IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKANWAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 6 Garut Kabupaten Garut.

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas X-B di SMAN 6 Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Satryandi Ahmad Fauzi (0809622)

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas X-B di SMAN 6 Garut)

Oleh

Satryandi Ahmad Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan

© Satryandi Ahmad Fauzi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Satryandi Ahmad Fauzi

0809622

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas X-B di SMAN 6 Garut)

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Drs.Sucipto,M.Kes Nip: 196106121987031002

Pembimbing II

Didin Budiman,M.Pd Nip: 197409072001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

(5)

ABSTRAK

Satryandi Ahmad Fauzi. Skripsi ini berjudul “Implementasi Pendekatan

Taktis Dalam Upaya MeningkatkanWaktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Futsal (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

SMAN 6 Garut Kabupaten Garut)”. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Drs. Sucipto, M.Kes dan Pembimbing II: Didin Budiman, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningktakan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal siswa di SMAN 6 Garut. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kleas X-B yang berjumlah 40 orang siswa yang dilaksanakan pada tanggal 23,30 Agustus dan 6,13 September 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class room

action research) model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh kemmis (wiraatmaja).

Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berupa siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan format observasi waktu aktif belajar dalam permainan futsal dengan keterangan sebagai berikut: Jumlah waktu aktif = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus.

Hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menunjukan peningkatan dari setiap siklusnya. Presentase menunjukan pada siklus I tindakan 1 sebesar 50% (Kurang) dan pada tindakan 2 sebesar 54,2% (Kurang). Pada siklus I ini menunjukan peningkatan terhadap waktu aktif belajar siswa, tetapi masih belum mencapai target yang diinginkan sehingga siklus dilanjutkan ke siklus II. Presentase menunjukan pada siklus II tindakan 1 sebesar 67,1% (Cukup) dan pada tindakan 2 sebesar 80% (Tinggi). Pada siklus II tindakan II ini menunjukan peningkatan yang cukup signifikan sehingga sudah mencapai target yang diinginkan yaitu 80% dengan katagori tinggi. Oleh karena itu penelitian dihentikan sampai pada siklus II tindakan II.

Kesimpulan hasil penelitian pendekatan taktis dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Sebagai saran pada proses pembelajaran bola futsal sebaiknya menggunakan pendekatan takitis.


(6)

ABSTRACT

Satryandi Ahmad Fauzi (0809622). Implementation of Tactical Approach in

Effort to Improve Student Learning Active Time In Futsal Game Learning (Classroom Action Research in SMAN 6 Garut)". Thesis. Study Program of Physical Education, Recreation and Health. Department of Sport Education. Faculty of Sport and Health Education. Supervisor I: Drs. Sucipto, M. Kes and Supervisor II: Didin Budiman, M.Pd.

The purpose of this study is to describe how to improve students learning active time in futsal game learning in SMAN 6 Garut. This study uses classroom action method. The sampling in this study is 40 students X-B grade that held on 23, 30 August and 6, 13 September 2013. The method used in this study is classroom action research (PTK) Lewin’s Classroom Action Research models are interpreted by Kemmis (Wiraatmaja). Classroom action research design implemented through a number of stages that form the cycle, include: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The fourth stage is called a spin cycle. The instrument used in this study is observation learning active time format in futsal game with the following information: Total active time = total time management: total lessons hours x hundred.

The results of this study showed an increase of each cycle. Percentage indicates the first cycle of action I by 50% (Less) and action II by 54.2 % (Less). The first cycles showed an increase in students’ learning active time, but still not achieve the target and the cycle continued into the second cycle. Percentage indicates the second cycle of action I by 67.1% (Enough) and action II by 80% (High). The second cycle of action II shows a significant increase that has reached the target is 80% with a high category. Therefore the study was discontinued until the second cycle of action II.

The conclusion of the study is tactical approach can increase the amount of students learning active time. For suggestions, futsal learning process should use a tactical approach.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN………... i

ABSTRAK ...……… ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMAKASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… viii DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ...………... 1

B. Rumusan Masalah ...………... 7

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Manfaat Penelitian ………. 8

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Defenisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 A. Kerangka Teoritis ... 10

1. Pendekatan Pembelajaran ... 11

2. Pendekatan Taktis ... 13

3. Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran... 16

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 16

b. Tujuan Belajar Pembelajaran... 17

4. Permainan Bola Futsal ... 18

1. Teknik Passing dalam permainan Futsal... 22

2. Teknik Dasar Menahan Bola ... 3. Teknik Dasar Mengumpan Lambung... 4. Teknik Dasar Menggiring Bola... 5. Teknik Dasar menembak ... 24 24 24 25 5. Waktu Aktif Belajar... 25

