supardi (2009:102) menjelaskan bahwa: “...PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.”

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksaaan tugasnya secara profesional.

F. DATA PENELITIAN

Pengumpulan data dilakukan setiap aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Berikut merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini.


(24)

1. Wawancara

Penelitian diawali dengan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dan beberapa siswa yang dilakukan pada studi pendahuluan sebagai identifikasi awal untuk menemukan pemasalahan dalam penguasaan pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang. Dari wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang menjadi kendala atau pemasalahan pada pembelajaran penguasaan forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang.

2. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui selama peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi selama dalam proses tindakan dan perbaikan. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikan langkah-langkah perbaikan sehingga menjadi lebih baik.

3. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal ini diberikan untuk mengetahui apa yang diperoleh siswa serta kesulitan yang dihadapi siswa setelah pembelajaran berlangsung, juga untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil jurnal tersebut digunakan untuk perbaikan.

4. Tes

Teknik tes merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahiu kemampuan seseorang terhadap suatu permasalahan dan pengukur seseorang dalam melakukan sesuatu. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melakukan pukulan forehand yang diarahkan pada suatu target dengan penguasaan forehand goundstroke dalam permainan tenis lapang yang dimodofikasi.


(25)

G. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN 1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:

Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Arikunto (2010:131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan atau planning. 2. Tindakan atau acting.

3. Pengamatan atau observing dan 4. Refleksi atau reflection.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah sekema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam malakukan keterampilan teknik dasar pembelajaran forehand groundstroke pada tenis lapang melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis.

Siklus I

Pelaksanaan tindakan I Perencanaan

Tindakan I Permasalahan

Pengamatan / Refleksi I


(26)

Siklus II

Bagan 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Suhardjono (2009:74) Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu:

a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang kelas X2. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat mempelajari permainan tenis lapang serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan gerakan dalam permaianan atau teknik dasar dalam pembelajaran forehand goundstroke pada permainan tenis lapang.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan forehand goundstroke pada permainan tenis lapang.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II Permasalahan baru

hasil refleksi

Pengamatan/

Pengumpulan data II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Apabila

permasalahan belum terselesaikan


(27)

keterampilan teknik dasar dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang.

2. Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristwa takterduga, sehinga mengandung sedikit resiko (Kunandar, 2008:91). Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan

Pada tahap ini peneli dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang dengan menggunakan pendektan taktis.

(2) Membuat lembar observasi yaitu:

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran.

b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk merekam untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran langsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.

c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran forehand goundstroke pada permainan tenis lapang.

(3) Menyiapakan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran forehand goundstroke pada permainan tenis lapang.


(28)

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana, yaitu mengenakan tindakan di kelas dan diperbolehkan melakukan modifikasi, selama tidak merubah prinsip (Arikunto, 2010:139). Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan tenis lapang melalui penerapan variasi bentuk-bentuk tugas yang sistematis.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

1. Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang yang telah dirancang dalam satuan penagajaran (skenario pembelajaran).

2. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar.

3. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c) Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer atau guru penjas. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

(1) Observasi peer (Pengamatan Sejawat). Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat).

(2) Observasi Terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya.


(29)

d) Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang ada maka peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

e) Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran forehand groundstroke pada permainan tenis lapang yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukan analisis, analisis dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian (Mulyasa, 2010:70). Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana untuk tindakan berikutnya.

SIKLUS I Perencanaan  Impementasi pendeketan taktis dalam pembelajaran forehand groundstroke pada aktivitas permainan tenis lapang

Perencanaan Tindakan

 Menentukan pokok bahasan

 Mengembangkan sekenario pembelajaran  Menyiapkan alat dan sumber belajar  Mengembangkan format evaluasi  Mengembangkan format observasi

pembelajaran

Tindakan  Melakukan game Seseorang sebagai pelempar bola, yang satu langsung

melakukan groundstroke forehand dengan keadaan diam kearah pelempar(target) ,dan melakukan groundstroke forehand dengan keadaan diam dalam posisi siap pukul (drill). Di akhiri dengan game reli goundstroke (permainan)

Pengamatan  Melakukan obsevasi dengan memakai format obsevasi tindakan I

 Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan I


(30)

 Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan rencana tindakan dalam siklus berikutnya

SIKLUS II

Perencanaan  Pengembangan program tindakan II  Menentukan pokok bahasan

 Mengembangkan sekenario pembelajaran  Menyiapkan alat dan sumber belajar  Mengembangkan format evaluasi

