MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK: Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

(1)

No.Daftar: 23/PGPAUD/VI/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(

Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: ELA NURLAELA

NIM. 1010064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Oleh : Ela Nurlaela NIM : 1010064

PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

ILMU PENDIDIKAN

© Ela Nurlaela

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari pemilik


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ELA NURLAELA

1010064

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Penguji I Penguji II

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si

NIP. 19600707 198601 2 001 NIP. 19700724 199802 2 001

Penguji III

Rita Mariyana, M.Pd Nip. 19780308 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd Nip. 19600707 198601 2 001


(4)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

ELA NURLAELA 1010064

Kemampuan anak dalam mengenallambang bilangan dan proses berhitung secara sederhana di TK Kartika Siliwangi 9 masih rendah.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung,serta dapat mengaplikasikannya dalam lingkungannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian TK Kartika Siliwangi 9 pada kelompok B yang berjumlah 14 orang anak dengan menggunakan Strategi pembelajaran

melalui media manik-manik, teknik yang digunakan adalah berupa

observasi,dokumentasi,refleksi dan format penilaian anak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing dilakukan dua kali tindakan . Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Presentase penelitian awal sebelum tindakan (prasiklus) dalam kategori anak sudah mampu sendiri (B) sebanyak 21,4% meningkat menjadi 92,86%, pada kategori anak yang masih dibantu guru (C) sebanyak 21,4% menurun menjadi 7,14% dan pada kategori belum mampu(K) sebanyak 57,2% menurun menjadi kategori 0%. Berdasarkan hasil peningkatan pada setiap siklus membuktikan bahwa metode pembelajaran berhitung melalui media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak TK kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Adapun Indikator kemampuan berhitung yang berkembang baik adalah menyebut urtan bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut urutan angka 1-20, memasangkan lambang bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut hasil penambahan 1-20 dan menyebut hasil pengurangan 1-10 dengan manik-manik. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan media manik-manik dapat lebih mengoptimalkan dalam mempersiapkan media yang lebih menarik sehingga anak dapat menemukan sesuatu dari kegiatan tersebut dan pertanyaan yang mendukung tahap perkembangannya.

Kata kunci: kemampuan berhitung,media manik-manik


(5)

ABSTRACT

IMPROVINGTHE BEGINNINGCHILDnumeracykindergartenTHROUGHMEDIABEAD

(Classroom Action Research GroupBinkindergartenKartikaDayeuhkolotSiliwangiDistrict ofBandung District9)

ELA NURLAELA 1010064

Children's ability to recognize the symbol of numbers and counting process is simple in kindergarten KartikaSiliwangi 9 rendah.Penelitian still aims to improve children's ability to count, and can apply it in their environment. This type of research is action research with research subjects kindergarten KartikaSiliwangi 9 in group B, amounting to 14 children with the use of learning strategies through the medium of the beads, the technique used is in the form of observation, documentation, reflection and assessment formats child. Classroom action research was conducted in two cycles with each action performed twice. The results showed an increase in each cycle. Percentage of the initial research before action (prasiklus) in the category of children are able to own (B) by 21.4% increased to 92.86%, in the category of children who are assisted teachers (C) decreased by 21.4% to 7.14% and the category has not been able to (K) of 57.2% decreased to 0% category. Based on the results of the increase in each cycle counting proves that the method of learning through the medium of the beads can improve numeracy skills in kindergarten children kartikaSiliwangiDayeuhkolot District 9 District of Bandung. The indicator calculation skills are well developed urtan call numbers 1-20 with beads, called the sequence of numbers 1-20, 1-20 with a pair emblem number beads, calling the results the addition of 1-20 and 1-10 refer to the results of reduction with beads. Recommendations for further research that uses media beads can further optimize media in preparing a more attractive so that children can find something from these activities and questions that support the devolopment stage.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR MOTTO

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL....v

DAFTAR DIAGRAM...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...6

E. Struktur Organisasi... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Matematika dan Berhitung Permulaan...8

1. Definisi Matematika...8

2. Konsep Berhitung Permulaan ...9

3. Tujuan Pembelajaran Berhitung Permulaan...11

4. Teori Berhitung Permulaan...12

5. Tahapan Berhitung Permulaan ...13

6. Prinsip-prinsip Berhitung Permulaan...15

7. Pelaksanaan Permainan Berhitung...16 iv


(7)

B. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 18.

