Hubungan konsep diri dengan motivasi berprestasi pada karyawan PT.Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta - USD Repository

  i SKRIPSI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PT. PINTU MAS MULIA KIMIA SURAKARTA Oleh: FANDI VALENSIANO NIM: 019114102 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 ii

iii

iv

MOTTO

  

Kepintaran seseorang itu sangat mahal harganya, tapi dengan kebodohan seseorang akan

membayar harga yang jauh lebih mahal. ( Fandi Valensiano, 1983) v PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan Sebagai ungkapan cinta dan terima kasihku untuk: Allah Bapa di Surga dan Bunda Maria Papa dan Mamaku Tercinta

  Almamaterku vi

vii

ABSTRAK

  Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang hubungan konsep diri terhadap

motivasi berprestasi. Konsep diri merupakan pandangan, pemikiran atau pendapat

seseorang tentang dirinya, pandangan itu hasil dari bagaimana seseorang melihat dan

sikapnya terhadap dirinya, sedangkan motivasi berprestasi dorongan yang berasal dari

dalam individu untuk mengerjakan sesuatu dengan semaksimal mungkin agar bisa

memperoleh prestasi lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan konsep diri terhadap motivasi berprestasi pada karyawan di PT.

Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta.

  Subyek penelitian adalah sebanyak 80 karyawan dan karyawati PT. Pintu Mas

Mulia Kimia Surakarta yang telah memiliki masa kerja di atas dua tahun. Jenis

penelitian dalam penelitian ini adalah deskritif korelasional yaitu penelitian yang

bertujuan untuk melihat hubungan konsep diri sebagai variabel bebas dan motivasi

berprestasi sebagai variabel terikat. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala konsep diri dengan total aitem soal 46 dan skala motivasi

beprestasi dengan total aitem soal 66. Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini

adalah ada hubungan positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Uji coba

kesahihan butir dan reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reabilitas

sebesar 0,991 yang menunjukkan skala tersebut memiliki status andal.

  Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson metode statistik untuk menganalisis hubungan antara varabel terikat dengan variabel bebas.

  Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment

dari Karl Pearson diperoleh nilai taraf signifikansi (sig.) atau p value sebesar 0,000 (p <

0,05 atau 5%) dan koefisien korelasi positif 0,425, yang berarti konsep diri mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan dengan motivasi berprestasi. Dari penelitian dapat

disimpulkan bahwa (1) konsep diri mempunyai hubungan yang positif dan signifikan

terhadap motivasi berprestasi pada karyawan PT. Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta dan

(2) semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi motivasi berprestasi pada karyawan

di PT. Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta, sebaliknya semakin rendah konsep diri maka

semakin rendah pula motivasi berprestasi pada karyawan di PT. Pintu Mas Mulia Kimia

Surakarta.

  Kata Kunci: Konsep Diri, Motivasi Berprestasi viii

ABSTRACT

  In the research, the writer examines about the correlation between self concept

and motivation to achievement. Self concept is overview, thinking or someone’s

opinion about his/herself. The overview is a result how someone seen and giving

attitudes for him/her, while motivation to achievement is stimulus from internal

individual to do something maximally in order to get achievement better than before.

The goal of this research was to examined the correlation between self concept and

motivation to achievement at employees of PT. Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta.

  The subject of this research were 80 employees of PT. Pintu Mas Mulia Kimia

with having working experiences more than 2 years at the of this research is

corelational descriptive, which means the aim of this research is to see the relationship

between self concept as independent variable and motivation to achievement as

dependent variable. Data collected by employing self concept scale with total items

statement 46 and achievement motivation scale with total items statement 66. The

hypothesis in this research is self concept has positive correlation with motivation to

achievement. The validitas and reliability test in this research scale has a reliable status.

  The data analysis which is used in this research is Correlation Analysis of Product

Moment from Karl Pearson. Correlation Analysis of Product Moment from Karl

Pearson is the one of the statistic methods to analyzed correlation between dependent

variable to independent variable..

  The result of this research shows that the value of significance level or p value

0,000 (p , 0,05 or 5%) and correlation coefficient positive 0,425 which indicated that

self concept has positive and significantly correlation with motivation to

achievement.From this research, it can be concluded that (1) self concept has positive

and significantly correlation with motivation to achievement at employees of PT. Pintu

Mas Mulia Kimia Surakarta, and (2) the higher self concept has higher motivation to

achievement at employees of PT. Pintu Mas Mulia Kimia Surakarta, and the lower self

concept has lower motivation to achievement at employees of PT. Pintu Mas Mulia

Kimia Surakarta.

