PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG II.

(1)

No. Daftar 04/UN: 40.FPEB.IPL/2013

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA

BANDUNG II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh: Dini Deistiana NIM. 0704294


(2)

PENGARUH IMPLEMENTASI

GOOD GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA

BANDUNG II

Oleh

Dini Deistiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dini Deistiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG II

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Rini Intansari M. S.Pd.,M.Pd NIP. 198008102008012029


(4)

ABSTRAK

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG II Oleh:

Dini Deistiana 0704294

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Si., dan Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah belum optimalnya kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II. Dalam penelitian ini, masalah tersebut dipecahkan melalui 3 pernyataan utama yaitu dengan mencari gambaran tingkat implementasi good governance, gambaran tingkat kinerja pegawai, dan seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yaitu pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan Explanatory Survey Method. Selanjutnya, teknik pengumpulan data adalah dengan cara penyebaran angket yang menggunakan model skala likert, yang di analisa dengan analisis regresi sederhana.

Berdasarkan analisa jawaban para responden, diperoleh hasil bahwa implementasi good governance yang dilakukan oleh Kepala Bagian Umum di KPPN Bandung II termasuk pada kategori sangat tinggi, dan kinerja pegawai pada Bagian Umum di KPPN Bandung II termasuk pada kategori rendah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi sederhana, diperoleh hipotesis bahwa implementasi good governance memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini, terutama ditujukan untuk Kepala Bagian Umum, yaitu perlu meningkatkan kinerja pegawai maka implementasi good governance yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan kerja dan tidak lupa memberikan perhatian pada pegawai, tidak menjaga jarak antara atasan dengan bawahan, dan memberikan kesempatan dalam mengembangkan karier di lingkungan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF GOOD

GOVERNANCE ON THE EMPLOYEES’ PERFORMANCE IN KPPN

BANDUNG II By: Dini Deistiana

0704294

This paper is supervised by:

Dr. Janah Sojanah, M.Si. and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.

The problem analyzed in this study is the employees’ performance in KPPN Bandung II which is not optimal. This study is aimed to figure out implementation good governance, employees’ performance, and the effects of implementation good governance the employees’ performance in KPPN Bandung II.

Forty five employees in KPPN Bandung II were involved as respondents. A descriptive method with Explanatory Survey Method approach was employed. The data were obtained through questionnaire with Likert Scale model and were then analyzed by using simple regression analysis.

The results showed that variable X, which is implementation good governance, was classified as very high category. Furthermore, variable Y, which is employees’ performance, was classified low category. Based on simple regression coeficient, it was concluded the implementation of good governance has positive and significant influence on the employees’ performance.

This study came up with several suggestions. First on the, the implementation of good governance practices should conform to the conditions and situation of the working environment and do not forget to pay attention to the employees, do not keep distance between superior and subordinate, and to enhance career opportunities in the KPPN Bandung II.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Rumusan Masalah ... 15

1.4 Tujuan Penelitian ... 15

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ... 16

1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 16

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 17

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Good Governance ... 18

2.1.1 Pengertian Good Governance ... 18

2.1.2 Arti Pentingnya Good Governance ... 22

2.1.3 Prinsip-Prinsip Good Governance ... 24

2.2 Kinerja Pegawai ... 29

2.2.1 Pengertian Kinerja Pegawai ... 29

2.2.2 Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) ... 34

2.2.3 Peningkatan Kinerja Pegawai ... 41


(7)

2.5 Hipotesis ... 53

BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 54

3.2 Metode Penelitian ... 55

3.3 Operasional Variabel ... 56

3.4 Sumber Data ... 60

3.5 Populasi ... 61

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian ... 62

3.7 Transformasi Data ... 63

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... 65

3.8.1 Uji Validitas ... 66

3.8.2 Hasil Uji Validlitas ... 67

3.8.3 Uji Reliabilitas ... 70

3.8.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 71

3.9 Uji Persyaratan Analisis Data ... 73

3.9.1 Uji Normalitas ... 73

3.9.2 Uji Homogenitas ... 76

3.9.3 Uji Linearitas ... 78

3.10 Teknik Analisis Data ... 78

3.10.1 Perhitungan Skor Rata-rata ... 78

3.10.2 Analisis Regresi ... 79

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 82

3.10.4 Waktu Penelitian ... 84

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 85

4.1 Hasil Penelitian... .... 85

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 85

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 95

4.2 Pembahasan... 104


(8)

4.2.3Pengaruh Implementasi Good Governance terhadap

Kinerja Pegawai... 110

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... ... 112

5.1 Kesimpulan... 112

5.2 Rekomendasi... 113

DAFTAR PUSTAKA... ... 115


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Ketidakdisiplinan Pegawai Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2011 Dengan

Jumlah Pegawai 45 Orang ... 6

Tabel 1.2 Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011 ... 9

Tabel 1.3 Data Pencapaian Kinerja Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011 ... 10

Tabel 1.4 Laporan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II Periode Januari-Mei 2012 ... 12

Tabel 2.1 Kajian Empirik Penelitian Terdahulu ... 51

Tabel 3.1 Operasional Variabel Implementasi Good Governance ... 56

Tabel 3.2 Operasional Variabel Kinerja Pegawai ... 59

Tabel 3.3 Pegawai KPPN Bandung II ... 61

Tabel 3.4 Skala Likert ... 65

Tabel 3.5 Validitas Variabel (X) ... 69

Tabel 3.6 Validitas Variabel (Y) ... 70

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X) ... 72

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel (Y) ... 72

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi ... 74

Tabel 3.10 Uji Bartlett ... 76

Tabel 3.11 Analisis Varians (ANAVA) Regresi ... 80

Tabel 3.12 Jadwal Penelitian ... 84

Tabel 4.1 Penafsiran Persentase Skor Deskriptif ... 86

Tabel 4.2 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Transparansi ... 86


(10)

Tabel 4.4 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Responsibilitas ... 88

Tabel 4.5 Kecenderungan Responden terhadap Indikator

Independensi ... 89

Tabel 4.6 Kecenderungan Responden terhadap Indikator

Kesetaraan dan Kewajaran ... 90 Tabel 4.7 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Kualitas

Kerja ... 91 Tabel 4.8 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Kuantitas

Kerja ... 92 Tabel 4.9 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Keandalan

Kerja ... 93 Tabel 4.10 Kecenderungan Responden terhadap Indikator Sikap

Kerja ... 94 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... 96


(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1.1 Data Kehadiran Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan antar Sektor dalam Good Governance (UNDP) .. 21

Gambar 2.2 Mekanisme Good governance ... 44

Gambar 2.3 Kerangka Perilaku Individu ... 47

Gambar 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu ... 48

Gambar 2.5 Paradigma Penelitian ... 50


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan mengkaji mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian dalam penelitian ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola Pemerintah yang baik atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia. Menurut Wahyudin Zarkasyi dalam bukunya

Good Corporate Governance” (2008:1), semua pihak baik dari pemerintah dan swasta sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan dan memulai dengan tata kelola yang baik. Berbagai upaya memperbaiki tata kelola dilakukan dengan menerapkan prinsip GCG di semua lini masyarakat.

Tuntutan terhadap wujud GCG di setiap sektor (publik maupun swasta), kini semakin gencar, hal ini mengingat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa krisis ekonomi yang terjadi di negeri ini disebabkan oleh buruknya pengelolaan (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi di Indonesia. Indikasi buruknya pengelolaan tersebut antara lain tercermin dari berbagai temuan studi yang dikutip dari Wahyudin Zarkasyi (2008:8-10), diantaranya pada tahun 1998 hasil survei Booz-Allen dan Hamilton menemukan bahwa keefektifan pelaksanaan GCG pada Pemerintah di Indonesia adalah yang paling rendah di Asia Timur (2,88) dibandingkan dengan Malaysia (7,72), Thailand (4,89),


(14)

Singapura 98,93) dan Jepang (9,17) dan tahun 2000, di sektor publik, birokrasi pemerintahan Indonesia termasuk yang terburuk di Asia.

