NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar S1 Dalam Ilmu Syari’ah

  

NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN

RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3

(Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar S1

Dalam Ilmu Syari’ah

  

Oleh

Alfiyatul Jamilah

21210004

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI AL AHWAL AS SYAKHSHIYYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

i ii

iii

iv

v MOTTO )

  “Sesungguhnya semua amal itu disertai niat dan

sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang dia niatkan”.

  

(HR. Bukhari Muslim).

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  Kedua orang tuaku bapak Karmo dan Ibu Rasmini yang telah mencurahkan

  • seluruh kasih sayangnya kepadaku, merawatku hingga aku dewasa, mem berikan dukungan dan do’anya tanpa henti padaku. Terimakasih atas kesabaran dan kasih sayang yang kalian berikan untukku selama ini.
  • Atika Nur Diana Fitri terimakasih untuk do’a yang selalu kalian berikan untukku.

  Keempat saudaraku Abdul Fatah, Genduk rofi’atin, Moh. Asrori dan adikku

  • atas motivasi yang selalu diberikan kepadaku, yang banyak mengajarkanku tentang kehidupan.

  Januri Sudjak S.Pd, Indhah Setiawati S.Psi dan Eni Daryani S.Pd terimakasih

  Kepada kakakku Syaiful Aziz terimakasih atas dukungan baik berupa materi

  • maupun non materi, do’anya, semangat dan motivasinya yang selama ini diberikan padaku.
  • yang selalu ada untukku, memberikan semangat dan kecerian dalam hidupku.

  Sahabat karipku Siti Nilna Faizah, Lynda Fitri Ariyanti dan farikhatul ulya

  • tentang banyak hal, memberiku sebuah keluarga baru yang penuh kebahagian.

  Bunda-bunda PAUD Wafdaa Kids Center yang sudah banyak mengajarkanku

  

vi KATA PENGANTAR

  

   

  Ya Allah, dzat yang maha segalanya. Alhamdulillahi

  robbil’alamin, segala

  puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pernikahan Dengan Niat Talak dan Relevansinya Dengan KHI pasal 3 (Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang)

  ” Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi utusanMu Muhammad

  Rasul KekasihMu sang pembawa risalah Uswatun Khasanah beserta keluarga dan para sahabatnya. Mudah-mudahan kita diakui sebagai umatnya dan mendapat syafaat di yaumul qiyamah kelak.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sar jana Syari’ah (S.Sy) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

  Salatiga. Skripsi ini berjudul “Pernikahan Dengan Niat Talak dan Relevansinya

  Dengan KHI pasal 3 (Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang)

  ” Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga.

  

vii

  2. Syukron Ma’mun, M.Si. Ketua Progdi Al Ahwal Asy Syakhshiyyah IAIN Salatiga.

  3. Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  5. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  6. Bapak Karmo dan Ibu Rasmini tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing penulis, baik moral maupun spiritual.

  7. Bapak Sutimin Kepala Desa Wonoyoso beserta stafnya yang telah memberikan ijin penelitian di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus.

  8. Bapak dan Ibu yang ada di Desa wonoyoso yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini.

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 23 Februari 2015 ALFIYATUL JAMILAH

  

viii

  

ABSTRAK

  Jamilah, Alfiyatul. 2015. Pernikahan Dengan Niat Talak Dan Relevansinya

  Dengan KHI Pasal 3 (Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang) . Jurusan S

  yari’ah. Program Studi Al Ahwal Asy Syakhshiyyah. Salatiga. Instutut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Zumratun, M.Ag

  Kata kunci: pernikahan dengan niat talak, tujuan pernikahan KHI pasal 3

  Penikahan menurut syari’at islam merupakan ketentuan yang mengikat setiap muslim. Setiap muslim perlu menyadari bahwa di dalam perkawinan itu terkandung nilai-nilai ubudiyah. Karena itu, pernikahan diistilahkan oleh Al

  . qur’an dengan mitsaaqan ghalidza yaitu suatu ikatan atau janji yang sangat kuat

  Menghindari perzinaan menjadi salah satu alasan untuk menyegerakan menikah, sehingga timbul istilah “nikah dengan niat talak” yaitu, seorang pria menikahi wanita dan di dalam hatinya (niat) akan menceraikan wanita tersebut setelah selesai masa studi atau domisili atau kebutuhannya telah terpenuhi (selesai). Maksudnya adalah untuk menghindari zina, maka lebih baik nikah dengan niat talak. Hal ini ketika dikaitakan dengan masa sekarang, maka harus direlevansikan dengan produk hukum, yakni Kompilasi Hukum Islam (KHI). Apakah nantinya nikah dengan niat talak tersebut sesuai atau tidak dengan ketentuan hukum yang terkandung dalam kompilasi hukum islam (KHI).

  Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam Bagaimana akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan nikah dengan niat talak? Faktor apa yang menyebabkan terjadinya nikah dengan niat talak? Bagaimana pendapat para ulama’ tentang adanya nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI?

  Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan ditengah- tengah masyarakat. Dalam hal ini data yang ingin diperoleh adalah adanya niat talak dalam sebuah pernikahan studi kasus di Desa Rejosari Kec. Pringapus kabupaten semarang. Penelitian dilakukan mulai bulan juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Responden berjumlah dua pasang pelaku pernikahan dengan niat talak. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan interview (wawancara) kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa sebagian ulama’ memang memperbolehkan pernikahan dengan niat talak karena mereka melihat pernikahan tersebut hanya dari lahirnya saja jadi pernikahan tersebut tetap sah. Tetapi menurut peneliti pernikahan dengan niat talak adalah batil karena lebih banyak madharat yang diperoleh dari pada manfaat yang terkandung di dalamnya. Karena niat awal pernikahan tersebut sudah jelek. Selain itu, dalam pernikahan

  

ix tersebut ada unsur penipuan yang akan menimbulkan kerugian pada salah satu pihak. Jika direlevansikan dengan tujuan pernikahan yang terkandung dalam pasal

  3 KHI maka pernikahan dengan niat talak sangat tidak relevan. Selain itu, jika dilihat dari tujuan pernikah dan prinsip pernikahan yang terdapat d alam syari’at

  Islam baik dalam Al qur’an maupun hadits pernikahan dengan niat talak juga sangat bertentangan.

  

x

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

D. Telaah Pustaka ................................................................................................... 6

E. Kerangka Teoritik ................................................................................................ 7 F. Metode Penelitian ............................................................................................. 10

  1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 10

  2. Sifat Penelitian .................................................................................................. 11

  3. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 11

  4. Sumber Data ...................................................................................................... 11

  5. Metode Analisi Data ......................................................................................... 12

  G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 12

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan/Perkawinan .................................................................................... 14

  1. Pengertian Pernikahan ...................................................................................... 14

  2. Hukum Pernikahan ............................................................................................ 19

  3. Rukun dan Syarat Pernikahan ........................................................................... 20

  4. Tujuan Pernikahan ............................................................................................ 24

  5. Prinsip Pernikahan ............................................................................................ 27

  6. Macam-Macam Nikah yang diharamkan ………………. .. ……………………33

  B. Talak ................................................................................................................. 36

  1. Pengertian Talak dan Hukumnya ....................................................................... 36

  2. Macam-Macam Talak ........................................................................................ 39

  

xi

  C. Pernikahan Dengan Niat Talak ......................................................................... 43

  1. Arti Pernikahan Dengan Niat Talak ................................................................... 43

  2. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan Dengan Niat Talak ............................... 45

  BAB III : PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kab Semarang ...... 55

  1. Letak Geografis ................................................................................................. 55

  2. Struktur Organisasi Desa Wonoyoso ................................................................ 56

  3. Jumlah Penduduk Desa Wonoyoso ................................................................... 57

  B. Pernikahan Dengan Niat Talak di Desa Wonoyoso .......................................... 61

  1. Pasangan Anto dan Riya ................................................................................... 61

  2. Pasangan Ida Dan Riyan ................................................................................... 64

  BAB IV : ANALISIS A. Tinjauan Hukum Islam Tentang Pernikahan Dengan Niat Talak di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang .................................. 68 B. Faktor Terjadinya Pernikahan Dengan Niat talak Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang .................................................... 79 C. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan dengan Niat Talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan Tinjauan dari

  perspektif Islam dan KHI ................................................................................. 83