1. Pengertian Strategi Pembelajaran... 18.

2. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 20

C. Media... 23

1. Definisi Media... 23

2. Macam-macam Media Pembelajaran...24

3. Manfaat Media Pembelajaran...25

4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran... 26

D. Manik-manik...27

1. Definisi Manik-manik...27

2. Cara Pembuatan Manik-manik...27

3. Langkah-langkah Pembelajaran Manik-manik...27

E. Hasil Penelitian yang Relevan...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian...29

B. Metodologi Penelitian ... 30

C. Desain Penelitian... 33

D. Penjelasan Istilah... 39

E. Instrumen Penelitian...40

F. Proses Pengembangan Instrumen...42

G. Teknik Pengumpulan Data...45

H. Teknik Analisis Data...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil TK Kartika Siliwangi 9...47

B. Hasil Penelitian...50

1.Kondisi Obyektif Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Kartika Siliwangi 9...50

2.Pelaksanaan Penerapan Berhitung Permulaan Melalui Media Manik-manik untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan 1. Siklus 1...57


(8)

2. Siklus 2...64 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan...82 B. Rekomendasi...83

DAFTAR PUSTAKA...84

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Murid TK KartikaSiliwangi 9...29

Tabel 3.2 Proses Pengembangan Instrumen...42

Tabel 3.3Lembar ObservasiKemampuanBerhitung...44

Tabel 4.1Profil Guru TK...47

Tabel 4.2Profil Anak TK ...48

Tabel 4.3Alokasi WaktuPembelajaran ...49

Tabel 4.4Penentuan Tema Di TK...50

Tabel 4.5Hasil ObservasikemampuanBerhitung...52

Tabel 4.6Skor KemampuanBerhitung Prasiklus...53

Tabel 4.7Hasil ObservasiKemampuanBerhitungSiklus I...67

Tabel 4.8Data SkorKemampuanBerhitung ...69

Tabel 4.9Hasil ObservasiSiklus II KemampuanBerhitung...70

Tael 4.10.Data SkorKemampuanBerhitungakhirSiklus...72


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 PresentasePrasiklusKemampuanBerhitungPermulaan……...……56 Diagram 4.2 PresentasePascaSiklus 1 KemampuanBerhitungPermulaan….…..70 Diagram 4.3 PresentaseKemampuanBerhitungPascaSiklus 2……….73

Grafik 4.4 Perbandingan Data KemampuanBerhitungMelalui Media

Manik-manik………....74


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Manik-manik………...………40


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 14, dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun, yangdilakukanmelalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan lebih

lanjut”(Kemendiknas.2010:2). Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan

anak usia dini dinyatakanbahwa: (1) Pendidikan anak usia dini (PAUD)diselengarakansebelum jenjang pendidikan dasar.(2) pendidikan anak usia dini dapat diselengarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal/ informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Sujiono,. 2011:8).

PAUD berfungsi untuk mengembangkan berbagai potensi anak secara optimal sesuai dengan kemampuan bawaannya, sejalan dengan perkembangan IPTEK dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan perkembangan otak (Brainwere) manusia, maka ke depan dimungkinkan


(13)

2

pendidikan PAUD mampu mengembangkan seluruh potensi anak melampaui batas potensi bawaannya. PAUD merupakan lembaga pendidikan pra-sekolah yang memperkenalkan iklim dan budaya pra-sekolah dan sebagai peletak dasar untuk mengembangkan potensi anak secara optimal (Mulyasa. 2012 :6).

Anak usia dini merupakan masa usia emas (golden age) ditandai dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yang akan berfungsi secara optimal ketika ada upaya sinergi. Pada usia emas terjadi transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya sehingga usia ini sangat penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional dan sosial anak sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan ini kalau sudah terlewati tidak akan terulang lagi.Olehkarena itu, pendidikan dan lingkungan yang tepat untuk mengembangkan anak pada usia ini sangat diperlukan. (Mulyasa, 2012:35).

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya,pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk dalam Sujiono, 2011:6).

.Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di taman kanak-kanak (Depdiknas a, 2007:3) disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah pengembangan pembelajaran matematika, istilah-istilah yang dikenal di antaranya: pengembangan kognitif, daya pikir, atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan pengembangan-pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu


(14)

3

menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah (Sriningsih.2009:1).

Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan perkembangannya.(Depdiknas b., 2007 : 4).

