PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS.

(1)

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN

KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Departemen Pendidikan Fisika

oleh

Siti Sarah Kaniani 1100195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA

GEOMETRIS

Oleh Siti Sarah Kaniani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siti Sarah Kaniani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lain tanpa ijin penulis.


(3)

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN

KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Siti Sarah Kaniani, NIM. 1100195

Pembimbing I: Dr. Selly Feranie, M.Si.

Pembimbing II: Drs. Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI tahun 2015

ABSTRAK

Konsistensi ilmiah adalah kemampuan siswa untuk menjawab setiap soal yang diberikan dalam bentuk representasi berbeda dengan konsep yang sama secara benar. Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai seseorang yang dinyatakan dengan berubahnya pengetahuan dan keterampilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode yang digunakan adalah metode pre-eksperimental design. Sampel penelitian terdiri dari satu kelas dengan jumlah siswa 30 orang pada salah satu sma di kota bandung yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua instrumen yakni soal dalam bentuk three tier test berbasis multrepresentasi dan tes pilihan ganda. Peningkatan prestasi belajar menurut kategori Hake sebesar 0,5034 kategori sedang, sedangkan peningkatan konsistensi ilmiah sebesar 0,5023 kategori sedang. Peningkatan konsistensi ilmiah paling signifikan pada sub konsep cermin cembung dan mikroskop yang awalnya tidak ada siswa yang konsisten menjadi 26 siswa dan sub konsep mata yang awalnya tidak ada siswa yang konsisten menjadi 27 siswa. Peningkatan paling rendah pada sub konsep kamera, dari tidak ada satu pun siswa yang konsisten menjadi 6 orang siswa yang konsisten dan sub konsep lensa cembung dari tidak ada satu pun siswa yang konsisten menjadi10 orang siswa yang konsisten. Bentuk instrument three tier test dapat dijadikan alat tes alternatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi fisika dan pembelajaran dengan penggunaan multirepresentasi dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk mengetahui konsistensi ilmiah dan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: Kooperatif tipe jigsaw, konsistensi ilmiah, prestasi belajar, three tier test, multirepresentasi.


(5)

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application Cooperative Learning Model Type Jigsaw to Increase Study Achievement and Scientific Consistency of Optics

Geometrical Topic

ABSTRACT

Scientific consistency is the ability of students to answer each question is given in the form of different representations with the same concept correctly. Study achievement is something that can be achieved the person who change a knowledge and skill. Purpose to do a research it is to determine the increase study achievement and scientific consistency after cooperative learning model type jigsaw. The method used in this research is a method of pre-experimental design. Samples a research it consisted of one class by the number of students 30 people at one Senior High School in the city of Bandung were selected using purposive sampling technique. Data were collected using two instruments that matter in the form of a three-tier test based multiple representation and multiple-choice tests. The increase study achievement by categories Hake of 0.5034 with medium category, the increase in scientific consistency by category Hake of 0.5023 with medium category. The most significant increase in sub concepts contained in the convex mirror and microscope apparatus that initially no consistency of students to 26 students and the sub-concept eye that initially no consistency of students to 27 students. The lowest increase is in sub camera concept that none of the consistency only 6 students who consistently and on a convex lens sub concept of none that consistency only 10 students consistent.. Form three tier test instrument can be used as an alternative test to determine the level of student understanding in physics and learning materials with the use of multiple representation can be used as an alternative learning to know the scientific consistency and study achievement

Keywords: cooperative jigsaw, scientific consistency, study achievement, three-tier test, multiple representation.


