MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL QURAN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN REJO SARI 1 KEC.BANDONGAN KAB.MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISW A KELAS I SD N REJOSARI I KEC. BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0 S K R I P S I

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh:

NURUL IFFAH

  NIM: 11408037

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A 2010

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

  Nama NIM Jurusan Program Judul

  : Nurul Ififah : 11408037 : Tarbiyah : PGMI : MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR

  MEMBACA ALQURAN/ BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

  Telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

  Salatiga, Agustus 2010 Pem l' Drs. Ahmaa Sultoni, M.Pd NIP. 19681104 199803 1 003

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA JL Tentara Pelajar 02, Telp (0298)323706,323433 Salatiga

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara Nurul Iffah dengan No Induk : 114 08 037 yang beijudul: “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN BTQ MELALUI METODE CARD SLOT PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” Telah dimunaqusahkan dalam sidang panitia ujian jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 bertepatan dengan tanggal 18 Romadhon 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sajjana dalam Ilmu Tarbiyah

  Salatiga 28 Agustus 2010

  18 Romadhon 1431 H Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Sidang r.Imam Sutomo,M.Ag. RJahmat Hariyadi,MPd.

  .1958088271983031 96701121992031005 ,M.Si

  NIP. 196703071994031002 NIP. imbing

  Drs. H. Ahmad Sultoni,M.Pd

  

MOTTO

  <-

  b j^ b x j ^ b y ^ l OiA!T 1)* ife lyjQ i Sir IjJjl jf.

KjitahgnCafu "fidahgh sama orang-orang ya n g m engetahui dengan orang-orang

ya n g tidaf^ mengetahui?" Sesungguhnya orang y a n g 6erahgQah y a n g d a p a t

menerima p elajaran”. ( Q S JLz-Zum ar; 9)

  

Persembahan

  Skripsi ini ku persembahkan kepada Suami yang ku hormati dan kusayangi Terima kasih doa, motivasi dan peijuangannya, serta Anak-anakku

  Yang kucintai dan kusayangi. Kalian semua inspirasi dan masa depan Ibu. Mari kita bersama-sama beijuang, raih masa depan gemilang bersama

  Semoga...!!!

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurul Iffah NIM : 11408037 Judul Skripsi : MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA

  AL-QUR’AN BTQ MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SD NEGERI REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

  Menigkatkan kemampuan belajar memoaca Al-Qur’an/ Baca Tulis Al-Qur’an melalui metode Card Sort pada siswa kelas I SDN Rejosari I Kec. Bandongan Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis dinukil dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

  

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN

MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN

REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN

AJARAN 2009-2010 Nurul Iffah, 2010

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga

  Tujuan peneliti untuk mengetahui : ( 1 ) Peningkatan motivasi belajar siswa tentang materi Surat Alfatikhah kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010, ( 2 ) Kerja sama antar siswa dalam pembelajaran materi Surat Al­ fatikhah kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010, ( 3 ) Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Materi Surat Al-Fatikhah melalui metode Card Sort pada siswa kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010.

  Hipotesis penelitian ini adalah metode Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar materi pada siswa kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010. Penelitian ini dilakukan di SDN Rejosari I Kab. Magelang, populasi penelitian adalah siswa kelas I sebanyak 39 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data yang tepat terhadap siswa dan tes berupa soal uranian ( pre test dan pos test), serta lembar pengamatan selama proses belajar mengajar.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam materi Surat Al-Fatikhah yang ditandai dengan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I 34 %, siklus II 56 %, siklus III 83 %. Penerapan model pembelajaran Card Sort juga dapat meningkatkan motivasi belajar pada siklus pertama diperoleh 68 % dari jumlah siswa, dan pada siklus ketiga sebesar 71 % dari jumlah siswa . penerapan model pembelajaran Card Sort juga dapat meningkatkan keijasama siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, ini dapat terbukti dengan meningkatnya nilai keijasama siswa pada siklus pertama diperoleh 57 % dari jumlah siswa, pada siklus kedua diperoleh 768% dari jumlah siswa, dan pada siklus III sebesar 77 % dari jumlah siswa.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Alloh yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayahNya kepada penulis sehingga pada kesempatan ini dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan pada junjungan nabi Muhammad SAW yang merupakan ustawun khasanah bagi kita semua.