.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas b, 2007;43). Berhitung di taman kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional, oleh karena itu dalam pelaksanaannya berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media belajar. Menurut Latif,dkk (2013 : 151 ) “Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya

diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat penting yaitu untuk menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berpikir anak.Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pendidik, adalah bagaimana cara menyampaikannya sehingga memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengoptimalkan kemampuanlogikamatematika(Sriningsih.2009:28).Tuntutan penguasaan matematika sangat besar, apalagii jika anak hendak masuk sekolah dasar, orang tua menuntut anak-anak mereka agar dapat menguasai matematika bahkan saat anak mereka masih di taman kanak-kanak. Hal ini memicu lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan matematika dengan metode yang kurang tepat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sriningsih (2009:2) tidak sedikit lembaga pendidikan usia dini


(15)

4

mengajarkannya dengan menggunakan paper -pencil yaitu bentuk lembar kerja anak yang didalamnya terdapat angka-angka tanpa benda konkritnya langsung. Hal ini dianggap lebih mudah bagi guru untuk mengajarkannya karena guru tidak perlu menyediakan media . Akan tetapi hal ini sulit bagi anak karena anak akan lebih mudah jika ada benda konkritnya langsung.

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di TK Kartika Siliwangi 9 kelompok B-3, pada kenyataannya pembelajaran berhitung masih terasa sulit terutama bagi anak usia dini, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai pendukungnya. Hal ini ditandai dengan kondisi sebagai berikut:Dari 14 anak baru 8 anak paham lambang bilangan sedangkan 6 anak belum paham lambang bilangan. Untuk memahami proses berhitung secara sederhana hanya 7 anak yang paham dan mampu sementara 7 anak belum mampu dan tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.Dari 14 anak yang mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 8 anak, sedangkan yang lainnya masih pasif.

Adapun masalah yang ada pada guru adalah:

1. Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan menyenangkan. Beberapa hal yang menyebabkan demikian di antaranya adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang menarik.

2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Di antaranya hanya menggunakan media papan tulis, batang korek api, jari tangan atau sedotan saja.

3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Di antaranya sebagai anak masih pada suka main-main dalam mengikuti proses pembelajaran berhitung.

Terdapat banyak metode dan strategi yang bisa digunakan

untukmemecahkan permasalahan di atas, di antaranya: metode pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, pengucapan syair, percobaan, eksperimen, bercakap-cakap, bercerita, dan praktek langsung (Depdiknas a,. 2007:16).


(16)

5

Dan dalam upaya menstimulasi perkembangan potensi anak , makapenulis mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2013/2014 dengan melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan melalui media alat peraga konkrit yaitu berupa manik-manik.

Berdasarkan uraian di atas tersebut maka penulis melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung

permulaan Anak TK melalui media manik-manik”.

B..Rumusan Masalah.

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot sebelum digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

2. Bagaimana proses penerapan permainanmanik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok Bdi TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

C..Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah menggunakan pembelajaran melalui media manik-manik.


(17)

6

2. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penerapan media manik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

D..Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik di antaranya:

1. Bagi anak:

a. Dapat meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung melalui kegiatan bermain sambil belajar.

b. Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda dengan lambang bilangannya.

c. Dapat belajar berhitung dari berbagai media atau alat peraga dengan mudah dan menyenangkan.

2. Bagi Guru:

a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada PAUD.

b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.


(18)

7

3 .Bagi Sekolah

Kemampuan guru dalam melakukan PTK dengan berbagai strategi perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan ke sekolah lain.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah identifikasi masalah dan rumusan masalah terkait kemampuan berhitung di TK Kartika Siliwangi 9 kelompok B serta mengenai tujuan, manfaat dan struktur organisasi skripsi.

1. BAB II. Kajian Teori

Berisikan tentang kajian teoritik mengenai konsep matematika dan berhitung permulaan, definisi, manfaat, konsep, tujuan, teori, tahapan, prinsip-prinsip berhitung permulaan, media, strategi dan penelitian yang relevan.

2. BAB III. Metodelogi Penelitian

Membahas tentang subyek dan obyek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data.

3. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menguraikan tentang temuan hasil penelitian yang didapat oleh penulis selama di lapangan serta pembahasan data.

4. BAB V. Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan penulis tentang penelitian yang dilakukan dan pemberian saran


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subyek Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini diberikan pada anak kelompok B-3 TK KARTIKA SILIWANGI 9 yang berlokasi di Jl Raya Dayeuhkolot Asrama Yon zipur 3 Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan yang menjadi subyek penelitian ini adalah anak kelompok B Melati sejumlah 14 orang anak, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Data murid TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot Kelompok B Melati yang menjadi subyek penelitian.

