MAKNA LEKSIKAL YANG TERBENTUK OLEH DERIVASI YANG MENGANDUNG KOMBINASI AKHIRAN –EUN DALAM BAHASA SUNDA.

(1)

MAKNA LEKSIKAL YANG TERBENTUK OLEH DERIVASI YANG

MENGANDUNG KOMBINASI AKHIRAN

EUN

DALAM BAHASA SUNDA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk

memperoleh gelar Magister Humaniora

Program Studi Lingusitik

oleh

Yogi Setia Samsi

NIM 1200985

PROGRAM STUDI LINGUSITIK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

MAKNA LEKSIKAL YANG TERBENTUK OLEH DERIVASI YANG

MENGANDUNG KOMBINASI AKHIRAN

EUN DALAM BAHASA

SUNDA

Oleh : Yogi Setia Samsi S.S. UNPAS Bandung, 2011

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Humaniora (M.Hum.) pada Sekolah Pascasarjana

© Yogi Setia Samsi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Makna Leksikal yang Terbentuk oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran

–eun dalam Bahasa Sunda

oleh Yogi Setia Samsi

NIM 1200985

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP 196611271993031002

Pembimbing II,

Dadang Sudana, MA., Ph.D. NIP 19600120 198703 1 001

diketahui

Ketua Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd. NIP 19600120 198703 1 001


(4)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ABSTRACT...

i ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 3

1.3 Tujuan Masalah Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Definisi Operasional... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 6

2.1 Pembentukan Kata Baru... 6

2.1.1 Zero Derivasi... 6

2.1.2 Afiksasi... 7

2.1.3 Reduplikasi... 7

2.1.4 Abreviasi... 9

2.1.5 Komposisi... 10

2.1.6 Derivasi Balik... 10

2.2 Fenomena Afiksasi dalam Membentuk Leksem Baru... 11

2.2.1 Kategori Kelas Kata... 13

2.2.2 Proses Morfologis yang Melibatkan Afiksasi... 16

2.2.3 Makna Gramatikal yang Muncul dari Proses Afiksasi... 18

2.3 Kelas Semantik... 18

2.3.1 Kategori Semantik Verba... 19


(5)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2.3.3 Kategori Semantik Adjektiva... 21

2.3.4 Kategori Semantik Adverbia... 22

2.4 Derivasi Semantik... 24

2.4.1 Derivasi... 24

2.4.2 Perbandingan antara Makna Gramatikal dengan Makna Leksikal... 26

2.5 Sufiks –eun dalam Bahasa Sunda... 27

2.5.1 Sufiks –eun sebagai Penjelas Keterangan... 27

2.5.2 Sufiks –eun sebagai Kata Objek... 29

2.6 Kajian-kajian Terdahulu... 29

2.7 Kesimpulan... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Metode da Desain Penelitian... 31

3.2 Sumber Data... 31

3.3 Instrumen Penelitian... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 32

3.5 Teknik Analisis Data... 32

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 33

4.1 Makna Leksikal Bentukan Kata dengan Derivasi yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun... 33

4.1.1 Dasar Verba yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun... 4.1.1.1 Dasar Verba Berkonfiks pi-eun ... 33 33 4.1.1.2 Dasar Verba Berkonfiks ka-eun... 4.1.1.3 Dasar Verba Bersufiks –eun (untuk derivasi yang mengubah makna dan kelas katanya)... 4.1.1.4 Dasar Verba Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 35 36 40 4.1.2 Dasar Nomina yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun ... 41

4.1.2.1 Dasar Nomina Bersufiks -eun (untuk derivasi yang mengubah makna tanpa mengubah kelas katanya)... 4.1.2.2 Dasar Nomina Berkonfiks pi-eun ...

42 43


(6)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.1.2.3 Dasar Nomina Bersufiks –eun ditambah Kata Majemuk .. 4.1.2.4 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 4.1.2.5 Dasar Nomina Berkonfiks sa-eun ... 4.1.3 Dasar Adjektiva yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun.

