PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF.

(1)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN InklusifTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dariSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh :

ASEP ZUHAIRI SAPUTRA

NIM : 1004967

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN InklusifTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

Oleh

AsepZuhairiSaputra

SebuahSkripsi Yang DiajukanUntukMemenuhi Salah

SatuSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikanPadaFakultasIlmuPendidik an

© AsepZuhairiSaputra2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Agustus 2014

HakCiptadilindungiundang-undang

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhatausebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ASEP ZUHAIRI SAPUTRA 1004967

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDNTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

DISETUJUI

Pembimbing I,

Dr. Hidayat, Dilp. S.Ed.M.Si. Nip. 195707111985031003

Pembimbing II,

Drs. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd. Nip. 196209061986011001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan khusus FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikanIndoneesia

Drs. Sunaryo, M.Pd. Nip. 19560722 1985011001


(4)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Asep Zuhairi Saputra, 1004967, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI 2010)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya pembelajaran matematika tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka pada siswa berkesulitan belajar berhitung. Berdasarkan pada rendahnya kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran operasi hitung bilangan dua angka dengan dua angka, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN Tanjung 2 (Inklusif) Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya?” tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan menggunakan metode demonstrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model PTK yang dipilih adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilakukan berkolaborasi dengan peneliti mitra sebagai observer serta mengambil subjek penelitian siswa kelas III SDN Tanjung 2 (Inklusif) Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Tindakan penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan analisisa deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung pada topik operasi hitung penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka di kelas III SDN 2 Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan guru dan siswa pada tiap-tiap siklus. Penilaian perencanaan di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 73,14% meningkat di siklus II menjadi 80% dan meningkat lagi di siklus III menjadi 93,75%, kinerja guru di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 75% meningkat di siklus II menjadi 88,47% dan meningkat lagi di siklus III menjadi 98,68, hasil belajar siswa di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 56% meningkat di siklus II menjadi 64,7 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 67.

Maka kesimpulannya kemampuan siswa berkesulitan belajar tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi.

Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Penjumlahan Bilangan dua angka dengan dua angka


(5)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB II PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM PEMBELAJARAN BERHITUNG PENGURANGAN ... 5

A. Konsep Dasar Media Kantung Nilai ... 5

B. Konsep Dasar Berhitung Pengurangan ... 9

1. Pengertian Matematika ... 9

2. Konsep Dasar Penguranga ... 11

3. Kekeliruan Yang Sering Dilakukan Anak Dalam Mempelajari Matematika... 11

C. KONSEP DASAR KETUNARUNGUAN ... 13

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 13

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 14

3. Dampak Ketunarunguan ... 15


(6)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

E. Kerangka berpikir ...18

F. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Variabel Penelitian ... 20

1. Definisi Konsep Variabel ... 20

2. Definisi Operasional Variabel ... 21

B. Metode Penelitian ... 22

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 26

1. Uji Validasi ... 27

2. Uji Reliabilitasi ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Baseline1 ... 33

2. Hasil Intervensi ... 34

3. Hasil Baseline2 ... 36

B. Analisis Data ... 37

1. Analisis Dalam Kondisi ... 37

2. Analisis Antar Kondisi ... 47

C. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Rekomendasi ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian

Lampiran 2 Media Kantung Nilai

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen dan Butir Soal Lampiran 4 Expert Judgement

Lampiran 5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 PPI

Lampiran 7 Hasil Baseline1 Intervensi Baseline2 Lampiran 8 Dokumentasi


(8)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kantung Nilai ... 8 Gambar 2.2 Stik ... 8 Gambar 2.3 Kartu Bilangan... 9


(9)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Kantung Nilai ... 6

Tabel 3.1 Derajat Reliabilitas Guilford ... 29

Tabel 4.1 Hasil Baseline1 (A1) ... 33

Tabel 4.2 Hasil Intervensi ... 35

Tabel 4.3 Hasil Baseline2 (A2) ... 36

Tabel 4.4 Panjang Kondisi Penelitian ... 38

Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... 39

Tabel 4.6 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 41

Tabel 4.7 Persentase Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Tabel 4.8 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 44

