HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASOSIATIF DAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGUJI

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A.Perilaku Asosiatif ... 6

1. Pengertian Perilaku Asosiatif ...6

2. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asosiatif ... 6

3. Syarat-syarat Perilaku Asosiatif ... 7

4. Bentuk-Bentuk Perilaku Asosiatif...8


(2)

B.Prestasi Belajar ... 13

1. Pengertian Prestasi Belajar...13

2. Faktor-faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar... 14

3. Fungsi-fungsi Prestasi Belajar... 16

C.Mahasiswa... ...17

D.Profil UPI...18

E. Kerangka Berpikir...19

F. Hipotesis Penelitian...22

BAB III METODE PENELITIAN ...23

A.Desain Penelitian...23

B.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 23

C.Variabel Penelitian... 24

D.Instrumen Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ...27

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Gambaran Perilaku Asosiatif ...36

B.Gambaran Berdasarkan Aspek ...52

C.Gambaran Prestasi Belajar...42

D.Uji Korelasi Perilaku Asosiatif dan Prestasi Belajar...44

BAB V IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ...49

A.Implikasi ... 49

B. Rekomendasi ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(3)

ABSTRAK

Azhar Kharisma Muhammad (0907140). Hubungan antara Perilaku Asosiatif dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan antara perilaku asosiatif dengan prestasi belajar pada mahasiswa UPI yang mengikuti organisasi dan memiliki hubungan percintaan dengan lawan jenis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif probabilitas dengan metode korelasional. Responden penelitian adalah mahasiswa di UPI sebanyak 165 orang. Pengukuran data dilakukan dengan metode kuesioner menggunakan instrumen perilaku asosiatif dan IPK terakhir dari responden. Hasil penelitian menunjukkan : 1) sebagian besar mahasiswa UPI memiliki perilaku asosiatif pada kategori tinggi yaitu sebesar 51,5 % ; 2) sebagian besar responden mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 52,2 % ; 3) terdapat hubungan yang positif antara interaksi sosial dengan prestasi belajar, dengan nilai korelasi Spearman rho sebesar 0,172 atau pada tahapan korelasi sangat rendah. Saran yang diberikan adalah peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar.


(4)

ABSTRACT

Relations between associative behavior and academic perfomance on students in UPI. Thesis Departement of Psychology Faculty Ilmu Pendidikan UPI, Bandung (2015).

The purpose of this research is to know the relations between associative behavior and academic performance on Students in UPI. Who participating in organization and romantic relationship reviewed from intracurricular, extracurricullar, and romantic relationship. This research is using quantitative probability approach with correlated methods research’respondents are 165 students in UPI.

Data’s measurements is done with questionaire method and using social interaction instruments and also respondents’s last GPA results of the research show that: 1). Majority of the students in UPI have associative behavior in high category which is 51,5%. 2). Majority of the students in UPI have a good academic performance which is 52,2%.3). a positive relation between social interaction and academic performance is found with spearman rho correlation value of 0,172 or in very low correlation level. Recommendation is researcher furthere more other factors related with academic performance.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

A.Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang memiliki dua fungsi, yakni sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu manusia memiliki potensi dan keunikan masing-masing, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia memiliki kemampuan untuk bersosialiasi atau hidup bersama orang lain. Semua kemampuan yang dimiliki manusia, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan bersosialisasi, perlu dikembangkan melalui proses belajar agar dapat berperan sesuai dengan fungsinya (Effendy dan Malihah, 2011). Kemampuan intelektual maupun kemampuan bersosialisasi ini dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003, pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga tinggi yang berperan dalam pencapaian upaya pendidikan. Satu wujud pencapaian pendidikan adalah prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan pengajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:895). Sejalan dengan pendapat di atas, Winkel (2009) menyatakan prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dalam penyelenggaraan pendidikan tentunya hasil yang ingin dicapai adalah predikat baik, namun


(6)

2

kenyataannya dalam setiap proses belajar mengajar menunjukkan tidak semua peserta didik memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.