Tabel 3.1

NO Nama Anak Jenis Kelamin

1. AR Perempuan

2. DA Perempuan

3. FD Laki-laki

4. FG Laki-laki

5. GA Laki-laki

6. LN Perempuan

7. M Perempuan

8. MA Perempuan


(20)

30

10. PA Perempuan

11. RA Laki-laki

12. RB Laki-laki

13. WP Laki-laki

14. AZ Laki-laki

B.Metodologi Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut, dengan tujuan untuk peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisidan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik ( Trianto,2011:13-14).

Arikunto (2010:130) menjelaskan penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata, makna setiap kata tersebut adalah:

1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penulis.

2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.


(21)

31

3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru, kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Sedangkan Hopkin dalam Danim (2010 : 85 ) menyebutkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berorentasi pada penerapan tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan masalah pada suatu kelompok, subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian kondisi dan situasi sehingga diperlukan hasil pembelajaran yang lebih baik.

Jhon Elliot dalam Trianto (2011: 15) mempopulerkan penelitian tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam kelas sekaligus sebagai perancangnya.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Arifin dalam Trianto (2011:21-22) ada 7 yaitu:

1. Strategi Penelitian Kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis berdasarkan rekaman, pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan dan hasil tindakan.

2. Siklus dan Sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan PTK sifatnya berulang-ulang, yaitu dari tujuan, ke-perencanaan, ke-pemberian tindakan, pengamatan (observasi) ke refleksi, kemudian ke-perencanaan (revisi perencanaan) dan seterusnya.

3. Longitudional, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara kontinue untuk memperoleh data yang diperlukan. Lamanya waktu tergantung pada masalah penelitian yang akan dikaji. 4. Partikular-Spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk

menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau hipotesis yang berlaku untuk semua situasi. Karena PTK sifatnya untuk


(22)

32

mencari jalan pemecahan praktis, hubungan antara yang diteliti dengan peneliti tidak ada jarak (menyatu).

5. Partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru (sebagai peniliti dan pengajar yang diteliti) harus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik (berkualitas).

6. Kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mencapai keabsahan data.. 7. Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses

PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang lebih baik, lebih bermutu lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan untuk menemukan teori baru atau menguji teori.

Dari uraian tentang pengertian dan karakteristik tentang PTK dapat dikemukakan beberapa urgensi PTK bagi pengembangan kualitas proses belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2011: 23-24 ) yaitu sebagai berikut :

1. Aspek diagnostic action, artinya setiap guru dalam menjalankan peran/fungsinya disekolah akan menemukan beragam masalah pembelajaran (unik dan kompleks), guru dituntut bisa melakukan PTK untuk mencari solusi mendiagnosa secara tepat (bermutu) dalam menghadapi beragam problem pembelajaran.

2. Aspek Inovation action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk melakukan tindakan pembaruan (inovasi) dalam PBM jadi PTK yang dilakukan harus ada hubungan dengan upaya inovasi di bidang akademik (pembelajaran).

3. Aspek participant action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan yang bermutu, harus melibatkan (partisipasi) semua individu yang terkait.


(23)

33

4. Aspek pengembangan profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional) dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan profesinya.

5. Aspek The Need for Achievment (N’Ach), artinya apabila setiap guru telah terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut telah terbiasa untuk terus mengasah kemampuan dirinya dalam rangka meraih prestasi demi prestasi dalam profesinya, sehingga obsesinya

selama berkarir di dunia guruadalah “semangat dan kebutuhan untuk berprestasi” terus menerus sepanjang karier.

C..Desain Penelitian

Trianto (2011:29) menjelaskan PTK mempunyai banyak model sehingga peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam pemilihan model tidak ada pertimbangan baku dan peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan tingkat kemampuan. Ada beberapa macam pola PTK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model yaitu: model Lewin, model Mckenan, model Ebbut, model Elliot dan model Kemmis & Mc Taggart model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu serangkaian kegiatan peneliti berupa rangkaian siklus di mana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan, dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan peneliti sebanyak dua siklus. Siklus yang digunakan adalah siklus penelitian model Kemmis & Mc, Taggart, yang pada setiap siklusya mengandung unsur perencanaan pelaksanaan, observasi dan refleksi

Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Trianto (2011: 36 ) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan yakni: 1) tahap menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan 2) tahap pelaksanaan tindakan. 3) tahap pengamatan/observasi d) tahap refleksi dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti dengan siklus berikutnya, siklus ini akan dilaksanakan secara kontinue sampai peneliti


(24)

34

menemukan solusi yang dapat mengubah proses pembelajarn ke arah yang lebih baik dan optimal sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan diselesaikan dengan optimal. Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus sebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut ini.