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... .. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... .. iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Batasan Masalah Penelitian ... 3

D. Variabel Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Multirepresentasi ... 5

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Multirepresentasi ... 8

C. Prestasi Bealajar dan Konsistensi Ilmiah ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode dan Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Definisi Operasional ... 22

D. Instrumen Penelitian ... 24

E. Prosedur Penelitian ... 24

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... 26

G. Teknik Pengolahan Data ... 34


(7)

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 36

B. Peningkatan Konsistensi Ilmiah ... 38

C. Peningkatan Prestasi Belajar ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 47


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (permendikbud) no 65 tahun 2013 mengenai standar proses pendidikan dasar dan menengah. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Isi, prinsip pembelajaran yang digunakan salah satunya dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu, dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar, dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Begitu juga menurut permendikbud no 81A tahun 2013 tentang proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Studi pendahuluan dilakukan tanggal 03 Maret 2015 disalah satu SMA di Bandung selama satu hari. Dalam studi pendahuluan tersebut, peneliti mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah siswa. Pengumpulan data ini menggunakan instrumen berupa rekapan nilai hasil ulangan harian mata pelajaran fisika yakni materi elastisitas dan instrumen three tier test berbasis multrepresentasi yang terdapat pada lampiran 3.1. Rekapan nilai hasil ulangan harian mata pelajaran fisika yakni materi elastisitas digunakan untuk mengetahui perolehan prestasi belajar ranah kognitif pada materi tertentu yang dicapai siswa. Adapun instrumen three tier test berbasis multrepresentasi diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi ilmiah siswa. Setelah dilakukan studi pendahuluan, diperolah hasil studi pendahuluan berupa nilai hasil ulangan harian mata pelajaran fisika dan nilai hasil soal konsep fisika dalam tiga bentuk representasi yaitu verbal, gambar dan matematis yang terdapat pada lampiran 3.2. Hasil analisis data dari hasil studi pendahuluan tersebut adaalah:

1. Rekap nilai hasil ulangan harian mata pelajaran fisika pada materi elastisitas yang digunakan untuk mengetahui perolehan prestasi belajar ranah kognitif yang dicapai siswa menunjukkan bahwa siswa yang


(9)

2

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan nilai diatas KKM hanya 3 siswa dari banyaknya 32 siswa, dimana nilai KKM menurut aturan kurikulum 2013 di sekolah tersebut yaitu 2,66. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar ranah kognitif siswa masih sangat rendah.

2. Rekap hasil soal konsep fisika dalam tiga bentuk representasi yaitu verbal, gambar dan matematis yang digunakan untuk mengetahui konsistensi ilmiah siswa. Dikatakan konsisten apabila pada konsep tersebut siswa menjawab benar dua atau tiga jawaban yang saling berhubungan dari segi representasi dalam satu konsep yang sama. Dari hasil studi pendahuluan, hanya 3 dari 30 siswa yang konsisten pada konsep tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa konsistensi ilmiah siswa masih sangat rendah.

Penyebab rendahnya prestasi belajar dapat dikarenakan model pembelajaran yang belum memusatkan siswa untuk berperan aktif dan penyebab rendahnya konsistensi ilmiah siswa dapat dikarenakan kurangnya penggunaan berbagai representasi pada pembelajaran konsep tersebut.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat menjadi model pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah siswa. Menurut Jhonson dan Jhonson (Rusman, 2012:219) pembelajaran kooperatif model jigsaw menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak yakni meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat, dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi, mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu), meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah, meningkatkan sikap positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak, meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif dan meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong. Pada model pembelajaran ini, media dengan multirepresentasi (verbal, gambar dan matematis) disertai dengan eksperimen diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah siswa.


(10)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, menurut Suminarsih (2006) melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw, maka siswa akan memperoleh struktur konsep dari apa yang dipelajarinya, tertanam kebergantungan positif dalam dirinya, memiliki pengalaman dalam bekerja dengan yang saling menguntungkan, menyadari akan perbedaan yang dimiliki olehnya dan orang lain, siswa akan memiliki kepekaan sosial, rasa toleransi atas perbedaan dan memiliki sifat kepemimpinan dalam kelompok. Menurut Nurzaman (2014) konsistensi ilmiah dalam merepresentasikan konsep fisika dalam berbagai jenis representasi menjadi salah satu ciri pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka dilakukanlah penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Konsistensi Ilmiah Pada Materi Optika Geometris.”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar dan konsistensi ilmiah pada materi optika geometris?”.

Rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris? 2. Bagaimana peningkatan konsistensi ilmiah setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi optika geometris?

C. Batasan Masalah Penelitian

Adapun dalam penelitian ini terdapat batasan masalah agar rumusan masalah akan tepat sasaran, yaitu:

1. Prestasi belajar berada pada level kognitif C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai) dan C6 (menciptakan) pada materi Optika Geometris.


(11)

4

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Konsistensi Ilmiah mengacu pada Nieminen et.al. (2010) berada pada level kognitif C2 (memahami) dan C3 (menerapkan) dalam bentuk verbal, matematis dan gambar. Jika berada dalam kategori pemahaman konsep menurut aturan three tier test maka siswa dikatakan konsisten.

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris.

2. Untuk mengetahui peningkatan konsistensi ilmiah setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi optika geometris.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Memberikan alternatif bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Memberikan alternatif bentuk evaluasi three tier test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Model yang digunakan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bahasan optika geometris. Metode penelitian ini menggunakan pre-eksperimental. Penelitian pre-experiment hasilnya variable dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen” (Sugiyono, 2010:109).

Penelitian pre-experiment hampir sama dengan eksperimen tetapi bukan eksperimen karena tidak ada penyamaan karakteristik dan tidak ada variabel kontrol. Jenis penelitian ini hanya digunakan untuk penelitian latihan” (Arifin, 2011:74). Metode pre-experimental digunakan dalam penelitian ini karena peneliti tidak mampu mengontrol variabel-variabel diluar selain variabel penelitian peneliti. Banyak variabel yang berpengaruh dan tidak dapat peneliti kontrol, salah satunya perilaku belajar siswa yang menjadi sampel penelitian di luar sekolah yang berbeda atau tidak sama.

Gambar 3.1

Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design. KELAS X

Pretest

Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Treatment

Peningkatan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Posttest

Analisis pretest dan posttest


(13)

21

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitiannya one group pretest and posttest design seperti pada gambar 3.1. Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah siswa.

Tabel 3.1

Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Arifin, 2011:77) Keterangan:

O1 : Pretest sebelum diberi perlakuan (soal Pretest dan Posttest identik)

X : Pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

O2 : Posttest setelah diberi perlakuan (soal Pretest dan Posttest identik) Adapun alur penelitian tercantum pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan - Soal elastisitas bentuk three tier tes

- Nilai ulangan materi elastisitas Pengumpulan Data

Penyebaran instrument tes

Pengolahan data

Analisis Pretest dan Posttest

Three Tier Test Pilihan ganda


(14)

Penelitian dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari pelaksanaan pretest, treatment, dan posttest.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA di kota Bandung. Adapun sampel penelitian ini adalah satu kelas X SMA Bandung yang dijadikan sebagai subjek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan “cara pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya” (Arifin, 2011:221). Teknik tersebut bisa berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri dan berdasarkan rekomendasi dari guru. Peneliti ingin membuktikan suatu peningkatan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah siswa. Sampel penlitian pun dipilih dari satu kelas yang prestasi belajar dan konsistensi ilmiahnya masih kurang dimana hal tersebut dibuktikan dari studi pendahuluan peneliti sebelumnya. Dengan mempertimbangkan tersedianya waktu, tenaga dan berdasarkan rekomendasi dari guru di sekolah tersebut, maka sampel yang digunakan peneliti adalah satu kelas disalah satu SMA di kota Bandung.

C. Definisi Operasional

1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok dimana terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Tiap kelompok ahli diberikan suatu permasalahan yang berbeda-beda. Tahapan pada pembelajaran tersebut diantaranya tahapan pertama pembentukan kelompok asal, tahapan kedua pembagian tugas atau materi, tahapan ketiga pembentukan kelompok ahli, tahapan keempat diskusi kelompok ahli, tahapan kelima diskusi kelompok asal dan tahapan keenam evaluasi.

2. Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa sesuai dengan kemampuannya. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah


(15)

23

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil dari pengukuran terhadap siswa dengan adanya perubahan tingkah laku yang meliputi faktor kognitif setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif dan mengacu pada taksonomi anderson yakni pada level C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C6 (menciptakan). Prestasi belajar ini diukur melalui tes pilihan ganda. Peningkatan pretasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dinyatakan dengan gain dinormalisasi dengan kategori Hake.

3. Konsistensi Ilmiah adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal pada materi optika geometris dengan menggunakan representasi yang berbeda baik verbal, matematis dan gambar dimana tiga representasi tersebut memiliki konsep yang sama secara konsisten dengan memperhitungkan kebenaran tersebut secara ilmiah. Diukur melalui tes pilihan ganda (PG) berbasis multirepresentasi dengan instrumen three tier test berada pada level kognitif C2 (memahami) dan C3 (menerapkan). Dikategorikan siswa konsisten pemahaman konsep fisika apabila tiga bentuk representasi yang berbeda yang ketiganya merepresentasikan konsep yang sama, hasilnya benar, benar dan yakin. Apabila siswa paham konsep baik secara verbal, gambar dan matematis dengan konsep yang sama maka siswa tersebut dikatakan konsistensi ilmiah. Peningkatan konsistensi ilmiah setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dinyatakan dengan gain dinormalisasi dengan kategori Hake.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Soal pilihan ganda


(16)

Soal pilihan ganda dimana aspek yang diukur peningkatan prestasi belajar siswa dari hasil pretest dan posttest setelah diberi treatment dengan teknik pengukurannya berupa tes. Soal yang diberikan 25 soal. 2. Format three tier test

Format three tier test berbasis multrepresentasi dimana aspek yang diukur konsistensi ilmiah siswa dengan pengukurannya berupa tes. Soal yang diberikan 33 soal baik secara verbal, gambar dan matematis dengan 11 sub konsep essensial.

3. Format observasi keterlaksanaan model pembelajaran

Format observasi keterlaksanaan model pembelajaran yakni berupa lembar observasi yang diisi oleh observer, dimana aspek yang diukur keterlaksanaan tiap fase dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 4. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perangkat pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

E. Prosedur Penelitian

Langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian antara lain: a. Melakukan studi pendahuluan ke sekolah.

b. Merumuskan masalah penelitian. c. Melakukan studi literatur.

d. Menyusun proposal penelitian. e. Membuat instrumen penelitian.


(17)

25

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian antara lain: a. Memberikan pretest berupa three tier test untuk mengukur konsistensi

ilmiah awal siswa sebelum diberikan treatment.

b. Memberikan pretest berupa soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar awal siswa sebelum diberikan treatment.

c. Menganalisis dan mengolah hasil pretest.

d. Melakukan treatment berupa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

e. Memberikan posttest berupa three tier test untuk mengukur konsistensi ilmiah siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.

f. Memberikan posttest berupa soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.

g. Menganalisis dan mengolah hasil posttest.

h. Menganalisis hasil pretest dan posttest dalam bentuk grafik.

i. Menganalisis hasil pretest dan posttest dari multiple choice question dan hasil pretest dan posttest dari tes konsistensi pemahaman dalam bentuk korelasi.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian meliputi: a. Mengolah dan menganalisis data penelitian.

b. Mengidentifikasi peningkatan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah siswa dalam pemecahan masalah.

c. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Analisis Data Soal Pilihan Ganda dan Three Tier Test a. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2015:100) reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan atau ketetapan hasil tes. Pengertian reliabilitas


(18)

menurut Sudjana (1989:16) adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dari suatu pengukuran yang dilakukan, sedangkan menurut Arikunto (2015:104) relibialitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Reliabilitas dapat dicari dengan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson yakni rumus K-R 20. Rumus K-R.20 seperti berikut:

= �

� − 1

� − ∑ �

(Arikunto, 2015:115)

Keterangan: r11 = relibialitas tes

p = proporsi subjek yang menjawab item yang benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item soal

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap angka korelasi koefisien (r) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Interpretasi reabilitas butir soal Nilai Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2015:89) b. Tingkat Kesukaran


(19)

27

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengidentifikasi soal yang baik, kurang baik dan buruk dilakukan uji tingkat kesukaran butir soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan soal yang sukar akan menyebabkan siswa tidak bersemangat mengerjakannya dan siswa menjadi putus asa. (Arikunto, 2015:222).

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Semakin mudah soal maka semakin besar indeksnya. (Arikunto, 2015:223).

Rumus indek kesukaran seperti di bawah ini.

� =��

(Arikunto, 2015:223) Dengan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada soal tersebut JS = jumlah siswa

Selanjutnya indeks kesukaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel dibawah untuk menentukan mudah sukarnya suatu soal.

Tabel 3.3

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2015:225) c. Daya Pembeda


(20)

Menurut Arikunto (2015:226) “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang nilainya berkisar antara 0,00-1,00. Rumus daya pembeda adalah sebagai berikut.

� =�� −

(Arikunto, 2015:213) Dengan :

D = daya pembeda

JA = jumlah siswa kelompok atas JB = jumlah siswa kelompok bawah

BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah Selanjutnya daya pembeda (D) dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel berikut.

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 – 0,21 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

negatif Tidak Baik

(Arikunto, 2015:232) 2. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan penelitian, instrumen diujikan terlebih dahulu pada siswa yang telah mempelajari materi yang diujikan dalam soal, dalam hal ini siswa kelas XI. Data hasil uji coba ini digunakan untuk mengetahui


(21)

29

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelayakkan penggunaan instrumen yang diolah dengan uji statistik. Penulis menggunakan dua instrumen yakni instrumen three tier test dan pilihan ganda biasa.

Hasil uji coba instrumen three tier test disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil uji coba instrumen three tier test Soal Kode

Tema

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Reliabilitas Ket

Nilai Kategori Nilai Kategori 1 T1 0.24 Cukup 0,45 Sedang

0,69

Dipakai 2 T1

-0,05

Tidak Baik

0,24 Sukar Dipakai

3 T1

-0,07

Tidak Baik

0,03 Sukar Dipakai

4 T2 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

5 T2 0.29 Cukup 0,14 Sukar Dipakai

6 T2

-0,11

Tidak Baik

0,41 Sedang Dipakai

7 T3 0.40 Baik 0,72 Mudah Dipakai

8 T3 0.50 Baik 0,24 Sukar Dipakai

9 T3 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

10 T4 0.22 Cukup 0,17 Sukar Dipakai

11 T4 0.01 Jelek 0,14 Sukar Dipakai

12 T4 0.08 Jelek 0,10 Sukar Dipakai


(22)

14 T5 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

15 T5 0.43 Baik 0,28 Sukar Dipakai

16 T6 0.57 Baik 0,28 Sukar Dipakai

17 T6 0.36 Cukup 0,17 Sukar Dipakai

18 T6 0.37 Cukup 0,38 Sedang Dipakai

19 T7 0.07 Jelek 0,03 Sukar Dipakai

20 T7 0.21 Cukup 0,10 Sukar Dipakai

21 T7 0.15 Jelek 0,21 Sukar Dipakai

22 T8 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

23 T8

-0.2

Tidak Baik

0,10 Sukar Dipakai

24 T8 0.08 Jelek 0,17 Sukar Dipakai

25 T9 0.52 Baik 0,59 Sedang Dipakai

26 T9 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

27 T9 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

28 T10 0.004 Jelek 0,07 Sukar Dipakai

29 T10 0.14 Jelek 0,07 Sukar Dipakai

30 T10 0.22 Cukup 0,17 Sukar Dipakai

31 T11 0.44 Baik 0,34 Sedang Dipakai

32 T11 0.08 Jelek 0,10 Sukar Dipakai

33 T11 0.50 Baik 0,31 Sedang Dipakai

Sedangkan hasil uji coba instrumen pilihan ganda disajikan dalam tabel 3.6.


(23)

31

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda Soal Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Reliabilitas Ket

Nilai Kategori Nilai Kategori 1 0,23 Cukup 0,88 Mudah

0,59

Dipakai

2 0 Jelek 0,92 Mudah Dipakai

3 0,46 Baik 0,69 Sedang Dipakai

4 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

5 0,08 Jelek 0,88 Mudah Dipakai

6 0,15 Jelek 0,62 Sedang Dipakai

7 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

8 0 Jelek 0,31 Sedang Dipakai

9 0,08 Jelek 0,73 Mudah Dipakai

10 0,08 Jelek 0,81 Mudah Dipakai

11 0 Jelek 1 Mudah Dipakai

12 0,46 Baik 0,38 Sedang Dipakai

13 0,08 Jelek 0,96 Mudah Dipakai

14

-0,23

Tidak Baik

0,35 Sedang Dipakai

15 0.08 Jelek 0,19 Sukar Dipakai

16 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

17 0.38 Cukup 0,27 Sukar Dipakai

18 0.23 Cukup 0,42 Sedang Dipakai


(24)

20 0.31 Cukup 0,38 Sedang Dipakai

21 0 Jelek 0 Sukar Dipakai

22 0,15 Jelek 0,77 Mudah Dipakai

23

-0.08

Tidak Baik

0,88 Mudah Dipakai

24

-0,23

Tidak Baik

0,35 Sedang Dipakai

25 0.08 Jelek 0,96 Mudah Dipakai

Dari hasil uji coba reliabilitas soal diperoleh nilai reliabilitas untuk instrument three tier test sebesar 0,69 dengan kategori tinggi, sedangkan instrument pilihan ganda biasa nilai reliabilitasnya 0,59 dengan kategori cukup. Dapat dikatakan bahwa instrumen-instrumen yang digunakan reliabel sehingga instrument three tier test yang digunakan untuk menguji konsistensi ilmiah siswa sebanyak 33 soal dan instrumen pilihan ganda untuk menguji prestasi belajar sebanyak 25 soal.

3. Data Observasi Keterlaksanaan Treatment

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan treatment. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan setiap fase yang dilakukan. Dalam lembar observasi disediakan beberapa baris komentar agar kekurangan yang terjadi selama pembelajaran bisa diperbaiki. Persentase data lembar observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

 

100%

tan tan % x Kegia terlaksana yang Kegia treatment naan Keterlaksa

Interpretasi tingkat keterlaksanaan treatment tercantum pada tabel 3.7.

Tabel 3.7


(25)

33

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KT (%) Kriteria

KT = 0 Tak satupun kegiatan terlaksana

0 < KT ≤ 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KT < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KT = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KT ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KT < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KT = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

Koswara (dalam Hikmah, 2012:32)

G. Teknik Pengolahan Data 1. Penilaian Item Test

Pada soal pilihan ganda biasa, jawaban benar tiap item diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

2. Penilaian Konsistensi

Untuk tingkat konsistensi ilmiah, pemberian skornya mengacu pada R-FCI buatan Nieminen et.al. (2010) menggunakan aturan pada tabel 3.8 dibawah:

Tabel 3.8 Penilaian Konsistensi

Skor Kriteria

2 Jika menjawab tiga dari tiga representasi dalam satu tema/konsep yang sama.

1 Jika menjawab dua dari tiga representasi dalam satu tema/konsep yang sama.


(26)

0 Jika tidak ada jawaban dari tigarepresentasi dalam satu tema/konsep yang sama.

3. Skor Gain Ternormalisasi

Rata-rata gain yang dinormalisasi dapat dihitung untuk peningkatan prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Rumus yang digunakan:

Si

Si Sf

g

% 100

% %

  

 

Keterangan:

Sf = rata-rata skor posttest Si = rata-rata skor pretest

Tabel 3.9

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi adalah: Nilai gKlasifikasi

g0,7 Tinggi

0,7 > g  0,3 Sedang

g < 0,3 Rendah


(27)

49

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian, maka simpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut:

Peningkatan prestasi belajar menurut kategori Hake setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris dapat diketahui berdasarkan rekapitulasi rata-rata gain yang dinormalisasi hasilnya sebesar 0,5034 dengan kategori sedang.

Peningkatan konsistensi ilmiah menurut kategori Hake setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris dapat diketahui berdasarkan rekapitulasi rata-rata gain yang dinormalisasi hasilnya sebesar 0,5023 dengan kategori sedang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar pada ranah kognitif dan konsistensi ilmiah mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

Kepada para guru, bentuk instrument three tier test dapat dijadikan alat tes alternatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi fisika.

Kepada para guru, pembelajaran dengan penggunaan multirepresentasi dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk mengetahui konsistensi ilmiah dan prestasi belajar siswa.

Terimakasih kepada Dr. Selly Feranie, M.Si., Drs. Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si., Drs. Iyon Suyana, M.Si. dan Ika Mustika Sari, S.Pd., M.PFis atas bimbingan dan arahan selama penulis melakukan penelitian.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). The Function of Multiple Representations. Computers and Education, 33. 131-152.

Ainsworth, S. (2006). DeFT: A Conceptual Framework for Considering Learning with Multiple Representations. Learning and Instruction, 16 (2006). 183-198.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objektives. New York: Addison Wesley Longman.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Hikmah, A. (2012). Efektifitas Pemberian Tugas Awal Berbasis TIK Pada Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Materi Kelistrikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(29)

Siti Sarah Kaniani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isjoni. & Ismail, M.A. (2008). Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaltakci & Didis. (2007). Identification of Pre-Service Physics Teachers’ Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test. Turki: Faculty of Education, Middle East Technical University. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2013). Konsistensi. [Online]. Tersedia:

http://kamusbahasaindonesia.org/konsisten/mirip. [23 September 2014]. Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). Force Concept Inventory-Based

Multiple-Choice Test for Investigating Students’ Representational Consistency. Physical Review Special Topics - Physics Education Research, 6 (2010).

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2012). Relations Between Representational Consistency, Conceptual Understanding of The Force

Concept, and Scientific Reasoning. Physical Review Special Topics - Physics Education Research, 8 (2012).

Nurzaman, I. (2014). Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (2013). Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (2013). Implementasi Kurikulum. Jakarta: Permendikbud.

Rosengrant, D. (2007). Mulitiple Representations and Free Body Diagrams: Do Student Benefit from Using Them?. Disertasi Doktor pada Study


(30)

http://www.researchgate.net/publication/237105058_multiple_representati ons_and_free-body_diagrams_do_students_benefit_from_using_them. [14 Juni 2015].

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siahaan,P. (2012). Perbaikan Taksonomi Bloom. Bandung: tidak diterbitkan. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suminarsih, A. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Waldrip, B., Prain, V., & Sellings, P. (2012). Explaining Newton’s laws of motion : using student reasoning through representation to develop conceptual understanding. Instruction Science, 41 (2013). 165-189.


(1)

33

KT (%) Kriteria

KT = 0 Tak satupun kegiatan terlaksana

0 < KT ≤ 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KT < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KT = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KT ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KT < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KT = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

Koswara (dalam Hikmah, 2012:32)

G. Teknik Pengolahan Data 1. Penilaian Item Test

Pada soal pilihan ganda biasa, jawaban benar tiap item diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

2. Penilaian Konsistensi

Untuk tingkat konsistensi ilmiah, pemberian skornya mengacu pada R-FCI buatan Nieminen et.al. (2010) menggunakan aturan pada tabel 3.8 dibawah:

Tabel 3.8 Penilaian Konsistensi

Skor Kriteria

2 Jika menjawab tiga dari tiga representasi dalam satu tema/konsep yang sama.

1 Jika menjawab dua dari tiga representasi dalam satu tema/konsep yang sama.


(2)

34

0 Jika tidak ada jawaban dari tigarepresentasi dalam satu tema/konsep yang sama.

3. Skor Gain Ternormalisasi

Rata-rata gain yang dinormalisasi dapat dihitung untuk peningkatan prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Rumus yang digunakan:

Si

Si Sf

g

% 100

% %

  

  Keterangan:

Sf = rata-rata skor posttest Si = rata-rata skor pretest

Tabel 3.9

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi adalah: Nilai gKlasifikasi

g0,7 Tinggi

0,7 > g  0,3 Sedang 

g < 0,3 Rendah


(3)

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian, maka simpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut:

Peningkatan prestasi belajar menurut kategori Hake setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris dapat diketahui berdasarkan rekapitulasi rata-rata gain yang dinormalisasi hasilnya sebesar 0,5034 dengan kategori sedang.

Peningkatan konsistensi ilmiah menurut kategori Hake setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi optika geometris dapat diketahui berdasarkan rekapitulasi rata-rata gain yang dinormalisasi hasilnya sebesar 0,5023 dengan kategori sedang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar pada ranah kognitif dan konsistensi ilmiah mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

Kepada para guru, bentuk instrument three tier test dapat dijadikan alat tes alternatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi fisika.

Kepada para guru, pembelajaran dengan penggunaan multirepresentasi dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk mengetahui konsistensi ilmiah dan prestasi belajar siswa.

Terimakasih kepada Dr. Selly Feranie, M.Si., Drs. Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si., Drs. Iyon Suyana, M.Si. dan Ika Mustika Sari, S.Pd., M.PFis atas bimbingan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). The Function of Multiple Representations. Computers and Education, 33. 131-152.

Ainsworth, S. (2006). DeFT: A Conceptual Framework for Considering Learning with Multiple Representations. Learning and Instruction, 16 (2006). 183-198.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objektives. New York: Addison Wesley Longman.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Hikmah, A. (2012). Efektifitas Pemberian Tugas Awal Berbasis TIK Pada Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Materi Kelistrikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Isjoni. & Ismail, M.A. (2008). Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaltakci & Didis. (2007). Identification of Pre-Service Physics Teachers’ Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test. Turki: Faculty of Education, Middle East Technical University. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2013). Konsistensi. [Online]. Tersedia:

http://kamusbahasaindonesia.org/konsisten/mirip. [23 September 2014]. Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). Force Concept Inventory-Based

Multiple-Choice Test for Investigating Students’ Representational Consistency. Physical Review Special Topics - Physics Education Research, 6 (2010).

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2012). Relations Between Representational Consistency, Conceptual Understanding of The Force

Concept, and Scientific Reasoning. Physical Review Special Topics -

Physics Education Research, 8 (2012).

Nurzaman, I. (2014). Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (2013). Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (2013). Implementasi Kurikulum. Jakarta: Permendikbud.

Rosengrant, D. (2007). Mulitiple Representations and Free Body Diagrams: Do Student Benefit from Using Them?. Disertasi Doktor pada Study


(6)

http://www.researchgate.net/publication/237105058_multiple_representati ons_and_free-body_diagrams_do_students_benefit_from_using_them. [14 Juni 2015].

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siahaan,P. (2012). Perbaikan Taksonomi Bloom. Bandung: tidak diterbitkan. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suminarsih, A. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Waldrip, B., Prain, V., & Sellings, P. (2012). Explaining Newton’s laws of motion : using student reasoning through representation to develop conceptual understanding. Instruction Science, 41 (2013). 165-189.