  Penulis sadar dan insaf bahwa dalam penulisan skripsi akan mengalami banyak kesulitan tanpa bantuan dari berbagai pihak, khususnya dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran sehingga penyusunan skripsi ini bisa terealisasi.

  Untuk itu maka penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo M.Ag selaku rector STAIN.

  2. Bapak Suawardi M.Pd selaku ketua jurusan

  3. Bapak Drs. H. Ahmad Sulthoni M. Pd yang telah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.

  4. Ibu Kepala SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan yang telh memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

  5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga kami mampu menyelesaiakan skripsi ini. Untuk itu penulis berdoa semoga amal baiknya mendapat balasan yang

  

kemampuan, maka skripsi ini masih banyak kekurangannya. Maka dengan hati

terbuka penulis mengharap koreksi, kritik maupun saran demi perbaikan

selanjutnya. Akhirnya sebagai harapan penulis semoga skripsi ini memperoleh keridhoan dihadapan Alloh, Amin. Salatiga, Agustus 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   Lampiran Riwayat Hidup Peneliti

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Salah satu standar kompetensi kelulusan ( KKM ) bagi lulusan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyyah dalam mata pelajaran Pendidikan

  Agama Islam adalah : menyebutkan , menghafal, membaca, mengartikan surat-surat pendek dalam alquran mulai surat alfatihah sampai surat Al - Alaq.

  Peran dan fungsi pelajaran membaca Al-Qur’an dan menulis huruf Al-Qur’an amat penting bagi kehidupan umat Islam. Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah SAW harus diyakini oleh setiap muslim bahwa selain sebagai mukjizat yang diberikan oleh Allah

  SWT juga sebagai penuntun umat menuju pelaksanaan agama Islam secara kaffah. Oleh karena itu belajar membaca Al-Qur’an harus ditanamkan kepada anak sedini mungkin.

  Ibnu Khaldun menyatakan bahwa pendidikan Al-Qur’an menjadi pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia Islam karena Al-Qur’an merupakan syiar agama yang mampu menguatkan akidah dan mengkokohkan iman. Ibnu Khaldun bersama Ibnu Sina dan Imam Al- Ghozali bahkan menekankan bahwa anak-anak harus dididik berdasarkan kitab suci Al-Qur’an sejak dini karena fitrah suci anak niscaya dapat dilestarikan dengan baik. ( Ahmad Syaifudin cetakan ke-1 hal. 13 )

  Menyadari pentingnya pendidikan Al-Qur’an bagi anak dan manfaat bagi yang mempelajarinya menjadikan pembelajaran membaca Al-Qur’an menjadi sesuatu yagn wajib diberikan di sekolah dasar. Guru Pendidikan Agama Islam harus menjadi ujung tombak keberhasilan pembelajaran membaca Al-Qur’an bagi siswa-siswanya. Disebut demikian karena membaca Al-Qur’an tidak hanya sekedar mempu melafalkan lambang-lambang bunyi yang disebut huruf yang dalam Al-Qur’an menggunakan huruf Hijaiyyah, akan tetapi harus pula membelajarkan ilmu tajwid agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

  Supaya proses pembelajaran membaca Al-Qur’an mampu memberikan bekal bagi siswa sehingga siswa mampu membaca Al-Quran dengan baik dan lancar guru dituntut mampu menerapkan strategi pembelajaran yang membangkitkan proses pembelajaran yang efektif.