6. Konsep Dasar Penelitain tindakan kelas ... 29

D. Hipotesis Tindakan……….... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 A. MetodePenelitian……….. 32

B. Populasi dan Sample………... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

C. Setting Penelitian………... 34

D. RencanaTindakanPenelitian ... 34

1. Perencanaan ... 35


(8)

3. Observasi ... 35

4. Analisis dan refleksi ... 36

E. Instrumen Penelitian... 39

F Teknik Analisis Data... 41

G. Data dan Teknik Pengambilannya ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 A. Deskripsi ...………... 45

B. Hasil Monitoring ………... 46

1. TahapAwalPembelajaran ... 47

2. Tahapintipembelajaran ... 47

3. TahapAkhirPembelajaran ... 47

C. Hasil Penelitian………... 49

1. Siklus I ... 49

1)Siklus 1 Tindakan 1... 2)Silus 1 Tindakan 2... 51 52 2. Siklus II ... 57

a. SiklusII Tindakan 1... 57

b. SiklusII Tindakan 2... 58

D. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68 A. Kesimpulan………... 68

B. Saran………... 69


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dibangun untuk meningkatkan kehidupan masyarakat disegala bidang. Siswa merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang dijadikan sasaran oleh pemerintah dalam mengupayakan kehidupan dan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Perhatian pemerintah terhadap siswa sangat besar mengingat mereka investasi sumber daya manusia di masa yang akan datang. Kelangsungan pembangunan menjadi tanggung jawab mereka, oleh karena itu untuk membangun negara perlu generasi penerus yang cerdas juga memiliki jiwa dan badan yang sangat sehat.

Pada saat ini negara kita sedang giat-giatnya menggalang pembangunann untuk kualitas masyarakat agar memenuhi tuntutan perkembangan dunia yang semakin kompleks peradabannya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia wajib ikut serta didalamnya.Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas masyarakat adalah dengan hidup sehat secara jasmani maupun rohani. Kebugaran jasmani pada dasarnya di butuhkan oleh setiap manusia, termasuk anak usia sekolah. Jika memiliki kebugaran jasmani yang memadai, siswa akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang lebih lama tanpa mengalami kelelahan yang dibandingkan siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah.Salah satu bentuk kebugaran jasmani adalah melakukan olahraga. Diantara bentuk olahraga yang pada saat ini sedang diminati berbagai kalangan adalah olahraga futsal karena permainan futsal dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik dari laki-laki maupun perempuan.

Permainan futsal sebenarnya sudah muncul pertama kali pada tahun 1930 bersamaan dengan penyelenggaraan piala dunia pertama di Uruguay.Namun perkembangan futsal tidak secepat perkembangan sepak bola.Dan di Indonesia sendiri futsal masuk pada sekitar tahun 1998-1999.Futsal mulai dikenal di masyarakat sekitar tahun 2000-an. Pada saat itulah futsal mulai berkembang sampai dengan sekolah-sekolah.Futsal merupakan olahraga permainan yang


(10)

2

dilakukan pada waktu luang. Kegiatan olahrgafutsal ini berawal dari hobi atau kegemaran seseorangdalam bermain bola di ruangan. Mengenai hal ini, Irwan (2009;4) menyatakan bahwa : Permainan futsal merupakan olahraga permainan yang hampir sama dengan sepak bola tetapi dilakukan dalam ruangan dengan ukuran minimal satu lapangan basket. Permainan terebut dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 pemain termasuk penjaga gawang. Dua tim tersebut memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola.

Bermain futsal tidak jauh berbeda dengan bermain Sepak bola pada umumnya, butuh kekuatan stamina, mental dan strategi. Ada sedikit perbedaan mendasar dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola permainan dalam Futsal banyak didominasi permainan kaki ke kaki, maksudnya pengaturandalam bertahan, maupun menyerang lebih banyak dilakukandengan umpan-umpan pendek, mengingat ukuran lapangan yang lebih kecil dibanding lapangan sepak bola. Dengan pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam mengolah bola, mengumpan, menjaga pertahanan dan menyerang ke daerah lawan sangat diperlukan.

