PENERAPAN METODE KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Risma Putri H. W. 0807265

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

MENULIS PARAGRAF PERSUASIF (Penelitian Eksperiman Semu pada Siswa Kelas X

MAN 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II,

Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003

Diketahui oleh


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)” benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Penulis


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan atau ide menjadi sebuah tulisan. Selain itu, siswa lebih menyukai menulis paragraf deskripsi dan narasi daripada paragraf persuasi. Dalam penelitian ini, penulis mengajukan rumusan masalah yaitu, (1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi? (2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas kontrol sebelum dan sesudah tanpa menggunakan metode kolaborasi? (3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang menggunakan metode kolaborasi dengan kemampuan siswa yang tidak menggunakan metode kolaborasi?

Metode dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental research) dengan desain dua kelompok kelas yaitu, kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan menggunakan metode kolaborasi dan kelas kontrol tanpa menggunakan metode kolaborasi. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode kolaborasi dan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kolaborasi. Nilai rata-rata kelas eksperimen yang semula 46,93 meningkat menjadi 69,53 dengan selisih peningkatan sebesar 22,6. Sementara itu, nilai rata-rata kelas kontrol yang semula 52,57 meningkat menjadi 59,37 dengan selisih peningkatan sebesar 6,8. Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis (t-test) didapatkan nilai signifikansi (α) sebesar 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan nilai (α) kelas kontrol sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya, kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kedua kelas tersebut sama-sama mengalami peningkatan. Dengan demikian, metode kolaborasi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Berdasarkan uji n-gain didapatkan nilai rata-rata gain kelas eksperimen sebasar 0,43 kurang dari 0,70 maka berdasarkan indeks gain, rata-rata gain tersebut berada pada indeks sedang, sedangkan nilai rata-rata gain kelas kontrol sebesar 0,14 kurang dari 0,30 maka indeks gain tersebut berada pada indeks rendah. Artinya, peningkatan atau kenaikan hasil pembelajaran menulis paragraf persuasif kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.


(5)

ABSTRACT

APPLICATION METHOD OF SKILLS STUDENT COLLABORATION IN WRITING PARAGRAPH OF PERSUASION

(Quasi- Experimental studies in Class X MAN 1 Bandung Academic Year 2012/2013)

This research is motivated by problems that the students have difficulty in expressing ideas or ideas into a post . In addition, students are more like writing a paragraph description and narrative persuasion rather than paragraphs. In this study, the authors propose the formulation of the problem, namely (1) How do students' ability to write persuasive paragraphs in class before and after the experiment using a collaborative method? (2) How do students' ability to write persuasive paragraphs in control before and after the class without using the collaboration? (3) Are there significant differences between students' ability to write persuasive paragraphs using collaborative methods with the ability of students who do not use the method of collaboration ?

Methods and designs used in this study is quasi-experimental (quasi-experimental research) to design two class groups namely, the (quasi-experimental class who receive treatment using collaboration and control classes without using collaborative methods In this study , the data processing performed using SPSS version 16.00.

The results showed that there are significant differences between the experimental class students' ability to use methods of collaboration and control class students who do not use the methods of collaboration. The average value of the original experimental classes increased to 69.53 to 46.93 margin increase of 22.6. Meanwhile, the average value of the original control class 52.57 increased to 59.37 by a margin increase of 6.8 . The increase in the average value of the experimental class students is greater than the control class . Based on the results of hypothesis testing ( t - test ) obtained significance value (α) of 0.000 < 0.05, H0 is rejected and Ha accepted, while the value of (α) controls the class of 0.000 < 0.05 then H0 is rejected and Ha accepted. That is, the ability of students to write paragraphs persuasion in both classes equally increased. Thus, effective collaboration methods used in teaching writing persuasive paragraphs. Based on n-gain test obtained an average value of 0.43 experimental class gain is less than 0.70 then the index is based on the gain , the average gain in the index are moderate, while the average value of 0.14 gain control class less gain of 0.30 then the index is at a low index. That is, an increase or an increase in learning outcomes writing persuasive paragraphs experimental class is larger than the control class .


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ………..………..…… i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ……...………..………..….…... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………..……. iv

DAFTAR ISI ………...……..………...…. vi

DAFTAR TABEL ………...…………...…..…. xi

DAFTAR GAMBAR ………...……… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..…. 1

B. Masalah Penelitian ……….... 6

1. Identifikasi Masalah Penelitian ………. 6

2. Batasan Masalah Penelitian ……….. 7

3. Rumusan Masalah Penelitian ……… 7

C. Tujuan Penelitian ……….…. 7

D. Manfaat Penelitian ………...…. 8

1. Manfaat Teoretis ………...…… 8


(7)

E. Definisi Operasional ………... 9

F. Anggapan Dasar ... 9

G. Hipotesis Penelitian ... 10

BAB II IHWAL KETERAMPILAN MENULIS, PARAGRAF PERSUASIF, DAN METODE KOLABORASI A. Ihwal Keterampilan Menulis ……….. 11

1. Pengertian Menulis ………. 11

2. Fungsi Menulis ………..…. 13

3. Tujuan Menulis ……….…... 13

4. Manfaat Menulis ……….. 15

5. Jenis-jenis Tulisan ……….... 16

B.Ihwal Paragraf Persuasif ………...17

1. Pengertian Paragraf Persuasif ………..…...17

2. Ciri-ciri Paragraf Persuasif ……….……. 20

3. Jenis-jenis Paragraf Persuasif ………... 21

4. Langkah-langkah Membuat Paragraf Persuasif ………27

C. Metode Kolaborasi ………...27

1. Pengertian Metode Kolaborasi ………...……... 28

2. Keunggulan Metode Kolaborasi ………..…... 29


(8)

4. Langkah-langkah Metode Kolaborasi ………... 30

5. Penerapan Metode Kolaborasi pada Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi....31

6. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………..…… 37

1. Lokasi penelitian ………..…... 37

2. Populasi Penelitian ………...….. 37

3. Sampel Penelitian ………...…… 38

B. Metode dan Desain penelitian ……… 40

C. Instrumen Penelitian ………...…… 41

1. Instrumen Perlakuan ……….……….. 42

2. Instrumen Pengumpulan Data ……….…....42

a. Lembar Soal Tes ……….… 43

b. Instrumen Penilain Tes ………...…… 45

c. Lembar Observasi ………...…… 49

D. Pengembangan Instrumen ………...… 53

E. Prosedur Penelitian ………. 54

F. Teknik Penelitian ……….... 57

1. Teknik Pengumpulan Data ………...….. 57


(9)

b. Teknik Pengumpulan Data Observasi ………...…. 61

2. Teknik Pengolahan Data ………. 61

a. Teknik Pengolahan Data Tes ……….…. 62

b. Teknik Pengolahan Data Observasi ……… 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penlitian ……….… 66