4.1.3.1 Dasar Adjektiva Berkonfiks pika-eun ... 4.1.3.2 Dasar Adjektiva Berkonfiks pi-eun ... 4.1.4 Dasar Adverbia yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun.. 4.1.4.1 Dasar Adverbia Bersufiks –eun ... 4.1.4.2 Dasar Adverbia Berkonfiks sa-eun ... 4.1.4.3 Dasar Adverbbia Bersufiks –eun ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 46 47 47 48 48 50 51 51 54 56 4.2 Kelas Semantik Dasar Verba yang Mengandung Kombinasi

Akhiran -eun ... 4.2.1 Dasar Verba Berkonfiks pi-eun ... 4.2.2 Dasar Verba Berkonfiks ka-eun ... 4.2.3 Dasar Verba Bersufiks –eun ... 4.2.4 Dasar Verba Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 58 58 60 61 65 4.3 4.4

Kelas Semantik Dasar Nomina yang Mengandung Kombinasi Akhiran -eun ... 4.3.1 Dasar Nomina Bersufiks –eun ... 4.3.2 Dasar Nomina Berkonfiks pi-eun ... 4.3.3 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Kata Majemuk... 4.3.4 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 4.3.5 Dasar Nomina Berkonfiks sa-eun ... Kelas Semantik Dasar Adjektiva yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun... 4.4.1 Dasar Adjektiva Berkonfiks pika-eun ... 4.4.2 Dasar Adjektiva Berkonfiks pi-eun ...

67 67 69 72 73 73 74 75 76


(7)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.5

4.6

4.7

Kelas Semantik Dasar Adverbia yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun ... 4.5.1 Dasar Adverbia Bersufiks –eun ... 4.5.2 Dasar Adverbia Berkonfiks sa-eun ... 4.5.3 Dasar Adverbia Berkonfiks saeun Ditambah Pengulangan Kata Dasar... Kelas Semantik Dasar Kata Penghubung yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun ... 4.6.1 Dasar Kata Penghubung Berkonfiks sa-eun ... 4.6.2 Dasar Kata Penghubung Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Sialbel Ke-1... Pembahasan Hasil Analisis...

78 78 81

83

85 85

86 92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 96

5.1 SIMPULAN... 96

5.2 REKOMENDASI... 100

DAFTAR PUSTAKA... 101


(8)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bila berbicara mengenai bahasa Sunda, terkait dengan penelitian bahwasanya tingkat penggunaan bahasa Sunda oleh generasi sekarang menurun. Data menunjukkan bahwa responden lebih cenderung memilih kombinasi Sunda-Indonesia (46.4%) daripada Sunda saja (39.3%) atau Sunda-Indonesia saja (14.3%). Kecenderungan beralih ke bahasa Indonesia tampaknya bukan dikarenakan bahasa Sunda dianggap ketinggalan zaman, bukan pula karena Bahasa Sunda sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada bahasa nasional. Ini lebih karena sikap positif orang Sunda terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia tampaknya membius orang Sunda sehingga mengurangi penggunaan bahasa Sunda (Lukmana & Dian, D.M: 2009).

Dalam kaitannya dengan identitas kesundaan dan keindonesiaan, tampaknya orang Sunda memiliki sikap yang relatif seimbang. Mereka ingin memiliki identitas Sunda sebagai identitas etnik/daerah, dan identitas Indonesia sebagai identitas kebangsaan. Selanjutnya, mayoritas responden setuju bahwa bahasa Sunda sebaiknya dilindungi secara hukum.

Morfologi merupakan bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem. Definisi lain mengatakan bahwa morfologi merupakan bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya (Kridalaksana: 2008). Perubahan bentuk kata biasanya terjadi ketika adanya penambahan imbuhan atau afiksasi sehingga cenderung bervariasi atau bersifat produktif sebuah kata tersebut.