Didalam Futsal jarang sekali diterapkan umpan-umpan panjang, strategi ini hanya buang-buangenergi, disamping itu juga tidak mencerminkan permainan yang baik dan enak dilihat. Namun demikian, bukannya hal tersebut dilarang atau tidak disarankan, tinggal kembali kepada individu sendiri, mau bagaimana memainkan permainan Futsal tersebut. Jarangnya teknik-teknik tersebut diterapkan, hal ini lebih kepada bisa terciptanya pola permainan yang cantik, enak dilihat serta proses gol yang indah. Begitu juga dengan heading bola, gol-golyang tercipta dengan kepala bisa lebih terlihat bagus dan enak untuk dilihat, terlebih jika proses penyerangan tersebut dilakukan dengan pola penyerangan terstruktur

Dengan semakin berkembangnya olahraga futsal, banyak sekolah yang menyediakan ekstrakulikuler permainan futsal, dan salah satunya berada di SMAN6 Garut. Dalam permainan futsal, para siswa di SMANtersebut juga menggunakan teknik menendang seperti mengoper bola (passing), menendang


(11)

3

jarak jauh (long passing), dan menendang ke arah gawang (shooting). Agar permainan futsal dapat berjalan dengan baik, perlu strategi atau taktik bermain yang harus dipahami oleh para pemainnya. Salah satu upaya pengembangan keterampilan taktis ini adalah melalui penerapan pendekatan taktis.

Menurut Subroto (2001: 4-5) tujuan pendekatan pembelajaran permainan melaui pendekatan taktik ini bagi siswa, diantaranya: untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan, memberikan penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan.

Dalam pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Abduljabar, (2010:22) menyatakan bahwa:

Dalam kurikulum tujuan pendidikan jasmani adalah untuk menyokong perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Namun hal ini sangat bergantung pada bagaimana guru pendidikan jasmani mengorientasikan perkembangan didalam program-program pembelajarannya.

Ketiga aspek tersebut diharapkan bisa tercapai oleh siswa dalam pembelajaran penjas dengan menggunakan permainan. Namun dalam pelaksanaannya tidak mudah untuk pencapaian tujuan yang mencakup tiga aspek tersebut. Guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa untuk menyesuaikan pembelajaran penjas dengan pendekatan yang membuat siswa tidak jenuh dan tetap membangkitkan semangat siswa yang ditandai keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.

Proses pembelajaran futsal di SMAN 6 Garut menunjukkan bahwa ditemukan adanya masalah-masalah, yaitu siswa merasa kesulitan untuk menguasai teknik dasar passing pada futsal. Selain itu futsal merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan individu disamping kerja sama kelompok. Untuk itu, seorang pesepak bola diwajibkan menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Dalam permainan futsal terdapat berbagai macam teknik diantaranya yaitu


(12)

4

passing, karena teknik tersebut paling sering digunakan seorang pemain

dilapangan untuk meloloskan diri dari pemain lawan yang menempel ketat. Bagi seorang pemain futsal passing merupakan sebuah kemampuan vital agar dapat memberi umpan dan membuka ruang gerak bagi pemain lain, selain itu passing merupakan keteampilan dasar dalam futsal karena pemain harus mampu mengoper bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan teknik passing secara efektif,pengaruh pemain di dalam pertandingan akan berpengaruh besar. Dalam teknik passing ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan setiap pemain, seorang pemain dapat menggunakan kaki dalam, luar dan atas untuk melakukannya.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus memegang prinsip yaitu partisipasi siswa secara maksimal sebagai tujuan dari pendidikan jasmani di sekolah yang berkaitan dengan kepentingan siswa. Kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan selama ini adalah para guru pada umumnya kurang memanfaatkan ruang dan waktu, membaca referensi dan membuat media pembelajaran untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Padahal tugas sebenarnya guru, selain mengajar adalah harus mampu merancang program pengajaran yang akan disampaikan, termasuk memilih materi, bahan atau media pembelajaran. Seharusnya guru mempuyai inisiatif dalam memilih model pembelajaran, sehingga kurang mampu menciptakan alternatif-alternatif terbaik dalam mencapai tujuan pendidikan olahraga di sekolah, maka dalam proses mengajar harus menciptakan sesuatu yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa dapat bergerak, dengan menggunakan pendekatan taktis siswa diharapkan dapat memunculkan aktivitas yang terkandung di dalam diri siswa, karena dalam pendekatan taktis siswa ditempatkan pada situasi bermain,Lebih lanjut Sucipto (2008:12) menyebutkan bahwa:

“Tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis adalah: Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap keterkaitan antara taktik permainan dan perkembangan keterampilan, memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran dan berusaha belajar memecahkan masalah dalam membuat keputusan selama bermain”.


(13)

5

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat secara khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan teknik yang rendah pendekatan taktis ini tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Dengan begitu seorang guru harus mampu memberikan pengajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungn dengan pendekatan taktis dalam penguasaan keterampilan dasar passing dalam futsal.