  Efektifitas proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor antara lain minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus yang sangat erat hubungannya dengan perasaan senang. Orang yang berminat terhadap sesuatu akan menyukainya atau memiliki sikap positif terhadap sesuatu tersebut. Dalam proses belajar mengajar, minat ( interest ) berfungsi sebagai motivating force yaitu kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. ( Sandiman AM 1997 : 76 )

  Berdasarkan penjelasan tentang minat tersebut dapat diketahui bahwa berasal dari minat seseorang mau belajar karena minat berfungsi sebagai kekuatan pendorong. Kekuatan pendorong berasal dari perasaan senang. Jika ada faktor pendorong karena dalam diri siswa telah tertanam perasaan senang maka akan timbul keaktifan karena untuk mencapai perasaan senang selanjurnya harus ada aktivitas. Jadi proses pembelajaran akan berhasil jika ada minat belajar, minat belajar menimbulkan keaktifan belajar, keaktifan belajar menghasilkan kecakapan, ketrampilan, pemahaman, atau pencapaian kompetensi tertentu.

  Pembelajaran membaca Al-Qur’an supaya mempu membekali siswa memiliki kemampuan membaca yang baik juga belajar dan latihan. Berawal dari minat belajar membaca alquran yang menimbulkan keaktifan minat belajar dan berlatih ini siswa akan memiliki kemampuan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

  Kemampuan membaca Al-Qur’an bagi siswa kelas I SDN Rejosari tahun 2009-2010 pencapaian rata-rata masih dibawah nilai kriterian ketuntasan minimal ( KKM ), sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah pada tahun 2009-2010 untuk pembelajaran membaca Al-Qur’an masih dibawah KKM. Berdasarkan asosiasi tersebut maka peneliti mengadakan penelitian dan mengangkat judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR AL-QUR’AN / BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN REJOSARI I KEC. BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan perhatian siswa kelas I SDN Rejosari 1 Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an ?

  b. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an ?

  c. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan kemampuan membaca atau prestasi siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an ?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  a. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Card Sort dapat meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an pada siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan.

  b. Untuk mengetahui apakah metode Card Sort dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan. c. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Card Sort dapat meningkatkan kemampuan/ prestasi pada siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan.

D. Hipotesa Penelitian

  Hipotesa tindakan di kelas putih : 1. melalui metode card sort mampu meningkatkan perhatian siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.

  2. Melalui metode card sort mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.

  3. Melalui metode card sort mampu meningkatkan kemampuan membaca atau prestasi siswa kelas 1 SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.

  E. Kegunaan Penelitian 2 Penelitian ini diharapkan mendatangkan hasil gun sebagai berikut: 1. bagi siswa dan proses belajar adalah meningkatkan proses dan hasil belajar.

  2. bagi guru adalah dapat berkembang secara profesional karena mampu menilai dengan obyektif proses pembelajaran yang dilaksanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang dialami. 3. bagi sekolah adalah dapat memperoleh sumbangan bagi kemajuan sekolah karena guru meningkat secara profesional dan siswa mencapai kemampuan dalam menguasai kompetensi dasar dalam membaca Al-Qur’an. kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita dalam berusaha dengan diri sendiri ( Depdikbud 1999 : 632 ).

  Belajar adalah diperolehnya kebiasaan kebiasaan pengetahuan dan sikap baru ( Nana Syaodih Sukmadinata 1992 : 45 ). Belajar adalah proses belajar tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan ( Oemar Hamalik 1982 : 4 ). Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sikap stimulasi lingkungan meliwati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru ( Dimyati dan Mudjiono 2002 : 10)

  2. Membaca Al-Qur’an

  a. membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa ( S. Wiryodijoyo 1981 : 1 ) dalam penelitian ini membaca adalah salah satu keterampilan dasar terpenting yang harus dimiliki oleh setiap anak pada usia dini atau dimiliki dalam kehidupan setiap manusi 2 .