Selain itu, kajian penggunaan GCG dari Asian Development Bank (ADB) pun menunjukkan beberapa faktor penyebab krisis keuangan di Indonesia, yaitu: (1) konsentrasi kepemilikan Pemerintah; (2) tidak efektifnya fungsi pengawasan; (3) rendahnya transparansi pelaksanaan merger dan akuisisi Pemerintah; (4) terlalu tingginya pendanaan eksternal; dan (5) tidak memadainya pengawasan oleh para kreditor, (Ridwan Khairandi, 2008:3).

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, pemerintahan yang baik (Good Governance) perlu segera diwujudkan secara nyata dalam bentuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga pemerintah, sehingga kinerja mereka sebagai lembaga pemerintahan semakin baik dalam melayani masyarakat. Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh setiap Pemerintah atau instansi pemerintah. Salah satunya pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung II yang mempunyai tugas yaitu “melaksanakan sebagian kewenangan perbendaharaan dan kuasa bendahara umum, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Bentuk pelayanan KPPN Bandung II selain kepada mitra kerja juga diberikan kepada masyarakat luas termasuk dunia usaha walaupun bukan dalam bentuk pelayanan secara langsung.


(15)

KPPN Bandung II sebagai instansi pelayanan publik atau masyarakat harus dapat melaksanakan suatu good governance, sehingga pelayanan yang diberikan memuaskan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kepala KPPN Bandung II, Drs. Asep Cahyadi (www.kppnbandung2.com, diakses pada tanggal 20 September 2011), yang menyatakan bahwa :

“Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi serta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Departemen Keuangan, maka pimpinan Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-172/PB/2007 tanggal 6 Juli 2007 pada tahap pertama telah membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Percontohan di 17 ibukota provinsi yang salah satunya adalah KPPN Percontohan Bandung II. Kebijakan pembentukan KPPN Percontohan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khususnya terkait pencairan dana APBN yang diproses secara cepat, tepat, akurat tanpa biaya serta penyelesaiannya secara transparan (Zero defect).”

Berdasarkan pernyataan Kepala KPPN Bandung II di atas, dapat diketahui bahwa pembentukan KPPN Bandung II adalah usaha dari Departemen Keuangan dalam membentuk tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedures/ SOP), berfungsi sebagai tolak ukur atau standar dalam memproses pekerjaan seperti penyelesaian Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Non Belanja Pegawai yang sebelumnya diselesaikan dalam waktu satu hari menjadi hanya dalam waktu satu jam, sejak Surat Perintah Membayar (SPM) diterima secara lengkap dan memenuhi syarat. Melaksanakan Rekonsiliasi Sistem Akuntansi Instansi Satuan Kerja serta menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Badan Usaha Negara


(16)

yang akurat dan tepat waktu. Selanjutnya dalam upaya pelaksanaan good governance dengan mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik dan untuk memberikan gambaran mengenai apa, bagaimana dan siapa KPPN Bandung II melalui website KPPN Bandung II.

Selain itu, adapun standar good governance yang dilakukan di KPPN Bandung II salah satunya yaitu pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi ditujukan untuk mendukung pencapaian prinsip-prinsip pengelolaan anggaran tersebut. Seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis yang dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan. Perubahan yang signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang dijalankan dan perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut, mengingat luasnya cakupan SPAN dan banyaknya pihak-pihak yang terlibat, dibutuhkan kesepahaman dan dukungan yang kuat dari seluruh stakeholders, Mardiasmo (2008:32). Untuk itu, dengan adanya pelaksanaan good governance tersebut, para pegawai KPPN Bandung II dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya, karena menurut Veithzal Rifai (2004:15), “Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan


(17)

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang

diharapkan.”

Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara terhadap dua orang pegawai dengan terkaitnya masalah kinerja di KPPN Bandung, didapatkan informasi dengan melakukan wawancara pada hari Senin tanggal 18 Juli dan 31 Desember 2011, yang pertama dari Bapak Yofi Habibie Adnan (pegawai Subag Umum di KPPN Bandung), mengemukakan bahwa terdapat beberapa kendala dalam hal kinerja pegawai, yaitu tingkat kehadiran dan kedisiplinan pegawai yang masih terlihat ada sebagian yang terlambat masuk kerja, bahkan ketidakhadiran pegawai masih sering terjadi, selain itu masih banyak pegawai yang izin, sakit, cuti, dinas luar atau pun tanpa keterangan (Alpha). Fakta tersebut terlihat dari fenomena yang penulis temukan berdasarkan observasi dan data-data yang diberikan oleh pihak Subag Umum di KPPN Bandung II.

Adanya ketidakhadiran dan ketidakdisiplinan pegawai dapat dilihat dari data empirik yang didapatkan dari lapangan yang mencerminkan ada kecenderungan permasalahan yang dilakukan oleh pegawai. Seperti yang telah disampaikan Edy Sutrisno (2009:167), salah satu aspek yang dapat mengukur

kinerja pegawai adalah “disiplin waktu dan absensi”, “tingkat ketepatan waktu

dan kehadiran”. Berikut adalah tabel absensi pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.


(18)

Grafik 1.1

Data Kehadiran Pegawai

Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Periode Tahun 2011 (dalam presentase)

Sumber: Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Provinsi Jabar Ket : Pegawai = 45 pegawai.

Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa ketidakhadiran pegawai untuk ijin yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan April 2011 mencapai 15%, untuk cuti yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan Juni 2011 mencapai 13%, untuk sakit yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan April dan September 2011 mencapai 4%, untuk dinas luar yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011 mencapai 6%, sedangkan untuk tanpa keterangan (Alpha) yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan September mencapai 11% dan Desember 2011 mencapai 9%. Dari

13% 8% 5% 15% 7% 1% 10% 8% 2% 9% 8% 5% 5%

2% 2%

3% 3% 13%

4% 3%

1%

4% 4% 3% 2% 3% 1% 4% 2% 4% 3% 1% 4% 2% 3% 1% 3% 3% 3%

1%

5% 5% 5% 5%

2% 6%

2% 2% 2% 5% 7% 3% 5% 4% 8% 3% 11% 4% 3% 9% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des

p e rs e n ta se Ijin Cuti Sakit Dinas Luar Tanpa Keterangan(Alpha)


(19)

penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketidakhadiran pegawai selalu terjadi setiap bulannya dengan persentase yang selalu berfluktuatif.

Berikut dapat dilihat pada Tabel 1.1 menunjukkan data tingkat ketidakdisiplinan pegawai di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II, hal ini terlihat dari data pegawai yang terlambat masuk kerja dan pulang sebelum waktunya dari bulan Januari sampai Desember 2011.

Tabel 1.1

Data Ketidakdisiplinan Pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2011 Dengan Jumlah Pegawai 45 Orang

Bulan (menit:detik) Terlambat Masuk Kerja (menit:detik) Pulang sebelum Waktunya (menit:detik) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 03:02 05:10 08:05 07:03 04:00 15:20 02:12 06:09 09:05 01.02 07:12 02:10 07:57 07:59 08:12 16:40 10:49 20:12 11:02 05:20 12:10 05:10 15:02 12:20 Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Provinsi Jabar

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terdapat dua hal yang berkaitan dengan tingkat ketidakdisiplinan pegawai, yaitu pada pegawai yang terlambat masuk kerja dan pegawai yang pulang sebelum waktunya. Pada kategori pegawai yang terlambat masuk kerja cenderung mengalami peningkatan setiap bulannya, yaitu pada bulan Maret, April, Juni, Agustus, September, dan November 2011.


