DOCRPIJM ba52c8d127 BAB VIIIBAB 8 OK

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

BAB VIII
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
8.1. Petunjuk Umum
Safeguard pada Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi, masyarakat hidup
sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas, dari pencemaran air limbah
permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal
wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa
mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri
rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah
permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air
permukaan dan air tanah, karena sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare,
thypus, kolera, dll.
8.1.1. Prinsip Dasar Safeguard
Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program investasi infrastruktur

tidak membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius
yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negatif maka Pemerintah Kota
Gunungsitoli perlu memastikan adanya. upaya mitigasi. yang dapat meminimalkan
dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiapan maupun tahap
pelaksanaannya.
Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka
diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :


Identifikasi, penyaringan dan pengelompokkan (kategorisasi) dampak;



Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan dapat dilakukan.



Pada saat yang. sama, juga perlu didiseminasikan dan didiskusikan dampak dan
altematif rencana tindak penanganannya;




Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak;



Pementauan dan pengkajian terhadap semua proses di atas; dan



Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan (complaints) yang
cepat dan efektif;

Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 1

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)


Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

8.1.2. Kerangka Safeguard
Sesuai karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi infrastruktur,
lingkup kerangka safeguard RPIJM infrastruktur bidang PU/Cipta Karya terdiri dari
komponen:
1.

Safeguard Lingkungan, dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Kabupaten untuk
melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan
pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat Iingkungan,
dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena
dampak

2.

Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali, dimaksudkan

untuk


membantu Pemerintah Kabupaten untuk mengevaluasi secara sistematik dalarn
pananganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan.
promosi manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan
warga yang terkena dampak pernindahan
Seluruh program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan Pemerintah
Kota Gunungsitoli telah sesuai.dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.

Penilaian lingkungan (environment assessment) den rencana mitigasi dampak sub
proyek, dirumuskan dalam bentuk


Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan lingkungan-UPL;



Standar Operasi Baku-SOP; Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang
dimaksud.




Analisis

mengenai

Dampak

Iingkungan-AMDAL

atau

Analisis

Dampak

Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan rencana Pengelolaan LingkunganRKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan(RPL)

3.


Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud

AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL
atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dan analisis teknis, ekonomi, sosial,
kelembagaan dan keuangan sub proyek;

4.

Menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap Iingkungan dan dirancang
untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin.

5.

Menghindari Sub proyek yang diperkirakan dapat berdampak negatif yang besar
terhadap Iingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui
rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMDAL;

6.

Usulan program investasi infrastruktur bidang PU Cipta Karya tidak dapat

dipergunakan mendukung kegiatan yang mengakibatkan dampak negatif terhadap
habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut
Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 2

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

intemasional atau kawasan sengketa.
Disamping itu usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau.penggunaan:
1.

Bahan-bahan yang merusak ozon, seperti tembakau, dll.

2.


Bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan, menyimpan atau
mengangkut bahan/material beracun, korosif atau ekplosif atau bahan/material yang
termasuk kategori B3

3.

Pestisida, herbisida, dan insektisida

4.

Kekayaan budaya RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya atau lokasi yang dianggap sakral/memiliki nilai spiritual

5.

Penebangan kayu, RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan
penebangan kayu.


8.1.2.1. Kerangka Kelembagaan Safeguard Lingkungan
1.

Pemrakarsa Kegiatan.
Kegiatan Safeguard Lingkungan di Kota Gunungsitoli dirumuskan dan diprakarsai oleh
Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Gunungsitoli yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan:


Perumusan KA ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL,
melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya dibantu Kantor
Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli.



Konsultasi dengan warga yang potensial dipengaruhi dampak Iingkungan atau
PAP dalam forum stakeholder yang mencakup: ringkasan tujuan, rincian, dan
gambaran menyeluruh potensi dampaknya safeguard Lingkungan.




Melaporkan pelaksanaan dan pemantauan RKL/RPL kepada Kantor Lingkungan
Hidup ;



Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada
masyarakat dalam waktu yang tidak terbatas;



Penanganan keluhan publik secara transparan sebelum kegiatan dimulai dan jika
keluhan disampaikan sebelum/selama/masa operasi kegiatan kontruksi maka
keluhan perlu ditangani secara musyawarah antara pemrakarsa kegiatan dengan
pihak-pihak yang mengajukan keluhan.

Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 3


RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

2.

Bappedalda
Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8612003, Dinas/Instansi yang
berkecimpung dalam masalah Iingkungan hidup bertanggung jawab untuk mengkaji
dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa
kegiatan.
Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup juga bertanggung jawab untuk
melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap
Iingkungan secara umum.
Di Kota Gunungsitoli, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda)
merupakan anggota tetap Komisi AMDAL yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk melakukan:


Kajian dan persetujuan terhadap KA-AMDAL, AMDAL dan RKL/RPL yang
dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;



Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Walikota/Bupati yang
bersangkutan (sesuai dengan PP No. 2711999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam
RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL tingkat
Kabupaten/Kota).

8.2.2.2.

Safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali

Kegiatan Safeguard Pengadaan Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali biasanya
terjadi jika kegiatan investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau
ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari . satu tahun.
Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus
dilakukan untuk meningkatkan, memperbaiki pendapatan dan standar kehidupan warga
yang terkena dampak kegiatan pengadaan tanah.
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali atau land acquisition and resettlement untuk
kegiatan RPIJM mengacu pada.prinsip-prinsip berikut:
1.

Transparan, kegiatan harus diinformasikan secara transparan kepada pihak yang
terkena dampak, mencakup: daftar warga, aset (tanah, bangunan, tanaman, dll) yang
terkena dampak;

2.

Partisipatif, Warga yang berpotensi terkena dampak/dipindahkan (DP) harus terlibat
dalam seluruh tahap perencanaan proyek, seperti: penentuan lokasi proyek, jumlah
dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lokasi tempat pemukiman kembali;

3.

Adil, Pengadaan tanah tidak memperburuk kondisi kehidupan DP. Warga tersebut
memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai yang setara dengan harga
pasar tanah dan asetnya termasuk biaya pindah, pengurusan surat tanah, dan pajak,
Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 4

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

dan diberi kesempatan untuk mengkaji rencana pengadaan tanah.
4.

Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yang ditetapkan.

5.

Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan bila :


DP mendapatkan manfaat yang lebih besar dibanding harga tanah miliknya



Tanah hibahkan nilainya ≤ 10% dari nilai tanah bangunan atau aset lain yang
produktif dan nilainya < 1 (satu) juta Rupiah.

Kesepakatan kontribusi sukarela tersebut harus ditandatangani kedua belah pihak setelah
DP melakukan diskusi secara terpisah. Safeguard Monitoring Team atau SMT harus dapat
menjamin bahwa tidak ada tekanan pada DP untuk melakukan kontribusi tanah secara
sukarela. Persetujuan tersebut harus didokumentasikan secara formal;
1.

Kegiatan investasi harus sudah menentukan batas lahan yang diperlukan, jumlah
warga yang terkena dampak, pendapatan serta status pekerjaan DP, harga pasaran
tanah yang diusulkan oleh pemrakarsa kegiatan dan didukung oleh NJOP sebelum
pembebasan tanah;

2.

Kegiatan yang mengakibatkan dampak pada lebih dari 200 orang atau 40 KK, atau
melibatkan pemindahan Iebih dari 100 orang atau 20 KK, harus didukung dengan
Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali atau RTPTPK.

3.

Jika kegiatan investasi mengakibatkan dampak pada kurang dari 200 orang atau 40 KK
atau kurang dari 10% asset produktif atau melakukan pemindahan penduduk secara
temporer selama konstruksi, harus didukung dengan RTPTPK sederhana.

4.

RTPTPK menyeluruh atau RTPTPK sederhana dan pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab pemrakarsa kegiatan, dimonitor oleh Tim Pemantauan Safeguard.

5.

Ada beberapa alternatif cara untuk menghitung ganti rugi bagi DP, yakni:


Perhitungan ganti rugi tanah berdasarkan nilai pasar tanah di lokasi yang
memiliki karakteristik ekonomi serupa saat pembayaran ganti rugi dilakukan;



Perhitungan kompensasi ganti rugi bangunan berdasarkan nilai pasar bangunan
dengan kondisi yang serupa di lokasi yang sama;



Perhitungan ganti rugi tanaman berdasarkan nilai pasar tanaman ditambah biaya
kerugian non material lain,



Perhitungan ganti rugi aset diganti dengan aset yang sama, atau ganti rugi uang
tunai setara dengan harga untuk memperoleh aset.
Pihak yang dapat terkena dampak pembebasan tanah dan / atau pemukiman
dipindahkan dalam kegiatan sub proyek dapat berupa warga/individu, entitas,
atau badan hukum. Adapun bentuk dampak yang diakibatkan dapat berupa:



Dampak fisik, seperti dampak pada tanah, bangunan, tanaman dan aset produktif,



Dampak non-fisik, seperti dampak lokasi, akses pada tempat kerja atau prasarana.
Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 5

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

6.

Berkenaan dengan hak hukum atas tanah, DP dapat dikelompokkan menjadi:


Warga yang memiliki hak atas tanah pada saat pendataan dilakukan,



Warga yang tidak memiliki hak atas tanah tetapi menguasai/ menggarap lahan



Warga yang menguasai tanah berdasarkan perjanjian dengan pemilik tanah,



Warga yang menguasai/menempati tanah/lahan tanpa landasan hukum ataupun
perjanjian dengan pemilik tanah,



Warga yang mengelola tanah wakaf (tanah yang dihibahkan untuk kepentingan
agama).

8.1.2.3.

Prosedur Safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali.