B. Deskripsi Data ………...…. 67

1. Deskripsi Hasil Tes ………. 67

a. Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….……….... 68

b. Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol …………...………. 80

c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ………..………....…. 95

2. Deskripsi Hasil Observasi ………. 97

a. Hasil Observasi di Kelas Eksperimen ………..…. 98

b. Hasil Observasi di Kelas Kontrol ……….….…99

C. Pengolahan Data ………..…. 100

1. Uji Normalitas ………...……… 105

2. Uji Homogenitas ………...… 107

3. Uji Hipotesis ……….…… 109

D. Pembahasan Hasil penelitian ………...…. 114 BAB V SIMPULAN DAN SARAN


(10)

A. Simpulan ………..….... 132 B. Saran ……….…… 133

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran menulis merupakan pelajaran yang masih belum banyak diminati oleh siswa. Sebagai contoh ketika guru mengajarkan pembelajaran menulis, siswa hanya duduk termenung, diam, dan bingung dari mana memulai karangannya. Hal tersebut memang banyak faktor yang memengaruhinya, seperti dari segi guru yang kurang memberikan arahan yang jelas atau dari siswa itu sendiri yang memang tidak memiliki motivasi dan bingung untuk memulai karangannya. Dua hal itulah yang menjadi faktor pembelajaran menulis kurang diminati siswa.

Selain itu, ketika siswa akan memulai menulis karangan mengalami kebingungan dan sulit untuk mengeluarkan idenya. Salah satu hambatannya, yaitu siswa beranggapan bahwa ketika menulis harus menggunakan bahasa yang baku dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Hal tersebut ternyata yang menjadikan siswa kurang menyukai pembelajaran menulis.

Meskipun keterampilan menulis merupakan kegiatan primer, proses pembelajaran menulis di sekolah masih belum optimal. Saat proses menulis, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan atau ide ke dalam bentuk tulisan, sehingga mereka tidak mengetahui apalagi yang akan mereka tulis.

Siswa sebenarnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta dan informasi yang dapat ditulis, tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya menyusun ide-ide mereka ke dalam suatu tulisan yang utuh. Sementara itu,


(12)

keterampilan menulis pun tidak sederhana, berbeda dengan keterampilan menyimak dan berbicara yang dimiliki manusia normal sejak lahir, karena menulis diperlukan latihan secara terus menerus agar siswa terampil dalam menulis.

Menulis termasuk aspek kegiatan berbahasa yang dianggap sulit dibandingkan dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan.

Menulis memiliki banyak manfaat selayaknya kegiatan menulis menjadi kegiatan yang disukai siswa, namun pada kenyataannya menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit bagi siswa, sehingga mereka kurang berminat dalam pembelajaran menulis.

Terlepas dari masalah penulisan, hal yang membuat siswa sulit dalam menulis adalah faktor motivasi. Sebagian besar guru menyampaikan pembelajaran menulis di sekolah dengan cara berceramah sehingga tidak menimbulkan motivasi bagi siswa. Penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis karangan, yaitu metode dan teknik pembelajaran mengarang yang kurang bervariasi, dan bagi siswa sendiri pembelajaran menulis dirasakan sebagai beban dan kurang menarik.

Penyebab kurangnya kemampuan menulis di atas sangat berkaitan dengan pemaparan sebelumnya bahwa pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran menulis kurang bervariasi sehingga menimbulkan rasa ketidaksenangan dalam pembelajaran menulis dan hanya dirasa sebagai beban. Salah satu cara agar


(13)

pembelajaran menulis menjadi pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan cara pembelajaran aktif.

Dalam kegiatan pembelajaran menulis di sekolah, para siswa diharapkan memiliki kemampuan menulis dalam bidang sastra seperti menulis puisi dan cerpen, serta di bidang kebahasaan seperti menulis berbagai macam paragraf. Sesuai dengan yang telah tercantum di dalam kurikulum, ada beberapa jenis paragraf yang harus dipelajari dan dikuasi oleh peserta didik. Jenis paragraf tersebut meliputi paragraf eksposisi, persuasi, argumentasi, narasi, dan deskripsi. Penelitian ini hanya akan memfokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif.

Jenis tulisan yang bersifat persuasif sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, contohnya adalah iklan di media massa. Kemampuan para pembuat iklan dalam memengaruhi pembaca tidak terlepas dari pilihan kata yang mereka gunakan. Suatu produk dagang pun agar sukses dalam dunia pemasarannya, biasanya tidak lepas dari pengaruh permainan bahasa yang disajikan. Pengertian dari paragraf persuasif sendiri adalah paragraf yang bersifat mengajak atau meyakinkan pembaca, merebut perhatian, serta dapat menarik minat pembaca. Paragraf persuasif bertujuan untuk membujuk pembaca agar melakukan sesuatu dengan maksud atau keinginan penulis.

Manfaat dari paragraf persuasif tersebut sudah sangat terlihat salah satunya dalam hal periklanan, politik, pendidikan, dan sebagainya. Banyak masyarakat yang akan terpengaruh dengan penggunaan pilihan kata yang sesuai yang dapat memengaruhi pola pikir masyarakat. Bagi siswa sendiri, kegiatan


(14)

menulis paragraf persuasif akan melatih kemampuan mereka dalam hal menarik minat pembaca yang erat hubungannya dengan melatih keterampilan hidup dalam menghadapi era globalisasi yang saat ini tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh iklan yang menyajikan permainan bahasa.

Bertolak dari pemaparan di atas, melalui penelitian ini penulis memandang perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya pembelajaran menulis paragraf persuasif. Penulis memilih metode kolaborasi untuk membuat pembelajaran menulis lebih menarik dan menyenangkan.

Kolaborasi adalah suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi (Alwasilah, 2005: 21). Di dalam kolaborasi setiap orang dibiarkan mengembangkan potensi dan kesenangannya masing-masing, mungkin menulis puisi, fiksi, maupun artikel opini. Metode ini sangat bermanfaat bagi para siswa karena mereka dapat saling mengoreksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditulis oleh siswa lain.

