Manajemen Kurikulum Pendidikan Satu Atap di MTs Salafiyah Wonoyoso Desa/ Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen Tahun 2016 - Test Repository
MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN SATU ATAP
DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO DESA BUMIREJO
KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2016 SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Muh. ‘Azim Asror NIM : 111 11 077 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Al- Insyiroh : 5-6) (Al- Qur’an dan terjemahnya. Khadim Al Haramain Asy Syarifain. Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud, Raja Kerajaan Arab Saudi.
Hal. 1073)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan dengan ketulusan hati kepada: 1.
Ibuku (Nur Hikmah) dan Bapakku (Fatkhurrohman) engkau yang ku kasihi dan ku sayangi, yang telah banyak berkorban tanpa letih maupun pamrih, meskipun banyak cobaan dan rintangan yang menghadang, namun engkau tetap tersenyum dan bersabar, semoga Allah SWT. Melimpahkan segala kerohmatan-Nya di dunia dan akhirat.
2. Istriku (Pradika Mustafidah Sari) tercinta yang telah setia dalam menemani segala kehidupanku baik diwaktu bahagia maupun dikala sedih, serta selalu memberikan motivasi dan do’a demi terselesainya skripsi ini, semoga dalam setiap langkahmu Allah SWT. Selalu Memberikan kemudahan. Anakku (Muhammad Naufal Afkar) yang selalu menghiburku baik diwaktu sedih maupun senang, semoga Allah SWT. Menjadikanmu anak yang Sholeh.
4. Guru spiritual dan teladanku Bapak KH. Mahfudz Ridwan, Lc. Yang selalu memberikan semangat dan ketenangan hati, serta membimbingku agar menjadi insan yang lebih baik, semoga Allah SWT. Selalu memberikan kesehatan kepada beliau.
5. Sahabatku di rumah KH. Abdul Aziz Bakrie (Alm) yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun, serta selalu membuatku tersenyum baik diwaktu sedih maupun senang.
6. Sahabat-sahabat PP. Edi Mancoro yang telah setia menemaniku dari awal perjalanan di bangku perkuliahan hingga saat ini, semoga Allah SWT.
Menjadikan kalian sebagai generasi penerus Bangsa yang sholeh-sholehah.
7. Sahabat PAI-B angkatan 2011. Semoga dimanapun kalian berada, selalu mengamalkan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beliaulah suri tauladan bagi seluruh umat manusia, penyempurna akhlak yang mulia, dan pemimpin yang bijaksana bagi seluruh alam semesta.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi- informasi yang dibutuhkan.
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga 2.
Bapak Suwardi, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Progdi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd. Selaku pembimbing skripsi yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal keilmuan kepada penulis.
6. Kepala MTs Salafiyah Bapak Diego Faizzata, S. Pd.I. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik.
7. Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan bantuan moril dan materil maupun spiritual.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan angkatan 2011.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Amin.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khusunya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 6 Juni 2016 Penulis
ABSTRAK
Azim Asror, Muhammad. 2016. Manajemen Kurikulum Pendidikan Satu Atap di MTs Salafiyah Wonoyoso Desa/ Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan ILmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M. Pd.
Kata Kunci: Manajemen Kurikulum Pendidikan Satu Atap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kurikulum pendidikan satu atap di MTs Salafiyah Wonoyoso desa/ Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (a) Bagaimana penerapan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso, (b) Bagaimana hambatan dalam pelaksanaan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso, (c) Sejauhmana keberhasilan manajemen kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso, untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang dari penelitian tersebut menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun subjek dan objek penelitian yaitu Kepala Madrasah, Wakil Kepala 1, dan pengasuh Pondok Pesantren. Sedangkan objeknya yaitu MTs Salafiyah Wonoyoso. Dalam proses dokumentasi. Adapun dalam proses pengecekan dan keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Berdasarkan analisa data yang didapatkan bahwa kurikulum yang diterapkan di MTs Salafiyah Wonoyoso, yaitu menggunakan tiga kurikulum,
pertama , kurikulum Kemendikbud, kedua, kurikulum Kemenag, dan ketiga,
kurikulum Pondok Pesantren. Adapun hambatan dalam penerapan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso ialah adanya tenaga pengajar yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai denga jurusannya ketika berkuliah, kurang berkompetennya tenaga pengajar karena hanya sebatas mengenyam pendidikan setara dengan SMA dan masih kurangnya pengetahuan tentang teknologi informasi. Sedangkan keberhasilan penerapan kurikulum ditandai dengan banyaknya lulusan dari lembaga tersebut mahir dalam bidang ilmu agama dan ilmu umum serta terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai. Serta semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga, ditandai dengan banyaknya siswa yang mendaftar dari daerah tersebut.