Menurut Slameto (2004: 51), pada prinsipnya faktor yang memengaruhi hasil belajar peserta didik berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal mencakup keadaan fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosial dan non sosial. Salah satu faktor lingkungan sosial yang turut berperan dalam proses belajar peserta didik adalah lingkungan institusi pendidikan. Syah (2005:152-153) menyatakan bahwa lingkungan institusi pendidikan adalah lingkungan yang banyak memengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Dikatakan oleh Sukmadinata (2003:28), lingkungan institusi pendidikan adalah faktor utama yang memengaruhi pendidikan, sehingga faktor lingkungan institusi pendidikan yang mencakup interaksi sosial, memiliki peranan yang cukup penting terhadap tingkat pencapaian belajar.

Relasi peserta didik dalam lingkungan institusi pendidikan dapat terjadi antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, dengan pengajar atau dengan karyawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2003:68) yaitu relasi peserta didik dengan peserta didik yang lainnya merupakan salah satu yang memengaruhi proses pembelajaran. Relasi tersebut terjadi dalam kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler maupun hubungan percintaan. Peserta didik di lingkungan institusi pendidikan perguruan tinggi adalah mahasiswa.

Bonner (dalam Gerungan, 2004) mengatakan perilaku dalam relasi atau hubungan terdapat perilaku asosiatif . Perilaku asosiatif adalah perilaku individu dengan individu lain dalam hubungan yang positif seperti kerjasama, akomodasi dan asimilasi. S. J. Karau & Williams (2013) berpendapat bahwa kerjasama dalam kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi individu dan meningkatkan kekompakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu menurut Bonner (dalam Gerungan,2004) mahasiswa juga akan menghadapi situasi ketika teman-temannya sedang berkonflik di lingkungan pendidikannya, situasi tersebut memungkinkan mahasiswa melakukan akomodasi atau perilaku meredakan konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan. Perilaku meredakan konflik yang


(7)

terjadi ini muncul pada saat melerai teman yang sedang debat kusir dalam kelas maupun menjadi penggagas musyawarah dalam kegiatan berorganisasi saat terjadi konflik. Schwarz dan Bless (2007) menyatakan bahwa asimilasi merupakan salah satu bentuk perilaku yang dilakukan dalam membantu beradaptasi di lingkungan. Perilaku asimilasi yaitu perilaku membaur dengan individu dari suku budaya lain. Pada lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia terdapat mahasiswa dari suku budaya yang berbeda, tentu memerlukan perilaku membaur dengan individu dari budaya lain agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Mahasiswa yang berperilaku asosiatif diprediksi sering melakukan kerja sama dan membaur dengan individu dari budaya lain dalam kegiatan di lingkungan institusi pendidikannya. Terdapat penelitian yang pernah dilakukan

oleh Mulyana dan Rohmat (2010) dengan judul “ Mengembangkan Perilaku

Asosiatif Siswa SD Melalui Penerapan Pendekatan Bermain dalam Konteks

Pembelajaran Penjas”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mengembangkan

perilaku asosiatif dapat memengaruhi perkembangan afektif siswa SD. Perkembangan afektif adalah perkembangan sikap sebagai salah satu aspek penilaian dalam prestasi belajar mata pelajaran Penjas.

Penelitian yang dilakukan oleh Bankston (1998) menunjukkan kerjasama antara mahasiswa keturunan Vietnam dengan saudara kandungnya berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi belajar mereka. Selain itu terdapat pula penelitian Gevrek& Guvek (2015) di Jerman yang menyatakan bahwa kemampuan asimilasi yang tinggi meningkatkan prestasi belajar siswa imigran asal amerika pada mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan terhadap beberapa mahasiswa jurusan Psikologi UPI pada bulan Juni 2015, diketahui bahwa mahasiswa yang senang melakukan kerjasama dalam bentuk belajar berkelompok dan senang membaur dengan teman dari suku budaya lain dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak senang melakukan kerjasama dan membaur dengan teman dari suku budaya lain.


(8)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, masalah yang berusaha dipecahkan

melalui penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara perilaku asosiatif dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian , maka terdapat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara perilaku asosiatif dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia?

