RPP Kelas XI 3.7 4.7 Mitigasi Bencana Alam

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Sekolah : SMA NEGERI 8JAKARTA

Mata Pelajaran : GEOGRAFI Kelas / Semester : XI / Dua

Program : Ilmu Sosial ( Peminatan )

Materi pokok : Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran ( 4 X Pertemuan )

A. Kompetensi Inti : KI

1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI

2

: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI

3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI

4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya

1.1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya

1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya

1.1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya

1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin

1.1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin

1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa

1.1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa

2.4. Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam

2.4.1. Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam


(2)

3.7. Menganalisis mitigasi dan adaptasi

bencana alam dengan kajian geografi 3.7.1. Mengidentifikasi jenis dankarakteristik bencana alam, 3.7.2. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia.

3.7.3. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan penanggulangan bencana alam.

3.7.4. Mengidentifikasi manfaat mitigasi dan adaptasi bencana 3.7.5. Merancang dan membuat

hipotesis tentang mitigasi bencana

3.7.6. Mengidentifikasi langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam

3.7.7. Membuat model langkah-langkah evakuasi

3.7.8. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

3.7.9. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 3.7.10. Memberi contoh kasus

untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar 4.7. Menyajikan hasil analisis hubungan

antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika litosfera dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep

4.7.1. Mengomunikasikan hasil analisis mitigasi dan adaptasi bencana dalam bentuk tulisan mapun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi. 4.7.2. Mengomunikasikan model

langkah-langkah evakuasi dan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya. 4.7.3. Peserta didik membuat

simulasi mitigasi bencana alam di lingkungan sekolah

C. Materi Pembelajaran Fakta:

 Bencana alam  Bencana sosial Konsep:

Prinsip:

 Keseimbangan alam dan lingkungan

 Faktor penyebab bencana alam dan bencana sosial. Prosedur:


(3)

D. Langkah-Langkah Pembelajaran PERTEMUAN : 1

Materi : Jenis dan karakteristik bencana alam

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

Pendahulu

an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran

SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi

menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan jenis dan karakteristik bencana alam

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan soal pretest secara lisan

Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab

pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan

kaitan hubungan jenis dan karakteristik bencana alam

Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes

15 Menit

Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian

rangsangan) Menit105

Memberikan stimulus dengan cara

Menanya tentang jenis dan karakteristik bencana alam

Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru

Menanya Fase 2: Problem

statement(pertanyaan/identifikasi masalah) Guru membimbing peserta

didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :

1.Mengidentifikasi jenis dan karakteristik bencana alam

Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: Bagaimana cara

mengidentifikasi jenis dan karakteristik bencana alam

Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)

Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan

informasi yang

berhubungan dengan permasalahan

mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan

permasalahan.

Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta

didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet

Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap

Melakukan diskusi kelompok

Berperan aktif dalam diskusi kelas


(4)

Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,

1. Jelaskan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik

gempa bumi,

karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )

 Melakukan pembuktian data melalui diskusi

Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik

kesimpulan/generalisasi)  Guru membimbing peserta

didik menulis laporan diskusi

 Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak  Guru mengarahkan

peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.  Guru memberikan

penguatan tentang

1.Jelaskan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik

gempa bumi,

karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )

 Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan awal melalui pertanyaan  Melaksanakan penilaian

menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian otentik

 Menulis laporan diskusi  mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.

 berperan aktif dalam diskusi kelas

 Menyimak penguatan tentang

1. Bagaimana

mengidentifikasi jenis dan karakteristik

bencana alam

( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan

gunung api,

karakteristik tanah longsor, karakteristik

gempa bumi,

karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )

 Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru


(5)

Penutup  Bersama peserta didik menyimpulkan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik gempa bumi, karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado ).  Memberikan PR

 Melaksanakan postes  Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil belajar

 Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang

1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

Bersama guru

menyimpulkan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik gempa bumi, karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado ).

Menyimak PR yang diberikan

Mengikuti Postest

Menerima informasi tentang:

- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

15 Menit

PERTEMUAN : 2

Materi : Sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

Pendahulu

an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran

SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi

menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memberikan soal pretest secara lisan

Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab

pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan

kaitan hubungan sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia

Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes

15 Menit

Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian

rangsangan) Menit105

Memberikan stimulus dengan cara

Menanya tentang sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia

 Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru

Menanya Fase 2: Problem


(6)

Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :

1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

 Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti:  Bagaimana cara

menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)

Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan

informasi yang

berhubungan dengan permasalahan

mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan

permasalahan.

Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta

didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet

Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap

Melakukan diskusi kelompok

Berperan aktif dalam diskusi kelas

Mengasosiasi Fase 5 : Verification(Pembuktian)

Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,

1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan

daerah rawan

gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal)

 Melakukan pembuktian data melalui diskusi

Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik


(7)

 Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi

 Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak  Guru mengarahkan

peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.

 Guru memberikan penguatan tentang

1.Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan

daerah rawan

gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal)

 Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan awal melalui pertanyaan  Melaksanakan penilaian

menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian otentik

 Menulis laporan diskusi  mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.

 berperan aktif dalam diskusi kelas

 Menyimak penguatan tentang

1. Bagaimana

menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia

bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal)  Menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru

Penutup  Bersama peserta didik menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng

Bersama guru

menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng

15 Menit


(8)

Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).

 Memberikan PR  Melaksanakan postes

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar

 Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang:

1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan bencana alam. 2. Mengidentifikasi

manfaat mitigasi dan adaptasi bencana

Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).

Menyimak PR yang diberikan

Mengikuti Postest

Menerima informasi tentang:

- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

PERTEMUAN : 3

Materi : Usaha pengurangan resiko bencana alam

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

Pendahulu

an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran

SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi

menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan usaha pengurangan resiko bencana alam

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan soal pretest secara lisan

Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab

pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan

kaitan hubungan usaha pengurangan resiko bencana alam

Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes

15 Menit

Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian


(9)

Memberikan stimulus dengan cara

Menanya tentang usaha pengurangan resiko bencana alam

 Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru

Menanya Fase 2: Problem

statement(pertanyaan/identifikasi masalah) Guru membimbing peserta

didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :

1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan bencana alam. 2. Mengidentifikasi

manfaat mitigasi dan adaptasi bencana

 Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: 1. Bagaimana upaya

pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan bencana alam.

2. Bagaimana cara mengetahui manfaat mitigasi dan adaptasi bencana

Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)

Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan

informasi yang

berhubungan dengan permasalahan

mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan

permasalahan.

Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta

didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet

Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap

Melakukan diskusi kelompok

Berperan aktif dalam diskusi kelas


(10)

Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,

1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan

bencana alam (Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan

menghadapi ancaman bencana)

2. Mengidentifikasi

manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan

informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian)

 Melakukan pembuktian data melalui diskusi

Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik


(11)

 Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi

 Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak  Guru mengarahkan

peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.

 Guru memberikan penguatan tentang

1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan

bencana alam (Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan

fisik maupun

penyadaran dan peningkatan

kemampuan

menghadapi ancaman bencana)

2. Mengidentifikasi

manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR

mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan

informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan

individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang

cukup untuk

mengurangi

kemungkinan bahaya atau kerugian)

 Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan

 Menulis laporan diskusi  mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.

 berperan aktif dalam diskusi kelas

 Menyimak penguatan tentang

1. Bagaimana upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan

penanggulangan

bencana alam (Dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian

upaya untuk

mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana)

2. Bagaimana cara mengidentifikasi

manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR

mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan

individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi

kemungkinan bahaya atau kerugian)

 Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru


(12)

Penutup  Bersama peserta didik menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).

 Memberikan PR  Melaksanakan postes

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar

 Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang:

1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana

2. Mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model

langkah-langkah evakuasi

4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus

untuk memperjelas

Bersama guru

menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).

Menyimak PR yang diberikan

Mengikuti Postest

Menerima informasi tentang:

- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

15 Menit


(13)

konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar PERTEMUAN : 4

Materi : Kelembagaan penanggulangan bencana alam

Kegiatan Deskripsi Alokas

i Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

Pendahulu

an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran

SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi

menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan kelembagaan

penanggulangan bencana alam

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan soal pretest secara lisan

Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen

Menyimak dan menjawab pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan

kaitan hubungan kelembagaan

penanggulangan bencana alam

Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran

Menjawab soal pretes

15 Menit

Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian

rangsangan) Menit105

Memberikan stimulus dengan cara

Menanya tentang kelembagaan

penanggulangan bencana alam

 Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru

Menanya Fase 2: Problem


(14)

Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :

1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana

2. Mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model

langkah-langkah evakuasi

4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus

untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar

Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: 1. Bagaimana cara

merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana

2. Bagaimana cara mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Bagaimana cara

membuat model langkah-langkah

evakuasi

4. Bagaimana cara menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

5. Bagaimana cara menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Bagaimana cara

memberi contoh kasus untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar

Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)

Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan

informasi yang

berhubungan dengan permasalahan

mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan permasalahan.

Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta

didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet

Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap

Melakukan diskusi kelompok

Berperan aktif dalam diskusi kelas


(15)

Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,

1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana

2. Mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model

langkah-langkah evakuasi

4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus

untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar

Penjabaran materi

(Kelembagaan

Penanggulangan Bencana Alam)

 Lembaga

penanggulangan bencana alam

 Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam

mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat

 Melakukan pembuktian data melalui diskusi


(16)

Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik kesimpulan/generalisasi)


(17)

 Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi

 Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak  Guru mengarahkan

peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.  Guru memberikan

penguatan tentang

1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana

2. Mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model

langkah-langkah evakuasi

4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya

5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus

untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar Penjabaran materi (Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam)  Lembaga penanggulangan bencana alam

a. Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan

 Menulis laporan diskusi  mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.

 berperan aktif dalam diskusi kelas

 Menyimak penguatan tentang

1. Bagaimana Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana?

2. Bagaimana cara mengidentifikasi

langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam? 3. Bagaimana cara

membuat model langkah-langkah

evakuasi?

4. Bagaimana cara menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya?

5. Bagaimana cara menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam?

6. Bagaimana cara memberi contoh kasus untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar? Penjabaran materi (Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam)  Lembaga penanggulangan bencana alam

a. Badan Nasional Penanggulangan


(18)

Penutup  Bersama peserta didik menyimpulkan Lembaga penanggulangan

bencana alam

a. Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam

mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di

Bandung dan

mempunyai tugas melaksanakan

penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

 Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan

penanggulangan bencana alam

a. Apabila di suatu daerah terjadi

kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah

dapat segera

menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di

 Bersama guru

menyimpulkan Lembaga penanggulangan

bencana alam

a. Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam

mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di

Bandung dan

mempunyai tugas melaksanakan

penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

 Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan

penanggulangan bencana alam

a. Apabila di suatu daerah terjadi

kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah

dapat segera

menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di

15 Menit


(19)

Bandung untuk diteliti keadaannya

b. Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB

c. PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.

 Memberikan PR  Melaksanakan postes  Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil belajar

 Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Bandung untuk diteliti keadaannya

b. Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB

c. PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.

Menyimak PR yang diberikan

Mengikuti Postest

Menerima informasi tentang:

- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

F. Penilaian

1 Jenis dan Teknik Penilaian Proyek:

Peserta didik diberi tugas membuat model langkah-langkah evakuasi dan menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya.

Observasi:

Peserta didik mengamati buku teks pelajaran dan sumber lainnya yang memuat ulasan, gambar, ilustrasi, dan animasi tentang jenis dan karakteristik bencana alam, sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia, upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan penanggulangan bencana alam, atau

Tes:

 Menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi tentang Jenis dan karakteristik, sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

 Menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi tentang usaha pengurangan resiko bencana alam serta kelembagaan penanggulanganbencanaalam


(20)

F.2 Bentuk Penilaian dan Penskoran. ( terlampir )

LAMPIRAN :

PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN 1. Tes Praktek (Penilaian Kinerja ) Mata Pelajaran : Geografi

Nama Kinerja : jenis jenis tanah , manfaat dan daerah persebarannya

Alokasi Waktu : 2 minggu

Nama :

Kelas :

No. Aspek Yang Dinilai 1 2Penilaian3 4

1 Pengamatan

2. Data yang diperoleh

3. Kesimpulan

Aspek yang

dinilai 1 2 Penilaian3 4


(21)

sangat tidak

cermat tidak cermat

cermat, tetapi mengandung

interpretasi

cermat dan bebas interpretasi Data yang

diperoleh

Data sangat tidak lengkap

Data tidak lengkap

Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada yang

salah tulis

Data lengkap, terorganisir,

dan ditulis dengan benar

Kesimpulan

Sangat Tidak benar

atau tidak sesuai tujuan

Tidak benar atau tidak sesuai tujuan

Sebagian kesimpulan ada yang salah atau

tidak sesuai tujuan

Semua benar atau sesuai

tujuan

Rekapitulasi Hasil Penilaian :

No. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai Jumlah

Skor NilaiSikap Predikat

1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5.

1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :

Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai

SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100

B (Baik) 3 Sering 75 – 90

C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74

K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59

2. Tes Praktek (Unjuk Kerja) Mata Pelajaran : Geografi

Nama Unjuk Kerja : siklus batuan klasifikasi jenis jenis batuan Alokasi Waktu : 1 minggu

Nama :

Kelas :

No

. Langkah-langkah Kinerja

Penilaian

1 2 3 4

1. 2. 3. 4.