Metode ini digunakan untuk melatih dan memberdayakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pada kelas besar, biasanya dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil untuk berkolaborasi. Dalam kelompok setiap siswa membaca tulisan paragraf persuasif temannya, kemudian mengoreksinya. Kolaborasi ini bukan arena untuk mencari kesalahan orang lain, tetapi untuk belajar dari kesalahan-kesalahan itu, kemudian bersama-sama memperbaikinya sehingga kesalahan serupa dapat dihindari.

Dalam metode kolaborasi ini, pendekatan proses lebih ditekankan bagaimana siswa menuangkan gagasan menjadi sebuah tulisan. Setelah mendapat


(15)

komentar dan saran dari guru dan teman-temannya berupa coretan-coretan perbaikan, siswa menulis dan memperbaiki hasil tulisannya. Begitu seterusnya, sampai tulisan itu layak dianggap sebagai tulisan yang baik.

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai menulis paragraf persuasif. Beberapa penelitian tersebut menggunkan teknik dan metode pembelajaran yang berbeda. Sementara itu, ada beberapa penelitian sebelumnya mengenai penggunaan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis. Adapun penelitian-penelitian yang penulis maksud adalah sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan Fitriani (2010) mengenai pembelajaran menulis karangan persuasi dengan media tayangan iklan layanan masyarakat di televisi. Lestari (2010) meneliti mengenai pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Roshilawatie (2012) mengenai pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan teknik garis tembak. Berdasarkan hasil beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa menulis paragraf persuasi masih belum dikuasai siswa.

Pada bagian rekomendasi, para peneliti menyarankan perlu adanya tindak lanjut penelitian yang serupa dengan metode atau teknik yang berbeda sebagai alternatif pembelajaran menulis paragraf persuasif.

Sementara itu, penelitian sebelumnya mengenai metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis yang penulis maksud adalah sebagai berikut. Kemala (2007) menggunakan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis resensi novel. Nurhayati (2009) dalam penelitiannya menerapkan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi. Berdasarkan hasil penelitian


(16)

tersebut, menunjukkan keefektifan penggunaan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melaksanakan penelitian untuk menguji keefektifan metode kolaborasi sebagai metode pembelajaran alternatif dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Penulis merumuskan judul penelitian ini Penerapan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Masalah Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Menulis dianggap keterampilan yang paling sulit dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya.

b. Siswa memiliki motivasi rendah dalam pembelajaran menulis. c. Siswa mengalami kesulitan mengungkapkan gagasan melalui tulisan.


(17)

2. Batasan Masalah Penelitian

Menulis paragraf persuasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X, hal tersebut sesuai dengan yang tercantum di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh sebab itu, penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada penggunaan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi terhadap siswa kelas X MAN 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi?

b. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas kontrol sebelum dan sesudah tanpa menggunakan metode kolaborasi?

c. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang menggunakan metode kolaborasi dengan kemampuan siswa yang tidak menggunakan metode kolaborasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan hal-hal sebagai berikut:

1. kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.


(18)

2. kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas kontrol sebelum dan sesudah tanpa menggunakan metode kolaborasi.

3. perbedaan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang menggunakan metode kolaborasi dengan kemampuan siswa yang tidak menggunakan metode kolaborasi.

D. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan. Secara keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan memperkaya kajian dalam dunia pengajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan dapat mendapatkan pengalaman khususnya dalam melakukan suatu penelitian. Penulis juga mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru bahasa Indonesia dalam hal memilih dan menggunakan metode alternatif tambahan untuk mengatasi permasalahan agar meningkatkan motivasi siswa dalam menulis, khususnya menulis paragraf persuasif. Sementara bagi siswa, penulis


(19)

mengharapkan dengan menggunakan metode kolaborasi pembelajaran menulis dapat mengesankan dan menyenangkan, sehingga siswa tidak mengalami hambatan lagi dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan.

E. Definisi Operasional

Bagian ini menjelaskan definisi dari setiap variabel yang dijadikan sebagai kata kunci dalam penelitian ini. Adapun kata kunci yang dimaksud dalam penelitain ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan atau proses yang dilakukan siswa untuk menuangkan ide atau gagasan yang ada pada pikirannya menjadi sebuah tulisan.

2. Paragraf persuasif adalah paragraf yang bersifat meyakinkan pembaca dan bertujuan untuk membujuk pembaca agar melakukan sesuatu sesuai dengan maksud atau keinginan penulis.

3. Metode kolaborasi adalah suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menulis paragraf persuasif merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP dan harus dikuasai siswa.


(20)

2. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan ketiga kemampuan bahasa lainnya.

3. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.

4. Penggunaan bahan rangsangan tanpa metode yang berkesan, mendorong pada kelemahan penguasaan kemahiran penulisan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya di dalam penelitian. Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu, hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha/H1) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis kerja mengasumsikan adanya perbedaan antara dua hal yang diteliti, sedangkan hipotesis nol mengasumsikan tidak adanya perbedaan antara dua hal yang diteliti. Berdasarkan pengertian yang dipaparkan Arikunto, penulis mengajukan hipotesis pada penelitian yaitu:

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.


(21)

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Bagian ini akan memaparkan beberapa aspek yaitu, (1) Lokasi Penelitian, (2) Populasi Penelitian, dan (3) Sampel Penelitian. Adapun pemaparan ketiga aspek tersebut sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. MAN 1 Bandung berlokasi di Jl. H. Alpi No. 40 Cijerah Kota Bandung. MAN 1 Bandung adalah salah satu MAN Model dari 35 MAN model yang ada di Indonesia.

2. Populasi Penelitian

Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sementara itu, menurut Sugiyono (2011) populasi berarti wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri atas sembilan kelas.


(23)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas

Jumlah Populasi

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 X-RKI (IPA A) 10 17 27

2 X-1 (IPA B) 10 23 33

3 X-2 (IPA C) 7 27 34

4 X-3 (IPA D) 6 27 33

5 X-4 (IPA E) 7 27 34

6 X-5 (IPS A) 20 13 33

7 X-6 (IPS B) 18 17 35

8 X-7 (IPS C) 19 17 36

9 X-8 (Agama) 11 27 38

∑ 108 195 303

3. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sementara itu, menurut Sugiyono (2011: 81) sampel berarti bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar, sementara peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa


(24)

yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil harus representatif atau mewakili.