(20)

Sedangkan pada kategori pegawai yang pulang sebelum waktunya dengan kategori pegawai yang terlambat masuk kerja bisa dilihat mengalami fluktuatif (naik-turun) setiap bulannya. Pada kategori dari pegawai yang pulang sebelum waktunya menduduki posisi tertinggi terjadi pada bulan Juni.

Hal tersebut membuktikan bahwa pegawai KPPN Bandung II masih kurang disiplin dalam bekerja yang berdampak pula pada kinerja pegawainya. Padahal, berdasarkan peraturan kerja pegawai KPPN Bandung II, pegawai yang tidak disiplin akan mendapatkan hukuman. Adapun hukuman tersebut diantaranya:

1. Hukuman disiplin ringan : a. Teguran ringan. b. Teguran tertulis

c. Teguran tidak puas secara tertulis. 2. Hukuman disiplin sedang :

a. Penundaan KGB untuk paling lama 1 tahun.

b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk 1 tahun. c. Penundaan kenaikan pangkat untuk 1 tahun.

3. Hukuman disiplin berat :

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk 1 tahun.

b. Pembebasan dari jabatan.

c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS. d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.


(21)

Selanjutnya, hasil wawancara yang kedua dengan Bapak Titis selaku (Staff sub bagian umum di KPPN Bandung) yang dilakukan pada hari Senin, 02 Januari 2012, terdapat penilaian kinerja yang dilakukan di KPPN. Penilaian kinerja ini dilakukan setiap satu tahun sekali.

Adapun standar penilaian kinerja yang digunakan oleh KPPN dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2

Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011

No Unsur yang di nilai Bobot

2010 2011

1. Prestasi Kerja 75% 80%

2. a. Perilaku : - Skill - Integrity - Trust

- Teamwork

- Innovative

2% 2% 2% 2% 2%

2% 2% 2% 2% 2%

3. Kedisiplinan 15% 10%

Jumlah 100% 100%

Sumber:Surat Keputusan Dirjen Perbendaharaan, tentang Penilaian pegawai tahun 2010-2011.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui adanya perubahan penilaian kinerja pegawai di KPPN Bandung II. Perubahan tersebut dari prestasi kerja dari 75% tahun 2010 menjadi 80% tahun 2011, sedangkan untuk kedisiplinan dari 15% tahun 2010 menjadi 10% saja tahun 2011. Ini membuktikan bahwa penilaian


(22)

kinerja pegawai yang menjadi prioritas KPPN Bandung II adalah prestasi kerjanya bukan kedisiplinannya.

Bernardin dan Russel yang dikutip dalam Gomes (2000 : 135) menyatakan bahwa kinerja pegawai merupakan suatu kondisi dimana mereka bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Ini berarti bahwa aparatur berkinerja baik apabila pelaksanaan tugasnya didasarkan kepada ketentuan atau mekanisme kerja yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisa tentang aspek kinerja pegawai di KPPN Bandung II, dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja dengan menggunakan penetapan kerja (PK) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) terlihat bahwa inputs, indikator kinerja outputs dan outcomes yang diharapkan atas realisasinya outcomes pelaksanaan kegiatan tersebut banyak yang belum mencapai target. Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU) KPPN Bandung II, diperoleh kinerja yang diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.3

Data Pencapaian Kinerja

Berdasarkan Sasaran Kerja Unit (SKU)

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II Tahun 2010-2011

Kinerja

Tahun 2010 Tahun 2011

Target (%)

Realisa si (%)

Target (%)

Realisa si (%) Persentase penyerapan belanja

negara dalam DIPA Staker 95,53% 90% 95% 80%

Indeks kepuasan pelanggan

terkait layanan pelayanan 3 (puas)

3 (puas)

3


(23)

Persentase sejumlah SP2D

yang diterbitkan tepat waktu 100% 95% 100% 80%

Tingkat pemahaman

stakeholders terhadap tugas bidang perbendaharaan

90% 80% 100% 70%

Persentase tingkat akurasi dan

ketepatan waktu 100% 80% 90% 80%

Tingkat kepatuhan pegawai terhadap peraturan disiplin pegawai

100% 90% 100% 80%

Persentase jumlah pegawai

yang mengikuti diklat 100% 95% 100% 90%

Sumber: Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II

Berdasarkan tabel 1.3, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja pegawai (target) pada tahun 2010 dan 2011 masih belum mencapai target yang telah direncanakan KPPN Bandung II. Untuk “Persentase sejumlah SP2D yang diterbitkan tepat waktu” tahun 2010 dari target 100%, tetapi realisasinya hanya 95%, sedangkan tahun 2011 dari target 100%, tetapi realisasinya hanya 80%, menurun dibandingkan tahun 2010. Selain itu, untuk “Tingkat kepatuhan pegawai terhadap peraturan disiplin pegawai“, tahun 2010 dari target 100%, tetapi realisasinya hanya 90%, sedangkan tahun 2011 dari target 100%, tetapi realisasinya hanya 80%, menurun dibandingkan tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja pegawai di KPPN Bandung II masih belum optimal yang mana dapat diasumsikan sebagai adanya masalah kinerja pegawai dalam pengimplementasian good governance di KPPN Bandung II.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan diri pada good governance dalam kaitannya dengan kinerja pegawai pada


(24)

KPPN Bandung II. Hal tersebut dikarenakan melalui implementasi good governance, seorang pegawai akan memperhatikan pekerjaannya sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan instansi yang diarahkan kepada pencapaian tujuan, visi dan misi KPPN Bandung II. Tidak optimalnya kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, dapat ditingkatkan dengan pemahaman standar atau prinsip good governance yang meliputi disiplin, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab, keadilan dan kesadaran.

Adapun permasalahan mengenai implementasi good governance yang terjadi di KPPN Bandung II yang diperoleh dari data dokumentasi tentang penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II untuk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4

Laporan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana KPPN Bandung II Periode Januari-Mei 2012

Satuan Kerja Jumlah

SP2D

Jumlah

Tepat Waktu Terlambat

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat 17 17 0

Pusat penelitian Geoteknologi 38 38 0

Dinas Pengelolaan SDA Prov.

Jawa Barat 55 55 0

Madrasah Tsanawiyah Negeri

Ciparay Kab. Bandung 2 0 2

Pusat Penelitian dan

pengembangan jalan 182 179 3

Balai Pendidikan dan pelatihan

Keagamaan 13 13 0

Balai pengkajian dan

pengembangan Komunikasi 10 4 6


(25)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa adanya suatu permasalahan mengenai implementasi good governance pada kedisiplinan pada ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari

penerbitan SP2D untuk “Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciparay Kab.

Bandung” dari jumlah 2 SP2D, telah terjadi keterlambatan sebanyak 2 buah SP2D dalam penyelesaiannya; untuk penerbitan SP2D “Pusat Penelitian dan pengembangan jalan” dari jumlah 182, sebanyak 3 buah SP2D terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya, sedangkan untuk penerbitan SP2D

“Balai pengkajian dan pengembangan Komunikasi” dari jumlah 10 SP2D, terjadi keterlambatan sebanyak 6 buah SP2D.

Hal ini membuktikan bahwa implementasi good governance di KPPN Bandung II masih belum optimal.