DAFTAR ISI i HALAMAN JUDUL…………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................ ii
HAL iii AMAN PENGESAHAN…………………………………... HA iv LAMAN DEKLARASI……………………………………... HA v LAMAN MOTTO…………………………………………... HA vi LAMAN PERSEMBAHAN………………………………… KAT viii A PENGANTAR…………………………………………... x ABSTRAK………………………………………………………. DAFTAR xi ISI…………………………………………………….. xiv DAFTAR TABEL……………………………………………….. D xv AFTAR GAMBAR…………………………………………….A.
1 Latar Belakang……………………………………….
B.
5 Pembatasan Masalah………………………………… C.
7 Fokus Penelitian……………………………………...
D.
8 Tujuan Penelitian…………………………………......
E.
8 Manfaat penelitian…………………………………… F.
9 Metode Penelitian…………………………………….
G.
14 Sistematika Penulisan………………………………...
BAB. II. KAJIAN TEORI A.
15 Manajemen Kurikulum……………………………….
1. Pengertian Manajemen……………………………
34 Pelaksanaan Kurikulum……………………………...
64 G. Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
63 5. Kriteria Calon SD-SMP Satu Atap……………….
57 4. Tujuan Kurikulum Pendidikan Satu Atap………...
56 3. Model-Model Pengembangan SD-SMP Satu Atap.
53 2. Pola Pendidikan Satu Atap……………………….
53 1. Pengertian Pendidikan Satu Atap………………...
50 F. Pendidikan Satu Atap………………………………...
Macam-Macam Kurikulum…………………………..
E.
32 C. Pengorganisasian Kurikulum………………………...
15 2. Fungsi Manajemen………………………………..
31 5. Asas-Asas Perencanaan Kurikulum……………...
29 4. Sifat Perencanaan Kurikulum……………………
28 3. Model Perencanaan Kurikulum………………….
27 2. Fungsi Perencanaan Kurikulum………………….
Pengertian Perencanaan Kurikulum……………...
26 B. Perencanaan Kurikulum di Sekolah 1.
22 6. Pengertian Manajemen Kurikulum……………....
20 5. Komponen Kurikulum…………………………...
20 4. Fungsi Kurikulum………………………………..
18 3. Pengertian Kurikulum……………………………
Kurikulum Kementerian Agama, dan Kurikulum
Pondok Pesantren……………………………………..
1. Letak Geografis…………………………………..
69 B. Manajemen Kurikulum MTs Salafiyah Wonoyoso
131
Saran………………………………………………...
Kesimpulan ………………………………………… 129 B.
117 BAB. V. PENUTUP……………………………………… 129 A.
96 BAB. IV. PEMBAHASAN ……………………………….
Desa Bumirejo Kecamatan Kebumen Kabu paten Kebumen………………………………...
87 8. Fasilitas dan Prestasi…………………………….
66 BAB. III. LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
86 7. Keadaan Guru dan Siswa………………………..
85 6. Struktur Organisasi……………………………...
79 5. Sasaran…………………………………………..
78 4. Tujuan Madrasah………………………………..
76 3. Visi Misi………………………………………….
75 2. Sejarah Berdirinya………………………………..
Gambaran Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Desa Bumirejo Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Skema Pendidikan Satu Atap……………………………. 59
Tabel II Struktur Muatan Kurikulum SMP/ MTs………………… 67
Tabel III Struktur Muatan Mata P elajaran Kementerian Agama….. 70 Tabel IV Data Dafta r Guru dan Karyawan……………………….. 87 Tabel V Data Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017………… 91 Tabel VI
Data Sarana dan Prasarana………………………………. 92 Tabel VII Data Alokasi Waktu Masing-Ma sing Mata Pelajaran……. 99 Tabel VIII Alokasi Waktu Tiga Kurikulum......................................... 121
DAFTAR GAMBAR
Bagan I SD- SMP Satu Atap dengan Satu Pengelola……………. 61
Bagan II SD-SMP dengan Satu SD atau SMP Satu
Pengelola…………………………………………... 62 Bagan III Lebih dari Satu SD dengan Satu SMP…………………. 63 Bagan IV Struktur Organisa si MTs Salafiyah Wonoyoso…………. 86
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rencana tertulis tentang kemampuan yang
harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum, kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peran penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu/ berkualitas. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan (Rusman, 2009:1). Kurikulum merupakan program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang memerlukan inovasi dan pengembangan. Melihat hal ini kurikulum selalu bersifat dinamis selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan peserta didik.