  D. Pendapat Peneliti Tentang Pernikahan dengan Niat Talak .............................. 89

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... 97

  1. Akad Nikah Pernikahan dengan Niat Talak ...................................................... 97

  2. Faktor Terjadinya Pernikahan dengan Niat Talak ............................................ 98

  3. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan dengan Niat Talak ............................... 98

  B. Saran .................................................................................................................. 99

  C. Penutup ............................................................................................................. 99

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

  DAFTAR TABEL DAN BAGAN

TABEL 3.1 Jumlah Penduduk menurut UsiaTABEL 3.2 Jumlah Penduduk menurut Mata PencaharianTABEL 3.3 Jumlah Penduduk menurut KeagamaanTABEL 3.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan

  

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS

xiii

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  xiv

  Biodata Penyusun 2. Nota Dosen Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi 4. Surat Ijin Penelitian 5. Surat Persetujuan Ijin Penelitian 6. Surat Pernyataan Telah Meneliti 7. Pedoman Wawancara 8. Dokumentasi Observasi xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan akad yang menghalalkan pergaulan dan

  membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram (Rasjid,2010:374). Allah menciptakan manusia seorang diri kemudian menciptakan pasangannya. Dengan pasangan ini, Allah Swt mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan itu, semakin lama makin berkembang banyak, agar mereka mau mengabdi pada-Nya (Q.S

  An Nisa‟:1)

  Penikahan menurut syari‟at islam merupakan ketentuan yang mengikat setiap muslim. Setiap muslim perlu menyadari bahwa di dalam perkawinan itu terkandung nilai-nilai ubudiyah. Karena itu, pernikahan diistilahkan oleh Al

  qur‟an dengan mitsaaqan ghalidza yaitu suatu ikatan atau janji yang sangat kuat (Anshary,2010:11).

  Pentingnya suatu pernikahan itu, maka agama islam sangat mencela bagi setiap orang yang dengan sengaja menjauhi pernikahan. Perbuatan membujang bagi laki-laki maupun perempuan itu sangat menyimpang dengan fitrah kejadian manusia itu sendiri. Menurut istilah lain, membujang itu akan menghilangkan kehormatan diri pribadi menurut persepsi islam dan menurut persepsi masyarakat. Bagi orang yang belum mampu melangsungkan pernikahan karena suatu hal yang benar-benar menjadikannya tidak mampu, maka islam menganjurkannya untuk memelihara kehormatan dirinya dengan jalan menahan syahwatnya dari perbuatan yang hina dan tercela (Huda,1994:12).

  Pernikahan merupakan perjanjian suci yang berlaku beberapa asas diantaranya adalah kesukarelaan, persetujuan kedua belah pihak, kebebasan memilih, kemitraan suami-istri dan untuk selama-lamanya dan asas monogami. Dari asas tersebut telah disebutkan bahwa salah satu asas pernikahan adalah untuk selama-lamanya, artinya pernikahan dilaksanakan untuk melangsungkan keturunan dan membina kasih sayang selama hidup (Huda,2010:126).

  Nikah

  mut‟ah yakni pernikahan dengan tujuan bersenang-senang saja

  dilarang oleh Rasulullah. Tetapi bagaimana jika kemudian muncul dalam kehidupan masyarakat nikah dengan niat talak. Apakah pernikahan semacam ini juga dihukumi nikah mut‟ah. Selain itu, bukankah telah tercantum dalam KHI bahwa perkawinan itu untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi:

  “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2) . yang sakinah, mawaddah dan rahmah”(

  Perkawinan haruslah sesuai dengan ketentuan Allah SWT yaitu haruslah sah lahir dan batin. Keabsahan suatu pernikahan merupakan suatu yang prinsipil, karena berkaitan erat dengan akibat-akibat pernikahan, baik menyangkut anak maupun yang berkaitan dengan harta (Anshary, 2010:12). Akan tetapi nikah dengan niat talak hanya memenuhi syarat sahnya suatu perkawinan yang berupa lahirnya saja, sedangkan tujuan dari suatu pernikahan itu tidak terlaksana karena di dalam batinnya ada niat untuk menceraikan istrinya.