Good governance dalam kaitannya dengan kinerja pegawai sering dijadikan tuntutan terhadap keberadaan pegawai di lingkungan birokrasi pemerintahan. Oleh karena itu, kinerja pegawai sering menjadi perhatian pada setiap institusi pemerintah pusat maupun daerah. Namun, untuk mewujudkannya bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti antara lain kepemimpinan, kemampuan, motivasi, kebijakan, prosedur kerja, dan profesionalisme tersedianya secara lengkap sarana kerja, pengalaman, pendidikan, hubungan antar pegawai, koordinasi, pengawasan, iklim organisasi dan lainnya. Gibson (dalam Nunuk, 2005:124-125), bahwa :


(26)

“Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu: (1) variabel individual (kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan demografis); (2) variabel psikologi (kepribadian, persepsi, sikap, motivasi dan kepuasan); dan (3) variabel organisasi (desain pekerjaan, struktur organisasi, kebijakan dan aturan, kepemimpinan, penghargaan dan sanksi, serta sumber daya).”

Sedangkan Robbins (2000:56), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai meliputi kemampuan, motivasi, penghargaan, tantangan, tanggungjawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan. Drucker (dalam stoner, 1982-26) menambahkan faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu good governance yang di dalamnya menyangkut motivasi, kemampuan dan disiplin.

Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya pengkajian implementasi good governance dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Implementasi Good Governance terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II”.

1.2 Identifikasi Masalah

Ketidakhadiran dan ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh pegawai dapat menunjukkan kinerja pegawai yang rendah, dikarenakan disiplin waktu, ketepatan waktu dan absensi merupakan beberapa aspek yang digunakan dalam mengukur kinerja pegawai. Untuk itu diperlukan pemecahan masalah tersebut dengan menerapkan good governance yang merupakan sebuah sistem yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang menunjukkan cara kerja atau proses operasi yang


(27)

di jalankan oleh sistem tersebut, karena karakteristik dan prinsip good governance akan menuntun bagaimana sistem governance yang baik dapat dilaksanakan. Maka, implementasi prinsip-prinsip good governance sangat diperlukan, karena good governance mampu mendorong pengelolaan instansi/Pemerintah secara profesional, transparan efektif dan efisien dalam peningkatan kinerja pegawainya.

Menyadari pentingnya hal ini, maka perlu dilakukan pengkajian yang mendalam mengenai pengaruh implementasi good governance KPPN Bandung II saat ini dalam kaitannya dengan kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas, fokus masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran efektifitas implementasi good governance pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II ?

2. Bagaimana gambaran kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II ?

3. Seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II ?


(28)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas implementasi good governance pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

2. Untuk mengetahui gambaran kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Peneliti mengharapkan dari hasil penelitian ini memperoleh beberapa hasil yang bermanfaat dan berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai aplikasi good governance dilapangan sebagai suatu penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, efisien dan efektif yang dapat meningkatkan kinerja pegawainya, karena didalam good governance terdapat prinsip yang menyangkut motivasi, kemampuan dan disiplin pegawai. Secara spesifik, Penelitian ini pun dapat memberikan masukan terhadap semua pihak terutama


(29)

yang berkaitan dengan implementasi good governance sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu metode penelitian terutama dalam meneliti tentang good governance dan kinerja pegawai dengan menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.

Bagi program studi manajemen perkantoran, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai implementasi good governance dan kinerja pegawai.

Bagi kantor KPPN Bandung II, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu data ataupun rujukan dalam peningkatan kinerja pegawai, melalui implementasi good governance yang efektif dan efisien.

Bagi peneliti selanjutnya, khususnya pada bidang manajemen sumber daya manusia, penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan implementasi good governance dalam meningkatkan kinerja pegawai.


(30)

BAB 3

DESAIN PENELITIAN

Bab ini akan mengkaji mengenai objek penelitian, metode penelitian, operasional variabel, populasi, teknik dan alat pengumpulan data, pengujian instrumen, teknik analisis data, pengujian hipotesis dan waktu penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai variabel implementasi Good Governance sebagai variabel independent atau variabel bebas, dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel dependen atau variabel terikat.

Adapun mengenai siapa dan apa unit yang akan diteliti, dimana tempat penelitian dan waktu penelitian adalah sebagai berikut :

a) Unit yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II, Instansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Bandung.

b) Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II yang beralamat di Jalan PHH. Mustofa No.37 Kelurahan Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

c) Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Juli 2011 sampai dengan selesai.


(31)

1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Adapun metode penelitian dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Idriantoro dan Bambang Supomo (2002:26), penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.

Selanjutnya, Metode Deskriptif menurut Moh Nazir (2003:54) adalah : “Suatu metode untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

Adapun metode penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan (Suharsimi Arikunto, 2006:7). Menurut Umi Narimawati (2008:21) metode verifikatif adalah metode pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik. Sedangkan menurut Mashuri (2008: 45) pengertian Metode Verifikatif adalah sebagai berikut: “Metode Verifikatif

memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan

atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi

masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Berdasarkan ketentuan di atas, hubungannya dengan penelitian ini adalah, penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran implementasi good governance dan kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara


(32)

implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

1.3 Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi good governance. Implementasi good governance mempunyai indikator yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),

responsibility (responsibility), independensi (independency), kesetaraan dan kewajaran (fairness).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Implementasi Good Governance

Variabel Pokok Indikator Tingkat Pengukuran Item

Soal

Skala

(1) (2) (3) (4) (5)

Efektifitas Implementasi

Good Governance

(X) (Wahyudin

Zarkasyi, 2008:38)

Transparansi (transparency)

1. Tingkat Kefektifitasan dalam tersedianya informasi secara tepat waktu, dan akurat.

1 Ordinal

2. Tingkat kepatuhan sistem dan pelaksanaan good governance.

2 Ordinal

3. Tingkat kesesuaian prinsip keterbukaan hak-hak pegawai institusi dengan peraturan perundang-undangan.


(33)

4. Tingkat ketetapan kebijakan institusi tertulis yang secara proporsional

dikomunikasikan pada pemangku kepentingan.

4 Ordinal

Akuntabilitas (accountability)

1. Tingkat kesesuaian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan selaras dengan visi dan misi.

5 Ordinal

2. Tingkat ketepatan penempatan pegawai sesuai dengan

kemampuan.

6 Ordinal

3. Tingkat sistem

pengawasan yang efektif dalam pengelolaan institusi.

7 Ordinal

4. Tingkat pelaksanaan sistem penghargaan bagi pegawai.

8 Ordinal

5. Tingkat pelaksanaan sistem sanksi bagi pegawai.

9 Ordinal

6. Tingkat loyalitas

pegawai berpegang pada etika dan pedoman perilaku yang telah disepakati.

10 Ordinal

Responsibility (responsibility)

1. Tingkat kepedulian dalam menjaga diri dan orang lain

11 Ordinal

2. Tingkat tercapainya prinsip kepatuhan.

12 Ordinal

3. Tingkat kepedulian terhadap masyarakat di sekitar institusi.

13 Ordinal

4. Tingkat kepedulian terhadap kelestarian di sekitar lingkungan institusi.

14 Ordinal

Independensi

1. Tingkat kepekaan Organ institusi untuk

menghindari terjadinya


(34)

2. Tingkat pencapaian tugas dan tanggung jawab pegawai yang mandiri.

16 Ordinal

3. Tingkat pencapaian pengambilan keputusan yang objektif.

17 Ordinal

Kesetaraan dan kewajaran (fairness)

1. Tingkat kesempatan dalam memberikan pendapat dan ide.

18 Ordinal

2. Tingkat perlakuan setara dan wajar.

19 Ordinal

3. Tingkat kesempatan dalam pengembangan karir.

20 Ordinal

Sumber : Wahyudin Zarkasyi (2008:52). 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat/tidak bebas adalah variabel yang keadaannya dipengaruhi variabel bebas. Dalam hal ini, variabel terikatnya adalah kinerja pegawai. Kinerja pegawai mempunyai sub variabel yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap.