  Keyword: Self Concept, Motivation to Achievement ix

x

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih kepada Allah Bapa dan Bunda Maria atas segala

kasih, karunia, dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

  Banyak kesulitan dan hambatan ditemui penulis dalamn proses pembuatan skripsi

ini. Namun berkat adanya dukungan, saran dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan dengan biak. Untuk itu semua, dengan segala kerendahan

hati, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

  1. Allah Bapa di surga sebagai sumber dari segala-galanya.

  

2. Rektor Universitas Sanata Dharma dan seluruh staf Program Pasca Sarjana, atas

segala kebijaksanaan, perhatian, dan dorongan sehingga penulis selesai studi.

  

3. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S. PSi., M. Si. selaku Dekan dan dosen pembimbing skripsi.

  Terimakasih atas bantuan, semangat dan kerelaan untuk menyediakan waktu serta dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penulisan skripsi ini.

  

4. Bpk. V. Didik Suryo Hartoko S.Psi., M.Si. dan Bpk. Y. Agung Santosa, M.A selaku

dosen penguji. Terimakasih atas beberapa saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

  

5. Bu Sylvia Carolina, S.Psi., M.Si. sebagai dosen pembimbing akademik pengganti

yang telah membimbing perkuliahan saya selama ini.

  

6. Semua dosen dan staf Fakultas Psikologi. Terimakasih atas pengajaran dan pelayanan xi

7. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai keterbatasan dan

kelemahan. Walaupun telah berusaha sebaik mungkin, penulis tidak menutup

kemungkinan bahwa masih ada kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam skripsi ini.

Untuk itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut, dan terbuka atas segala

saran dan kritik yang diberikan bagi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga karya

ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

  Penulis

  xii

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO.......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI........................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

  7 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................

  8 A. Konsep Diri .....................................................................................

  8

1. Pengertian Konsep Diri.............................................................

  8

2. Pembentukan Konsep Diri ........................................................

  9

3. Macam-macam Konsep Diri .....................................................

  11

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri.......................

  11 B. Motivasi Berprestasi .......................................................................

  13

1. Pengertian Motivasi Berprestasi ...............................................

  13

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi .........

  15

3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi............................................

  17 C. Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi ....................

  18 D. Hipotesis .........................................................................................

  19 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................

  20 A. Jenis Penelitian................................................................................

  20 B. Variabel Penelitian ..........................................................................

  20 C. Definisi Operasional .......................................................................

  21 D. Subjek Penelitian ............................................................................

  22

  xiii

F. Alat Pengumpulan Data ..................................................................

  25

1. Skala Konsep Diri .....................................................................

  25

2. Skala Motivasi Berprestasi .......................................................

  26 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ..............................

  28 H. Uji Kesahihan Item .........................................................................

  30 I. Metode Analisis Data ......................................................................

  31 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................

  32 A. Persiapan Penelitian ........................................................................

  32

1. Orientasi Kancah.......................................................................

  32

2. Try Out Penelitian ....................................................................

  35 B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................

  39 C. Analisis Data ...................................................................................

  39 D. Pembahasan.....................................................................................

  38 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

  43 A. Kesimpulan .....................................................................................

  44 B. Saran ...............................................................................................

  44 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

  46

  xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blue Print sebaran aitem Konsep Diri Sebelum Try Out....................

  25 Tabel 3.2. Blue Print aitem Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Try Out ........

  27 Tabel 4.1. Blue Print sebaran aitem Konsep Diri Sesudah Try Out ....................

  36 Tabel 4.2. Blue Print aitem Skala Motivasi Berprestasi Sesudah Try Out ........

  37 Tabel 4.3. Analisa Korelasi Product Moment Pearson.......................................

  39

  xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Kuesioner ........................................................................................

  47 Lampiran II. Tabulasi Data Hasil Penelitian.......................................................

  55 Lampiran III. Hasil Uji Reliabilitas .....................................................................

  59 Lampiran IV. Hasil Correlations Product Moment.............................................

  88 Lampiran V. Surat Keterangan Penelitian .........................................................

  89

  1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Sebuah perusahaan dan organisasi bisnis tentunya dibentuk dengan tujuan dan

harapan agar mencapai keuntungan yang maksimal dari proses produksi maupun proses

pemasaran yang dilaksanakan. Untuk mencapai profit yang tinggi sebuah perusahaan

harus didukung oleh faktor-faktor produksi diantaranya adalah Human Resources atau

Sumber Daya Manusia (SDM). Didorong oleh perubahan strategi organisasi yang

semakin mengarahkan manajer untuk memberdayakan sumber daya manusia untuk

pencapaian visi dan misi organisai, maka peran sumber daya manusia dalam organisasi

menjadi semakin penting. Berdasarkan strategi organisasi yang memberdayakan sumber

daya manusia tersebut, maka dari segi sumber daya manusia itu sendiri banyak aspek dan

tuntutan yang harus diperhatikan sehingga perlu dilakukan pengembangan kualitas

Sumber Daya Manusia.