  Perkawinan semacam ini memang sah dan akadnya pun mutlak tetapi bertentangan dengan syari‟at islam dan tujuan suatu pernikahan yang telah ditetapkan dalam pasal 3 KHI. Dalam pasal tersebut jelas telah memuat tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan penuh kasih sayang. Tetapi dengan adanya nikah dengan niat talak berarti telah menciderai makna dari suatu pernikahan itu sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

  2 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi:

  “Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad

yang sangat kuat atau mīṡāqān ghalīẓān untuk mentaati perintah Allah dan

Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2) . melaksanakannya merupakan ibadah”. (

  Makna perkawinan tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya arti perkawinan dalam Islam, yaitu diibaratkan dengan perjanjian para nabi dan wali. Begitu mulianya suatu ikatan perkawinan tetapi jika terbesit adanya niat untuk menceraikannya setelah masanya tiba maka akan ternoda makna dari suatu perkawinan.

  Paparan tersebut yang membuat pernikahan yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten semarang menjadi menarik untuk diteliti. Pernikahan yang terjadi dengan akad yang mutlak tersebut terjadi bukan atas keinginan pihak mempelai suami dan istri. Pada hal dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa pernikahan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

  Observasi pendahuluan yang dilakukan di Desa Wonoyoso ada beberapa kasus pernikahan yang terjadi dengan niat talak. Niat tersebut terbukti dengan perilaku suami yang menceraikan istrinya setelah pernikahan tersebut terjadi beberapa bulan. Pernikahan pertama bermula dari pihak istri yang telah lebih dahulu hamil. Agar tidak menimbulkan kemaluan untuk keluarga, maka pihak keluarga meminta pertanggung jawaban dari laki-laki yang menghamilinya. Tetapi karena laki-laki yang menghamilinya sudah berkeluarga maka laki-laki tersebut mencarikan laki-laki lain yang mau menikahi wanita tersebut dengan imbalan satu buah motor. Pernikahan tersebut diselenggarakan di KUA setempat, dengan dihadiri orang tua dari pihak istri, dua orang saksi dari pihak istri yaitu perangkat desa setempat dan dua orang saksi dari pihak suami karena bapak pihak suami telah meninggal dan ibunya tidak tahu sekarang dimana. Tetapi setelah anak tersebut lahir pihak istri dikembalikan kepada pihak keluarga.

  Pernikahan kedua itu dilangsungkan karena usia dari pihak perempuan sudah mulai menginjak usia 30 tahun. Tetapi pernikahan tersebut hanya berlangsung selama 2 bulan saja. Pernikahan tersebut terjadi karena pihak suami hanya ingin bersenang-senang saja dengan si istri kemudian akan diceraikan setelah dia merasa kebutuhannya terpenuhi. Selain itu, sang suami hanya ingin mendapatkan uang yang sebanyak-banyaknya dari si istri dari hasil kerja si istri untuk membayar hutang dan untuk foya-foya bersama teman-temannya. Selama pernikahan berlangsung tidak pernah ada keharmonisan yang terjadi, persoalan tersebut disebabkan karena pihak istri tidak pernah ada rasa suka dengan pihak suami. Selain itu, pihak suami tidak pernah memberi nafkah malah sebaliknya selalu meminta uang dari istrinya.

  Berdasarkan paparan tersebut, tidak ditemukan tujuan pernikahan yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah seperti yang tersebut dalam KHI. Peneliti bermaksud akan melakukan penelitian yang berjudul

  “Nikah Dengan Niat Talak Relevansinya dengan KHI Pasal 3 Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan Masalah

  Setelah uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang? 2. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?

  3. Bagaimana pendapat para ulama‟ tentang adanya nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penyusun merumuskan tujuan penulisan sebagai berikut:

  1. Untuk akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang 3. Untuk mengetahui pendapat para ulama‟ tentang adanya nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

  Kabupaten Semarang ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI.