Operasionalisasi variabel merupakan salah satu alat bantu bagi penulis untuk merancang metode penelitian yang sesuai dengan informasi. Untuk memperjelas dan mempertegas variabel yang diteliti, maka variabel-variabel tersebut akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:


(35)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kinerja Pegawai Variabel

Pokok Indikator Tingkat Pengukuran

Item

Soal Skala

(1) (2) (3) (4) (5)

Kinerja Pegawai

(Y) (Mangkunegara,

2002:69) Kualitas Kerja

1. Tingkat ketepatan

menyelesaikan pekerjaan.

1 Ordinal 2. Tingkat ketelitian dalam

menyelesaikan pekerjaan.

2 Ordinal 3. Tingkat keterampilan dalam

bekerja.

3,4 Ordinal 4. Tingkat kebersihan di

lingkungan kerja.

5 Ordinal

Kuantitas Kerja

1. Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan yang telah ditetapkan KPPN (rutin).

6,7 Ordinal

2. Tingkat kesesuaian hasil pekerjaan di luar jam kerja/lembur (non-rutin).

8,9,10 Ordinal

Keandalan

1. Tingkat kemampuan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi dari Pimpinan.

11 Ordinal

2. Tingkat inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan.

12 Ordinal 3. Tingkat kehati-hatian dalam

menyelesaikan pekerjaan.

13 Ordinal 4. Tingkat kedisiplinan dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

14,15 Ordinal

Sikap

1. Tingkat kemampuan

berkomunikasi baik terhadap pimpinan didalam maupun diluar pekerjaan.

16,17 Ordinal

2. Tingkat kemampuan bersikap baik terhadap pegawai lain didalam maupun diluar pekerjaan.

18 Ordinal

3. Tingkat kemampuan membina hubungan baik ketika bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

19,20 Ordinal


(36)

1.4 Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:129). Adapun sumber data dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer menurut Sambas dan Maman (2007:17) adalah Data yang didapat dan diolah langsung dari objeknya, yaitu KPPN Bandung II. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari para pegawai di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II, yaitu berupa kuesioner yang berisi seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan implementasi good governance dan kinerja pegawai.

2. Data sekunder

Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data sekunder menurut Sambas dan Maman (2007:17) adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain. Dalam penelitian ini yang akan menjadi data sekunder yang didapat melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti data kehadiran pegawai, data ketidakdisiplinan pegawai, data penilaian prestasi kinerja pegawai, serta data pencapaian kinerja pegawai berdasarkan sasaran kerja unit (SKU).


(37)

1.5 Populasi

Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari obyek yang diteliti atau dapat dikatakan sebagai totalitas obyek yang dibatasi oleh suatu kriteria tertentu. Menurut Sugiyono (2010:61) menyatakan bahwa populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Ukuran populasi pegawai KPPN Bandung berjumlah 45 orang, maka seluruh populasi KPPN Bandung dijadikan total populasi (total population) dalam penelitian ini. Adapun data populasi pegawai KPPN Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3

Pegawai KPPN Bandung II

No. Pegawai Jumlah

Pegawai Bagian

1 Kepala Kantor 1

2 Kepala Sub Bagian Umum 1

3 Staff Sub Bagian Umum 7

4 Kepala Seksi Pencairan Dana 1

5 Staff Seksi Pencairan Dana 17

6 Kepala Seksi Bank/Giro Pos 1

7 Staff Seksi Bank/Giro Pos 8

8 Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi 1

9 Staff Seksi Verifikasi dan Akuntansi 8

Jumlah 45


(38)

1.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data disebut juga instrumen penelitian. Instrumen penelitian (Arikunto, 2006:160) adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah”. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Studi Lapangan a. Wawancara

Penelitian untuk pra penelitian ini dilakukan dengan cara berbicara langsung dengan nara sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait sesuai dengan masalah yang sedang diteliti.

Dengan metode wawancara, agar data yang diperoleh dapat lebih dalam dan rinci, maka penulis menggunakan teknik wawancara, hal ini bertujuan untuk mendukung data yang didapatkan lewat pengisian kuesioner tersebut. Diharapkan data-data yang nantinya didapatkan lewat pengisian kuesioner beserta wawancara ini, dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya di dalam organisasi tersebut.

b. Angket/Kuesioner

Angket/Kuesioner adalah (Arikunto, 2006:151) adalah “sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden”. Maka dari itu peneliti akan menggunakan Instrumen ini dalam proses


(39)

penelitiannya untuk mendapatkan Informasi yang diinginkan dari sampel secara mendalam. Angket/kuesioner yang digunakan adalah angket yang khusus untuk mengetahui pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung II.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dengan mencari informasi tertulis dan sistematis dari beberapa ahli yang dapat memperluas wawasan berpikir. Teknik ini juga dilakukan dengan mempelajari buku-buku, makalah dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang ada hubungannya dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan dan data yang bersifat teoritis, yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh, juga memperoleh kejelasan informasi yang telah diperoleh dari responden.

1.7 Transformasi Data

Data mengenai variabel penelitian yang terkumpul melalui angket merupakan data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk dapat digunakan dalam analisis regresi sebagai analisis utama sekurang-kurangnya harus berskala interval. Oleh karena itu, terhadap data tersebut dilakukan konversi dengan maksud untuk menaikkan derajatnya dari skala ordinal ke skala interval dengan menggunakan Methods Of Succesive (MSI). Adapun langkah-langkahnya menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:30) sebagai


(40)

a. Hitung frekuensi (f) setiap skor (1 sampai dengan 5) dari responden yang memberikan respon.

b. Hitung proporsi dengan membagi setiap jumlah frekuensi (f) dengan jumlah n sampel.

c. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan setiap respon.

d. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Selanjutnya hitung nilai Z berdasarkan pada proporsi kumulatif tadi. e. Dari nilai Z yang diketahui tersebut selanjutnya ditentukan nilai

density-nya.

f. Menghitung SV untuk masing-masing pilihan dengan rumus:

limit) lower tinder (Density limit)

upper tinder (area

limit) upper at (density limit)

Lower at

(Density SV

  

Keterangan :

(density at lower limit ) : Kepadatan batas bawah (density at upper limit ) : Kepadatan batas atas (area under upper limit ) : Daerah di bawah batas atas (density under lower limit) : Daerah di bawah batas bawah

g. Mengubah SV terkecil menjadi dengan I dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scald value (TSV).


(41)

1.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama pengumpulan datanya. Kuesioner ini berisi pernyataan yang dibuat menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2003: 12), skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Selanjutnya pada masing-masing Skala Linkert tersebut diberikan sejumlah bobot atau nilai.

Tabel 3.4 Skala Likert

Nomor Option Bobot

1. 2. 3. 4. 5.

(SS) (S) (KS) (TS) (STS)

: Sangat Setuju : Setuju

: Kurang Setuju : Tidak Setuju

: Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sumber : Arikunto, (2006:231)

Setelah data terkumpul semuanya, kemudian penulis melakukan pengolahan data sehingga memudahkan analisis. Langkah-langkah pengolahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan data (editing). Setelah data terkumpul melalui kuesioner pertama kali diperiksa apakah semua jawaban telah diisi dan apakah telah kembali semuanya secara lengkap atau ada yang rusak.