  Berdasarkan perubahan strategi organisasi yang bertumpu pada kualitas Sumber

Daya Mnusia, maka semua personil dalam organisasi diharuskan mempunyai andil dan

peranan dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Namun dalam perjalanannya

tidak semua individu dapat secara aktif dan penuh semangat juga termotivasi untuk

berprestasi dalam bekerja, dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut di

atas. Adanya perbedaan motivasi berprestasi dalam bekerja antara individu yang satu

dengan individu yang lain menimbulkan perbedaan prestasi kerja di antara para karyawan

yang bekerja dalam suatu organisasi bisnis.

  2 Untuk mencapai keberhasilan, sebuah organisasi perlu memiliki karyawan yang

memiliki motivasi berprestasi dalam dirinya sehingga karyawan dapat mencapai prestasi

kerja yang tinggi. Menurut Mc.Clelland (dalam Sigit, 2003) ada korelasi antara tinggi-

rendahnya motivasi berprestasi dengan tinggi-rendahnya keberhasilan kerja/ usaha.

Orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tingi, lebih berhasil dalam kerja/

usahanya daripada orang yang kebutuhan berprestasi rendah.

  Selanjutnya juga dikatakan oleh McClelland (dalam Sigit, 2003) bahwa tiap orang

sebenarnya memiliki motivasi berprestasi, karena tiap orang ingin mencapai sesuatu,

tetapi besar kecilnya dorongan atau motivasi pada orang-orang itu berbeda-beda

intensitasnya. Timbulnya dorongan atau motivasi pada diri individu disebabkan oleh

adanya rangsangan yang harus diraih untuk memenuhi kebutuhannya. Jika rangsangan

atau stimulus sudah dicapai dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka puaslah seseorang,

jika tidak, maka seseorang masih dalam keadaan ketegangan (Sigit, 2003).

  Motivasi dipengaruhi baik oleh rangsangan dari luar individu maupun rangsangan

dari dalam diri individu. Sehingga upaya-upaya individu atau organisasi untuk

menciptakan motivasi berprestasi pada karyawannya adalah dengan menciptakan hal-hal

yang dapat memotivasi dan situasi-situasi yang mendorong individu untuk lebih memiliki

dorongan dalam berprestasi. Upaya-upaya yang umumnya dilakukan perusahaan untuk

menciptakan motivasi berprestasi pada karyawannya misalnya berupa pemberian insentif/

bonus, promosi untuk jenjang karir, selain itu juga memberikan rangsangan untuk

menumbuhkan karakter dalam kepribadian mental berprestasi sehingga diupayakan

program-program pelatihan kepribadian AMT (Achievment Motivation Training), Peak

  3 Performance, dan pelatihan-pelatihan pengembangan diri yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada karyawannya.

  Motivasi berakar kuat dalam kepribadian individu. Betapapun upaya menumbuhkan

motivasi berprestasi dengan serangkaian rangsangan di lakukan perusahaan hasilnya akan

tidak signifikan seandainya individu yang bersangkutan tidak memiliki kepribadian dan

pandangan positif terhadap dirinya sendiri (Safaria, 2004). Menurut Coopersmith (1993)

kepribadian merupakan cerminan dari konsep diri individu. Kepribadian yang negatif

merupakan refleksi dari individu yang mempunyai pendirian (convention) lemah dan

tertutup (inferior), sehingga gagasan yang ada pada dirinya tidak berharga, sehingga

individu tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk mampu berbuat dan mencapai

harapan-harapannya. Alih-alih individu tersebut selalu terpaku pada ketakutan,

kecemasan akan kegagalan yang pernah di alaminya, sehingga timbul sikap malas untuk

lebih termotivasi (Coopersmith, 1993).

  Pembentukan konsep diri positif pada karyawan merupakan modal awal untuk

karyawan lebih termotivasi dalam berprestasi, sehingga upaya-upaya menimbulkan

situasi dan rangsang tertentu dapat lebih efektif jika karyawan telah memiliki konsep diri.