Tabel 4.9 Kecenderungan Stabilitas Dalam Kondisi A-B-A'... 44

Tabel 4.10 Kecenderungan Jejek Data dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 44

Tabel 4.11 Level Stabilitas dan Rentang dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.12 Level Perubahan dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisa Visual dalam Kondisi ... 46

Tabel 4.14 Jumlah Variabel yang Diubah ... 47

Tabel 4.15 Variabel Perubahan Kecenderungan arah dan Efeknya ... 48

Tabel 4.16 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 48

Tabel 4.17 Perubahan Level Data ... 48

Tabel 4.18 Perbandingan Kondisi Data Overlap ... 50


(10)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tampilan Desain A-B-A' ... 22

Grafik 4.1 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline1 ... 34

Grafik 4.2 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Intervensi ... 35

Grafik 4.3 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline2 ... 37

Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline1, Intervensi, dan Baseline2 .. 39

Grafik 4.5 Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 40

Grafik 4.6 Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Grafik 4.7 Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 43

Grafik 4.8 Data Overlap Kondisi Baseline1 ke Intervensi ... 49


(11)

1

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang berprestasi rendah (underachievers) umumnya banyak ditemukan di sekolah,umum karena mereka pada umumnya tidak mampu menguasai bidang studi tertentu yang diprogramkan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sebagian besar dari mereka memiliki intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003, hlm. 13). Anak yang memiliki hambatan tersebut dikenal dengan istilah anak berkesulitan belajar (Learning Disability).

Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehinnga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut berisiko tinggi tinggal kelas (Yusuf, 2008, hlm. 11). Kesulitan belajar diklafikasikan menjadi tiga yaitu kesulitan belajar menulis, kesulitan belajar membaca, dan kesulitan belajar berhitung. Kemampuan berhitung merupakan bagian dari matematika. Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia). Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis yang memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem syaraf pusat.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas, bermartabat melalui sikap kritis dan berfikir logis. Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan hubungan-hubungan kuantitatif


(12)

2

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir (Abdurrahman, 2005, hlm. 252).

Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori maupun ekspresif di dalam proses belajar. Gangguan ini dapat terjadi di berbagai tingkatan kecerdasan, namun learning disability lebih terkait dengan tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Anak-anak yang berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemapuan berbahasa. Umumnya masalah ini tampak ketika anak mulai mempelajari mata-mata pelajaran dasar seperti menulis, membaca, menghitung dan mengeja. Kesulitan yang mereka dapatkan pada bidang akademik antara lain membaca, menulis dalam menyampaikan ide, mengeja suatu tulisan atau surat – menyurat, dan matematika (Berry dan Kirk, dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus 2006, hlm. 25). Terutama pemahaman terhadap konsep – konsep dan cara melakukan perhitungan angka – angka (Bourke dan Reevers, dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, 2006, hlm. 25). Jenis kesulitan belajar yaitu kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), dan kesulitan belajar berhitung (diskalkulia).

Kesulitan belajar berhitung banyak ditemukan di sekolah formal maupun sekolah dengan setting inklusi. Lerner (dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, 2006, hlm. 24) mengemukakan bahwa Kesulitan belajar berhitung (matematika) disebut juga diskalkulia (dyscalculia). Selain berdasarkan asesmen, hal ini tergambar pada awal pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan dua angka dan dua angka siswa konsisten masih kesulitan dalam memahami nilai tempat banyak diperlihatkan oleh anak seperti berikut ini.


(13)

3

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Contoh hasil pekerjaan siswa pada awal pembelajaran dapat dilihat berikut ini :

Gambar 1.1 Contoh hasil pekerjaan anak

Hasil pekerjaan siswa tampak jelas adanya ketidakmampuan siswa dalam menentukan nilai tempat, hal ini dapat terlihat dari cara menjumlahkan 8 dan 4 dengan hasil 12, penempatan hasil ditulis secara berdampingan, padahal 12 terdiri dari 2 satuan yang artinya satuan ditulis sejajar dengan satuan dan 1 termasuk puluhan, maka puluhan lurus ditulis sejajar dengan puluhan. Namun pada kenyataannya siswa masih merasa kebingungan. Untuk itu diperlukan suatu upaya guru agar pembelajaran berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka guru perlu merubah metode pengajaran yang selama ini dilaksanakan dengan metode yang tepat dan ditunjang dengan media yang efektif.

Metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah metode demonstrasi. Menurut Sagala (2008, hlm. 210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata melalui benda – benda

4 8 5 4 9 12


(14)

4

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konkret. Adapun salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode demonstrasi adalah dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret.

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, metode demonstrasi perlu didukung oleh media yang tepat untuk mengantarkan pada pemahaman materi. Seperti yang diutarakan oleh Suherman, dkk (2001, hlm. 203) bahwa :

“…untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda – benda konkret (riil) sebagai perantara atau visualisasinya…”. Pendapat tersebut sesuai pula dengan tahapan perkembangan kognitif siswa usia Sekolah Dasar (7 – 12 tahun) yang masih berada pada tahap berpikir operasional konkret (concrete operational).

Menurut Brunner (dalam Landasan Pendidikan, 2010, hlm. 109), tahapan kognitif dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactive)

Yaitu tahapan perkembangan kognisi anak dalam memahami lingkungan melalui respon – respon motorik. Tahap pertama belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak refleksi dan coba-coba, belum harmonis, ia memanipulasikan, menyusun, menjejerkan, mengutakatik, dan bentu-bentuk gerak lainnya (serupa dengan tahap sensori motor dari Piaget).

2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconic)

Yaitu perkembangan kognisi anak yang mulai mampu berpikir atas dasar model, gambar, atau hal-hal konkrit. Pada tahap ini mulai mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pemikirannya tentang benda


(15)

5

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya pada tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda real itu tidak lagi berada di hadapannya (tahap operasional dari Piaget)

3. Tahap Simbolik (Symbolic)

Yaitu tahap berpikir anak yang tidak terbatas pada hal-hal konkrit, anak mampu berpikir abstrak atas dasar simbol bahasa, menggunakan bahasa sebagai alat berpikir, hingga dapat diketahui tingkat struktur pengetahuan seseorang atau sebaliknya. Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalinya kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya. (serupa dengan tahap operasi konkret dan formal dari Piaget).

Berdasarkan karakteristik psikologi tersebut, sudah seharusnya guru berupaya membimbing siswa yang berkesulitan belajar berhitung dalam memahami konsep matematika dengan menggunakan media yang tepat. Adapun media yang digunakan dalam menjelaskan penjumlahan dua angka dengan dua angka adalah benda konkret seperti manik-manik. Media ini sebagai upaya mengingat tentang sistem nilai tempat, dengan sistem nilai tempat ini diperlukan media metode yang tepat seperti demonstrasi. Media pembelajaran yang digunakan mudah didapatkan di lingkungan tempat tinggal untuk memudahkan siswa berpikir pada tahap konkret sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa usia Sekolah Dasar dan mempertimbangkan karakteristik ilmu matematika dan siswa yang belajar.

Tahap awal dalam pelaksanaan pembelajaraan matematika tentang penjumlahan dua angka melalui penggunaan manik-manik dimulai dengan menjelaskan kepada siswa konsep 10 manik-manik yang satukan menggunakan


(16)

6

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benang menjadi satu ronce artinya satu puluhan manik memiliki ukurang panjang dan setiap satu ratusan terdiri dari 10 ronce puluhan. Sehingga pemahaman konsep satun, puluhan dan ratusan menjadi jelas dalam hal menentukan nilai tempat. Jika siswa sudah memahami tentang cara menentukan nilai tempat pada operasi hitung penjumlahan, ini berarti akan mempermudah siswa dalam menggunakan operasi hitung lainya seperti pengurangan, perkalian dan pembagian.

Berdasarkan kenyataan di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul adalah “PENGGUNAAN METODE

DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN

BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD”. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Berkesulitan belajar berhitung Kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya).