 Mengembangkan format observasi pembelajaran

Tindakan  Melakukan game Seseorang sebagai pelempar bola, yang satu langsung

melakukan groundstroke forehand dengan raket diayunkan kebelakang dalam keadaan bergerak pada saat bola jauh dari posisi siap pukul kearah target yang dipasang didepan kawan, melakukan goundstroke forehand dengan keadaan bergerak (ada 2 target) (drill). Di akhiri dengan game (permainan) Pengamatan  Melakukan obsevasi dengan memakai

format obsevasi tindakan II

 Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan II

Refleksi  Evaluasi tindakan dua

 Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan rencana tindakan dalam siklus berikutnya

SIKLUS III

Perencanaan  Pengembangan program tindakan III  Menentukan pokok bahasan

 Mengembangkan sekenario pembelajaran  Menyiapkan alat dan sumber belajar  Mengembangkan format evaluasi

 Mengembangkan format observasi pembelajaran

Tindakan  Aplikasi dalam permainan, melakukan reli groundstroke forehand sesama teman saling melakukan pukulan forehand dan berusaha mengembalikannya

Pengamatan  Melakukan obsevasi dengan memakai format obsevasi tindakan III

 Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan III


(31)

Refleksi  Evaluasi tindakan tiga

 Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilakukan

Siklus-siklus berikutnya jika tujuan belum tercapai Kesimpulan jika tujuan sudah tercapai

H. TEKNIK ANALISIS DATA DAN PENGAMBILAN DATA

1. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.

b. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecendrungan dalam pelaksaan pembelajaran forehand groundstroke pada aktivitas permainan tenis lapang.

c. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.

2. Pengambilan Data

1. Sumber Data: Sumber data penelitian ini adalah siswa SMA N 3 Karawang 2. Jenis Data: Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:

a. Sekenario pembelajaran

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran c. Jurnal harian

d. Dokumentasi (kamera/photo) 3. Cara Pengambilan Data

a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.

b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan diambil dari jurnal harian.


(32)

d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.

e. Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.

3. Kategori Penilaian

Materi persiklus

indikator

Kategori

B C K

1.forehand groundstro ke dalam keadaan diam 2.forehand groundstro ke dalam keadaan bergerak

 posisi siap  Penempatan

kaki silang (melangkahk an kaki kiri kedepan kaki kanan)  Penguasaan berat badan  Pandangan mata tertuju pada bola  Raket ayun ,

diayunkan kebelakang pada saat akan melakukan pukulan

Siswa sudah dalam posisi siap dan bisa menempatkan kaki silang( kaki kiri dilangkahkan kedepan kaki kanan) dan pandangan sudah tertuju pada bola pada saat akan melakukan pukulan forehand dalam keadaan diam

Siswa sudah bisa melangkahkan kaki kiri kedepan kaki kanan dan raket ayun diayunkan kebelakang pada datangnya bola jauh saat akan melakukan pukulan forehand dalam keadaan bergerak dengan pandangan sudah tertuju pada bola Siswa bisa bermain

reli groundstroke 2

 Siswa masih kaku untuk melangkahkan kaki silang( kaki kiri dilangkahkan kedepan kaki kanan) saat akan melakukan pukulan forehand goundstroke

 Siswa kaku dalam mengayunkan raket kebelakang seakan melakukan pukulan forehand goundstroke dalam keadaan bergerak

Siswa belum paham dan belum bisa melangkahka n kaki silang saat

melakukan pukulan forehand goundstroke

Siswa belum bisa mengayunka n raket kebelakng saat melakukan pukulan forehand dalam keadaan bergerak


(33)

3.aplikasi permainan reli

groundstro ke

 Bermain reli goundstroke sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak

vs 2 sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak dan bisa mencari target kosong untuk menghasilkan skor

 Siswa kaku pada saat bermain reli groundstroke 2 vs 2 sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak

Siswa belum bisa

melakukan reli

goundstroke 2 vs 2 dalam keadaan diam dan bergerak


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis secara deskripsi, penulis menghasilkan data sebagai hasil dari penelitian tindakan kelas yang berkenaan dengan model pendekatan taktis terhadap upaya meningkatkan pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat. Pada awalnya proses pembelajaran SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat ditangani oleh guru yang tidak berlatar pendidikan pendidikan jasmani, sehingga kurang memahami materi pembelajaran. Selain itu keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran forehand groundstroke siswa memiliki motovasi yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini dikarenakan pembelajaran forehand groundstroke dilakukan dengan berbagai bentuk permainan yang membuat siswa merasa senang selama pembelajaran.