  b. membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu ( Purwadarminta wjs Kamus Bahasa Indonesia, Balai pustaka 1976 : 385 ) jadi membaca Al- Qur’an adalah kecakapan yang diperagakan siswa dalam melisankan apa yang harus ditulis didalam Al-Qur’an. c. Al-Qur’an dari segi bahasa adalah masdar dari kata qara yang artinya bacaan ( Mahmud Yunus 1989 : 335 ) Al-Qur’an menurut istilah adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara mutawatir yang tertulis dalam bentuk mushaf dan membacakannya sebagai ibadah ( Subhi Salih 1977 :

  3. Metode Card Sort Metode card sort dengan media kartu huruf merupakan suatu metode mengajar yang menyajikan latihan membaca alquran dengan menggunakan panduan kartu huruf hijaiyyah ( bukan huruf lain ).

  Berdasarkan pengertian di atas maka maksud kalimat peningkatan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an dengan metode card sort adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam membaca Al-Qur’an.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Hakikat penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan yang dalam Bahasa Inggris PTK diartikan sebagai Classroom Action Research. Dari kata yang membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan yaitu:

  a. penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

  c. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dapat menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

  Dengan menggabung batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

  Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru.

  a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya.

  b. PTK dapat meningkatkan kineija guru sehingga menjadi professional c. Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

  d. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar dia adalah guru ketika sedang mengamati dia adalah seorang peneliti. Dalam tahapan penyusunan rangcangan ini peneliti menentukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamat untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

  b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan dikelas, hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tatapi harus pula berlaku wajar tidak dibuat-buat. Dalam refleksi keterkaitan antara pelaksana dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan tujuan semula.

  c. Pengamatan ( observasi) Pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan sehingga keduanya dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan pada tahapan pelaksanaan siberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwa ketika sedang berlangsung. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat baik terhadap tindakan yang berlangsung agar memperoleh data yang lebih akurat.

  d. Refleksi ( Reflecting ) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam tahap ini seorang guru palaksana sekaligus berstatus pengamat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah berlangsung dengan menggunakan lembar soal yang berbentuk multiple voice dan lembar observasi.

  e. Instrumen Penelitian

  

N o. Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan

  1 M otivasi Belajar Sisw a menghindari akhlak - yang tercela dalam kehidupan sehari-hari. sisw a m em baca tentang materi akhlak tercela.

  2 Sisw a menguasai materi - sisw a belajar dengan temanya bertanya jaw ah materi akhlak tercela. - Hasil belajar sisw a adanya peningkakatan nilai

  3 ulangan yang signigikan dari setiap siklusnya.

  4 Perhatian siswa - adanya peningkatan perhatian yang terlihat pada antusias, keaktifan dan rasa senang siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak.

  f. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut:

  1) Observasi Adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga pendidikan serta kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah SD Negeri Rejosari I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun 2010. 2) Dokumentasi

  Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis. Didalam melaksanakan peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumentasi , peraturan-peraturan, catatan harian dan agar mendapatkan gambaran umum tentang sekolah SD N Rejosari I Kecamatan

  Bandongan Kabupaten Magelang tempat diadakannya penelitian.

  13

  3) Metode wawancara Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara digunakan untuk memperoleh data-data dari sumber-sumber secara langsung seperti kepala sekolah dan tenaga kerja atau guru SDN Rejosari I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun 2010.

  4) Analisis data Teknik yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut: a) data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah tangan menggunakan deskriptif . presentasi nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran akidah akhlak. Nilai prosentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:

  NP : N K x 100% R

  Keterangan NP : Nilai Persentase NK : Nilai Komulatif R : Jumlah Responden.

  b) data kuatntitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran, ekspresi tentang tingkat pemehaman terhadap suatu mata pelajaran. Pandangan atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang baru, aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran, antusias dalam belajat serta motivasi belajar.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