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka guru di SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya khususnya guru mata pelajaran Matematika Kelas 3 berhadapan dengan masalah bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru belum mampu meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran Matematika khususnya dalam operasi penjumlahan. Akibatnya siswa yang teridentifikasi anak berkesulitan belajar berhitung pada pembelajaran Matematika khususnya dalam topik operasi hitung masih rendah. Hal itu ditunjukkan oleh kenyataan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang topik penjumlahan tiga angka dengan dua angka masih belum mencapai KKM yang ditetapkan, nilai rata- rata hasil belajarnya baru mencapai 50, sementara KKM pada pembelajaran


(17)

7

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut adalah 65. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat membantu pemahaman siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang operasi hitung pada pembelajaran Matematika.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah secara khususnya adalah sebagai berikut :

a.Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya?

b.Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya?

c.Bagaimana kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan dua angka melalui penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan bilangan dua angka dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Inklusif Kota Tasikmalaya. 2.Tujuan Khusus Penelitian


(18)

8

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan dua angka untuk penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

b. Meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan dua angka untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas III SDN Tanjung 2 Kawalu Kota Tasikmalaya.

c. Meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan dua angka dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dari kegiatan penelitian ini adalah dapat mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran Matematika di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

2. Manfaat Praktis a.Untuk Siswa


(19)

9

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman siswa pada pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan dua angka khususnya siswa berkesulitan belajar berhitung dapat meningkat.

b.Untuk Guru

1)Memberikan gambaran kepada guru tentang manfaat penelitian tindakan kelas dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

2)Sebagai masukan khususnya bagi peneliti sendiri, umumnya bagi guru lain tentang alternatif metode pembelajaran Matematika di SD khususnya pada anak berkesulitan belajar berhitung pada topik penjumlahan bilangan dua angka.

c.Untuk Sekolah

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi Sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang dimodifikasi untuk penyesuaian terhadap kemampuan anak berkesulitan belajar berhitung maupun anak regular tanpa hambatan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Laporan hasil penelitian ini berisi tentang : BAB I pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi, BAB II Media Manik Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkesulitan Belajar Berhitung, BAB III Metode Penelitian, terdiri dari Model Penelitian, Setting Penelitian, Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, Indikator Kerja, Tim Peneliti dan Tugasnya, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, BAB V Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Lampiran – lampiran.


(20)

26

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang penulis pilih adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini penulis pilih karena sederhana, mudah dipahami dan tidak terlalu rumit pelaksanaannya. Pelaksanaan penelitian dengan model Kemmis dan Mc Taggart memungkinkan satu siklus tindakan berisi satu kali pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan dan obervasi dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal ini dikarenakan kegiatan observasi dan tindakan merupakan dua buah tindakan yang tidak bisa dipisahkan. Di dalam tindakan tersebut berisi tentang peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan guru dalam merencanakan serta melaksanakan pembelajaran.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Tanjung 2 (Sekolah penyelenggara pendidikan Inklusif) Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya dan waktu pelaksanaan dilakukan pada jam pembelajaran matematika. Alasan tempat tersebut dijadikan tempat penelitian adalah Penulis bekerja sebagai guru di SD tersebut, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

2.Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya sebanyak 49 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 24 orang dan perempuan sebanyak 25 orang, dari jumlah keselurahan siswa


(21)

27

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang teridentifikasi sebagai anak berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) sebagai subjek penelitian sebanyak 2 orang.

C. Definisi Operasional

Beberapa definisi dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul akan diuraikan agar tidak timbul berbagai penafsiran makna. Adapun istilah-istilah yang akan didefinisikan adalah sebagai berikut :

1.Pembelajaran adalah proses interaksi anatara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2.Metode Demonstrasi dalam penelitian ini adalah metode mengajar dengan cara mempertunjukan cara kerja tentang operasi hitung dengan menggunakan barang ataupun tiruanya yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa.

D. Variabel Penelitian 1)Variabel Input

Variabel input dalam penelitian ini adalah pemahaman dasar siswa berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) tentang penjumlahan dua angka dan dua angka serta kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka dengan langkah-langkah dan metode yang biasa digunakan.

2)Variable Proses

Variabel proses dalam penelitian ini adalah kinerja guru mulai dari perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka.