Kurikulum mempunyai pengaruh yang besar dalam segala bentuk aktifitas pendidikan disebuah lembaga pendidikan. Karena kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang direncanakan, diatur dan dilaksanakan dengan baik maka akan menghasilkan peserta didik yang berwawasan luas dan berfikir kedepan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Selain kurikulum sebagai tolak ukur suatu keberhasilan lembaga pendidikan dalam melaksanakan seluruh proses pendidikan, juga ditentukan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan ditingkatkan (Hamalik, 2008:27). Sehingga manajemen yang baik akan meningkatkan kualitas suatu lembaga. Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistematik, yang meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan control (Hamalik, 2008: 32). Kegiatan manajemen menjadi tanggung jawab utama pimpinan lembaga pendidikan tersebut. Manajemen pendidikan sebagai proses atau sistem pengelolaan. Kegiatan pengelolaan suatu sistem pendidikan ini mempunyai tujuan terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum (Rusman, 2009:5)
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Rusman, 2009:3).
Sehingga dapat dipahami bahwa kurikulum berperan sangat penting dalam pendidikan, tanpa kurikulum maka pendidikan di Negeri ini akan menjadi pincang, serta kurikulum tanpa adanya manajemen yang baik menjadikan lembaga pendidikan tersebut kesulitan dalam pelaksanaan segala pengontrolan, dan evaluasi yang baik, sehingga kurikulum tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Dari paparan yang telah disampaikan di atas, penulis bermaksud meneliti sebuah lembaga pendidikan berupa madrasah sebagai pendidikan formal yang satu atap dengan pondok pesantren sebagai sebuah acuan dalam setiap pelaksanaan program pendidikannya . Dengan diterapkannya tiga model kurikulum, MTs Salafiyyah mampu bersaing dengan sekolah umum yang dipandang sebagai lembaga pendidikan unggulan namun hanya pada pendidikan umumnya saja, sedangkan pendidikan satu atap memiliki keunggulan dan nilai plus, disamping pendidikan umum lembaga pendidikan ini juga menggunakan materi tambahan terutama dalam bidang agama, seperti Bahasa Arab, dan pendidikan akhlak dengan mengkaji kitab kuning atau materi-materi pondok pesantren. Objek penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wonoyoso, Desa Bumirejo Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Pendidikan satu atap yang berbasis pondok pesantren.
Beberapa hal yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian di tempat ini, antara lain diterapkannya tiga macam kurikulum, yaitu kurikulum Kementerian pendidikan dan kebudayaan, kurikulum Kementerian agama, dan kurikulum lokal berbasis pondok pesantren, serta eksistensi madrasah tersebut tetap terjaga hingga sekarang. Karena secara geografis lokasi madrasah berada di tengah kota Kebumen, yang sangat bermacam lembaga pendidikan disekitarnya, dan penuh dengan modernisasi perkotaan, namun mempercayakan anaknya pada madrasah tersebut. Hal tersebut menjadi sesuatu yang menarik bagi penulis untuk mengetahui lebih jauh bagaimana eksistensi tersebut terjaga hingga saat ini dari sudut pandang manajemen kurikulumnya.
Berangkat dari hal di atas, maka penulis mengajukan judul dalam penelitian ini adalah:
“MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN
SATU ATAP DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO DESA BUMIREJO
KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016B. Pembatasan Masalah
Sebelum penulis membahas lebih lanjut yang menjadi inti permasalahan dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu penulis jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul diatas yaitu antara lain :
1. Manajemen :
Manajemen berasal dari kata
“to manage” yang berarti mengatur(Hamalik, 2008:27).
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia serta sumber- sumber lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi manajemen meliputi beberapa poin yang harus di (Organizing), penerapan (Actuating), dan pegontrolan (Controlling).