Sementara itu, untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik Probability Sampling berjenis sampel kluster (Cluster Sampling) (Sugiyono, 2011: 83). Sampel kluster atau area sampel adalah cara pengambilan sampel dengan menyeleksi anggota sampel dalam kelompok bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah dan penunjukan secara langsung yang dilihat dari homogenitas. Sampel penelitian ini terdiri atas dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

Melalui sampel kluster dan penunjukkan langsung, maka didapatkan dua kelas untuk dijadikan sampel, yaitu kelas X-E IPA sebagai kelas eksperimen dan X-A IPS sebagai kelas kontrol dengan sebaran sebagai berikut.

Tabel 3.2 Sebaran Data Sampel

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Kelas Eksperimen

(X IPA E) 7 27 34

Kelas Kontrol


(25)

B. Metode dan Desain Penelitian

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran. Oleh karena itu, pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Exsperimental Research). Metode ini merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk komparatif atau perbandingan melalui manipulasi variabel independen misalnya treatment, stimulus, kondisi dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tersebut (Subana dan Sudrajat, 2001: 95).

Masih dalam Subana dan Sudrajat, desain penelitian pada metode eksperimen yang digunakan adalah The Randomized Pretest-posttest Control Design. Metode ini membagi penelitian menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan metode kolaborasi dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan metode kolaborasi. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (E) O1 Xe O2


(26)

Keterangan:

E = kelas eksperimen K = kelas kontrol

O1 = tes awal (pretest kelas eksperimen) O2 = tes akhir (posttest kelas eksperimen) O3 = tes awal (pretest kelas kontrol) O4 = tes akhir (posttest kelas kontrol)

Xe = perlakuan dengan menggunakan metode kolaborasi Y = perlakuan tanpa menerapkan metode kolaborasi

C. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dalam perencanaan penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012: 102), instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu, (1) Instrumen Perlakuan dan (2) Instrumen Pengumpulan Data. Pemaparan kedua instrumen penelitian ini sebagai berikut.


(27)

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP dijadikan sebagai acuan peneliti dalam proses belajar mengajar atau perlakuan. RPP yang akan digunakan berjumlah dua yaitu, RPP untuk kelas eksperimen dan RPP untuk kelas kontrol, yang membedakan kedua RPP tersebut adalah metode yang digunakan. RPP untuk kelas eksperimen menggunakan metode kolaborasi, sedangkan RPP untuk kelas kontrol menggunakan metode konvensional (membuat kerangka karangan/paragraf dengan pencatatan biasa).

Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada KTSP jenjang SMA kelas X, semester 2 yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut:

SK : Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato KD : Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap

atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat di bagian lampiran.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (lembar soal dan format instrumen penilaian) dan observasi (format observasi). Adapun pemaparan dari instrumen yang dimaksud sebagai berikut.


(28)

a. Lembar Soal

Tes digunakan untuk menjaring data kuantitatif (data primer) atau informasi awal dan akhir berkenaan dengan pemahaman dan penguasaan kemampuan menulis paragraf persuasif.

Dalam penelitian ini, soal yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir sedikit dibedakan yakni, dengan bobot soal yang sama namun menggunakan tema yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menghindari keraguan hasil tulisan siswa. Pada intinya, penulis beranggapan bahwa apabila yang digunakan antara soal tes awal dan tes akhir merupakan soal yang sama/persis sama dapat dipastikan akan ada kenaikan hasil walaupun tanpa menggunakan metode apapun. Adapun lembar soal yang digunakan sebagai berikut.

1) Lembar Soal Tes Awal

Kerjakan soal di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Tulislah nama lengkap, kelas, dan nomor urut Anda di samping kanan atas pada kertas yang telah disediakan.

2. Tulislah paragraf dengan ketentuan sebagai berikut: a. jenis paragraf persuasif

b. terdiri atas minimal 2 paragraf; c. tentukan judul untuk tulisan. 3. Pilihlah salah satu tema di bawah ini:

a. Melestarikan kebudayaan Indonesia b. Cara menjaga lingkungan sehat


(29)

c. Mengurangi dampak pemanasan global 4. Aspek yang akan dinilai adalah sebagai berikut.

a. Kesesuaian (relevansi) isi dengan tema;

b. Kepaduan makna dan kepaduan bentuk (koherensi dan kohesif); c. Tata bahasa dan keefektifan kalimat;

d. Ketepatan diksi (pilihan kata); e. Ketepatan ejaan dan tanda baca.

5. Penulisan paragraf dibuat dalam waktu maksimal 30 menit. “SELAMAT MENGERJAKAN”

2) Lembar Soal Tes Akhir

Kerjakan soal di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Tulislah nama lengkap, kelas, dan nomor urut Anda di samping kanan atas pada kertas yang telah disediakan.

2. Tulislah paragraf dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jenis paragraf persuasif

b. terdiri atas minimal 2 paragraf; c. tentukan judul untuk tulisan. 3. Pilihlah salah satu tema di bawah ini:

a. Hari Pendidikan Nasional

b. Membangun generasi anti korupsi c. Cara menjaga kesehatan


(30)

a. Kesesuaian (relevansi) isi dengan tema;

b. Kepaduan makna dan kepaduan bentuk (koherensi dan kohesif); c. Tata bahasa dan keefektifan kalimat;

d. Ketepatan diksi (pilihan kata); e. Ketepatan ejaan dan tanda baca.

3. Penulisan paragraf dibuat dalam waktu maksimal 30 menit.

SELAMAT MENGERJAKAN”

b. Instrumen Penilaian Tes

Setelah pelaksanaan tes, hasil tes tersebut akan dinilai dengan memperhatikan instrumen atau panduan kriteria penilaian menulis paragraf persuasif. Format penilaian yang akan digunakan pada penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3.4

Format Penilaian Menulis Paragraf Persuasif No

Unsur yang dinilai Skor

1. Isi dan relevansi isi dengan paragraf 30 2. Kepaduan makna dan kepaduan bentuk

(koherensi dan kohesif) 25

3. Tata bahasa dan keefektifan kalimat 20

4. Ketepatan diksi 15

5. Ketepatan ejaan dan tanda baca 10

Jumlah Skor Maksimum 100


(31)

Tabel di atas masih memerlukan penjabaran agar siapapun yang menjadi penilai dapat memahami kriteria penilaian yang digunakan. Adapun penjabaran dari format kriteria penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.5

Penjabaran Format Penilaian Menulis Paragraf Persuasif

Aspek yang Dinilai Skor Kriteria

Isi dan relevansi isi

dengan paragraf 30

Sangat baik: isi gagasan sesuai dan relevan dengan tema;

24 Baik: isi gagasan sesuai dengan tema, namun kurang relevan;

18

Cukup: isi gagasan yang dikemukakan kurang lengkap, namun relevan dengan tema;

12

Kurang: isi gagasan yang dikemukakan kurang lengkap, dan kurang relevan dengan tema;

6

Sangat kurang: permasalahan yang diangkat tidak ada sama sekali, tidak layak untuk dinilai.