  D. Telaah Pustaka

  Skr ipsi yang berjudul Praktek Nikah Paska Talak Ba‟in (Studi Kasus di Desa Linggar Galing Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah). Yang ditulis oleh Reka Anita, 21107009 lebih fokus kepada nikah paska talak Ba‟in atau yang sering disebut nikah muhalil. Skripsi ini sangat berbeda dengan pembahasan peneliti yang mengangkat judul nikah dengan niat talak. Karena nikah dengan niat talak berbeda dengan nikah muhalil.

  Nikah dengan niat talak adalah pernikahan yang dilakukan dengan akad mutlak hanya saja terbesit dihati pihak laki-laki untuk menceraikan istrinya bila waktunya tiba, sedangkan nikah muhalil adalah nikah yang dilakukan paska talak ba‟in. jadi sangat berbeda sekali nikah muhalil dengan nikah dengan niat talak.

  Sekripsi yang berjudul TELAAH HADITS NIKAH

  MUT‟AH (Takhrij

  Terhadap Hadits Kebolehan Nikah

  Mut‟ah). yang ditulis oleh Muhammad

  Arif Slamet Raharjo, 211 05 008. Skipsi ini fokus terhadap nikah

  mut‟ah dan

  kebolehan untuk nikah

  mut‟ah. Nikah mut‟ah adalah suatu bentuk pernikahan

  yang dilakukan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam jangka waktu tertentu (

  ila ajalin musamma‟). Sedangkan pembahasan peneliti

  tentang nikah dengan niat talak. Meskipun peneliti menyinggung tentang pembahasan nikah mut‟ah tetapi tidak ada kesamaan antara nikah mut‟ah dengan nikah dengan niat talak.

E. Kerangka Teoritik

  Pernikahan adalah akad yang menghalalkan hubungan kelamin antara seorang perempuan dan laki-laki. Zakiyah Darajat dkk. Mengemukakan lima tujuan dalam pernikahan: 1.

  Mendapatkan dan melangsungkan keterunan 2. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwat dan menumpahkan kasih sayangnya

  3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan;

  4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal; serta

5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram atas dasar cinta dan rasa kasih sayang.

  Kesimpulannya bahwa tujuan pernikahan dalam islam adalah untuk memenuhi naluri hidup manusia, agar terjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagian keluarga sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surat Ar Rum 21:

                        21. dan di antara tanda-tanda Yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, Bahawa ia menciptakan untuk kamu

  (Wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikannya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya Yang demikian itu mengandung keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesadaran) bagi orang-orang Yang berfikir.(Q.S Ar Ruum:21)

  Tujuan pernikahan juga dijelaskan dalam KHI pasal 3 yang berbunyi:

  “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2) . yang sakinah, mawaddah dan rahmah”(

  Islam juga mengatur tata cara agar pernikahan tersebut menjadi sah dan sesuai dengan hukum Islam, pernikahan yang sah merupakan pernikahan yang sudah memenuhi syarat dan rukunnya. Rukun nikah meliputi: 1.

  Mempelai laki-laki 2. Mempelai perempuan 3. Wali

4. Dua orang saksi 5.

  Shigat ijab qobul. (Tihami, dkk,2010:8) Perkawinan yang didasarkan pada kelima unsur diatas sudah dianggap sah menurut hukum Islam, yaitu pernikahan itu tidak memerlukan niat dalam hati. Tetapi kemudian muncul persoalan tentang nikah dengan niat talak. Tentang persoalan tersebut para ulama‟ berbeda pendapat. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh imam nawawi dalam kitabnya Sharah Shahih Muslim (9/181) berpendapat:

   َلاَق ِوِبَو ، اًدَبَأ اَهْ يَلَع اًعَمْجُم َكِلَذ دْعَ ب ةَلَأْسَمْلا رِّيَصُي َلََو ف َلَِخْلا رْكَب وُبَأ يِضاَقْلا َحَكَن ْنَم انَأ ىَلَع اوُعَمْجَأَو : يِضاَقْلا َلاَق ، ّيِن الَِقاَبْلا حيِحَص وحاَكِنَف اَىاَوَ ن ةادُم الَِإ اَهَعَم ثُكْمَي الََأ وتايِنَو اًقَلْطُم اًحاَكِن روُكْذَم ْلا ِطْراشلاِب َعَقَو اَم ةَعْ تُمْلا حاَكِن اَمانِإَو ، ةَعْ تُم حاَكِن َسْيَلَو ، ل َلََح َلاَقَ ف ُّيِعاَزْوَْلْا اذَشَو ، ساانلا ق َلَْخَأ ْنِم اَذَى َسْيَل : كِلاَم َلاَق ْنِكَلَو ، مَلْعَأ واللَاَو . ِويِف رْيَخ َلََو ، ةَعْ تُم حاَكِن َوُى :