Sehingga manajemen berisikan keempat hal tersebut, namun yang penulis bahas disini mengenai penerapan (Actuating).
Bertitik pada rumusan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
a.
Manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerjasama antar dua orang atau lebih secara formal. b.
Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber-sumber, yakni sumber manusia, sumber material, sumber biaya, dan sumber informasi.
c.
Manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan efektif, dari segi tenaga, dana, waktu dan sebagainya.
d.
Manajemen mengacu ke pencapaian tujuan tertentu yang telah di tentukan sebelumnya (Hamalik, 2008:28).
2. Kurikulum : Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
Menurut Dr. E. Mulyasa, M. Pd. (2009: 22), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan manajemen kurikulum adalah suatu proses pengelolaan kurikulum yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan.
3. Pendidikan satu atap
Pendidikan dasar yang mencangkup SD dan SMP yang sederajat atau lembaga pendidikan lain seperti pondok pesantren yang diselenggarakan secara terpadu, baik terpadu secara fisik maupun secara pengelolaan
4. MTs Salafiyah
Madrasah satu atap yang berbasis pondok pesantren dengan menggunakan perpaduan kurikulum Kemendikbud, kurikulum Kemenag, dan Kurikulum pondok pesantren dibawah naungan Yayasan Pesantren Salafiyah Wonoyoso desa Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini.
Beberapa permasalahan itu adalah : 1.
Bagaimana penerapan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso desa Bumirejo, Kebumen? 2. Bagaimana hambatan dalam pelaksanaan kurikulum di MTs Salafiyah
Wonoyoso desa Bumirejo Kebumen? 3. Sejauhmana keberhasilan manajemen kurikulum di MTs Salafiyah
Wonoyoso desa Bumirejo Kebumen?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji, maka peneliti ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui:
1. Penerapan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso Desa Bumirejo Kebumen.
2. Hambatan dalam pelaksanaan kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso desa Bumirejo Kebumen.
3. Keberhasilan manajemen kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso desa Bumirejo Kebumen.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang bisa diambil, yaitu: Manfaat teoritis a.
Untuk memperkaya perbendaharaan pengetahuan serta teori tentang manajemen kurikulum lembaga pendidikan islam khususnya Madrasah Tsanawiyah dan Pondok Pesantren.
b.
Pengembangan khasanah keilmuan di dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis a.
Penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi seluruh masyarakat, sebagai bahan pertimbangan untuk memilih madrasah. b.
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pelaksana dan pengelola lembaga pendidikan MTs Salafiyah Wonoyoso Desa Bumirejo Kebumen.
c.
Penelitian ini dianggap penting untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk manajemen kurikulum pendidikan satu atap di MTs Salafiyah Wonoyoso Desa Bumirejo Kebumen.
F. Metode Penelitian 1.
Pendekatan penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (moleong, 2009:4).
Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bersifat kualitatif bukan kuantitatif karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes. Penelitian kualitatif hasilnya bersifat objektif berlaku sesaat dan setempat kemudian pada penelitian pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial, sedangkan data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif (Nasution, 2003:18-19).
2. Subjek dan objek penelitian Subjek penelitian meliputi : Kepala madrasah, Wakil Kepala1 (Waka Kurikulum), Pengasuh Pondok Pesantren.
Untuk menentukan subjek penelitian yang dijadikan informan menurut moleong ada beberapa kriteria yaitu : ia harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan , tidak termasuk salah satu kelompok yang bertentangan dengan latar penelitian dan mempunyai pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi (Moleong, 2003:90). terletak di Gg. Walikonang dusun Wonoyoso desa Bumirejo kec. Kebumen Kab. Kebumen Provinsi Jawa Tengah.
3. Pengumpulan data a.
Wawancara tak berstruktur Wawancara menurut Lexy J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2003:130). Wawancara dalam penelitian kualitatif biasanya merupakan jenis wawancara tak berstruktur.
Tujuannya ialah memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai pandangan responden. Sehingga dengan wawancara tak berstruktur pewawancara dapat menanyakan permasalahan yang akan di kaji dengan leluasa tanpa terpaku pada batas-batas teks pertanyaan. b.Observasi
Dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung terhadap sumber data. Dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang mungkin ada kaitannya.