Karyawan yang memiliki konsep diri positif adalah karyawan yang memiliki

pengetahuan positif dalam cara pandangan, pemikiran atau pendapat tentang dirinya dan

cara pandangan itu hasil dari bagaimana seseorang melihat dan sikapnya terhadap

dirinya, sebagaimana konsep diri yang merupakan cara bagi seseorang untuk melihat

dirinya sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain

(Swastha, 1984).

  4 Konsep diri berhubungan dengan motivai berprestasi, oleh sebab itu PT. Pintu Mas

Mulia Kimia merasa perlu dan penting untuk selalu menumbuhkan motivasi berprestasi

pada karyawannya. Bila motivasi berprestasi para karyawan dapt ditingkatkan, hasil akhir

yang diharapkan meningkatnya produktivitas kerja karyawan. PT Pintu Mas Mulia

Kimia (PT PMMK) merupakan perusahaan trading bahan-bahan kimia yang berkantor

pusat di Jakarta, beroperasi di 6 cabang wilayah yaitu Pekan Baru, Bandung, Jakarta,

Semarang, Solo dan Surabaya. Upaya PT. Pintu Mas untuk selalu menumbuhkan

motivasi berprestai karyawannya terungkap pada saat wawancara awal dengan Staf HRD

perusahaan tersebut. Berbagai upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

berprestasi telah dilakukan oleh perusahaan sehingga karyawan lebih terpacu untuk

mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan telah dilakukan (Suhardi, 2003).

  Upaya yang telah dilakukan PT Pintu Mas Mulia Kimia untuk meningkatkan

motivasi berprestasi karyawannya diantaranya adalah dengan memberikan rangsangan

insentif atau bonus untuk pencapaian target baik untuk individu maupun kelompok,

adanya program promosi berupa kenaikan posisi atau jabatan bagi karyawan yang

berprestasi, pemberian hadiah liburan baik dalam maupun luar negeri untuk pencapaian

target tertentu dan program-program motivasi dan pengembangan diri dengan mengikut

sertakan karyawannya pada pelatihan dan seminar-seminar yang diselenggarakan baik

oleh lembaga internal maupun konsultan dari luar perusahaan.

  Berdasarkan wawancara awal, Staf HRD PT. Pintu Mas Mulia Kimia menyatakan

bahwa upaya-upaya tersebut dirasakan belum optimal dalam meningkatkan dan

menumbuhkan motivasi berprestasi pada sebagian besar karyawannya. Hal ini dapat

dilihat dari indikator adanya beberapa karyawan (15%) yang lebih termotivasi dan

  5

mencapai prestasi dengan adanya program-program yang telah dilakukan perusahaan

namun pada sebagian besar (75%) karyawan motivasi berprestasinya masih tergolong

rata-rata bahkan ada beberapa karyawan yang motivasi kerjanya cenderung menurun

(10%). Pada sebagian besar karyawan ada indikasi kurangnya rasa percaya diri untuk

mencapai target yang ditetapkan perusahaan, kurangnya harapan-harapan diri dan

mempersepsi prestasi hanya untuk tingkat jabatan tertentu.

  Penelitian yang berkaitan dengan Motivasi Berprestasi pernah dilakukan oleh

Prasetyo (2007), yang meneliti tentang Hubungan Persepsi Terhadap Pemberian Insentif

Dengan Motivasi Berprestasi Pada Pemain PERSIS Solo. Penelitian ini mengungkap

dorongan motivasi berprestasi dari luar individu yaitu berupa pemberian insentif dari

pelatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi

pemberian insentif terhadap motivasi berprestasi (sig = 0,000; r = 0,881), semakin tinggi

pemberian insentif maka semakin tinggi motivasi berprestasi pemain sepakbola Persis

Solo, dan semakin rendah pemberian insentif maka semakin rendah motivasi berprestasi

pemain sepakbola Persis Solo. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu dalam hal variabel dependen-nya, sedangkan perbedaannya terletak

pada variabel independen-nya yaitu konsep diri yang merupakan dorongan motivasi

berpresatsi dari dalam invidu sendiri.

  Penelitian lain oleh Sulistyani (1995), tentang Pengaruh Konsep Diri Terhadap

Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Depan Pada Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas II B Klaten. Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara konsep diri terhadap

kecemasan dalam menghadapi masa depan dari para narapidana di Lembaga

  6 Permasyarakatan klas I Malang (sig = 0,000; r = 0,518). Semakin tinggi konsep diri pada

narapidana maka semakin tinggi tingkat kecemasannya, demikian juga dengan usia

semakin tua maka tingkat kecemasannya akan semakin tinggi. Narapidana yang konsep

dirinya terlalu tinggi atau terlalu ideal, ia sering gagal dalam mengatasi tantangan yang

dihadapinya, sebab pandangannya terhadap hidup akan diwarnai oleh kegelapan dan rasa

pesimis. Relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan, keduanya meneliti konsep diri

sebagai variabel independen.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

topik hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada karyawan di PT

Pintu Mas Mulia Kimia (PT PMMK) Surakarta..