Kepaduan makna dan kepaduan bentuk

(koherensi dan kohesif) 25

Sangat baik

- hubungan antarkalimat dalam paragraf tersusun dengan baik, urutannya logis dan sistematis (koheren);

- penggunaan kata penghubung yang sesuai (kohesif), tidak ada kesalahan penggunaan kata penghubung;

20

Baik

- hubungan antar kalimat dalam paragraf tersusun dengan baik, namun

urutannya kurang baik;

- ditemukan satu kesalahan penggunaan kata penghubung;


(32)

15

Cukup

- hubungan antarkalimat dalam paragraf kurang terorganisasi dengan baik, namun ide utama terlihat;

- ditemukan sedikit penggunaan kata penghubung yang kurang tepat

(ditemukan 2-3 kesalahan penggunaan kata penghubung);

10

Kurang

- hubungan antarkalimat dan paragraf kacau, terpotong-potong, sehingga makna menjadi kabur;

- ditemukan 4-5 kesalahan penggunaan kata penghubung;

5

Sangat kurang

- hubungan antar kalimat dan paragraf tidak terorganisasi, tidak layak nilai; - pengunaan kata penghubung yang

tidak tepat (semuanya salah). Tata bahasa dan

keefektifan kalimat

20

Sangat baik: menguasai tata bahasa (penggunaan kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk atau

singkatan/akronim yang tepat) dan kalimat efektif;

16

Baik: ada salah satu penggunaan kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, atau singkatan, dan kalimat efektif yang kurang tepat (hanya satu kesalahan);

12

Cukup: ada beberapa penggunaan kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, atau singkatan, dan kalimat efektif yang kurang tepat (2-3 kesalahan);

8

Kurang: banyak menggunakan kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, atau singkatan serta keefektifan kalimat


(33)

yang tidak tepat (4-5 kesalahan);

4

Sangat kurang: tidak menguasai ketatabahasaan (penggunaan kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, atau singkatan) dan kalimat efektif, semuanya salah.

Ketepatan diksi

15

Sangat baik: diksi yang digunakan semuanya tepat (semua menggunakan kata baku, denotasi, dan kata khusus ); 12 Baik: ada satu kesalahan penggunaan

kata baku, denotasi, atau kata khusus;

9

Cukup: ada 2-3 kesalahan penggunaan kata baku, denotasi, atau kata khusus;

6 Kurang: ada 4-5 kesalahan penggunaan kata baku, denotasi, atau kata khusus;

3

Sangat kurang: semua kata tidak menggunakan kata baku, denotasi, dan kata khusus (menggunakan kata tidak baku, konotasi, atau kata umum) Ketepatan ejaan dan

tanda baca 10

Sangat baik: menguasai aturan penulisan (ejaan dan tanda baca);

8 Baik: hanya terjadi satu kesalahan ejaan dan tanda baca;

6 Cukup: terjadi 2-3 kesalahan ejaan dan tanda baca;

4 Kurang: terjadi 4-5 kesalahan ejaan dan tanda baca;


(34)

dan tanda baca (semuanya salah).

Disadur dari: (Nurgiyantoro, 2010: 441 ) dengan beberapa tambahan dan modifikasi disesuaikan dengan keperluan penelitian

c. Lembar Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran atau treatment. Teknik observasi digunakan untuk menjaring data skunder atau data tambahan dengan menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya” atau “tidak” (Sugiyono, 2011: 96). Adapun lembar atau format observasi yang dimaksud sebagai berikut.


(35)

Tabel 3.6

Format Observasi terhadap Pembelajaran di Kelas Eksperimen

No Aspek yang Dinilai Tindakan Siswa Keterangan

Ya Tidak 1. Siswa memperhatikan acuan belajar

yang disampaikan guru.

2. Siswa berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 siswa.

3. Siswa mendapatkan amplop (berisi contoh-contoh paragraf) yang dibagikan guru.

4. Siswa dengan kelompok masing-masing mengidentifikasi contoh-contoh paragraf yang diberikan guru.

5. Siswa dengan kelompok masing-masing menyimpulkan jenis dan karateristik paragraf yang didapat.

6. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru menyimpulkan karakteristik paragraf persuasif.

7. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru membahas topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasif.

8. Siswa membuat contoh paragraf persuasif dengan metode kolaborasi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

9. Siswa berbagi diri ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas empat atau lima orang. Pada kelompok besar, kolaborasi cenderung tidak efektif. 10. Masing-masing kelompok membuat

paragraf persuasif sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh guru.

11. Setelah selesai membuat paragraf persuasif, masing-masing anggota membaca karangan orang lain dalam


(36)

kelompoknya.

12. Sewaktu membaca, masing-masing siswa memperhatikan mekanisme tulisan

13. Masing-masing siswa membaca setiap kalimat dan mencermati hal-hal yang terdapat pada tulisan tersebut.

14. Siswa menanyakan langsung kepada penulisnya manakala siswa menemukan hal-hal yang tidak jelas, aneh, atau tidak bernalar.

15. Siswa mengembalikan karangan yang sudah dikomentari itu kepada penulisnya untuk ditulis ulang.

16. Pertemuan selanjutnya siswa melakukan kerja kelompok (kolaborasi) serupa pada karangan yang sudah direvisi oleh penulisnya.

17. Siswa dibimbing oleh guru berlatih membuat paragraf persuasif dengan metode kolaborasi.

18. Siswa melakukan kegiatan pratulis (membuat kerangka karangan dengan metode kolaborasi) yang dibimbing oleh guru.

19. Siswa melakukan kegiatan penulisan. 20. Siswa melakukan kegiatan pascatulis

(memeriksa kembali tulisan berkenaan dengan aspek koherensi, bahasa,ejaan dan tanda baca, dll) dengan bimbingan guru.