Aspek yang


(22)

Rekapitulasi Hasil Penilaian : No

. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai1 2 3 4 SkorJum SikapNilai Predikat 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :

Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai

SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100

B (Baik) 3 Sering 75 – 90

C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74

K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59

3. Tes Praktek (Presentasi) Mata Pelajaran : Geografi

Nama Produk : Diskusi

Alokasi Waktu : 30 Menit Nama /Anggota Kel :

Kelas :

No. Komponen Skor (1-4)

1. Penguasaan Materi

a. Kemampuan konseptualisasi b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan berargumentasi 2. Penyajian

a. Sistematika Penyajian b. Visualisasi

3 Komunikasi Verbal a. Penggunaan Verbal b. Intonasi dan Tempo Total Skor

Aspek yang dinilai

Penilaian

1 2 3 4

Penguasaa


(23)

si,

menjelaskan dan

berargument asi sangat tidak menguasai si, menjelaskan dan berargument asi tidak menguasai kemampuan konseptualisasi, menjelasan dan berargumentasi bagus tapi belum terarah

kemampuan konseptualisasi, menjelasan dan berargumentasi bagus dan sudah terarah

Penyajian Sistematika penyajian dan

visualisasi sangat tidak tersaji Sistematika penyajian dan visualisasi sangat tersaji Penyajian materi yang tersistematis dan visualisasi bagus tetapi belum

menemukan konsep yang jelas

Penyajian materi yang

tersistematis dan visualisasi

bagus dan

konsepnya jelas

Komunikas

i Verbal Penggunaanbahasa verbal,

intonasi dan temponya sangat tidak baik

Penggunaan bahasa verbal,

intonasi dan temponya tidak baik

Penggunaan bahasa verbal, intonasi dan temponya sudah baik tapi belum menggunakan ejaan yang benar

Penggunaan bahasa verbal, intonasi dan temponya sudah

baik dan

menggunakan ejaan yang benar

Rekapitulasi Hasil Penilaian :

No. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai1 2 3 4 SkorJulh SikapNilai Predikat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :

Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai

SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100

B (Baik) 3 Sering 75 – 90

C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74

K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59

PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

1. Tes Tulis (Pilihan Ganda/Benar Salah/Menjodohkan)

N

o. NamaSiswa

Nomor Soal ∑ S k o r 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 41 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 52 26 27 28 29 30

1. 2. 3. 4. 5. 6.


(24)

7. 8. 9. 1 0

Keterangan :

Nilai = (Skor Perolehan : skor maksimal) x 100 2. Tes Tulis (Uraian/Isian/Jawaban Singkat)

N

o Nama Siswa

Nomor Soal Uraian ∑

skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. 2. 3. 4.

Pedoman Penskoran

No. Jawaban maksimumSkor

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Skor Maksimal 100

3) Penugasan

Mata Pelajaran :

Nama Tugas :

KD/Indikator :

No .

Pelaksanaa Tugas

Materi Penugasan

Jenis Tugas Rentang Waktu Penugasa

n Selama

Proses Pembelajaran

Pembelajaran

Mandiri Individu Kelompok

PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP 1. Observasi

No .

Nam a Sisw

a

Skor untuk Sikap

∑ Sk or

Nila

i Predikat Juju

r

Disipli n

Tanggu ng Jawab

Pedu li

Sant un

Respon sif

Praok tif 1.

2. 3. 4. 5.


(25)

6. 7. 8. 9. 10 .

Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :

Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai

SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100

B (Baik) 3 Sering 75 – 90

C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74

K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59

2. Penilaian Diri Nama Sekolah

Mata Ajar :

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan YaAlternatifTidak

1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapat ridho-Nya dalam belajar 2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

3. Saya optimis bisa meraih prestasi

4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita

5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat

6. Saya suka membahas masalah politik, hukum dan pemerintahan 7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku

8. Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan

9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara 10. Saya berusaha menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab

Jumlah Skor Rekapitulasi Nilai Penilaian Diri

1. Jumlah Skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2

2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Pemberian skor : YA = 2, TIDAK = 1

4. Nilai sikap penilaian diri dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut : Kriteria Rentang Nilai

SB (Sangat Baik) 91 – 100

B (Baik) 75 – 90

C (Cukup) 60 – 74

K (Kurang) ≤ 59

No

. Nama Siswa

Skor untuk pernyataan nomor ∑ Sko

r

Nilai Sika

p

Predika t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(26)

LAMPIRAN: SOAL SOAL

I. Lembar Kegiatan Siswa Mitigasi Bencana di Sekitar

1. Amati daerah sekitar rumah dan sekolah anda yang rawan terhadap bencana, seperti gempa, banjir, tanah longsor

2. Buatlah Peta Mitigasi Bencana (Peta Resiko didaerahmu) yang mengidentifikasi lokasi rawan bencana dan Peta jalur Evakuasi !

3. Cari Informasi langkah- langkah yang akan di lakukan bagi pemangku jabatan/kapasitas daerah setempat jika bencana tersebut terjadi !