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Antara Konsep Diri dengan

  Motivasi Berprestasi pada Karyawan di PT. Pintu Mas Mulia Surakarta”.

  C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan motivasi berprestasi pada karyawan di PT. Pintu Mas Mulia Surakarta.

  D. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan

kontribusi keilmuan bagi bidang Psikologi Industri dan Organiasi. Sebagai bahan kajian

  7

ilmiah tentang bagaimana hubungan konsep diri dengan motivasi berprestasi seorang

individu dalam melakukan pekerjaannya.

  Secara praktis, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran

tentang hubungan konsep diri dengan motivasi berprestasi, sehingga dari hasil pengujian

hipotesis ini dapat menjadi bahan informasi dan evaluasi bagi perusahaan tempat

penelitian ini dilakukan tentang bagaimana hubungan konsep diri individu atau

karyawannya dengan motivasinya dalam mencapai prestasi kerja., sehingga dapat

diupayakan intervensi dan perlakuan-perlakuan yang mengarah pada pembentukan

konsep diri yang lebih baik bagi karyawannya. Bila konsep diri seorang karywan dapat

dibentuk ke arah positif, maka motivasi berprestasi karyawan tersebut dapat dengan

mudah dibangkitkan.

  8 BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

  Menurut Soeito (dalam Dayaksini & Hudaniyah, 2003), konsep diri merupakan

pendapat individu mengenai diri sendiri, dan seperti konsep-konsep lainnya maka konsep

tentang diri hanya terdapat dalam pikiran seseorang dan bukan dalam realitas kongkrit.

Walaupun demikian konsep diri mempuyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan

perilaku yang ditampilkan seseorang.

  Menurut Loundon dan Bitta (dalam Baron & Byrne, 2003) konsep diri adalah

persepsi kepribadian individu terhadap dirinya sendiri. Selanjutnya menurut Shaw dan

Chostanzo (dalam Baron & Byrne, 2003) konsep diri adalah penerimaan diri seperti

ditentukan dalam situasi sosial. Konsep diri berasal proses interaksi sosial dan terbentuk

saat mereka melihat dirinya seperti yang ditunjukkan orang lain.

  Gellerman (dalam Baron & Byrne, 2003) mengatakan bahwa konsep diri adalah

ide-ide mengenai diri kita sendiri dan dari tekanan untuk berperilaku sesuai dengan ide-

ide itu.

  Swastha (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa konsepdiri merupakan cara bagi

seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai

gambaran tentang diri orang lain.

  9 Jadi konsep diri merupakan pandangan, pemikiran atau pendapat seseorang tentang

dirinya, pandangan itu hasil dari bagaimana seseorang melihat dan sikapnya terhadap

dirtinya.

  Konsep diri merupakan suatu fokus perhatian yang diletakkan pada kajian tentang

kondisi-kondisi masa lalu seseorang yang berpengaruh terhadap perkembangan

kepribadian positif maupun negatif orang tersebut. Kepribadian negatif merupakan

refleksi dari individu yang mempunyai pendirian (convention) lemah dan tertutup

(inferior), sehingga gagasan yang ada pada dirinya tidak berharga dan tidak dapat

mempengaruhi kelompoknya. Selain itu kepribadian juga merupakan refleksi dari

harapan-harapan yang ada pada diri individu yang segera akan diujudkan dalam situasi

baru. Harapan-harapan yang berhasil ia capai atau pengalaman yang mengembirakan

pada masa lalu akan menyebabkan ia mempunyai sikap yang menyakinkan (confident

posture

  ). Akan tetapi, penolakan (rejection) dan kegagalan dari apa yang ia harapkan

akan menimbulkan rasa takut (apprehention), cemas (anxiety), dan sikap malas (lack of

persistence ). (Coopersmith, 1993, hal. 26 ).

2. Pembentukan Konsep Diri

  Menurut Pujijogyanti (dalam Dayaksini & Hudaniyah, 2003), konsep diri terbentuk

atas dua komponen yaitu : komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif

merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya, dan akan memberikan

gambaran tentang dirinya dan akan membentuk citra diri. Komponen efektif merupakan

penilaian individu tentang dirinya, penilaian tersebut membentuk penerimaan terhadap

diri dan harga diri individu. Konsep diri tidak dapat dipisahkan dengan harga diri karena

harga diri menjadi dasar pembentukan konsep diri (Dayaksini & Hudaniyah, 2003).

  10 Konsep diri salah satunya dipengaruhi oleh interaksi yang dilakukan oleh individu,

namun disamping itu konsep diri juga mempengaruhi interaksi yang dilakukannya.

  

Dalam interaksi, inddividu dapat mengatur kesan yang dibentuk orang lain terhadap

dirinya, sehingga lingkungan sekitarnya memiliki kesan tertentu terhadap dirinya (Shaw

dan Costanzo (dalam Baron & Byrne, 2003).

  Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor

yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam hubungan dengan individu

lainnya. Konsep diri yang dimiliki oleh seseorang akan berubah sesudah dewasa

(Gellerman dalam Baron & Byrne, 2003).

  Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang

diri sendiri karakteristik fisik, psikologis, sosial dan emosial, aspirasi dan prestasi semua

konsep diri mencakup citra fisik dan psikologis diri. Citra fisik diri biasanya terbentuk

pertama-tama dan berkaitan dengan penampilan fisik, daya tariknya dan kesusaiannya

dengan jenis kelaminnya dan pentingnya berbagi bagian tubuh untuk perilaku dan harga

diri di mata yang lain (Sulistiyani, 1995)..

  Citra psikologis diri sendiri didasarkan atas pikiran, perasaan dan emosi, citra diri

ini terdiri atas kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan

(Suryabrata, 1984).

  Mengkoordinasikan citra fisik dan psikologis diri seringkali sulit, akibatnya

individu cenderung berfikir tentang diri sendiri sebagai memiliki dua kepribadian dengan

penampilan tersendiri dan kepribadian tersendiri. Dengan bertambahnya usia, konsep

fisik dan psikologis diri secara berangsur-angsur menyatu dan mempunyai anggapan

sebagai individu tunggal (Fahmi, 1991).

  11

  3. Macam-macam Konsep Diri Adapun macam – macam konsep diri adalah sebagai berikut: a Konsep diri ideal

  Yang dimaksud dengan konsep diri ideal adalah aspirasi tentang sosok dan kepribadian yang didambakannya dan bukan apa yang ingin dicapainya. Konsep diri yang ideal antara lain mencakup wajah yang diinginkan dan kemampuan apa saja yang diinginkan. Apabila konsep diri ini berorientasi masa yang akan dating maka konsep diri ini biasanya tidak realistis, karena hanya sedikit individu yang merasa puas dengan keadaan dirinya sendiri. b Konsep diri aktual Yang dimaksud dengan konsep diri actual adalah pandangn atau pikiran yang ada pada diri sendiri atau individu yang bersangkutan. Konseo diri ini merupakan gabungan antara keyakinan yang dimiliki orang tentang dirinya yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosialdan emosional, aspirasi dan prestasi. Terbentuknya konsep diri ini berdasar atas keyakinan mengenai pendapat orang yang penting dalam kehidupannya. ( Hurlock, 1988, hal 59 ).

  4. Faktor-faktor Yang Membentuk Konsep Diri Menurut Fahmi (1991) konsep diri seseorang dibentuk oleh: a Kondisi organ pengindera

  Kondisi organ pengindera mempengaruhi perkembangan konsep karena merupakan saluran yang dilalui kesan indera dalam perjalanannya ke otak Apabila organ pengindera berfungsi baik, artinya dapat membedakan hal-hal yang positif

  12 maupun yang negatif, maka konsep diri yang terbentuk akan dapat dibedakan pula konsep diri yang positif maupun yang negatif. b Intelegensia Tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan untuk menangkap dan mengerti, yaitu aspek kognitif dari konsep sehingga dapat membentuk konsep diri seseorang berdasarkan aspek kogbitif yang dimenegrtinya. c Kesempatan belajar Semakin bertambah usia semakin banyak kesempatan yang disediakan oleh lingkungan untuk belajar, misalnya : sekolah, masyarakat, sehingga proses belajar dapat menambah pengetahuan dan mematangkan konsep diri seseorang. d Tipe pengalaman Perkembangan konsep diri periode awal didasarkan pada pengalaman melalui pengalaman orang lain. Pengalaman yang merupakan proses interaksi sosial dengan orang lain akan membentuk konsep diri individu yaitu terbentuk saat mereka melihat dirinya seperti yang ditunjukkan oleh orang lain. e Jenis kelamin Sejak lahir individu telah dapat berfikir dan bertindak dengan cara yang dianggap sesuai untuk jenis kelaminnya, hal ini tercermin dalam arti yang diasosiasikan dengan berbagai benda dan pengalaman. f Kepribadian Individu memandang kehidupan dengan menggunakan suatu kerangka acuan, dimana individu memainkan peranan sentral. Individu yang mempunyai kepribadian baik yaitu yang memandang diri sendirinya sendiri, kemampuan dan

  13 hubungan dengan masyarakat secara realistis, sedangkan yang mempunyai kepribadian buruk penyesuaiannya cenderung mempunyai konsep tidak realistis tentang diri sendiri dan orang lain.

B. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

  Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak. Sage (Setiadarma,

2000) mengemukakan bahwa motivasi adalah arah dan intensitas usaha seseorang. Arah

usaha adalah situasi yang menarik dan membangkitkan minat seseorang sehingga ada

upaya untuk mendekatinya, sedangkan intensitas adalah besarnya seseorang untuk dapat

mendekati situasi atau kondisi yang diminatinya.

  Menurut Barelson dan Stainer (Gunarso, 1989) motivasi adalah kekuatan dari dalam

yang menggerakkan dan mengarahkan membawa tingkah laku ke tujuan. Krech

(Gunarso, 1989) menyatakan bahwa motivasi adalah kesatuan keinginan dan tujuan

menjadi pendorong untuk bertingkah laku.

  Murray (Setiadarma, 2000) menyatakan bahwa motivasi adalah upaya seseorang

untuk menguasai tugasnya. Kamslesh (Gunarso, 1989) mendefinisikan motivasi sebagai

kecenderungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku yang terkendali sesuai

kondisi dan kecenderungan mempertahankannya.

  Setiadarma (2000) berpendapat bahwa motivasi berprestasi adalah orientasi

seseorang untuk tetap berusaha memperoleh hasil terbaik semaksimal mungkin dengan

dasar kemampuan untuk tetap bertahan sekalipun gagal dan tetap berupaya

menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena merasa bangga untuk mampu menyelesaikan

  14

tugasnya dengan baik. Menurut Sprinthall (dalam Ninawati, 2002) motivasi berprestasi

adalah sebuah motivasi intrinsik untuk meraih sesuatu demi prestasi disamping beberapa

jenis motif lain.

  Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengerjakan sesuatu untuk

menjadi lebih baik atau lebih efisien daripada sebelumnya (Mc. Clelland, dalam Asnawi,

2002). Dwedi dan Herbert (Asnawi, 2002) mengemukakan motivasi berprestasi sebagai

dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran keunggulan

dibanding standarnya sendiri maupun orang lain.

  Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah

dorongan yang berasal dari dalam individu untuk mengerjakan sesuatu dengan

semaksimal mungkin agar bisa memperoleh prestasi lebih baik dan efisien dari

sebelumnya.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

  McClelland menemukan tiga macam motivasi yang sangat mempengaruhi

kemajuan, keberhasilan dan kinerja individu atau organisasi, yaitu motivasi berprestasi (n

Ach

  ), motivasi kekuasaan (n Pow), dan motivasi afiliasi (n Aff). Dalam lingkup yang

lebih luas, ketiga macam motivasi ini juga menentukan kemajuan peradaban suatu

negara. Negara-negara yang maju, menurut penelitian McClelland, penduduknya secara

mayoritas mempunyai motivasi berprestasi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan

negara-negara kurang maju (Robbins, 2003) Motivasi berprestasi yang dibedakan menjadi 3 (tiga ) macam tersebut (n Ach, n Pow dan n Aff) ditandai dengan dorongan dari individu untuk memperoleh kesuksesan

yang maksimal, menyukai tantangan pekerjaan, ingin menghasilkan prestasi yang tinggi

  15

dan semangat bersaing untuk menjadi yang terbaik. McClelland meneliti motivasi

berprestasi ini melalui sebuah tes yang dinamakan TAT (The Tematic Appercetion Test)

yaitu sebuah tes psikologi yang berisi gambar-gambar manusia yang sedang beraktifitas

di dalam berbagai setting dan kondisi. Sebagai contoh gambar seorang pria yang sedang

duduk di meja kerjanya, di depannya ada lembaran kertas, di mejanya ada foto

keluarganya, dan gambar ini bisa menimbulkan interpretasi ganda dengan melihat bahwa

laki-laki itu seperti menatap foto keluarganya dan seperti berkonsentrasi pada

pekerjaannya (Mcclelland dalam Safaria, 2004).