21. Siswa melakukan penulisan kembali paragraf yang dibuat dengan rapi.

22. Siswa melakukan refleksi yang dibimbing oleh guru.


(37)

materi pembelajaran yang dipelajari. 24. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Catatan dari observer terhadap pelaksanaan pembelajaran

Tabel 3.7

Format Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

No Aspek yang Dinilai

Tindakan

Siswa Keterangan

Ya Tidak 1. Siswa memperhatikan acuan belajar yang

disampaikan guru.

2. Siswa berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 siswa.

3. Siswa mendapatkan amplop (berisi contoh-contoh paragraf) yang dibagikan guru.

4. Siswa dengan kelompok masing-masing mengidentifikasi contoh-contoh paragraf yang diberikan guru.

5. Siswa dengan kelompok masing-masing menyimpulkan jenis dan karateristik paragraf yang didapat.

6. Siswa melakuakan tanya jawab dengan guru menyimpulkan karakteristik paragraf persuasif.

7. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru membahas topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasif.

8. Siswa membuat contoh paragraf persuasif yang dibimbing oleh guru.

9. Siswa berlatih membuat paragraf


(38)

persuasif.

10. Siswa dibimbing oleh guru melakukan kegiatan pratulis (membuat kerangka karangan/paragraf).

11. Siswa melakukan kegiatan penulisan yang dibimbing oleh guru .

12. Siswa melakukan kegiatan pascatulis (memeriksa kembali tulisan berkenaan dengan aspek koheren, bahasa, ejaan dan tanda baca, dll) dengan bimbingan guru. 13. Siswa melakukan penulisan kembali

paragraf yang dibuat dengan rapi.

14. Siswa melakukan refleksi dengan bimbingan guru.

15. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari. 16. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Catatan dari observer terhadap pelaksanaan pembelajaran

D. Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen atau alat penelitian digunakan, instrumen harus teruji kesahihan (validitas) dan ketetapannya (reliabililitas) agar hasil data yang didapatkan tidak diragukan.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas suatu instrumen. Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas


(39)

kontruksi dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiono, 2011: 125). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Ahli yang penulis minta pendapatnya adalah Bapak Dr. H. E. Kosasih, M. Pd. salah satu dosen di UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sementara itu, untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan test-retest dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Responden yang dijadikan subjek uji reliabilitas instrumen ini adalah siswa kelas X-E IPA MAN 1 Bandung.

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, adapun rinciannya sebagai berikut.

a. Menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan studi literatur dari KTSP dan Silabus.

b. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, alat-alat yang berhubungan dengan pembelajaran dan lain-lain.


(40)

c. Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian.

d. Melakukan perizinan untuk penelitian dengan memberikan surat izin penelitian yang dikeluarkan fakultas ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

e. Menyusun instrumen untuk pengumpulan data penelitian

f. Melakukan judgment instrumen terhadap dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

g. Analisis dan revisi hasil judgment instrumen. h. Melakukan uji coba instrumen.

i. Menentukan populasi dan sampel yaitu siswa kelas X MAN 1 Kota Bandung, dengan teknik kluster sehingga didapatkan kelas X-E IPA sebagai kelas eksperimen dan kelas X-A IPS sebagai kelas kontrol.

j. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di MAN 1 Kota Bandung dengan tahap sebagai berikut.

a. Melakukan tes awal (pretest) pada masing-masing sampel (eksperimen dan kontrol) dengan tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif sebelum diberikan perlakuan dan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.


(41)

b. Pemberian treatment terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan metode kolaborasi, sedangkan untuk kelas kontrol dengan teknik konvensional.

c. Melakukan tes akhir (postetst) terhadap sampel (eksperimen dan kontrol) dengan soal yang sedikit berbeda dengan soal tes awal namun memiliki bobot yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar atau kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif setelah diberikan perlakuan (treatment).

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir ini data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis, untuk lebih jelasnya dijelaskan seperti di bawah ini.

a. Tahap analisis data, pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap skor atau nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka tahap uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, namun jika data tidak normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik nonparametik dengan teknik Mann-Whitney.

b. Uji hipotesis, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

c. Tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis.


(42)

F. Teknik Penelitian

Bagian ini menjelaskan mengenai teknik penelitian yang terdiri atas dua jenis yaitu, (1) Teknik Pengumpulan Data dan (2) Teknik Pengolahan Data. Penjelasan dari kedua teknik tersebut sebagai berikut.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi yang akan menghasilkan data kuantitatif (primer) dan data kualitatif (sekunder). Adapun uraian dari masing-masing teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut.

a. Teknik Pengumpulan Data Tes (Kuantitatif)

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1993: 123). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kompetensi menulis.

Tes ini digunakan untuk menjaring data kuantitatif (data primer) atau informasi awal dan akhir berkenaan dengan pemahaman dan penguasaan kemampuan menulis paragraf persuasif. Tes yang digunakan sebanyak dua kali, yaitu sebelum mendapat perlakuan (tes awal) dan sesudah mendapat perlakuan (tes akhir).

Tes pertama dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif sebelum mendapatkan perlakuan. Tes kedua


(43)

dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif setelah mendapatkan perlakuan. Setelah hasil tes diperoleh kemudian data tersebut dinilai oleh tiga penilai. Adapun tiga orang yang menjadi penilai yaitu:

1. Jakin Mulyana, S.Pd., M. Pd. Guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Kota Bandung

2. Risma Putri H. W., Mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

3. Veni Septiani, Mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya, dilakukan perhitungan agar didapatkan nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Menghitung Nilai Tes 100 x al skormaksim

skor Nilai

Setelah nilai didapatkan kemudian untuk mengetahui korelasi antarketiga penguji tersebut digunakan uji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang digunakan untuk mengukur reliabilitas penilaian antarpenguji yang satu dengan yang lainnya bagi setiap testi. Uji reliabilitas ini berdasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai berikut.


(44)

Tabel 3.8 Format ANAVA

Sumber Variansi SS Db Variansi

Dari testi SSt∑dt2 N-1 Vt=

Dari penguji SSp∑Xd2p K-1 -

Dari kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1)

Setelah itu, dilakukan perhitungan dengan rumus:

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari Vt = variansi dari testi Vkk = variansi dari kekeliruan

kemudian nilai dimasukan ke dalam tabel Guilford sebagai berikut. Tabel 3.9

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20 Tidak ada kolerasi

0,20 - 0,40 Korelasi rendah

0,40 - 0,60 Korelasi sedang

0,60 - 0,80 Korelasi tinggi

0,80 - 0,90 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

Sumber: (Subana dan Sudrajat, 2005:104) Setelah dilakukan uji reliabilitas antarpenimbang kemudian nilai tersebut dikelompokkan menggunakan Penilaian Acuan Kriteria (PAK) yang dikemukakan


(45)

Burhan Nurgiyantoro (2010: 250 ). Penilain Acuan Kriteria dikenal pula dengan sebutan standar mutlak. PAK berusaha menafsirkan hasil tes yang diperoleh peserta didik dengan membandingkannya dengan patokan atau kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria PAK yang digunakan mengacu pada contoh PAK yang dicontohkan Nurgiyantoro (2010: 250). PAK yang dimaksud sebagai berikut.