Dalam penelitian ini, kajian morfologi akan dikaitkan dengan bahasa Sunda yakni akan memfokuskan terhadap sufiks –eun dalam bahasa Sunda. Dimana berbagai bentuk kata di dalam bahasa Sunda yang teridentifikasi menggunakan imbuhan akhiran –eun dalam tuturan bahasa Sunda. Asumsi dari fenomena ini


(9)

2

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ternyata tidak semua sufiks –eun bisa ditujukan pada setiap leksem. Di samping itu, sufiks –eun dalam bahasa Sunda sangat berpengaruh terhadap makna dari leksikal, dimana imbuhan akhiran –eun menciptakan makna yang berbeda-beda dari satu bentuk dasar atau menciptakan makna baru, yang semua itu dapat terjadi karena konteks dari tuturan.

Penelusuran literatur menunjukan bahwa peta kajian penelitian morfologi khususnya mengenai derivasi dalam bahasa Inggris sudah banyak didapatkan tetapi bahasa daerah apalagi bahasa Sunda hanya sedikit dan tidak terfokuskan. Dengan perbandingan tersebut mengartikan adanya perbedaan yang menunjukan bahwa penelitian morfologi yang berderivasi bahasa Sunda belum ada.

Penelusuran yang ada di dalam buku “ Sistem dan Struktur Bahasa Sunda”

karangan Robins (1983) hanya menggambarkan bahwa sufiksasi -eun pada verba untukn menandai persesuaian persona ketiga dengan kata nomina, dimana tidak terddapat penjelasan yang jelas dan terdapat rumusan dan contoh dari sufiksasi – eun tanpa dengan penjelasan lebih lanjut.

Selain itu, dalam buku “Tata Bahasa Sunda Kiwari” karangan Yayat dkk. (2003) sekalipun hanya mengungkap rumusan dan contoh mengenai akhiran –eun

yang sekilas. Kemudian dalam buku “Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda”

yang ditulis oleh Kats dan Soeriadiradja (1982) yang hanya menerangkan mengenai definisi akhiran –eun berserta contoh dengan lagi-lagi tanpa penjelasan

yang implisit. Bahkan dalam buku “Tata Bahasa Sunda” yang ditulis oleh

Sumardi, dkk (1992) bahwa korpus yang terdapat di dalamnya berskala kecil dan belum terfokus penelitiannya. Adapun hanya membahas sedikit mengenai derivasi dengan sufiksasi –eun, dan tidak secara ekspilsit.

Sehingga penelitian mengenai makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi morfem terikat –eun dalam bahasa Sunda secara khusus belum ada yang meneliti dalam bentuk eksplisit. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi ketertarikan peneliti untuk menelitinya sekaligus mengangkat moral dari kearifan lokal khususnya budaya dan bahasa Sunda dan harapan dalam penelitian ini dapat menjawab dan mewaliki apa yang menjadi perhatian dalam bahasa Sunda.


(10)

3

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.

1. Apa makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi –eun dalam bahasa Sunda?

2. Kelas semantik kata kerja apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda?

3. Kelas semantik kata benda apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda?

4. Kelas semantik kata sifat apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda?

5. Kelas semantik kata keterangan apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda?

1.3 Tujuan Masalah Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan yang telah dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian. Maka, tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendapatkan apa makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi –eun dalam bahasa Sunda.

2. Untuk mendapatkan kelas semantik kata kerja apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.


(11)

4

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mendapatkan kelas semantik kata nomina apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.

4. Untuk mendapatkan kelas semantik kata sifat apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.

5. Untuk mendapatkan kelas semantik kata keterangan apa saja yang memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis sebagai pemberi sumbangan pemikiran dan bahan informasi mengenai makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda. Kemudian harapan lainnya sebagai penguatan teori linguistik khususnya teori derivasi dalam kajian morfologi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai penambah referensi untuk peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi eun dalam bahasa Sunda. Di samping itu, secara praktis bahwa penelitian ini sebagai salah satu cara untuk mempertahankan bahasa dan budaya masyarakat Sunda serta menjadi pertimbangan untuk membuat buku tentang kumpulan kata, frasa, dan kalimat yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.