  Syaikh Rasyid Ridha mengatakan dalam komentarnya pada tafsir Al

  manar

  , bahwa ulama‟ salaf dan khalaf yang sangat keras melarang, sekalipun para ahli fiqh berpendapat bahwa akad nikah semacam ini hukumnya sah, sekalipun dalam hati berniat nikah sementara tetapi ketika mengucapkan ijab qobul tidak dinyatakannya. Namun dengan menyembunyikan niatan hatinya seperti ini adalah merupakan perbuatan menipu dan mengelabuhi pihak perempuan yang sepatutnya dianggap lebih batal dari pada suatu akad nikah yang dengan terang terangan disebutkan niat sementaranya yang secara bersama-sama disetujui oleh pihak laki-laki, perempuan dan walinya. Karena hal itu tidak menimbulkan suatu kerugian, kecuali timbulnya sikap mengabaikan terhadap suatu hubungan yang sangat mulia yang merupakan hubungan kemanusian yang paling besar dan mengakibatkan permainan syahwat bagi yang suka kawin cerai, serta mengakibatkan timbulnya berbagai kemungkinan negatif. (Sabiq, 1980:70)

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data yang empiris yang mempunyai kreteria tertentu yaitu valid. Valid berarti menunjukakan derajat ketepatan antara dua data yang sesungguhnya terjadi pada suatu objek dengan data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti.(Sugiyo, 2012:2)

  Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan tearah dalam penelitian,maka penyusun menggunkan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan ditengah- tengah masyarakat. Dalam hal ini data yang ingin diperoleh adalah adanya niat talak dalam sebuah pernikahan studi kasus di Desa Rejosari Kec. Pringapus.

  2. Sifat penelitian

  Dalam penulisan ini penyusun menggunakanPenelitian ini bersifat

  deskriktif-analitik yakni penelitian untuk menyelesaikan masalah dengan

  cara mendeskripsikan masalah melalui pengumpulan, penyusunan, dan menganalisa data, kemudian dijelaskan.

  3. Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode: a. Wawancara (interview),penyusun melakukan wawancara mendalam

  (in-depth interview) menggunakan dialog, mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan serta menggali keterangan yang lebih jelas secara langsung yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada responden yaitu pasangan pernikahan dengan niat talak yang berada di Desa Rejosari Kec. Pringapus.

  b.

  Dokumentasi,(Arikunto,2010:201) metode ini digunakan untuk memperoleh sumber berupa tulisan dengan mengutip dokumen- dokumen yang ada dan dipandang relevan.

  c.

  Observasi atau Pengamatan, Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Arikunto, 2010:164).

  4. Sumber Data

  Dalam penelitian ini dapat memperoleh informasi data dari beberapa literature buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik dan memperoleh sumber informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung yang kemudian dianalisis. Dengan kata lain sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: a.

  Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang berkaitan langsung dengan objek riset.

  Data primer dalam penelitian ini adalah perilaku subyek peneliti yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi.

  b.

  Sumber Data Skunder Sumber data skunder adalah sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Data skunder dalam penelitian ini adalah buku-buku jurnal dan penelitian orang lain yang berkaitan dengan nikah dengan niat talak.