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memperkaya teori mengenai perilaku asosiatif dan prestasi belajar.

b. Memperkaya pengetahuan mengenai hubungan antara perilaku asosiatif dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa

Sebagai bahan pertimbangan untuk berperilaku asosiatif agar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

b. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan perilaku asosiatif dan prestasi belajar.


(9)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran mengenai isi keseluruhan skripsi ini, dijelaskan dalam struktur organisasi skripsi yang susunannya sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri atas kajian pustaka yang meliputi pengertian perilaku asosiatif, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asosiatif, syarat-syarat perilaku asosiatif, bentuk-bentuk perilaku asosiatif, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, pengertian mahasiswa, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

3. Bab III Metodologi Penelitian, terdiri atas lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, variabel dan definisi operasional penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. Bab IV Temuan dan Pembahasan penelitian, berisi uraian tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta pembahasannya.

5. Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi, menyajikan kesimpulan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti beserta saran berdasarkan hasil penelitian.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian dimana data yang digunakan berwujud angka-angka (Riduwan, 2003: 32). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Narbuko, dkk (2005: 48) penelitian korelasi adalah penelitian yang menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di JL. Dr.Setiabudhi No.229, Bandung. Penelitian ini dilakukan di 12 himpunan jurusan yaitu Himpunan Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Sunda, Pendidikan Tata Boga, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Pendidikan Ilmu Komputer, Biologi, BK, Psikologi, Pendidikan Geografi, Ilmu Komunikasi, Manajemen, dan Ilmu Keperawatan.

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti kegiatan intrakurikuler, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan memiliki hubungan percintaan lawan jenis dengan jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti. Populasi sendiri menurut Sugiyono (2011: 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri


(11)

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama dijadikan sampel, dimana representasi atau keterwakilan sampel tidak penting (Noor, 2011). Sampel diambil dari orang-orang yang kebetulan bertemu dan dianggap cocok dengan keinginan peneliti karena peneliti menggunakan teknik non probability convenience sampling (Clark-Carter,2004). Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 165 orang.

Karakteristik dari mahasiswa UPI yang menjadi responden dalam penelitian ini, diantaranya:

a. aktif mengikuti perkuliahan

b. mengikuti kegiatan himpunan jurusan c. memiliki hubungan percintaan

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu perilaku asosiatif dan prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Perilaku Asosiatif .

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan perilaku asosiatif adalah perilaku positif mahasiswa dalam sebuah hubungan pertemanan yang meliputi:

a. Kerja Sama

Kemampuan mahasiswa untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

b. Akomodasi

Kemampuan mahasiswa untuk meredakan masalah atau sengketa antara pihak-pihak terkait tanpa membela pihak tertentu.


(12)

25

c. Asimilasi

Kemampuan mahasiswa untuk membaur dengan teman berbeda budaya. 2. Definisi Operasional Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini, prestasi belajar diartikan sebagai hasil belajar yang diperoleh mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Prestasi belajar diketahui dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif yang didapat oleh setiap mahasiswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 148). Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 133) pada penelitian kuantitatif, media yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah dengan instrumen penelitian. Kedua instrumen menggunakan pendekatan skala Likert. Togerson mengatakan bahwa skala Likert dianggap sebagai pendekatan yang terpusat pada subjek karena hanya subjek (orang) yang menerima skor-skor itu (dalam Ihsan, 2009: 10). Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Perilaku Asosiatif

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku asosiatif pada ialah instrumen yang akan peneliti modifikasi sendiri berdasarkan teori Bonner (dalam Gerungan, 2004). Instrumen berupa kuisioner terdiri atas 25 item penyataan yang terbagi ke dalam tiga bentuk dan tiga indikator. Skala yang digunakan adalah skala Likert, yang terdiri dari lima pilihan jawaban dengan skala 1 – 5.