(12)

5

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Istilah-istilah khusus yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.

a. Makna leksikal

Makna leksikal merupakan makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lainnya. Selain itu, makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya (Kridalaksana: 2008).

b. Morfem terikat

Morfem terikat merupakan morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat dengan morfem lain untuk membentuk ujaran (Kridalaksana: 2008).

c. Akhiran –eun

Dalam konteks bahasa Sunda, sufiks –eun memiliki kandungan makna yang sangat beragam sehingga tidak semua yang memiliki akhiran –eun memiliki makana yang sama.

d. Kombinasi akhiran –eun

Kombinasi akhiran –eun memiliki maksud bisa derivasi yang berakhiran –eun , bisa juga derivasi yang mengandung kombinasi akhiran

–eun seperti konfiks. e. Bahasa sunda

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa yang harus dijaga keexistensiannya. Di samping itu bahasa Sunda memiliki banyak ragam makna sehingga peneliti mencoba untuk menelitinya.


(13)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan beberapa elemen yang menjadi teknik dalam penelitian ini, yaitu metode dan desain penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggambarkan dan menganalisis data mulai dari tahap pengumpulan, penyusunan, serta analisis dan interpretasi atas data (Surakhmad, 1980). Di samping itu, pendekatan kualitatif mampu menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya (Syamsuddin dan Vismaia: 2006). Pendekatan kualitatif diterapkan sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis (Djadjasoedarma, 1993).

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini diambil dari kumpulan artikel baik melalui cupumanik online maupun mangle online. Kumpulan cupumanik dan mangle yang dikaji terdiri dari carpon, carpan, opini, dongeng, karya ilmiah, dan artikel bahasa sunda lainnya. Adapun Sumber data yang dikumpulkan berkisar sampai 500.000 (lima ratus ribu) kata.

3.3 Instrumen Penelitian

Data yang sudah dimasukan pada software dan sudah dipilah –pilih jenis derivasinya, langsung dianalisis menggunakan teori Sudana (2005) seperti tabel yang ada di bab 2 mengenai kelas semantik sebelumnya, kemudian dianalisis berdasarkan makna.


(14)

32

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini berbentuk korpus buatan sendiri, dimana kumpulan kata yang didapat sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran -eun, langsung dimasukan ke dalam software monoconc atau concordance sebagai salah satu instrumen untuk mengolah data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data berupa carpon, carpan, opini, dongeng, karya ilmiah, dan artikel bahasa sunda lainnya.

2. Memasukan semua data yang sudah didapat ke software monoconc dan concordance.

3. Mengklasifikasikan kata-kata yang derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dari data yang sudah dimasukan ke dalam software tersebut.

4. Mengelompokan kata-kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun berdasarkan kelas kata.

5. Mengelompokan kata berjenis derivasi tersebut berdasarkan kelas katanya sesuai dengan teori kelas semantik (Sudana: 2005).

6. Kemudian menganalisa berdasarkan makna leksikalnya berdasarkan base dan meaning.

3.5 Teknik Analisis Data

Adapun analisis data penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dengan langkah-langkah seperti berikut.

1. Mengidentifikasi kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun berdasarkan kelas kata dan kelas semantik (Sudana:2005). 2. Menganalisis kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran


(15)

33

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Menganalisis kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran

–eun berdasarkan makna leksikal secara arti (meaning).

4. Mengidentifikasi makna leksikal yang berpotensi memiliki makna yang lebih dari satu makna secara arti (meaning).


(16)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini memaparkan mengenai simpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian ini. Simpulan dan rekomendasi ini dapat digunakan untuk evaluasi dan masukan para peneliti selanjutnya khususnya pada kajian kebahasaan.