Gambar 3.2

Bagan spiral model Kemmis dan Mc Taggart: ( Dalam Arikumto, 2010 : 137 ) Penjelasan dari bagan tersebut adalah:

1.Tahap Perencanaan

Peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi

perencanaan

Siklus 1 Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Siklus 2 Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi


(25)

35

selama tindakan berlangsung, pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera guru agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar. 2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

Adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat modifikasi diperbolehkan asal jangan mengubah prinsip.

3.Tahap Pengamatan

Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Guru sebagai pengamat melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung dan guru

mencatat apa yang terjadi. 4.Tahap Refleksi

Adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”, dalam hal

ini guru pelaksana seolah memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan, tetapi juga dihadapan subjek yang terlibat dalam penelitian. Sehingga akan menemukan apa yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Sesuai dengan model tersebut maka langkah awal kegiatannya adalah sebagai berikut : (1) permohonan izin penelitian, (2) observasi untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan di TK Kartika Siliwangi 9 kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, (3) Identifikasi permasalahan dalam pembelajaran mengenai kemampuan berhitung permulaan, (4) merumuskan penerapan media manik-manik dalam pembelajaran berhitung permulaan, (5) melakukan kolaburasi antara peneliti dan guru dalam penerapan media manik-manik untuk meningkatkan


(26)

36

kemampuan berhitung permulaan, (6) melaksanakan tindakan kelas serta menetapkan teknik pengamatan.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana masing – masing siklus mempunyai empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan. Berikut ini diuraikan setiap tahap dan uraian kegiatan sebagai berikut:

1. Observasi awal

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengambil data objektif mengenai kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Rendahnya kemampuan berhitung yang disebabkan oleh keterbatasan media penunjang dalam proses belajar sehingga mengakibatkan anak tidak terlibat secara aktif , anak merasa bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak tersampaikan dengan optimal. Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti melakukan tahapan sebagai berikut:

2. Siklus Pertama

1) Tahap Perencanaan

Peneliti menyiapkan bahan – bahan penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan seperti menyiapkan surat izin penelitian, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital / Hp, menetapkan indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Gurudan peneliti melakukan diskusi untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama, baik itu dari segi strategi, ataupun cara penyampaian guru dalam kegiatan berhitung permulaan anak TK melalui media manik-manik setelah itu guru dan peneliti membuat skenario pembelajaran dengan cara membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian), menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa manik-manik, juga menyiapkan pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil tindakan.


(27)

37

2)Tahap Tindakan/pelaksanaan

Peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya dengan mengacu pada rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dibuat dan disepakati bersama dengan kepala sekolah. Peneliti menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi guna merekam setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan sedang berlangsung. Pada tahapan ini guru melakukan kegiatan: a) pelaksanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya, b) mengkondisikan siswa kedalam empat kelompok, c) setiap kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik- manik sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan yaitu dengan cara dihitung dan dironce menggunakan benang / knur lalu disuruh untuk menyebutkan urutan angka-angkanya dari 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan memasangkan lambang bilangan 1-10 lalu 1-20 dengan manik-manik,d) membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan e) melakukan tahap evaluasi.

3)Tahap Pengamatan/observasi.

Peneliti melakukan pengamatan (pengambilan data) dan peristiwa yang terjadi di kelas selama tindakan berlangsung, baik itu dari situasi kelas, perilaku dan sikap anak, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada anak, dan penyerapan anak pada kegiatan berhitung permulaan melalui media manik-manik yang diberikan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan catatan lapangan.

4)Tahap Refleksi.

Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang,


(28)

38

pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga permasalahan dapat teratasi.

3. Siklus kedua

Sebagaimana pada siklus pertama, tahapan tindakan pada siklus kedua pun meliputi: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan atau observasi, dan 4) tahap evaluasi.

1)Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan kegiatan meliputi: 1) persiapan pembelajaran bermain dengan media manik- manik, b) penyediaan alat peraga yang diperlukan yaitu manik- manik dan perlengkapannya, c) pembuatan lembar penilaian siswa, dan d) penyusunan alat evaluasi pada salah satu instrumen penilaian pada siklus kedua.