Item-item yang disajikan berupa pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable, serta penyusunan item dilakukan secara acak. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak menunjukkan kemampuan terhadap perilaku yang dimaksud. Sebaliknya, pernyataan favorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang menunjukkan kemampuan terhadap perilaku yang dimaksud. Untuk nomor


(13)

item unfavorable pada Tabel 3.1 ditandai dengan penulisan yang ditebalkan untuk membedakan dengan no item favorable.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Intrumen Perilaku Asosiatif

Perilaku Bentuk Indikator No. Item

Asosiatif

Kerjasama

Aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama-sama

Senang berkelompok

1,2,3,9,10,13, 15,16,23,24,29,32

Akomodasi

Aktif dalam meredakan dan berperan sebagai penengah dalam konflik

4,5,6,11,12, 17,25,26,27,30

Asimilasi

Mampu membaur dengan individu yang berbeda budaya.

7,8,14,18, 19,20,21,22,28,31

Dari setiap pernyataan, responden harus memilih satu dari lima alternatif jawaban yang telah disediakan, sesuai dengan kondisi responden. Dalam pengisian jawaban, dilakukan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom jawaban yang telah disediakan sesuai dengan jawaban yang akan diberikan oleh responden. Pilihan jawaban yang peneliti sediakan, yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, dan Selalu.

Pada Tabel 3.2 dijelaskan mengenai bobot nilai dari item favorable dan unfavorable sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Perilaku Asosiatif

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Tidak Pernah 1 5

Jarang 2 4

Kadang-Kadang 3 3

Sering 4 2

Selalu 5 1

2. Instrumen Prestasi Belajar


(14)

27

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Menurut Ridwan (2003) dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data variabel prestasi belajar yang diambil dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang menjadi responden. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPK dari KHS yang kemudian di tulis ulang oleh responden ke dalam kuesioner peneliti. Kemudian nilai-nilai tersebut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu cum laude, sangat memuaskan, dan memuaskan

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Validitas

a. Validitas Isi

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 173). Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Setelah instrumen perilaku asosiatif selesai disusun, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai pendapat mengenai instrumen kuisioner yang telah disusun, baik mengenai pondasi instrumen berupa aspek dan indikator, mengenai penyataan-pernyataan yang telah disusun, serta mengenai skala yang digunakan untuk skoring. Ahli yang diminta untuk melakukan judgement pada penelitian ini berjumlah dua orang, yaitu dua orang dosen psikologi sosial. Para ahli memberikan rekomendasi yang berbeda-beda, secara umum para ahli memberikan masukan mengenai konteks isi dari pernyataan yang akan diberikan kepada responden, mengenai tata cara penulisan dari pernyataan pada kuisioner,


(15)

perbaikan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah responden dalam memahami makna dari item pernyataan pada kuisioner.

b. Analisis Item

Analisis item dilakukan melalui proses validitas isi dan juga dengan pengujian diskriminasi item atau daya beda. Validitas isi dilakukan sesuai dengan penjelasan di atas. Setelah validitas isi, maka selanjutnya adalah dengan melakukan uji diskriminasi atau uji beda item untuk memperoleh item yang layak. Item yang layak dan valid adalah item yang memiliki daya beda atau daya diskriminasi item, yaitu dengan kata lain item yang mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur.

Pengukuran uji diskriminasi item dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat daya beda suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Peneliti menggunakan korelasi Bivariate Spearman Brown untuk melakukan uji validitas. Spearman Brown digunakan untuk mengolah data berjenis ordinal.

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Menurut Azwar (2012: 148), item-item yang mencapai koefisien korelasi rxy ≥ 0,30. Pada penelitian ini, batas koefisien

korelasi yang digunakan adalah 0,30.

c. Uji Reliabilitas

Setelah proses uji validitas dilakukan, maka proses yang selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan konsistensi internal. Azwar (2009: 63) mengatakan bahwa pendekatan konsistensi internal prosedurnya hanya


(16)

29

memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration). Oleh karena itu, pendeketan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009: 4). Rentang koefisien reliabilitas berada pada 0 – 1.00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitas, dan sebaliknya (Azwar, 2009: 10). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Menurut Guilford (Sugiyono, 2011: 172), kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel > 0.900 Reliabel 0.700 – 0.900 Cukup Reliabel 0.400 – 0.700 Kurang Reliabel 0.200 – 0.400