5.1 Simpulan

Bagian ini menyajikan simpulan dari seluruh rangkaian kegiatan studi tentang proses morfologis, kelas semantik, dan makna leksikal yang akan dipaparkan sebagai berikut.

5.1.1 Proses Morfologis

Proses morfologis ini terjadi karena adanya penambahan kombinasi akhiran atau sufiks –eun yang terdiri dari konfiks pi-eun, pika-eun, sa-eun, ka-eun, –eun ditambah pengulangan silabel ke1, eun ditambah pengulangan kata dasar, dan -eun ditambah kata majemuk. Akibat penambahan tersebut, makna gramatikal pun ada yang berubah makna dan kelas katanya dan ada pula yang berubah makna tetapi tidak mengubah kelas katanya.

5.1.2 Kelas Semantik

Pada penelitian ini, peneliti menemukan kelas semantik kata yang dibentuk oleh derivasi yang mengandung akhiran –eun dari korpus bahasa sunda yang didapatkan sebagai berikut.

Pertama, jenis derivasi yang mengandung perubahan makna dan kelas katanya


(17)

97

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Jenis kata nomina yang tergolong abstrak sebanyak 39,4% lebih sedikit dari pada konkrit yang tergolong tak bernyawa 60,6% dari 3 kali kemunculan.

Kedua, jenis derivasi yang mengandung perubahan makna tetapi tidak merubah

kelas katanya seperti berikut ini.

1. Jenis kata kerja yang banyak digunakan adalah sebagai berikut.

a. Verba keadaan diri yang tergolong intelektual sebanyak 10%, dan verba keadaan yang tergolong kedudukan atau posisi sebanyak20% dari 3 kemunculan.

b. Verba peristiwa yang tergolong sedang langsung digunakan sebanyak 10% lebih sedikit daripada yang tergolong proses sebanyak 40% dari 5 kemunculan.

c. Verba tindakan yang tergolong kegiatan sebanyak 70% lebih banyak daripada kegiatan sekilas 10% dari 8 kemunculan.

2. Jenis kata nomina yang banyak digunakan adalah sebagai berikut. a. Nomina konkrit yang tergolong bernyawa sebanyak 40%

b. Nomina yang tergolong abstrak memiliki persentase cukup tinggi yakni 70% dari keseluruhannya 11 kali kemunculan.

3. Jenis kata adjektiva yang banyak digunakan adalah adjektiva deskkripsi yang tergolong emotion sebanyak 60% yang keseluruhannya 6 kemunculan.

4. Jenis kata adverbia yang banyak digunakan adalah adverbia tingkatan yang tergolong penguatan (amplification) memiliki persentase 100% dari 11 kemunculan.

Dari hasil analisis di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sangat kecil kemungkinan adanya makna yang baru atau kelas kata yang baru ketika tidak ditemukan kombinasi akhiran –eun yang berkategori atau tergolong pada kelas semantik yang selain di atas, seperti berkategori verba keadaan yang tergolong keadaan temporer, persepsi, dan kualitas. Kemudian verba peristiwa yang


(18)

98

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tergolong peristiwa transmisi, dan masih banyak lagi dari dasar nomina, adjektiva, dan adverbia yang belum ditemukan kata yang termasuk ke dalamnya.

5.1.3 Makna Leksikal

Dari hasil penelitian ini, terdapat makna yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kats & Soeriadiradja (1982), namun peneliti dapat menemukan makna-makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun yang belum ditemukan oleh peneliti sebeelumnya. Penemuan makna ini mungkin saja karena ranah penelitiannya tidak hanya pada sufiks –eun melainkan pada konfiks-konfiks juga seperti pi-eun, pika-eun, sa-pika-eun, ka-pika-eun, bahkan sampai dengan eun ditambah pengulangan silabel ke-1, -eun ditambah pengulangan kata dasar, dan –eun ditambah kata majemuk. Sehingga peneliti dapat menambahkan dan menyempurnakan teori-teori yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya terutama mengenai makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda. Selain makna yang sudah ada seperti yang dikemukakan oleh Kats & Soeriadiradja (1982) atau peneliti lain sebelumnya, penambahan makna-makna tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Makna ‘bisa menjadi’ yang secara kelas semantik berasal dari kata verba tindakan yang tergolong kegiatan seperti pasea menjadi pipaseaeun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.