  Selanjutnya, masih menurut McClelland, ada tiga ciri utama dari individu-individu yang memiliki n Ach tinggi, yaitu: a Mereka-mereka ini lebih memilih tugas-tugas yang menantang dengan resiko yang sedang (moderate risk taking). Individu dengan n Ach yang tinggi lebih memilih tugas-tugas yang mengandung resiko sedang, artinya mereka secara hati- hati mengkalkulasikan berapa persen tingkat kegagalannya dan berapa persen tingkat kesusksesannya. Jika tingkat kegagalannya lebih besar, maka mereka berusaha untuk tidak menerima tugas tersebut. Mereka ini memiliki sikap yang realistis sekaligus pragmatis ketika berusaha mencapai dan memenuhi tujuan prestasinya. b Membutuhkan umpan balik yang segera (need for immediate feedback). Individu dengan n Ach yang tinggi lebih menyukai tugas-tugas yang memberikan umpan balik segera dan spesifik, sehingga mereka bisa mengukur kemajuan setiap tindakannya menuju tujuan. Pekerjaan yang disukai mereka seperti marketing

  16 yang menyediakan secara cepat hasil dari usahanya dengan kriteria yang jelas dan obyektif, yaitu angka penjualan produk. with c Kepuasan secara instrinsik dari penyelesaian tugas (satisfaction accomplishments

  ). Individu dengan n Ach tinggi lebih puas akan penyelesaian tugas secara instrinsik dari pada kepuasan ekstrinsik seperti uang. Mereka ini tidak berorientasi pada hadiah ekstrinsik seperti uang, dan hanya menganggap uang/bonus hanya sebgai ukuran atas prestasi kerja mereka, dan bukan tujuan utamanya (McClelland dalam Safaria, 2004).

3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

  Aspek-aspek motivasi berprestasi pada individu mempunyai ciri-ciri tingkat

kepercayaan tinggi, tanggung jawab, menetapkan sendiri tujuan prestasi, menunjukkan

aktivitas berprestasi, tidak putus asa. Berdasarkan hal tersebut Haditono (1979) dan

Martaniah (1982) dalam Prasetyo (2007) menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi

terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut: a Suka berusaha dan bekerja keras

  1). Memiliki dorongan yang kuat untuk maju 2). Usaha yang gigih dalam meraih prestasi 3). Tidak cepat merasa puas akan hasil yangdicapai b Mengantisipasi terhadap kegagalan 1). Memahami kekurangan diri sendiri 2). Memahami situasi sekitar 3). Bersikap optimis untuk menang pada setiap pertandingan c Usaha mengungguli prestasi yang pernah dicapai

  17 1). Membandingkan prestasi yang pernah dicapai 2). Meningkatkan kualitas permainan 3). Keinginan untuk selalu berprestasi d Kompetensi untuk mengungguli prestasi orang lain 1). Mengenali kualits permainan orang lain

  2). Berusaha selalu menang dalam setiap pertandingan e Kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas 1). Menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya 2). Menunjukkan hasil yang maksimal dan memuaskan 3). Bertanggung jawab terhadap tugas yang diemban f Kepercayaan pada diri sendiri 1). Memahami kemampuan diri sendiri 2). Keyakinan yang tinggi pada diri sendiri

Dokumen yang terkait

Hubungan antara penerimaan orangtua dan konsep diri dengan motivasi berprestasi remaja pernyandang Tunadaksa

1 3 114

Perbedaan motivasi berprestasi antara karyawan kontrak dan karyawan tetap pada PT.BRI [Persero] cabang Singkawang.

0 0 113

Hubungan motivasi berprestasi dan iklim organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan tetap P.T. bank x cabang y

1 1 20

Hubungan antara persepsi karyawan terhadap kompensasi dengan motivasi berprestasi pada karyawan bagian produksi di PT Indramukti Segara - Sidoarjo - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Hubungan antara persepsi karyawan terhadap kompensasi dengan motivasi berprestasi pada karyawan bagian produksi di PT Indramukti Segara - Sidoarjo - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 26

Hubungan antara persepsi karyawan mengenai benefit dengan motivasi berprestasi karyawan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 16

Hubungan antara persepsi karyawan mengenai benefit dengan motivasi berprestasi karyawan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 26

Perbedaan motivasi berprestasi antara karyawan kontrak dan karyawan tetap pada PT.BRI [Persero] cabang Singkawang - USD Repository

0 0 111

Hubungan pelaksanaan program kesejahteraan dengan motivasi kerja karyawan : studi kasus pada karyawan bagian pemasaran penerbit-percetakan Kanisius Yogyakarta - USD Repository

0 0 158

Hubungan antara pola asuh demokratis dengan harga diri pada remaja - USD Repository

1 2 99