2. Pemberian skor jawaban. Sebelum jawaban yang telah diperiksa kemudian diberikan skor terhadap masing-masing item pertanyaan sesuai dengan alternatif jawaban. Skala pengukurannya dimodifikasi berdasarkan Rating


(42)

3. Langkah berikutnya adalah memasukkan data dalam tabel (tabulating) sebagai bahan dalam analisis berikutnya.

1.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Alat untuk mengukur validitas adalah Korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto,2006:170).

rxy =

 

] ) ( ][

) ( [

) )( (

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N

Dimana :

rxy = korelasi antara variabel x dan y

X = skor butir Y = skor total

N = jumlah responden


(43)

1. Hasil rhitung > rtabel = valid.

2. Hasil rhitung < rtabel = tidak valid.

1.8.2 Hasil Uji Validitas

Validitas dalah pengujian instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan setiap item-item pertanyaan. Uji validitas dilakukan sebagai bukti bahwa instrumen yang telah diuji benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Tahapan perhitungan uji validitas instrumen dibantu oleh program Microsoft Office Excel 2007.

Setelah r hitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada r tabel dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0.05 dengan db = n – (db = 45-2 = 43) = 0,294. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.

3.8.2.1 Uji Validitas Variabel Implementasi Good Governance

Variabel X yaitu variabel implementasi good governance akan diukur validitasnya melalui indikator: (1) transparansi, (2) akuntabilitas, (3) responbility, (4) independensi, (5) kesetaraan dan kewajaran. Dari kelima indikator variabel implementasi good governance tersebut diuraikan 20 item pernyataan dalam instrumen penelitian.

Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel X(Implementasi Good Governance) dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 dapat dilihat pada tabel 3.5:


(44)

Tabel 3.5

Validitas Variabel X(Implementasi Good Governance)

Dari tabel 3.5 di atas dapat diperoleh pernyataan yang valid sebanyak 19 sedangkan yang tidak valid sebanyak 1 pernyataan. Maka pernyataan variabel implementasi good governance yang dapat digunakan dalam penelitian adalah 19 pernyataan.

3.8.2.2 Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai

Variabel Y yaitu variabel kinerja pegawai akan diukur validitasnya melalui indikator: (1) kualitas kerja , (2) kuantitas kerja, (3) keandalan, (4) sikap. Dari

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,50 0.294 Valid

2 0,53 0.294 Valid

3 0,66 0.294 Valid

4 0,65 0.294 Valid

5 0,34 0.294 Valid

6 0,18 0.294 Tidak Valid

7 0,36 0.294 Valid

8 0,34 0.294 Valid

9 0,59 0.294 Valid

10 0,63 0.294 Valid

11 0,51 0.294 Valid

12 0,49 0.294 Valid

13 0,65 0.294 Valid

14 0,32 0.294 Valid

15 0,41 0.294 Valid

16 0,66 0.294 Valid

17 0,53 0.294 Valid

18 0,62 0.294 Valid

19 0,70 0.294 Valid


(45)

kelima indikator variabel implementasi good governance tersebut diuraikan 20 item pernyataan dalam instrumen penelitian.

Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel Y (Kinerja Pegawai) dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 dapat dilihat pada tabel:

Tabel 3.6

Validitas Variabel Y(Kinerja Pegawai) Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,48 0.294 Valid

2 0,43 0.294 Valid

3 0,58 0.294 Valid

4 0,32 0.294 Valid

5 0,37 0.294 Valid

6 0,32 0.294 Valid

7 0,42 0.294 Valid

8 0,32 0.294 Valid

9 0,39 0.294 Valid

10 0,57 0.294 Valid

11 0,48 0.294 Valid

12 0,63 0.294 Valid

13 0,34 0.294 Valid

14 0,35 0.294 Valid

15 0,20 0.294 Tidak Valid

16 0,30 0.294 Valid

17 0,16 0.294 Tidak Valid

18 0,31 0.294 Valid

19 0,42 0.294 Valid

20 0,38 0.294 Valid

Dari tabel 3.6 di atas dapat diperoleh pernyataan yang valid sebanyak 18 sedangkan yang tidak valid sebanyak 2 pernyataan. Maka pernyataan variabel Kinerja Pegawai yang dapat digunakan dalam penelitian adalah 18 pernyataan.


(46)

1.8.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,2006:178). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya, apabila datanya benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya).

Di sini yang dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya (Arikunto,2006:179). Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut harus baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Alpha Cronbach (Arikunto, 2006:196).

  

    

  

t q



2 ij 1

1 -k

k r

Keterangan :

Rij = Nilai Alpha Cronbach hitung

k = Banyaknya butir pertanyaan Σσq2 = Jumlah varian butir pertanyaan σt = Varian total


(47)

Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004: 352) : 1. Hasil α ≥ 0,60 = reliabel.

2. Hasil α < 0,60 = tidak reliabel.

3.8.4 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah:

 



 

  

   

 

2

2

11 1

1 t

b

k k r

 

(Sambas dan Maman, 2007:38)

Hasil perhitungan reliabilitas angket terhadap variable Implementasi good governance, dan variabel kinerja pegawai menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3.8.4.1 Uji Reliabilitas Variabel Implementasi Good Governance (X)

Perhitungan hasil uji reliabilitas variabel implementasi good governance (X) pada instrumen penelitian, menggunakan rumus diperoleh r = 0,85, menurut klasifikasi koefisien reliabilitas maka variable Implementasi good governance termasuk dalam reliabilitas tinggi. Bila dimasukan ke dalam kriteria korelasi (dalam Suherman, 2003 : 112), maka r = 0,85 termasuk dalam kategori korelasi tinggi. Setelah dilakukan uji t-student diperoleh thitung = 10,47, dari tabel t pada


(48)

1,68. Sehingga thitung > ttabel maka variabel implementasi good governance (X)

tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya. Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Variabel (X) r hitung r table Kriteria

Implementasi

Good Governance 0.85 0.2940 Reliabel

3.8.4.2 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Begitu juga pada variabel Kinerja pegawai (Y) diperoleh r = 0,69, menurut klasifikasi koefisien reliabilitas maka variable Implementasi kinerja pegawai termasuk dalam reliabilitas sedang dan untuk thitung diperoleh sebesar 6,33 dari

tabel t pada taraf signifikan 95% dengan derajat kebebasan (dk) 45 – 2 = 43, diperoleh ttabel = 1,68. Sehingga thitung > ttabel = 6,33 > 1,68 maka variabel kinerja

pegawai (Y) tersebut reliable yang berarti dapat dipergunakan sebagai instrument penelitian. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji reliabilitas instrumen sampel ini dapat dilihat pada daftar lampiran uji reliabilitas instrument.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Variabel (Y) r hitung r table Kriteria


(49)

1.9 Uji Persyaratan Analisis Data

Pada bagian ini akan menguraikan tentang uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas.

1.9.1 Uji Normalitas

Imam Ghozali (2006: 74), menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov satu arah atau analisis grafis. Untuk mengetahui nilai kolmogorov-smirnov menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS 17 for Windows.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan Rentang Skor ( R )

R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

b. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgesrs

n

i 13,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24) c. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )

i R


(50)

d. Menghitung Nilai Median (Me) 2 ) 1 (   n Me               f F n p b Me 2 1

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

e. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Kelas Interval Xi fi fiXi

2

)

( XiM fi( XiM)2

Jumlah - Σfi Σ fiXi - Σfi

2

) ( XiM

Rata-rata M

Standar

Deviasi SD

f. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)

fi Xi fi M  

 . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

g. Menghitung Simpangan Baku (SD)

1 ) ( 2    n M Xi fi

SD (Syafaruddin Siregar, 2004 : 26)

h. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)

i. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah

Ba = skor tertinggi


(51)

Z =

SD M Bk

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 86)

k. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z)

l. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)

Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

m. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)

i i

i L f

e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

n. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)

2

2 i i i e e f  

 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

o. Mencari Harga p-value

2 1 2 2 2 1 2 2 1

1 ( )

          

v h

p

Penerimaan kenormalan diterima apabila p-v > 0,05.

Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai > , atau nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi sampel normal.

2. Jika nilai < , atau nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi sampel tidak normal.


(52)

Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik non parametik.

1.9.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians dari kelompok-kelompok data yang datangnya dari sekian banyak lokasi dalam kondisi yang relatif sama. Jika sama, maka varians-varians tersebut homogen. Dengan demikian varians-varians atau data tersebut dapat digabung untuk dianalisa lebih lanjut. Uji homogenitas dalam penelitan ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun data dalam tabel Bartlett.

Tabel 3.10 Uji Bartlett

Kelompok Dk 1/dk Si2 dk.Si2 Log Si2 dk.log Si2 1

2 3 N

n1-1

n2-1

n3-1

nn-1

1/( n1-1)

1/( n2-1)

1/( n3-1)

1/( nn-1)

S12

S22

S32

Sn2

(n1-1). S12

(n2-1). S22

(n3-1). S32

(nn-1). Sn2

Log S12

Log S22

Log S32

Log Sn2

(n1-1). Log S12

(n2-1).Log S22

(n3-1).Log S32

(nn-1).Log Sn2

Σdk Σ(1/dk) Σdk.Si2 Σ dk.log Si2


(53)

2

2 ( )

1

i i i

f x x S n     2

2 dk S. i

S dk    2 log i . BSdk

2 2

(ln10) B dk.logSi

    

2 1 2

h

K

   

 

b. Menghitung varians untuk setiap kelompok sampel, dengan rumus :

(Syafaruddin S, 2004 : 26) c. Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus :

(Syafaruddin S, 2004 : 90) d. Menghitung harga satuan Bartlett (B), dengan rumus :

(Syafaruddin S, 2004 : 91) e. Menghitung harga χ2, dengan rumus :

f. Melakukan pengujian Bartlett, digunakan rumus faktor koreksi K, dengan rumus :

(Syafaruddin S, 2004 : 90)

g. Menghitung harga χh2 dengan rumus :

(Syafaruddin S, 2004 : 90-91)

h. Kriteria pengujian adalah kelompok sampel homogen jika χh2 < χt2 pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk = n – 1, dan sebaliknya.

                  

) 1 ( 1 1 1 ) 1 ( 3 1 1 i n n k K


(54)

3.9.3 Uji Linearitas

Pengujian linieritas ini menggunakan model regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi Good Governance terhadap kinerja pegawai pada kantor pelayanan perbendaharaan negara yang meliputi persamaan regresi linier, uji kelinieran dan keberartian regresi.

1.10 Teknik Analisis Data

Pada bagian ini akan menguraikan tentang perhitungan skor rata-rata, analisis regresi, pengujian hipotesis dan waktu penelitian.

1.10.1 Perhitungan Skor Rata-Rata

Rata-Rata (Mean) adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas rata-rata dari kelompok tersebut (Sugiyono, 2010:49). Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. hal ini dapat dirumuskan seperti rumus berikut :

Me=∑n i

Dimana :

Me = Mean (rata-rata) Σ = Epsilon (baca jumlah) xi = nilai s ke i sampai ke n


(55)

1.10.2 Analisis Regresi

1. Menentukan persamaan regresi linier

Untuk menyatakan bentuk hubungan fungsional antara dua variabel (variabel X dan Y) digambarkan dengan persamaan matematika, dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + bX

Harga a dan b dapat berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan data X dan Y dengan rumus :

a =

 

 

 

 

2 2 2 X X n XY X X Y        

b =

  

 

2

2 X X n Y X XY n       

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Y bila harga X diketahui.

2. Analisis Linieritas dan Keberatian Regresi

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-jumlah kuadrat yang disebut sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus :

JKt =

 

n y y i i 2 2   


(56)

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :          n Y X XY b reg

JK ( )( )

4) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus : JK (S) = JKt– JKa– JKreg

5) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :

6) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus : JKTC = JKS– JKE

7) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA). Tabel 3.11

Analisis Varians (ANAVA) Regresi Sumber

Varians dk JK JKR F

Regresi(a) 1 RJK=1

 

yi 2 n

Regresi(a/b) k-1

JKreg = b.

) . . ( n y x y

xi i  ii

 

1

2

 

k JK Sreg reg

2 2

Sres Sreg

Residu n-k JKres = JKt - JKreg

k n JK S res res   2

Total n Yi2 - -

Tuna Cocok k–2 JK TC = JKres–JKE STC 2 = 2  k JKTC

Galat (E) n-k JKE =

 

          k k k n y y 2

2 SE2 =

k n

JKE

 Fh = 2

2 E TC S S

               2 2 n Y Y JKE


(57)

8) Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Menentukan varians koefisien a dan b

                        2 2 2 2 1 ) 2 ( n X X M n n JKres S i i a 2 2

2 / ( 2)

           n X X n JKres S i i b

- Melakukan pengujian parameter a dan b

a a

S a t  ;

b b

S b

t  (ta = t1; tb = t2)

Pengujian keberartian regresi dengan dk = n – k untuk harga t1 dan t2

dengan mengambil taraf kepercayaan 1 = 0,05 dan 2 = 0,01

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h      

Kriteria pengujian dengan taraf kepercayaan  = 0,05, jika p-v >  maka koefisien regresi a dan b tidak berarti. Sebaliknya jika p-v <  maka koefisien regresi a dan b sangat berarti.

9) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y

Yˆ= a + bX Variabel Y


(58)

1.10.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang memiliki koefisien korelasi r dilakukan dengan menggunakan uji t – student. Rumus yang digunakan adalah rumus uji t – student, adalah sebagai berikut :

t = rxy

2 1

2 r n

(S. Siregar, 2004 : 170)

Setelah thitung didapat, lalu dilakukan uji p – value untuk menentukan

tingkat peluang kesalahan penolakan Ho, adalah sebagai berikut :

p –v = α1–(α1–α2) .

    

  

 

t

t

t

t

h

2 1

1 (S. Siregar, 2004 : 57)

Kriteria yang diambil adalah tolak Ho jika p – value < α = 0,01. Artinya penolakan Ho pada tingkat kepercayaan 99 %.

Hipotesis akan disimbolkan dengan Hipotesis Alternatif (HA) dan

Hipotesis Nol (H0), supaya tampak ada dua pilihan. Hipotesis ini perlu didampingi

oleh pernyataan yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara HA terhadap H0.

1. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA).

Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II adalah sebagai berikut :


(59)

H0 :  = 0 : Tidak terdapat pengaruh implementasi good governance terhadap

kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

HA :  ≠ 0 : Terdapat pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja

pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II.

2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.

3. Membandingkan dengan . Jika lebih besar dari maka Ha diterima.

Nilai dapat dicari dengan rumus (Sugiyono, 2010:251):

Bila < maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Bila > maka H0 ditolak dan Ha diterima.

4. Berdasarkan probabilitas


(60)

1.10.4 Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung II yang berlokasi di jalan PHH Mustofa No. 37 kelurahan Neglasari, kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, provinsi Jawa Barat. Adapun jadwal penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Jan-jun11 Jul-Des11 Jan-Jun12 Jul-Des12 Jan-Mar13

1 Konsultasi judul penelitian

2 Pengajuan Bimbingan

3 Pra Penelitian

4 Pengerjaan Bab 1,2,dan 3

5 Konsultasi Bimbingan


(61)

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan mengkaji mengenai kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian ini.