Sesuai keputusan Presiden No. 88/1993 tentang pembebasan tanah untuk pembangunan
bagi kepentingan umum. Prosedur pelaksanaan safeguard pembebasan tanah dan
pemukiman kembali terdiri dari beberapa kegiatan utama yang meliputi :


Tanah atau kegiatan pemukiman kembali atau tidak.



Perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali atau
(RTPTPK)

sederhana

atau

menyeluruh

harus

didukung

SK

Gubenur/Bupatii/Walikota.


Pembebasan tanah (dan pemukiman kembali) yang telah selesai sebelum usulan
disampaikan, harus di periksa kembali (recheck) dengan tracer study yang
dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses pembebasan tanah telah sesuai
dengan standar yang berlaku.



Penilaian awal untuk melihat apakah kegiatan yang bersangkutan memerlukan
pembebasan

8.1.2. 3.

Pembiayaan

Pembiayaan program dan proyek pengelolaan safeguard ini direncanakan untuk safeguard
lingkungan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dengan dana pendamping
dari Pemerintah Kota Gunungsitoli. Sedangkan pembiayaan safe guard Pengadaan tanah
dan permukiman kembali direncanakan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi.
8.2.

Komponen Safeguard

8.2.1.

Komponen Sosial Ekonomi

Komponen Safeguard bidang Sosial Ekonomi:


Tingkat Pendidikan



Tingkat Kesejahteraan dan Pendapatan Per Kapita



Tingkat Kesehatan

Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 6

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

Komponen Sosial Budaya

8.2.2.

Komponen Safeguard bidang Sosial Budaya:


Agama, Suku dan Budaya Lokal



Tingkat Partisipasi, Kecenderungan, dan Kepekaan sosial
Komponen Lingkungan

8.2.3.

Komponen Safeguard Lingkungan,


Masyarakat yang ikut partisipasi,



Ketersediaan Lahan

8.3.

METODE PENDUGAAN DAMPAK

Ada beberapa metode pendugaan dampak yang terjadi terhadap lingkungan, yakni
melihat dampak fisik dan dampak non fisik.
Dampak Fisik, yakni dampak pada individu, tanah, bangunan, tanaman dan asset
produksi,


Pendugaan dampak melihat kerusakan langsung yang terjadi pada alam sekitar,



Pendugaan dampak melihat tingkat kesehatan masyarakat di sekitar lokasi,



Pendugaan dampak melihat tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
sekitar lokasi,



Pendugaan dampak melihat tingkat partisipasi nyata dari masyarakat.

Dampak Non Fisik, yakni dampak terhadap lokasi, akses terhadap tempat kerja atau
terhadap prasarana dan sarana, dsb.
8.4.

Pemilihan Alternatif

Proses Pemilihan Alternatif
Proses Pemilihan Safeguard Lingkungan dan Safeguard Pengadaan Tanah dan
Permukiman Kembali direncanakan dilakukan melalui study dan Penelitian langsung ke
lokasi yang direncanakan dengan tetap melihat tingkat efektifitas, nilai ekonomi, serta
potensi dampak yang ditimbulkan.
8.5.

Penyajian Pemilihan Alternatif

Proses Penyajian Pemilihan Safeguard alternative untuk safe guard lingkungan dan safe
guard pengadaan tanah dan permukiman kembali yaitu dengan memaparkan dan
membandingkan antara 2 (dua) atau lebih safe guard yang lebih bernilai ekonomis, lebih
efektif, potensial menimbulkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif.

Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 7

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kota Gunungsitoli 2016 - 2020

8.6.
1.

Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan
Sistem Pengelolaan

Sistem Pengelolaan Safe guard Lingkungan dan Safe guard Pengadaan Tanah dan
Permukiman kembali di Kota Gunungsitoli direncanakan dikelola dengan sistem terpadu
di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Wilayah Kota Gunungsitoli
dengan melibatkan Iangsung Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait sesuai tugas
masing-masing SKPD.
2.

Pelaksanaan Pengelolaan

Pengelolaan Safeguard sosial

direncanakan dikelola oleh Dinas Pendidikan, Dinas

Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Dinas Perikanan, Dinas Perindustrian
Perdagangan Pertambangan dan Energi.
Pengelolaan Safeguard Pengadaan lahan dan permukiman kembali direncanakan dikelola
oleh Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Pemerintah Kota Gunungsitoli dan Dinas
Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota
Gunungsitoli
3.

Pembiayaan Pengelolaan

Pembiayaan program dan proyek pengelolaan safeguard ini direncanakan bertahap pada
Tahun Anggaran 2009 dan Tahun Anggaran 2010 untuk safe guard Iingkungan dibiayai
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dengan dana pendamping dari Pemerintah
Kota Gunungsitoli. Sedangkan pembiayaan safeguard Pengadaan tanah dan permukiman
kembali direncanakan dibiayai oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli.

Aspek Lingkungan dan Sosial

VIII. 8