4. Buatlah Iklan layanan masyarakat yang digunakan untuk lingkungan tempat tinggalmu !

II. Carilah padanan kata yang sesuai dengan kata- kata yang terdapat dalam kotak.

1. Awan yang menyebabkan angin putting beliung (………..) 2. Udara yang dirasakan sebelum angin putting beliung (………..) 3. Lamanya angin putting beliung berlangsung (………..)

4. Angin putting beliung dapat menyebabkan pohon, tiang listrik (………) 5. Angin ini disertai oleh ……….dan ………..

6. Segera berlindung ke ………..yang kokoh jika kamu merasakan angin puting beliung datang.

7. Tutuplah ………dan ……….jika rumahmu dilanda angin putting beliung

8. Hindari daerah ………yang mengundang sambaran petir

9. salah satu usaha pencegahan dari kerusakan angin putting beliung.Tebanglah……….yang

rimbun


(27)

(28)

SOAL PENGAYAAN

III. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR !

1. Upaya yang dilakukan sebelum terjadinya bencana untuk mengurangi besarnya (dampak) bencana yang mungkin terjadi adalah ……

a. Bencana Alam b. Mitigasi Bencana c. Bahaya Bencana d. Kerentanan Bencana e. Resiko Bencana

2.Upaya Mitigasi secara fisik structural yakni dengan cara … a. membangun jalan tol

b. membangun tanggul banjir c. sosialisasi mitigasi

d. membangun jalur evakuasi e. dana sumbangan penduduk

3.Korban bencana alam sering terjadi cukup besar di Indonesia khususnya peristiwa Tsunami akibat adanya…..

a. Kurangnya informasi bencana

b. Sistem Peringatan Dini belum berjalan secara semestinya c. Tingkat Pendidikan rendah

d. Tidak adanya jalur evakuasi

e. Mitigasi berbasis masyarakat belum berjalan secara semestinya

4. Jalur yang akan di gunakan untuk membawa kita sampai pada titik aman/ tempat aman dari bencana adalah …

a. Jalur pengaman bencana b. Jalur aman bencana c. Jalur evakuasi

d. Jalur evaluasi e. Jalur bencana

5. Tas yang harus di siapkan pada saat sebelum terjadi bencana adalah …. a. Tas bencana

b. Tas dokumen c. Tas Siaga

d. Tas pengaman bencana e. Tas mitigasi

6. Posisi pengamanan kepala pada saat terjadi gempa di dalam ruangan adalah …. a. Posisi Jongkok , siap berdiri satu kaki untuk menjaga keseimbangan, condongkan badan ke depan untuk melindungi organ vital , Kedua tangan dan lengan

melindungi kepala dan tengkuk leher. b. Posisi setengah tegak berdiri

c. Berdiri di samping dinding yang akan roboh

d. Posisi jongkok setengah berlari dan tangan di leher e. Posisi melindungi kepala dan leher

7. Gejala- yang harus di waspadai antara lain : - Pohon dan bangunan menjadi miring

- timbul retakan memanjang pada lengkungan tanah - Lereng atau tembok menggelembung

- muncul rembesan air di lereng warnanya keruh

- ada aliran butiran tanah/kerikil/ batu yang berjatuhan

- terdengar suara gemuruh atau ledakan dari atas lereng. Hal ini merupakan tanda akan terjadinya …..

a. Tanah longsor b. Tanah merayap c. Gempa Tektonik d. Gempa Vulkanik e. resapan


(29)

8. Upaya mitigasi bencana alam untuk mengantisipasi angin beliung berikut ini ,kecuali :

a. Tebang pohon rimbun yang tinggi dan rapuh

b. Perkuat atap rumah deringan bahan yang permanen c. Hindari awan yang tiba- tiba gelap

d. Gantilah pohon di tepi jalan yang akarnya kuat seperti seperti pohon beringin e. Segera mencari tempat berlindung pada bangunan yang semi permanen

G.. Alat (Bahan) / Sumber Belajar: a. Alat / Bahan : Peta Konsep

Power point, Video, LCD, Laptop b. Sumber Belajar : - Buku paket geografi kelas X

- Peta konbsep

- Gambar bencana alam ( banjir, gunung meletus, gempa bumi dsb )

- Peta daerah rawan bencana

- Berita dan kasus yang dimuat oleh media masa (koran dan majalah)

- Sumber informasi lain yang dimuat dalam situs terkait di internet dan lain-lain

H. Pendekatan/Strategi/Model Pembelajaran : 1. Saintifik

2. Inquiri

Langkah-langkah pembelajaran a. Penyajian fenomena b. Melakukan observasi c. Merumuskan masalah d. Mengajuka n hipotesis e. Mengumpulkan data f. Menganlisis data g. Menyimpulkan I. Metode Pembelajaran

1. Kontekstual 2. Konstruktivisme 3. Diskusi

Mengetahui, Jakarta, Juli 2016

Kepala SMA Negeri 8 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Drs. Agusman Anwar Wangsa Jaya, M.Si

NIP. 195908171986021005 NIP. 196804222014121002

Lampiran

A. Pengertian Bencana

Berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga


(30)

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena nonalam antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi dan epidemi atau wabah penyakit.

Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh interaksi antarmanusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau konflik antarkomunitas masyarakat dan terorisme.

B. Jenis-Jenis Bencana Alam

1. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Litosfer a. Letusan gunung api

Letusan gunung api merupakan proses keluarnya magma yang berada di perut bumi ke permukaan bumi berupa material padat berupa bom, lavili dan deb vulkanik, material cair berupa lahar dan material gas berupa awan panas

b. Tanah longsor

Tanah longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah menuruni lereng atau tebing

c. Gempa bumi

Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pergerakan dan/atau interaksi lempeng tektonik serta aktivitas vulkanik

2. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Hidrosfer a. Banjir

Fenomena banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.

b. Tsunami

Fenomena tsunami merupakan gelombang pasang yang terjadi akibat akibat aktivitas tektonik dan letusan gunung api yang terdapat di dasar laut 3. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Atmosfer

a. Badai tropis

Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu minggu

b. Tornado

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentukcorong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.

C. Karakteristik Bencana Alam

1. Karakteristik letusan gunung api

Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan batu cair yang panas bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi. Aktiviti gunung berapi membabitkan


(31)

extrusion of rock yang cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa.

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:

 Suhu di sekitar gunung naik.  Mata air menjadi kering

 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)  Tumbuhan di sekitar gunung layu

 Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain : a. Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

b. Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

c. Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

d. Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. e. Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

2. Karakteristik tanah longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Faktor-faktor yang menyebabkan longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

a. Faktor alam

 Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.

 Iklim : curah hujan yang tinggi.

 Keadaan topografi : lereng yang curam.

 Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.

 Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

 Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.

b. Faktor manusia

 Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.  Penimbunan tanah urugan di daerah lereng

 Kegagalan struktur dinding penahan tanah.  Penggundulan hutan.


(32)

 Budidaya kolam ikan diatas lereng.

 Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.

 Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.

 Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :

 Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.

 Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.  Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

 Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.

 Pintu dan jendela yang sulit dibuka.

 Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.  Pohon/tiang listrik banyak yang miring.

 Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.

Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

3. Karakteristik gempa bumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Karakteristik Gempabumi

 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat  Lokasi kejadian tertentu

 Akibatnya dapat menimbulkan bencana  Berpotensi terulang lagi

 Belum dapat diprediksi

 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi Tipe gempa bumi

a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.

b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

c. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

d. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal. e. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan

oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi

4. Karakteristik banjir

Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.


(33)

Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu: a. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran

sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia

b. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.

c. Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.

d. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai.

Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban jiwa karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut atau tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi. Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.

5. Karakteristik tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.

Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:

 Bempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau).

 Tanah longsor di bawah tubuh air/laut

 Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau

Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.

Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :

 Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.

 Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.

 Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.

 Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.

6. Karakteristik badai tropis

Badai tropis terbentuk di atas samudera yang umumnya bersuhu permukaan hangat atau lebih dari 26,50C.

Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 2600C.

Karakter badai tropis:

 Sebagai tiupan angin yang merusak

 Meningkatkan jumlah curah hujan dan intensitas hujan  Menimbulkan gelombang badai di pantai


(34)

 Rata-rata durasi badai tropis 6 hari, tetapi dapat terjadi < 24 jam namun ada pula yang durasinya sampai 3 minggu

 Dalam citra satelit tampak sebagai kumpulan awan melingkar dengan radius hingga 300 km

Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam hingga berhari-hari, banjir, gelombang tinggi dan gelombang badai

7. Karakteristik tornado

Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.

Ciri ciri datangnya Tornado:

 Langit terlihat hitam atau mendung.

 Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)

 Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap

 Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita

 Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras

Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 -365 meter.

Proses terjadinya badai tornado:

Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat. Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik.

Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta.

Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.

Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

D. Sebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia

Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di Indonesia yaitu: 1. Gempa bumi

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal

2. Gunung meletus

Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.

Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak) Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya) Gunung Puncak Carstenz

Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl) Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl) Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)

Gunung Dom (1,332 m.dpl) Gunung Derabaro (4,150 m.dpl) Gunung Yamin (4,595 m.dpl)

Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl) Gunung Redoura (3,083 m.dpl)


(1)

3. Tanah longsor 4. Banjir

5. Arus laut dan ombak besar 6. Tsunami

7. Kekeringan 8. Kebakaran hutan

9. Bencana angin: badai tropis dan puting bluing 10.Gas beracun

E. Dampak Positif Bencana Alam 1. Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Berikut uraiannya:

a. Tanah yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.

b. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.

c. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.

d. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.

e. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.

f. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.

g. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.

h. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

2. Tanah Longsor

Dampak positif dari tanah longsor adalah:  Tanah kembali menjadi gembur

 Perubahan tekstur dan bentuk gunung

 Mempercepat dan memperbanyak proses peleburan batu dalam tanah 3. Gempa Bumi

Dampak positif dari gempa bumi adalah:

 Menciptakan alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa  Menjadikan kita peduli pada sesame

 Meningkatkan kewaspadaan manusia  Menjadi tempat pariwisata

 Menjadi sumber berita

 Mengurangi kepadatan penduduk 4. Banjir

Dampak positif dari banjir adalah:

 Masyarakat jadi sadar kalau selama ini kurang kesadaran terhadap lingkungan sehingga terkena banjir

 Masyarakat menjadi semakin sadar pentingnya menjaga agar tidak terjadi terjadi banjir

5. Tsunami


(2)

 Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup

 Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain

 Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik

6. Badai Tropis

Dampak positif dari badai tropis adalah:

Secara global siklon tropis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan panas atmosfer bumi dengan cara memindahkan panas, dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis ke wilayah sub tropis dan kutub yang lebih dingin.

Pada beberapa situasi khusus, siklon tropis membawa dampak positif bagi wilayah- wilayah yang terkenda dampaknya. Di wilayah Jepang, sebagian besar curah hujan yang turun merupakan dampak dari typhoon. Hurricane Camille mengakhiri kondisi kekeringan dan kesulitan air pada daerah-daerah yang dilewatinya.

7. Tornado

Ternyata dibalik dasyatnya tornado tornado menyimpan manfaat :

Menjaga suhu daerah yang dilalui tornado agar daerah tersebut tidak terlalu dingin/panas karena tornado membawa angin dari derah lain yang biasanya dari daerah lebih dingin,lebih panas dari daerah yang diterjang angin

F. Dampak Negatif Bencana Alam 1. Letusan Gunung Berapi

Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:

a. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.

b. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.

c. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.

d. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.

e. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.

f. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam

2. Tanah Longsor

Dampak negatif dari tanah longsor adalah:  Korban jiwa

 Rusaknya infrastruktur

 Rusaknya sumber mata pencaharian warga  Buruknya sanitasi lingkungan

3. Gempa Bumi

Dampak negatif dari gempa bumi adalah:  Membuat banyak orang meninggal  Merusak fasilitas umum

 Wilayah menjadi rusak

 Banyaknya pengangguran karena kantornya hancur


(3)

 Jaringan transportasi dah komunikasi terganggu 4. Banjir

Dampak negatif dari banjir adalah:

 Merusak sarana dan prasarana rumah, gedung, jembatan, jalan, dll

 Memutuskan jalur transportasi, akibat genangan air maka jalur transportasi jadi tidak bisa dilalui

 Bisa merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia

 Bisa mengakibatkan pemadaman listrik, karena ada genangan air maka listrik diwilayah tersebut harus dipadamkan karena bisa berbahaya

 Mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa ke kantor, sekolah, dll

 Dapat mencemari lingkungan sekitar kita, saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah, dll selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.

 Mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit) 5. Tsunami

Dampak negatif dari tsunami adalah:

 Merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

 Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya

 Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karena faktor dana yang besar

 Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan segalanya.

6. Badai Tropis

 Angin kecepatan tinggi

 Gelombang laut (storm surge)  Hujan deras

 Angin tornado 7. Tornado

Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung/ tornado dapat menghancurkan area seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung/tornado susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin. Jaringan telepon,internet, dan listrik akan terganggu akibat angin putting beliung/tornado, dan dapat merusak infrastruktur daerah/kota.

G. Pengertian Mitigasi dan Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam 1. Pengertian Mitigasi Bencana

Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:

1. Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.

2. Menjadi landasan perencanaan pembangunan

3. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman

Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan informasi sebagai dasar perencanaan penanganan bencana yang meliputi:


(4)

1. Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah penduduk yang terkena bencana

2. Jalur transportasi dan sistem telekomunikasi

3. Ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat penampungan dan jumlah korban

4. Tingkat kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga kesehatan

5. Lokasi pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi 6. Perkiraan jumlah korban yang meninggal dan hilang

7. Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian

Siklus manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling melengkapi dan tumpang tindih. Keempat fase tersebut adalah:

a. Mitigasi

Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya terjadi bersamaan dengan fase pemulihan dari bencana sebelumnya. Seluruh kegiatan pada fase mitigasi ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa tidak terulang.

b. Kesiapsiagaan

Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam fase ini perencanaan yang dibuat oleh lembaga penanggulangan bencana tidak hanya berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.

c. Respon

Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya bencana. Fase ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai dengan mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.

d. Pemulihan

Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti semula. Pada fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat dan petugas adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana dan membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan ini, dilakukan pula evakuasi terhadap langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.

2. Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam

Adaptasi bencana adalah penyesuaian sistem alam dan manusiaterhadap stimulus bencana alam nyata atau yang diharapkan tidak ada dampak-dampaknya, yang menyebabkan kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang memberi manfaat.

Adapatsi bencana alam perlu dilakukan mengingat adanya ancaman-ancaman bencana alam yang membahayakan manusia seperti:

 Ancaman alamiah

Proses atau fenomena alam berupa tanah longsor, tanah bergerak yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

 Ancaman biologis

Proses atau fenomena bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis termasuk keterpaparan terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa menghilangkan nyawa, cidera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

 Ancaman geologis

Proses atau fenomena geologis berupa gempa bumi dan gunung meletus bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

 Ancaman hidrometeorologis

Proses atau fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis atau oseanografis berupa pemanasan global dan tsunami yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta


(5)

benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

 Ancaman sosial-alami

Fenomena meningkatnya kejadian peristiwa-peristiwa ancaman bahaya geofisik dan hidrometeorologis tertentu seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan, yang disebabkan oleh interaksi antara ancaman bahaya alam dengan sumber daya lahan dan lingkungan yang dimanfaatkan secara berlebihan atau rusak

Hal-hal penting dalam adaptasi dan ancaman bencana alam adalah:  Kesadaran public

 Kesiapsiagaan

 Ketangguhan/tangguh

 Langkah-langkah

struktural/nonstructural  Manajemen resiko bencana  Partisipasi

Adaptasi diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Berikut contoh adaptasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia:

 Adaptasi dalam bidang ekonomi  Adaptasi dalam bidang kesehatan  Adaptasi dalam ketersediaan air

 Adaptasi terhadap wilayah perkotaan yang sering dilanda banjir 3. Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam

Usaha pengurangan resiko bencana alam di Indonesia dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembuatan peta risiko bencana

Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah berangkat dari pemahaman terhadap kondisi dan karakteristik suatu wilayah, baik dari segi fisik maupun sosial. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai ahli dengan berbagai bidang ilmu kemudian digabungkan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan geografi. Hasil akhirnya adalah peta-peta yang menggambarkan karakteristik suatu wilayah dari berbagai aspek.

Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan dengan membuat peta resiko bencana. Secara umum, peta ini menggambarkan tingkat resiko terjadinya suatu bencana tertentu di suatu wilayah. Peta ancaman bencana dibuat berdasarkan beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:

 Zonasi wilayah rawan gempa bumi

 Arus laut

 Perkitaan ketinggian genangan tsunami

 Zonasi wilayah rawan banjir  Zonasi wilayah rawan longsor

 Zonasi wilayah terkena dampak letusan gunung api  Penggunaan lahan dan vegetasi  Bentuk medan dan kelerengan  Jenis hutan

 Jenis tanah

 Tipe iklim dan curah hujan tahunan Peta kerentanan dibuat berdasarkan beberapa indikator yaitu:

 Kepadatan penduduk  Rasio jenis kelamin  Tingkat kemiskinan  Jumlah difabel

 Rasio kelompok umur  Luas lahan produktif

 Kontribusi pendapatan domestik regional bruto (PDRB)

 Jumlah bangunan, fasilitas umum, dan fasilitas darurat

 Kepadatan bangunan  Jenis vegetasi

2. Sistem peringatan dini bencana alam

UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian.


(6)

a. pengetahuan tentang resiko bencana b. layanan pengawasan dan peringatan c. penyebaran informasi dan komunikasi d. kemampuan merespon

Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana yang terjadi

b. mengidentifikasi wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana berdasarkan tingkat kerusakan

c. membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa depan

d. membuat rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang dan penggunaan lahan

e. memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak f. melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana

3. Simulasi bencana alam

Simulasi bencana adalah kegiatan pemberian informasi tentang cara-cara tentang penyelamatan diri kepada masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada wilayah rawan bencana dan/atau disertai simulasi penyelamatan untuk mencegah atau meminimalkan dampak bencana alam yang mungkin terjadi. Kegiatan ini idealnya diikuti oleh seluruh anggota masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses mitigasi dan penanggulangan bencana.

Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan perangkat mitigasi serta penangulangan bencana.

4. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam a. Lembaga penanggulangan bencana alam

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana.

2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

b. Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan penanggulangan bencana alam

 Apabila di suatu daerah terjadi kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah dapat segera menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di Bandung untuk diteliti keadaannya.

 Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB.

 PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.