Kaitannya dengan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh semua pihak, terutama peserta didik dalam mendapatkan pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan kesehatan kurang begitu maksimal. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran terhadap pendidikan dan kesehatan untuk lebih memaksimalkan tujuan pendidikan tersebut. Selain itu dalam mencapai tujuan pembelajaran olahraga dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan adalah menumbuhkembangkan daya kreasi dan kemampuan untuk melakukan berbagai permainan dalam setiap cabang ilmu olahraga, selain dari memahami keilmuan teoritis, khususnya dalam keterampilan dasar passing dalam futsal. Hal tersebut dikarenakan seorang guru sering menggunakan pendekatan drill sehingga tidak berpikir untuk memecahkan masalah kesulitan penguasaan keterampilan dasar pasing dalam futsal.

Penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bertujuan agar siswa menyadari tentang konsep bermain melalui penerapan teknik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2001 : 5) “tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan”.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam pendekatan taktis, pembelajaran keterampilan teknik tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian teknik yang terpisah, namun sekaligus didalam suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya yang disampaikan Subroto (2001 :10). “Dengan


(14)

6

demikian bahwa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan taktis tidak sepenuhnya bermain hingga akhir pelajaran melainkan ada selang waktu untuk penyamapain teknik yang relevan untuk dilakukan. Oleh karena itu, strategi dalam pendekatan taktis disebut dengan game-drill-game”.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan taktis merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada situasi bermain untuk memecahkan masalah yang timbul. Sehingga penulis selaku calon pendidik merasa perlu dan sudah kewajiban untuk menentukan bahan atau media pembelajaran dalam upaya menemukan alternatif-alternatif positif dalam pembelajaran di sekolah, terutama terhadap kepentingan siswa.

Tantangan yang harus dicari pemecahan masalah dari penelitian ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai dan juga dapat diketahui pula waktu yang digunakan selama proses belajar mengajar. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dimaksudkan untuk menghindari terbentuknya kondisi lingkungan belajar yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk itu usaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sangat perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan proses belajar mengajar.Penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbagai strategi untuk meningkatkan waktu aktif belajar siswa harus dikuasai oleh peneliti untuk memungkinkan siswa dapat kembali aktif dalam proses belajarnya.

Oleh sebab itu kreativitas guru dalam memberikan materi pada saat pembelajaran sangat dibutuhkan, agar pendekatan taktis dalam pembelajaran fusal dapat mendorong siswa untuk memecahkan suatu masalah dan selebihnya dari kreativitas tersebut bisa memunculkan materi serta cara penyajian yang memotivasi siswa untuk belajar dengan tingkat partisipasi yang tinggi sehingga diharapkan jumlah waktu aktif belajar siswa akan tercapai dengan baik.


(15)

7

Definisi jumlah waktu aktif belajar menurut Lutan dan Suherman (2000: 45-46):

Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebih baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.

Oleh karena itu aktivitas siswa dalam pembelajaran pendekatan taktis permaian futsal harus lebih banyak digunakan untuk belajar dan bukan digunakan untuk hal-hal lainnya seperti: siswa lebih banyak menunggu giliran, sebagian siswa lebih banyak diam atau mengobrol, dan tidak melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Telah kita ketahui bahwa semakin banyak waktu untuk belajar maka akan semakin tinggi pula kemungkinan untuk berhasilnya.

Maka dari itu, perlu adanya suatu penelitian yang dapat dijadikan suatu informasi bagi para guru dalam menerapkan pendekatan taktis pada pembelajaran bola futsal. Bertitik tolak dalam permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Futsal Kelas X di SMAN 6 Garut”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah pendekatan taktik dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal kelas X-B di SMAN 6 Garut?

C.Tujuan penelitian

Mengacu pada permasalahan penelitian tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal kelas X di SMAN 6 Garut.


(16)

8

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat penelitian ini sebagai berikut

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi bagi para guru pendidikan jasmani dan sekolah sebagai lembaga yang berkompeten dalam penetapan kebijakan, khususnya mengenai implementasi pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal kelas X di SMAN 6 Garut.

2. Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi para guru pendidikan jasmani dan pelatih cabang olahraga futsal dalam menetapkan dan memilih model yang lebih efektif untuk digunakan setiap siswa maupun atlet bola futsal dalam proses pembelajaran dan latihan.

E.Pembatasan / Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang di bahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran yang penulis gunakan adalah pendekatan pembelajaran taktis dalam permainan bolafutsal.

2. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan taktis dapat membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan supaya siswa dapat menguasai teknik dasar permainan bola futsal di SMAN 6 Garut. 3. Objek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X-B SMAN 6 Garut

berjumlah 40 orang.

4. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di SMA Negri 6 Garut.