Tabel 3.10

Penilaian Acuan Kriteria dengan Skala Empat Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat

Keterangan 4 – 1 A – D

86 – 100 4 A Baik Sekali

76 – 85 3 B Baik

56 – 75 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

Disadur dari Nurgiyantoro (2010: 253) dengan sedikit perubahan PAK berusaha menafsirkan hasil tes yang diperoleh peserta didik dengan membandingkannya dengan patokan atau kritria yang telah ditetapkan. Nilai seorang peserta didik yang ditafsirkan dengan standar mutlak PAK sekaligus yang dibelajarkan atau yang tidak jarang diredusir menjadi penguasaan bahan ajar menunjukkan tingkat penguasaannya terhadap kompeten (Nurgiyantoro, 2010: 254).


(46)

b. Teknik Pengumpulan Data Observasi (Kualitatif)

Observasi digunakan untuk memperoleh data kualitatif (data sekunder) yang berkenaan dengan penilain proses pembelajaran atau treatment. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengetahui apakah guru (peneliti) dan siswa melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP atau tidak. Selain itu, observasi digunakan untuk memastikan bahwa di kelas eksperimen digunakan metode kolaborasi sedangkan di kelas kontrol tidak digunakan metode kolaborasi.

Dalam pengumpulan data observasi, masing-masing dinilai oleh tiga orang penilai. Adapun yang menjadi penilai/observer yaitu:

1. Jakin Mulyana, S.Pd., M.Pd. Guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Kota Bandung (Observer 1)

2. Putri Permata Sakti, Mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Sejarah (Observer 2) 3. Veni, Mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Sejarah (Observer 3)

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam pengolahan atau analisis data yaitu mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.


(47)

a. Teknik Pengolahan Data Tes

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan penghitungan data menggunakan Software Microsoft Office Excel dan Statistical Passage for Social Science (SPSS) versi 16.00. 2007 for Windows dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan data tes untuk mencari nilai rat-rata (mean), nilai tengah (median), mode, standar diviasi, nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum).

2) Melakukan uji normalitas, menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dengan SPSS

Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan nilai probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :

a) Jika nilai probabilitas > 0,05 , maka distribusi dari data memenuhi asumsi normal.

b) Jika nilai probabilitas < 0,05 , maka distribusi dari data tidak memenuhi asumsi normal.

Jika data yang dihasilkan berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dengan uji Levene Statistic (Homogenitas).

3) Melakukan uji homogenitas

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari variansi populasi sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik


(48)

yang sama. Uji dilakukan pada kelompok penelitian, dengan menggunakan Uji Levene Statistic, yang mana hipotesisnya sebagai berikut.

a) Hipotesis uji homogenitas yaitu: Ho = Data tidak homogen

Ha = Data homogen b) Kriteria uji homogenitas

Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka Ho diterima 4) Melakukan uji hipotesis (t-test)

Uji hipotesis dihitung menggunakan aplikasi SPSS 16.00 for windows analisis Paired Sample T-Test dengan asumsi kedua varians berada dalam taraf signifikansi 0,05. Paired Sampel T-Test digunakan untuk malakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata sama. Misalnya, perbedaan nilai rata-rata menulis paragraf persuasif saat tes awal (pretest) dengan tes akhir (posttest). Dengan demikian, uji ini bertujuan untuk membedakan rata-rata nilai statistika parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel adalah t-test atau uji-t.

Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, maksud dari pernyataan tersebut ialah ialah sebesar 95% sampel mewakili nilai populasi tempat sampel berasal. Terdapat dua hipotesis dalam melakukan uji hipotesis, yaitu H0 (Hipotesis nol) dan Ha (Hipotesis alternatif).


(49)

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.

Pengambilan keputusan:

Terima H0 jika probabilitas > 0,05 Tolak H0 jika probabilitas < 0,05

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa maka dilakukan uji gain ternormalisasi maka secara kasar akan dapat mengukur keefektifan suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.

g

=

Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, indeks gain akan digunakan apabila rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol berbeda. Kriteria interpretasi indeks gain yang dikemukakan oleh Hake, yaitu.

Tabel 3. 11 Kriteria Gain

Indeks Gain Interpretasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g ≤ 0,70 Sedang


(50)

b. Teknik Pengolahan Data Observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengumpulkan data-data tambahan (sekunder). Pada penelitian ini, pengolah hasil observasi tidak menggunakan rumus statistik. Data yang terkumpul dianalisis dan ditelaah kemudian ditarik kesimpulannya setelah ditambahkan pertimbangan dari catatan observasi.

Data observasi berfungsi untuk membuktikan apakah guru (peneliti) dan siswa melakukan kegiatan sesuai dengan yang ada di RPP atau tidak. Selain itu, data obervasi juga berfungsi sebagai pedoman untuk membedakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan metode kolaborasi dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kolaborasi.

Setelah semua data dikumpulkan dan diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan membahas data tersebut agar diperoleh kesimpulan.


(51)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perolehan nilai rata-rata menulis paragraf persuasif di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi mengalami peningkatan sebesar 22,6. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.

2. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis kelas kontrol, diperoleh nilai probabilitas pada signifikansi equal variances not assumed (2-tailed) adalah 0,000. Probabilitas 0,000 membuktikan α < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas kontrol sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tanpa menggunakan metode kolaborasi.

3. Berdasarkan hasil tes awal kelas eksperimen hanya ada satu siswa yang mampu mencapai target nilai KKM, sedangkan dari hasil tes akhir terjadi peningkatan siswa yang mencapai target nilai KKM yaitu sebanyak empat belas orang. Sementara itu, hasil tes awal di kelas kontrol belum ada siswa yang mencapai target nilai KKM, sedangkan hasil dari tes akhir siswa yang


(52)

mencapai nilai KKM berjumlah enam orang. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang menggunakan metode kolaborasi dengan kemampuan siswa yang tidak menggunakan metode kolaborasi terbukti pada perolehan nilai KKM kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memiliki saran sebagai berikut.

