5 Kerangka strategi Pembayaran infrastruktur bidang cipta karya

5 Kerangka strategi Pembayaran infrastruktur bidang cipta karya

  Sesuai dengan PP no. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah Provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota, diamanatkan bahwa pembangunan bidang cipta karya merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu pemerintah kabupaten/kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana cipta karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping pembangunan prasarana yang baru, pemerintah daerah juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daera cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh ditjen cipta karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikemangkan untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya yang dilakukan pemerintah daerah.

  Dengan adanya pemahaman mengenai pembiayaan uang daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang cipta karya

  5-1 di daerah. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuab untuk: a.

  Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang cipta karya, b.

  Mengidentifikasi alternative sumber dana pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sector swasta untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya, c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang cipta karya.

5.1 Potensi pendanaan APBD

  Realisasi penerimaan Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin selama tahun 2015 mencapai 1,41 triliun rupiah yang terdiri dari 16,11 persen pendapatan asli daerah (PAD), 60,30 persen dana perimbangan dan 23,59 persen dari pendapatan lainnya yang sah. Proporsi terbesar yaitu dari dana perimbangan yang terdiri dari dana alokasi umum sebesar 48,20 persen, dana alokasi khusus 0,18 persen, dana bagi bukan pajak 9,46 persen serta dana bagi hasil pajak 2,46 persen dari total penerimaan Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin.

  Pada tahun 2015, realisasi penerimaan PBB dan BPHTB adalah 47,29 milyar rupiah. Penerimaan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang nilainya sebesar 47,87 milyar rupiah atau menurun sebesar -1,22 persen. Tingkat pencapaian realisasi penerimaan PBB dan BPHTB pada tahun 2015 adalah sebesar 88,93 persen dari target yang telah ditetapkan.

5.1.1 KOMPONEN PENERIMAAN PENDAPATAN

  Sebagaimana dijelaskan dalam PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 tahun 2006, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. menjelaskan bahwa kebijakan perencanaan pendapatan daerah meliputi semua

  5-2 penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana dan merupakan hak daerah dalam 1 (satu ) tahun anggaran. Seluruh pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD secara bruto mempunyai arti pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil. Pendapatan daerah ini ditetapkan berdasarkan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai setiap sumber pendapatan.

  Pendapatan daerah dikelompokan kedalam sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari sumber penerimaan : a.

  Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), b. Dana Perimbangan dan, c. Pendapatan Lain-Lain Yang Sah.

  Termasuk dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) adalah : 1.

  Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah.

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan 4.

  Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Yang Sah. Selanjutnya Berdasarkan PP No. 58 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006,untuk belanja Daerah meliputi semua pengeluaran daerah yang merupakan urusan pemerintah daerah selama tahun anggaran yang berkenaan dan dialokasikan dalam 2 (dua) kelompok belanja daerah yang terdiri dari : A.

  Belanja Daerah Tidak Langsung yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

  B.

  Belanja Daerah Langsung adalah belanja yang dikeluarkan dan dianggarkan terkait secara langsung kepada pelaksanaan program dan kegiatan.

   Belanja Tidak Langsung ini terdiri dari ini terdiri dari :

  5-3

  5-4 1.

  Belanja Pegawai 2. Belanja Bunga 3. Belanja Subsidi 4. Belanja Hibah 5. Belanja Bantuan Sosial 6. Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kabupaten dan

  Pemerintah Desa 7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kabupaten dan

  Pemerintah Desa 8. Belanja Tidak Terduga

   Belanja langsung terdiri dari : 1.

  Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Modal

5.2 Potensi pendanaan APBN

  Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Banjarmasin dalam 5 tahun terakhir (tahun 2008 sampai dengan tahun 2012) melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNTV) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2011. Total alokasi dana APBN untuk bidang Cipta Karya tahun dari tahun 2008 sampai tahun 2009 meningkat dari Rp. 22.780.040.000 menjadi Rp. 34.004.320.000 sedangkan tahun 2010 turun menjadi Rp. 31.740.530.000, kemudian pada 2012 meningkat lagi menjadi Rp. 35.587.770.000 atau rata-rata kenaikan sebesar 14,06 % / tahun. Penurunan tahun 2010 diakibatkan penurunan alokasi sektor Pengembangan PLP dan Pengembangan Permukiman. Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2012 tidak ada alokasi Dana APBN untuk sektor Pengembangan Permukiman. Dari Total alokasi dana APBN tersebut alokasi tertinggi pada sektor Pengembangan PLP dan terendah adalah sektor Pengembangan Permukiman. Namun Pada tahun 2008 alokasi terbesar adalah untuk sektor Pengembangan Permukiman sebesar 53,01%, sedangkan untuk sektor air minum tahun