F. Definisi Istilah

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk menghindari penasiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian ini, yaitu:


(17)

9

1. Pendekatan Taktis. Sucipto (2008:12) menyebutkan bahwa: “Tujuan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis adalah: Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap keterkaitan antara taktik permainan dan perkembangan keterampilan, memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran dan berusaha belajar memecahkan masalah dalam membuat keputusan selama bermain”.

2. Pembelajaran. Menurut Corey (1986:195) yang dikutip oleh Sagala (2003:61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta dalam tingkah laku tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dalam pendidikan.

3. Bolafutsal. Menurut Irwan (2009;4) menyatakan bahwa futsal adalah Permainan yang menggunakan kaki untuk memasukan bola kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008:3). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hopkins dalam Wiraatmaja, 2008:11) mengemukakan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, setabil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran sampai tindakan penelitian di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik (guru).Secara sederhana Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah “Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik”.

Tujuan utama PTK adalah mengembangkan keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya atau mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Melalui PTK guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif. Selain itu, terdapat beberapa manfaat yang dapat


(19)

34

diperoleh dari PTK yaitu (1) sebagai inovasi pendidikan, dengan PTK guru menjadi lebih berani mandiri dan ditopang rasa percaya diri sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan, (2) hasil PTK dapat diajarkan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum, dan (3) PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan semuan tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Untuk memecahkan suatu mashalah penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung ketercapaiannya suatu tujuan penelitian yang penulis lakukan. Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Sudjana (1989:6) mengemukakan bahwa:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Selanjutnya Arikinto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sekumpulan objek yang memiliki karakteristik tertentu. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMAN 6 Garut. Tahun ajaran 2013/2014.


(20)

35

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Sudjana (1989:6) sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”. Sugyono (2005:91) mengatakan juga sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil datanya dan kemudian data tersebut diolah dan diteliti.

Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-B SMA N 6 Garut yang berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 20 orang dan siswa permpuan 20 orang.

C.Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Garut Kelas X-B tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan dalam penelitian ini adalah menerapkan model Aktivitas belajardan perilaku siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan pembelajaran taktis dalam permainan futsal sebagai upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.

D.Rencana Tindakan Penelitian

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan perstiwa-peristiwa tak terduga sehingga dapat mengurangi atau mengeliminasi resiko. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena adanya kepedulian terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan, yang dalam penelitian ini sasarannya adalah menerapkan model Aktivitas belajardan perilaku siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan pembelajaran taktis dalam permainan futsal sebagai upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa.


(21)

36

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti berkolaborasi dengan guru yang lain atau dengan kepala sekolah untuk membantu mendiskusikan apa yang akan dilakukan dalam menganalisis serta meningkatkan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan futsal.

1. Perencanaan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Peneliti sebelumnya melakukan pra observasi terhadap semple, yang mana pelaksanaanya telah dilakukan sejak penulis mengajukan proposal untuk pelaksanaan penelitian.

b. Peneliti membuat lembar observasi yaitu:

1) Sebuah catatan kosong yang tujuannya untuk melihat dan mengamati bagaimana kondisi dan belajar siswa ketika dilapangan.

2) Catatan harian yaitu salah satu alat atau instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran baik dari awal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran permainan bolafutsal.

c. Menyusun daftar rencana upaya-upaya yang hendak dilaksanakan untuk meningkatkan keberanian siswa dalam proses pembelajaran senam lantai.

2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai guru yang terlibat dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran permaianan bolafutsal yang telah dirancang dalam satuan penagajaran (skenario pembelajaran).

b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar.


(22)

37

3. Observasi

Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti melaksanakan, mengamati, melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan secara langsung. Kemudian peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap peserta didik. Selanjutnya langkah-langkah peneliti untuk mengumpulakan data, teknik observasi yang digunakan sebagai berikut :

a. Observasi langsung

Observasi yang dilakukan dimana observer langsung turun ke lapangan dan terlihat bersama objek penelitian.

b. Observasi Tidak Langsung

Observasi atau pengamatan yang dilaksanakan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya berupa dokumentasi dan cacatan lapangan.

4. Analisis dan Refleki

Dengan diberikannya upaya-upaya model aktivitas menerapkan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal. Maka peneliti dapat menganalisis dan merefleksi diri dengan melihat data bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan apakah dapat memberiakan dampak yang positif terhadap pembelajaran permainan futsal.

Agar lebih jelas mengenai rencana tindakan penelitian yang hendak dilakukan penulis, maka berikut ini penulis sajikan gambar dan tabel siklus penelitian.