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pegawai di KPPN Bandung II, untuk mengetahui pengaruh implementasi good governance terhadap kinerja pegawai, maka dapat diambil kesimpilan sebagai berikut:

1) Gambaran Efektifitas implementasi good governance di KPPN Bandung II yang ditunjukkan oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi good governance yang terdiri dari indikator akuntabilitas, independensi, kesetaraan dan kewajaran dinyatakan berada pada kategori sedang, terutama pada indikator transparansi yang memperoleh skor tertinggi. Adapun skor terendah yaitu pada indikator responsibility. Oleh Karena itu, kepala bagian perlu meningkatkan pendalaman pemahaman terhadap semua peraturan yang menjadi dasar pelayanan kepada masyarakat.

2) Gambaran kualitas kinerja pegawai di KPPN Bandung II yang ditunjukkan oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai yang terdiri dari indikator kuantitas kerja dan sikap kerja, dinyatakan berada pada kategori sedang, terutama pada indikator keandalan kerja yang memperoleh skor tertinggi. Adapun skor terendah yaitu pada indikator kuantitas kerja. Oleh karena itu, perlu melakukan monitoring dan evaluasi kepada satuan kerja agar


(1)

Dini Deistiana, 2013

Pengaruh Implementasi Good Governance Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II

3) Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diperoleh kesimpulan bahwa implementasi good governance mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai, hal ini dapat terlihat berdasarkan kinerja pegawai diterima kebenarannya.

1.2 Rekomendasi

Setelah penulis melakukan penelitian dan melihat kenyataan kiranya penulis perlu memberikan rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan implementasi good governance dengan kinerja pegawai, antara lain:

1) Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa indikator responsibility adalah indikator terendah pada variabel implementasi good governance, untuk meningkatkan kualitas indikator tersebut penulis menyarankan perlu diadakan sosialisasi dengan melakukan controlling kepada satuan kerja mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan sehingga satuan kerja memahami semua persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelayanan prima di KPPN Bandung II.

2) Untuk variabel Y (kinerja pegawai) indikator yang masih rendah adalah indikator kualitas kerja pegawai untuk mengatasi hal tersebut penulis merekomendasikan agar lebih mengoptimalkan penggunaan waktu Berdasarkan hasil penelitian, implementasi good governance mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas kinerja pegawai. Untuk mempertahankan tingkat kuantitas kinerja pegawai tersebut, maka perlu melakukan monitoring dan evaluasi kepada satuan kerja dan ditindaklajuti khususnya


(2)

dalam penguasaan teknologi informatika satuan kerja yang masih lemah sehingga permintaan pelayanan satuan kerja dapat dilayani dengan prima, sehingga target dapat terpenuhi.


(3)

Dini Deistiana, 2013

Pengaruh Implementasi Good Governance Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber dari Buku :

Achwan, Rochman, (2000), Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21, Jakarta : Kompas.

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Bernardin, dan Russel, dalam Gomes, (2000). Human Resource Management, An

Experiential Approach, International Edition: Mc Graw-Hill, Inc,

Singapore.

Collin Coulson-Thomas (dalam Eri Krisna 1998 : 8), The Interaction of Budget

Characteristics and Personality Variable with Budgetary Roesponse”.

Attitudes. The Accounting Review.

Donelly, Gibson Ivancevich. (2005). Organisasi (Perilaku, Struktur dan Proses). Alih Bahasa: Ir. Nunuk Adiarni, M.M., Tangerang: Binarupa Aksara. Djohan, Arif, T, 2007, Aspek Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta : Harvarindo. Drucker, (dalam stoner 1982), Pengantar Manajemen, PT. Pustaka Binaman

Pressindo.

Ghozali, Imam, (2001), Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadari Nawawi, (2003), Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Khairandi, Ridwan, (2008), Perseroan Terbatas: Doktrin, Peraturan Perundang-.

Undangan, dan Yurisprudensi. Yogyakarta: Total Media.

Kuncoro, Riduwan, (2008), Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur

(Path Analysis). Bandung: Alfabeta.

Krina, Loina L. (2003). Indikator Dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas.

Transparasi Dan Partisipasi. Jakarta : BAPENAS.

LAN (Lembaga Administrasi Negara) RI, (1992), Budaya Organisasi dan.

Peningkatan Kinerja. Jakarta: Pustaka Harapan.

LAN dan BPKP, (2000). Akuntabilitas dan Good Governance. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.


(4)

Mangkunegara, Prabu Anwar, (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang, (1985), Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mashuri dan M. Zainudin, (2008), Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis

dan Aplikatif, Bandung : Refika Aditama.

Mardiasmo, (2004), Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: ANDI.

Miles B. Mathew & Huberman,. 1999. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: University Indonesia, PRESS.

Mondy, R.W., Sharplin, A. dan Flippo, E.B. (1988), Management, Concept and.

Practice. Boston : Allyn and Bacon, Inc.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Narimawati, Umi, (2008), Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi, Bandung: Agung Media.

Nazir, Mohammad., (2003), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. Nitisemito, Alex S, (1986), Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan, (2004), Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan, (2003), Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan

(Dari Teori ke Praktik). Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.

Robbins, Stephen P. (2000). Essential of Organizational Behavior

(Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi)”. Terjemahan:Halida dan Dewi Sartika. Jakarta:Erlangga.

Santosa, Pandji, (2008), Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good

Governance, Bandung: Refika Aditama.

Sanusi, Ahmad, (1992), Profesionalisasi dalam Pengelolaan Pendidikan


(5)

Dini Deistiana, 2013

Pengaruh Implementasi Good Governance Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung II

Schuler, Randall S, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Erlangga.

Sedarmayanti, (2003), Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik), Bandung : CV. Mandar Maju.

Simamora, Henry, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Aditama Media.

Siregar, Syafaruddin, 2004, Statistik Terapan, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana. Indonesia, Jakarta.

Sudjana N. (2002). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono, (2010), Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

Sumahdumin dan Abdurahim, (2002). Pemanfaatan Indeks Pembangunan

Manusia untuk Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta: Badan Pusat

Statistik.

Supomo, Bambang dan Nur Indriantoro, (2002), Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakara : BFEE UGM.

Sutrisno, Edy, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana. Syakhroza, Akhmad, (2003), Corporate Governance, Jakarta: Penerbitan Fakultas

Ekonomi Universitas lndonesia.

UNDP, (2000), Membuat Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta : Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Usman, Husaini. (2009). Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) Edisi

3. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.

Werther & Davis, 1995 dalam Nitisemito, 1986 Manajemen Kepegawaian, Jakarta: Erlangga.

Widodo, Joko, (2008), Good Governance; Telaah dan dimensi Akuntabilitas

Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Surabaya: Instan

Cendikia.

Yamin, Martinis dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin, (2008), Good Corporate Governance, Bandung: Alfabeta.


(6)

B. Sumber dari Jurnal, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi

Efendi, Sofian. (2005). Membangun Budaya Birokrasi untuk Good Governance, makalah yang disampaikan pada Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi, Jakarta.

Pranata, Yudha. (2007). Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap

Kinerja Perusahaan Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Rochman, Meuthia Ganie, (2000), Good Governance dan Tiga Struktur

Komunikasi Rakyat dan Pemerintah, makalah yang disampaikan pada

Seminar tentang Good Governance dan Reformasi Hukum, Jakarta.

Santiyasa,I Wayan dan Sumartana. 2012. Acuan Nilai (Reference Evaluation). Jurnal Evaluasi Pembelajaran hal 5-7.

C. Sumber dari Internet :

http:// www.kppnbandung2.com/2011/09/gambaran


Dokumen yang terkait

Pengaruh Hubungan Kerja Dan Budaya Organsasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Medan II

0 75 55

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 13 131

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 11

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 1

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 28

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 5

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I Chapter III VI

0 0 76

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 1

Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI, KEBUTUHAN PEGAWAI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA CIREBON

0 0 14