  Babi : PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG MASALAH

  A. Rumusan Masalah

  B. Tujuan Penelitian

  C. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan

  D. Kegiatan Penelitian

  E. Definisi Operasional

  2. Metode Penelitian

  a. rancangan Penelitian

  b. subjek Penelitian

  c. langkah-langkah

  d. instrument Penelitian

  e. Pengumpulan Data

  f. Analisis Data

  3. Sistematika Penelitian

  Bab II : KAJIAN PUSTAKA A. Belajar B. Metode Pembelajaran C. Pengertian Akidah Akhlak D. Media Bola Plastik Bab I II : PELAKSANAAN PENELITIAN A. deskripsi pelaksanaan siklus I ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi) B. deskripsi pelaksanaan siklus II ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi) C. deskripsi Pelaksanaan siklus III ( Rencana Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi) Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. deskripsi data Persiklus ( Data hasil observasi , Refleksi keberhasilan dan kegagalan). B. Pembahasan

  bab V I : PENUTUP A. kesimpulan B. saran

  BAB n

KAJIAN PUSTAKA

  A. Belajar dan Pembelajaran Belajar mengajar merupakan aktivitas akademik menuju hasil sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak.

1. Pengertian Belajar

  Secara psikologis belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru serta secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( Slameto, 1991 : 78).

  Definisi tentang belajar itu tidak sama antara orang ahli yang satu dengan orang ahli yang lainnya dalam memberikan arti maupun pengertian, namun dari berbagai definisi akan dapat memberikan keleluasaan dalam memberikan kesimpulan untuk mengambil inti pokok dari arti belajar itu.

  Sebagai landasan penguraran mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli:

  a. Menurut Combach

  Learning is show by change in behavior as result o f experience. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang ditujukkan

  oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002:12 )

  b. Menurut L. kingsley

  Learning is the process by which behavior ( in the broader Sense ) is originated erchanged through practice or training.

  Belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas ) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ( Syaifiil Bahri Djamarah, 2002:12)

  c. Menurut Gagne dalam Bukunya The Condition O f Learning

  (1997)

  Menyatakan bahwa “ Belajar teijadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan performancenya “ berubah dari waktu sebelum

  Ia mengalami situasi tadi. ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 )

  d. Menurut Witherington Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 ) e. Menurut Chapin ( 1972) dalam Dictionary O f Psycology

  Membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu rumusan pertama berbunyi “......aquistiion o f any relatively

  permanent change in behavior as a result o f practice and experience

  “. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya adalah process o f acquiring respons as

  a result o f special practice. Belajar adalah respons-respons sebagai

  akibat adanya latihan khusus ( Muhibbin Syah, 1991 : 60-61 )

  f. Belajar menurut pandangan tradisionil Menurut pandangan ini belajar adalah suatu usaha memperoleh sejumlah Ilmu Pengetahuan. Belajar menurut pandangan modem. Menurut pandangan ini, yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. ( Oemar Hamalik, 1992: 40-41 )

  g. Belajar menurut Slameto dalam bukunya, proses belajar mengajar dalam system kredit semester dapat didefinisikan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 1991: 40-41 ).

h. Belajar menurut pandangan Skinner

  Skinner berpandangan bahwa belajar, maka responnya adalah menjadi lebih baik sebaliknya bila Ia tidak belajar maka responnya akan menurun ( Dimyati, Mudjiono, 2002: 9 ). i. Belajar menurut Divesta dan Thompson Adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 : 156) Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah : Belajar adalah suatu perubahan yang teijadi melalui latihan- latihan atau pengalaman, di sini belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik yaitu dengan latihan atau pengalaman berlangsung. Belajar merupakan usaha-usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang dilakukan menggunakan prosis perubahan tingkah laku secara keseluruhan dengan berinteraksi pada lingkungan sehingga apabila belajar maka responnya akan lebih baik dan sebaliknya. Belajar itu pada pokoknya membedakan antara belajar dan sesudah melakukan belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau usaha dan praktek yang disengaja. Dalam perspektif keagamaan ( dalam belajar hal ini Islam ) belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan

  20 mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah (58): 11

  X ' % X ^ ^5sjw« ] oi A)! 4jji ^ IjJjioli 1 ^J_j3 l i l j adil

  J a j j j a L*_> JJI C L ^ > -

  3 J * 1 J I i J J J

  Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1989 : 190)

  Sabda Nabi Muhammad SAW

  g ' S ' ' / y 0 AJii- 1 U j a J a }J g U i f - A^£

  ( f L A \ . \ j j ) Artinya : Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka alloh memudahkan bagi orang itu jalan menuju surga. (HR. Muslim) Artinya : Dari Anas bin Malik berkata bersabda Rosulullah SAW mencari ilmu itu itu wajib bagi tiap muslim.

2. Teori Belajar

  a. Secara garis besar dikenal tiga rumpun psikologis ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 : 156 ). Yaitu : Teori disiplin mental, Behaviorisme, dan cognitive Gestalf-Field.

  1. Teori Disiplin Mental Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut.

  2. Teori Behaviorisme Ada beberapa ciri-ciri dari rumpun teori ini, yaitu : Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon dan menekankan pentingnya latihan.

  3. Teori Cognitif-Gesalt-Field Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respon. Perilaku juga penting sebagai indikator, tetapi yang lebih penting adalah berpikir. Dalam kaitannya dengan berfikir ini, bahwa pada manusia terbentuk mental atau organisasi mental. b.

  Dalam bukunya Oemar Hamalik, bahwa teori belajar sebagai berikut:

  1. Conditioning Simple conditioning teori continuity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respon dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai. Melalui persinggungan ( contiguity ) stimulus dengan respons stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi akhirnya mampu menimbulkan respons.

  2. Connectionism Menekankan bahwa belajar adalah pembentukan ikatan atau hubungan antara stimulus respons melalui proses pengulangan ( reinforcement).

  3. Field Theory Menekankan keseluruhan bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya erat hubungannya dan saling tergantung ( termasuk dalam kategori ini adalah psikologi Gestalt).

  4. Psikologi Fenomenologis dan Humanitas yang menitik beratkan kondisi-kondisi dalam diri individu, dan

  5. Teori S-R relativistic dan humanitas yang menitikberatkan pandangan bahwa tingkah laku manusia merupakan moral behavior dan keseluruhan perilaku terhadap stimulus dan terdapat hubungan bipolar antara persona dan lingkungan ( Oemar Hamalik. 1992 : 56).

  c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 17-23) Ahli-ahli ilmu jiwa daya menyatakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika depergunakan untuk suatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagai nya.

  d. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Teori ilmu jiwa asosiasi berpendapat bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur- unsurnya. Dari ilmu jiwa asosiasi itu muncul dua teori belajar yang menonjol yaitu teori contctinisme dari Thoendike dan Teori conditioning dari Ivan P. Pavlow.

  e. Teori Belajar R. Gagne Gagne memberikan dua definisi tentang belajar yaitu:

  1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

  2. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.

3. Jenis-jenis Belajar

  Dalam proses belajar dikenal bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara aspek yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Baik dari materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam- macam. Jenis-jenis belajar tersebut ( Muhibin Syah, 2008: 122-124 ) yaitu: a. Belajar Abstrak

  Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

  b. Belajar keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular.

  c. Belajar sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.

  d. Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode- metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, dan teliti. e. Belajar Rasional Belajar rasional adalah dengan kemampuan berfikir secara logis dan rasional.

  f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan- kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.

  g. Belajar Apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan penting atau nilai suatu objek.

  h. Belajar Pengetahuan Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

  a. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat bersumber pada dirinya atau luar dirinya atau lingkungannya. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ( Nana Syaodih Sukmadinata,

  1992: 156)

  1. Faktor-faktor dalam diri individu Faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang mempengaruhi ussaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor- faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu.