(23)

38

Bagan 3.1

Alur penelitian PTKAdaptasi dari model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis

(Wiraatmaja, 2008:62)

Untuk lebih jelasnya, peneliti dalam hal ini menyajikan tabel siklus penelitian yang hendak dilaksanakan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Siklus Penelitian

Siklus I Perencanaan - Melakukan observasi awal terhadap sampel mengenai pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam permainan futsal.

- Membuat lembar observasi

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan


(24)

39

- Menyusun daftar rencana upaya-upaya

yang hendak dilaksanakan serta medel model pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal.

Pelaksaan Tindakan - Peneliti melaksanakan model pendekatan taktis.

- Melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan

menggunakan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam permainan futsal.

Observasi/Pengamatan - Observasi langsung: peneliti langsung turun kelapangan dan terlibat berada bersama objek penelitian.

- Observasi tidak langsung: pengamatan

tidak pada saat berlangsungnya peristiwa (catatan lapangan).

Analisis dan Refleksi - Guru melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi, mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.

- Guru memperbaiki pelaksanaan tindakan

sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

- Evaluasi tindakan 1

Siklus II Perencanaan - Identifikasi masalah dan penentuan alternatif pemecahan masalah.

- Pengembangan program tindakan kedua.


(25)

40

(model pendekatan taktispermainan futsal).

Observasi/Pengamatan - Pengumpulan data dan analisis data tindakan kedua.

Analisis dan Refleksi - Evaluasi tindakan kedua Kesimpulan, saran dan rekomendasi

E. Instrumen Dan Teknk Analisis Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur penomenal-penomenal alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik penomena disebut variabel. Untuk mengetahui waktu aktif belajar siswa dengan menerapkan pendekatan taktis pembelajaran permainan futsal, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan:

a. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk kepada

duration recording. Duration recording mencoba mengungkapkan indikator

yang menjadi bagian dari jumlah waktu aktif belajar siswa yaitu:

1) Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas yang bersifat manajerial misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, mendengarkkan peringatan, danti pakaian dan kehadiran.

2) Aktifitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif.

3) Instrucsion (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih

dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagai mana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan).


(26)

41

4) Waitiing (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih

dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga katagori diatas (misalnya tunggu giliran, sebagian siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi). (Suherman dan Sartono, 2008:96-97).

b. Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang diajukan.

Adapun bentuk format yang digunakan dalam observasi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Format Observasi Waktu Aktif Belajar

Sekolah :... Kelas :... Waktu :... Waktu dan Tanggal:... Pengajar :... Observer :...

0

5 30 55 80

10 35 60 85


(27)

42

20 45 70

25 50 75

Keterangan:

Jumlah waktu aktif (A) = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus

Jumlah Waktu Manajemen (M) = total waktu intruksi : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu instruksi (I) = total waktu belajar : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu lain-lain (L/W) = total waktu tunggu : total jam pelajaran x seratus

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis data dan kualitatif, dalam kerangka penelitian tindakan kelas. Selain itu analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran.

Secara umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada

setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah waktu aktif belajar siswa pada setiap kali tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus penelitian.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru dan observasi setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:


(28)

43

a. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karateristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan ata ini, perilaku siswa selama melaksanakan kegiatan belajarnya dikatagorikan sebagai aktivitas siswa yaitu jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Aktivitas belajar, dan perilaku siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan pembelajaran taktis dalam permainan futsal sebagai upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa. Dalam rencana pelaksanaan tindakan penelitian selama proses pembelajaran target yang ingin di capai dalam siklus I tindakan I dan IIadalah 50% -60%. Sedangkan dalam siklus II tindakan I dan II target yang di capai adalah 61%-70% . tujuannya adalah ingin mengetahui sejauh mana penerapan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan watu aktif belajar siswa dalam pembelajaran bola futsal dapat meningkatkan perubahan perilaku siswa dalam jumlah waktu aktif belajar.

b. Validasi

Menurut Hopkins (1993:32) yang dikutip oleh kusnandar (2008:107-109) tahap validasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuan untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepada sekolah, guru dan siswa.

2. Cheklist

Cheklist dilakukan untuk memeriksa kebenaran antara pelaksanaan

danrencana tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruhtindakan yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama dalam pelaksanaan tindakan.

3. Audit trail


(29)

44

data mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahapancheklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan kebenaran mendiskusikan data beserta prosedur pengumpulan data pada pembimbing.

4. Expert opinion

Pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada pakaryang profesionaldalambidangini. Dalam hal ini baiknya mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan data arahan serta masukan, sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

c. Interpretasi

Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normative untuk memperoleh gambaran terhadap penerapan model pembelajaran taktis dalam permainan futsal sebagai upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa.