3)Variabel Output

Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa berkesulitan belajar berhitung berupa peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa serta peningkatan kemampuan guru


(22)

28

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam melaksanakan pembelajaran penjumlahan dua angka dengan dua angka melalui metode demonstrasi.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri atas 3 siklus, tiap siklus terdiri atas empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu : pertama, tahap perencanaan (planning); kedua, pelaksanaan tindakan (action); ketiga, pengamatan (observation), dan keempat, refleksi (reflection). Tahap penelitian ini dilaksanakan dalam alur siklus (proses pengkajian berdaur) dan tindakan yang direncanakan sampai berhasil atau tindakan dihentikan pada siklus ke tiga.

Berikut alur umum pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart

Adapun rencana penelitian yang penulis lakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dan seterusnya sampai berhasil

Rencana Umum

Refleksi 1 Pembelajaran 1

dan

Observasi 1 Perbaikan Rencana Refleksi 2

Pembelajaran 2 dan

Observasi 2 Perbaikan Rencana Refleksi 3

Pembelajaran 3 dan Observasi 3

Perbaikan Rencana


(23)

29

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a)Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini adalah persiapan yang telah dilakukan penulis untuk melaksanakan PTK. Adapun beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mempersiapkan PTK adalah sebagai berikut : (1) menetapkan metode demonstrasi untuk membantu mengatasi kesulitan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka, (2) membuat perangkat pembelajaran antara lain rencana pembelajaran, instrument kinerja guru, instrument kinerja siswa, instrument penilaian rencana pembelajaran, instrument penilaian kinerja guru, membuat alat evaluasi/ tes tertulis. b)Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindak merupakan langkah dalam melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu deskripsi tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai peneliti dan praktisi dalam melaksanakan pembelajaran operasi penjumlahan melalui metode demonstrasi berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat atau disusun pada tahap perencanaan. Untuk pelaksanaan tindakan yaitu tindakan memperdalam hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung tentang operasi hitung penjumlahan melalui metode demonstrasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah dirumuskan dengan menggunakan metode demonstrasi.

c)Observasi

Observasi dalam penelitian ini merupakan prosedur perekaman data mengenai pembelajaran operasi penjumlahan yang dilakukan pada implementasi tindakan siklus I. Beberapa data yang direkam tersebut antara lain : (1) Rencana pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka, (2) Kinerja peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran penjumlahan


(24)

30

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua angka dan dua angka, (3) Kinerja siswa dalam pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka.

d)Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan untuk menganalisa data dari hasil observasi pembelajaran pada setiap tindakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menjawab hipotesis tindakan dan rumusan masalah. Selain itu digunakan sebagai bahan acuan dalam merancang dan melaksanakan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil observasi maka didapat analisis data sehingga dapat direfleksi dengan sasaran sebagai berikut : 1) Menganalisis pengetahuan siswa berkesulitan belajar terhadap materi penjumlahan dua angka dan dua angka untuk dijadikan perbaikan pembelajaran. 2) Menganalisis kinerja siswa berkesulitan belajar berhitung dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang difasilitasi dengan lembar kerja siswa. 3) Menganalisis kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar sehingga mengetahui hal apa saja yang telah dicapai dan hal apa saja yang belum dicapai saat kegiatan PBM. 4) Membandingkan hasil yang didapat dari hasil pembelajaran sebelum menggunakan metode demonstrasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dan mengamati hal apa saja yang menjadi kendala ataupun keberhasilan dari masing-masing jawaban siswa dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu : a) data kualitatif yang diperoleh dari kegiatan pengamatan (observasi). Obervasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, b) data kuantitatif diperoleh dari penilaian hasil tes tertulis. Tes tertulis dilakukan diakhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui


(25)

31

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan dengan menggunakan metode demonstrasi.

Tabel 3.1 Jenis dan Alat Pengumpulan Data

NO Jenis Data Alat Pengumpul Data

1. Perencanaan pembelajaran operasi hitung penjumlahan

Format Penilaian RPP Tiap Siklus

2.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka selama kegiatan pembelajaran

LKS

3.

Kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka melalui metode demonstrasi

Observasi Proses Pembelajaran

4.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka setelah menggunakan metode demonstrasi

Tes Tertulis

G. Analisis Data

1)Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut dideskripsikan dalam tindakan yaitu :Analisis dataAnalisis data yang dipergunakan adalah teknik deskritif dengan prosentase. Focus analisis dilakukan terhadap data pengetahuan awal siswa, kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran serta data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. 2)Pengelompokan data

Pengelompokan data dilakukan terhadap a) Pemahaman konsep awal siswa tentang operasi hitung penjumlahan, b) Kemampuan guru dalam merancang dan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan dalam pembelajaran, c) Hasil belajar siswa setelah dilakukan tes akhir. 3) Interpretasi data


(26)

32

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi data dilakukan terhadap hasil pengelompokan data di atas pada setiap putaran siklus kegiatan pembelajaran.

4) Tindak lanjut (rekomendasi)

Hasil refleksi penelitian pada siklus pertama, merupakan dasar untuk merancang dan merekomendasikan tindakan untuk kegiatan pembelajaran siklus kedua, siklus pertama dan kedua menjadi dasar perumusan hipotesis tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran siklus ketiga, sampai pada akhirnya permasalahan dapat teratasi.

H. Indikator Kerja

Patokan keberhasilan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ditetapkan dengan KKM 65 serta target 75%. Hal ini sesuai dengan KKM SDN Tanjung 2 dalam pembelajaran Matematika pada topik penjumlahan dua angka dan dua angka adalah 65. Rambu – rambu analisis perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa tentang penjumlahan dua angka dan dua angka melalui metode demonstrasi ditetapkan berdasarkan lembar observasi.

I. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh peneliti utama yang juga merupakan guru kelas serta bertugas pula sebagai guru pendamping khusus untuk anak berkebutuhan di SDN Tanjung 2. Peneliti mengatasi permasalahan di kelasnya dengan mengimplementasikan metode demonstrasi dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan. Sejak awal sampai akhir penelitian melibatkan seorang guru peneliti mitra yaitu guru kelas V yang merupakan guru pendamping khusus ditempat peneliti utama melaksanakan tugas sehari-hari. Peneliti mitra ini bertugas sebagai observer yang membantu untuk keperluan refleksi penelitian.


(27)

78

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada BAB IV, diperoleh temuan data bahwa perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pelajaran matematika tentang penjumlahan dapat meningkat melalui metode demonstrasi.

Adapun perincian dari peningkatan tersebut adalah sebagai berikut : Perencanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan dua angka dengan 2 angka sangat baik dan berhasil meningkat melalui metode demonstrasi. Hampir seluruh aspek-aspek yang harus ada dalam perencanaan pembelajaran dicantumkan sehingga perencanaan pembelajaran sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 73,14 meningkat di siklus II menjadi 80 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 93,75.

Pelaksanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan malalui metode demonstrasi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, dan karena guru melaksanakannya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 75 meningkat di siklus II menjadi 88 dan meningkat lagidi siklus III menjadi 98.

Kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Siswa sangat tertarik serta mereka dapat menerima dan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mereka sangat senang karena pembelajaran menarik sehingga kemampuan siswa pun meningkat. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 59 meningkat di siklus II menjadi 62 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 67.


(28)

79

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung berhasil meningkat melalui metode demonstrasi.

B. Saran

Telah terbuktinya metode demonstrasi dapat meningkatnya kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran Matematika, maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru kelas dan guru pendamping khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diharapkan selalu kreatif untuk memecahkan permasalahan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus. Penentuan metode sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan berbagai hambatan dan untuk proses pembelajaran yang terencana. Metode demonstrasi diharapkan menjadikan alternatif metode dalam pembelajaran matematika khususnya pada operasi hitung penjumlahan agar kemampuan siswa meningkat.

2. Kegiatan metode demonstrasi merupakan suatu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP 2006, maka penulis harapkan peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika di sekolah dasar.

3. Bagi peneliti yang lain dapat mengembangkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung melalui penggunaan media manik-manik pada mata pelajaran Matematika di kelas III SD.


(29)

80

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendididkan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrian. (2004).Pembelajaran Matematika SD.Jakarta : Universitas Terbuka

Bruner.(1998).Belajar Matematika Kelas IV B Sekolah Dasar.Jakarta Sarana Panca Karya Nusa.