Pendekatan taktis merangsang siswa untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam permainan tenis lapang. Siswa yang pada awalnya tidak begitu mengerti dan paham mengenai pembelajaran forehand groundstroke dengan menggunakan pendekatan taktis pemahaman siswa akan pembelajaran forehand groundstroke mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa mampu melakukan forehand groundstroke dengan datangnya arah bola dekat dalam keadaan diam pada posisi siap untuk melakukan pukulan forehand.

2. Siswa mampu melakukan forehand groundstroke dengan datangnya arah bola jauh dalam keadaan bergerak pada posisi siap untuk melakukan pukulan forehand. 3. Siswa mampu bermain melakukan reli groundstroke forehand dalam keadaan


(35)

4. Mencari sasaran/target yang dituju pada saat melakukan pukulan forehand ketika bermain reli groundstroke sesama teman.

5. Motivasi peserta didik cukup tinggi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada

beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran dengan model pendekatan taktis membuat siswa kelas X2 SMA

N 3 Karawang mampu melakukan reli groundstroke forehand dalam keadaan bergerak maupun diam pada permainan tenis lapang. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pendekatan taktis dalam proses pemebelajaran penjas, khususnya pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang.

2. Melalui model pendekatan taktis siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan pemahaman tentang pendekatan taktis dalam proses pembelajaran penjas.

C.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun rekomendasi tersebut adalah:

1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya menggunakan model pendekatan taktis tidak hanya diterapkan pada pembelajaran forehand groundstroke saja, melainkan kecabangan olahraga yang lain demi ketercapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal. Selain itu guru pendidikan jasmnai yang tidak berlatar pendidikan jasmani agar selalu kreatif, inovatif dan trampil dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan keolahragaan, serta sebaiknya


(36)

mengetahui kemampuan diri dalam mempuni pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan menempatkan guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan peneliti mengenai kemampuan guru yang tidak berlatar pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum olahraga di sekolah.

Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan jasmani di masa mendatang.


(37)

106

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. 2008. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Brown (2007:31). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Budi (2007) Teknik Dasar Bermain Tenis [Online]. Tersedia :http://prasso.wordpress.com/2007/08/31/teknik-dasar-bermain-tenis-forehand.

Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: FIP Universitas Negeri Malang. Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta:

Direktorat Jenderal Olahraga

Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS

Juliantine Tite, Toto Subroto dan Yunyun Yudiana. 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia.

Loman, Lucas. 2008. Petunjuk Praktis Bermain Tenis Lapang. Angkasa Bandung. Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS.

Mahendra, Agus. 2008. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(38)

107

Mottram, Tony. 1986. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Dahara Prize. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Somarya dan Nuryani (2007). “Pengertian Pendidikan” dalam Landasan Pendidikan. Bandung Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto, dkk (2008). Modul Kuliah Teori Bermain. Bandung; Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto. 2001. Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar. DEPDIKNAS.

Suhardjono, Azis Hoesin, dkk. (2009). Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dibidang pendidikan dan Angka Kredit pengembangan profesi widyaiswara. Depdikbud, Dikdasmen.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Supardi. (2004). Penelitian Tindakan Kelas (Penyusunan Proposal Dan Laporan Penelitian), departemen pendidikan nasional.

(http://erixnarutosaiyan.blogspot.com/2011/07/teknik-dasar-permainan-tenis-lapangan.html) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com.

upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195903041987031-Eka_Nugraha/Modul_Aktivitas.net_B5.pdf


(1)

3.aplikasi permainan reli

groundstro ke

 Bermain reli goundstroke sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak

vs 2 sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak dan bisa mencari target kosong untuk menghasilkan skor

 Siswa kaku pada saat bermain reli groundstroke 2 vs 2 sesama teman dalam keadaan diam maupun bergerak

 Siswa belum bisa

melakukan reli

goundstroke 2 vs 2 dalam keadaan diam dan bergerak


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis secara deskripsi, penulis menghasilkan data sebagai hasil dari penelitian tindakan kelas yang berkenaan dengan model pendekatan taktis terhadap upaya meningkatkan pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang di SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat. Pada awalnya proses pembelajaran SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat ditangani oleh guru yang tidak berlatar pendidikan pendidikan jasmani, sehingga kurang memahami materi pembelajaran. Selain itu keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA N 3 Karawang Kecamatan Karawang Barat dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran forehand groundstroke siswa memiliki motovasi yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini dikarenakan pembelajaran forehand groundstroke dilakukan dengan berbagai bentuk permainan yang membuat siswa merasa senang selama pembelajaran.

Pendekatan taktis merangsang siswa untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam permainan tenis lapang. Siswa yang pada awalnya tidak begitu mengerti dan paham mengenai pembelajaran forehand groundstroke dengan menggunakan pendekatan taktis pemahaman siswa akan pembelajaran forehand groundstroke mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa mampu melakukan forehand groundstroke dengan datangnya arah bola dekat dalam keadaan diam pada posisi siap untuk melakukan pukulan forehand.