G.Data dan Teknik Pengambilannya

1. Sumber data: yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas X-B SMA Negeri 6 Garut dan seluruh anggota tim peneliti.

2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari: a. Upaya-upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran

permainan futsal..

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. c. Wawancara

d. Catatan harian. e. Dokumentasi. 3. Cara Pengambilan data:

a. Data mengenai upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal.

b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.


(30)

45

c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan diambil dari catatan harian.

d. Data mengenai keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari sekenario terhadap upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal.

e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada BAB IV menunjukkan bahwa pendekatan taktis dengan menggunakan permainan futsal dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa di SMAN 6 Garut. Ketika pembelajaran berlangsung peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba berbagai permainan yang dibuat oleh peneliti. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik guru/peneliti dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh siswa. Selain iti peneliti memantau pembelajaran yang dilakukan/dipraktikkan oleh masing-masing kelompok, apabila siswa keluar dari materi maka guru/peneliti memanggil siswa tersebut kemudian dikasih arahan setelah cukup siswa dipersilahkan kembali ke kelompoknya.

Sebagai kesimpulan pembahasan penerapan pendekatan taktis dalam meningkatkan waktu aktif belajar dalam permainan bola futsal adalah sebagai berikut :

1. Melalui latihan yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa meningkat.

2. Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa untuk menjaga konsistensi keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak yang sudah dimiliki. 3. Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan pemahaman secara lebih efektif dari penampilan dalam satu permainan ke dalam permainan lainnya.


(32)

69

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peulis kemukakan,

ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran yaitu

sebagai berikut:

1. Proses yang menggunakan pendekatan taktis terhadap jumlah waktu aktif

belajar dalam permainan bola futsal dapat diterapkan di SMA Negeri 6 Garut,

khususnya siswa kelas X-B. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para

guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pendekatan taktis dalam upaya

meningkatkan waktu aktif belajar khususnya pembelajaran permainan futsal.

2. Melalui pendekatan taktis terhadap waktu aktif belajar siswa berkesempatan

mencoba berbagai permainan bola futsal, berkomunikasi dengan teman yang

lainnya. Selain itu siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran Pendidikan jasmani.

3. Bagi pihak sekolah, ini merupakan momentum untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan jasmani di SMA Negeri 6 Garut.

C. Hasil Penelitian Pendidikan Jasmani

Sehubungan dengan hasil penelitian pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar pada siswa kelas X-B di SMA Negeri 6 Garut didalam pembelajaran bola futsal mendapatkan hasil yang memuaskan maka dalam hal ini peneliti akan menerapkan pendekatan taktis tidak hanya di pembelajaran bola futsal saja melainkan pada pembelajaran pendidikan jasmani yang lainnya. Diharapkan dengan pendekatan taktis ini tujuan pembelajaran pendidikan jasmani menjadi tercapai.


(33)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bangbang, (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. RIZQI Press, Bandung

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baharudin dan Wahyuni, 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ Media

Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran

Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Harsono. (2000). Perencanaan Program Latihan. FPOK UPI : Bandung.

Hidayat, Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Hopkins, David. (1993). A Teacher Guide to Clasroom Research. Philadelpia: Open University Presss

Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS.

Irwan (2009). Pengertian Permainan Bola Futsal.jakarta

Juliantine, Tite, Toto Subroto dan Yunyun Yudiana. 2010. Belajar dan

Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia.

John D. Tenang. (2008) Mahir Bermain Futsal Dilengkapi Teknik dan Strategi


(34)

71

Kemmis and McTaggart. (1994). The Action Research Planner. Dekain University.

Laksana, Justinus 2005.Taktik Dan Strategi Futsal. Be Champion

Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS

Mahendra, Agus dan Sucipto. 2008. Model-Model Pendekatan Pembelajaran

Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa, H.E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana (1996). Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: IKIP Bandung Press.

Suherman, A. (2000). Dasar-dasar Penjaskes, Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Suherman, A. (2008).Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: UPI.

Sucipto, dkk (2000). Sepakbola, Bandung: FPOK

Sucipto, dkk. 2010. Penerapan Pendekatan Taktis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto, (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahaga di


(35)

72

Subroto, Toto, dkk (2008). Modul Kuliah Teori Bermain. Bandung; Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Madya (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia :

http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/penelitian-tindakan-kelas-prof-dr.html.