5. Metode Analisa Data Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data.

  Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.(Suprayogo, 2011:191)

G. Sistematika Penyusunan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini penyusun akan menguraikan sistematikanya yaitu dengan membagi seluruh materi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab. Adapun kelima bab yang dimaksud dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, Telaah Pustaka, Kerangka Teoritik, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II : Bab ini merupakan landasan teori yang menguraikan tentang kajian Teoritik (konsep nikah, pengertian umum

  

niat dan konsep talak dalam Islam)

  Bab III : Bab ini merupakan inti dari penyusunan skripsi ini yang memuat tentang gambaran umum nikah dengan niat talak yang terjadi di desa Rejosari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Bab IV : Analisis tentang nikah dengan niat talak dan pendapat ulama‟ tentang nikah dengan niat talak. Bab V : Penutup, pertama kesimpulan dilanjutkan saran-saran, kemudian diakhiri dengan kata penutup. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan/Perkawinan

  Pernikahan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan atau kelompok. Dengan jalan pernikahan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai mahluk yang berkehormatan. Karena itu, Islam mengatur masalah pernikahan itu dengan amat teliti dan terperinci. Agar lebih disadari dan diyakini tentang pentingnya pernikahan, maka akan dijelaskan lebih lanjut tentang pernikahan.

1. Pengertian Pernikahan

  Pernikahan diistilahkan den gan “perkawinan” berasal dari kata “kawin”, yang menurut bahasa berarti membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh (Thihami,dkk 2010: 7). Menurut ahli fiqh nikah berasal dari kata al-

  jam‟u dan al dhamu yang

  artinya kumpul. Makna nikah (Zawaj) bisa diartikan juga dengan aqdu al tazwij yang artinya akad nikah. Hal ini sesuai dengan pengertian yang terdapat dalam buku Fikih Munakahat, mengutip dari ungkapan Zakiyah Drajat yang memberikan definisi perkawinan sebagai berikut:

   َجَُٕجَْْعٍَ َْٗأ ِؼِْْٝٗضَّضىث َِٗث ِؿَجنِّْىث ِعْفَيِد ٍبْطَٗ َزَفجَدِإ َََُِّضَضَٝ ٌذْقَع “Akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan kelamin dengan lafadz nikah atau tazwij atau yang semakna dengan keduanya.” (Thihami, dkk 2010: 7)

  Menurut pengertian Fuqoha perkawinan ialah akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan kelamin dengan lafadl nikah atau ziwaj atau yang semakna keduanya.

  Sedangkan menurut pendapat ahli hukum Islam Mutaakhiriin seperti yang dituliskan oleh Muhammad Abu Ishrah bahwa Nikah atau Ziwaj ialah aqad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga (suami-istri) antara pria dan wanita dan mengadakan tolong menolong dan memberi batasan hak bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masingnya. (Departemen Agama, 1985:48-49)

  Para Mujtahid sepakat bahwa nikah adalah suatu ikatan yang dianjurkan syari‟at. Orang yang sudah berkeinginan untuk nikah dan khawatir terjerumus pada perbuatan zina, sangat dianjurkan untuk melaksanakan nikah. Yang demikian adalah lebih utama dari pada haji, shalat, jihad dan puasa sunnah. (Muhammad, 2010: 338)

  Makna-makna Nikah dalam Fiqh tersebut terkesan bahwa laki-laki menjadi subjek dan perempuan menjadi objek. Karena hanya aspek biologis yang disoroti. Akhirnya yang berkembang, laki-laki menjadi orang yang berkuasa dan perempuan dikuasai.

  Selain itu, dalam undang-undang no. 1 tahun 1974 bab 1 pasal 1 disebutkan sebagai berikut:

  “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”( Tim

New Merah Putih, 2012: 6).

  Makna nikah yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor I Tahun 1974 tersebut sangat berbeda sekali dengan makna nikah menurut hokum Islam. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 meliputi nikah tidak hanya fisik (hubungan biologis) tapi juga psikhis, bahagia dan kekal itu mengandung makna bahwa nikah untuk selamanya, terkandung juga nilai-nilai spiritual (ketuhanan YME). selain itu, memiliki tujuan bahagia,dan kekal maksudnya hanya terjadi sekali seumur hidup Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 2 juga dijelaskan tentang pengertian yaitu sebagai berikut:

  “Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad

yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah”.(Tim Redaksi Nuansa Aulia,

2012: 2).

  Dari beberapa pengertian nikah tersebut dapat disimpulkan bahwa pernikahan adalah suatu akad yang sangat dianjurkan, yang akan menimbulkan kehalalan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga, yang diliputi rasa ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridloi Allah SWT dan akan menimbulkan akibat hukum.