  2. Factor-faktor lingkungan hidup Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa baik faktor fisik maupun sosio psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

  b. Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa menuru Lilik Sriyanti dan Alfred, 2003 : 53. Disebutkan ada lima faktor penting, yaitu : factor potensi intelegensi, faktor kemampuan atau motivasi, minat kepribadian dan faktor lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat.

  c. Disamping faktor-faktor diatas juga terdapat pula masalah-masalah belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari belajar.

  Masalah-masalah belajar intern yaitu : Sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan kemampuan berprestasi atau unjuk hasik belajar rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita belajar. Sedangkan masalah-masalah ekstern belajar yaitu guru sebagai Pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan siswa di sekolah, dan kurikulum siswa di sekolah. ( Dimyati, Mudijono, 2002 : 238-253 ) J adi hasil belajar sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang ada dalam diri ( factor intern ) dan faktor yang terdapat di luar diri ( factor ekstern).

B. Metode Pembelajaran

  Belajar terus menerus untuk mendalami Al-Qur’an memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari Al- Qur’an telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan yang lebih baik terhadap Al-Qur’an. Usia anak-anak sekolah SD menjadi usia ideal untuk membelajarkan Al-Qur’an. Langkah awal untuk dapat memahami kandungan Al-Qur’an adalah dengan terampil untuk membacanya dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini akan mempelajari berbagai hal berkenaan dengan proses pembelajaran membaca Al-Qur’an. Dalam kegiatan pembelajaran pertama, akan memperoleh informasi mengenai tujuan pembelajaran membaca Al-

  Qur’an sekaligus akan dipandu untuk mengetahui rumusan indicator pembelajaran membaca Al-Qur’an. Selanjurnya, pada kegiatan pembelajaran kedua, akan dibimbing dan diberikan alternatif desain pembelajaran membaca Al-Qur’an. Mulai dari desain pembelajaran mengidentifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sampai dengan desain pembelajaran membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid. Dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian, setelah mempelajari 1 ini diharapkan dapat:

  28

  1. menjelaskan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur’an. 2. menjelaskan rumusan indikator pembelajaran membaca Al- Qur’an.

  3. merumuskan desain pembelajaran membaca Al-Qur’an 4. menjelaskan proses evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur’an. Ketika seorang guru berdiri di depan kelas untuk mengajarkan Al-Qur’an, yang keduanya dinarasikan dalam bahasa Arab, maka peserta didik akan dibawa dan didik olehnya yang pertama kali adalah melafalkan bunyi bahasa. Mereka mendengarkan dan mengucapkan kata, kalimat pendek yang mudah diucapkan hingga kalimat panjang yang lebih rumit. Guru mencontohkan melafalkan ayat-ayat dari suatu surat (Al Fatikhah) yang dilakukan sepenggal-sepenggal untuk kemudian ditirukan oleh murid. Proses ini dilakukan sampai murid benar-benar menguasai dan melakukan tanpa kesalahan. Berikut ini model pembelajaran melafalkan yang dapat dilakukan:

  1. Dalam pembelajaran melafalkan, guru dapat mempergunakan metode ceramah dan metode langsung, yang dipergunakan sekaligus. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik drill and practice.

  2. Metode ceramah dipergunakan untuk menyampaikan pengetahuan mengenai arti penting Al-Qur’an dan Hadits bagi umat Islam, sehingga terampil dalam melafalkannya merupakan hal yang wajib untuk dikuasai. Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

  3. Metode Card Sort, guru dapat mempersiapkan kertas karton yang ditulis surat atau hadits yang akan diajarkan melafalkannya, penulisan dilakukan dalam bentuk teks arabnya yang disertai dengan tulisan cara melafalkannya dalam bahasa latin (transliterasi). Guru dapat memanfaatkan teknik pewarnaan yang berbeda dalam menuliskannya. Seperti warna hitam untuk teks arab dan warna hijau untuk teks transliterasinya.. Selain itu, guru dapat mempersiapkan kartu-kartu yang bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Guru juga mempersiapkan bentangan plastik/triplek yang berisi kolom-kolom yang berjumlah sesuai dengan jumlah huruf hijaiyah, yang pada bagian bawah setiap kolom diberi pengucapan huruf hijaiyah dalam bentuk transliterasi. Jika tidak bisa menggunakan plastik/triplek, dapat diganti dengan menggunakan papan tulis. Persiapkan juga alat perekat yakni isolasi/solasiban.