(1)

45

Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Upaya MeningkatkanWaktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Futsal (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 6 Garut Kabupaten Garut)

c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan diambil dari catatan harian.

d. Data mengenai keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari sekenario terhadap upaya meningkatkan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran permainan futsal.

e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada BAB IV menunjukkan bahwa pendekatan taktis dengan menggunakan permainan futsal dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa di SMAN 6 Garut. Ketika pembelajaran berlangsung peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba berbagai permainan yang dibuat oleh peneliti. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik guru/peneliti dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh siswa. Selain iti peneliti memantau pembelajaran yang dilakukan/dipraktikkan oleh masing-masing kelompok, apabila siswa keluar dari materi maka guru/peneliti memanggil siswa tersebut kemudian dikasih arahan setelah cukup siswa dipersilahkan kembali ke kelompoknya.

Sebagai kesimpulan pembahasan penerapan pendekatan taktis dalam meningkatkan waktu aktif belajar dalam permainan bola futsal adalah sebagai berikut :

1. Melalui latihan yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa meningkat.

2. Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa untuk menjaga konsistensi keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak yang sudah dimiliki. 3. Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan pemahaman secara lebih efektif dari penampilan dalam satu permainan ke dalam permainan lainnya.


(3)

69

Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Upaya MeningkatkanWaktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Futsal (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 6 Garut Kabupaten Garut)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peulis kemukakan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran yaitu sebagai berikut:

1. Proses yang menggunakan pendekatan taktis terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam permainan bola futsal dapat diterapkan di SMA Negeri 6 Garut, khususnya siswa kelas X-B. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar khususnya pembelajaran permainan futsal. 2. Melalui pendekatan taktis terhadap waktu aktif belajar siswa berkesempatan

mencoba berbagai permainan bola futsal, berkomunikasi dengan teman yang lainnya. Selain itu siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan jasmani.

3. Bagi pihak sekolah, ini merupakan momentum untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan jasmani di SMA Negeri 6 Garut.

C. Hasil Penelitian Pendidikan Jasmani

Sehubungan dengan hasil penelitian pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan waktu aktif belajar pada siswa kelas X-B di SMA Negeri 6 Garut didalam pembelajaran bola futsal mendapatkan hasil yang memuaskan maka dalam hal ini peneliti akan menerapkan pendekatan taktis tidak hanya di pembelajaran bola futsal saja melainkan pada pembelajaran pendidikan jasmani yang lainnya. Diharapkan dengan pendekatan taktis ini tujuan pembelajaran pendidikan jasmani menjadi tercapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bangbang, (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. RIZQI Press, Bandung

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baharudin dan Wahyuni, 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ Media

Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Harsono. (2000). Perencanaan Program Latihan. FPOK UPI : Bandung.

Hidayat, Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Hopkins, David. (1993). A Teacher Guide to Clasroom Research. Philadelpia: Open University Presss

Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS. Irwan (2009). Pengertian Permainan Bola Futsal.jakarta

Juliantine, Tite, Toto Subroto dan Yunyun Yudiana. 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pebdidikan Indonesia.

John D. Tenang. (2008) Mahir Bermain Futsal Dilengkapi Teknik dan Strategi Bermain. Bandung: PT Mizan Pustaka.


(5)

71

Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Upaya MeningkatkanWaktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Futsal (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 6 Garut Kabupaten Garut)

Kemmis and McTaggart. (1994). The Action Research Planner. Dekain University.

Laksana, Justinus 2005.Taktik Dan Strategi Futsal. Be Champion Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS

Mahendra, Agus dan Sucipto. 2008. Model-Model Pendekatan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa, H.E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana (1996). Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: IKIP Bandung Press.

Suherman, A. (2000). Dasar-dasar Penjaskes, Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Suherman, A. (2008).Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI.

Sucipto, dkk (2000). Sepakbola, Bandung: FPOK

Sucipto, dkk. 2010. Penerapan Pendekatan Taktis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto, (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahaga di Sekolah dasar. Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.


(6)

Subroto, Toto, dkk (2008). Modul Kuliah Teori Bermain. Bandung; Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Madya (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia :

http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/penelitian-tindakan-kelas-prof-dr.html.


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

UPAYA OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cigedug 03 Kabupaten Garut.

0 4 42

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL.

3 9 41

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I SMAN 17 Garut.

9 55 57

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN FOREHAND GROUNDSTROKE PADA PERMAINAN TENIS LAPANG : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 di SMA Negeri 3 Karawang.

0 1 38

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA.

0 1 32

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR GERAK SISWA SMAN 1 GARUT.

0 0 37

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN JAM WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI: Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMPN 2 GARUT Kabupaten Garut.

0 7 28

). IMPLEMENTASI MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLATANGAN MINI : Penelitian Tindakan Kelas di SD Kartika-7 Kota Cirebon.

0 0 48

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL - repository UPI S JKR 0900242 Title

0 0 4