Karena dalam tiap pengamatan harus selalu dikaitkan dua hal yakni disekitarnya) sehingga tidak kehilangan makna (Nasution, 2003:58).
Dengan melakukan pengamatan, maka akan jelas informasi yang peneliti dapatkan sebagai bahan penelitian.
c.
Dokumentasi Dokumentasi adalah memperoleh data dengan meneliti dan mempelajari serta menganalisa dokumen-dokumen yang berupa data umum yang berhubungan dengan pengelolaan dan manajemen madrasah. Dokumentasi terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumen resmi (Nasution, 2003:85). Dengan dokumentasi akan memeberikan data-data yang ada dilapangan yang sangat penting untuk membantu kelengkapan penelitian.
4. Analisis data
Menurut Milles dan Huberman ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu: a.
Reduksi data Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa tahapan dari Reduksi data (membuat rangkuman, pengodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Dan reduksi data/ pentransformasian proses terus Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
b.
Model data (Data Display) Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. kita mendefinisikan “model”sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. c.
Penarikan/verifikasi kesimpulan.
Langkah ketiga dari aktifitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah ”makna” sesuatu mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin alur kausal, dan proposisi proposisi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan (skeptisme), tetapi kesimpulan masih jauh, baru mulai dan pertama masih samar, kemudian meningkat menjadi
eksplisit dan mendasar menggunakan istilah klasik Glasser dan Strauss.
Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan suatu inisiatif berulang-ulang secara terus-menerus. Masalah reduksi data, secara berurutan sebagai episode-episode analisis mengikuti masin- masing yang lain. Tetapi dua masalah yang lain selalu menjadi bagian dari dasar (Emzir, 2011:129-135).
5. Pengecekan keabsahan data
Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Menurut patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dicapai dengan jalan: a)
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b) Membandingkan apa yang dikatakan key informan dengan informan.
c) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait (Moleong, 2009:330-331).
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: latar belakang masalah, pembatasan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika
BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan tentang manajemen kurikulum yang meliputi: pengertian manajemen kurikulum, fungsi kurikulum, komponen kurikulum, perencanaan kurikulum di sekolah, pengorganisasian kurikulum di sekolah, dan pelaksanaan kurikulum di sekolah, kurikulum pendidikan satu atap.
BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian BAB IV : Pembahasan BAB V : Penutup
BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Kurikulum 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen pada dasarnya merupakan istilah yang tidak
asing lagi ditelinga. Seringkali orang menyebut sebuah pengelolaan, kegiatan atau pengelolaan usaha dengan istilah manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu.
Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan(Hasibuan, 2005:1).manajemen juga berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar lembaga tersebut efisien dan social yang berkenaan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Hamalik, 2008: 16).
Selain pendapat dari pakar pendidikan, Allah SWT. Berfirman tentang manajemen yang berbuyi:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Ash shoff ayat 4).” Dari ayat Al- Qur’an di atas maka dapat disimpulkan bahwa Allah
SWT. Juga menyukai orang yang me-manaj sesuatu dengan baik, agar apa yang direncanakan dapat tercapai dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula.
Disamping pengertian manajemen di atas, sebagai bahan perbandingan setidaknya perlu disimak beberapa definisi manajemen yang dikemukakan para tokoh/pakar manajemen diantaranya : a.
Malayu S.P Hasibuan, (2005: 2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b.
Andrew F. Sikula mendefinisikan manajemen sebagai berikut :
“Management in general refers ro planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, and decision making activities performed by any organization, in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring and efficient creation of same product or service”.
(manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktifitas-aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien (Hasibuan, 2005: 2) c.
G.R.Terry mendefinisikan manajemen sebagai berikut: “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed, to determine an accomplish stated objectives by the use of human being and other resources ”
(manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan- pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya) (Hasibuan, 2005: 2-3).
Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses/kegiatan atau usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain, demi tercapainya suatu tujuan dengan memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya, melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi yang berurutan dalam proses manajemen terdiri dari : a.
Perencanaan Perencanaan adalah mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu ke masa depan atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya, atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir, menyusun program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi, anggaran biaya atau alokasi sumber-sumber, menetapkan prosedur kerja dengan aturan dan ketentuan.
b.