  2008 hingga tahun 2012 nihil. Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat tabel 5.x

Tabel 5.1 Alokasi APBN Pembangunan Bidang Cipta Karya Kota Banjarmasin (2008-2012)

  

(dalam Juta Rupiah)

Alokasi No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pengembangan Air Minum

  2 Pengembangan PLP 18,452.34 17,141.17 11,139.20 18,955.77

4,096.00

  3 7,361.98 - - Pengembangan Permukiman 12,076.14 5,029.36 Penataan Bangunan &

  4 9,570.00 5,400.00 14,620.00 6,607.90 8,190.00

  Lingkungan 16,539.2 35,587.7 Total 22,780.0 34,004.3 31,740.5

  7 Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,

  untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

  Perkembangan DAK untuk Air Minum dan Sanitasi Kota Banjarmasin selama 5 tahun terakhir terlihat pada Tabel-5.x berikut :

  

No Jenis DAK 2008 2009 2010 2011 2012

1,294.70 1,960.75 2,615.53 0.00 1,059.25

  1 DAK Air Minum 1,059.30 1,604.25 1,924.53 0.00 953.09

  2 DAK Sanitasi 2,354.00 3,565.00 4,540.05 0.00 2,012.34 Total

  Dari tabel tersebut di atas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor tersebut (Air Minum dan Sanitasi) mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan 2010 sebesar Rp. 2.354.000.000 pada tahun 2009 dan 3.565.000.000 pada tahun 2010, sedangkan

  5-5 pada tahun 2011 nihil dan pada tahun Tahun 2012 turun kembali sebesar Rp. 2.012.340.000. Rata-rata komposisi DAK untuk sektor Air Minum sebesar 55 % sedangkan rata-rata DAK untuk Sektor Sanitasi sebesar 45 % dari total DAK untuk kedua sektor tersebut.

5.3 Alternatif Sumber Pendanaan

  Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut: A.

  Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.

  B.

  Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya.

  C.

  Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis sebelumnya.

  D.

  Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan hasil sebelumnya.

  Dengan mengambil data Laporan Realisasi Keuangan APBD Kota Banjarmasin tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, maka dapat dihitung NPS maupun DSCRnya dari masing-masing tahun. Dari hasil perhitungan kedua indikator tersebut, dikemukakan bahwa NPS tahun 2008 adalah sebesar Rp. 118,745.44 (dalam juta rupiah) atau 20,68 % dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 126,106.15 (dalam juta rupiah)atau 14,07 % dari Total Penerimaan Daerah.

  Perkembangan NPS dan DSCR Kota Banjarmasin pada tahun 2008 sampai dengan 2012 terlihat pada Tabel-9.8 dan Tabel-9.x berikut :

  5-6

  No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 REALISASI (dalam Rp. Juta) pertumbuhan Prosentase PROYEKSI (dalam Rp. Juta)

  

I Penerimaan Daerah 574,319.92 638,116.01 670,610.32 783,325.28 896,470.51 11.86% 1,034,843.16 1,202,576.56 1,407,554.22 1,660,117.20 1,973,911.11 2,367,046.65

1 Pendapatan Asli Daerah 64,994.12 67,765.85 80,510.65 118,554.98 138,086.12 21.70% 168,050.75 204,517.69 248,897.93 302,908.67 368,639.72 448,634.37

2 Dana Alokasi Umum 395,267.53 415,352.16 444,244.74 521,271.82 547,024.78 8.58% 593,955.03 644,911.52 700,239.66 760,314.50 825,543.28 896,368.14

II Belanja wajib 455,574.48 531,323.60 611,127.83 703,637.01 770,364.35 14.07% 892,892.91 1,026,784.45 1,181,438.60 1,318,347.72 1,567,328.41 1,807,407.49

