Hubungan antara persepsi terhadap dukungan suami dengan Fear of Success pada wanita karir - USD Repository

  HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA KARIR

skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Caecilia Apri Setyarini

  

NIM : 049114073

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

Motto

“Doa Menatap Masa Depan”

  

Tuhan, biarkanlah aku menyadari, bahwa Engkau ada dan akan hadir, bahwa

Engkau tak akan menyerahkan dunia ini kepada kuasa nasib, bahwa Engkau

selalu mencipta yang baru.

Apa yang telah berlalu, terletak ditangan – Mu.

Apa yang menunggu di depanku, Engkaulah telah menentukan bagiku, maka

bebaskanlah aku dari kekhawatiran yang menggelisahkanku, dari perhitungan

dan perencanaanyang meruwetkanku, dari keterburuan yang menyesakkan

napasku, yang memacu aku kesana kemari di siang hari dan mengganggu

tidurku dimalam hari .

Tuhan, biarkanlah aku menyadari, bahwa kekuasaan – Mu akan terus

berlangsung di dunia ini, bahwa Engkau telah menjanjikan masa depan

yang baik dan terang bagiku....

  

( Gabrielle Miller)

  

Karya yang Sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ω Jesus Christ Ω Bapak & Mama tercinta Ω Jagoan – jagoan kecilku tercinta

  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat hasil karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Juni 2010 Penulis (Caecilia Apri Setyarini)

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SUAMI

DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA KARIR

Caecilia Apri Setyarini

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

persepsi terhadap dukungan suami dengan fear of success pada wanita karir. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini, yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap dukungan suami

dengan fear of success pada wanita karir. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawati yang

sudah menikah yang bekerja di Kantor Dinas Pajak Daerah dan Pengelolalan Yogyakarta.

  

Adapun jumlah subyek dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dengan menggunakan

tehnik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua

skala pengukuran model Likert, yaitu persepsi terhadap dukungan suami dan fear of success

pada wanita karir. Uji skala dilakukan pada

30 karyawati yang sudah menikah PD. BPR BKK Boyolali. Koefisien pada skala persepsi terhadap

dukungan suami sebesar 0.976 dan pada skala fear of success pada wanita karir sebesar

  

0.973. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan tehnik korelasi Product Moment

dari Carl Person, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi terhadap

dukungan suami dengan fear of success pada wanita karir. Hal ini dapat di lihat dari koefisien

korelasi yang bernilai

  • –0,905 (p<0,05). Kata kunci : persepsi, fear of success, wanita karir.

  

THE CORRELATION BETWEEN PERCEPTION UPON HUSBAND

SUPPORT WITH FEAR OF SUCCESS IN CARREER WOMAN

Caecilia Apri Setyarini

  

ABSTRACT

This goal of this research was to find out correlation between perception upon

husband support with fear of success in women career in the workplace at Kantor Dinas Pajak

  

Daerah dan Pengelolalan Yogyakarta. The hypothesis proposed in this research was that

there was a correlation between perception upon husband support with fear of success in

women career.The subjects in this research were women career of who Kantor Dinas Pajak

Daerah dan Pengelolalan Yogyakarta who have been married. The sample of this research was

included 30 woman career that acquired by porposive sampling.Data gathering method used in

this research was used Likert rating scales, which were divided into perception upon husband

support and fear of success in career women. The try out scale had been done to 30 career

women of Kantor PD. BPR BKK Boyolali who have been married. The reliability coefficient on

perception upon husband support 0.976 on fear of success in career women scale. The

data was analyzed by using correlational Product Moment technique, and the result showed

that there was a correlation between perception upon husband support with fear of success in

career women. This result can be see from the correlation coefficient in the amount of –0.905

(p<0.05).

  Keyword : perception, career women, fear of success

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Caecilia Apri Setyarini

  Nomor Mahasiswa : 049114073 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaann universitas sanata dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Suami

Dengan Fear Of Success Pada Wanita Karir

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya berikan

kepada perpustakaan universitas sanata dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberikan

royalti kepada saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di yogyakarta Pada tanggal : 21 Juni 2010 Yang menyatakan Caecilia Apri Setyarini

KATA PENGANTAR

  Akhirnya selesai juga. Kelegaan yang dirasakan penulis ketika

menyelesaikan penulisan skripsi yang telah disusun ini. Pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucapakn Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas setiap

kebaikan, kasih, berkat dan mukjizat yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

  Dua tahun bukanlah waktu yang singkat bagi penukis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Namun berbekal tekad, keyakinan, harapan, motivasi, dan dukungan

dari berbagai pihak, akhirnya penulis mampu melewati tahapan ini dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skrpsi ini penulis banyak

mengalami kesulitan dan kendala yang harus dihadapi. Akan tetapi, berkat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan dan kendala tersebut

dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini perkenankan saya untuk

mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Jesus Christ yang tidak pernah meninggalkanku, memberiku kekuatan, berkat

yang luar biasa dalam hidupku, walau aku tidak berjalan lurus. Namun selalu memberiku kesempatan untuk bangkit dan kembali pada jalan yang indah yang telah direncanakan – Nya.

  

2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan, memberikan

  

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu, kesempatan, kesabaran, motivasi, dukungan dan saran dalam membimbing penulis selama proses penulisan skripsi serta terima kasih atas saran yang Ibu berikan membuat saya mampu bangkit dan berpikir secara realistis.

  

4. Dosen penguji, Bapak Agung Santosa, S. Psi, MA dan Ibu P. Henrietta

PDADS, S. Psi, terimakasih atas saran-saran positif yang diberikan sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik“.

  

5. Ibu P. Henrietta PDADS, S. Psi selaku dosen pembimbing akademis yang

telah memberikan waktu, bantuan, solusi, saran, nasehat dan semangat kepada penulis dan membuat penulis semakin merasa jauh lebih kuat.

6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama menempuh bangku perkuliahan.

  

7. Seluruh staf Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas

Doni dan Mas Muji yang telah memberikan kenyamanan selama penulis menempuh bangku perkuliahan.

  

8. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di Kantor Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Yogyakarta.

  

9. Kantor Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Yogyakarta, Ibu

Indah terimakasih atas bantuan untuk menyebar kuesioner kepada karyawati-

  

10. Karyawati-karyawati Kantor Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan

Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner.

  

11. Bapak dan Mama. Terima kasih buat kasih sayang, kesabaran, dukungan,

semangat, doa dan fasilitas yang diberikan. Tanpa Bapak dan Mama, aku tidak akan bisa menjadi seperti ini. Terimakasih dan mohon maaf karena telah mengecawakan Bapak dan Mama.

  

12. Anak-anakku tercinta (Bonaventura dan Marcello). Jagoan-jagoan kecilku.

  

Kalian penyemangat dalam hidupku, maapkan kesalahan mama nak... Akan

kulakukan yang terbaik bagi kalian walau harus sendiri.. i love u all...

  

13. Adik-adikku tercinta (Christine dan Gita) yang telah memberikan kasih sayang

dan bantuan. Jadilah anak-anak yang mandiri. Apa yang terjadi denganku merupaka sebuah pelajaran bagi kalian. Jangan kecewakan Bapak dan Mama lagi..

  14. Suamiku...Makasih

  

15. Soulmateku...Terimakasih atas semuanya, yang sabar, yang kuat...tetap

smangat mencapai harapan-harapan dan cita. Jadikan masa depan jauh lebih baik.

  

16. Sahabat-sahabatku “JenK Cratz Family”. Jeng-jengku, akhirnya aku menyusul

kalian jeng... Jeng Ndul, aku kangen JJM lagi, makan malam breng, shoping bareng, ngrumpi bareng, tidur bareng. Makasih jeng atas saran-saranmu yang membuatu bangkit dan kuat. Jeng Munz, makasih jeng sudah memberiku

  Sha, makasih mengingatkanku untuk selalu ingat kepada Jesus Christ, bahwa Dia mempunyai suatu rencana yang indah, sperti pelangi sehabis hujan jeng.

  Hehe...Jeng-jengku aku kangen kalian semua...kangen curhat-curhatan, jalan- jalan, shoping, ngopi-ngopi, maem bareng..kkkaaaannnngggeeennn....ayo jeng kita gapai masa depan kita...

  

17. Dian dan Rani Terimakasih jeng atas keluarga kecil selama 3 tahun dengan

hidup bersama 1 tahun. Aku kangen bobo bareng lagi. Ngrumpi, masak, nonton pilen, nonton tipi, maem bareng, jalan-jalan. Depie, aku yo kangen sama kamu..kangen ngata-ngatain kamu. Hehe... makasih ya pie walau cuma setengah tahun tinggal 1 atap.hehe...

  

18. Ruri makasih ya jeng atas info, dukungan, saran yang kamu berikan

untukku...ayo jeng semangat...Galih, kemana aja kmu jeng?????ayo jeng ga boleh males-malesan!!!

  

19. Moko, makasih ya dah diajarin SPSS dan dibantuin oldanya. Hehe... Widi

makasih ya abstraknya..besok lagi ya..hehe...

  

20. Teman-teman psikologi angkatan 2004. Mae, Adip, Pandu, Mita, Pristi, Tinul,

Betty, Wulan , Ine, Devi, Budi, Aji, Sika, Helen, Sisri, Yuni, Panji, Anang, Beli, Vontel, Yoyok, dan masih banyak lagi yang ga mungkin disebutkan satu- satu..terimakasih atas kebersamaannya yyyaaa....

  

21. Teman-teman KKNku...kok jadi ilang satu-satu. Ade, Budi, Aji, Putri, Hilda,

Lala, Widi, Astrid. Terimakasih sudah menjadi 1 keluarga walau hanya 1

  

23. Seluruh Karyawan Universitas Sanata Dharma Paingan . Ibu Anik (Kabag

Perpustakaan Paingan). Terimakasih Bu atas bantuannya dalam menyelesaikan masalah administrasi.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangannya, oleh sebab itu penulis dengan hati terbuka menerima masukan

dan kritik yang membangun.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ …...... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ……………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

MOTTO ..... ........ ....................................................................................... .... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

ABSTRAK ..... ….. ............................................................................................. vii

ABSTRACT....... ….. ...................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................................... x

DAFTAR ISI.............. ......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xx

BAB

  I PENDAHULUAN

  C. Manfaat Penelitian ...................................................................

  9 1. Manfaat Teoritis .................................................................

  9 2. Manfaat Praktis ..................................................................

  9 BAB

  II LANDASAN TEORI A. Persepsi terhadap Dukungan Suami.........................................

  11 1. Pengertian Persepsi ............................................................

  11 2. Dukungan Suami ................................................................

  13 3. Aspek-aspek Dukungan Sosial..........................................

  15 B. Fear Of Success .......................................................................

  17 1. Pengertian fear of success ..................................................

  17 2. Ciri-ciri fear of success ......................................................

  18 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi fear of success............

  23 4. Dampak fear of success......................................................

  26 C. Wanita Karir.............................................................................

  27 D. Fear of Success pada Wanita Karir ..........................................

  28 E. Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Suami dengan Fear of Success pada Wanita Karir ..........................................

  30 F. Hipotesis...................................................................................

  34 BAB

  III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................

  36 B. Variable Penelitian ....................................................................

  36

  2. Fear of Success .....................................................................

  A. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................... 51

  3. Uji Hipotesis ...................................................................... 59

  2. Uji Linearitas...................................................................... 59

  1. Uji Normalitas .................................................................... 57

  D. Uji Asumsi Data Penelitian ...................................................... 57

  2. Deskripsi Data Penelitian ................................................... 56

  1. Deskripsi Subyek Penelitian .............................................. 54

  C. Deskripsi Subyek dan Data Penelitian ..................................... 54

  B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 53

  50 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  38 D. Lokasi Penelitian ......................................................................

  49 I. Metode Analisis Data ...............................................................

  46 3. Reliabilitas .........................................................................

  45 2. Uji Kesahihan Item ............................................................

  45 1. Validitas .............................................................................

  44 H. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................

  39 G. Uji Coba Alat Ukur ..................................................................

  39 F. Metode Pengumpulan Data .....................................................

  38 E. Subyek Penelitian.....................................................................

  E. Pembahasan.............................................................................. 61

  B. Saran......................................................................................... 69

  1. Suami ................................................................................. 70

  2. Wanita Karir....................................................................... 70

  3. Peneliti Selanjutnya............................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71

LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skoring ............................................................................................

  40 Tabel

3.2 Blueprint Persespsi terhadap Dukungan Suami ..............................

  42 Tabel

  

3.3 Distribusi Item Persepsi Terhadap Dukungan Suami Sebelum

Uji Coba .........................................................................................

  42 Tabel

3.4 Blueprint Fear of Success ...............................................................

  43 Tabel

3.5 Distribusi Item Fear of Success ......................................................

  44 Tabel

3.6 Penyebaran Item Sahih Persepsi terhadap Dukungan Suami..........

  47 Tabel

3.7 Penyebaran Utem Sahih Fear of Success ........................................

  48 Tabel

4.1 Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur ...........................................

  55 Tabel

4.2 Klasifikasi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendidikan .....................

  56 Tabel

4.3 Deskripsi Data Penelitian ................................................................

  57 Tabel

4.4 Hasil Uji Normalitas Sebaran..........................................................

  58 Tabel

4.5 Rangkuman Uji Korelasi Product Momen ......................................

  60

  DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Suami dengan Fear

  of Success pada Wanita Karir...................................................... 35

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman Ibu Kartini, sulit bagi wanita untuk menempuh pendidikan

  seperti laki-laki. Sejak kecil wanita sudah dilatih untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Wanita dipersiapkan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik dan cekatan. Kalaupun wanita boleh bersekolah, itu hanya untuk kaum bangsawan dan sebatas bisa membaca dan menulis. Masyarakat mendudukkan wanita untuk menangani tugas-tugas rumah tangga (domestik), sementara laki-laki mempunyai tugas untuk mencari nafkah di luar rumah (peran publik). Pembagian peran ini membawa pengaruh yang sangat besar terhadap keterlibatan wanita dalam mengambil keputusan, khususnya dalam hidup bermasyarakat. Wanita jarang dilibatkan, bahkan tidak pernah diajak bermusyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan tatanan sosial kemasyarakatan Indonesia masih didominasi laki-laki.

  Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, perkembangan teknologi dan perubahan sosial, terutama maraknya gerakan emansipasi wanita, membuat wanita mempunyai peluang khusus untuk dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya serta mengaktualisasikan dirinya. kebangkitan kaum perempuan secara massal di segala bidang kehidupan. Modernisasi telah memberikan peluang yang sama bagi setiap individu baik laki- laki maupun perempuan. Sekarang ini sudah banyak wanita yang tidak lagi mempergunakan sebagian besar hidupnya semata-mata hanya untuk urusan rumah tangga saja, tetapi juga memikirkan pekerjaan di luar rumah sebagi unsur penting dalam kehidupannya. Keadaan-keadaan itulah yang akhirnya memunculkan wanita karir dan pertambahan pesat jumlah angkatan kerja wanita Indonesia. Cacatan dari Biro Pusat Statistik (1992), pada tahun 1980 jumlah angkatan kerja wanita adalah 21.2 juta (32.4% jumlah wanita Indonesia), sedangkan pada tahun 1990 meningkat menjadi 25.4 juta (38.8% jumlah wanita Indonesia). Selain itu, Biro Pusat Statistik pada tahun 2003 mencatat dari 100. 316.007 jumlah angkatan kerja, 35.37 % nya adalah angkatan kerja wanita. Sedangkan catatan Biro Pusat Statistik pada tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja pada wanita, pada bulan Februari 2006 angkatan kerja wanita berjumlah 33.31 juta dan bertambah menjadi 35.43 juta pada bulan Februari 2007.

  Pesatnya laju pertumbuhan tingkat partisipasi angkatan kerja pada wanita ini membuktikan telah terjadi peningkatan aspirasi wanita untuk bekerja dan berkarir. Selain sebagai wanita yang bekerja dan berkarir, mereka diharapkan dapat memiliki kedudukan yang berarti di tempat kerjanya, berprestasi dan berani menerima tantangan dalam pekerjaannya, tidak hanya sekedar bekerja saja. Wanita mengembangkan kemampuannya sehingga dapat dengan aktif menyampaikan ide- ide yang dimilikinya, pemikiran, maupun dalam mengambil suatu keputusan.

  Namun dalam kenyataannya, ada beberapa kendala yang dialami oleh wanita dalam mengoptimalkan karirnya, yaitu berkaitan dengan faktor-faktor sosial dan kultural yang ada di dalam masyarakat, misalnya seperti faktor jenis kelamin dan peran seks karena adanya pandangan tentang wanita sebagai orang yang lemah, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dan harus dilindungi dari kegiatan-kegiatan tertentu (Munandar, 1998). Selain itu, masyarakat juga sering kali memandang sepele bahwa kompetensi, kemandirian, kompetisi dan prestasi intelektual tidak searah dengan feminitas seorang wanita (Horner, 1978).

  Wanita karir tidak ingin gagal, namun di sisi lain mereka juga tidak mau mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Keberhasilan tampaknya sangat menakutkan banyak wanita yang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang penting dalam perjalanan hidup mereka. Hal ini berkaitan dengan konsekuensi negatif yang akan diterimanya. Mereka takut akan keberhasilan karena mereka tidak ingin dianggap maskulin, tidak menarik bagi kaum pria, sulit mendapatkan perhatian dan perlindungan dari lawan jenis. Menurut Horner (Dowling, 1992) wanita takut kehilangan “kelayakan” sebagai teman kencan atau pasangan hidup dan wanita berpikir bahwa keberhasilan secara profesional akan Horner (Dowling, 1989), fenomena seperti ini akan menimbulkan fear of success yaitu ketakutan wanita akan keberhasilan, karena akan diterimanya konsekuensi negatif dari masyarakat. Para wanita khawatir bahwa keberhasilannya dalam dunia kerja justru akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga, karena dengan posisinya yang semakin menonjol, suami tidak dapat menerima dan merasa tersaingi. Selain itu Horner (Dowling, 1989) juga mengemukakan bahwa fear of

  

success dapat muncul karena adanya anggapan bahwa kesuksesan identik dengan

  sifat maskulin, sehingga lebih pantas diraih oleh kaum pria. Wanita menghindari sukses karena takut akan kehilangan feminitasnya, seperti tidak lagi menarik dihadapan pria.

  Secara umum pria memang menyukai wanita yang bekerja di luar rumah, akan tetapi dipihak lain mereka tidak mengharapkan yang berkarir adalah istrinya sendiri. Jessie Bernard (Dowling, 1992) mengatakan bahwa keagresifan, dorongan dan kemauan untuk berhasil yang merupakan kualitas-kualitas yang disyaratkan untuk memperoleh pekerjaan berpenghasilan tinggi dimayarakat kita adalah justru tidak diinginkan dari diri para istri oleh para suami. Selama ini budaya terlanjur “memanjakan” suami untuk selalu dilayani oleh istrinya, sehingga istri yang bekerja akan merasa bersalah jika suaminya terabaikan dengan memberi alasan bahwa dia mencari nafkah bagi anak istrinya.

  Menurut Hubies (1998) Budaya telah menuntun wanita ke arah membersihkan rumah (seperti mencuci atau menyapu). Istri harusnya meningalkan karir demi suami; istri tidak boleh ”lebih” dari suami, dan lain-lain. Hubies juga mengatakan bahwa data empiris menunjukkan masih banyak lelaki yang belum siap menikah dengan wanita yang mempunyai gaji yang lebih, berposisi lebih tinggi, lebih pintar, lebih terkenal, karena keegoannya sebagi lelaki akan terusik (Hubies, 1998).

  Burke (Bell, 1978) melakukan penelitian, dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa, suami sulit menerima apabila karir istrinya lebih mapan dan tinggi daripada dirinya sendiri. Keadaan seperti inilah yang akan membuat istri takut untuk berkarir lebih tinggi daripada suaminya.

  Kondisi-kondisi seperti diatas membuat wanita cenderung merasa tidak nyaman merasakan kesuksesan yang diperolehnya, sehingga pada akhirnya mereka akan mencoba untuk menurunkan prestasi mereka atau bahkan akan mematikan kemampuan untuk berhasil itu sendiri (Krueger, 1994). Wanita cenderung puas hanya dengan sekedar bekerja dan memperoleh penghasilan yang cukup saja tanpa memperoleh prestasi atau keberhasilan. Kalaupun terjadi suatu keberhasilan, wanita jarang menganggap hal tersebut adalah hasil dari kemampuannya sendiri melainkan hanya sekedar keberuntungan saja, tetapi bila terjadi kegagalan dengan segera wanita akan menyalahkan dirinya sebagai penyebab atau sebagai orang yang bertanggung jawab (Dowling, 1992). Dukungan keluarga, khususnya suami tangganya sendiri karena dengan meningkatnya karir istri dapat meningkatkan ekonomi keluarga, akan tetapi di sisi lain akan dapat menimbulkan konflik dalam rumah tangga yang berkaitan dengan peran dan tanggung jawab suami dan istri. Dengan demikian, maka diperlukan penyesuaian pandangan antara suami dan istri tentang peran masing-masing dalam rumah tangga (Mappiare, 1983).

  Konflik yang dialami wanita tersebut timbul antara lain sudah menjadi sistem nilai yang dihayati, hasil sosialisasi mereka di masa kecil sehingga mempengaruhi cara berpikir, pola tindakan, pola perasaan dan interaksi mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai individu dalam masyarakat, wanita juga tidak lepas berdiri sendiri, melainkan hidup dalam konteks lingkungan sosial budayanya seperti peran-peran sosial, nilai dan norma budaya yang ada (Poerwandari, 1996). Oleh karena itu nilai-nilai tradisional yang sejak kecil sudah ditanamkan pada para wanita tampaknya sulit untuk dihilangkan, bahkan dapat menjadi tekanan sosial dan konflik batin sebelum dan setelah mereka memutuskan menjadi wanita karir. Tentunya budaya seperti ini akan membawa pengaruh bagi wanita. Banyak wanita yang merasa “senang” berada dibawah perlindungan pria. Ia mengakui superioritas pria baik disadari maupun tidak, sehingga bila suatu saat dalam dunia kerja, wanita menduduki posisi puncak, dimana dirinya harus membawahkan pria, maka kondisi ini justru dapat menimbulkan ketidaknyamanan, dianggap tidak lazim atau tidak pantas, sehingga wanita menghindari hal itu. Maka dalam memberikan dorongan dan dukungan pada istri, sebelum pihak lain memberikannya (Dagun, 1990). Dengan dukungan dari suami tersebut diharapkan istri dapat menata karirnya dengan baik tanpa mengabaikan kewajibannya, baik sebagai seorang istri maupun seorang ibu dan secara finansial dapat membantu perekonomian keluarga.

  Dukungan suami sering disalah persepsikan oleh istri, yaitu bagaimana istri menerima dukungan tersebut. Ada sebagian para istri menganggap hal tersebut sebagai tekanan maupun tuntutan suami kepada istri, karena selain berkarir seorang istri harus bertanggung jawab penuh dalam membina pertumbuhan fisik dan psikologis anak. Padahal membina pertumbuhan fisik dan psikologis anak diperlukan kerja sama yang baik antara suami dan istri serta adanya pemahaman yang mendalam mengenai peran suami untuk turut berpartisipasi (Siti Fauzah, dkk, 1999), apalagi bagi seorang istri yang lebih banyak menghabiskan sebagian waktunya di luar rumah untuk berkarir. Hal ini tentunya akan membuat istri merasa takut dalam berkarir, apalagi untuk mengembangkan karir yang dimilikinya, bahkan lebih memilih untuk berhenti berkarir dan hanya berkonsentrasi pada suami dan anak saja.

  Akan tetapi, ada juga para istri yang mempersepsikan dukungan suami tersebut sebagai motivasi dan penghargaan kepada istri untuk berkarir tanpa mengabaikan tanggung jawab dalam keluarga serta perannya sebagai seorang ibu menunjang dan mengisi, serta secara bersama-sama membagi semua tugas dan bertanggung jawab, dan hak-hak dalam keluarga (Siti Fauzah, dkk, 1999).

  Keadaan seperti inilah yang membuat istri lebih mantab dalam berkarir dan merasa untuk tidak takut dalam berkarir, terutama dalam mengembangkan karirnya agar lebih mapan.

  Berdasarkan uraian di atas maka akan timbul pertanyaan apakah ada hubungan persepsi terhadap dukungan suami dengan fear of success pada wanita karir.

  B. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan suami dengan fear of success yang terjadi pada wanita karir.

  C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan sumber daya wanita dengan memberikan kesempatan kepada kaum wanita untuk mengembangkan karirnya dan mengaktualisasikan diri di dunia kerja tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita yang memiliki sifat itu diharapkan agar para suami memahami istrinya dan mendukung dalam dunia kerja.

2. Manfaat Teoritis

  Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Industri, Psikologi Wanita, dan Psikologi Sosial.

  10

BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi terhadap Dukungan Suami

1. Pengertian Persepsi

  Menurut Sears dkk (1999) persepsi diri adalah bagaimana kita membuat kesan pertama, prasangka apa yang akan mempengaruhi dan jenis informasi apa yang kita pakai untuk sampai pada kesan tersebut dan bagimana akuratnya kesan kita itu.

  Seseorang menggunakan panca indranya untuk merasakan lingkungannnya : melihat, menyentuh, mendengar, merasakan dan mencium.

  Mengolah informasi dari lingkungan dengan panca indra kita disebut persepsi. Persepsi adalah proses kognitif yang membantu seseorang untuk menyeleksi, mengolah dan menginterpretasikan stimuli tersebut menjadi gambaran yang bermakna dan koheren. Setiap orang mengartikan sendiri stimuli yang diperolehnya, maka ada perbedaan dari masing-masing individu dalam memandang sesuatu (Gibson, 1994).

  Menurut Walgito (1994) persepsi merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptor dimana stimulus yang diterima tersebut diteruskan oleh otak sehingga individu menyadari apa yang individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra ini merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

  Dengan persepsi individu dapat menyadari tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya dan keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff dalam Walgito, 1999). Dalam persepsi, stimulus dapat berasal dari dalam diri individu. Dalam persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi jika kerangka acuannya tidak sama, maka ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama.

  Siagian (1989) berpendapat persepsi adalah proses pengorganisasian dan penginterpretasian kesan-kesan sensoris untuk memberikan suatu makna tertentu kepada lingkungan. Interpretasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai lingkungan akan sangat berpengaruh pada perilakunya yang pada gilirannya menentukan faktor-faktor yang dipandang sebagai motivasional yang kuat.

  Gibson (1994) mengatakan bahwa persepsi merupakan penafsiran terhadap stimulus yang terorganisir yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses menyeleksi, mengolah, menyimpan, dan menginterpretasikan menjadi suatu gambaran yang bermakna bagi individu. Persepsi ini dapat mempengaruhi

  Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti hanya ingin melihat bagaimana persepsi istri terhadap dukungan suami yang diterima dari suaminya, dengan kata lain, bagaimana istri memahami dukungan yang diterima dari suaminya tersebut.

2. Dukungan Suami

  Definisi dukungan suami sampai saat ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi (Beer,1995). Dukungan suami diturunkan dari definisi dukungan sosial. Dukungan sosial sering dikenal dengan istilah lain, yaitu dukungan emosi yang berupa simpati, yang merupakan bukti adanya rasa sayang, perhatian dan keinginan untuk mendengarkan keluh kesah orang lain.

  Sebagai dukungan sosial, dukungan suami adalah bentuk bantuan yang diberikan oleh suami kepada istri yang bersifat interpersonal dan bermanfaat, dimana didalamnya istri merasa berarti, diperhatikan, dicintai, dan dihargai. Bentuk bantuan yang diberikan suami dapat berupa bantuan nyata dalam bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta informasi atau nasehat saat istri mengalami kesulitan (Santi, 2005).

  Dukungan sosial (social support) didefenisikan oleh oleh Gottlieb (dalam ) sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkahlaku yang diberikan oleh orang-orang yang berpengaruh pada tingkahlaku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Sarason (1983) yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang- orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Cobb yang mendefinisikan dukungan sosial sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.

  Sarafino (1996) berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu mencakup dua hal yaitu: a. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia; merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).

  b. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima; berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas)

  Hal di atas penting dipahami oleh individu yang ingin memberikan Dukungan sosial bukan sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan itu. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya, karena sesuatu yang aktual dan memberikan kepuasan.

  Selain itu, terdapat banyak definisi tentang dukungan sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Sheridan dan Radmacher (1992) menekankan pengertian dukungan sosial sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. “ Social support is the resources provided to us

  through our interaction with other people ”.

  Pendapat lain dikemukakan oleh Siegel (dalam Taylor, 1999) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama.

  Adam, Kaufman dan Beehar dalam Fitri (2000) melaporkan bahwa dukungan sosial terutama dari keluarga (dalam hal ini adalah suami) dan teman-teman yang berbentuk dukungan emosional mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan kepuasan kerja, kebosanan, dan depresi.

  Jadi dapat disimpulkan, dukungan suami adalah dukungan yang bersifat interpersonal dan bermanfaat yang meliputi dukungan emosi serta

  3. Fungsi Dukungan Suami

  Adam, King dan King (dalam Retno, 2001) telah mengumpulkan pendapat para ahli mengenai fungsi dukungan sosial, yaitu : a) mempengaruhi kesehatan mental dan kebermaknaan hidup (Beehr & McGrath, dkk); b) mengurangi kebosanan, depresi dan ketidakpuasan kerja, terutama untuk dukungan emosional (Kaufman dan Beehr); c) mengurangi konflik antara kerja dan keluarga (Thomas & Ganster, Burke).

  4. Bentuk Dukungan Sosial

  Heller, Swinddle&Dusenbery (1986) membagi bentuk bantuan dukungan sosial menjadi tiga, yaitu : a. Bantuan Emosional Yaitu bantuan yang membuat seseorang merasa tetap dikasihi.

  b. Restrukturisasi Kognitif Yaitu bantuan untuk memecahkan masalah melalui sumbangan.

  c. Bantuan Instrumental Yaitu bantuan dalam bentuk materi.

  Menurut Hause (dalam Stefani dkk, 2000), dukungan sosial meliputi

  a. Emotional Support Yaitu berupa pemberian nasehat, ketertarikan dan perhatian terhadap orang b. Appraisal Support Yaitu berupa pemberian bantuan untuk mengevaluasi dan membahas kesulitan dan permasalahan yang dihadapi.

  c. Informational Support Yaitu berupa pemberian nasehat dalam usaha mengatasi masalah.

  d. Instrumental Support Yaitu berupa bantuan dan pelayanan yang berupa material.

  Menurut Hash dan Kahn (Fitri, 2000) mengungkapkan aspek-aspek dukungan sosial, yaitu: a. Dukungan Instrument

  Biasa disebut juga bantuan nyata (tangible aid) atau dukungan alat (instrumental support). Termasuk disini dukungan bantuan materi (uang), pekerjaan dan peluang waktu.

  b. Dukungan Emosional Jenis dukungan ini berhubungan dengan hal yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi, atau ekspresi.

  c. Dukungan Penghargaan Dukungan penghargaan terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. d. Dukungan Informasi Berhubungan dengan informasi-informasi berharga yang diberikan kepada individu baik yang sudah diketahui dan yang belum diketahui, berupa pemberian nasehat dan pengaruh.

  Dari berbagai macam teori yang disampaikan beberapa tokoh, teori yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah teori yang disampaikan oleh Hash dan Khan, yaitu bahwa aspek dukungan sosial meliputi dukungan instrument, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan informasi.

5. Dampak Dukungan Sosial

  Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian yang menimbulkan stres mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial dapat memodifikasi efek itu.

  Dukungan sosial tidak hanya memberikan efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stress. Dalam Safarino (1998) disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain :

  a. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sesuatu yang membantu. Hal ini tidak perlu dibantu atau terlalu kuatir secara emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.

  b. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.

  c. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.

  d. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat menyebabkan individu cenderung tergantung pada orang lain.