2. Makna ‘seperti/ jiga’ yang secara kelas semantik berasal dari kata nomina konkrit yang tergolong bernyawa seperti anjing menjadi anjingeun.

3. Makna ‘menyatakan rasa, tahu, hasrat yang lebih mendalam’ yang secara kelas semantik berasal dari kata nomina bersufiks –eun yang ditambahkan pengulangan silabel ke-1 sehingga berubah menjadi kata adjektiva klasifikasi yang tergolong appearance seperti kuray menjadi kukurayeun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.


(19)

99

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Makna ‘menunjukan tempat’ yang secara kelas semantik berasal dari kata keterangan atau adverbia tingkatan yang tergolong penguatan seperti luar menjadi luareun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya. 5. Makna ‘untuk ukuran/jumlah/ jangka waktu yang disebutkan’ yang secara

kelas semantik berasal dari kata adverbia tingkatan yang tergolong ukuran seperti harita menjadi saharitaeun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.

Adapun berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperolehmakna-makna hasil penelitian tentang kata yang mengandung kombinasi akhiran –eun sebanyak 47 data, yang dirangkum seperti di bawah ini.

1. Disediakan untuk di 2. Yang harus di atau akan di 3. Seolah terus

4. Sangat dalam dan berkesan berkali-kali 5. Untuk di berkonteks jamak

6. Merasakan atau mempunyai rasa. 7. Selain itu atau di samping itu. 8. Bisa menjadi

9. Seolah terus 10.Akan terjadi

11.Mempunyai rasa dan mendalam 12.Menyatakan keinginan dan mendalam 13.Nama jenis penyakit

14.Disediakan untuk di

15.Nama benda yang disebutkan 16.Cukup untuk

17.Giliran untuk 18.Tertimpa


(20)

100

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

20.Menyatakan arah di sebelah 21.Menunjukkan tempat

22.Menunjukkan arah dari 23.Merasa atau mempunyai rasa

24.Untuk jangka waktu yang disebutkan 25.Menunjukkan tempat

26.Untuk ukuran yang disebutkan 27.Untuk ukuran yang sedikit 28.Menunjukkan jumlah 29.Menunjukkan waktu

Proses derivasi dan implikasinya terhadap makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda, ternyata berpengaruh juga terhadap makna leksikalnya akibat dari proses perubahan kelas kata tersebut.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan morfologi tentang makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda, adanya masalah yang perlu diselesaikan. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi khususnya bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti lebih lanjut mengenai kebahasaan.

1.Bagi para ahli bahasa, terutama bahasa Sunda untuk berusaha menambah pengetahuan bahasanya terutama bahasa Sunda, supaya tidak keliru dalam memahami makna leksikal khususnya derivasi yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinsi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.

2.Bagi para peminat kajian morfologi semestinya memperluas wawasan keilmuan supaya bisa menggali ilmu apa apa saja yang terkandung dan berkaitan dengannya khususnya mengenai jenis-jenis kata.


(21)

101

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.Bagi peneliti bahasa Sunda agar meneliti dari aspek lain supaya lebih lengkap. Seperti dikaitkan dengan kajian sintaksis, semantik, bahkan pragmatik.

Akhirnya, tiada ungkapan yang lebih tepat di akhir penelitian ini kecuali subhanallah wal hamdulillah wa laa ilahaillahu wallahu akbar; hanya Allah lah yang lebih mengetahui maksud firman-Nya.


(22)

101

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Et.al. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aronoff, M. & Kristen, F. (2005). What is Morphology?. Victoria: Blackwell Publishing Ltd.

Bauer, Laurie. (1988). Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Bickel, B. & Johanna, N. (1992). Inflectional Morphology. Berkeley: University of California.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Faturohman. (1982). Tata Bahasa Sunda. Bandung: Djatnika.

Kats & Soeriadiradja. (1982). Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Keraf, Gorys. (1980). Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.

Kilbury, J. (1990). Paradigm-Based Derivational Morphology. Disseldorf: University of Disseldorf.

Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik Edisi Empat. Jakarta: PT. Jakarta. Lardiere, D. (2006). Knowledge of Derivational Morphology in a Second

Language Idiolect. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project. LBBS. (2007). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.

Lukmana, I. & Dian, M. (2009). Multiperspektif Hubungan Bahasa Nasional dan Daerah: Kasus Keberdampingan Bahasa Sunda dan Indonesia.


(23)

102

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Moeliono, Anton M. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muis, A.B. & Herman. (2005). Morfosintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulyono, Iyo. (2013). Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi. Bandung: CV. Yrama Widya.

Palanggeran. (2008). Ejahan Basa Sunda. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Petrush, R.A. (2008). Derivational Morphology in English-French Acquisition. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project.

Pustylnikov, O. & Karina, S.W. (2009). Measuring Morphological Productivity. University Bielefeld: Texttechnology Group, SFB 673.

Ramlan, M. (1983). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskripsi. Yogyakarta: UP. Karyono.

Robins. (1983). Sistem dan Struktur Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Sudana, D. (2005). Semantic and Pedagogical Aspects of Affixation in Bahasa Indonesia. (Dissertation), Unpublished Dissertation Deakin University, Melbourn, Australia.

Sudaryat, Y., Abud, P., & Karna, Y. (2007). Tata Bahasa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya.

Samsuri. (1980). Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Sumardi, dkk. (1992). Tata Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Sumarsono, T. (1995). Maher Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.

Syamsuddin. & Vismaia, S.D. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thomas, L. (1993). Beginning Syntax. Oxford: Blackwell Publishers.

Tyler, A. (1987). The Acquisition of English Derivational Morphology. Gainesville: University of Florida.


(24)

103

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Yufani. (2011). Struktur Morfologi Bahasa Melayu Ternate di Kecamatan Pulau Ternate Propinsi Maluku (Studi Linguistik Struktural). (Tesis), Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(1)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Makna ‘menunjukan tempat’ yang secara kelas semantik berasal dari kata keterangan atau adverbia tingkatan yang tergolong penguatan seperti luar menjadi luareun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya. 5. Makna ‘untuk ukuran/jumlah/ jangka waktu yang disebutkan’ yang secara

kelas semantik berasal dari kata adverbia tingkatan yang tergolong ukuran seperti harita menjadi saharitaeun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.

Adapun berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperolehmakna-makna hasil penelitian tentang kata yang mengandung kombinasi akhiran –eun sebanyak 47 data, yang dirangkum seperti di bawah ini.

1. Disediakan untuk di 2. Yang harus di atau akan di 3. Seolah terus

4. Sangat dalam dan berkesan berkali-kali 5. Untuk di berkonteks jamak

6. Merasakan atau mempunyai rasa. 7. Selain itu atau di samping itu. 8. Bisa menjadi

9. Seolah terus 10.Akan terjadi

11.Mempunyai rasa dan mendalam 12.Menyatakan keinginan dan mendalam 13.Nama jenis penyakit

14.Disediakan untuk di

15.Nama benda yang disebutkan 16.Cukup untuk

17.Giliran untuk 18.Tertimpa


(2)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

20.Menyatakan arah di sebelah 21.Menunjukkan tempat

22.Menunjukkan arah dari 23.Merasa atau mempunyai rasa

24.Untuk jangka waktu yang disebutkan 25.Menunjukkan tempat

26.Untuk ukuran yang disebutkan 27.Untuk ukuran yang sedikit 28.Menunjukkan jumlah 29.Menunjukkan waktu

Proses derivasi dan implikasinya terhadap makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda, ternyata berpengaruh juga terhadap makna leksikalnya akibat dari proses perubahan kelas kata tersebut.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan morfologi tentang makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda, adanya masalah yang perlu diselesaikan. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi khususnya bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti lebih lanjut mengenai kebahasaan.

1.Bagi para ahli bahasa, terutama bahasa Sunda untuk berusaha menambah pengetahuan bahasanya terutama bahasa Sunda, supaya tidak keliru dalam memahami makna leksikal khususnya derivasi yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinsi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.

2.Bagi para peminat kajian morfologi semestinya memperluas wawasan keilmuan supaya bisa menggali ilmu apa apa saja yang terkandung dan berkaitan dengannya khususnya mengenai jenis-jenis kata.


(3)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.Bagi peneliti bahasa Sunda agar meneliti dari aspek lain supaya lebih lengkap. Seperti dikaitkan dengan kajian sintaksis, semantik, bahkan pragmatik.

Akhirnya, tiada ungkapan yang lebih tepat di akhir penelitian ini kecuali subhanallah wal hamdulillah wa laa ilahaillahu wallahu akbar; hanya Allah lah yang lebih mengetahui maksud firman-Nya.


(4)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Et.al. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aronoff, M. & Kristen, F. (2005). What is Morphology?. Victoria: Blackwell Publishing Ltd.

Bauer, Laurie. (1988). Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Bickel, B. & Johanna, N. (1992). Inflectional Morphology. Berkeley: University of California.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Faturohman. (1982). Tata Bahasa Sunda. Bandung: Djatnika.

Kats & Soeriadiradja. (1982). Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Keraf, Gorys. (1980). Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.

Kilbury, J. (1990). Paradigm-Based Derivational Morphology. Disseldorf: University of Disseldorf.

Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik Edisi Empat. Jakarta: PT. Jakarta. Lardiere, D. (2006). Knowledge of Derivational Morphology in a Second

Language Idiolect. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project. LBBS. (2007). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.

Lukmana, I. & Dian, M. (2009). Multiperspektif Hubungan Bahasa Nasional dan Daerah: Kasus Keberdampingan Bahasa Sunda dan Indonesia.


(5)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Moeliono, Anton M. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muis, A.B. & Herman. (2005). Morfosintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulyono, Iyo. (2013). Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi. Bandung: CV. Yrama Widya.

Palanggeran. (2008). Ejahan Basa Sunda. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Petrush, R.A. (2008). Derivational Morphology in English-French Acquisition. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project.

Pustylnikov, O. & Karina, S.W. (2009). Measuring Morphological Productivity. University Bielefeld: Texttechnology Group, SFB 673.

Ramlan, M. (1983). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskripsi. Yogyakarta: UP. Karyono.

Robins. (1983). Sistem dan Struktur Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Sudana, D. (2005). Semantic and Pedagogical Aspects of Affixation in Bahasa Indonesia. (Dissertation), Unpublished Dissertation Deakin University, Melbourn, Australia.

Sudaryat, Y., Abud, P., & Karna, Y. (2007). Tata Bahasa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya.

Samsuri. (1980). Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Sumardi, dkk. (1992). Tata Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.

Sumarsono, T. (1995). Maher Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.

Syamsuddin. & Vismaia, S.D. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thomas, L. (1993). Beginning Syntax. Oxford: Blackwell Publishers.

Tyler, A. (1987). The Acquisition of English Derivational Morphology. Gainesville: University of Florida.


(6)

Yogi Setia Samsi, 2014

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran Eun Dalam Bahasa Sunda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Yufani. (2011). Struktur Morfologi Bahasa Melayu Ternate di Kecamatan Pulau Ternate Propinsi Maluku (Studi Linguistik Struktural). (Tesis), Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.