1. Metode kolaborasi dapat digunakan sebagai metode alternatif pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. Dengan menggunakan metode ini, siswa lebih mudah menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan menggunakan metode kolaborasi dapat menjadikan pembelajaran menulis lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Penulis berharap penggunaan metode kolaborasi dapat diterapkan pada pembelajaran menulis lainnya, misalnya menulis naskah pidato, cerpen, dan biografi, karena metode ini sangat membantu siswa dalam menyimpan, menata, dan mengembangkan ide atau gagasan tulisan yang akan dibuat.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjas, Maidar G. dan Ridwan, Sakura H. (1999). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C dan Senny Suzanna Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis Cara Baru dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Finoza, L. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Gie, T. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Iskandarwassid dan Dunendar, Dadang. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idris, N. S. (2010). ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Makalah pada Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI, Bandung.

Kemala, Y. (2007). Model Pembelajaran Menulis Resensi Novel dengan Menggunakan Metode Kolaborasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2005-2006. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan. Khajar, S. (2012). Penerapan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam

Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Mahanani, T. (2008). Pengembangan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Karangan Narasi sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(54)

Nurhayati, Y. (2009). Penerapan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi dengan Fokus Kalimat Efektif (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPEF Yogyakarta.

Otoluwa, M. H. dan Liwaha, Kartin. (2007). “Peningkatan Keterampilan Mahasiswa dalam Menulis Bahasa Inggris dengan Menggunakan Pendekatan Komutikatif”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 13, (64), 137.

Parera. (1987). Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Roshilawatie, I. (2012). Penerapan Teknik Garis Tembak (Firing Line) dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Semi, M.A. (1995). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Mugantara. Slamet, St. Y. (2006). “Penerapan Action Reseach pada Kegiatan Belajar

Mengajar”. WIDYAPARWA, Jurnal Ilmiah Kebahasaan. 34, (1), 16. Subana, H.M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung:

Pustaka Media

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsudin dan Vismaia, S.D. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: remaja Rosdakarya.

Tarigan, D. (2009). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (1991). Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(55)

Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

___________. (1994). Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(1)

65

b. Teknik Pengolahan Data Observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengumpulkan data-data tambahan (sekunder). Pada penelitian ini, pengolah hasil observasi tidak menggunakan rumus statistik. Data yang terkumpul dianalisis dan ditelaah kemudian ditarik kesimpulannya setelah ditambahkan pertimbangan dari catatan observasi.

Data observasi berfungsi untuk membuktikan apakah guru (peneliti) dan siswa melakukan kegiatan sesuai dengan yang ada di RPP atau tidak. Selain itu, data obervasi juga berfungsi sebagai pedoman untuk membedakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan metode kolaborasi dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kolaborasi.

Setelah semua data dikumpulkan dan diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan membahas data tersebut agar diperoleh kesimpulan.


(2)

132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perolehan nilai rata-rata menulis paragraf persuasif di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi mengalami peningkatan sebesar 22,6. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan metode kolaborasi.

2. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis kelas kontrol, diperoleh nilai probabilitas pada signifikansi equal variances not assumed (2-tailed) adalah 0,000. Probabilitas 0,000 membuktikan α < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif di kelas kontrol sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tanpa menggunakan metode kolaborasi.

3. Berdasarkan hasil tes awal kelas eksperimen hanya ada satu siswa yang mampu mencapai target nilai KKM, sedangkan dari hasil tes akhir terjadi peningkatan siswa yang mencapai target nilai KKM yaitu sebanyak empat belas orang. Sementara itu, hasil tes awal di kelas kontrol belum ada siswa


(3)

133

mencapai nilai KKM berjumlah enam orang. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif yang menggunakan metode kolaborasi dengan kemampuan siswa yang tidak menggunakan metode kolaborasi terbukti pada perolehan nilai KKM kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memiliki saran sebagai berikut.

1. Metode kolaborasi dapat digunakan sebagai metode alternatif pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. Dengan menggunakan metode ini, siswa lebih mudah menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan menggunakan metode kolaborasi dapat menjadikan pembelajaran menulis lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Penulis berharap penggunaan metode kolaborasi dapat diterapkan pada pembelajaran menulis lainnya, misalnya menulis naskah pidato, cerpen, dan biografi, karena metode ini sangat membantu siswa dalam menyimpan, menata, dan mengembangkan ide atau gagasan tulisan yang akan dibuat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjas, Maidar G. dan Ridwan, Sakura H. (1999). Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C dan Senny Suzanna Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis Cara Baru dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Finoza, L. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Gie, T. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Iskandarwassid dan Dunendar, Dadang. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idris, N. S. (2010). ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Makalah pada Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI, Bandung.

Kemala, Y. (2007). Model Pembelajaran Menulis Resensi Novel dengan Menggunakan Metode Kolaborasi pada siswa kelas XI SMA

Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2005-2006. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan. Khajar, S. (2012). Penerapan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam

Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi

Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Mahanani, T. (2008). Pengembangan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran

Karangan Narasi sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi Sarjana Pendidikan pada

FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


(5)

Nurhayati, Y. (2009). Penerapan Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran

Menulis Paragraf Eksposisi dengan Fokus Kalimat Efektif (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPEF Yogyakarta.

Otoluwa, M. H. dan Liwaha, Kartin. (2007). “Peningkatan Keterampilan Mahasiswa dalam Menulis Bahasa Inggris dengan Menggunakan

Pendekatan Komutikatif”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 13, (64), 137.

Parera. (1987). Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Roshilawatie, I. (2012). Penerapan Teknik Garis Tembak (Firing Line)

dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Semi, M.A. (1995). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Mugantara.

Slamet, St. Y. (2006). “Penerapan Action Reseach pada Kegiatan Belajar Mengajar”. WIDYAPARWA, Jurnal Ilmiah Kebahasaan. 34, (1), 16.

Subana, H.M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Media

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsudin dan Vismaia, S.D. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: remaja Rosdakarya.

Tarigan, D. (2009). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (1991). Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

___________. (1994). Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (2011). Pedoman Penulisan Karya


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 18 51

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (Think Pair Share) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MAN 1 Metro Semester Genap TP 2011/2012)

0 12 55

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNTIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada materi Ekosistem Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2014/2015)

11 36 64

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

0 0 13

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA SMA KELAS X DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

0 0 12

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK

0 0 8