Pengorganisasian Pengorganisasian meliputi kegiatan-kegiatan membentuk/mengadakan struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru, dan menetapkan garis hubungan kerja antar struktur yang ada dengan struktur yang baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang memiliki ketrampilan khusus. c.
Staffing Meliputi kegiatan seleksi calon tenaga staf, memberikan orientasi pada tenaga staf kearah pekerjaan dan tugas, memberikan latihan- latihan ketrampilan sesuai dengan bidang tugas serta melakukan pembinaan ketenagaan.
d.
Pengarahan Meliputi langkah-langkah pendelegasian atau pelimpahan tanggung jawab dan akuntabilitas, memotivasi dan mengkoordinasi agar usaha- usaha kelompok serasi dengan usaha-usaha lainnya, merangsang perubahan bila terjadi perbedaan/pertentangan untuk mencari pemecahan/penyelesaian sebelum mengerjakan tugas-tugas berikutnya.
e.
Control struktur pelaporan keseluruhan, mengembangkan standar perilaku, mengukur hasil berdasarkan kualitas yang diinginkan dalam kaitannya dengan tujuan, melakukan tindakan koreksi dan memberikan ganjaran (Hamalik, 2008:33-34).
Memahami dari penjelasan diatas tentang fungsi manajemen, harus mengandung setidaknya ada lima fungsi yang berurutan, yaitu, planning, organizing, actuating, staffing, dan
controlling, sehingga semua fungsi diatas merupakan suatu kesatuan untuk memanaj suatu lembaga ataupun instansi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan lembaga tersebut.
3. Pengertian Kurikulum
Menurut E. Mulyasa (2006: 24-25), kurikulum merupakan kumpulan perangkat perencanaan dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan pedoman pelaksanaan aktifitas belajar guna meraih kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Mencermati apa yang dimaksud Mulyasa tersebut, kurikulum sangat menentukan awal, proses, dan akhir pembelajaran. Kurikulum menjadi pengawal dinamika pendidikan yang ditujukan untuk
Sehingga berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh mulyasa dapat disimpulkan bahwa kurikulum sangat penting demi menunjang kesuksesan segala proses pendidikan dalam suatu lembaga/ instansi pendidikan terkait, sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah dan pendidikan nasional.
4. Fungsi Kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila salah satu komponen dalam kurikulum tidak berfungsi maka akan mengakibatkan komponen yang lain terganggu. Fungsi kurikulum difokuskan pada enam aspek berikut : a.
Fungsi penyesuaian Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa bersifat dinamis maka masing-masing individupun harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula.
b.
Fungsi integrasi Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangsih dalam pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
Fungsi differensiasi Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dimasyarakat. Pada dasarnya, differensiasi akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan social dalam masyarakat.
d.
Fungsi persiapan Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih jauh, misal melanjutkan studi kesekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat.
e.
Fungsi pemilihan
Perbedaan atau differensiasi dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yan diinginkan dan menarik minatnya.
f.
Fungsi diagnostic Salah satu pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Fungsi ini merupakan fungsi diagnostic kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang secara optimal.
Berbagai fungsi kurikulum tadi dilaksanakan oleh kurikulum secara keseluruhan. Fungsi-fungsi tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, sejalan diharapkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan (Hamalik, 2011: 13-14).
Dari definisi diatas, fungsi kurikulum memiliki andil yang strategis dalam pembentukan kepribadian peserta didik, baik kaitannya dengan tujuan lulusan yang berkompeten maupun tujuan pendidikan secara menyeluruh, untuk memajukan dunia pendidikan di negeri ini.
5. Komponen Kurikulum
Kurikulum dalam suatu sekolah memiliki lima komponen yaitu: a.
Komponen tujuan Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan, meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan
domain psikomotorik. hal ini dicapai dalam rangka mewujudkan
lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Secara hirarkis tujuan pendidikan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut: 1)
Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga Negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat bangsa dan tanah air. Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam penyampaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga professional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu. 3)
Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
4) Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan kemampuan berbicara.
b.
Komponen isi/ materi Komponen isi berupa materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan isi atau materi tersebut biasanya berupa materi bidang studi. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang studi tersebut biasanya telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum sekolah yang bersangkutan.
c.
Komponen media (sarana dan prasarana) Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih pemanfaatan dan pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan kepada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran. Dengan kata lain, ketepatan pemilihan media yang digunakan guru akan membantu kelancaran dalam pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan).