SMP KLAS VII RPP IPA 1.14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester

Topik

:
:
:
:

Sub Topik
Alokasi Waktu

:
:

SMP Negeri 1 Bakongan
IPA
VII / 1

Interaksi Makhluk Hidup dengan
Lingkungannya
Pemanasan Global
2 x 40 menit (1 kali TM)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR


1.1

Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggungjawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif,
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan
dampaknya bagi ekosistem
4.13 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan
usulan tentang penanggulangan masalah
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan Penyebab terjadinya pemanasan global
2. Menjelaskan dengan kalimatnya sendiri dampak pemanasan global terhadap

ekosistem
3. Menjelaskan dengan kalimatnya sendiri upaya pencegahan dan penanggulangan
pemanasan global.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan penyebab, dampak dan upaya penanggulangan
pemanasan global melalui diskusi dengan kalimatnya sendiri

2. Mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggungjawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, peduli
lingkungan, dan saling menghargai melalui kegiatan diskusi.
E. MATERI
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahanperubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca
yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer,
misal hujan, salju).
1. Penyebab dan Mekanisme Pemanasan Global
 Meningkatnya konsentrasi GRK ( CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, SF6)
 Menipisnya lapisan ozon


2. Sumber Gas Rumah Kaca
 CO2 (asap sepeda motor, asap mobil, dll)
 CH4 (TPA sampah)
 N2O ( asap pabrik)
 HFC ( aerosol, Freon)
 PFC (aerosol, Freon)
 SF6 ( Freon, aerosol)
3. Dampak Pemanasan Global Warming
 mencairnya es di kutub
 meningkatnya level permukaan laut
 perubahan iklim yang ekstrim
 gelombang panas meningkat
 habisnya gletser
4. Upaya Penanggulangan
 Mengurangi Gas Rumah Kaca
 Menjaga keberadaan daerah terbuka hijau
 Meningkatkan kepedulian masyarakat
F. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Scientific

 Metode : Diskusi
 Model : Problem Based Learning
G.

MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media
Gambar , Video, Komputer, LCD
Sumber Belajar
 Buku IPA SMP Kelas VII, Puskurbuk 2013
 LKS Pemanasan Global

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Sintaks PBL

Deskripsi Kegiatan

Pendahul

uan

Orientasi
siswa pada
masalah

Kegiatan
Inti

Mengorganisa
si siswa

Membimbing
Penyelidikan
individu atau
kelompok

Mengembang
kan dan
menyajikan

hasil karya
Penutup

Menganalisa
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah

 Siswa
menyimak
masalah
yang
disampaikan
guru
tentang
kondisi
dibeberapa daerah yang mengalami
peningkatan suhu dan banjir rob.

 Siswa diminta memberikan tanggapan
dan
pendapat
terhadap
masalah
tersebut.
 Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan menjelaskan cara
pembelajaran yang akan dilaksanakan
 Siswa membentuk kelompok belajar
sesuai arahan guru dengan
mempertimbangkan kemampuan
akademik, gender, dan ras
 siswa menerima LKS pemanasan global
 Siswa melakukan penyelidikan sesuai LKS
dan berdiskusi dalam kelompok mencari
solusi terkait dengan masalah yang telah
diidentifikasi.

 Guru memfasilitasi dan membimbing
kelompok belajar berdiskusi untuk
menjawab permasalahan aktual
mengenai pemanasan global
 Siswa menjawab pertanyaan pada LKS
dan menyajikan dalam laporan tertulis
 Siswa menyajikan laporan pembahasan
hasil temuan, penarikan kesimpulan di
depan kelas (diskusi kelas)
 Siswa dibimbing guru melakukan analisis
terhadap pemecahan-pemecahan
masalah yang telah ditemukan siswa.
 Kelompok siswa yang berhasil
memecahkan permasalahan diberi
penghargaan
 Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
siswa

Alokasi

Waktu
10 menit

50 menit

20 menit

I. PENILAIAN
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode
Sikap

Bentuk Instrumen
Lembar Pengamatan sikap

2. Contoh Instrumen
Lembar Pengamatan Sikap
cek list (√) sesuai sikap yang muncul pada setiap siswa
N
O


Nama
siswa

Mengajukan
pertanyaan

Aspek yang dinilai
Menjawab Mengemukak Menanggapi
pertanyaa an gagasan
gagasan
n
sesuai topik
dengan sikap

Memberika
n solusi

Ya

Tidak

Ya

Tida
k

yang dibahas
Ya
Tidak

yang santun
Ya
Tidak

Ya

Tidak

LEMBAR KERJA SISWA
PEMANASAN GLOBAL
KELOMPOK : ……………….
NAMA

: ………………………,…………………….,………………..,…………….

60 banjir dalam 10 tahun di Indonesia

Dokumen foto banjir di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat,
Februari 2013. (ANTARA/Iggoy el Fitra)
Indonesia mengalami 60 kali peristiwa banjir berdasarkan data yang dihimpun selama kurun waktu
sepuluh tahun terakhir, dan menjadi salah satu negara paling sering terkena bencana tersebut di Asia
Tenggara, kata Dosen Teknik Sipil, Universitas Andalas, Nurhamidah.
"Banjir terkonsentrasi di daerah delta atau dataran rendah yang letaknya kurang dari 100 meter di
bawah permukaan laut," ujarnya di Delf, Belanda, Sabtu.
Nurhamidah mengemukakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum berjudul "Floods: Not Only
Jakarta! Sumatra Also Suffered by Floods and Significant Land Subsidence" (Banjir: bukan hanya
Jakarta! Sumatra juga alami banjir dan penurunan permukaan tanah) yang diselenggarakan
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Delft.
Menurut dia, daerah dataran rendah sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, peningkatan volume
air sungai dan erosi kawasan di pesisir.
Selain itu, ia menilai, pembabatan hutan dan penurunan lahan juga menjadi penyebab terjadinya banjir
di daerah delta.
"Kita lebih sering mendengar Jakarta jika bicara soal banjir, padahal hampir seluruh wilayah di
Indonesia punya kondisi demikian, sehingga juga rawan terhadap banjir," jelas kandidat doktor di
Universitas Teknologi Delft, Belanda.

Dia mengemukakan, selain curah hujan tinggi yang mencapai 3.000 milimeter (mm) per tahun, faktor
alamiah lainnya yang juga dapat memicu banjir di wilayah Indonesia adalah komposisi lahan gambut
yang tersebar di daerah pesisir pantai.
"Lahan gambut sangat lunak karena tersusun dari bahan-bahan organik, sehingga mudah mengalami
penurunan jika terkena beban. Sekali mengalami penurunan, maka lahan gambut akan turun terus,"
katanya.
Di Indonesia, menurut dia, lahan dan hutan gambut tersebar di Sumatera bagian utara hingga tenggara,
Kalimantan dan Papua, terutama di pesisir selatan.
Nurhamidah mengatakan, penanganan banjir harus didasarkan pada deskripsi terpadu mengenai
interkorelasi faktor-faktor penyebab banjir baik yang sifatnya alamiah, seperti curah hujan, struktur
tanah dan pasang surut, maupun buatan manusia seperti pembabatan hutan, alih fungsi lahan dan
sampah dan akibat terjadinya global warming.
Jika pendekatannya terpadu, ia menilai, maka manajemen banjir yang diterapkan pada suatu wilayah
bisa benar-benar menyelesaikan persoalan ini.
Dia menjelaskan, manajemen banjir dapat dilakukan secara struktural dan non-struktural.
Penanganan struktural bisa melalui normalisasi fungsi lahan, pengerukan dan membangun sistem
pengairan yang terintegrasi, dan mutu manajemen non-struktural dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan peneakan hukum, misalnya penetapan denda bagi orang yang membuang sampah
sembarangan, demikian Nurhamidah.
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
2. Berdasarkan artikel di atas, Apa yang menyebabkan terjadinya banjir di
Indonesia?
3. Mengapa terjadi perubahan cuaca dari hujan ke panas secara tiba-tiba?
4. Bagaimana upaya yang dapat kalian lakukan untuk mencegah terjadinya banjir?
5. Coba buatlah 2 pertanyaan lain terkait dengan pemanasan global berdasarkan
bacaan di atas?
6. Jawablah pertanyaan yang kalian buat pada soal nomor 5!
7. Coba buatlah kesimpulan dari permasalahan yang telah kalian pelajarai!
8. Bacakan jawaban pertanyaan-pertanyaan nomor 1-7 di depan kelas secara
berkelompok!

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Bakongan, Juli 2014
Guru Mata Pelajaran IPA

MAISARAH
NIP. 19580213 198012 1 001

MUKHLISA, S.Pd. Bio
NIP. 19710609 199401 2 001