2)Tahap Tindakan/pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan tindakan siklus kedua, kegiatannya tidak jauh dari tindakan pada siklus pertama,yakni: a) pelaksanaan rencana pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya, b) mengkondisikan siswa ke dalam empat kelompok, c) setiap kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik- manik sesuai aturan yang telah dijelaskan yaitu setiap anak mencoba untuk melakukan dan menyebutkan hasil penambahan 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan melakukan dan menyebutkan hasil pengurangan 1-5 kemudian 1-10 dengan manik-manik, d) membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan e) melakukan evaluasi. Namun untuk lebih memotivasi anak maka peneliti/guru pada akhir kegiatan memberi kesempatan kepada masing- masing anak untuk membuat gelang dan diberikan sebagai hadiah bagi anak yang mampu melaksanakan kegiatan tampa bantuan / mandiri.


(29)

39

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan menilai mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti sesuai atau tidak di dalam pelaksanaannya, kemudian mengamati mengenai proses belajar dan hasil belajar peserta didik.

4)Tahap Refleksi

Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian terhadap tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data- data yang sudah terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga permasalahan dapat teratasi.

D.Penjelasan Istilah

Di bawah ini akan didefinisikan variabel-variabel yang ada pada penelitian yaitu:

1. Kemampuan berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi, serta memanipulasi bilangan dan lambang-lambang matematika, adapun indikator kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: membilang/menyebut urutan bilangan 1 sampai 20, membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda (anak tidak disuruh menulis), menyebutkan hasil penambahan sampai 20 dan menyebutkan hasil penguruangan sampai 10 (Depdiknas, 2007).


(30)

40

2. Manik-manik

Gambar 3.1 Manik-manik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah butir kecil-kecil dari merjan, karang dan sebagainya, diberi berlobang dan dicocokan untuk perhiasan, kalung dan sebagainya(KBBI,2014).

Berdasarkan catatan, manik-manik dibuat dari aneka bahan yang banyak dikenal seperti dari batu-batuan, kaca, keramik, logam, kerang, tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan dan bahan lainnya. Manik-manik termasuk benda sejarah paling tua, karena berdasarkan artefak manik yang ditemukan ada yang terbuat dari bahan campuran seperti yang ditemukan di Tel Arpuchiyah Mesopotamia (4000 SM) terbuat dari batu peninggalan Dinasti Firaun.(Kompas,2014).

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga


(31)

41

dalam menerapkan metode penelitian menggunakan isntrumen atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik” (Arikunto, 2010:205). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1. Lembar Pedoman Observasi

Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati, indikator-indikator tersebut sudah didaftar dan diatur secara sistemati menurut kategorinya.

Bentuk lembar observasi berbentuk daftar cek list “√” pada kategori penilaian, kategori penilaian terdiri dari’’3 “ untuk anak yang mampu

melaksanakan kegiatan tanpa bantuan/mandiri. “ 2 ” untuk anak yang masih dibantu guru dalam melaksanakan kegiatan dan”1 ” untuk anak yang sama sekali tidak mampu dalam melaksanakan kegiatan. Adapun obyek atau sasaran yang diamati adalah perilaku atau aktifitas anak dalam proses pembelajaran.

2. Lembar Pedoman Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai catatan tambahan apabila terdapat kejadian kegiatan yang tidak tercatat dalam lembar observasi kejadian kegiatan tersebut dapat berupa aktivitas siswa serta permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran.


(32)

42

F.Proses Pengembangan Instrumen

Tabel 3.2 Proses Pengembangan Instrumen

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Melalui Media Manik-manik

Variabel Dimensi Indikator Item

Kemampuan berhitung 1.Kemampuan memahami bilangan 2.Kemampuan memahami angka 3.Kemampuan memahami bilangan dan lambang bilangan

1.Anak mampu

menyebutkan urutan bilangan 1-20.

2.Anak mampu menyebutkan angka 1-20 secara acak

3.Anak mampu memasangkan lambang bilangan dengan benda

manik-manik sampai

1. Anak dapat menyebutkan urutan bilangan 1-20. 2. anak dapat

menyebutkan urutan bilangan 1-20 dengan menggunakan media manik-manik. 3. anak dapat

menyebutkan urutan angka 1-10 dengan secara acak. 4. anak dapat

menyebutkan urutan angka 1-20 dengan secara acak

5. Anak dapat

memasangkan lambang bilangan 1-10 dengan manik-manik.


(33)

43 4.Kemampuan menyebutkan hasil penambahan sampai 20 5.Kemampuan menyebut hasil pengurangan sampai 10 20 4.Anak dapat menyebutkan hasil penambahan 1-20 dengan media manik-manik 5.Anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 1-10 dengan media manik-manik memasangkan lambang bilangan 10-20 dengan manik-manik.

7. anak dapat menyebutkan hasil penambahan 1-10 dengan manik-manik.