4 Dana Alokasi Khusus

  

3 Dana Bagi Hasil 70,144.03 105,287.00 110,021.33 131,606.19 169,515.45 25.76% 213,174.84 268,078.88 337,123.69 423,951.26 533,141.63 670,454.42

43,914.24 49,711.00 35,833.60 11,892.30 41,844.16 42.58% 59,662.54 85,068.47 121,292.94 172,942.76 246,586.49 351,589.72 a Belanja mengikat - Belanja Pegawai - Belanja Barang 110,611.66 145,530.46 141,571.63 169,384.19 168,256.48 11.96% 188,375.06 210,899.23 236,116.63 222,424.49 295,957.79 331,345.72 450,729.48 529,323.60 606,628.03 697,137.01 770,364.35 14.37% 883,993.97 1,014,601.19 1,164,758.88 1,295,512.05 1,536,064.82 1,764,605.50 337,962.82 380,293.14 464,057.29 525,752.82 599,575.62 15.47% 692,341.22 799,459.40 923,150.77 1,065,979.52 1,230,906.55 1,421,350.90 - Belanja Bagi Hasil - Belanja Subsidi - Belanja Bunga 2,155.00 3,500.00 999.11 2,000.00 2,532.26 29.44% 3,277.69 4,242.57 5,491.48 7,108.04 9,200.48 11,908.88 b kewajiban/Belanja Daerah - Pembayaran Pokok Pinjaman - Belanja lain yang mengikat
  • - 4,845.00 2,000.00 4,499.80 6,500.00 36.91% 8,898.94 12,183.26 16,679.72 22,835.67 31,263.59 42,801.99 - 4,845.00 2,000.00 4,499.80 6,500.00 36.91% 8,898.94 12,183.26 16,679.72 22,835.67 31,263.59 42,801.99
  • III Net Public Saving (Rp) 118,745.44 106,792.41 59,482.50 79,688.28 126,106.15 9.46% 141,950.25 175,792.11 226,115.62 341,769.48 406,582.70 559,639.16

    - Kewajiban daerah lain-lain - Pembayaran kegiatan lanjutan Net Public Saving (%) 20.68% 16.74% 8.87% 10.17% 14.07% -3.27% 13.72% 14.62% 16.06% 20.59% 20.60% 23.64%

  No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 REALISASI (dalam Rp. Juta) pertumbuhan Prosentase PROYEKSI (dalam Rp. Juta)

  

I Penerimaan Daerah 574,319.92 638,116.01 670,610.32 783,325.28 896,470.51 11.86% 1,034,843.16 1,202,576.56 1,407,554.22 1,660,117.20 1,973,911.11 2,367,046.65

2 Dana Alokasi Umum 395,267.53 415,352.16 444,244.74 521,271.82 547,024.78 8.58% 593,955.03 644,911.52 700,239.66 760,314.50 825,543.28 896,368.14

1 Pendapatan Asli Daerah 64,994.12 67,765.85 80,510.65 118,554.98 138,086.12 21.70% 168,050.75 204,517.69 248,897.93 302,908.67 368,639.72 448,634.37

II Belanja wajib 455,574.48 531,323.60 611,127.83 703,637.01 770,364.35 14.07% 892,892.91 1,026,784.45 1,181,438.60 1,318,347.72 1,567,328.41 1,807,407.49

4 Dana Alokasi Khusus

  

3 Dana Bagi Hasil 70,144.03 105,287.00 110,021.33 131,606.19 169,515.45 25.76% 213,174.84 268,078.88 337,123.69 423,951.26 533,141.63 670,454.42

43,914.24 49,711.00 35,833.60 11,892.30 41,844.16 42.58% 59,662.54 85,068.47 121,292.94 172,942.76 246,586.49 351,589.72

a Belanja mengikat 450,729.48 529,323.60 606,628.03 697,137.01 770,364.35 14.37% 883,993.97 1,014,601.19 1,164,758.88 1,295,512.05 1,536,064.82 1,764,605.50

  • - Belanja Pegawai - Belanja Barang 110,611.66 145,530.46 141,571.63 169,384.19 168,256.48 11.96% 188,375.06 210,899.23 236,116.63 222,424.49 295,957.79 331,345.72 337,962.82 380,293.14 464,057.29 525,752.82 599,575.62 15.47% 692,341.22 799,459.40 923,150.77 1,065,979.52 1,230,906.55 1,421,350.90 - Belanja Bagi Hasil - Belanja Subsidi - Belanja Bunga 2,155.00 3,500.00 999.11 2,000.00 2,532.26 29.44% 3,277.69 4,242.57 5,491.48 7,108.04 9,200.48 11,908.88 b kewajiban/Belanja Daerah - Pembayaran Pokok Pinjaman - Belanja lain yang mengikat
  • - 4,845.00 2,000.00 4,499.80 6,500.00 36.91% 8,898.94 12,183.26 16,679.72 22,835.67 31,263.59 42,801.99 - 4,845.00 2,000.00 4,499.80 6,500.00 36.91% 8,898.94 12,183.26 16,679.72 22,835.67 31,263.59 42,801.99
  • III Net Public Saving (Rp) 118,745.44 106,792.41 59,482.50 79,688.28 126,106.15 9.46% 141,950.25 175,792.11 226,115.62 341,769.48 406,582.70 559,639.16

    - Kewajiban daerah lain-lain - Pembayaran kegiatan lanjutan Net Public Saving (%) 20.68% 16.74% 8.87% 10.17% 14.07% -3.27% 13.72% 14.62% 16.06% 20.59% 20.60% 23.64%

5.4 Strategi peningkatan investasi bidang cipta karya

  Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

  Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut : 1.

  Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.

  Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Y = Nilai tahun ini

  Y -1 = Nilai 1 tahun sebelumnya

  • 2

  Y

  = Nilai 2 tahun sebelumnya Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan yang sah.

2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan

  Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi goematris sebagai berikut :

  Keterangan: Yn = nilai pada tahun n r = % pertumbuhan Y0 = nilai pada tahun ini n = tahun ke-n(1-5)

  3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel-6.6) maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan. Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel-5.x berikut:

  5-11 No Komponen APBD Realisasi (dalam Rp. Juta) Persentase pertumb. Proyeksi (dalam Rp. Juta) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Pendapatan Asli Daerah 64,994.12 67,765.85 80,510.65 118,554.98 138,086.12 21.70% 168,050.75 204,517.69 248,897.93 302,908.67 368,639.72 448,634.37 2 Dana Perimbangan 467,765.56 524,204.16 558,806.13 652,878.00 718,552.56 11.39% 809,297.29 915,324.85 1,039,877.70 1,186,973.88 1,361,601.72 1,569,964.16 DAU 395,267.53 415,352.16 444,244.74 521,271.82 547,024.78 8.58% 593,955.03 644,911.52 700,239.66 760,314.50 825,543.28 896,368.14

  DBH 70,144.03 105,287.00 110,021.33 131,606.19 169,515.45 25.76% 213,174.84 268,078.88 337,123.69 423,951.26 533,141.63 670,454.42 DAK 2,354.00 3,565.00 4,540.05 - 2,012.34 7.71% 2,167.42 2,334.45 2,514.35 2,708.12 2,916.82 3,141.60 - DAK Air Minum 1,294.70 1,960.75 2,615.53 0.00 1,059.25 8.45% 1,144.50 1,245.73 1,350.94 1,465.03 1,588.77 1,722.95 - DAK Sanitasi 1,059.30 1,604.25 1,924.53 0.00 953.09 6.98% 1,519.97 1,090.73 1,166.83 1,248.25 1,335.34 1,428.51

  3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 121,510.89 133,349.50 155,685.12 150,050.77 301,894.56 31.02% 348,764.28 402,910.61 465,463.27 537,727.35 621,210.57 717,654.73 Total APBD 654,270.56 725,319.51 795,001.89 921,483.75 1,158,533.24 15.53% 1,326,112.32 1,522,753.15 1,754,238.90 2,027,609.90 2,351,452.01 2,736,253.25

  Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

1. Net Public Saving

  Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta kayra. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

  Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)

  • Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .
  • Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku 2.

   Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)

  Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  A.

  Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; B.

  Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

  C.

  Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman D.

  Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah. Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut:

  PAD = Pendapatan Asli daerah DBH = Dana Bagi Hasil DAU = Dana Alokasi Umum DBHDR = DBH Dana Reboisasi