2. Siswa mampu melakukan forehand groundstroke dengan datangnya arah bola jauh dalam keadaan bergerak pada posisi siap untuk melakukan pukulan forehand. 3. Siswa mampu bermain melakukan reli groundstroke forehand dalam keadaan


(3)

4. Mencari sasaran/target yang dituju pada saat melakukan pukulan forehand ketika bermain reli groundstroke sesama teman.

5. Motivasi peserta didik cukup tinggi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada

beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran dengan model pendekatan taktis membuat siswa kelas X2 SMA

N 3 Karawang mampu melakukan reli groundstroke forehand dalam keadaan bergerak maupun diam pada permainan tenis lapang. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pendekatan taktis dalam proses pemebelajaran penjas, khususnya pembelajaran forehand groundstroke dalam permainan tenis lapang.

2. Melalui model pendekatan taktis siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan pemahaman tentang pendekatan taktis dalam proses pembelajaran penjas.

C.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun rekomendasi tersebut adalah:

1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya menggunakan model pendekatan taktis tidak hanya diterapkan pada pembelajaran forehand groundstroke saja, melainkan kecabangan olahraga yang lain demi ketercapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal. Selain itu guru pendidikan jasmnai yang tidak berlatar pendidikan jasmani agar selalu kreatif, inovatif dan trampil dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan keolahragaan, serta sebaiknya


(4)

mengetahui kemampuan diri dalam mempuni pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan menempatkan guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan peneliti mengenai kemampuan guru yang tidak berlatar pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum olahraga di sekolah.

Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan jasmani di masa mendatang.


(5)

106

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. 2008. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Brown (2007:31). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Budi (2007) Teknik Dasar Bermain Tenis [Online]. Tersedia

:http://prasso.wordpress.com/2007/08/31/teknik-dasar-bermain-tenis-forehand. Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: FIP Universitas Negeri Malang. Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta:

Direktorat Jenderal Olahraga

Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS

Juliantine Tite, Toto Subroto dan Yunyun Yudiana. 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia.

Loman, Lucas. 2008. Petunjuk Praktis Bermain Tenis Lapang. Angkasa Bandung. Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS.

Mahendra, Agus. 2008. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

107

Mottram, Tony. 1986. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Dahara Prize. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Somarya dan Nuryani (2007). “Pengertian Pendidikan” dalam Landasan Pendidikan. Bandung Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto, dkk (2008). Modul Kuliah Teori Bermain. Bandung; Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto. 2001. Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar. DEPDIKNAS.

Suhardjono, Azis Hoesin, dkk. (2009). Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dibidang

pendidikan dan Angka Kredit pengembangan profesi widyaiswara. Depdikbud,

Dikdasmen.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Supardi. (2004). Penelitian Tindakan Kelas (Penyusunan Proposal Dan Laporan Penelitian), departemen pendidikan nasional.

(http://erixnarutosaiyan.blogspot.com/2011/07/teknik-dasar-permainan-tenis-lapangan.html) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com.

upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195903041987031-Eka_Nugraha/Modul_Aktivitas.net_B5.pdf


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN GROUNDSTROKE BOLA KEDINDING DENGAN LATIHAN SERVIS GROUNDSTROKE TERHADAP PENINGKATAN HASIL PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN PADA SISWA USIA 10-16 TAHUN CLUB BNI TENIS USU 2015.

0 3 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN PUSH FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 T.A 2013/2014.

0 3 15

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA PADA PERMAINAN BOLA BASKET ( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Cipta Skill Bandung ).

2 13 30

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKANWAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 6 Garut Kabupaten Garut.

1 2 35

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V di SDN NILEM 3 BANDUNG.

1 5 39

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET : Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Menyerang Basket Lawan Pada Kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon.

0 0 37

). IMPLEMENTASI MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLATANGAN MINI : Penelitian Tindakan Kelas di SD Kartika-7 Kota Cirebon.

0 0 48

GAYA MENGAJAR DIVERGENT DAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan.

4 27 26

FAKTOR BIOMOTOR DAN PSIKOMOTOR PENENTU KEMAMPUAN GROUNDSTROKE FOREHAND TENIS LAPANGAN (Analisis Faktor Dominan Penentu Kemampuan Groundstroke Forehand Tenis Lapangan Pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan FKIP UNS).

0 1 17

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI VOLLEY-GROUNDSTROKE DAN GROUNDSTROKE FOREHAND TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE FOREHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA UNIT KEGIATAN MAHASISWA TENIS LAPANGAN UNS 2018

0 0 12