8. anak dapat menyebutkan hasil penambahan 10-20 dengan manik-manik. 9. anak dapat

menyebutkan hasil pengurangan 1-5 dengan manik-manik.

10. anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 5-10 dengan manik-manik.


(34)

44

Tabel 3.3

Lembar Observasi Kemampuan Berhitung Permulaan. Anak TK melalui media manik-manik.

Siklus: Hari:

Nama Anak:

No Indikator

Penilaian

1

2

3

1. 2 . 3 . 4.

5. 6.

.7.

Menyebutkan urutan bilangan 1-20 Menyebutkan urutan bilangan 1-20 dengan menggunakan media manik-manik

Menyebutkan urutan angka 1-10 secara acak.

Menyebutkan urutan angka 10-20 secara acak

Memasangkan lambang bilangan 1-10 dengan manik-manik.

Memasangkan lambang bilangan 10-20 dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil penambahan 1-10 dengan manik-manik


(35)

45

Keterangan.

1 = Anak belum mampu /Perlu stimulus (PS)

2 = Anak yang masih dibantu guru /Dalam Proses (DP) 3 = Anak yang sudah mampu / Berkembang Baik(BB)

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Trianto (2011:61) observasi adalah pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan dati ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun.

8. . 9.

10.

Menyebutkan hasil penambahan 10-20 dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil pengurangan 1-5 dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil pengurangan 5-10 dengan manik-manik


(36)

46

Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak TK di TK Kartika Siliwangi 9 dengan cara mencatat untuk perbaikan dan merancang tindakan selanjutnya agar efektif dan efisien. 2. Catatan Lapangan

Catatan lapanganadalah kegiatan untuk mencatat data di lapangan yang terkumpul selama sehari-hari atau periode tertentu selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini hasil temuan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pendamping setelah proses pembelajaran selesai.( Trianto,2011 : 57 ).

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrumen dalam penelitian bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran. Isi dokumen terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan meningkatkan kemampuan berhitung anak TK melalui media manik-manik.(Arikunto, 2010 : 202 ).

H.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tindakan, proses tindakan kelas dan hasil dari tindakan. analisis tindakan dilakukan secara kualitatif sedangkan analisis hasil tindakan dilakukan secara kuantitatif. Analisis proses tindakan (kualitatif) dilakukan dengan kolaborasi pada saat refleksi yang didasarkan dari data yang terkumpul. Analisis hasil tindakan (Kuantitatif) dilakukan untuk menganilisis data yang berupa skor, yang merupakan nilai hasil kemampuan pembelajaran kemampuan berhitung dengan media manik-manik dianalisis dengan teknik perhitungan presentase yang maksudnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi pembelajaran.(Arikunto, 2010:54)


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menggunakan media manik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan untuk anak kelompok B di Tk Kartika Siliwangi 9 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak TK kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 sebelum diterapkannya pembelajaran melalui media manik-manik masih rendah, sebagian anak masih kurang dalam

memahami konsep, lambang bilangan dan proses berhitung sederhana.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung dilaksanakan dalam 2 siklus dan 4 tindakan. Langkah-langkah implementasi dalam meningkatkan kemampuan anak dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu dengan menyiapkan media manik-manik, mangkuk plastik, benang/knur.

3 Terdapat peningkatan pada kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 setelah dilaksanakan kegiatan berhitung melalui media manik-manik. Hal ini terbukti pada aktivitas anak pada setiap siklus mengalami peningkatan yang lebih baik sehingga pada siklus II hampir semua anak (13 dari 14 anak) sudah tergolong baik setiap anak mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Sehingga setelah dilaksanakannya tindakan sebanyak 2 kali siklus presentase mencapai 98,85 %secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung di kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 dan membuat perubahan yang berarti.


(38)

84

Ela Nurlaela, 2014

B. REKOMENDASI

Meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui media manik-manik di kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 kec Dayeuhkolot Kab. Bandung.tidak terlepas dari suatu hambatan/ permasalahan. Oleh karena itu berdasarkan hasil pengamatan dan temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan selama 2 siklus ,maka dapat dikemukakan beberapa saran :

1. Bagi anak.

a. Anak dapat meningkat kemampuan mengenal bilangan sejak dini melalui media manik-manik yang menarik bagi anak.

b. Anak di berikan pembelajaran yang bermakna dalam kegitan ini. c. Anak dapat mengeksplorasikan dirinya dan dapat berperan aktif. 2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan media manik-manik sebagai alat peraga dalam berhitung

b.Menambah wawasan kepada guru agar lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran di Taman kanak-kanak.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan suatu cara atau metode pembelajaran yang baru bagi pendidikan anak usia dini

b. memberikan wawasan dalam meningkatkan pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan madia manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. di TK Kartika Siliwangi 9 dan memberikan perubahan yang baik .Dengan keberhasilan tersebut diharapkan dapat diterapkan di Taman K anak-kanak.