  Karena pentingnya suatu pernikahan itu maka Allah sangat menganjurkan suatu pernikahan sebagaimana disebutkan dalam Al qur‟an surat yasin:36

  

         

   

  36. Maha suci Tuhan Yang telah menciptakan makhluk-makhluk

semuanya berpasangan; sama ada dari Yang ditumbuhkan oleh bumi,

atau dari diri mereka, ataupun dari apa Yang mereka tidak

mengetahuinya.

  Perkawinan merupakan akad yang sangat kuat seperti yang dijelaskan dalamasal 2 Kompilasi Hukum Islam. Pasal diatas menjelaskan pentingnya suatu pernikahan. Karena itu, Allah melarang bagi manusia untuk hidup membujang. Perintah untuk menikahkan perempuan yang tidak bersuami dengan seorang laki-laki yang tidak beristri itu tertuju kepada seluruh umat islam (Basyir, 2000: 29). Islam sangat menganjurkan seseorang itu untuk menempuh hidup pernikahan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

  

        

          

  32. dan kahwinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang Yang soleh dari hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpah kurniaNya kerana Allah Maha Luas (rahmatNya dan limpah kurniaNya), lagi Maha mengetahui.( Q.S An Nuur:32)

  Diriwayatkan dalam sebuah hadits:

   َُِٔٞقَى ْرِإ ًَِِْٚد ٍدُ٘عْسٍَ ِِْد ِ َّاللَّ ِذْذَع َعٍَ ِٜشٍَْ َلَ ِِّّٜإ َهجَق َزَََقْيَع َِْع َٙأَس جَََّيَف ُٓ َلَْخَضْسجَف ُُجََْغُع َهجَعَص ِٜى َهجَق ٌزَؽجَف َُٔى ْشَسَْٞى َُْأ ِ َّاللَّ ُذْذَع ََِِْفَّشىث ِذْذَع جَدَأ جَٝ َلُؽَِّٗضُّ َلََأ ُُجََْغُع َُٔى َهجَقَف ُشْتِؾَف ُزَََقْيَع جَٝ َِّاللَّ ُذْذَع َهجَقَف ُذَْٖعَص َشُْْم جٍَ َلِسْفَّ ٍِِْ َلَْٞىِإ ُعِؽْشَٝ َُّٔيَعَى ٍشْنِد ٍزَِٝسجَؾِد ٍَِْ ُهُ٘قَٝ ٌََّيَسَٗ َِْٔٞيَع ُ َّاللَّ َّٚيَط ِ َّاللَّ َهُ٘سَس ُشْعََِس ْذَقَى َكثَر َشْيُق ِِْتَى

   ِػْشَفْيِى َُِظْفَأَٗ ِشَظَذْيِى ُّضَغَأ َُِّّٔئَف ْػََّٗضَضَْٞيَف َرَءجَذْىث ٌُْنٍِْْ َعجَطَضْسث ٌءجَؽِٗ َُٔى َُِّّٔئ َف ًَِّْ٘ظىجِد َِْٔٞيَعَف ٌُْنٍِْْ ْعِطَضْسَٝ ٌَْى ٍََِْٗ

  2046. Dari Alqamah, dia berkata, "Sesungguhnya saya

  berjalan bersama Abdullah bin Mas'ud di Mina, kemudian Ustman bertemu dengan Abdullah bin Mas'ud. Utsman mengahampiri Ibnu Mas'ud. Ketika Ibnu Mas'ud melihat bahwa dia tidak berkeinginan untuk menikah, maka ia berkata kepada Al qamah, 'Kemarilah wahai Al Qamah.' Kemudian aku mendatangi Ibnu Mas'ud, Utsman berkata kepada Ibnu Mas'ud, 'Kami akan menikahkan engkau wahai Ibnu Mas'ud dengan seorang gadis, semoga dengan demikian engkau mengingat kembali masa lampaumu yang indah.' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kalau engkau berkata demikian, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah. Karena menikah akan membuat seseorang mampu menahan pandangannya, lebih dapat memelihara kemaluannya. Barangsiapa yang belum mampu untuk menikah, maka hendakah ia berpuasa, karena puasa mampu menahan dan membentengi (gejolak syahwat). '""(shahih, Muttafaq Alaih)