  Contoh bentangan plastik/triplek:

  

31 C. M ata Pelajaran Baca Tulis Al-qur’an T erampil dalam membaca Al-Qur’an dan Hadits menjadi kemampuan paling dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah awal untuk lebih mendalami Al-Qur’an adalah dengan cara mampu membacanya dengan baik dan benar. Selain itu dengan membaca Al-

  Qur’an saja sudah dinilai ibadah. Dengan demikian bagi kaum Muslimin, membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar mempunyai nilai keagamaan yang tinggi. Itulah sebabnya mengapa Al-Qur’an sebagai Kitab Suci yang dibaca mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum Muslimin.

  Sejalan dengan proses pelembagaan pengajaran Al-Qur’an (setelah proses unifikasi bacaan Al-Qur’an), berkembang ilmu spesifik pembacaan Al-Qur’an yang dikenal sebagai mata pelajaran BTQ (Baca Tulis Al- Qur’an). Pembelajaran membaca Al-Qur’an bertujuan:

  L Aspek Pengetahuan (knowing)

  Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan membaca ALQur’an. Diawali dengan pengetahuan mengenai kewajiban seorang muslim untuk menguasai keterampilan membaca Al-Qur’an. Karena langkah awal untuk memahami Al-Qur’an adalah dengan cara mampu untuk membacanya. Selain itu murid juga mengetahui bahwa dengan mampu membaca Al-Qur’an menjadi pintu pertama untuk menghafalkannya, karena hafalan Al-Qur’an dengan bacaan ibadah. Setelah peserta didik memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kemampuan membaca Al-Qur’an, kondisi ini dilanjutkan dengan memberikan pengetahuan bahwa Al-Qur’an itu dinarasikan dalam bahasa Arab yang memiliki norma, kaidah, dan aturanaturan tersendiri dalam membacanya. Misalnya yang paling dasar adalah membaca Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah sebelah kanan ke kiri. Pada tahap selanjutnya, guru juga perlu memberikan pengetahuan bahwa ilmu tajwid adalah bagian dari cabang ilmu yang dapat membantu seseorang untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Tentu saja dalam penyampaiannya harus dengan cara bertahap. Untuk ilmu tajwid saja tidak semua cabangnya diberikan kepada siswa. Dengan demikian dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk mengarahkan danmendidik siswanya. Karena pada aspek knowing ini guru harus benar-benar yakin bahwa semua murid telah mengetahui apa yang telah dipelajarinya. Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sebagai tinuak lanjut apakah murid telah memahami dan mengetahui arti penting kemampuan membaca Al-Qur’an dan ilmu tajwid sebagai alat bantu dalam membaca Al-Qur’an sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab dengan murid- murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu kelas, lalu dilanjutkan mempertanyakan kepada satu per satu setiap murid. Jika

  2. A spek Pelaksanaan {doing) Dalam hal ini, pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam membaca ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam Juz

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 123

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 26 54

DESKRIPSI PENERAPAN METODE CARD SORT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGENTAHUAN SOSIAL

0 1 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN MEDIA IQRO' MELALUI PENDEKATAN CBSA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KEBLUKAN KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 56

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN AL QUR'AN HADIST MELALUI METODE CARD SORT DI MIS DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 88

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA UJIAN AKHIE MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN)DI MI KARANGDUREN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 12 114

PENINGKATAN PEGUASAAN PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SURAT AL IKHLAS MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS IV SDN NGABLAK 2 KEC. NGABLAK KAB.MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL QURAN HADIST METODE PEER LESSONS PADA SISWA IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI TIMPIK SUSUKAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 108

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL QURAN HADIST MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 13 108