Tidak Reliabel < 0.200

Berdasarkan hasil perhitungan dari 100 responden yang mengerjakan item uji coba, diperoleh indeks reliabilitas instrumen perilaku asosiatif adalah sebesar 0.896 indeks tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut berada pada kategori reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.4

Nilai Reliabilitas Instrumen Perilaku Asosiatif

Cronbach's Alpha

N of Items


(17)

Tabel 3.5

Hasil Pengembangan Instrumen Perilaku Asosiatif

Perilaku Aspek Indikator No. Item

Layak No Item tidak layak Asosiatif Kerjasama

Aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama-sama Senang berkelompok.

1,2,3,10,13,

15,16,23,24, 9,29,32

Akomodasi

Aktif dalam meredakan dan berperan sebagai penengah dalam konflik.

4,5,6,12,

17,25,26,27, 11,30

Asimilasi

Mampu membaur dengan individu yang berbeda budaya.

7,8,14,18,

19,20,21,22 28,31

d. Teknik Skoring

1). Kategorisasi Norma Instrumen Perilaku Asosiatif

Norma adalah pengelompokkan sebuah kelompok skala ke dalam beberapa level ( Azwar, 2012). Pada penelitian ini data dari variabel perilaku asosiatif dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Kriteria perilaku asosiatif ini dikelompokkan berdasarkan nilai rata-rata kelompok X yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Pada tabel 3.6 terdapat rumus pembagian kategori untuk perilaku asosiatif.

Tabel 3.6

Kategorisasi Skala Dua Level (Azwar, 2012) Perhitungan Norma Norma Perilaku Asosiatif Kategorisasi X μ X ≥ 92,02 Tinggi


(18)

31

Ket:

X = Skor masing-masing responden

μ = Rata-rata skor responden

2). Kriteria Nilai Prestasi Belajar

Berikut merupakan kategorisasi skor prestasi belajar berdasarkan buku pedoman akademik Universitas Pendidikan Indonesia (2009).Tabel kriteria nilai prestasi belajar dapat dilihat di tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kriteria Nilai Prestasi Belajar

Kategorisasi Rentang IPK Skor Ordinal

Cum Laude 3,5- 4 3

Sangat

Memuaskan 2,8- 3,49

2

Memuaskan 2,5- 2,79 1

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasar pada bentuk data yang dihasilkan serta jenis hipotesis. Hasil dari skala perilaku asosiatif berbentuk data ideal dengan skala likert, dan pada prestasi belajar menghasilkan data berbentuk skor data interval. Kemudian untuk kepentingan kategorisasi maka skor pada variabel perilaku asosiatif diubah menjadi skor ordinal .

Setelah skor diperoleh, lalu dilakukan pengelompokkan. Pada instrumen perilaku asosiatif dilakukan pengelompokkan menjadi tinggi dan rendah. Sementara itu pada variabel prestasi belajar yang diperoleh adalah data interval kemudian pengelompokkan dilanjutkan kepada kelompok cum laude, sangat memuaskan dan memuaskan. Semua data yang didapatkan diubah menjadi data ordinal. Hal ini diperbolehkan karena menurut Sugiarto (2006) skala yang lebih tinggi yang memiliki bentuk data interval atau rasio


(19)

untuk kepentingan analisis data dapat diubah menjadi skala yang lebih rendah yaitu skala nominal atau ordinal, namun tidak berlaku untuk kebalikannya.

Selanjutnya, dilakukan analisis data untuk memperoleh koefisien korelasi. Pada penelitian ini, korelasi dilakukan terhadap perilaku asosiatif dengan prestasi belajar. Teknik korelasi yang digunakan ialah dengan teknik korelasi Spearman. Hipotesis pada penelitian ini berbentuk hipotesis asosiatif.

Penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2011: 209).

1. Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya suatu hubungan antar variabel. Jika terdapat hubungan, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Arikunto, 2006: 0). Peneliti menggunakan uji korelasi koefisien Spearman. Syarat digunakannya uji korelasi Spearman adalah kedua variabel merupakan data ordinal. Peneliti menggunakan SPSS 15.0 untuk uji korelasi. Setelah mengetahui nilai korelasinya, maka langkah selanjutnya ialah menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut sesuai pada tabel 3.8 (Sugiyono, 2011: 257):

Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,800 – 1,00 Sangat Kuat

Uji korelasi dilakukan pada perilaku asosiatif dengan prestasi belajar, menggunakan aplikasi SPSS 15.0.


(20)

33

2. Uji Signifikansi

Signifikansi merupakan kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu (Sugiyono, 2011: 209). Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel pertama dan variabel kedua. Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dapat berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20.0. dengan tingkat kesalahan, yaitu (alpha) = 0.05. Jika nilai Sig.<0.05, maka koefisien korelasi tersebut signifikan, sehingga hasilnya dapat berlaku pada populasi tersebut. Tetapi jika Sig.>0.05, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Hal tersebut diartikan bahwa terdapat suatu kesamaan dalam suatu populasi yang menyebabkan data tidak bervariasi. Berikut ini adalah kriteria signifikansi variabel:

Tabel 3.9

Kriteria Signifikansi Variabel Kriteria

Probabilitas > 0,05 H0 diterima

Probabilitas < 0,05 H0 ditolak

Tahap selanjutnya adalah mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah proporsi untuk menentukan terjadinya persentase variansi bersama antara dua variabel yang diteliti (Susetyo, 2010). Koefisien determinasi adalah angka untuk mengetahui kontibusi yang diberikan oleh satu variabel terhadap variabel lainnya ( Siregar,2013). Rumus koefisien determinasi dapat dilihat pada gambar 3.1

KD= x 100% (Siregar, 2013)

Gambar 3.1


(21)

Keterangan:

KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi

G.Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dibagi ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti melakukan studi pustaka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

b. Menetapkan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan. c. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk memantapkan penelitian

berkaitan dengan variabel-variabel yang akan digunakan.

d. Menetapkan populasi dan sampel penelitian, serta teknik sampling yang akan digunakan.

e. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan judul yang akan diteliti. f. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi

untuk mendapatkan pengesahan. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mendatangi selaku pihak yang menjadi penghubung peneliti dengan responden di lapangan.

b. Peneliti bersama perwakilan membagikan kuisioner/angket di UPI dan membagikan via online.

c. Proses pengisian angket dilakukan dengan pemberian arahan mengenai cara pengisiannya.

3.Tahap Pengolahan Data a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket berserta pengisiannya, sehingga tidak terdapat


(22)

35

kekeliruan dan kekurangan data yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengolahan data.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunaan bantuan software SPSS versi 15.

c. Penyekoran Data

Setiap jenis data yang diperoleh dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu interaksi sosial dan prestasi belajar.

4. Tahap Penjelasan

a. Menampilkan hasil analisis penelitian.

b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang dipergunakan.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian serta mengajukan rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait.

5. Bagan Rencana Penelitian

Tabel 3.10 merupakan uraian dari kegiatan-kegiatan dalam penelitian ini disertai dengan keterangan waktu.

Tabel 3.10 Rencana Penelitian

No Waktu Kegiatan Keterangan

1 Maret 2014 Merumuskan permasalahan dan menentukan variabel penelitian

2 Maret – April 2014

Mengumpulkan materi-materi dan teori yang dapat mendukung fenomena dan variabel penelitian

3 Mei 2014 Melakukan studi pendahuluan kepada himpunan jurusan

4

21 Januari 2015 – 22 Februari 2015


(23)

5 Februari 2015 – Maret 2015

Melakukan proses penghitungan statistik deskriptif data dan pembahasan hasil


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baron, R.A. & Byrne, D.(2005). Psikologi Sosial. Jakarta:Erlangga

Bankston. (1998). “Sibling Cooperation and Scholastic Performance among Vietnamese Students: An Ethnic Social Relations Theory”. Journal of Sociology. Vol 41 no 1.

Budiyono. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Solo: UNS Press.

Daswia. (2006). Hubungan Tingkat Kecemasan dengn Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Berdasarkan Jenis Kelaminnya. Skripsi. Bandung: UPI. Tidak Diterbitkan.

De Genova, M.K, & Rice, P (2005). Intimate Relationships, Marriages, and Families. New York: McGraw Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Effendy, R. dan Malihah, E. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Gerungan, W. A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.


(25)

Gevrek, Eylem & Guven, Cahit (2015). “Childhood Academic Performance and Adult Outcomes among American Immigrants”. Journal of Eastern Economic. Vol 6.

Grissom, Dick. (2005). “Physical Fitness and Academic Achievment”. Journal of Exercise Physiology.8.(1), 67-68.

Gudykunst, William B & Bella Mody(eds). (2002). Handbook of International Inter Cultural Communication 2 Edition. Sage Publication. Thousands Oaks.

Gwynne, A (2010). “Organizational Identity and Learning: A Psychodynamic Perspective”. Journal Group Organizational Management. Vol 38, 3-35. Hall, S. C & Lindzey, Gardner. (1993). Teori-teori Psikodinamik. Yogyakarta:

Kanisius.

Han, K (2012). “ Academic Performance and Cultural Adaptation of South Koreaan Parachute Kids”. Journal Educational Psychology dapat diakses di temple.edu.

Harackiewicz & Sansone. (2011).”Intrinsic and Extrinsic Motivation”. Journal Educational Psychology,100(3):200-210.

Hurlock, E.B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Tidak diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix Karau, S.J. & William, K.D. (2013). “ The Effect of Group Cohesiveness on

Social Loafing and Social Compensation”. Personality and Social Psychology Bulletin 25 (11), 1342-1354.


(26)

Mulyana, D & Rohmat, D. (2010). “Mengembangkan Perilaku Asosiatif Siswa SD Melalui Penerapan Pendekatan Bermain dalam Konteks Pembelajaran Penjas”. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, Vol 4 No.2.

Mulyono (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Narbuko, Cholid, dkk. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nazsir, Nasrullah. (2008). Psikologi Sosial. Bandung: Widya Pajajaran.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Novarida, Tegar. (2012). “Hubungan antara Regulasi Emosi dan Komunikasi

Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Tim Basket SMA di Surakarta yang Mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development Basketball League)”. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, Vol 1 No.3

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

Santoso,Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Schwarz & Bless ( 2007). “Assimilation and Contrast in Social Psychology”.

Personality and Social Psychology Journal , Vol 18, 57-74.

Schubert & Hafner (2003). “Contrast from social stereotypes in automatic behavior”. Journal of experimental social psychology, Vol 39, 577-584. Slameto. (2004). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Snyder, Mark (2008). “Teaching Critical Thinking and Problem Solving Skills” Delta Pi Epsilon Journal, Vol 50 No 2, 90-99.

Soekanto, Soerjono. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.


(27)

Sugiarto. ( 2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Stauffer, Wayne. (2013). “The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement, Social Interaction, Behavior, and Affect of Secondary English and Social Studies Student.” Journal Educational Psychology

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim UPI. (2009). Pedoman Akademik. Tidak diterbitkan Willis. (1989). Teori- Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.


(1)

35

Azhar Kharisma Muhammad, 2015

HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekeliruan dan kekurangan data yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengolahan data.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunaan bantuan software SPSS versi 15.

c. Penyekoran Data

Setiap jenis data yang diperoleh dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu interaksi sosial dan prestasi belajar.

4. Tahap Penjelasan

a. Menampilkan hasil analisis penelitian.

b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang dipergunakan.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian serta mengajukan rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait.

5. Bagan Rencana Penelitian

Tabel 3.10 merupakan uraian dari kegiatan-kegiatan dalam penelitian ini disertai dengan keterangan waktu.

Tabel 3.10 Rencana Penelitian

No Waktu Kegiatan Keterangan

1 Maret 2014 Merumuskan permasalahan dan

menentukan variabel penelitian 2 Maret – April

2014

Mengumpulkan materi-materi dan teori yang dapat mendukung fenomena dan variabel penelitian

3 Mei 2014 Melakukan studi pendahuluan kepada himpunan jurusan

4

21 Januari 2015

– 22 Februari 2015


(2)

36

5 Februari 2015 – Maret 2015

Melakukan proses penghitungan statistik deskriptif data dan pembahasan hasil


(3)

Azhar Kharisma Muhammad, 2015

HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baron, R.A. & Byrne, D.(2005). Psikologi Sosial. Jakarta:Erlangga

Bankston. (1998). “Sibling Cooperation and Scholastic Performance among Vietnamese Students: An Ethnic Social Relations Theory”. Journal of Sociology. Vol 41 no 1.

Budiyono. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Solo: UNS Press.

Daswia. (2006). Hubungan Tingkat Kecemasan dengn Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Berdasarkan Jenis Kelaminnya. Skripsi. Bandung: UPI. Tidak Diterbitkan.

De Genova, M.K, & Rice, P (2005). Intimate Relationships, Marriages, and Families. New York: McGraw Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Effendy, R. dan Malihah, E. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Gerungan, W. A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.


(4)

Gevrek, Eylem & Guven, Cahit (2015). “Childhood Academic Performance and Adult Outcomes among American Immigrants”. Journal of Eastern Economic. Vol 6.

Grissom, Dick. (2005). “Physical Fitness and Academic Achievment”. Journal of Exercise Physiology.8.(1), 67-68.

Gudykunst, William B & Bella Mody(eds). (2002). Handbook of International Inter Cultural Communication 2 Edition. Sage Publication. Thousands Oaks.

Gwynne, A (2010). “Organizational Identity and Learning: A Psychodynamic Perspective”. Journal Group Organizational Management. Vol 38, 3-35. Hall, S. C & Lindzey, Gardner. (1993). Teori-teori Psikodinamik. Yogyakarta:

Kanisius.

Han, K (2012). “ Academic Performance and Cultural Adaptation of South Koreaan Parachute Kids”. Journal Educational Psychology dapat diakses di temple.edu.

Harackiewicz & Sansone. (2011).”Intrinsic and Extrinsic Motivation”. Journal Educational Psychology,100(3):200-210.

Hurlock, E.B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Tidak diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix Karau, S.J. & William, K.D. (2013). “ The Effect of Group Cohesiveness on

Social Loafing and Social Compensation”. Personality and Social Psychology Bulletin 25 (11), 1342-1354.


(5)

Azhar Kharisma Muhammad, 2015

HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyana, D & Rohmat, D. (2010). “Mengembangkan Perilaku Asosiatif Siswa SD Melalui Penerapan Pendekatan Bermain dalam Konteks Pembelajaran

Penjas”. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, Vol 4 No.2.

Mulyono (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Narbuko, Cholid, dkk. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nazsir, Nasrullah. (2008). Psikologi Sosial. Bandung: Widya Pajajaran.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Novarida, Tegar. (2012). “Hubungan antara Regulasi Emosi dan Komunikasi Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Tim Basket SMA di Surakarta yang Mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development Basketball League)”. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, Vol 1 No.3

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

Santoso,Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Schwarz & Bless ( 2007). “Assimilation and Contrast in Social Psychology”.

Personality and Social Psychology Journal , Vol 18, 57-74.

Schubert & Hafner (2003). “Contrast from social stereotypes in automatic behavior”. Journal of experimental social psychology, Vol 39, 577-584. Slameto. (2004). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Snyder, Mark (2008). “Teaching Critical Thinking and Problem Solving Skills” Delta Pi Epsilon Journal, Vol 50 No 2, 90-99.

Soekanto, Soerjono. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.


(6)

Sugiarto. ( 2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Stauffer, Wayne. (2013). “The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement, Social Interaction, Behavior, and Affect of Secondary English and Social Studies Student.” Journal Educational Psychology

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim UPI. (2009). Pedoman Akademik. Tidak diterbitkan Willis. (1989). Teori- Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.