(39)

85

Ela Nurlaela, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta: Universitas Terbuka.

Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.


(40)

86

Ela Nurlaela, 2014

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD. Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.). http://kbbi.web.id/index php? w= manik(28-04-2014).


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta: Universitas Terbuka.

Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.


(42)

84

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD. Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.). http://kbbi.web.id/index php? w= manik(28-04-2014).


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menggunakan media manik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan untuk anak kelompok B di Tk Kartika Siliwangi 9 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak TK kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 sebelum diterapkannya pembelajaran melalui media manik-manik masih rendah, sebagian anak masih kurang dalam

memahami konsep, lambang bilangan dan proses berhitung sederhana.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung dilaksanakan dalam 2 siklus dan 4 tindakan. Langkah-langkah implementasi dalam meningkatkan kemampuan anak dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu dengan menyiapkan media manik-manik, mangkuk plastik, benang/knur.

3 Terdapat peningkatan pada kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 setelah dilaksanakan kegiatan berhitung melalui media manik-manik. Hal ini terbukti pada aktivitas anak pada setiap siklus mengalami peningkatan yang lebih baik sehingga pada siklus II hampir semua anak (13 dari 14 anak) sudah tergolong baik setiap anak mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Sehingga setelah dilaksanakannya tindakan sebanyak 2 kali siklus presentase mencapai 98,85 %secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung di kelompok B TK


(2)

84

Ela Nurlaela, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. REKOMENDASI

Meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui media manik-manik di kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 kec Dayeuhkolot Kab. Bandung.tidak terlepas dari suatu hambatan/ permasalahan. Oleh karena itu berdasarkan hasil pengamatan dan temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan selama 2 siklus ,maka dapat dikemukakan beberapa saran :

1. Bagi anak.

a. Anak dapat meningkat kemampuan mengenal bilangan sejak dini melalui media manik-manik yang menarik bagi anak.

b. Anak di berikan pembelajaran yang bermakna dalam kegitan ini. c. Anak dapat mengeksplorasikan dirinya dan dapat berperan aktif. 2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan media manik-manik sebagai alat peraga dalam berhitung

b.Menambah wawasan kepada guru agar lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran di Taman kanak-kanak.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan suatu cara atau metode pembelajaran yang baru bagi pendidikan anak usia dini

b. memberikan wawasan dalam meningkatkan pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan madia manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. di TK Kartika Siliwangi 9 dan memberikan perubahan yang baik .Dengan keberhasilan tersebut diharapkan dapat diterapkan di Taman K anak-kanak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta: Universitas Terbuka.


(4)

86

Ela Nurlaela, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD. Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.). http://kbbi.web.id/index php? w= manik(28-04-2014).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta: Universitas Terbuka.


(6)

84

Ela Nurlaela, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD. Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.). http://kbbi.web.id/index php? w= manik(28-04-2014).


Dokumen yang terkait

BERMAIN STICK ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Stick Angka Pada Anak Kelompok B Di TK Desa Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2015

0 2 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Stick Angka Pada Anak Kelompok B Di TK Desa Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajar

0 2 17

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK BKB/TK AISYIYAH AL-AMIN NUSUKAN SURAKARTA Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok BKB/TK Aisyiyah Al-Amin Nusukan Sura

0 3 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B KB/TK AISYIYAH Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok BKB/TK Aisyiyah Al-Amin Nusukan Surakarta Tahun Ajaran 2014/2

0 3 12

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Balok Pada Anak Kelompok B TK Pelemgadung III Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Ajar

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Balok Pada Anak Kelompok B TK Pelemgadung III Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Aj

0 3 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK GUWOREJO 2 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Media Balok Pada Anak Kelompok B Di TK Guworejo 2 Karang Malang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN TAHAP KONSEP UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN TAHAP KONSEP BILANGAN (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Bendungan 2 Kelompok ”A

0 0 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN ANGKA (PenelitianTindakan Kelas Kelompok B TK Wasilatul Huda Kampung Cimaung Desa Cimaung Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung).

0 5 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU HITUNG KELOMPOK A DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Melalui Permainan Kartu Hitung Kelompok A Di Tk Pertiwi Karangpakel Desa Karangpakel Kecamatan Tru

0 1 13