Delphie, Bandi. (2009).Matematika untuk Anak Kebutuhan Khusus.Klaten : PT. Intan Sejati.

Delphie, Bandi.(2006)Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung : PT. Refika Aditama.

Depdiknas.(2004). Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional RI.

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Depdiknas.

Djamarah.(2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

Huda, Nuril. (1997). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rosdakarya.

Kusnandar.((2008). Lanngkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi Guru.Jakarta : Rajasali Pers.

Nasution.(1986). Teori-teori Belajar. Jakarta. PT. Erlangga.

Rahmat.(2004). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Universitas Terbuka.

Reys.(1984). Algebra for Dummies (Edisi Bahasa Indonesia).Bandung. PT. Pakar Karya.

Sagala, Saiful.(2008). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta.

Sudirman.(1989). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Rajawali.


(30)

81

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana.(2004). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung. Rosdakarya.

Suharsimi, Arikunto. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : UPI-JICA.

Suryani.(2001). Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran.Bandung : PT. Rineka.

Tardif.(1989). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar.Bandung : CV. Siregar Tengah.

Tim Dosen MKDP Landasan Pendidikan.(2007). Landasan Pendidikan UPI. Bandung.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung. UPI.

Winkel.(2007). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Yusuf, Munawir, dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri.


(1)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan dengan menggunakan metode demonstrasi.

Tabel 3.1 Jenis dan Alat Pengumpulan Data

NO Jenis Data Alat Pengumpul Data

1. Perencanaan pembelajaran operasi hitung penjumlahan

Format Penilaian RPP Tiap Siklus

2.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka selama kegiatan pembelajaran

LKS

3.

Kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka melalui metode demonstrasi

Observasi Proses Pembelajaran

4.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka setelah menggunakan metode demonstrasi

Tes Tertulis

G. Analisis Data

1)Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut dideskripsikan dalam tindakan yaitu :Analisis dataAnalisis data yang dipergunakan adalah teknik deskritif dengan prosentase. Focus analisis dilakukan terhadap data pengetahuan awal siswa, kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran serta data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. 2)Pengelompokan data

Pengelompokan data dilakukan terhadap a) Pemahaman konsep awal siswa tentang operasi hitung penjumlahan, b) Kemampuan guru dalam merancang dan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan dalam pembelajaran, c) Hasil belajar siswa setelah dilakukan tes akhir. 3) Interpretasi data


(2)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi data dilakukan terhadap hasil pengelompokan data di atas pada setiap putaran siklus kegiatan pembelajaran.

4) Tindak lanjut (rekomendasi)

Hasil refleksi penelitian pada siklus pertama, merupakan dasar untuk merancang dan merekomendasikan tindakan untuk kegiatan pembelajaran siklus kedua, siklus pertama dan kedua menjadi dasar perumusan hipotesis tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran siklus ketiga, sampai pada akhirnya permasalahan dapat teratasi.

H. Indikator Kerja

Patokan keberhasilan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ditetapkan dengan KKM 65 serta target 75%. Hal ini sesuai dengan KKM SDN Tanjung 2 dalam pembelajaran Matematika pada topik penjumlahan dua angka dan dua angka adalah 65. Rambu – rambu analisis perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa tentang penjumlahan dua angka dan dua angka melalui metode demonstrasi ditetapkan berdasarkan lembar observasi.

I. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh peneliti utama yang juga merupakan guru kelas serta bertugas pula sebagai guru pendamping khusus untuk anak berkebutuhan di SDN Tanjung 2. Peneliti mengatasi permasalahan di kelasnya dengan mengimplementasikan metode demonstrasi dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan. Sejak awal sampai akhir penelitian melibatkan seorang guru peneliti mitra yaitu guru kelas V yang merupakan guru pendamping khusus ditempat peneliti utama melaksanakan tugas sehari-hari. Peneliti mitra ini bertugas sebagai observer yang membantu untuk keperluan refleksi penelitian.


(3)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada BAB IV, diperoleh temuan data bahwa perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pelajaran matematika tentang penjumlahan dapat meningkat melalui metode demonstrasi.

Adapun perincian dari peningkatan tersebut adalah sebagai berikut : Perencanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan dua angka dengan 2 angka sangat baik dan berhasil meningkat melalui metode demonstrasi. Hampir seluruh aspek-aspek yang harus ada dalam perencanaan pembelajaran dicantumkan sehingga perencanaan pembelajaran sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 73,14 meningkat di siklus II menjadi 80 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 93,75.

Pelaksanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan malalui metode demonstrasi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, dan karena guru melaksanakannya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 75 meningkat di siklus II menjadi 88 dan meningkat lagidi siklus III menjadi 98.

Kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Siswa sangat tertarik serta mereka dapat menerima dan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mereka sangat senang karena pembelajaran menarik sehingga kemampuan siswa pun meningkat. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 59 meningkat di siklus II menjadi 62 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 67.


(4)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung berhasil meningkat melalui metode demonstrasi.

B. Saran

Telah terbuktinya metode demonstrasi dapat meningkatnya kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran Matematika, maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru kelas dan guru pendamping khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diharapkan selalu kreatif untuk memecahkan permasalahan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus. Penentuan metode sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan berbagai hambatan dan untuk proses pembelajaran yang terencana. Metode demonstrasi diharapkan menjadikan alternatif metode dalam pembelajaran matematika khususnya pada operasi hitung penjumlahan agar kemampuan siswa meningkat.

2. Kegiatan metode demonstrasi merupakan suatu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP 2006, maka penulis harapkan peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika di sekolah dasar.

3. Bagi peneliti yang lain dapat mengembangkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung melalui penggunaan media manik-manik pada mata pelajaran Matematika di kelas III SD.


(5)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendididkan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrian. (2004).Pembelajaran Matematika SD.Jakarta : Universitas Terbuka

Bruner.(1998).Belajar Matematika Kelas IV B Sekolah Dasar.Jakarta Sarana Panca Karya Nusa.

Delphie, Bandi. (2009).Matematika untuk Anak Kebutuhan Khusus.Klaten : PT. Intan Sejati.

Delphie, Bandi.(2006)Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung : PT. Refika Aditama.

Depdiknas.(2004). Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional RI.

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Depdiknas.

Djamarah.(2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

Huda, Nuril. (1997). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rosdakarya.

Kusnandar.((2008). Lanngkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi Guru.Jakarta : Rajasali Pers.

Nasution.(1986). Teori-teori Belajar. Jakarta. PT. Erlangga.

Rahmat.(2004). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Universitas Terbuka.

Reys.(1984). Algebra for Dummies (Edisi Bahasa Indonesia).Bandung. PT. Pakar Karya.

Sagala, Saiful.(2008). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta.

Sudirman.(1989). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Rajawali.


(6)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana.(2004). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung. Rosdakarya.

Suharsimi, Arikunto. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : UPI-JICA.

Suryani.(2001). Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran.Bandung : PT. Rineka.

Tardif.(1989). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar.Bandung : CV. Siregar Tengah.

Tim Dosen MKDP Landasan Pendidikan.(2007). Landasan Pendidikan UPI. Bandung.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung. UPI.

Winkel.(2007). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Yusuf, Munawir, dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK WARNA Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Menggunakan Media Manik-Manik Warna Dalam Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas I SD Negeri 02 Demaka

0 1 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK–MANIK BERANTAI TERHADAP Studi Komparasi Penggunaan Media Congklak Dengan Menggunakan Media Manik–Manik Berantai Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas II Di

0 3 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK–MANIK BERANTAI TERHADAP Studi Komparasi Penggunaan Media Congklak Dengan Menggunakan Media Manik–Manik Berantai Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas II Di

0 2 11

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 1 15

PENDAHULUAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 7

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN BENDA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK Peningkatan Kemampuan Mengelompokkan Benda Melalui Penggunaan Media Manik-Manik Pada Kelompok B TK Aisyiyah 1 Dibal Semester II Tahun 2011/2012.

0 0 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK: Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

0 3 42

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF - repository UPI S PLB 1004967 Title

0 0 3

PENERAPAN MEDIA MANIK – MANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA GEMPOL KURUNG MENGANTI - GRESIK

0 1 15